PERKEMBANGAN ILMU
Disusun oleh :
1
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STIE
PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang sudah
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal terlepas berasal semua itu,
saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. oleh karena itu, dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran serta kritik dari pembaca supaya saya dapat
makro yaitu ibu Ginola Tri Shindy yang telah membimbing kami dalam
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
2
Tanjungpinang, 8 maret 2022
Rahma fitri
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...….…..
4
LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………....
4
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..….
6
TUJUAN MAKALAH………………………………………………………………………...…
6
MANFAAT MAKALAH………………………………………………………………………...
6
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
7
3
B. TEORI KEYNES………………………………………………………………………..
8
C. DASAR FILSAFAT…………………………………………………………………….
8
D. PANDANGAN KEYNES (KEYNESIAN)……………………………………………..
9
Pendapatan absolut atas tabungan dan investasi………………………………………...
9
Tingkat upah dan pengangguran………………………………………………………...
10
Kecilnya biaya menu dan externalitas permintaan aggregate…………………………...
10
Resesi sebagai akibat dari kegagalan koordinasi………………………………………..
11
Pengejutan terhadap upah dan harga……………………………….…………………...
11
Faktor penentu kegiatan ekonomi negara……………………………………………….
11
KESIMPULAN…………………………………………………………………….……….........
12
SARAN…………………………………………………………………………………..............
12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......................................
13
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen.
6
investasi yang direalisasikan didalam suatu negera yang bersangkutan, sedangkan
sedikitnya Investasi akan menunjukkan lambannya laju pertumbuhan ekonomi
(Ambar Sariningrum, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi
tidak bisa lepas dari modal yang dapat diwujudkan dalam bentuk investasi.
Investasi tersebut dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan perluasan tenaga
kerja yang diperoleh dari pemerintah, swasta dan pinjaman luar negeri. Oleh
karena itu pemerintah harus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif
serta sarana yang memadai.
7
BAB 11
PEMBAHASAN
8
negara. Teori ini menyatakan bahwa kecenderungan ekonomi makro dapat
memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro.
Berbeda dengan teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa proses
ekonomi didasari oleh pengembangan keluaran potensial, Keynes menekankan
pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian,
terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan
pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro,
untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan
pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga
masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya
sehingga permintaan agregat bertambah. Selain itu, tabungan juga akan
meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi
perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Ilmu ekonomi Keynesian merepresentasikan cara baru dalam memandang
pengeluaran, output, dan inflasi. Sebelumnya, pemikiran ekonomi klasik
berpendapat bahwa perubahan siklus dalam pekerjaan dan hasil ekonomi akan
sederhana dan dapat menyesuaikan sendiri. Menurut teori klasik ini, jika
permintaan agregat dalam perekonomian turun, kelemahan dalam produksi dan
pekerjaan akan memicu penurunan harga dan upah. Tingkat inflasi dan upah
yang lebih rendah akan mendorong pengusaha untuk melakukan investasi modal
dan mempekerjakan lebih banyak orang. Akhirnya dapat membuka lapangan
kerja dan memulihkan pertumbuhan ekonomi.
Keynes menegaskan dalam bukunya, The General Theory of Employment,
Interest, and Money dan karya lainnya bahwa selama resesi, kekakuan struktural
dan karakteristik tertentu dari ekonomi pasar akan memperburuk kelemahan
ekonomi dan menyebabkan permintaan agregat turun lebih jauh.
B. TEORI KEYNES
Jhon Maynard Keynes, sebagai pelopor aliran Keynesian (memang
diambil dari nama belakangnya) termasuk percaya bahwa perekonomian
liberal yang mengandalkan pemilik modal (kapitalis) adalah merupakan
pemicu kemajuan ekonomi. Namun, Keynes juga percaya bahwa konsep
kapitalisme memiliki kelemahan (dijelaskan secara singkat berikutnya), dan
oleh karenaya maka pemerintah perlu campur tangan. Campur tangan
pemerintah bukan hanya sekedar sebagai “night guard” atau “penjaga
9
malam”, melainkan juga ikut langsung menentukan dan mengarahkan
perekonomian kearah yang lebih baik dan benar melalui kebijakan ekonomi.
Karenanya Keynes dapat dikatakan sebagai pelopor teori dan kebijakan
ekonomi (modern).
C. DASAR FILSAFAT
Sangat berbeda dengan pandangan kaum klasik, maka Keynes
berpendapat bahwa dalam perekonomian pihak swasta tidak sepenuhnya
diberikan kekuasaan untuk mengelola perekonomian, karena pada kondisi
tertentu sebagaimana pandangan kaum sosialis menyatakan bahwa pihak
swasta selalu mementingkan dirinya sendiri yaitu untuk mendapatkan
keuntungan. oleh karena itu, agar kegiatan swasta dapat terjamin berada pada
jalur yang tepat maka harus ada satu pihak yang dapat mengontrol dan
mengaturnya, dalam hal ini tentu saja pemerintah. dalam kondisi
perekonomian yang mengalami depresi, pengangguran dan tingkat inflasi yang
tinggi pihak swasta tentu saja akan “lepas tangan atau tidak peduli” dengan
kenyataan itu karena mereka akan bisa tetap mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan situasi tersebut.
Agar kepentingan orang banyak dapat dilindungi maka pemerintah dapat
campur tangan menangani masalah-masalah oleh pihak swasta tidak menarik
perhatiannya, misalnya saja dalam kondisi pengangguran yang tinggi maka
pemerintah dapat melakukan tindakan dengan cara memperbesar
pengeluarannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, atau manakala
tingkat inflasi relatif tinggi maka pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan
atau peraturan untuk mengatur suplai barang dan pemerintah uang dengan
kebijakan moneternya, atau dengan kebijakan fiskal nya.
Dengan demikian secara umum Keynes (Keynesian) tidak percaya dengan
kekuatan dari “laissez faire” yang dapat mengoreksi diri sendiri untuk
mencapai kondisi full employment.
10
tingkat upah maka sorotan karena juga masih berada pada bidang tersebut
yaitu :
1) Pendapatan absolut atas tabungan dan investasi
Keynes tidak sependapat dengan kaum klasik yang beranggapan bahwa
tingkat tabungan sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga ia berpendapat
bahwa besar kecilnya tingkat tabungan juga ditentukan oleh besar kecilnya
tingkat pendapatan dan kecenderungan mengkonsumsi.
11
2) Tingkat upah dan pengangguran
Berbeda dengan kaum klasik yang menyatakan bahwa tingkat upah
fleksibel terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga pada
kondisi tertentu tidak aka nada pengangguran maka menurut Keynes hal itu
tidaklah demikian.
Hal pertama, yang disoroti oleh Keynes mengenai tingkat upah
sehubungan dengan penawaran tenaga kerja yang melebihi permintaan yang
berdasarkan analisis klasik tingkat upah akan turun manakala jumlah
penawaran tenaga kerja lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan. Kedua,
penggunaan asumsi ceteris paribus dalam menganalisa tingkat pengangguran
digunakan oleh kaum klasik adalah tidak layak, karena pada dasarnya tingkat
pengangguran adalah suatu kejadian yang tidak terlepas dari tingkat
perekonomian suatu negara (pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi).
Ketiga, sehubungan dengan permintaan dan penawaran tenaga kerja PNS
berpendapat bahwa manakala tingkat upah turun maka tingkat pendapatan pun
akan turun dan selanjutnya adalah daya beli akan turun dan tentu saja
pengeluaran masyarakat semakin berkurang.
Bila pengeluaran masyarakat berkurang maka kelebihan kapasitas
produksi yang menghasilkan barang untuk dijual kepada masyarakat akan
menjadi mubazir dan ini justru akan merugikan perusahaan, sehingga
berikutnya adalah perusahaan akan banyak memberhentikan tenaga kerjanya,
sehingga penggunaan tenaga kerja penuh tidak akan tercapai.
3) Kecilnya biaya menu dan externalitas permintaan aggregat (harga
tidak flesibel)
Menurut pandangan mashab dalam jangka pendek harga tidak akan
langsung menyesuaikan diri setiap terjadi perubahan permintaan dan atau
perubahan penawaran karena adanya pertimbangan biaya penyesuaian harga
(biaya menu-menu Costa).bayangkan bagaimana dampaknya satu bisnis yang
harus merubah katalog harganya karena harus menyesuaikan terhadap
perubahan supply tersebut.
Menurut mashab secara nasional (makro) nilai atas menu cost ini sangat
besar sehingga kebanyakan perusahaan tidak serta merta melakukan
perubahan harga atas produknya (inilah yang dimaksud dengan externalitas
12
permintaan aggregeti itu), sehingga itulah sebabnya mashab menganut paham
bahwa harga tidak fleksibel dalam jangka pendek.
13
permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa
yang diminta. dengan demikian dalam jangka pendek tinggi rendah tingkat
pengangguran tergantung dari tinggi rendahnya permintaan efektif, manakala
permintaan efektif semakin besar yang berarti daya beli masyarakat semakin
tinggi maka produsen akan mengimbanginya dengan cara memperbesar
produksinya dan untuk itu dibutuhkan tenaga kerja yang baru.
Dalam analisa permintaan efektif, keynes menganalisa permintaan dari
berbagai pelaku ekonomi dalam suatu negara sehingga analisis ke ini sering
disebut sebagai permintaan aggregate (menyeluruh).untuk perekonomian
tertutup sederhana kindness membagikan permintaan agregat menjadi dua
yaitu sektor pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran swasta berupa
investasi.
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan
otomatis untuk menggerakan keluaran dan lapangan pekerjaan ke kondisi
lapangan kerja penuh. Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi
klasik seperti sisi pasokan ekonomi yang menganjurkan untuk tidak
menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga harga keseimbangan
di harga yang ideal.
Secara garis besarnya pandangan dalam tenis tersebut dapat dibedakan
kepada dua aspek di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik
ke atas pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang
menentukan jika kegiatan suatu perekonomian. Kritik-kritik tersebut
menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang menjadi landasan
pada keyakinan ahli ekonomi klasik bahwa penggunaan tenaga kerja penuh
dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan
menentukan prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat
14
pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa
adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
suatu negara. seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas
penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan
kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
B. SARAN
Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan investasi , pemerintah diharapkan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menekan angka
pengangguran dan pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan
pengeluaran seperti membangun bangunan yang nantinya agar berguna di
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/41270/2/BAB%201a.pdf
https://brainly.co.id/tugas/22454949
http://repo.unand.ac.id/1124/3/bab%25201.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/15655/2/EP184931.pdf
https://pluang.com/id/blog/glossary/keynesian-economy
https://iesp.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/06-Makroekonomi-Keynes.pdf
http://scholar.unand.ac.id/13962/3/BAB%20VI.pdf
15
16