Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT DAN MAKNA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu: Dr. Harlen Simanjuntak, M.Pd.


DISUSUN OLEH:
Kelompok 2

1. Elsa Silalahi 21110022


2. Ester Nainggolan 21110016
3. Lilis Siburian 21110014
4. Lisfa Agustin Girsang 21110013
5. Putra Aksido Silalahi 21110009
6. Risma Aprianti Pardede 21110023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakikat dan Makna Peserta
Didik ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang hakikat perkembangan peserta didik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Harlen Simanjuntak, M.Pd.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami memohon maaf
apabila masih banyak terdapat kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 10 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Makna Perkembangan Peserta Didik .................................................. 2
B. Perbedaan dan Persamaan antara Pertumbuhan dan Perkembangan ..................... 3
C. Tahapan Peserta Didik ............................................................................................ 4
D. Karakteristik Peserta Didik ..................................................................................... 5
E. Potensi Peserta Didik .............................................................................................. 7
F. Pengembangan Potensi Peserta Didik ..................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didasari pada perbedaan individu peserta didik satu sama lain, yang sangat memiliki
beragam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara belajar yang berbeda.
Olehkarena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar,
alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam disesesuaikan dengan karakteristik peserta
didik.Seorang guru tidak bisa berpatok hanya pada satu metode pengajaran saja, karena setiap
pesertadidik memiliki aneka ragam perbedaan dalam hal pembelajaran satu sama lain yang
perludipahami secara mendalam.
Peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Perbedaan peserta didik terletak dalam
pola pikir, daya imajinasi, dan hasil karyanya. Akibatnya, proses belajar mengajar perlu
dipilih dandirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara
berkesinambungan gunamengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas peserta didik,
tanpa ada yang merasa tertinggalatau terkucilkan oleh guru karena peserta didik tidak bisa
mengikuti proses belajar yang telahdilakukan.
Untuk itu dalam hal ini, diperlukannya pemahaman dari guru untuk
mengetahuikeberagaman masing-masing peserta didik melalui strategi dan metode
pembelajaran yang tepatuntuk peserta didik sehingga potensi peserta pendidik dapat
terwadahi secara tepat danmaksimal. Sehingga terciptalah generasi-generasi penerus bangsa
yang berkarakter dan berimanyang akan menjadi dasar Negara ini untuk maju dan Berjaya
dimasa depan

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat yaitu:
1. Apakah hakekat dan makna dari perkembangan peserta didik?
2. karakteristik peserta didik?
3. Apa saja potensi yang dimiliki peserta didik?
4. Bagaimana pengembangan potensi peserta didik?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui hakekat dan makna perkembangan peserta didik.
2. Mengetahui karakteristik peserta didik untuk dasar pengajaran yang optimal.
3. Mengetahui dan mengoptimalkan potensi peserta didik
4. Mengetahui pengembangan potensi peserta didik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Makna Perkembangan Peserta didik
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga
dapat memenuhi fungsinya.
Menurut Ibnu Khaldun seorang sejarawan islam yang telah diakui kemampuan dan
kehebatannya oleh bangsa barat dalam perkembangan ilmu di dunia. Peserta didik merupakan
orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih
perlu dikembangkan. Di sini peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah
jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran, maupun
perimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi rohaniah, ia memiliki bakat, kehendak,
perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan.
Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah makhluk yang terdiri dari
aspek jasmani dan rohani yang belum tercapai taraf kematangan, baik fisik, mental,
intelektual,maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan,
bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan
membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya
tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan.
Adapun peserta didik dalam pendidikan islam menurut Hery Noer Aly (1999: 113)
ialah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi,
bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orangtuanya, bukan
pula anak-anak dalam usia sekolah.
Menurut Samsul Nizar (2002) mengatakan bahwa Pada dasarnya peserta didik adalah:
(a) Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya
sendiri. Hal ini sangat penting untuk dipahami agar perlakuan terhadap mereka dalam proses
kependidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa, bahkan dalam aspek
metode, mengajar, materi yang akan diajarkan, sumber bahan yang digunakan dan
sebagainya. (b) Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi periodesasi perkemb
angan dan pertumbuhan. Aktivitas kependidikan Islam disesuaikan dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh setiap peserta didik. Karena kadar
kemampuan peserta didik ditentukan oleh faktor-faktor usia dan periode perkembangan atau
pertumbuhan potensi yang dimilikinya. (c) Peserta didik adalah manusia yang memiliki
kebutuhan, baik menyangkut kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang harus
dipenuhi. (d) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual
(diferensiasiindividual), baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan di
mana ia berada. (e) Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur alam, yaitu jasmani dan
rohani. Unsur jasmani memiliki daya fisik yang mengkehendaki Latihan dan pembiasaan
yang dilakukan melalui proses pendidikan. Sementara unsur rohani memiliki dua daya, yaitu
daya akal dan daya rasa. Untuk mempertajam daya akal maka proses pendidikan hendak
melalui ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan melalui

2
pendidikan akhlak dan ibadah. (f) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi
(fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis berdasarkan uraian diatas,
kami dapat menjelaskan bahwa peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang
memerlukan bimbingan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya
mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kecerdasan dan
kemampuannya secara optimal.

B. Perbedaan dan Persamaan Antara Pertumbuhan dan Perkembangan


Dalam pengkajian perkembangan individu ini ada dua istilah yang sering muncul,
pertama perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan (growth). Istilah
perkembangan dititik beratkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan
pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara
fisik dan psikis ini saling berkaitan dalam menalaah kehidupan manusia.
Pertumbuhan dan perkembangan kadang-kadang masih kabur pengertiannya dan sukar
dibedakan. Biasanya istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan adanya perubahan yang
bersifat progresif namun sifatnya berbeda. Secara lebih rinci, perbedaan antara pertumbuhan
dan perkembangan adalah:
a. Pertumbuhan (Growth) : cenderung lebih bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek
fisik.
Contoh:
1. Ukuran berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel tubuh, umur tulang (yang bisa
diukur)
b. Perkembangan (Development) : cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan dengan
pematangan fungsi organ individu.
Contoh:
1. Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan Bahasa, emosi, intelektual,
perilaku.
2. Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak berbeda
sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat perubahan struktur dan
bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk anak (berbentuk bukan bentuk
bayi dalam ukuran besar). Untuk perubahan strukturnya yaitu secara berproses
melalui kematangan dan belajar, tangan anak sudah bisa digunakan untuk makan
sendiri.
Table 1. Perbedaan Perkembangan dan Pertumbuhan.
Perkembangan Pertumbuhan
Perkembangan berkaitan dengan Pertumbuhan merujuk kepada perubahan
organisme sebagai keseluruhan khususnya aspek fisik
Perkembangan merujuk pada kematangan Pertumbuhan merujuk kepada perubahan
struktur dan fungsi dalam ukuran yang menghasilkan
pertumbuhan sela tau peningkatan hubungan
antar sel.

3
Perkembangan merujuk perubahan Pertumbuhan merujuk kepada perubahan
kuantitatif dan kualitatif kuantitatif
Perkembangan merupakan proses yang Pertumbuhan tidak berlangsung seumur
berkelanjutan hidup.
Perkembangan mungkin terjadi tanpa Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak
pertumbuhan. membawa perkembangan.

Persamaan antara perkembangan dan pertumbuhan tidak sebanyak perbedaanya.


Perkembangan dan pertumbuhan memiliki persamaan yaitu perkembangan dan pertumbuhan
saling berintegrasi atau berhubungan antara satu dengan lainnya, saling melengkapi serta
berjalan beriringan.

C. Tahapan Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan peserta didik memiliki tahapan dalam perkembangannya. Hurlock
(1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:
a. Periode Pranatal
Periode Pranatal dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak terlahir
ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikhis yang
sangat penting bagi seorang anak. Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan
sejak anak berada dalam kandungan.
b. Masa Bayi Baru Lahir
Masa bayi baru lahir dimulai dari hari pertama kelahiran sampai dua minggu setelah
kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya talipusat bayi.
c. Masa Bayi
Masa bayi dimulai dua minggu setelah kelahiran sampai usia dua tahun. Pada masa anak
mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai
berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.
d. Masa Anak-Anak Awal
Masa anak-anak awal dimulai dari usia dua tahun sampai enam tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak.
e. Masa Anak-Anak Akhir
Masa anak-anak akhir dimulai dari enam sampai tigabelas tahun. Masa ini dipandang
sebagai anak sekolah dasar.
f. Masa Puber
Masa puber dimulai dari usia empat belas tahun sampai lima belas tahun. Masa ini
dipandang sebagai awal memasuki masa remaja.
g. Masa remaja

4
Masa remaja dimulai dari usia limabelas tahun sampai delapan belas tahun. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
h. Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai dari usia delapan belas tahun sampai empat puluh tahun.
i. Masa Dewasa Madya
Masa dewasa madya dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun.
j. Masa Usia Lanjut
Masa lanjut usia dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat.

D. Karakteristik Peserta Didik


Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang sangat beraneka
ragam yang terbentuk berdasarkan lingkungan peserta didik masing-masing . Agar
pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta
didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis Untuk mengetahui siapa peserta
didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembnag menuju kearah ke
dewasaan memiliki beberapa karakteristik.
Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010: ) mengemukakan 4 karakeristik
yangdimaksudkan yaitu :a Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
sehingga merupakan makhluk yangunik b.Individu yang sedang berkembang. Anak
mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar.c. Individu yang membutuhkan bimbingan
individual.d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya
peserta didikmemiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan.
Edi Suardi mengemukakan 3 karakteristik Peserta didik, yaitu:
1. Kelemahan dan ketidakberdayaan
Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat
bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan
rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu
membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan
ketidakberdayaan anak makinlama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan
pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala
kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu
suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri
kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut
2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir
merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah dan
rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya. Keinginan berkembang

5
mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan yang disebut
pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan
tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh.
3.Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.
Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal
tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus
merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia
penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifat otoriter bahkan
mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh.
Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu.
• Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individu yang
menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi,
• Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik spiritual,
mental, psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkungan dibagi
menjadi tiga yaitu:

a. lingkungan keluarga,
Pada lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi orang yang
sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan orang tuanya, kesuksesan teman
orang tuanya, kesuksesan anak teman orang tuanya, ingin merubah nasib keluarga yang
melarat, motivasi sebagai kakak yang merupakan contoh bagi adik-adiknya, motivasi sebagai
adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan kakaknya.
b. lingkungan sekolah,
Dari lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi ingin kaya
karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun motivasi dari gurunya.
c. lingkungan masyarakat.
Lingkungan masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses, motivasi karena
keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi karena masyarakatnya
diremehkan masyarakat lain.
Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut guru dapat memahami bahwa peserta didiknya
digolongkan sebagai individu yang unik dan beragam karena peserta didik pada hakikatnya
terdiri dari individu-individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Terdapatnya perbedaan individual dalam diri masing-masing peserta didik membuat guru
harus pandai-pandai menempatkan porsi keadilan dengan tepat pada setiap peserta didiknya.
Misalnya saja dalam pelajaran matematika, tentunya tidak semua siswa berminat dalam
pelajaran matematika,mungkin ada siswa yang berminat pada musik, sehingga guru tidak
harus memaksanya untuk dapat menyukai matematika apalagi dengan memaksa peserta didik
agar lebih memahami matematika lebih dalam dengan memberikan soal dan tugas yang
banyak dan sulit ditambah lagi sanksinya yang berat bila tidak dapat mengerjakan soal atau
tugas tersebut. Hal inilah yang nantinya menciptakan potensi buruk pada diri peserta didik
sebagai hasil ketidakpuasannya terhadap lingkungan yang diterimanya.

6
Pada prinsipnya perkembangan psikis peserta didik selalu ke arah yang lebih baik seiring
dengan tingkat materi pelajaran yang diberikan juga semakin tinggi sehingga membuat
peserta didik terbiasa berpikir secara realistis dan sistematis. Tapi guru hendaknya
mendukung dan membantunya mengembangkan potensi tersebut agar lebih optimal. Peserta
didik yang demikian tidak perlu diajarkan matematika sampai mendalam karena itu hanya
akan membuatnya menjadi jenuh pada setiap pertemuan dan sudah menjadi kewajiban guru
untuk dapat menyadari hal ini,tapi bisa juga divariasikan konsep-konsep matematika yang
berhubungan dengan bidang yang diminatinya, seandainya peserta didik tersebut tidak
mengerti paling tidak pasti ia akan menikmati proses pembelajaran di kelasnya. Selain
dengan cara itu guru juga bisa melakukan pendekatan-pendekatan dalam proses pembelajaran
terhadap peserta didiknya dengan terlebih dahulu membaca situasi. Misalnya saja dengan
memberikan kesempatan kepada siswa yang pintar untuk mengajarkan kepada temannya
yang kurang mengerti. Seperti itulah guru yang professional, yang diharapkan bisa
menghasilkan peserta didik yang berkarakter sesuai harapan bangsa. Kita sebagai calon-calon
pendidik, harus memperhatikan karakteristik peserta didik dengan sangat baik, jangan hanya
menuntut nilai yang bagus, tapi mengesampingkan aspek psikis dan kenyamanan peserta
didik yang akan menghambat perkembangan mereka.
E. Potensi Peserta Didik
Setiap peserta didik mempunyai potensi masing-masing yang berbeda satu sama lain,
Potensi disini adalah kapasitas atau kemampuan peserta didik yang berhubungan dengan
sumberdaya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan atau menunjang
pengembangan potensi lain yang ada pada diri peserta didik.
Adapun potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi
moraldan religius.
1. Potensi Fisik
Kondisi kesehatan fisik dan keberfungsian anggota tubuh diperoleh melalui
pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tenaga medis dan observasi perilaku dalam
mengikuti aktivitas pembelajaran oleh guru.
2. Potensi Intelektual.
Potensi intelektual terbagi lima kelompok, yaitu:
1. Prestasi Akademik.
2. Kecerdasan Umum
Kecerdasan umum meliputi hal-hal berikut:
a) kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat
dan tepat.
b) memecahkan masalah;
c) kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu;
d) kemampuan mengkritik diri sendiri.

7
3. Kemampuan Khusus / Bakat
Kemampuan khusus atau bakat meliputi hal-hal berikut:
a. Kemampuan verbal (kebahasaan)
b. Kemampuan logis (matematis)
c. Kemampuan seni
d. Kemampuan tilikan ruang
e. Kemampuan jasmani (kinestetik)
f. Kemampuan musikg. Kemampuan antarpibadih. Kemampuan kealaman

4. Kreativitas
Kreativitas meliputi beberapa hal, yaitu:
a. memiliki dorongan ingin tahu yang sangat besar
b. sering mengajukan pertanyaan
c. memiliki banyak gagasan
d. bebas dalam menyatakan pendapat
e. memiliki rasa keindahan
f. menonjol dalam salah satu bidang seni
g. memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya
h. memiliki rasa humor tinggi
i. daya imajinasi yang kuat
j. orisinalitask. dapat bekerja sendiri.

5. Kepribadian
Sedangkan kepribadian meliputi hal-hal berikut, diantaranya:
a. kemampuan mengelola emosi,
b. Kemampuan mengembangkan dan menjaga motivasi belajar / berprestasi,
c. Kepemimpinan,
d. Kemampuan menyesuaikan diri,
e. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,
f. Responsibilitas,

8
g. Orientasi nilai, moral dan religi,
h. Kecenderungan kebutuhan,
i. Sikap,
j. Kebiasaan, dan sebagainya.
F. Pengembangan Potensi Peserta didik
Kita sebagai calon-calon pendidik harus sangat memperhatikan potensi-potensi yang ada
dalam diri peserta didik yang kemudian harus kita wadahi dan optimalkan potensi tersebut.
Jangan sampai kita sebagai pendidik justru menghancurkan potensi yang dimiliki peserta
didik karena ketidak tahuan kita tentang cara untuk pengembangan potensi peserta didik.
Yang perlu diperhatikan dalam mengenali potensi-potensi mereka adalah pemahaman yang
mendalam kepada karakter-karakter mereka yang sangat beragam. Jika kita tidak bisa
memahaminya, jangankan mengembangkan potensi, menemukan potensi dalam diri peserta
didik kita pun takkan pernah menemukannya. Oleh karena itu,sangat perlunya seorang
pendidik agar dapat memahami karakteristik peserta didik yang kemudian dilanjutkan dengan
mengembangkan potensi peserta didik.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
39 ayat 2 menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan
bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan kepada peserta didik mencapai
sasaran yang optimal, maka pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta didik.
Oleh karena itu, guru perlu melakukan pelacakan potensi peserta didik. Pemahaman tentang
berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap pendidik. Hal itu sejalan
dengan tujuh prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu (1)
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya, (2)Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi danseni, (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh
dan berkesinambungan, (6)Belajar sepanjang hayat, dan (7) Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah.
Agar kita dapat mengenali potensi peserta didik, cara yang paling mudah dan sederhana
adalah dengan mengajukan pertanyaan”Apa yang paling senang kamu lakukan dan orang lain
menilai hasilnya sangat bagus dan luar biasa?”. Sebagian peserta didik mungkin menjawab
suka mengerjakan Matematika. Itu artinya dia memiliki kecerdasan logika. Sebagian siswa
mungkin merasa senang apabila menulis atau belajar bahasa asing. Artinya, dia memiliki
kecerdasan linguistik. Sebagian lagi mungkin senang bermain musik, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang
mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada
proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke

9
macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses
berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam
konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang
menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak
mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-
tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih
berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat
pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati
oleh peserta didik? Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi,
antara lain dalam proses pembelajaran guru :
1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas,
2) Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis,
3) Disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan
dapat berpartisipasi secara aktif,
4) Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif.
Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi
kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif,
merangsang kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap
individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh
potensi peserta didik berkembang secara optimal. Selanjutnya tugas guru adalah
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal.
Ternyata, banyak sekali potensi yang dimiliki peserta didik. Tugas pendidik
adalah bagaimana agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal, baik
melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Pengembangan potensi siswa
melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta
didik secara aktif (active learning ). Dengan demikian,siswa terus mengasah kecerdasan
logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan bahasa saat menyampaikan secara
lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan keuletan saatharus beradu argumen
dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat harus bersikap toleran kepada yang lain, dan
seterusnya.
Adapun peranan pendidik agar bisa mengoptimalkan potensi peserta didik menurut
Djamarah, yaitu;
a. Korektor; Yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk,koreksi yang dilakukan bersifat menyeluruh dari afektif sampai ke psikomotor
b. Inspirator; pendidik menjadi inspirator/ilham bagi kemajuan belajar mahasiswa,
petunjuk bagaimana belajar yang baik dan mengatasi permasalahan lainya.
c. Informator; pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan danteknologi.
d. Organisator; Mampu mengelola kegiatan akademik (belajar)
e. Motivator; Mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar
f. Inisiator; pendidik menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajarang.

10
g. Fasilitator; pendidik dapat memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan
kegiatan belajarh.
h. Pembimbing; membimbing anak didik manusia dewasa susila yang cakapi.
i. Demonstrator; jika diperlukan pendidik bisa mendemontrasikan bahan pelajaran yang
susah dipahami
j. Pengelola kelas; mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif
k. Mediator; pendidik menjadi media yag berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaktif edukatifl.
l. Supervisor; pendidik hendaknya dapat, memperbaiki, dan menilai secara kritis
terhadap proses pengajaran dan
m. Evaluator; pendidik dituntut menjadi evaluator yag baik dan jujur.

11
BAB III
PENUTUP
A. . KESIMPULAN
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan tidak lepas dari pertumbuhan walaupun perkembangan dan
pertumbuhan memiliki banyak perbedaan perkembangan selalu sejalah beriringan serta
berintegrasi dengan pertumbuhan.
Peserta didik merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan
orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang
dimilikinya, serta membimbingnya menuju kecerdasan dan kemampuannya secara optimal.
Secara garis besar karakteristik peserta didik dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
faktor lingkungan. Hal tersebut meruapkan dua faktor yang terbentuk karena faktro terpisah,
masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan
dengan caranya sendiri-sendiri. Akan tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirasakan oleh
seorang anak, remaja, atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada
diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan.
Dalam pembelajaran, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang
mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada
proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir
ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses
berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Itu semua
dilakukan agar potensi peserta didik dapat berkembang yang akan menghasilkan kenyamanan
dalam belajar.

B. . SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini karena
keterbatasan dari berbagai aspek. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki kekurangan makalah ini dan semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, rita eka. Dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta.
Sumantri, Mulyani. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Syah, Muhibbin. 2000 . Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru.Bandung:Rosdahttp://insanakrozi.blogspot.com/2010/02/makalah-hakikat-peserta-
didik.html) http://datastudi.wordpress.com

13

Anda mungkin juga menyukai