DISUSUN OLEH :
QONITA LUTFIAH
NIM :
N1A120174
1.2. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a) Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
sebagai komponen dari masyarakat. Masyarakat diharapkan mengubah perilaku hidup
mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu yang mudah.
Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan sulit
dicapai jika tidak didukung oleh sistem nilai dan norma sosial serta norma hukum yang
dapat diciptakan atau dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal maupun formal dalam mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan
sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan
pendapat umum (public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi
terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka
yang bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat
pemerintahan dan dunia usaha (Maulana, 2011).
b) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya
pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas
kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media
massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: berperan sebagai panutan
dalam mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan
menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan
(pressure group) guna mempercepat terbentuknya PHBS (Maulana, 2011).
c) Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta mereka
yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut
serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara:
2. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya (Maulana,
2011)
2. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam
mengadopsi PHBS dan melestarikannya (Notoatmodjo, 2005).
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam konteks
promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat
tersebut dapat mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui
tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar tokoh
masyarakat sebagai penghubung antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk kegiatan
dukungan sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat, seminar,
lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
1. Indikator Masukan
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya
manusia, sarana/peralatan, dan dana dengan sasaran individu, kelompok, dan
masyarakat. Oleh karena itu, indikator masukan ini perlu diperhatikan secara detail
sebelum melakukan Promosi Kesehatan.
2. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan Promosi Kesehatan yang akan
mempengaruhi orang lain. Hal ini bisa merupakan media dan metode yang digunakan
dalam Promosi Kesehatan.
3. Indikator Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari Promosi Kesehatan yaitu perilaku kesehatan yang
kondusif untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan yang terbagi atas:
a. Perubahan perilaku, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan
dirubah.
b. Pembinaan perilaku, yaitu perilaku masyarakat yang sudah sehat tetap dilanjutkan.
c. Pengembangan perilaku, yaitu membiasakan perilaku hidup sehat dimulai bagi anak-
anak.
2.1.7 Jenis Promosi Kesehatan
Maulana (2011), mengungkapkan 3 tahap pencegahan yang dikenal dengan teori five
levels of prevention, yaitu:
a. Promosi Kesehatan (health promotion). Kegiatan pada tahap ini ditujukan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
2) Pencegahan Skunder
b. Pembatasan kecacatan
3) Pencegahan Tersier
Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar cacat yang diderita tidak
menjadi hambatan sehingga indiviu yang menderita dapat berfungsi optimal secara
fisik, mental, dan sosial.
4. Pengembangan Organisasi
Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarela, kelompok profesional, dan
masyarakat umum yang bekerja sama mengembangkan perubahan-perubahan dalam
situasi dan kondisi kehidupan.
Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang kesehatan, baik di
rumah, tempat kerja, atau tempat-tempat umum.
2.2. Scabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiei varientas hominis dan produknya (Djuanda, 2012). Penyakit skabies
dikenal dari ruam, pustul, vesikel dengan krusta dan terowongan pada kulit dan sering
menyebabkan rasa gatal terutama pada malam hari (Tidman, 2013).
Skabies di kenal di Indonesia sebagai penyakit kudis. Kulit terasa sangat gatal di malam
hari dan pada kulit di dapat vesiculae kecil-kecil cairan bening. Kudis ini disebabkan
oleh tungau Sarcoptes scabiei yang memasuki kulit, memakan jaringan kulit dan
menaruh telur-telurnya di dalam kulit. Karena gatalnya penderita terus menggaruk-
garuk kulitnya dan sebagai akibatnya sering kali menjadi infeksi sekunder (Slamet,
2012).
Skabies merupakan ruam gatal yang intensif pada kulit terutama sela-sela jari dan
lipatan-lipatan kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi dari Sarcoptes
scabiei dan produknya (Currie, 2014). Penyakit ini sering juga disebut dengan nama
lain kudis, the itch, seven year itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit
ampera (Boediardja, 2014).
Skabies secara morfologik ditularkan oleh tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron 250-350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron 150- 200 mikron. Bentuk
dewasa mempunyai empat pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan dua
pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan
pasangan pada kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat (Djuanda, 2012).
Sarcoptes Scabiei ke dalam epidermis tidak segera memberikan gejala pruiritus. Rasa
gatal timbul satu bulan setelah infestasi primer serta adanya infestasi kedua sebagai
manifestasi respon imun terhadap tungau maupun sekret yang dihasilkannya di
terowongan bawah kulit. Sekreta dan ekskreta yang dikeluarkan tungau betina bersifat
toksik atau antigenik. Diduga bahwa terdapat infiltrasi sel dan deposit IgE di sekitar lesi
kulit yang timbul (Boediardja, 2004). Keadaan hyperinfestasi terjadi karena kegagalan
respon imun seluler yang memadai, tetapi sering diserta dengan level IgE total yang
sangat tinggi (Currie, 2014).
1. Pruritus nokturna, adalah gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
Pakaian, handuk, seprai, sarung bantal, selimut dan alat-alat tidur milik penderita
skabies harus dicuci dengan direbus dengan suhu minimal 120 ºF atau 50 ºC sedikitnya
selama 10 menit (Grandholm, 2015). Pakaian, sprey, handuk direbus dengan air panas
supaya tungau-tungaunya mati (Tabri, 2014). Alternatif metode lain yang dapat
dilakukan untuk peralatan yang tidak dapat dicuci rebus seperti sepatu, mantel, dan
jaket adalah dengan menempatkan peralatan di dalam plastik rapat dan didinginkan
pada suhu -20 ºC selama 12 jam (Grandholm, 2015).
Menurut Hasan (2013), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk
mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada target
pelanggan-calon pelanggan (audience) untuk mendorong terciptanya transaksi
pertukaran antara perusahaan dan audience. Promosi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu
akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Misalnya bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan ingatan pertamanya
adalah merk Lux.
4. Promosi merupakan suatu alat mencapai tujuan. Promosi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan, yaitu untuk menciptakan pertukaran yang menguntungkan melalui
komunikasi, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi. Dalam hal ini komunikasi
dapat menunjukan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi menurut Asri (2013 : 360) :
2. Persuading yaitu membujuk calon konsumen agar mau membeli barang atau
jasa yang ditawarkan. Perlu ditekankan di sini bahwasannya membujuk bukan berarti
memaksa calon konsumen sehingga keputusan yang diambil mungkin justru keputusan
yang negatif.
Menurut Swastha (2014), banyak jenis media yang dapat digunakan untuk
mempromosikan produk, baik barang maupun jasa. Untuk lebih jelasnya lagi, apa saja
jenis media yang dapat digunakan dapat di lihat dari tabel berikut:
Jenis Media
No Kelebihan Kekurangan
Promosi
Biasanya relatif tidak Mudah diabaikan, dan
1 Koran/Surat Kabar mahal, sangat fleksibel, terkadang dianggap tidak
dapat dinikmati lebih lama penting.
Dapat dinikmati lebih Biayanya relatif lebih
lama, pembacanya lebih mahal dan fleksibilitasnya
selektif, dapat rendah.
2 Majalah
mencantumkan dengan
menggunakan gambar
yang menarik
Dapat dinikmati oleh siapa Biayanya relatif lebih
saja, waktu dan acara mahal, dapat dinikmati
siarannya sudah tertentu, sebentar, dan kurang
3. Televisi dapat memberikan fleksibel.
kombinasi antara gambar
yang bergerak
Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak berawal dari
media yang disebut dengan Acta Diuna dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian
berkembang pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini
sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Media cetak
adalah segala barang cetak yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya macam-macam media cetak pada
umumnya.
Media cetak memiliki karakteristik, di antaranya media cetak biasanya lebih bersifat
fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana bisa disimpan (dikliping), bisa dibaca kapan
saja, tidak terikat waktu. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam
banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun di segi lain
bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat konsumen. Selain itu dalam hal penyampaian kritik sosial
melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih
mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi
masyarakat pada umumnya.
Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga memiliki kelebihan
dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak secara umum dibanding media
elektronik terletak dari “daya tahan” informasi. Dari berbagai jenis media massa, media
cetak memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. hasil cetakan tersebut
permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa mengulanginya sampai mengerti
isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan. Selain itu, halaman media cetak,
menurut Mondry, bisa terus ditambah seandainya diperlukan.
Jenis-jenis media cetak yaitu, Pertama, Surat kabar harian yaitu jenis media cetak yang
terbit setiap hari. Jenis media cetak ini masih dibagi menjadi surat kabar harian
nasional, surat kabar harian daerah, dan surat kabar harianlocal. Berita yang
disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan disampaikan dengan
sistem straight news atau apa adanya. Kedua, Surat kabar mingguan yaitu jenis media
cetak yang lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloid. Biasanya berita yang diangkat
adalah berita hiburan atau juga in depth news. Tulisan dalam media ini banyak bergaya
feature atau deskriptif. Ketiga, Majalah mingguan, jenis majalah ini terbit setiap
seminggu sekali. Keempat, Majalah tengah bulanan. Kelima, Majalah bulanan.
Keenam, majalah dwibulanan. Ketujuh, majalah tribulanan. Kedelapan, Bulletin, media
cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja. Dan media ini
biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat konsep sederhana. Bulletin
juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial. Jenis media cetak yang disebut diatas
mempunyai berbagai macam bidang.
1. Membaca merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berfikir dan mencerna
secara reflektif dan kreatif, sehingga lebih berpeluang membuka dialog dengan
pembaca/masyarakat konsumennya di samping memungkinkan untuk mengulas
permasalahan secara lebih mendalam dan lebih spesifik.
2. Media cetak, baik Koran atau majalah relative lebih jelas siapa masyarakat
konsumennya. Sementara media elektronik seringkali sulit mengukur dan mengetahui
siapa konsumen mereka. Dengan demikian Koran atau majalah lebih mewakili opini
kelompok masyarakat tertentu.
3. Kritik social yang disampaikan melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih
efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa menampung sebanyak mungkin
opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.
5. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik
dan atraktif disbanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara
informative, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat
tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain- lain. Leaflet dapat diberikan
atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD,
pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy (Notoatmodjo, 2010).
Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah
khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Leaflet juga diartikan sebagai salah
satu media yang menggunakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu
masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca dan biasanya di sajikan dalam
bentuk lipatan yang dipergunakan untuk penyampaian informasi atau penguat pesan
yang disampaikan.
Leaflet merupakan salah satu publikasi singkat dari berbagai bentuk media komunikasi
yang berupa selebaran yang berisi keterangan atau informasi tentang perusahaan,
produk, organisasi dan jasa atau ide untuk diketahui oleh umum. Leaflet adalah
selebaran-selebaran yang bentuk lembarannya seperti daun, biasanya bentuk Leaflet
lebih kecil dari pamphlet.
Menurut Effendi dalam Falasifah, Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil
mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi
mengenai suatu hal atau peristiwa. Menurut kamus Merriam-webster, Leaflet adalah
suatu lembaran yang dicetak pada umumnya dilipat yang diharapkan untuk distribusi
secara Cuma-Cuma.
1. Ciri-Ciri Leaflet
a. Tulisan terdiri dari 200 sampai dengan 400 huruf dengan tulisan cetak biasanya
juga diselingi gambar-gambar
2. Penggunaan Leaflet
a. Untuk mengingatkan kembali hal-hal yang pernah dipelajari
3. Keuntungan Leaflet
4. Kelemahan Leaflet
PEMBAHASAN
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau metodik
berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau
cara), jadi metode bisa berarti " jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai
tujuan tertentu".
Pemikiran dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh banyaknya
faktor, salah satunya yaitu metode. Metode sendiri harus berbeda antara sasaran
massa, kelompok maupun sasaran individual.
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada
suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja
menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja mendapatkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu
hamil yg segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perseorangan.
Perorangan disini tidak berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan,
tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dengan cara ini kontak antara klien/sasaran dan petugas/penyuluh kesehatan lebih
intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran,
dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
2) Metode Kelompok
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan tersebut
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain
ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Ceramah
merupakan metode yang menyampaikan informasi dan pengetahuannya secara
lisan. Metode ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi biasanya menjadi
pasif dan kegiatan menjadi membosankan jika terlalu lama. Berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil yaitu apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri seperti
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema.
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalahsingkat, slide,
transparan, sound system, dsb.
b) Pelaksanaan:
Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu ataupun
gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
Berdiri di depan (di pertengahan), sebaiknya tidak duduk.
Menggunakan alat-alat bantu lihat-dengar (AVA) semaksimal mungkin.
c) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas. Seminar
adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
1) Diskusi Kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima
informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima
informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara
peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain
mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan/ keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang
dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta. Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan
pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta
memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun.
Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi kelompok yang
lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar. Kelompok
dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4
orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga
akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
Dalam metode ini beberapa anggota anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain
sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan sepertu permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3. Metode Massa
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Berikut beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara
lain:
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan
promosi kesehatan massa.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard ayo ke posyandu
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Suatu
proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubaha
perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya yaitu metode. Metode harus
berbeda dengan sasaran masa dan sasaran individual. Banyak metode untuk
menyampaikan informasi dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Pemilihan metode
dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus dipertimbangkan secara cermat dengan
memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima
informasi (termasuk sosial budaya) atau sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan
lingkungan komunikasi seperti raung dan waktu. Masing masing metode memiliki
keunggulan dan kelemahan, sehingga penggunaan gabungan beberapa metode sering
dilakukan untuk memaksimalkan hasil. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat
metode : ceramah dan tanya jawab, dialog, debat, seminar, kampanye, petisi/resolusi,
dan lain-lain.
4.2 SARAN