Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL MAGANG

“IMPLEMENTASI PENYELESAIAN SENGKETA AKAD MU’AMALAH PADA


PENGADILAN AGAMA GRESIK”

Jl. Wahidin Sudiro Husodo No. 45, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa timur, 61121.
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Mata Kuliah Magang

Disusun oleh:
Ifa Chanifatul Aini
NIM. 190711100083

PROGRAM STUDI HUKUM BISNIS SYARIAH


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MAGANG FAKULTAS KEISLAMAN

Judul Magang : Implementasi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Mediasi Dalam Perkara Perdata Ekonomi Syariah Di Pengadilan
Agama Gresik
Nama Lengkap : Ifa Chanifatul Aini
NIM : 190711100083
Program Studi : Hukum Bisnis Syariah
Fakultas : Keislaman
Semester : V/Lima
Nomor HP : 089681879896
E-mail : Ifachanifa053@gmail.com
Tempat Magang : Pengadilan Agama Gresik
Waktu Pelaksanaan : 20 Desember – 12 Februari 2022

Surabaya, 08 Desember 2021


Menyetujui,
Peserta Magang Dosen Pembimbing Magang

Ifa Chanifatul Aini Muttaqin Choiri, S.HI., M.HI.

NIP.190711100083 NIP.198409262018031001

Mengetahui,
Koorprodi HBS

Mohammad Hipni , S.H.I., M.H.I.


NIP. 198001172014041001
A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan pertolongan


dari manusia lainnya. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia dengan manusia disebut sebagai muamalah.
pengertian muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan tata cara hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan muamalah antara lain adalah beli, sewa menyewa,
piutang piutang, dan lain sebagainya.

Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar manusia dengan manusia


untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang harmonis. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 2. Seperti yang sudah diketahui, hubungan baik antar
manusia perlu dijaga agar tercipta masyarakat yang rukun dan harmonis saat menjalani kehidupan
sehari-hari. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia ini disebut sebagai muamalah atau
dalam bahasa Arab memiliki arti saling berbuat1.

Permasalahan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan akan berkembang menjadi


sengketa apabila pihak yang mengalami kerugian menyatakan rasa ketidakpuasan, baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab atas
ketidakpuasannya itu. Secara prinsip dalam hal penegakan hukum di Indonesia hanyalah dilakukan
oleh kekuasaan kehakiman yang dilembagakan secara konstitusional yang lazim disebut badan
yudikatif sesuai dengan pasal 24 UUD 1945. Dengan demikian yang berwenang memeriksa dan
mengadili sengketa hanyalah badan peradilan yang bernaung di bawah kekuasaan kehakiman yang
berpuncak di Mahkamah Agung Republik Indonesia2.

Penyelesaian sengketa muamalah dalam tradisi Islam sudah dilakukan sejak masa Nabi
Muhamad Saw. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pengadilan yang dikenal sekarang dengan
istilah litigasi dan melalui jalur shulh, fatwa, tahkîm, mazhâlim, dan hisbah atau yang dikenal
sekarang dengan istilah nonlitigasi. Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa muamalah khusus yang
berlaku pada saat ini hampir sama dengan yang berlaku pada masa Rasulullah. Jalur litigasi melalui

1
Hasbi Ash-Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2015), hlm. 11
2
Syukri Iska, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2012), h. 286
lembaga-lembaga peradilan dan jalur nonlitigasi melalui perdamaian atau alternative dispute
resolution (ADR) dikenal dalam fikih dengan istilah shulh, sedangkan jalur melalui arbitrase atau
yang dikenal dalam fikih sebagai tahkîm3.

Penyelesaian sengketa akad muamalah di indonesia dapat dilakukan dengan dua proses,
yaitu penyelesaian sengketa di dalam pengadilan dan di luar pengadilan. Proses penyelesaian tertua
adalah melalui proses litigasi di dalam pengadilan. Pengadilan dijadikan the frist and last resort
dalam penyelesaian sengketa. Setiap penyelesaian sengketa yang timbul di dalam masyarakat
diselesaikan melalui pengadilan, karena dianggap bisa memberikan keputusan yang adil.

B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa lebih memahami teori juga mendapatkan pengalaman kerja, sehingga
memiliki pegetahuan, sikap dan keterampilan dibidangnya.
b. Mengetahui praktik kerja di Pengadilan Agama Gresik dan Mengembangkan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
didapat selama praktik magang.
c. Dengan berpraktik di Pengadilan Agama, dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan atas pengetahuan mahasiswa dalam hal bidang peradilan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami prosedur mediasi perkara perdata di Pengadilan Agama
Gresik.
b. Mengetahui dan memahami implementasi penyelesaian sengketa akad Mu’amalah di
Pengadilan Agama Gresik.

C. Target dan Sasaran Magang


1. Target Magang
a. Mampu mengetahui pelaksanaan prosedur dan mekanisme mediasi perkara perdata di
Pengadilan Agama Gresik.

3
Maskufa, PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, Al-Iqtishad: Vol.
V, No. 1, Januari 2013 halaman 117.
b. Mampu Mengetahui implementasi penelesaian sengketa akad muamalah di
Pengadilan Agama Gresik.
2. Sasaran Magang
Semua Pihak di Pengadilan Agama Gresik baik Hakim, Panitera, beserta Mediator.

D. Pelaksana Magang
1. Nama Kegiatan
Magang Mahasiswa S1 Program Studi Hukum Bisnis Syariah Fakultas Keislaman
Universitas Trunojoyo.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan magang akan dilaksanakan mulai tanggal 20 Desember s.d 12 Februari
2022, dengan jam kerja menyesuaikan jadwal yang diberikan oleh Sekretaris Pengadilan
Agama Gresik,yakni dimulai dari jam 08.00-16.00 WIB.
3. Tempat Pelaksanaan
Pengadilan Agama Gresik yang beralamatkan di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 45
Kebomas,Kabupaten Gresik, Jawa timur, 61121
4. Pelaksana Magang
Nama Lengkap : Ifa Chanifatul Aini
TTL : Pasuruan,04 Mei 2000
NIM : 190711100083
Program Studi : Hukum Bisnis Syariah
Fakultas : Keislaman
Semester : V/Lima
Alamat : Jl. Mbah Semarang, Dusun Kiringan, RT 003/RW004, Wonojati,
GondangWetan
Nomor HP : 089681879896
E-mail : Ifachanifa053@gmail.com
E. Tinjauan Pustaka
1. Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian sengketa adalah suatu penyelesaian perkara yang dilakukan antara salah satu
pihak dengan pihak yang lainnya. Penyelesaian sengketa terdiri dari dua cara yaitu melalui litigasi
(pengadilan) dan non litigasi (luar pengadilan). Dalam proses penyelesaian sengketa melalui
litigasi merupakan sarana terakhir (ultimum remidium) bagi para pihak yang bersengketa setelah
proses penyelesaian melalui non litigasi tidak membuahkan hasil. Menurut Pasal 1 angka 10
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
penyelesaian sengketa melalui non litigasi (luar pengadilan) terdiri dari 5 cara yaitu4:

• Konsultasi: suatu tindakan yang dilakukan antara satu pihak dengan pihak yang lain yang
merupakan pihak konsultan.
• Negosiasi: penyelesaian di luar pengadilan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan
bersama atas dasar kerja sama yang lebih harmonis
• Mediasi: penyelesaian melalui perundingan untuk mencapai kesepakatan di antara para
pihak dengan dibantu oleh mediator.
• konsiliasi: penyelesaian sengketa dibantu oleh konsiliator yang berfungsi menengahi para
pihak untuk mencari solusi dan mencapai kesepakatan di antara para pihak.
• Penilaian Ahli: pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis dan sesuai dengan
bidang keahliannya.

Akan tetapi dalam perkembangannya, ada juga bentuk penyelesaian di luar pengadilan
yang ternyata menjadi salah satu proses dalam penyelesaian yang dilakukan di dalam pengadilan
(litigasi). Contohnya mediasi. Dari pasal tersebut kita ketahui bahwa mediasi itu adalah
penyelesaian di luar pengadilan, akan tetapi dalam perkembangannya, mediasi ada yang dilakukan
di dalam pengadilan. Di dalam Pasal 1 angka 1 Undang - Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menjelaskan bahwa penyelesaian sengketa di luar
pengadilan mengenal adanya cara arbitrase yaitu penyelesaian suatu sengketa perdata di luar

4
Frans Hendra Winarta. 2012. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar Grafika. Hal 25.
pengadilan yang di dasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa5.

2. Akad Mu’amalah

Didalam hukum syariah, kesepakatan antara dua pihak atau lebih untuk bekerja sama dalam
suatu bentuk usaha atau suatu transaksi diwujudkan dalam bentuk akad. Akad merupakan
perikatan, perjanjian, dan pemufakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih, dimana
isi kesepakatan tidak boleh menyimpang dan harus sejalan dengan hukum-hukum syariah. Akad
akan menjadi semacam pedoman dalam bertransaksi, sekaligus mengandung konsekuensi bagi
para pihak untuk menaatinya (Laksamana, 2009).

Seperti yang sudah diketahui, hubungan baik antar manusia perlu dijaga agar tercipta
masyarakat yang rukun dan harmonis saat menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam syariat Islam,
hubungan antar manusia ini disebut sebagai muamalah atau dalam bahasa Arab memiliki arti saling
berbuat. Pengertian muamalah menurut istilah syariat Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sesama umat manusia. Adapun muamalah secara
etimologi memiliki makna yang sama dengan al-mufa’ala yaitu saling berbuat, yang berarti
hubungan kepentingan antar seseorang dengan orang lain.

Muamalah menggambarkan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang saling


membutuhkan. Penggunaan ilmu muamalah ini biasanya terdapat dalam aktivitas sosial seperti
transaksi, sewa menyewa, kerja sama, utang piutang, dan banyak lagi. Secara umum, muamalah
mencakup dua aspek yang menjadi ruang lingkupnya. Kedua aspek ini yakni aspek adabiyah dan
madaniyah. Aspek Adabiyah. Aspek Adabiyah adalah segala aspek yang berkaitan dengan
masalah adab dan akhlak, seperti ijab kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan, kejujuran,
dan sebagainya. Aspek Madiyah. Aspek Madiyah mencakup segala aspek yang terkait dengan
kebendaan. Ini meliputi halal haram, syubhat untuk diperjual belikan, benda-benda yang
menimbulkan kemadharatan, dan lainnya. Dalam aspek madiyah ini contohnya adalah al-bai (jual
beli)’, ar-rahn (gadai), kafalah wad dhaman (jaminan dan tanggungan), hiwalah (pengalihan

5
Pramesti, Tri Jata Ayu (28 November 2013). "Ulasan lengkap: Litigasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar
Pengadilan". Hukum Online.com. Diakses tanggal 9 Desember 2021.
hutang), as-syirkah (perkongsian), al-mudharabah (perjanjian profit & loss sharing), alwakalah
(perwakilan), al-ijarah (persewaan/ pengupahan).
F. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG

Pelaksanaan kegiatan magang ini akan dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan
operasional rutin pada hari-hari kerja di Posbakum Justitia Pengadilan Agama Pamekasan. Adapun
rencana pelaksanaan kegiatan magang (target pencapaian) adalah sebagai berikut :

No Rencana Kerja Minggu


I II III
1 Adaptasi dan Perkenalan dengan lingkungan tempat 
magang dan orang-orang sekeliling tempat magang.

2 Mengetahui struktur kepemimpinan, manajemen, dan job


description secara umum di Pengadilan Agama Gresik

3 Penguatan Materi dari Dosen Pamong dan mengetahui


prodedur penyelesaian sengketa akad Mu’amalah di
Pengadilan Agama Gresik.

4 Pengambilan darta dan wawancara tentang penyelesaian


perkara sengketa akad Mu’amalah di Pengadilan Agama
Gresik.

5 Membuat dan Penyusunan Laporan Magang


G. Penutup

Demikian proposal Magang ini saya buat sebagai satu syarat pengajuan Magang di
Pengadilan Agama Gresik Maka besar harapan saya agar proposal ini segera disetujui sehingga
saya dapat menentukan langkah ke tahap selanjutnya. Proposal yang saya susun ini masih bersifat

fleksibel, segala hal dan ketentuan yang belum ada dan tercakup dalam proposal ini dapat di susun
kembali berdasarkan hasil kegiatan yang akan dilaksanakan di instansi/lembaga/perusahaan yang
bersangkutan.
Harapan kami, semoga program magang ini dapat bermanfaat dan mendapatkan ilmu,
pengatahuan, wawasan, serta pengalaman dan menjalin kerjasama yang baik antara
instansi/lembaga dengan Universitas Trunojoyo Madura. Demikian proposal magang ini kami
sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.
Daftar Pustaka

Ash-Shiddieqy, Hasbi, 2015. Peradilan dan Hukum Acara Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Frans Hendra Winarta. 2012. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar Grafika.
Iska, Syukri, 2012. Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Fajar Media Press.
Laksamana, Yusak, 2009. Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah, Jakarta: Alex Media
Komputindo.

Maskufa, 2018. PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SYARIAH PADA LEMBAGA


KEUANGAN SYARIAH, Al-Iqtishad: Vol. V, No. 1, Januari 2013 halaman 117.
Pramesti, Tri Jata Ayu (28 November 2013). "Ulasan lengkap: Litigasi dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa di Luar Pengadilan". Hukum Online.com. Diakses tanggal 9 Desember 2021.

Anda mungkin juga menyukai