1. Angelika (1401421047)
2. Aslamiyah (1401421056)
Nomor 32 Tahun 2013. Lebih jelas, penjelasan sarana dan prasana tercantum pula dalam
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas. Namun
demikian, terdapat beberapa hasil penelitian yang menjelaskan tentang standar tersebut.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa tidak semua sekolah dapat dikatakan telah memenuhi
standar tersebut di atas.
Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah
ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang sedang tidak
digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang
persiapan.
Ruang penyimpanan alat sebaiknya dipisahkan dengan ruang penyimpanan zat, untuk
menghindari kerusakan alat akibat korosi dsb. Apabila tidak ada ruang lain untuk penyimpanan
alat dapat dilakukan pada lemari di ruang praktikum. Demi keamanan dan kemudahan
penyimpanan dan pengambilan alat-alat dan bahan, ruang penyimpanan atau gudang biasanya
hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
Memiliki fasilitas mebeler seperti:
• Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.
• Macam-macam rak untuk alat-alat.
Pada kenyataan di lapangan jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap
ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bergantung
kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat terjadi misalnya karena laboratorium
didirikan dengan memanfaatkan ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan
tetapi, seandainya laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya
hendaklah memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan
ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah saling mengakses
selama kegiatan laboratorium berlangsung. Berikut ini adalah salah satu contoh denah ruang
laboratorium.
Instalasi Gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan
kompor/pemanas Bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas
di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke
kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke
kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang
cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus
diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga
lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah.
Selain peralatan tersebut pengelola laboratorium wajib melakukan tindakan preventif yaitu
dengan :
Bila terjadi keadaan darurat maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Jangan panik.
b. Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda.
c. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang
mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan).
d. Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
e. Bawa ketempat yang cukup oksigen.
f. Hubungi paramedik secepatnya(dokter, rumah sakit).
a. Jangan panik.
b. Semprotkan gas pemadam api apabila api masih mungkin dipadamkan.
c. Beritahu teman anda.
d. Hindari mengirup asap secara langsung.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci).
f. Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat.
g. Hubungi pemadam kebakaran.
Karena di laboratorium memiliki potensi banyak bahaya, maka perlu diperhatikan tata tertib
keselamatan kerja di laboratorium untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja di laboratorium. Kecelakaan di laboratorium terjadi jika peserta didik tidak mengikuti
petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati, Terutama peserta didik yang masih berada di SD
masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia, proses-proses dan
perlengkapan atau peralatan yang tidak jelas. Jadi pada pelaksaan kegiatan laboratorium dan
penjelasan terhadap tata tertib guru sebagai pengelola maupun sebagai guru mata pelajaran IPA
bertanggung jawab atas keselamatan kerja siswa di laboratorium. Guru harus mengawasi siswa
yang sedang melaksanakan kegiatan lab, Guru harus menggunakan alat-alat yang ada di lab
dengan sebaik-baiknya dan Guru harus menjaga keselamatan kerja dan keselamatan alat
laboratorium. Dengan demikian permasalahan terkait kesehatan dan keselamtan kerja
laboratorium IPA di SD dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jagadkimia.com/2017/08/tata-tertib-dan-keselamatan-kerja.html