Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gelombang Elastis

Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di
perhitungkan dalam dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat diberlakukan
dalam medium tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang elastik.
Dalam pendekatan gelombang panjang, tinjau sebuah batang berpenampang A
dengan rapat massa ρ, yang dirambati gelombang mekanik ke arah memanjang batang x.
Pada setiap titik x dalam batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai akibat adanya
tegangan σ(x) dari gelombang, lihat gambar

Gambar 2.1

Dapat dituliskan regangan pada batang :

du
∈= (2.1)
dx

karena tegangan σ yang memenuhi Hukum Hooke sebagai berikut :

σ =E ∈(2.2)

Dengan E menyatakan Modulus elastik atau Modulus Young. Selanjutnya, menurut hukum

kedua Newton, tegangan yang bekerja pada elemen batang dx menghasilkan gaya sebesar :

F= A { σ ( x +dx )−σ (x) } ( 2.3)

akan menyebabkan massa elemen batang tersebut (ρAdx ) mendapatkan percepatan sebesar
2
∂u
2
∂t
Sehingga
2
∂u
ρAdx = A { σ ( x+ dx )−σ (x ) } (2.4)
∂ t2

Perhatikan lebih lanjut ruas kanan persamaan (2.4), dapat dijabarkan :

∂σ ∂ε
¿ dx =E dx
∂x ∂x

¿E
∂ du
∂ x dx( ) ∂2 u ( )
dx=E 2 dx 2.5
∂x

Masukkan kembali hasil (2.5) ke persamaan semula (2.4) memberikan :


2 2
∂u ∂u
ρAdx 2
=E 2 dx . A
∂t ∂x

yang dapat disederhanakan menjadi:

∂2 u
= ( )
ρ ∂2 u
∂ x2 E ∂ t 2
(2.6)

yaitu persamaan gelombang elastik. Dan bila dibandingkan dengan persamaan gelombang

umum :

∂2 u
=
( )
1 ∂2 u
∂ x 2 v 2s ∂ t 2

akan diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastik :

( )
1/ 2
E
v s= (2.7)
ρ

Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat
padat) bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young. Karena
perambatan gelombang tersebut bergantung pada besaran elastik maka gelombang yang
bersangkutan disebut gelombang elastik.

2.2. Konsep Fonon


Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon karena
perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis. Spektrum frekuensi
Debye yang dinyatakan pada persamaan (3.1) sering disebut spektrum phonon. Phonon
adalah kuantum energi elastik analog dengan photon yang merupakan kuantum energi
elektromagnetik.
Adapun persamaannyan adalah :

3 Nhf E
E=3 N Ē= (3 . 1)
( hf E / k T )
e B
−1

Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang
mekanik (bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang termal (inframerah). Kedua
gelombang tersebut dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya, paket-paket
energi getaran kisi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel” seperti
halnya foton pada gelombang cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang mirip “dualisme
partikel-gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat dianggap sebagai
aliran fonon.
Tabel 3.1. Beberapa konsep dualisme gelombang-pertikel

GELOMBANG PARTIKEL

Gelombang elektromagnetik Foton

Gelombang elastik/kisi Kristal Fonon

Gelombang elektron kolektif Plasmon

Gelombang magnetisasi Magnon

Gelombang electron+deformasi elastik Polaron

Gelombang polarisasi Eksiton

2.3. Penghamburan Fonon Tak-Elastik

Hubungan dispersi fonon sering dijelaskan dengan hamburan tak elastik dari neutron
dengan emisi atau absorpsi proton. Lebar sudut dari berkas neutron yang tersebar memberi
informasi tentang waktu hidup fonon.
Sebuah neutron berada pada kisi kristal akibat interaksi inti atom. Hamburan
kinematik neutron pada kisi kristal menggambarkan aturan seleksi vektor gelombang
secara umum.
k +G =k '± K (3 . 8 )
Dengan persyaratan konservasi energi. K merupakan vektor gelombang dari foton
yang dilepas (+) atau diserap (-) dalam suatu proses, dan G adalah vektor kisi resiprokal.
Untuk fonon, G sama seperti k, berada di zona Brillouin pertama.
2
p
Energi kinetik interaksi neutron adalah 2 M n , dimana
M n adalah massa neutron.

Momentum p diberikan oleh ℏ k , dimana k adalah vektor gelombang dari neutron. Energi
ℏ2 k 2
kinetik dari interaksi neutron adalah 2 M n . Jika k’ adalah vektor gelombang dari hasil
2 2
ℏ k'
interaksi neutron, maka energinya adalah 2M n . Persamaan konservasi energi adalah
ℏ2 k 2 ℏ 2 k ' 2
= ±ℏ ω (3 . 9 )
2 Mn 2 Mn

dimana ℏ ω adalah energi fonon yang dilepaskan (+) atau diserap (-) selama proses

berlangsung.

2.4. Dinamika Kisi Monoatomik

Perhatikan kisi eka-atom (hanya tersusun oleh satu jenis atom) satu dimensi seperti
ditunjukkan oleh gambar 2.5. Pada keadaan seimbang atom-atom secara rata-rata
menduduk ititik kisi. Kemudian, atom-atom akan menyimpang dengan simpangan sebesar
….un-1, un, un +1, ............dst.
Gambar 4.1. Kisi eka-atom satu dimensi dalam keadaan seimbang (atas) dan
dirambati gelombang longitudinal (bawah).
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak atom ke-n dapat diungkapkan
sebagai berikut :
F s=C ( un+1−u n ) + ( un−1−u n )

2
d un
m 2
=C(un+1 +un−1−2un ) (4.1)
dt

m massa atom, C tetapan elastik ikatan antar atom (semacam tetapan pegas), dan t
menyatakan waktu. Terhadap persamaan gerak itu dapat diambil penyelesaian berbentuk :
(iq x n)
un =A e (4.2)
A amplitudo dan xn adalah posisi atom ke-n terhadap pusat-pusat koordinat sembarang dan

dapat dituliskan :
x n=na

n bilangan bulat dan a tetapan kisi. Masukkan solusi (4.2) ke dalam persamaan gerak (4.1),
dan memiliki ketergantungan terhadap waktu e−iωt
2
d un
m 2
=C ¿)
dt

d 2 ( A e [ i (qan−ωt ) ] )
m 2
=C ¿)
dt

−m ω2 un=C ¿) (4.3)

dimana,
inqa ± iqa
un ± 1=Ae e (4.4)

maka,
2 (inqa)
−m ω A e =C ¿)
2 (inqa) inqa +iqa −iqa
−m ω A e =C Ae (e +e −2)

−m ω2=C (e +iqa + e−iqa −2) (4.5)

dan dengan menggunakan hubungan Euler :


iqa −iqa
2 cos qa=e +e

sehingga,
2
−m ω =C (2 cos qa−2 ¿

−m ω =−2C (1-cos qa¿


2

2 2C
ω= (1-cos qa¿
m

Turunkan ,
2
cos 2 a=1−2 sin a

jadi,

2C
ω 2= ¿
m

2 2C 21
ω= (2 sin qa)
m 2

2 4 C 2 qa
ω= sin
m 2

ω=2 ¿

Diperoleh solusi ω :

qa
ω=ω m sin(¿ )¿ (4.6)
2

Dengan,

ω m=2 ¿

Hasil (4.6) menyatakan hubungan antara ω dan q, jadi jelas bahwa persamaan
tersebut menyatakan hubungan dispersi yang dalam kasus ini berbentuk/bersifat sinusoida.
Dalam pembahasan di atas secara implisit telah digunakan pendekatan gelombang pendek,
karena medium “tampak” sebagai deretan atom-atom diskrit. Dari hasil dapat dikatakan
bahwa untuk kisi diskrit atau pendekatan gelombang pendek, hubungan dispersinya
sinusoida (tidak linier); lihat gambar 4.2.
Gambar 4.2. Hubungan dispersi, ω vs q, sinusoida dari kisi
diskrit (pendekatan gelombang pendek).

2.5. Dinamika Kisi Dwiatomik

Kisi dwi atom 1 dimensi merupakan kisi yang tersusun oleh dua atom dengan massa
berbeda yang diperlihatkan dalam satu dimensi. Massa M 1 bisa dianggap berada pada titik
kisi sedangkan massa 2 atau M2 berada pada titik tengah suatu sel satuan. Sehingga
simpangan akibat adanya getaran yang menyebabkan atom-atom ini bergerak dapat terukur
dalam jangka waktu tertentu. Berikut gambar pergerakan atom dalam kisi

Gambar 5.1: posisi atom pada sel primitive yang tersusun atas 2 atom, (a)
posisi atom setimbang, (b) perpindahan kontinyu

Gambar di atas menunjukkan apabila kisi dirambati gelombang maka atom-atom


akan menyimpang sejauh …U n−1 ,u n ,un +1 dan seterusnya. Kita dapat menganggap atom-
atom yang berdekatan atau tetangga terdekat akan dipengaruhi oleh potensial tetangganya
masing- masing sehingga Energi potensial yang dialami oleh atom-atom dapat
digambarkan secara matematis,yaitu:
1 2 1
EP= K ∑ (u n−un ) + K ∑ (un−u n+1 ) ( 5.1)
2
2 n 2 n
Untuk mempermudah perhitungan kita dapat menganggap atom dengan massa lebih
kecil(m) bernomor ganjil sedangkan atom bermassa lebih besar (M) bernomor genap maka

Gambar 5.2

Dari gambar diatas terlihat bahwa atom-atom baik itu atom bermassa kecil maupun
lebih besar akan memiliki perpindahan sebagai berikut:

Sesuai dengan hokum II Newton

d2U
F=m . a dimana a= 2
dt

F=−k u(5.2)

Namun, karena massa dan pergerakan kedua atom ini berbeda sehingga kita harus
menuliskannya secara terpisah.
 Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih besar (M) atau atom
bernomor ganjil.
d 2 U 2 r+1
m =k ( u 2 r+2 +u2 r −2u 2 r+1 ) (5.3)
d t2
 Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih kecil (m) atau atom bernomor
genap
d2 U 2r
m =k ( u2 r +1 +u2 r−1−2 ur ) (5.4)
d t2
Dengan adanya persamaan posisi ini maka kita harus mampumenyatakan persamaan
tersebut dalam bentuk persamaan gelombang yang mengandung q sebagai bilangan
gelombang dan ωsebagai frekuensi sudut gelombang.
Sehingga fungsi gelombangnya yaitu

u2 r +1= A1 exp ⁡[iqa ( 2 r +1 )−ωt ](5.5)

u2 r =A 2 exp ⁡[iqa ( 2 r )−ωt](5.6)


Masuukkan ke persamaan posisi

( 2 c−M ω2 ) A1−( 2 ccosqa ) A 2=0(5.7)

(−2 ccosqa ) A1 + ( 2 c−mω 2) A2 =0(5.8)

Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut:

[ −2 ccosqa
2
2 c−m ω ][ ]
( 2 c−M ω2 ) − (2 ccosqa ) A1 =0(5.9)
A2

Persamaan ini akan bernilai tidaknoljika determinan matriks di atas sama dengan nol.

Jadi,

| −2 ccosqa 2c −mω
2 |
( 2 c−M ω 2) −( 2 ccosqa ) =0(5.10)

( 2 c−M ω2 ) .(2 c−m ω2 ¿−(−2ccosqa ) .(−2 ccosqa)=0

4c 2−2 cm ω2−2 cM ω 2+ Mm ω 4−¿ 4c 2 cos2 qa=0

Mm ω −( m+ M ) 2 c ω +4 c ( 1−cos qa ) =0
4 2 2 2

Sehingga nilai frekuensi menjadi

( ) ( )
2 2 1/ 2
1 1 1 1 4 sin qa
ω 2=c + ±c[ + − ] (5.10)
M m M m Mm

Dimana persamaan ini menghasilkan dua penyelesaian yaitu:

2
ω =c ( 1 1
+ +c [
M m ) (
+
M m

Mm)
1 1 2 4 sin 2 qa 1 /2
] (5.11)
Persamaan ini disebut persamaan frekuensi cabang optic karena apabila dihitung,
frekuensi ini berada dibawah frekuensi gelombang inframerah atau optic.

2
ω =c ( 1 1
+ −c [
M m ) (
+
M m

Mm )
1 1 2 4 sin2 qa 1/ 2
] (5.12)

Persamaan kedua ini disebut persamaan gelombang frekuensi cabang akustik karena
karakteristiknya mirip seperti gelombang bunyi yang mana apabila ω meningkat maka q
juga meningkat begitu pula sebaliknya.

Berikut pola gerakan atom akibat getaran yang terjadi di lihat dari Amplitudo baik itu
Amplitudo atom bernomor ganjil maupun genap. Yang didapat dari persamaan berikut
u2 r +1= A1 exp ⁡[iqa ( 2 r +1 )−ωt ]

u2 r =A 2 exp ⁡[iqa ( 2 r )−ωt]

Gambar 5.3. Dapat dilihat pada gambar bahwa cabang akustik untuk A1 dan A2 sefase
sedangkan untuk cabang optic tidak sefase

Gambar 5.4. Daerah frekuensi dan dispersi


Jika kita lihat dari gambar 5.4 bahwa daerah antara ω 1dan ω 1 disebut celah frekuensi
π π
yaitu daerah dengan interval – <q< karena pada interval ini tidak ada gelombang
2a 2a
maka kisi dwi atomik tidak merambatkan gelombang tetapi meredamnya. Hal ini
memungkinkan kisi menjadi tapis lolos yakni mampu meredam maupun merambatkan
frekuensi tertentu.

2.6. Kristal Linier Diatomik


Pada bagian ini kita bahas model matematis kristal linier diatomik. Dalam model ini
kita memiliki dua jenis atom yang bermasa M yang terletak dalam suatu bidang dan atom
yang bermasa m pada bidang yang lain. Kedua atom tersebut dapat dipandang sebagai satu
rantai linier dimana jarak antara dua atom terdekat pada saat keadaan kesetimbangannya
adalah a

Gambar 5.6. Untaian linier atom bermasa m dan M dengan jarak


antara dua atom terdekat adalah a, jarak pengulangan adalah 2a

Diasumsikan bahwa interaksi hanya terjadi diantara atom terdekat saja dan
konstanta gaya adalah identik. Perpindahan yang terjadi adalah dalam daerah jangkauan
hukum Hooke.
Persamaan gaya bagi perpindahan U21 dan U2l + 1 adalah :
2
d U2r
M 2
=−mω2 U 2 r=μ ( U 2 r +1+ U 2 r−1−2 U 2 r )
dt
d 2 U 2 r+1 2
M 2
=−mω U 2 r +1¿
dt ¿

¿ μ ( U 2 r +2+U 2r −2 U 2 r+1 ) …. (1)


Solusi persamaan ini adalah :
i [ ka ( 2 r ) −ωt ]
U 2 r =A e

U 2 r +1=B ei [ ka (2 r +1)−ωt ] .........(2)


Subtitusi Persamaan (2) ke dalam Persamaan (1), diperoleh persamaan linier
simultan :
M ω2 B=μA [ e ika+ e−ika ] −2 μB
m ω A=μB [ e + e ]−2 μA
2 ika −ika

Atau
M ω B=μA [ 2 cos ( ka ) ] −2 μB
2

m ω2 A=μB [ 2 cos ( ka ) ] −2 μA

Ini memberikan persamaan untuk A dan B


( 2 μ−ω2 m) A−( 2 μ cos ka ) B=0
−( 2 μ cos ka ) A+ ( 2 μ−ω2 M ) B=0
Persamaan ini memiliki solusi yang tidak trivial hanya jika determinan koefisien A
dan B sama dengan nol.

| ( 2 μ−Mω2 )
−2 μ cos( ka)
−2 μ cos(ka)
( 2 μ−Mω 2 ) |
=0

Yang memberikan solusi untuk ω2 :


2
( ω 2 ) Mn−ω 2 { 2 μ ( m+ M ) } + 4 μ2 { 1−cos 2 ka }=¿ 0
2
( ω 2 ) Mm−ω2 { 2 μ ( m+ M ) } +4 μ 2 sin2 ka=0

ω 2=μ ( m1 + M1 ) ± μ ¿ ¿....(3)
Dari pers.(3) diperoleh dua solusi, yaitu :

) [( ]
2 1/ 2

( 4 sin ( ka)
)
2
21 1 1 1
a) ω =μ +
1 − + −
m M m M mM

Dengan ω 21 = 0untuk k = 0
2
ω 1 = 2 μ/M, untuk ka = μ/2 .............(4)

) [( ]
2 1 /2
2
2
1 1
b) ω =μ +
m M(−μ
1 1
+
m M

4 sin (ka)
mM )
Dengan ω 22 = 2 μ ( m1 + M1 ) untuk k = 0

ω 22 = 2 μ/M, untuk ka = μ/a ....(5)

Gambar 5.7. Cabang optik (bagian atas) dan akustik (bagian bawah) dari relasi dispersi
untuk kisi linier diatomik, dengan jarak pengulangan adalah 2a.

Dari cabang akustik tampak bahwa :


 Perpindahan sekarang dapat diungkapkan dalam bentuk vektor gelombang dengan
harga μ/2a, dibandingkan dengan batas daerah Brillouin pada ± μ/a pada rantai
linier monoatomik. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa daerah Brillouin adalah
ditentukan oleh jarak pengulangan 2a, bukan oleh jarak antar tetangga terdekat.
 Frekwensi sudut maksimum ragam vibrasi akustik adalah :

ω 1=
√ 2μ
M
Tampak frekuensi sudut maksimum tidak tergantung pada masa atom yang
lain, m dalam rantai. Frekuensi sudut berkisar antara 0 sampai ω 1 .
 Perbandingan amplitudo kedua atom sebagai fungsi frekwensi, dari
amplitudo dari massa yang berat M B 2 μ−m ω2
= =
mplitudo dari massa yang ringanm A 2 μ cos ⁡(ka)
2 μ cos ⁡(ka)
¿ 2
2 μ−mω
Tampak perbandingan amplitudo tersebut mendekati satu (seluruh atom bergerak
dengan cara yang sama, pada gelombang yang panjang amplitudonya sefasa, vektor
gelombang | k | << /2a
 Pada | k | = /2a

DAFTAR PUSTAKA

Wendri, Nyoman . 2016. Fisika Zat Padat I. Bali : Universitas Udayana

Parno. 1999. Pendahuluan Fisika Zat Padat: Dinamika Kisi. D

Sudaryatno, S dan Ning Utari S. 2012. Mengenal Sifat Material. Bandung: Darpublic.

Anda mungkin juga menyukai