Anda di halaman 1dari 3

MAKNA DAN POKOK-POKOK

YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 ( UUD 1945) adalah konstitusi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). UUD 1945 merupakan hukum dasar yang menjadi
sumber dasar dari seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia. Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ( PPKI) telah menetapkan sistematika UUD 1945, terdiri dari:
1. Pembukaan UUD 1945
2. Batang tubuh UUD 1945
3. Penjelasan UUD 1945

Naskah Pembukaan UUD 1945 berasal dari naskah Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan
yang terdiri dari empat alinea. Berikut ini naskah teks Pembukaan UUD 1945:

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Pembukaan (Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagaimana judul materi kali ini, kita akan membedah khusus bagian Pembukaan UUD 1945,
yang memuat makna dan pokok-pokok pikiran yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia
kepada generasi penerus bangsa.

Pembukaan UUD Negara RI 1945 mempunyai isi yang terdiri dari 4 alinea, dimana setiap alinea
pada pembukaan UUD 1945 mempunyai makna dan Pokok Pikiran yang berbeda. Disamping
itu, setiap alinea mempunyai makna khusus tersendiri jika ditelusuri lebih lanjut. Jika sebuah
teks memiliki makna khusus, pastilah teks tersebut juga memiliki pokok pikiran.
I. Makna pembukaan UUD 1945
1. Merupakan sumber motivasi dan perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan nasional.
2. Merupakan sumber cita hukum dan moral yang ingin ditegakkan
3. Mengandung nilai-nilai universal dan lestari

Makna alinea-alinea Pembukaan UUD 1945


 Alinea pertama
- Mengungkapkan dalil obyektif bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikeadilan
dan perikemanusiaan.
- Mengungkapkan pernyataan subyektif yaitu aspirasi bangsa indonesia untuk
membebaskan diri dari penjajah.

 Alinea kedua
- Mengungkapkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, yaitu negara Indonesia yang
berdaulat, adil dan makmur.
- Menunjukkan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian.

 Alinea ketiga
- Memuat motivasi spiritual yang luhur dan merupakan pengukuhan atas Proklamasi
Kemerdekaan.
- Menunjukkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Alinea keempat
- Menegaskan tujuan dan prinsip dasar untuk mencapai tujuan nasional.
- Menegaskan bahwa bangsa Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi
tujuan.
- Menegaskan bahwa negara Indonesia berbentuk Republik.
- Menegaskan bahwa negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

II. Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945


Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 merupakan gambaran suasana batin dari undang
undang itu sendiri, setiap pokok pikiran tersebut mewujudkan cita-cita hukum yang
menguasai dasar hukum negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung pokok-pokok pikiran yang merupakan falsafah
negara Indonesia Pancasila yaitu:
 Ketuhanan Yang Maha Esa (sila I).
 Kemanusiaan yang adil dan beradab (sila II).
 Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia berdasarkan persatuan
(sila III).
 Negara yang berkedaulatan rakyat (sila IV).
 Negara mewujudkan keadilan sosial (sila V).
Pada dasarnya, hakikat pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dibagi menjadi 4 yaitu, pokok
pikiran persatuan, pokok pikiran keadilan sosial, pokok pikiran kedaulatan rakyat, dan pokok
pikiran Ketuhanan.

1. Pokok Pikiran pertama adalah Persatuan


Pokok pikiran ini berbunyi bahwa “ Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan”. Pokok pikiran tersebut
jelas menyatakan bahwa negara siap melindungi bangsanya serta seluruh wilayah Indonesia
dari paham-paham individualistic ataupun golongan.

2. Pokok Pikiran kedua adalah Kemanusiaan dan Keadilan


Pokok pikiran yang kedua berbunyi “Negara ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”. Hal ini merupakan pancaran sila kelima Pancasila yang dimaksudkan
supaya masyarakat memiliki pengertian dan kesadaran akan hak-hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh setiap individu. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 ini dibuat dengan
berpedoman kepada pasal 27 – 34 UUD 1945.

3. Pokok Pikiran ketiga adalah Kedaulatan Rakyat


Pokok pikiran ketiga, merupakan pancaran dari sila keempat Pancasila yang terfokus pada
kedaulatan rakyat. Sebagai negara yang menerapkan system demokrasi dan musyawarah
mufakat, maka diharapkan kedaulatan rakyat dan permusyawaratan/ perwakilan dapat
berjalan di Indonesia dengan lancar sesuai dengan kaidah kedaulatan rakyat yaitu kedaulatan
dipegang oleh rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang. Pokok pikiran ini di
ciptakan atas dasar pada pasal 1 ayat 2-3 dan pasal 27 UUD 1945.

4. Pokok Pikiran keempat adalah Ketuhanan


Pokok pikiran yang keempat, merupakan pancaran dari sila pertama sekaligus kedua dari
Pancasila. Pokok pikiran ini berbunyi bahwa “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Secara tersirat pokok pikiran
ini menegaskan kepada pemerintah dan perangkat hukum lainnya untuk tetap menerapkan
budi pekerti kemanusiaan yang baik dan ketaqwaan terhadap Tuhan.
Diharapkan, harkat dan martabat manusia juga dapat dijunjung tinggi dalam keadaan apapun
dan kapanpun. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 yang keempat ini dibuat dengan
berpedoman pada pasal 34 – 37 UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai