Strategi Pusdiklat Perdagangan Menjadi Corpu
Strategi Pusdiklat Perdagangan Menjadi Corpu
November 2019
ABSTRAK : Dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di Kementerian
Perdagangan, Pusdiklat Perdagangan memiliki peranan penting dalam mendukung tercapainya visi dan
misi serta penerapan nilai-nilai budaya organisasi dari Kementerian Perdagangan. Inovasi dalam proses
pembelajaran harus dilaksanakan dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan perkembangan zaman.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi Pusdiklat Perdagangan menuju Corporate
University. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
matriks IFE-EFE, matriks IE, analisis SWOT dan matriks Qualitative Strategic Planning (QSP).
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan Pusdiklat Perdagangan diharapkan dapat melaksanakan
strategi S-O yaitu penguatan pelaksanaan learning organization dengan pendekatan Visionary
Leadership sebagai strategi prioritas utama yang dihasilkan dari analisis matriks QSP.
Kata Kunci : Corporate University, matriks IFE-EFE, matriks IE, SWOT, QSPM
ABSTRACT : In order to increase the capacity and quality of human resources at the Ministry of Trade,
the Center for Trade and Education has an important role in supporting the achievement of the vision and
mission and the application of organizational cultural values of the Ministry of Trade. Innovations in the
learning process must be implemented in the face of the demands of globalization and the times. The
purpose of this study is to analyze the Strategic Center of Trade Training and Education towards
Corporate University. The analytical method used in this study is to use IFE-EFE matrix analysis, IE
matrix, SWOT analysis and Qualitative Strategic Planning (QSP) matrix. Based on the results of the
analysis conducted by the Trade Training Center, it is expected to implement the S-O strategy, namely
strengthening the implementation of learning organizations with the Visionary Leadership approach as the
main priority strategy generated from the QSP matrix analysis.
Keywords : Corporate University, IFE-EFE matrix, IE matrix, SWOT, QSPM
8
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
9
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
10
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
11
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
konvensional. Selain perbedaan struktur pada saat bekerja bukan hanya pada saat
juga akan berimbas terhadap ragam produk diklat (Deakinco, 2018).
dari Lembaga diklat yang bertransformasi
menjadi Corporate University. Sehingga Keberadaan Corporate University kini telah
pembelajaran model 70-20-10 dianggap diterima oleh sejumlah besar korporasi di
lebih sesuai untuk diterapkan. Abad kedua seluruh dunia (Ilyas, 2017). Entitas ini
puluh adalah masa keemasan pelatihan sangat signifikan kontribusinya dalam
untuk pengembangan sumber daya pengembangan keunggulan kompetitif
manusia. Namun terdapat pergeseran fokus perusahaan melalui peningkatan nilai
pembelajaran dari pembelajaran formal 10- tambah yang tidak kasat mata (intangibles)
20-70 ke pembelajaran kerja 70-20-10 atau namun dirasakan manfaatnya terhadap
belajar dengan bekerja dan belajar untuk peningkatan kinerja organisasi, seperti
bekerja (Arets, 2016). disiplin, kerja keras, jujur,
bertanggungjawab, dan lain sebagainya
70-20-10 learning and development model (Kasali, 2010). Dalam diri manusia, nilai-
adalah kerangka kerja pembelajaran kerja nilai intangibles itu bersifat information-
yang strategis untuk meningkatkan based, melekat dalam diri karyawan dalam
efektifitas pegawai melalui tiga jenis bentuk skills, kerjasama tim, tata nilai,
pembelajaran yaitu: 70% pembelajaran budaya organisasi, reputasi dan teknologi.
eksperimental, pegawai belajar dan berlatih Sedangkan di luar organisasi, karakter tidak
sambil melakukan pekerjaan di tempat mudah diukur itu melekat pada pelanggan
kerja; 20% pembelajaran sosial, yang dalam bentuk brand, image, customer
melibatkan pembinaan, pendampingan, dan loyality, dan dukungan. Perubahan yang
pengembangan melalui orang lain; dan 10% kekal dan berfondasi kuat adalah
pembelajaran formal, biasanya kita pahami perubahan yang dibangun di atas fondasi
sebagai pelatihan dan pengembangan intangibles (Kasali, 2010).
tradisional di tempat kerja. Model 70-20-10
memungkinkan organisasi mengambil Sumber daya insani bertalenta tinggi tidak
keuntungan dari setiap kesempatan belajar bisa dihasilkan sepenuhnya melalui pusat
karena menawarkan manfaat untuk pelatihan teknis (Allen, 2014) melainkan
menciptakan elemen penting untuk harus melalui entitas pendidikan sebagai
menciptakan karyawan berkinerja tinggi. lembaga transformatif sumber daya insani.
Selain itu model ini mempunyai keunggulan Karena itu, eksistensi sebuah organisasi
karena sifatnya yang fleksibel, sinergi, dan atau perusahaan di era pengetahuan
keterlibatan. Fleksibel karena ini adalah sangat ditentukan oleh kemampuan
sebuah referensi atau cara bukan formula organisasi dalam belajar untuk mampu
kurikulum yang baku sehingga fleksibel menyesuaikan diri dengan tuntutan
untuk menggunakan berbagai cara. Sinergi perubahan (Scurtu & Neamțu, 2015).
karena meski dilaksanakan terpisah tiap Manajemen pengetahuan mendukung
komponen (70-20-10) tapi saling proses organisasi melalui inovasi
meningkatkan kompetensi. Keterlibatan pembelajaran individual, pembelajaran
karena implementasi 70-20-10 kolektif (organisasional) dan pengambilan
menyadarkan pegawai bahwa keputusan secara kolaboratif. Wong (2011)
pengembangan terjadi setiap saat, juga menegaskan bahwa Corporate University
12
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
13
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
14
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
15
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
16
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
*Keterangan Skor: 0 = tidak tersedia, 1 = tersedia dalam jumlah terbatas, 2 = tersedia namun
tidak lengkap, 3 = tersedia seluruhnya namun kurang operasional; 4 = tersedia seluruhnya dan
berjalan dengan baik. (Sumber : Data Primer 2019)
17
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
Skor
Faktor-Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat
Bobot
Peluang
1. Revolusi Industri 4.0 memberikan banyak
kemudahan dalam proses belajar dan mengajar
sehingga konsep Corporate University yang harus
0.4 4 1.6
menerapkan prinsip: Applicable, Relevant,
Impactful dan Accesible sangat mungkin dapat
dilaksanakan. (P1)
2. Program Corporate University dibentuk sejalan
dengan prioritas pembangunan sumber daya
manusia (SDM) serta grand design reformasi
birokrasi nasional. Kebijakan strategis
pembangunan SDM ASN bertumpu pada reformasi 0.3 4 1.2
manajemen ASN dalam UU Nomor 5/2014 tentang
ASN, PP Nomor 11/2017 tentang Manajemen
PNS, dan PP Nomor 49/2018 tentang Manajemen
PPPK. (P2)
Total Peluang 2.8
Ancaman
1. Ancaman apabila tidak melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran bagi SDM di Kementerian
Perdagangan akan berdampak pada rendahnya
0.2 1 0.2
kinerja SDM di Kementerian Perdagangan,
sehingga visi dan misi organisasi tidak tercapai.
(A1)
2. Stigma negatif terhadap ASN dimata masyarakat.
0.1 2 0.2
(A2)
Total Ancaman 0.2
Total 1 3.2
Keterangan : Peringkat 1 = Ancaman Utama 2= Ancaman Minor 3=Kekuatan Minor 4=Kekuatan Utama
Berdasarkan hasil analisis dari matriks EFE, a. Applicable, yaitu mudah dipelajari,
faktor kunci eksternal peluang yang memiliki diajarkan dan diterapkan dengan
nilai skor bobot paling tinggi adalah P1. media action learning application.
Perubahan pendekatan dalam pendidikan b. Relevant, yaitu dilaksanakan sesuai
dan pelatihan aparatur sangat diperlukan dengan kebutuhan, tepat sasaran
karena adanya gerak laju perubahan di era dan kekinian.
revolusi industri 4.0. Kerangka c. Impactful, yaitu berdampak langsung
pembelajaran yang dilaksanakan dalam pada peningkatan kinerja organisasi
Corporate University memiliki beberapa yang diukur dengan learning impact
karakteristik sebagai berikut (BPPK 2017): measurement.
d. Accesible, yaitu mudah diakses
dimana saja dan kapan saja.
18
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
Sedangkan, faktor kunci eksternal ancaman luas (multiplier effect) bahkan sampai ke
yang memiliki nilai skor bobot paling tinggi kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat.
adalah A1. Lembaga Diklat dalam suatu Kualitas SDM yang diberikan penguatan
instansi merupakan salah satu faktor utama adalah hal-hal yang bersifat intangibles atau
yang menentukan kualitas SDM dari suatu berupa softskill.
instansi. Dampak yang dihasilkan sangat
Skor
Faktor-Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat
Bobot
Kekuatan
1. Pusdiklat Perdagangan telah mendapatkan
sertifikat ISO 9001:2015, artinya dapat dikatakan
telah memenuhi persyaratan internasional dalam 0.2 4 0.8
hal sistem manajemen mutu jasa yang
dihasilkannya. (KU1)
2. Pusdiklat Perdagangan mempunyai modal insani
yang potensial yang mempunyai beragam
sertifikasi dan keahlian untuk dapat terus 0.1 3 0.3
berkembang dan mewujudkan Kemendag
Corporate University. (KU2)
Total Kekuatan 1.1
Kelemahan
1. Belum terdapat Knowledge Management System
yang terintegrasi dengan Learning Management 0.26 1 0.26
System.(KL 3)
2. Belum terdapat pemetaan kompetensi dan masih
berfokus terhadap pemenuhan kesenjangan 0.14 2 0.28
kompetensi individu. (KL4)
3. Pemahaman mengenai Corporate University masih
terbatas, sehingga belum terdapat keyakinan dan
0.3 1 0.3
komitmen untuk menjalankan Corporate University.
(KL5)
Total Kelemahan 0.84
Total 1 1.94
Keterangan : Peringkat 1 = Kelemahan utama 2=Kelemahan minor 3= Kekuatan minor 4=Kekuatan
utama
19
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
Nilai IFE
2.0 1.0
4.0 3.0
Lemah
Kuat Sedang
Tinggi
III
(3.0 – I II
4.0)
Nilai EFE
Sedang
(2.0- IV V VI
2.99)
Rendah
(1.0 – VII VIII IX
1.99)
20
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
21
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
22
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
Kekuatan Kelemahan
(Strengths – S) (Weakneses – W)
Faktor Internal 1. Pusdiklat Perdagangan 1. Belum terdapat Knowledge
telah memenuhi Management System yang
persyaratan terintegrasi dengan Learning
internasional dalam hal Management System.
sistem manajemen 2. Belum terdapat pemetaan
mutu jasa yang kompetensi dan masih
dihasilkannya. berfokus terhadap
2. Pusdiklat Perdagangan pemenuhan kesenjangan
mempunyai modal kompetensi individu.
insani yang potensial 3. Pemahaman mengenai
yang mempunyai Corporate University masih
beragam sertifikasi dan terbatas, sehingga belum
keahlian untuk dapat terdapat keyakinan dan
terus berkembang dan komitmen untuk
mewujudkan menjalankan Corporate
Kemendag Corporate University
Faktor Eksternal University.
Peluang Strategi (SO) Strategi (WO)
(Opportunities-O) Strength-Opportunities Weakneses-Opportunities
1. Revolusi Industri 4.0 1. Merancang dan
memberikan banyak Penguatan pelaksanaan merealisasikan pembuatan
kemudahan dalam proses learning organization di LMS (Learning Management
belajar dan mengajar. Pusdiklat Perdagangan System) yang menjadi pusat
2. Program Corporate dengan pendekatan integrasi seluruh manajemen
University dibentuk sejalan Visionary Leadership. pengetahuan dan
dengan prioritas pembelajaran di Pusdiklat
pembangunan sumber daya Perdagangan.
manusia (SDM) serta grand 2. Menitikberatkan fokus
design reformasi birokrasi organisasi kepada strategic
nasional. organization issue dan
business performance.
23
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
24
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
25
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
26
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
27
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019
28