ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian pasien fraktur (Doenges, 1999) meliputi :
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. A
b. Umur : 28 th.
c. Jenis kelamin : Laki-laki.
d. Pendidikan : SLTA
e. Agama : Islam.
f. Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia.
g. Status perkawinan : Kawin.
h. Alamat : Jl. A. Yani. Sby
i. Tgl masuk RS / Pusk : 23 Maret 2011
j. Tgl pengkajian : 24 Maret 2011
k. Nomor register : 96185300
l. Dignosa medis : Fraktur Femur
2. Riwayat penyakit.
1) Keluhan utama: Rasa nyeri pada daerah paha kiri
2) Riwayat penyakit sekarang: pasien mengalami kecelakaan sepeda motor
pada pada pukul 15.40. pasien merasakan nyeri yang hebat pada sekitar
paha kiri. Pasien dibawa ke rumah sakitn oleh pengguna jalan yang lain.
Terdapat perdarahan di paha dan dibawa kerumah sakit sudah dibalut
dngan kain. Pasien memasuki kamar operasi pada pukul 17.15.
3) Riwayat penyakit terdahulu: Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami fraktur. Pasien tidak pernah menderita penyakit parah dan
belum pernah dirawat dirumah sakit.
3. Pemeriksaan Fisik.
1) Keadaan umum.
Kesadaran : Komposmentis.
Vital sign :
1. TD : 110 / 80 mmhg
2. Temp : 38,5° C.
3. Nadi : 88 x / mt
4. Resp : 28 x / mt.
2) Kulit.
1. Luka pada femur. Tanda peradangan (-). Gejala cianosis (-).
2. Turgor menurun, cepat kembali >2 detik.
3. Terdapat bekas luka ( sikatrik ) pada tangan kanan pasien
3) Kepala.
1. Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian
rambut.
2. Distribusi rambut merata.
3. Tidak terdapat adanya benjolan.
4. Bentuk kepala mesosepal.
4) Penglihatan.
1. Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
2. Konjungtiva mata tampak ikterik.
3. Sklera mata ikterik (+).
4. Refleks pupil terhadap cahaya (+).
5. Pasien menggunakan alat bantu kacamata minus.
5) Penciuman & Hidung.
1. Bentuk hidung simetris.
2. Pernafasan cuping hidung (+).
3. Tidak terdapat adanya sekret pada lubang hidung.
4. Penciuman baik, dapat membedakan aroma / bau
6) Pendengaran & Telinga.
1. Bentuk telinga simetris dextrta dan sinistra.
2. Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
3. Pendengaran berfungsi baik. Dapat merespon dengan baik
pertanyaan perawat
7) Mulut.
1. Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
2. Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
3. Warna lidah merah bercak keputihan.
8) Leher.
1. Pulsasi vena jugularis (-).
2. Pembesaran kelenjar thyroid (-).
3. Tidak ada pembatasan gerak leher.
9) Dada / Pernafasan / Sirkulasi.
1. Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+). Ikterik (+).
2. BJ 1 dan Bj 2 terdengar, ronchi & whezing (-).
10) Abdomen.
1. Bentuk simetris
2. Tidak terdapat nyeri abdomen.
11) Sistem reproduksi.
1. Jenis kelamin laki-laki.
2. Menurut pasien tidak ada gangguan / kelainan pada organ
reproduksi.
12) Ekstremitas atas & bawah.
1. Akral hangat, ekstremitas atas dapat digerakan, terpasang infus
pada tangan kanan. Ikterik (+). Bentuk tangan simetris, jumlah
jari lengkap,pertumbuhan kuku normal.
2. Ekstremitas bawah kanan dapat digerakan. Tonus otot lemah.
Spasme otot
Vasokonstriksi pemb.
darah
Metabolism anaerob
Nyeri
Data Subyektif: Kerusakan fragmen Kerusakan integritas kulit
tulang, cedera jar. lunak
Data Obyektif:
- Pasien mengalami Peubahan jaringan sekitar
fraktur jenis terbuka
- Terdapat luka bekas kerusakan kulit
operasi fraktur.
Kerusakan integritas kulit
Data subyektif : Kerusakan fragmen Hambatan mobilitas fisik
Data Obyektif : tulang
Pergeseran tulang
Deformitas
3.3 Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang.
Tujuan : dalam 2 x 24 jam, nyeri dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang atau hilang
- Klien tampak tenang dan tidak gelisah
- TTV dalam batas normal
(N: 80-100x permenit, T: 120/80 mmHg)
No Intervensi Rasional
.
1 Kaji tingkat intensitas dan tingkat intensitas nyeri dan
frekwensi nyeri frekwensi menunjukkan
skala nyeri
2 Jelaskan pada klien penyebab memberikan penjelasan
dari nyeri akan menambah
pengetahuan klien tentang
nyeri.
3 Observasi tanda-tanda vital. untuk mengetahui
perkembangan klien
4 Melakukan kolaborasi dengan merupakan tindakan
tim medis dalam pemberian dependent perawat, dimana
analgesik analgesik berfungsi untuk
memblok stimulasi nyeri.