Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2.

November 2019

ANALISIS STRATEGI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERDAGANGAN


MENUJU CORPORATE UNIVERSITY
Nadya Megawati Rachman
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan Kementerian Perdagangan
Jl. Abdul Wahab No. 38 Kedaung Sawangan Depok

ABSTRAK : Dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di Kementerian
Perdagangan, Pusdiklat Perdagangan memiliki peranan penting dalam mendukung tercapainya visi dan
misi serta penerapan nilai-nilai budaya organisasi dari Kementerian Perdagangan. Inovasi dalam proses
pembelajaran harus dilaksanakan dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan perkembangan zaman.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi Pusdiklat Perdagangan menuju Corporate
University. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
matriks IFE-EFE, matriks IE, analisis SWOT dan matriks Qualitative Strategic Planning (QSP).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan Pusdiklat Perdagangan diharapkan dapat melaksanakan
strategi S-O yaitu penguatan pelaksanaan learning organization dengan pendekatan Visionary
Leadership sebagai strategi prioritas utama yang dihasilkan dari analisis matriks QSP.
Kata Kunci : Corporate University, matriks IFE-EFE, matriks IE, SWOT, QSPM

ABSTRACT : In order to increase the capacity and quality of human resources at the Ministry of Trade,
the Center for Trade and Education has an important role in supporting the achievement of the vision and
mission and the application of organizational cultural values of the Ministry of Trade. Innovations in the
learning process must be implemented in the face of the demands of globalization and the times. The
purpose of this study is to analyze the Strategic Center of Trade Training and Education towards
Corporate University. The analytical method used in this study is to use IFE-EFE matrix analysis, IE
matrix, SWOT analysis and Qualitative Strategic Planning (QSP) matrix. Based on the results of the
analysis conducted by the Trade Training Center, it is expected to implement the S-O strategy, namely
strengthening the implementation of learning organizations with the Visionary Leadership approach as the
main priority strategy generated from the QSP matrix analysis.
Keywords : Corporate University, IFE-EFE matrix, IE matrix, SWOT, QSPM

PENDAHULUAN berpengetahuan serta mengoptimalkan


Pusat Pendidikan dan Pelatihan berbagai potensi yang dimiliki.
Perdagangan (Pusdiklat) Perdagangan Corporate University telah dikenal
Kementerian Perdagangan, merupakan memiliki interpretasi dan definisi yang
salah satu Lembaga Diklat milik pemerintah. berbeda dari berbagai sumber. Tetapi
Dalam rangka meningkatkan kinerja sebagian besar definisi tersebut menunjuk
organisasi, lembaga diklat pemerintah kini pada hal yang sama: Corporate
mulai melirik konsep Corporate University University tidak harus berupa fasilitas
(CorpU) yang telah diterapkan oleh seperti sekolah walaupun menyandang
beberapa perusahaan swasta besar dan nama universitas. Sebaliknya, mereka lebih
ternama. Lembaga Diklat Pemerintah sudah cocok disebut fasilitas pelatihan, biasanya
saatnya memiliki peran yang lebih besar dimiliki oleh sebuah perusahaan (korporasi)
dari memenuhi kesenjangan kompetensi. ataupun pemerintahan. Definisi Corporate
Lembaga Diklat Pemerintah harus mampu University menurut Allen (2002) adalah
membentuk SDM aparatur yang setiap entitas pendidikan yang mempunyai
metode strategis yang didesain untuk

8
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

mengarahkan organisasinya untuk menjadi pengganggaran berbasis kinerja


mencapai tujuan dengan cara (performance based budgeting). Dengan
melaksanakan aktifitas yang membantu basis kinerja ini, arah penggunaan dana
perkembangan masing-masing individu, pemerintah tidak lagi berorientasi pada
dengan pengelolaan modal insani dan input, tetapi pada output. Perubahan ini
manajemen pengetahuan (Knowledge penting dalam rangka proses pembelajaran
Management) yang tepat. Menurut untuk menggunakan sumber daya
Gonzales (2017), Corporate University pemerintah yang makin terbatas, tetapi
adalah sebuah fungsi strategik, yang tetap dapat memenuhi kebutuhan dana
diselaraskan untuk mengintegrasikan yang makin tinggi. Penganggaran yang
sumber daya manusia dalam suatu berorientasi pada output merupakan praktik
generasi yang spesifik dan fokus terhadap yang telah dianut luas oleh pemerintahan
pengembangan diri, pola karir, kesempatan modern di berbagai negara. Pendekatan
untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan penganggaran yang demikian sangat
pembelajaran, dan kepemimpinan pada diperlukan bagi satuan kerja instansi
seluruh tingkatan organisasi. Corporate pemerintah yang memberikan pelayanan
University sebagai salah satu mesin kepada publik. Salah satu alternatif untuk
strategis organisasi yang dapat mendorong peningkatan pelayanan publik
mengintegrasikan serta mengtriangulasikan adalah dengan mewiraswastakan
sumberdaya, proses, dan SDM dalam pemerintah. Mewiraswastakan pemerintah
pembelajaran, untuk terus bersinergi (enterprising the government) adalah
meningkatkan KSA (knowledge, skill, dan paradigma yang memberi arah yang tepat
attitude) sehingga dapat memberikan bagi sektor keuangan publik (Rustiny,
kontribusi yang berarti untuk pencapaian 2018).
target organisasi. Disinilah pentingnya
lembaga diklat dan unit kepegawaian di Corporate University muncul di
setiap instansi pemerintahan untuk dapat Amerika Serikat tahun 1910-an seiring
berperan mewujudkan Corporate University, fenomena knowledged worker dan learning
mengubah potensi ASN yang ada menjadi organization. Praktik pelatihan internal
investasi sumber daya manusia aparatur diawali oleh General Motors dan General
yang bercirikan birokrasi kelas dunia yaitu Electric tahun 1914. Selanjutnya Shell dan
profesional, percaya diri, multi skill dan Phillips mulai membangun Corporate
otonom (Dwiyanto, 2015). University dengan mengadopsi konsep
organisasi pembelajar oleh Peter M. Senge
Peran strategis lembaga diklat yang berpendapat bahwa dalam dunia yang
dalam bertransformasi menjadi Corporate semakin terkoneksi dan dinamis, kecepatan
University untuk mendukung tantangan belajar semua level pegawai menjadi satu-
organisasi kedepan, perlu didukung dari sisi satunya keunggulan kompetitif jangka
pengelolaan keuangan. Reformasi panjang. Di Indonesia Corporate University
keuangan negara dalam rangka menjawab diterapkan oleh PT Telkom PLN, PT Pelindo
tuntutan masyarakat sedang dan terus II, Danamon, dan BNI (Ramelan, 2018).
dilakukan. Salah satu agenda reformasi Selain itu juga oleh Citibank, Pertamina,
keuangan negara adalah adanya Bank Mandiri, United Tractors, Trakindo
pergeseran dari pengganggaran tradisional Utama, dan Unilever Indonesia (Aruman,

9
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

2018). Spirit Corporate University ingin Perdagangan harus mulai bertransformasi


membawa iklim belajar di dunia universitas menjadi Corporate University. Oleh karena
dalam lingkungan korporasi. Organisasi itu perlu dilakukan kajian dan analisis terkait
pembelajar dapat mengakselerasi strategi yang harus dipersiapkan dalam
peningkatan kapasitas melalui proses mewujudkan Kemendag Corporate
pembelajaran yang selaras dengan visi University.
korporasi (Ramdani, 2018).
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu corporate
university yang paling terkenal adalah Corporate University
Hamburger University, Corporate Menurut Aruman (2018) konsep
University milik Mc Donald’s, karena Corporate University berbeda dari konsep
mereka memainkan peran besar dalam Pendidikan dan Latihan karena berfokus
mempopulerkan berbagai istilah dan terhadap pengembangan SDM secara
inisiatif. Hamburger University memainkan terarah dan sistematis, serta terkait dengan
peran penting menciptakan standar pencapaian visi-misi dan strategi suatu
dalam franchise Mc Donald’s, baik pada lembaga. Lembaga Diklat mempunyai
produk maupun layanan. Tren Corporate tujuan utama untuk menyediakan program
University di Indonesia bergerak lebih untuk menutup kesenjangan kompetensi
lambat daripada di Barat. Pada saat ini personil, sedangkan Corporate University
konsep Corporate University ini mulai lebih mengutamakan terjadinya perubahan
merambat ke sektor pemerintahan, yang mendasar pada kompetensi personil,
terutama setelah diundangkannya UU 5 atau disebut juga change management.
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Selain itu, menurut Gonzales (2017)
Dalam Undang-Undang ASN tersebut serta terdapat beberapa karakteristik umum yang
peraturan-perundangan turunannya, konsep harus ada dalam sebuah Corporate
kompetensi PNS dirombak secara besar- University, yaitu :
besaran. Suatu lembaga pendidikan dan 1. Proaktif, artinya harus dapat
pelatihan milik pemerintah (daerah maupun mengantisipasi kebutuhan
Pusat) tidak lagi menyediakan menu-menu organisasi, tidak hanya merespon
diklat tertentu, namun harus menyesuaikan permintaan, bahkan dapat merespon
diri dengan kompetensi yang dimiliki oleh kebutuhan dan tantangan di masa
setiap individu ASN. Selain itu, berdasarkan depan.
UU ASN No. 5 Tahun 2014, bahwa 2. Terukur, artinya dampak dari
pengembangan kompetensi merupakan hak pembelajaran yang diberikan harus
bagi setiap ASN, minimal 20 jam pelajaran dapat diukur dan didesain sejak
per tahun, dan diperkuat oleh Peraturan awal, diantaranya dengan
Kepala LAN No 10 Tahun 2014. melakukan rekam jejak menyeluruh
Dalam pelaksanaannya, tentu terhadap perkembangan seseorang
terdapat banyak perbedaan antara pasca pembelajaran.
Corporate University milik swasta dengan 3. Pengaruh, artinya suatu Corporate
milik pemerintah. Disisi lain, dengan adanya University harus memiliki pengaruh
ketentuan peraturan perundangan tersebut yang melampaui lembaga tersebut,
maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan meluas ke seluruh rangkaian

10
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

produksi, termasuk semua sedangkan pada Corporate University


stakeholder. terintegrasi, diikuti dengan tindakan nyata
4. Integrasi, artinya sebuah Corporate berupa on the job training. Peran Pusdiklat
University berfungsi sebagai sebuah didunia ASN adalah sebagai pusat
simpul, yang mengintegrasikan pendidikan, pelatihan dan pengembangan,
sistem ilmu pengetahuan dengan sedangkan Corporate University
pembelajar, kerjasama dengan para merupakan bagian tak terpisahkan dalam
ahli, dengan metode pembelajaran pengelolaan sumber daya insani dan
yang inovatif dan aspek-aspek pencapaian target bisnis. Pusdiklat lebih
lainnya. mengamalkan prinsip “learning to know dan
learning to do”, sedangkan Corporate
Yusuf (2018) menyatakan bahwa University lebih berorientasi pada
banyak orang yang keliru menafsirkan pengalaman prinsip “learning to be”.
Corporate University sebagai universitas
yang dimiliki oleh perusahaan, seperti Menurut Meister Corporate University
misalnya Pertamina University atau Telkom merupakan ―strategic umbrella untuk
University. Padahal terdapat sejumlah membangun dan mendidik karyawan,
perbedaan yang mendasar antara Public pelanggan, suppliers agar selaras dengan
University dan Corporate University. Dari strategi bisnis organisasi (Ramdani, 2018).
sisi learning output, Public University pada Berdasarkan tujuan dan definisi Corporate
umumnya menghasilkan lulusan dengan University tersebut jelas tergambar bahwa
penguasaan disiplin ilmu, keterampilan dan tugas Corporate University jauh lebih berat
keahlian yang bersifat umum, sedangkan daripada tugas Lembaga diklat. Selain itu
Corporate University menciptakan integrasi Corporate University dalam
profesional dan pemimpin yang sesuai keseluruhan organisasi juga menjadi lebih
kapabilitas maupun kapasitasnya dengan kuat. Untuk mencapai tujuan tersebut
kebutuhan proses bisnis di masing-masing Corporate University mengadopsi model
perusahaan atau lembaga. Demikian pula learning development yang diinisiasi oleh
dengan kurikulum, di Public University, Lombardo dan Eichinger (2010). Model ini
kurikulum bersifat generik dan lulusannya menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
pun perlu mengikuti suatu standar yang yang dapat memberikan hasil optimal bagi
telah ditetapkan. Pada Corporate University, organisasi: 70 persen adalah workplace
kurikulum dapat bersifat unik dan tailor- integrated learning, 20 persen adalah
made untuk suatu lembaga, posisi profesi, learning from other dan 10 persen adalah
bahkan untuk individu. Sedangkan, structural learning. Corporate university
perbedaan antara Corporate University menggunakan semua jenis strategi
dengan Pusdiklat, apabila dilihat dari Goals pembelajaran yang meliputi structured
atau tujuan utama yang menjadi fokus yaitu learning, learning from other dan workplace
Pusdiklat berfokus untuk memenuhi integrated learning, sedangkan Badan
kebutuhan operasional, sedangkan pada Diklat pada umumnya hanya menerapkan
Corporate University bertujuan untuk structures learning. Kondisi ini akan
memenuhi kebutuhan bisnis. Jika dilihat dari memunculkan konsekuensi perbedaan
proses, pada umumnya Pusdiklat struktur organisasi antara Corporate
terfragmentasi per program training, University dengan Lembaga diklat

11
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

konvensional. Selain perbedaan struktur pada saat bekerja bukan hanya pada saat
juga akan berimbas terhadap ragam produk diklat (Deakinco, 2018).
dari Lembaga diklat yang bertransformasi
menjadi Corporate University. Sehingga Keberadaan Corporate University kini telah
pembelajaran model 70-20-10 dianggap diterima oleh sejumlah besar korporasi di
lebih sesuai untuk diterapkan. Abad kedua seluruh dunia (Ilyas, 2017). Entitas ini
puluh adalah masa keemasan pelatihan sangat signifikan kontribusinya dalam
untuk pengembangan sumber daya pengembangan keunggulan kompetitif
manusia. Namun terdapat pergeseran fokus perusahaan melalui peningkatan nilai
pembelajaran dari pembelajaran formal 10- tambah yang tidak kasat mata (intangibles)
20-70 ke pembelajaran kerja 70-20-10 atau namun dirasakan manfaatnya terhadap
belajar dengan bekerja dan belajar untuk peningkatan kinerja organisasi, seperti
bekerja (Arets, 2016). disiplin, kerja keras, jujur,
bertanggungjawab, dan lain sebagainya
70-20-10 learning and development model (Kasali, 2010). Dalam diri manusia, nilai-
adalah kerangka kerja pembelajaran kerja nilai intangibles itu bersifat information-
yang strategis untuk meningkatkan based, melekat dalam diri karyawan dalam
efektifitas pegawai melalui tiga jenis bentuk skills, kerjasama tim, tata nilai,
pembelajaran yaitu: 70% pembelajaran budaya organisasi, reputasi dan teknologi.
eksperimental, pegawai belajar dan berlatih Sedangkan di luar organisasi, karakter tidak
sambil melakukan pekerjaan di tempat mudah diukur itu melekat pada pelanggan
kerja; 20% pembelajaran sosial, yang dalam bentuk brand, image, customer
melibatkan pembinaan, pendampingan, dan loyality, dan dukungan. Perubahan yang
pengembangan melalui orang lain; dan 10% kekal dan berfondasi kuat adalah
pembelajaran formal, biasanya kita pahami perubahan yang dibangun di atas fondasi
sebagai pelatihan dan pengembangan intangibles (Kasali, 2010).
tradisional di tempat kerja. Model 70-20-10
memungkinkan organisasi mengambil Sumber daya insani bertalenta tinggi tidak
keuntungan dari setiap kesempatan belajar bisa dihasilkan sepenuhnya melalui pusat
karena menawarkan manfaat untuk pelatihan teknis (Allen, 2014) melainkan
menciptakan elemen penting untuk harus melalui entitas pendidikan sebagai
menciptakan karyawan berkinerja tinggi. lembaga transformatif sumber daya insani.
Selain itu model ini mempunyai keunggulan Karena itu, eksistensi sebuah organisasi
karena sifatnya yang fleksibel, sinergi, dan atau perusahaan di era pengetahuan
keterlibatan. Fleksibel karena ini adalah sangat ditentukan oleh kemampuan
sebuah referensi atau cara bukan formula organisasi dalam belajar untuk mampu
kurikulum yang baku sehingga fleksibel menyesuaikan diri dengan tuntutan
untuk menggunakan berbagai cara. Sinergi perubahan (Scurtu & Neamțu, 2015).
karena meski dilaksanakan terpisah tiap Manajemen pengetahuan mendukung
komponen (70-20-10) tapi saling proses organisasi melalui inovasi
meningkatkan kompetensi. Keterlibatan pembelajaran individual, pembelajaran
karena implementasi 70-20-10 kolektif (organisasional) dan pengambilan
menyadarkan pegawai bahwa keputusan secara kolaboratif. Wong (2011)
pengembangan terjadi setiap saat, juga menegaskan bahwa Corporate University

12
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

berperan menyelaraskan pengetahuan dan strategi yang penting dapat diintegrasikan


aktivitas belajar di organisasi dengan tujuan ke dalam tiga tahap kerangka pengambilan
dan sasaran strategis organisasi, keputusan yaitu tahap pemasukan, tahap
menempatkan pembelajaran sebagai pencocokan dan tahap keputusan (David
prioritas utama bisnis, bukan hanya 2012). Tahap input berisi informasi input
menyelenggarakan beberapa pelatihan, dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan
tetapi komitmen bisnis untuk menjadi strategi. Alat analisis yang digunakan dalam
organisasi pembelajaran. tahap ini adalah matriks External Factor
Evaluation (EFE) dan matriks
METODOLOGI PENELITIAN Internal Factor Evaluation (IFE). Tahap
Metode pengolahan dan analisis data yang selanjutnya adalah mencocokkan faktor-
digunakan adalah analisis deskriptif dan faktor keberhasilan penting eksternal dan
kuantitatif melalui pendekatan konsep- internal sehingga menghasilkan alternatif
konsep manajemen strategis, agar mampu strategi paling rasional untuk dijalankan
menjelaskan permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan alat
oleh Pusdiklat Perdagangan dalam analisis matriks IE dan matriks SWOT.
mewujudkan Kemendag Corporate Tahap terakhir dalam proses perumusan
University. Analisis deskriptif digunakan strategi adalah tahap keputusan untuk
untuk menganalisis lingkungan internal dan menunjukkan daya tarik relatif berbagai
eksternal Pusdiklat Perdagangan berupa strategi alternatif agar dapat memberikan
visi, misi, tujuan, kekuatan dan kelemahan landasan objektif bagi penilaian strategi
serta peluang dan ancaman yang dihadapi alternatif (David 2012). Alat analisis yang
Pusdiklat Perdagangan. Sedangkan analisis digunakan pada tahap keputusan ini adalah
kuantitatif menggunakan matrik EFE, IFE, Quantitative Strategic Planning Matriks
IE, SWOT dan QSPM sebagai alat (QSPM). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
analisisnya. Teknik-teknik perumusan Gambar 1.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


Pengumpulan data Pencocokan Data Keputusan
(Input Stage) (Matching Stage) (Decision Stage)

Matriks EFE dan Matriks IE dan


IFE SWOT Matriks QSP

Gambar 1 Kerangka Formulasi Strategi


Sumber : David (2012)

13
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

PEMBAHASAN bersifat parsial dan tidak menimbulkan


dampak luar biasa. Oleh karena itu,
Gambaran Umum Pusdiklat Perdagangan perubahan dari Pusdiklat menuju Corporate
menuju Corporate University
University harus menempuh jalur perubahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari website transformatif. Perubahan transformatif selalu
Pusdiklat Perdagangan, Pusdiklat bersifat strategik dan fundamental (Thahjono
Perdagangan berdiri tahun 1973 dengan 2011) dan menghadapi risiko disintegrasi
nama Pusdiklat Niaga yang berlokasi di Jl. S. (Moeljono, 2005). Disintegrasi disebabkan
Parman Grogol Jakarta Barat. Pusdiklat karena adanya perubahan paradigma.
Perdagangan pindah lokasi ke Jl. Abdul Perubahan paradigma adalah kekuatan
Wahab No. 38 Kedaung Sawangan Depok esensial dari perubahan besar (Covey, 2004),
Jawa Barat pada tanggal 17 Maret 2009 baik prosesnya seketika atau pun lambat dan
sampai saat ini. Pusat Pendidikan dan hati-hati. Transformasi adalah proses
Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan, sebagai pembentukan pola pikir, sikap, dan perilaku
salah satu Unit Eselon 2 di bawah koordinasi untuk membangun karakter manusia baru
Sekretariat Jenderal Kementerian yang memiliki nilai tambah bagi dirinya,
Perdagangan, memiliki tugas untuk keluarga, organisasi, bangsa dan Negara.
mengembangkan dan membangun sumber Untuk mencegah atau meminimalisir peluang
daya manusia di sektor perdagangan. terjadinya disintegrasi, sebuah proses
Pusdiklat Perdagangan, memiliki fasilitas transformasi harus memperhitungkan dua
pelatihan berupa asrama, perpustakaan, elemen vital, yaitu kepemimpinan dan budaya
karaoke, ruang fitness, akses internet 24 jam, organisasi, baik konteks pribadi maupun
dan layanan administratif untuk mendukung organisasi (Moeljono, 2005).
proses belajar-mengajar yang efektif bagi Keberhasilan transformasi Pusdiklat
peserta pelatihan dalam mewujudkan cita-cita Perdagangan menjadi Corporate University
menjadi "Center of Excellence". Pusdiklat ditentukan oleh efektivitas reaktor
Perdagangan mendukung visi Kementerian transformatif modal insan melalui siklus
Perdagangan dengan mempersiapkan pembelajaran sepanjang hayat pada empat
sumber daya manusia di sektor perdagangan elemen kunci Corporate University yaitu
yang memiliki kompetensi dan daya saing orang, pembelajaran, sistem & pengetahuan,
untuk dapat berperan dalam perdagangan dan networking &partnership. Kinerja reaktor
internasional pada era industri 4.0 (Website itu harus dikendalikan oleh seorang pemimpin
Pusdiklat Perdagangan). puncak (top leader) yang memahami dan
Perubahan Pusdiklat Perdagangan menjadi mempraktikkan kepemimpinan transformatif
Corporate University termasuk perubahan berbasis kultural, yaitu dengan cara
yang strategis. Perubahan strategis meliputi menyelaraskan nilai-nilai budaya korporat
perubahan budaya dan nilai-nilai dasar, yang telah ada dengan nilai-nilai budaya baru
perubahan arah/fokus bisnis, dan perubahan yang akan dikembangkan. Nilai-nilai budaya
cara kerja. Perubahan strategis bersifat baru yang akan diselaraskan itu sebaiknya
perubahan besar, fundamental, berdampak berpaksi pada kearifan lokal masing-masing
luas, dan memerlukan koordinasi dan daerah di seluruh Indonesia. Pembangunan
dukungan unit-unit terkait atau bahkan yang mengabaikan kearifan tradisi dan nilai-
seluruh komponen. Sedangkan perubahan nilai budaya masyarakat lokal akan
operasional adalah perubahan kecil yang bermasalah karena kurang

14
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

mempertimbangkan dimensi sosial budaya keyakinan dan komitmen sama dengan


yang menjadi bingkai laku hidup masyarakat pendahulunya. Selain faktor kepemimpinan,
tersebut (Buwono, 2007), termasuk dalam terdapat banyak kriteria lainnya yang perlu
sebuah organisasi. Paton et al. (2005) juga dipenuhi agar sebuah Corporate University
memberikan suatu kasus dalam bukunya, dapat berfungsi secara maksimal dan
dimana sebuah Corporate University yang berkelanjutan untuk memenuhi tujuan
sempat menjadi besar dan sukses di Inggris, organisasi. Kondisi aspek fisik dan non fisik
pada akhirnya runtuh dan dibubarkan, ketika Pusdiklat Perdagangan disajikan dalam
manajemen baru diangkat yang tidak memiliki Tabel 1.

Tabel 1 Kondisi aspek fisik dan non fisik Pusdiklat Perdagangan


Kondisi dan Rencana
No Aspek Penjelasan
2019 2020
1 Jumlah Karyawan Struktural dan staf 74 77
Widyaiswara 11 11
2
2 Sarana Prasarana Luas Tanah 20.660 m Penambahan
masih dalam
perencanaan
2
Luas Bangunan 15.390 m Penambahan
masih dalam
perencanaan
Kapasitas kelas belajar 420 orang 820 orang
Kapasitas Asrama 60 Penambahan
masih dalam
perencanaan
Sarana pendukung lain (Aula, 9 Penambahan
Perpustakaan, Sarana Olahraga, masih dalam
Masjid dan lainnya) perencanaan.

3 Jenis diklat yang Manajerial/Kepemimpinan 6 6


diselenggarakan
Teknis Substantif 25 25
Fungsional 2 2
4 Standarisasi ISO 9001 : 2015, Berbagai SOP Telah diterapkan Telah diterapkan
dan dilaksanakan dan dilaksanakan
5 Lembaga Masih dalam tahap perencanaan. Persiapan Persiapan
Sertifikasi Profesi menjadi LSP menjadi LSP

6 Manajemen Ilmu e-Jurnal, e-Library, Database Belum berjalan Direncanakan


Pengetahuan Proyek Perubahan, aplikasi akan dijalankan
kompetensi dll
Sumber : Data Primer 2019

15
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Tabel 2 Inventarisasi Aspek-Aspek Corporate University untuk Pusdiklat Perdagangan (Paton,


2005)
NO NAMA ASPEK PENJELASAN SKOR REKOMENDASI
1. Kapasitas dan Pengetahuan. Keyakinan 1 Peningkatan dan
kapabilitas dan komitmen pihak kapasitas dan
manajemen manajemen mengenai kapabilitas
Corporate University. didahului dengan
pemetaan yang
rinci.

2. Moda-moda baru Tersedianya media 1 Integrasi dalam


pembentukan komunikasi berbasis digital suatu Knowledge
pengetahuan dan E- Jurnal, E- Learning, E- Management
knowledge sharing Library dan lainnya. System
3. Sistem untuk Pemetaan kompetensi ASN, 1 Sistem pemetaan
mengetahui pembelajaran yang kompetensi agar
kebutuhan disesuaikan dengan kondisi terdapat
pembelajar dan kompetensi ASN perencanaan
menyediakan pengembangan
kurikulum yang kompetensi untuk
memadai individu dan
sertifikasi profesi

4. Kerjasama dan Pakar dan praktisi, institusi 3 Kerjasama tidak


networking dengan untuk praktek, magang, hanya formal,
stakeholder lembaga tradisional, namun juga
masyarakat umum. networking
informal
5. Sistem pengawasan Setiap individu harus 2 Perlu dirumuskan
dan evaluasi diketahui dampaknya instrumen dan
pembelajaran setelah pembelajaran sistem
secara terukur dan pengawasan
dilakukan evaluasi yang terukur
6. Teknologi Sarana prasarana, 1 Metode
pembelajaran sistem digital, metode pembelajaran
pembelajaran yang secara inovatif
inovatif, blended- masih harus
learning kembangkan
7. Inovasi dalam Teknik-teknik baru 1 Perlu dilakukan
metode Assesment dalam assessment survey dan
kompetensi yang lebih benchmarking
sesuai (mis; terkait jenis
assessment di tempat assesment yang
kerja, peer review, dll) sesuai

16
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

NO NAMA ASPEK PENJELASAN SKOR REKOMENDASI


8. Tersedianya Pembelajaran 1 Perlu dilakukan
atmosfer bersama, meliputi survey kualitatif
pembelajaran yang sikap dan mendalam secara
memberdayakan pengetahuan fasilitator terbuka.

9. Organisasi Sinergi, fokus pada 1 Perlu diukur


Pembelajar kekuatan invidu, sejauh mana
mengutamakan aspek-aspek
kepentingan lembaga Learning
keterpaduan Organization
telah tersedia.

*Keterangan Skor: 0 = tidak tersedia, 1 = tersedia dalam jumlah terbatas, 2 = tersedia namun
tidak lengkap, 3 = tersedia seluruhnya namun kurang operasional; 4 = tersedia seluruhnya dan
berjalan dengan baik. (Sumber : Data Primer 2019)

Berdasarkan Paton (2005), terdapat corporate university. Perlu dilakukan


beberapa aspek yang perlu pemetaan yang akuntabel terkait
dipertimbangkan untuk menjadi Corporate permasalahan sinergi, kapasitas dan
University yang disajikan pada Tabel 2. Dari kapabilitas individu, komitmen pemimpin
inventarisasi awal terkait kesiapan Pusdiklat dan suasana pembelajaran yang
Perdagangan untuk menjadi Corporate memberdayakan. Di sisi lain, Pusdiklat
University, dapat dideskripsikan Selain Perdagagan memiliki potensi dan asset
aspek fisik, aspek non fisik harus menjadi yang sangat besar untuk berkembang dan
perhatian bagi Pusdiklat Perdagangan menjadi Corporate University yang handal,
dalam melakukan perubahan menjadi professional dan terdepan.

Analisis Strategi Pusdiklat Perdagangan bertransformasi menjadi Corporate


Menuju Corporate University University. Hasil analisis disajikan dalam
1. Tahap Pemasukan/Input Tabel 3. Bobot setiap variabel diperoleh
Tahap pemasukan dapat dengan menjumlahkan nilai masing-masing
mendorong para penyusun strategi untuk variabel dari semua responden kemudian
mengukur objektifitas selama proses mencari nilai rataan dan membagi jumlah
perumusan strategi. Alat-alat pengukuran nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai
input didapatkan melalui analisis faktor keseluruhan variabel dengan menggunakan
internal dan eksternal di Pusdiklat rumus:
Perdagangan yang kemudian dilakukan
proses pembobotan serta peringkat dengan
menggunakan matriks IFE dan EFE serta
peneliti mengambil faktor-faktor strategis ∑
internal dan eksternal dari Pusdiklat
Perdagangan. Berdasarkan hasil analisis Keterangan :
eksternal, Pusdiklat Perdagangan = bobot faktor
mempunyai beberapa kekuatan dalam = nilai variabel ke-i

17
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

∑ = total nilai variabeI = 1,2,3,n tersebut. Nilai 1-4 didasarkan pada


N = Jumlah variabel keefektifan strategi perusahaan, 4 =
Memberikan peringkat antara 1 sampai 4 responnya sangat bagus, 3 = responnya
pada setiap faktor strategis eksternal untuk diatas rata-rata, 2 = responnya rata-rata,
menunjukkan keefektifan strategi dan 1 = responnya dibawah rata-rata.
perusahaan saat ini dalam merespon faktor
Tabel 3 Analisis Matriks EFE

Skor
Faktor-Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat
Bobot
Peluang
1. Revolusi Industri 4.0 memberikan banyak
kemudahan dalam proses belajar dan mengajar
sehingga konsep Corporate University yang harus
0.4 4 1.6
menerapkan prinsip: Applicable, Relevant,
Impactful dan Accesible sangat mungkin dapat
dilaksanakan. (P1)
2. Program Corporate University dibentuk sejalan
dengan prioritas pembangunan sumber daya
manusia (SDM) serta grand design reformasi
birokrasi nasional. Kebijakan strategis
pembangunan SDM ASN bertumpu pada reformasi 0.3 4 1.2
manajemen ASN dalam UU Nomor 5/2014 tentang
ASN, PP Nomor 11/2017 tentang Manajemen
PNS, dan PP Nomor 49/2018 tentang Manajemen
PPPK. (P2)
Total Peluang 2.8
Ancaman
1. Ancaman apabila tidak melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran bagi SDM di Kementerian
Perdagangan akan berdampak pada rendahnya
0.2 1 0.2
kinerja SDM di Kementerian Perdagangan,
sehingga visi dan misi organisasi tidak tercapai.
(A1)
2. Stigma negatif terhadap ASN dimata masyarakat.
0.1 2 0.2
(A2)
Total Ancaman 0.2
Total 1 3.2
Keterangan : Peringkat 1 = Ancaman Utama 2= Ancaman Minor 3=Kekuatan Minor 4=Kekuatan Utama

Berdasarkan hasil analisis dari matriks EFE, a. Applicable, yaitu mudah dipelajari,
faktor kunci eksternal peluang yang memiliki diajarkan dan diterapkan dengan
nilai skor bobot paling tinggi adalah P1. media action learning application.
Perubahan pendekatan dalam pendidikan b. Relevant, yaitu dilaksanakan sesuai
dan pelatihan aparatur sangat diperlukan dengan kebutuhan, tepat sasaran
karena adanya gerak laju perubahan di era dan kekinian.
revolusi industri 4.0. Kerangka c. Impactful, yaitu berdampak langsung
pembelajaran yang dilaksanakan dalam pada peningkatan kinerja organisasi
Corporate University memiliki beberapa yang diukur dengan learning impact
karakteristik sebagai berikut (BPPK 2017): measurement.
d. Accesible, yaitu mudah diakses
dimana saja dan kapan saja.

18
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Sedangkan, faktor kunci eksternal ancaman luas (multiplier effect) bahkan sampai ke
yang memiliki nilai skor bobot paling tinggi kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat.
adalah A1. Lembaga Diklat dalam suatu Kualitas SDM yang diberikan penguatan
instansi merupakan salah satu faktor utama adalah hal-hal yang bersifat intangibles atau
yang menentukan kualitas SDM dari suatu berupa softskill.
instansi. Dampak yang dihasilkan sangat

Tabel 4 Analisis Matriks IFE

Skor
Faktor-Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat
Bobot
Kekuatan
1. Pusdiklat Perdagangan telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001:2015, artinya dapat dikatakan
telah memenuhi persyaratan internasional dalam 0.2 4 0.8
hal sistem manajemen mutu jasa yang
dihasilkannya. (KU1)
2. Pusdiklat Perdagangan mempunyai modal insani
yang potensial yang mempunyai beragam
sertifikasi dan keahlian untuk dapat terus 0.1 3 0.3
berkembang dan mewujudkan Kemendag
Corporate University. (KU2)
Total Kekuatan 1.1
Kelemahan
1. Belum terdapat Knowledge Management System
yang terintegrasi dengan Learning Management 0.26 1 0.26
System.(KL 3)
2. Belum terdapat pemetaan kompetensi dan masih
berfokus terhadap pemenuhan kesenjangan 0.14 2 0.28
kompetensi individu. (KL4)
3. Pemahaman mengenai Corporate University masih
terbatas, sehingga belum terdapat keyakinan dan
0.3 1 0.3
komitmen untuk menjalankan Corporate University.
(KL5)
Total Kelemahan 0.84
Total 1 1.94
Keterangan : Peringkat 1 = Kelemahan utama 2=Kelemahan minor 3= Kekuatan minor 4=Kekuatan
utama

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, pengetahuan dapat membantu organisasi


Faktor kunci internal kekuatan dengan nilai membawa produk ke pasar lebih cepat,
paling tinggi adalah KU 1, sedangkan lebih baik dalam melayani
kelemahan yang paling tinggi adalah KL 5. pelanggan/stakeholder, mengembangkan
Manajemen Pengetahuan (Knowledge produk atau jasa lebih inovatif, menarik
Management) merujuk pada proses karyawan baru dan mempertahankan
peningkatan kinerja organisasi dengan karyawan yang ada dengen memberikan
mendesain, mengimplementasikan alat, kesempatan belajar dan berkembang.
proses, sistem, struktur dan budaya untuk
meningkatkan penciptaan, sharing dan
penggunaan pengetahuan. Manajemen

19
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

2.Tahap Pencocokan Menuju Corporate University menggunakan


matriks IE dan matriks SWOT yang
Tahap pencocokan berfokus pada didapatkan dari tahap input untuk
perumusan strategi yang baik serta tepat memadukan peluang dan ancaman
sasaran untuk perusahaan dengan eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
memerhatikan antara sumberdaya dan internal.
keterampilan internalnya serta peluang dan
ancaman yang terbentuk oleh faktor-faktor Analisis Matriks IE
eksternal. Tahap pencocokan pada
penyusunan strategi Pusdiklat Perdagangan Matriks IE memposisikan berbagai posisi
suatu organisasi dengan tampilan 9 bagian.

Nilai IFE

2.0 1.0
4.0 3.0
Lemah
Kuat Sedang
Tinggi
III
(3.0 – I II
4.0)
Nilai EFE

Sedang
(2.0- IV V VI
2.99)
Rendah
(1.0 – VII VIII IX
1.99)

Gambar 2 Analisis Matriks IE

Analisis matriks IE pada penyusunan berdasarkan perhitungan yang telah


strategi Pusdiklat Perdagangan dalam dilakukan dengan menggunakan matriks
melakukan transformasi menuju Corporate EFE total skor yang diperoleh adalah 3.2,
University disajikan dalam Gambar 2. skor tersebut lebih besar dari 2.5 artinya
secara eksternal terdapat peluang yang
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah sangat besar untuk dapat berkembang dan
dilakukan dengan menggunakan matriks berinovasi. Berdasarkan hasil analisis
IFE, total skor yang diperoleh adalah matriks IE posisi Pusdiklat Perdagangan
sebesar 1.94. Total yang diperoleh kurang saat ini terdapat didalam matriks nomor III,
dari 2.5 artinya posisi internal Pusdiklat maka strategi yang cocok dilaksanakan
Perdagangan masih cenderung lemah adalah Hold and Maintain. Strategi Hold and
dalam memanfaatkan kekuatan untuk Maintain apabila diterapkan didalam strategi
meraih peluang yang ada. Sedangkan,

20
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

pemasaran suatu perusahaan diantaranya Perdagangan. Strategi ini dapat


adalah dengan melakukan pengembangan dilakukan dengan cara penguatan
produk. Produk yang dihasilkan pusdiklat pelaksanaan learning organization di
perdagangan saat ini masih berupa class Pusdiklat Perdagangan dengan
learning, dengan melakukan transformasi pendekatan Visionary Leadership.
menuju Corporate University produk yang Kepemimpinan visioner merupakan
dihasilkan dapat dikembangkan menjadi E- kemampuan pemimpin untuk
learning, blended learning, menciptakan dan mengartikulasikan
coaching/mentoring, culture change, suatu visi yang realistik, dapat
knowledge management system, on the job dipercaya, atraktif tentang masa depan
training, sharing knowledge dan community bagi suatu organisasi atau unit
of practice. Menurut Mardquart (2002) organisasional yang terus bertumbuh
keinginan yang dianggap paling penting dan meningkat sampai saat ini. Sebagai
oleh peserta pelatihan dari Corporate organisasi pembelajar dalam
University diantaranya adalah: menghadapi era globalisasi dan
liberalisasi perdagangan seperti
1. Pelatihan yang bermanfaat dengan sekarang ini perubahan begitu cepat,
biaya yang terjangkau permasalahan begitu kompleks dan
2. Progam yang efisien dari aspek persaingan begitu ketat. Kondisi seperti
waktu itu menuntut pimpinan dan semua unsur
3. Praktikalitas program dan metode organisasi mau belajar secara terus-
yang digunakan dalam menerus dan konsisten menyesuaikan
mempelajarinya. dengan perubahan yang terjadi.
4. Instruktur/pengajar yang peduli dan Learning Organization adalah
kompeten. organisasi yang setiap anggotanya
5. Berguna bagi pengembangan karir berupaya secara terus menerus
setelah mengikuti pelatihan memperluas kapasitas kerjanya untuk
6. Akses komunikasi, sarana dan menciptakan hasil yang benar-benar
prasarana yang memadai diinginkan, dengan menerapkan pola
7. Sistem administrasi yang sederhana pikir baru yang ekspansif yang tumbuh
8. Pelatihan yang spesifik sesuai atas dasar aspirasi kolektif dan bebas
kebutuhan peserta. sehingga mereka dapat belajar
Strategi Pusdiklat Perdagangan Menuju bersama-sama dalam satu tim atau unit
Corporate University organisasi (Marquardt 2002). Untuk
membangun organisasi pembelajar
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan (building learning organization) dalam
dengan menggunakan matriks SWOT, prespektif visionary leadership menurut
terdapat 4 strategi yang dapat digunakan Widodo (2007) dapat dilakukan melalui
oleh Pusdiklat Perdagangan dalam menuju lima disiplin, yaitu ; 1) Berfikir sistemis
Corporate University: (system thinking), 2) Penguasaan
1. Strategi S-O (Strength-Opportunities) pribadi (personal mastery), 3) Model-
Strategi S-O dapat dilaksanakan model mental (mental models), 4)
dengan memadukan antara kekuatan Membangun visi bersama (building
dan peluang yang terdapat di Pusdiklat shared vision), 5) Pembelajaran tim

21
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

(team learning), Dalam membangun Manajemen mutu terpadu (total quality


organisasi pembelajar (building learning management) dalam suatu organisasi
organization) pada era globalisasi di akan memperlihatkan sejumlah nilai
mana pengaruh kemajuan ilmu positif seperti; semua orang yang
pengetahuan dan teknologi yang begitu terlibat dalam proses manajemen
pesat mengubah cara berfikir dan cara memiliki kesadaran yang tinggi akan
pandang manusia, kehidupan manusia, pentingnya mutu, seluruh pekerjaan
komunikasi antar manusia begitu cepat berorientasi pada peningkatan mutu,
karena jarak dan waktu sudah sangat semua kegiatan dalam organisasi itu
pendek, sehingga batas-batas pemisah berorientasi pada aspek kemanusiaan,
antar negara, antar bangsa, antar suku menganggap dan memperlakukan
antar organisasi nyaris hilang dan setiap orang memiliki akal sehat
menuntut standar-standar tertentu yang (common sense), memiliki peranan
disepakati bersama, baik lokal, regional yang berbeda sesuai tugas, wewenang
maupun internasional. dan tanggung jawabnya, dan partisipatif
dalam mewujudkan tujuan dan sasaran
2. Strategi W-O (Weakness- organisasi.
Opportunities) Selain itu, organisasi bercirikan
Strategi W-O dapat dilaksanakan desentralisasi, ada upaya
dengan mengatasi kelemahan dengan pemberdayaan bawahan yang
peluang yang terdapat di Pusdiklat berlangsung dengan baik melalui
Perdagangan. Strategi W-O dapat pelimpahan tugas, wewenang dan
dilaksanakan dengan merancang dan tanggung jawab. Kemudian
merealisasikan pembuatan LMS pembaharuan dan perbaikan mutu
(Learning Management System) yang dilaksanakan secara menyeluruh,
menjadi pusat integrasi seluruh terpadu dan terus menerus dalam
manajemen pengetahuan dan rangka memuaskan pelanggan
pembelajaran di Pusdiklat Perdagangan (customer satisfaction).
serta menitikberatkan fokus organisasi
kepada strategic organization issue dan 4. Strategi W-T (Weaknesess – Threat)
business performance. Strategi W-T merupakan strategi untuk
memperbaiki kelemahan untuk
3. Strategi S-T (Strength – Threat) menghadapi ancaman yang terdapat di
Strategi S-T dapat dilaksanakan dengan Pusdiklat Perdagangan. Strategi ini
mengatasi ancaman dengan kekuatan dapat dilaksanakan dengan cara
yang dimiliki oleh Pusdiklat Mengadakan knowledge sharing
Perdagangan. Strategi ini dapat mengenai Corporate university, serta
dilaksanakan dengan cara Penerapan penjelasan urgensi Pusdiklat
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Perdagangan untuk melakukan
Management) dan Pelayanan Mutu perubahan mejadi lembaga pendidikan
Terpadu (Total Quality Services) dalam yang mencetak generasi ASN yang
menjalankan tugasnya untuk melayani lebih berkualitas dan sesuai dengan
masyarakat luas. tuntutan zaman. Matriks hasil analisis
SWOT disajikan pada Gambar 3

22
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Kekuatan Kelemahan
(Strengths – S) (Weakneses – W)
Faktor Internal 1. Pusdiklat Perdagangan 1. Belum terdapat Knowledge
telah memenuhi Management System yang
persyaratan terintegrasi dengan Learning
internasional dalam hal Management System.
sistem manajemen 2. Belum terdapat pemetaan
mutu jasa yang kompetensi dan masih
dihasilkannya. berfokus terhadap
2. Pusdiklat Perdagangan pemenuhan kesenjangan
mempunyai modal kompetensi individu.
insani yang potensial 3. Pemahaman mengenai
yang mempunyai Corporate University masih
beragam sertifikasi dan terbatas, sehingga belum
keahlian untuk dapat terdapat keyakinan dan
terus berkembang dan komitmen untuk
mewujudkan menjalankan Corporate
Kemendag Corporate University
Faktor Eksternal University.
Peluang Strategi (SO) Strategi (WO)
(Opportunities-O) Strength-Opportunities Weakneses-Opportunities
1. Revolusi Industri 4.0 1. Merancang dan
memberikan banyak Penguatan pelaksanaan merealisasikan pembuatan
kemudahan dalam proses learning organization di LMS (Learning Management
belajar dan mengajar. Pusdiklat Perdagangan System) yang menjadi pusat
2. Program Corporate dengan pendekatan integrasi seluruh manajemen
University dibentuk sejalan Visionary Leadership. pengetahuan dan
dengan prioritas pembelajaran di Pusdiklat
pembangunan sumber daya Perdagangan.
manusia (SDM) serta grand 2. Menitikberatkan fokus
design reformasi birokrasi organisasi kepada strategic
nasional. organization issue dan
business performance.

Ancaman Strategi (ST) Strategi (WT)


(Threats-T) (Strength-Threat) (Weaknesses – Threat)
1. Rendahnya kinerja SDM di Penerapan Manajemen Mengadakan knowledge sharing
Kementerian Perdagangan, Mutu Terpadu (Total mengenai Corporate university,
sehingga visi dan misi Quality Management) dan serta penjelasan urgensi
organisasi tidak tercapai. Pelayanan Mutu Terpadu Pusdiklat Perdagangan untuk
2. Stigma negatif terhadap (Total Quality Services) melakukan perubahan mejadi
ASN dimata masyarakat dalam menjalankan lembaga pendidikan yang
mencetak generasi ASN yang
tugasnya untuk melayani
lebih berkualitas dan sesuai
masyarakat luas.
dengan tuntutan zaman.

Gambar 3 Analisis SWOT

23
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

3. Tahap Keputusan hingga terkecil untuk menunjukkan strategi


yang paling prioritas yang dapat
Setelah mendapatkan enam alternatif dilaksanakan oleh Pusdiklat Perdagangan.
strategi dari matriks SWOT, maka tahap Nilai STAS mengindikasikan daya tarik
akhir dalam perumusan strategi adalah relatif dari setiap strategi alternatif dengan
tahap keputusan pemilihan strategi yang mempertimbangkan dampak faktor
terbaik dan paling tepat untuk digunakan keberhasilan penting eksternal ataupun
pada Transformasi Pusdiklat Perdagangan internal yang berdekatan. Semakin tinggi
menjadi Corporate University dengan nilai STAS mengindikasikan semakin
menggunakan matriks QSP. Berdasarkan menarik pula strategi alternatif tersebut.
hasil perhitungan QSPM yang dapat dilihat Setelah mengurutkan nilai STAS dari nilai
pada Tabel 5 menunjukkan bahwa masing- tertinggi hingga terendah didapatkan
masing alternatif strategi memiliki nilai prioritas strategi sebagai berikut:
STAS (Sum Total Attractivenes Score) yang
dapat diurutkan dari nilai STAS terbesar

Tabel 5 Matriks QSP


Faktor Kunci Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT
Bobot
Internal/Eksternal AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pusdiklat
Perdagangan
telah memenuhi
persyaratan
internasional 0.2 2 0.4 3 0.6 4 0.8 1 0.2
dalam hal sistem
manajemen
mutu jasa yang
dihasilkannya..
2. Pusdiklat
Perdagangan
mempunyai 0.1 3 0.3 4 0.4 2 0.2 4 0.4
modal insani
yang potensial.
Kelemahan
3. Belum terdapat
Knowledge
Management
System yang
0.26 2 0.52 4 1.04 3 0.78 1 0.26
terintegrasi
dengan Learning
Management
System.
4. Belum terdapat
pemetaan 0.14 2 0.28 2 0.28 1 0.14 1 0.14
kompetensi dan

24
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Faktor Kunci Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT


Bobot
Internal/Eksternal AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
masih berfokus
terhadap
pemenuhan
kesenjangan
kompetensi
individu.
5. Pemahaman
mengenai
Corporate
University masih
terbatas,
sehingga belum
0.3 4 1.2 2 0.6 1 0.3 3 0.9
terdapat
keyakinan dan
komitmen untuk
menjalankan
Corporate
University.
Peluang
6. Revolusi Industri
4.0 memberikan
banyak
kemudahan 0.4 4 1.6 3 1.2 2 0.8 3 1.2
dalam proses
belajar dan
mengajar.
7. Program
Corporate
University
dibentuk sejalan
dengan prioritas
pembangunan
0.3 4 1.2 4 1.2 2 0.6 1 0.3
sumber daya
manusia (SDM)
serta grand
design reformasi
birokrasi
nasional.
Ancaman
8. Rendahnya
kinerja SDM di
Kementerian
Perdagangan,
0.2 3 0.6 2 0.4 2 0.4 1 0.2
sehingga visi
dan misi
organisasi tidak
tercapai.
9. Stigma negatif 0.1 3 0.3 2 0.2 1 0.1 1 0.1

25
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Faktor Kunci Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT


Bobot
Internal/Eksternal AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
terhadap ASN
dimata
masyarakat
Total 6.4 5.92 4.12 3.7
Prioritas Strategi 1 2 3 4

Berdasarkan hasil analisis dengan 2. Berdasarkan hasil analisis matriks IE


menggunakan matriks QSP, diperoleh yang diperoleh dari skor yang
bahwa strategi yang memiliki STAS paling didapatkan dari matriks IFE dan
tinggi adalah strategi SO, yaitu Penguatan EFE, Pusdiklat Perdagangan
terdapat dalam matriks III yang
pelaksanaan learning organization di
artinya posisi internal Pusdiklat
Pusdiklat Perdagangan dengan pendekatan
Perdagangan masih lemah dalam
Visionary Leadership. Kunci utama
menghadapi potensi peluang dan
berjalannya suatu proses bisnis dalam ancaman yang tinggi dan
organisasi adalah pimpinan yang mengharuskan Pusdiklat
mempunyai komitmen tinggi serta Perdagangan untuk segera
kepedulian terhadap kemajuan organisasi. melakukan perubahan.
Pimpinan yang mempunyai visi yang jelas 3. Berdasarkan hasil analisis matriks
akan mampu mengarahkan anggotanya SWOT dan QSP, stategi yang
untuk menuju perubahan ke arah yang lebih menjadi prioritas utama adalah
baik. strategi SO, yaitu penguatan
pelaksanaan learning organization di
KESIMPULAN Pusdiklat Perdagangan dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pendekatan Visionary Leadership.
terkait analisis strategi Pusdiklat
Perdagangan menuju Corporate University,
maka dapat disimpulkan beberapa hal DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil assessment awal, Aruman, Edhy. 2018. Membedah Praktek
terkait kondisi fisik dan non fisik dari Corporate University di Indonesia,
Majalah Swa Online. tersedia di :
Pusdiklat Perdagangan, selain https://swa.co.id/swa/review/book-
aspek fisik, aspek non fisik harus review/membedah-praktik-corporate-
menjadi perhatian bagi Pusdiklat university-di-indonesia [diakses pada 1
Perdagangan dalam melakukan September 2019]
perubahan menjadi corporate
university. Perlu dilakukan pemetaan Arets, J., 2016. Learning at the speed of
yang akuntabel terkait performance. tersedia di:
permasalahan sinergi, kapasitas dan https://elearningindustry.com/70-20-10-
kapabilitas individu, komitmen learning-at-the-speed-of-performance
pemimpin dan suasana [diakses pada 15 September 2019].
pembelajaran yang
memberdayakan.

26
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Allen, M. 2002. The Corporate University From Traditional Training to Learning


Handbook. AMACOM : New York. Management System. Journal of
Education and Practice 8(15), 85-90.
Allen, M. 2014. Talent Management and
Corporate Universities : The Ilyas, M. 2017. Making of a Corporate
Intersection of Two Levers Graxiadio University Model: Transition
Bussiness Review 17 (1), 1-8. fromTraditional Training to Learning
Management System. Journal of
Buwono X, S.H.2007 Merajut Education and Practice 8 (15), 85-90.
Keindonesiaan Kita. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. Kasali, R. 2010. Myelin : Mobilisasi
Intangibles Menjadi Kekuatan
BPPK. 2017. Keputusan Kepala Bandan Perubahan. Gramedia, Jakarta.
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Lombardo, Michael M; Eichinger. 2010. The
Nomor Kep-140/PP/2017 Tentang Career Architect Development Planner
Cetak Biru Kementerian Keuangan (1st ed.). Minneapolis: Lominger.
Corporate University. BPPK : Jakarta.
Martyn F. R,. 2018. Corporate University
Covey, S.R. 2004. The 8th habit : From
(Merancang, Membangun, dan
Effectiveness to Greatness. Free Mengelola Organisasi Pembelajar).
Press/ Simon & Schuster,Inc : New PPM Management : Jakarta.
York.
Marquardt, M.J. (2002). Building the
David, Fred. R. 2012. Konsep – Konsep Learning Organization. Davies-Black
Manajemen Strategis Edisi ke Publishing, ast Bayshore Road, Palo
Sembilan. PT. Indeks : Jakarta. Alto, CA.
Dwiyanto, A. 2015. Mewujudkan Good
Muhammad, Fadel. 2008. Reinventing Local
Governance Melalui Pelayanan Publik.
Government, Pengalaman dari Daerah.
Gadjah Mada University Press PT Elex Media Komputindo : Jakarta.
:Yogyakarta.
Meister, J.C. 1998. Corporate Universities:
Deakinco. 2018. Developing World Class
lessons in building a world-class
Employees with the 70:20:10 Model.
workforce. McGraw-Hill, New York.
Tersedia di :
https://www.deakinco.com/media- Moeljono, D. 2005. Budaya Organisasi
centre/news/Developing-worldclass- dalam Tantangan. PT. Elex Media
employees-with-the-70:20:10-model Komputindo :Jakarta.
(diakses tanggal 13 November 2019) Paton, Rob., et al. 2005. Handbook of
Corporate University Development,
El-Tannir. A.A. 2002. The Corporate
Gower Publishing Company, England.
University Model For Continous
Learning, Training And Development. Ramdani, A. R., 2018. Meluruskan Esensi
Education+ Training, 44(2), 76-81. Corporate University. Tersedia di :
https://bumntrack.com/ekonom/melurus
Gonzales, Didina.2017. Making of a
kan-esensi-corporate-university
Corporate University Model : Transition
(diakses tanggal 2 November 2019)

27
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Associates. www.gswong.com (diakses


Rustiny, E. 2018. Penerapan BLUD Dalam tanggal 2 November 2019).
Transformasi Lembaga Diklat Menjadi
Corporate University. Prosiding Widodo, Joko. 2007. Learning
Seminar Nasional “Inovasi Menuju Organization. Bayumedia : Malang.
Corporate University”’. Cimahi : 13
Desember 2018. Hal. 2-11. Wibowo. 2012. Manajemen Perubahan edisi
Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada :
Ramelan, M. 2018. Coorporate University Jakarta.
Bukanlah Universitas, PPM
Management Artikel (tersedia di Yusuf, Amri. 2018. Meluruskan Esensi
https://ppm- Corporate University, BUMN Track
manajemen.ac.id/blog/artikel- (tersedia di
manajemen-18/post/corporate- https://bumntrack.com/berita/meluruska
university-bukanlah-universitas-1405 n-esensi-corporate-university [diakses
diakses tanggal 13 November 2019) 1 September 2019].

Ramsay, D. July 10, 2017. The Rise of


Corporate Universities.
https://www.adventureassoc.com/the-
rise-of-corporate-universities/ (diakses
tanggal 11 September 2019)

Satrijono,W., Djawahir, M.K, dan


Sugiarsono,J.. 2017. Indonesia’s Best
Practices of Corporate University. PLN
Corporate University dan PT
Swasembada Media Bisnis, Jakarta.

Scurtu, L.E. and Neamțu, D.M. 2015. The


Need of Using Knowledge
Management Strategy In Modern
Business Organizations. The USV
Annals of Economics and Public
Administration Vol. 15, Issue 2(22),
157-165.

Tjahyono, H. 2011. Culture based


Leadership. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Tjiptono, Fandi & Diana, Anastasia. Total


Quality Management Edisi Revisi.
Penerbit Andi : Yogyakarta.

Wong, G. 2011. Establishing A Corporate


University Overview. Gary Wong &

28

Anda mungkin juga menyukai