Anda di halaman 1dari 16

MANAJAMEN BENCANA: PERAN PERAWAT

DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

KELOMPOK IV
REGULAR A

1.Florinda Blegur (PO5303201201030)


2.Gerald Rihi Do (PO5303201201031)
3.Haji Putra A.S. Azis (PO5303201201033)
Definisi Penanggulangan Bencana

• Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian


yang menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan
respon dari luar masyarakat dan wilayah yang terkena.
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi dan kondisi
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Jenis-Jenis Bencana

• Jenis-jenis bencana:

1. Bencana alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian alami


seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus dan lain
sebagainya.

2. Bencana ulah manusia (man-made disaster), yaiut kejadian-


kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat
udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase dan lainnya.
Perlindungan Hukum

• Aspek perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan telah diatur


dalam berbagai instrument undang-undang. Tenaga kesehatan
mendapatkan perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai standar profesi dan standar prosedur operasional.
Bahkan dalam rangka melakukan penanganan bencana, tenaga
kesehatan tidak memerlukan Surat Ijin Praktik (SIP) namun wajib
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR).
Lanjutan
• UU No.36/2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa pemerintah pusat dan
pemerintah daerah memiliki tanggung jawab dan dapat membentuk kebijakan
khusus untuk pengadaan dan pemanfaatan perbekalan kesehatan. Ketentuan
demikian juga telah ditegaskan dalam Permenkes No.
1501/Menkes/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat
menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan Pasal 25 bahwa dalam
keadaan KLB/Wabah.
• Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum. Hal ini serupa dengan Pasal 5 ayat (1)
UU No. 39/1999 tentang HAM yang juga menyebutkan bahwa setiap orang
diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh
perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat
kemanusiaannya di depan hukum.
Lanjutan

• Diperkuat dengan Pasal 57 huruf a UU No. 36/2014 tentang


Tenaga Kesehatan yang juga menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh
pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar
Prosedur Operasional. Peraturan di atas, memberikan
kewenangan kepada Pemerintah untuk menjalankan perintah
hukum dalam memberikan jaminan atas perlindungan hukum
kepada tenaga kesehatan.
Bencana Berdasarkan Cakupan Wliayahnya

• Bencana berdasarkan cakupan wilayahnya terdiri atas:

1. Bencana Lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah


sekitarnya yang berdekatan, misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran
kimia dan lainnya.

2. Bencana regional, jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh


pada area geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan leh faktor
alam seperti alam, banjir, letusan gunung dan lainnya.
Jenis Kegiatan Perawat Ketika Siaga Bencana

1.Pengobatan dan Pemulihan Fisik:


Perawat bisa turut andil dalam aksi ini, baik berkolaborasi
dengan tenaga perawat atau pun tenaga kesehatan profesional,
ataupun juga melakukan pengobatan bersama perawat lainnya
secara cepat, menyeluruh dan merata di tempat bencana.
Pengobatan yang dilakukan pun bisa beragam, mulai dari
pemeriksaan fisik, pengobatan luka, dan lainnya sesuai dengan
profesi keperawatan.
Lanjutan

2. Pemberian Bantuan:
Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban
bencana, dengan menghimpun dana dari berbagai kalangan
dalam berbagai bentuk, seperti makanan, obat obatan, keperluan
sandang dan lain sebagainya. Pemberian bantuan tersebut bisa
dilakukan langsung oleh perawat secara langsung di lokasi
bencana dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu, Hal yang
harus difokuskan dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan
di tempat bencana sesuai kebutuhan yang di butuhkan oleh para
korban saat itu.
Lanjutan
3. Pemulihan Kesehatan Mental:
Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma
psikologis akibat kejadian yang menimpanya. Trauma tersebut bisa berupa
kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan berat. Hal yang
dibutukan dalam penanganan situasi seperti ini adalah pemulihan
kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada orang dewasa,
pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan mendengarkan segala
keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya diberikan sebuah solusi dan
diberi penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan pada anak anak, cara
yang efektif adalah dengan mengembalikan keceriaan mereka kembali, hal
ini mengingat sifat lahiriah anak anak yang berada pada masa bermain.
Lanjutan
4. Pemberdayaan Masyarakat:
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca
bencana biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat
memburuknya keaadaan pasca bencana., akibat kehilangan harta benda
yang mereka miliki. sehinnga banyak diantara mereka yang patah arah
dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa menolong
membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill yang dapat
menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan pelatihan
pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi
ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu.
Peran Perawat Dalam Manajemen Bencana

1. Peran perawat dalam fase pre-impect

• Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam


penanggulangan ancaman bencana.

• Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan,


palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga pemasyarakatan dalam
memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana.

• Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan


masyarakat dalam mengahdapi bencana
Lanjutan
2. Peran Perawat dalam fase-impact
• Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam
penanggulangan ancaman bencana.

• Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan,


palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga pemasyarakatan dalam
memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana.

• Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan


masyarakat dalam mengahdapi bencana
Lanjutan
3. Peran perawat dalam fase impact:
• Bertindak cepat

• Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti dengan maksud


memberikan harapan yang besar pada korban yang selamat.

• Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan

• Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan

• Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang tarkait dapat mendiskusikan dan
merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan
pertama.
Lanjutan
4. Peran perawat dalam fase post impact
• Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi keadaan fisik, fisikologi korba

• Stress fisikologi yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post traumatic stress disorder (PTSD)
yang merupakan sindrom dengan 3 kriteria utama. Pertama, gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua,
individu tersebut mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-
peristiwa yang memacuhnya. Ketiga, individu akan menunjukan gangguan fisik. Selain itu, individu dengan
PTSD dapat mengalami penurunan konsentrasi, perasaan bersalah dan gangguan memori

• Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsure lintas sektor
menangani maslah keehatan masyarakat paska gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
(recovery) menuju keadaan sehat dan aman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai