OLEH :
KP.12.19.001
DENPASAR
2020/2021
1
No KP Kasus Strategi Pelaksanaan
2
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. W
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Mei 2021, di ruang Sri Kresna RSJ. Provinsi
Bali, dengan sumber data yaitu klien, perawat ruangan, catatan medik, pemeriksaan fisik
dan observasi
1. Identitas Klien
Ruang Rawat : Sri Kresna Tanggal Masuk : 15 Mei 2021
Initial : Ny.W No RM : 03-12-84
Umur : 36 tahun Status : Kawin
Pekerjaan : Petani Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Alasan Masuk
a. Keluhan Utama Saat MRS
Mengamuk dan melempar-lempar batu dijalan.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Ny.W mengatakan sering marah-marah karena ingat dengan suaminya, Ny.W
mengatakan bila emosi muncul Ny.W suka melempar-lempar barang, Ny.W tidak
tahu cara mengontrol emosinya. Ny.W tampak tenang, namun pandangan masih
tampak tajam dan terkadang nada suaranya tinggi.
c. Riwayat Penyakit
Keluarga Ny. W mengatakan sebelumnya Ny. W tidak memiliki riwayat Sakit
Jiwa, anggota keluarga juga tidak ada yang sakit jiwa.
3. Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya Tidak
__________________________________________________
b. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Keterangan :
= Laki – laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Bercerai
5
Penjelasan : klien anak ke 6 dari 7 bersaudara, klien tinggal bersama kakak ke 4. Yang
mengambil keputusan dalam keluarga adalah kakaknya. Komunikasi dalam
keluarga kurang harmonis karena kakaknya sibuk bekerja berangkat pagi pulang
sore sehingga klien kurang mendapatkan perhatian dari kakaknya.
Masalah Keperawatan: Koping Keluarga Inefektif.
b. Konsep Diri
(1) Citra diri
Klien menyatakan menyukai semua anggota tubuhnya
(2) Identitas diri
Klien dapat menyebutkan nama, umur, alamat dengan jelas dan klien puas
menerima kodratnya sebagia perempuan.
(3) Peran diri
Klien dirumah berperan sebagai adik dan di RS berperan sebagai pasien, dan
dirumah selalu membantu pekerjaan rumah.
(4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan bias berkumpul dengan
keluarganya.
(5) Harga diri
Klien mengatakan lebih senang sendiri dan berinteraksi dengan orang lain
jika ada hal yang penting-penting saja.
c. Hubungan Sosial
(1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti adalah kakaknya, karena klien
membicarakan sesuatu dan meminta bantuan terhadap kakaknya walaupun
kadang kakaknya jarang di rumah dan sibuk bekerja.
(2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok, dan
masyarakat. Klien mengatakan hanya berdiam diri dirumah dan suka
membantu kakaknya membersihkan rumah.
(3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
6
Klien mengatakan lebih senang sendiri dan berinteraksi dengan orang lain jika
ada hal yang penting-penting saja.
d. Spiritual
(1) Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama Hindu, dan klien mengakui agama yang
di anutnya
(2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu bersembahyang setiap harinya. Sebelum sakit klien
kerap melakukan persembahyangan di sekeliling rumahnya. Setiap ada
upacara agama ataupun hari raya klien pun selalu melakukan
persembahyangan ke pura-pura. Akan tetapi semenjak sakit klien hanya
berdiam di dalam kamarnya saja.
7. Status Mental
a. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakian Cara berpakian
Tidak sesuai tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Klien terlihat tidak rapi dalam berpakaian, klien mengenakan baju, celana training
dan mengenakan sandal untuk alas kaki.
b. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
7
c. Aktifitas Motorik
Penurunan
Hipokinesia Katalepsia
d. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan :
Pasien mengatakan sedih, karena jauh dari keluarga dan ingin bertemu dengan
kakaknya karena pasien berada di RSJ.
e. Afek dan Emosi
Adequat Inadequat Datar/dangkal Tumpul
Labil Anhedonia Kesepian Eforia
Ambivalensi Apatis Marah Cemas
Jelaskan :
Pasien mengatakan sering marah-marah karena ingat dengan suaminya, Ny.W
mengatakan bila emosi muncul Ny.W suka melempar-lempar barang, Ny.W tidak
tahu cara mengontrol emosinya
f. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Gagap
Kontak mata kurang Defensif Membisu
Jelaskan :
8
Interaksi klien saat berwawancara bagus, namun kontak mata klien sedikit buruk
g. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Isi________________________________________________
Frekuensi__________________________________________
Waktu_____________________________________________
Situasi Pencetus____________________________________
Respon____________________________________________
h. Arus Pikir
Koheren Inkoheren Sirkumstansial
Tangensial Asosiasi longgar Flight of ideas
Bloking Perseverasi Logorea
Jelaskan :
Klien mampu menjawab pertanyaan perawat, bebicara cepat dan agak meninggi,
pasien mau diajak mengobrol.
i. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Personalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Jelaskan :
Yaitu pikiran yang selalu muncul walaupun klien selalu berusaha
menghilangkannya, yakni pikiran akan klien yang marah saat mengingat mantan
suaminya.
j. Bentuk Pikir
Realistik Non Realistik
Jelaskan :
Walaupun klien bicara dengan nada keras akan tetapi saat di lakukan pengkajian
klien mampu menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan yang diberikan.
k. Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
9
Jelaskan :
Klien memiliki tingkat kesadaran yang baik yakni composmentis. Selain itu
orientasi waktu, tempat dan orang pada klien pun baik.
l. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
jangka panjang jangka pendek
Jelaskan :
Pasien mengatakan dirinya seperti sekarang karena mantan suaminya.
12
11. Pengetahuan
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya___________________________________________
Jelaskan :
Klien menyadari akan penyakit yang dideritanya klien tidak mengetahui
kegunaan obat yang didapatkannya dan tidak mengetahui nama obat yang
dikonsumsinya. Klien hanya berharap proses penyembuhan pada dirinya.
13
14. Rumusan Masalah
Gangguan Sensori Persepsi: Resiko Perilaku Kekerasan
15. Pohon Masalah
Resiko m
Risiko Perilaku Kekerasan (pada diri sendiri, Akibat
orang lain, lingkungan, dan verbal)
14
B. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
15
PERENCANAAN TINDAKAN
Perencanaan
Tgl. Dx.Kep Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria Hasil
15 Perilaku TUM: 1. Klien mau 1. Beri salam/panggil nama 1.Untuk membina hubungan
Mei kekerasan Klien tidak membalas salam a. Sebutkan nama perawat saling percaya.
2021 mencederai diri 2. Klien mau menjabat b. Jelaskan maksud hubungan interaksi 2.Agar lebih dekat dengan
TUK: tangan c. Jelaskan akan kontrak yang akan klien.
1. Klien dapat 3. Klien mau dibuat 3.Agar klien mengetahui
membina hubungan menyebutkan nama d. Beri rasa aman dan empati tujuan dari interaksi yang
saling percaya 4. Klien mau kontak e. Lakukan kontak sering dilakukan
mata 4.agar klien mau menerima
5. Klien mau dan percaya dengan perawat
mengetahui nama 5.Agar klien mau
perawat menerimabantuan perawat
Pasien mampu : Setelah dilakukan SP Pasien SP 1 :
Mengontrol pertemuan 2 - 4 x SP 1 Pasien : Mengidentifikasi 1. Agar pasien percaya
perilaku klien mampu Perilaku Kekerasan dan Latihan kepada perawat
mengontrol perilaku Fisik 1 dan 2 2. Agar pasien mampu
16
kekerasan sesuai kekerasan dengan cara 1. Membina hubungan saling percaya mengontrol perilaku
dengan strategi : 2. Menjelaskan dan melatih cara kekerasan secara fisik
pelaksanaan 1. Mengontrol dengan mengontrol perilaku kekerasan dengan 3. Supaya pasien mampu
tindakan cara latihan fisik 1 dan cara fisik 1 &2. menjelaskan perasaannya
keperawatan 2. 3. Tanyakan bagaimana perasaan klien setelah melakukan kegiatan
2. Minum obat dengan setelah melakukan kegiatan. 4. Agar klien dapat
prinsip 6 benar minum 4. Masukkan pada jadwal kegiatan melakukan kegiatan dengan
obat. untuk latihan fisik 1 & 2. teratur dan melakukan
3. Mengontrol dengan evaluasi
cara verbal
4. Mengontrol dengan
cara spiritual SP 2 Pasien : Melatih cara SP 2 :
mengontrol Perilaku Kekerasan 1. agar pasien tidak melukai
dengan cara 6 benar minum obat diri maupun orang di
1. Evaluasi cara mengontrol perilaku sekitrnya.
kekerasan dengan cara latihan fisik 1
& 2. 2. agar pasien mau minum
2. Menjelaskan cara mengontrol obat supaya cepat pulih
perilaku kekerasan dengan cara
minum obat (6 benar)
3. Tanyakan bagaimana perasaan klien 3. .Untuk mengetahui
17
setelah melakukan kegiatan. keberhasilan dari kegiatan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan sebelumnya
harian minum obat (6 benar) 4. untuk membantu
mempercepat pemulihan
19
TINDAKAN KEPERAWATAN
P:
Lanjutkan SP1
Senin, 17 Perilaku Kekerasan SP 1 Pasien : Strategi Pelaksanaan 1 S : Klien mengatakan hanya Giri
Mei 2021 Mengidentifikasi Perilaku (Latihan fisik 1 dan 2) marah apabila ingat dengan
Kekerasan dan Latihan a) Membina hubungan saling suaminya.
Fisik 1 dan 2 percaya
1. Membina hubungan saling b) Mengidentifikasi penyebab O : Klien tampak tenang
percaya terjadinya perilaku kekerasan dan mampu melakukan
2. Menjelaskan dan melatih pada pasien latihan fisik (memukul
cara mengontrol perilaku c) Menjelaskan dan melatih cara bantal) seperti yang sudah
kekerasan dengan cara fisik 1 mengontrol perilaku kekerasan dijelaskan.
&2. dengan cara latihan fisik
3. Tanyakan bagaimana (memukul bantal) A : Perilaku kekerasan tidak
21
perasaan klien tampak.
setelah melakukan kegiatan. SP 1 Pasien tercapai, pasien
4. Masukkan pada jadwal mampu mengontrol perilaku
kegiatan untuk latihan fisik 1 kekerasan dengan cara
& 2. latihan fisik
P : Lanjutkan SP 2 Perilaku
kekerasan dan Evaluasi SP 1
Selasa, 18 Perilaku Kekerasan SP 2 Pasien : Strategi Pelaksanaan 2 S : Klien mengatakan Giri
Mei 2021 Melatih cara mengontrol (mengontrol perilaku merasa tenang dan nyaman
Perilaku Kekerasan dengan kekerasan dengan 6 benar setelah meminum obatnya.
cara 6 benar minum obat minum obat) Klien merasa lebih
1. Evaluasi cara mengontrol 1. Evaluasi pertemuan mengantuk setelah minum
perilakukekerasan dengan sebelumnya dengan pasien SP1 obat.
cara latihan fisik 1 & 2. mengontrol perilaku kekerasan
2. Menjelaskan cara dengan latihan fisik O : Klien tampak tenang
mengontrol perilaku 2. Latih cara mengontrol setelah minum obat dan
kekerasan dengan cara halusinasi dengan patuh minum tidak ada perilaku gelisah
minum obat (6 benar) obat. (Jelaskan pentingnya dan bingung tampak pada
3. Tanyakan bagaimana penggunan obat, akibat bila obat pasien. Klien tampak tidur
perasaan klien setelah tidak digunakan sesuai program, 15 menit setelah minum
22
melakukan kegiatan. akibat bila putus obat, cara obat.
4. Masukkan pada jadwal mendapatkan obat/berobat.
kegiatan harian minum obat Jelaskan prinsip 6 benar minum A : Klien tidak bisa minum
(6 benar) obat: jenis, waktu, dosis, obat sendiri dan selalu
frekuensi, cara dan kontinuitas diawasi perawat.
minum obat. SP 2 belum optimal
3. Menanyakan perasaan dan
pendapat klien setelah minum P : Lanjutkan SP 3 Perilaku
obat. kekerasan dan evaluasi
kegiatan 1 dan 2.
Rabu, 19 Perilaku Kekerasan SP 3 Pasien : Mengontrol Strategi Pelaksanaan 3 S : Klien mengatakan Giri
Mei 2021 Perilaku Kekerasan dengan (mengontrol perilaku kurang pandai dalam
Cara Verbal kekerasan dengan cara verbal) mengungkapkan apa yang
1. Evaluasi cara mengontrol 1. Evaluasi cara mengontrol dirasakan nya. Klien lebih
perilaku kekerasan dengan perilaku kekerasan dengan cara memilih diam dan tidak
cara latihan fisik 1 & 2 dan latihan fisik dan 6 benar minum mengungkapkan apa
minum obat (6 benar) obat. yang ada dalam fikiran nya.
2. Menjelaskan dan melatih 2. Menjelaskan dan melatih cara Oleh sebab itu klien sering
cara mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan mengamuk jika masalah nya
kekerasan dengan cara verbal: dengan cara verbal yaitu menumpuk.
mengungkapkan, meminta, meminta, mengungkapkan, dan O : Klien mampu menolak
23
dan menolak dengan benar 3. menolak dengan benar. dan meminta dengan benar.
Tanyakan bagaiaman 3. Berikan pujian dan tanya Klien kurang bisa dalam
perasaan klien setelah bagaimana perasaan pasien mengungkapkan apa yang
melakukan kegiatan. 4. setelah melakukan latihan. dirasakan nya.
Masukkan pada jadwal
kegiatan harian mengontrol A : Latihan SP 3 belum
perilaku kekerasan dengan optimal
cara verbal
P : Lanjutkan SP 4 dan
evaluasi kegiatan 1, 2 dan 3.
Kamis, 20 Perilaku Kekerasan SP 4 Pasien : Mengontrol Strategi Pelaksanaan 4 S : Klien mengatakan rajin Giri
Mei 2021 PerilakuKekerasan dengan (mengontrol perilaku sembahyang selama
cara Spiritual kekerasan dengan cara dirumah. Saat di rawat klien
1. Evaluasi cara mengontrol spiritual) malas sembahyang, namun
perilaku 1. Evaluasi cara mengontrol klien sudah mulai beribadah
kekerasan dengan cara latihan perilaku kekerasan dengan cara selama dirawat tetapi tidak
fisik 1 & 2, minum obat 6 latihan fisik, 6 benar minum dilakukan penuh.
benar, dan cara verbal obat, dan cara verbal.
2. Menjelaskan cara 2. Menjelaskan cara mengontrol O : Klien tampak melakukan
mengontrol perilaku perilaku kekerasan dengan persembahyangan
kekerasan cara spiritual (latih spiritual (beribadah, diruangan.
24
2 kegiatan) sembahyang, berdoa, membaca
3. Tanya perasaan klien kitab suci) A : Latihan SP 3 belum
setelah melakukan kegiatan optimal
4. Memasukkan pada jadwal
kegiatan harian untuk latihan P : Pertahankan Intervensi
mengontrol perilaku Lakukan Evaluasi SP 1,2,3
kekerasan dengan cara dan 4.
spiritual
EVALUASI KEPERAWATAN
O:
-klien tampak menjawab salam
- Klien tampak tenang dan mampu melakukan latihan fisik
(memukul bantal) seperti yang sudah dijelaskan.
- Klien tampak tenang setelah minum obat dan tidak ada perilaku
gelisah dan bingung tampak pada pasien. Klien tampak tidur 15
menit setelah minum obat.
- : Klien mampu menolak dan meminta dengan benar.
- Klien tampak melakukan persembahyangan diruangan.
A:
Tujuan Tercapai
P:
Pertahankan Intervensi
26
STRATEGI PELAKSANAAN PERILAKU KEKERASAN
28
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik I
ORIENTASI:
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Giri Adi Antari, panggil saya Tari, saya perawat yang
dinas di ruangan 9 ini, Nama Ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Ibu saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah Ibu”
“Berapa lama Ibu mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan Ibu marah?, Apakah sebelumnya Ibu pernah marah? Terus,
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang
membuat Ibu marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti Ibu stress karena kehilangan Suami Ibu, apa yang Ibu
rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah Ibu merasakan kesal kemudian dada Ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang Ibu lakukan? O..iya, jadi Ibu marah-marah, mengamuk dan melempar-
lempar batu dijalan, apakah dengan cara ini stress ibu hilang?
Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang Ibu lakukan? Betul, orang” jadi takut Ibu mengamuk dan
melempar” batu. Menurut Ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Ibu belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bu. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik.
Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini Bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Ibu rasakan maka Ibu berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan
5 kali. Bagus sekali, Ibu sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”
TERMINASI
29
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah Ibu yang lalu, apa yang Ibu
lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya Bu.
‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya Bu, berapa kali sehari Ibu mau latihan napas dalam?, jam
berapa saja Bu?”
”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya Bu, Selamat pagi”
30