Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar
merupakan pemegang peran yang sangat penting.1 Guru bukan hanya sekedar
penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,
gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.
Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga
menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa
senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di
antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena
guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan
guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/metode mengajar yang baik dan mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran
yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-
undang Nomor 2 tahuan 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan bangsa2 Tujuan pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat
umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan
1
Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 23
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : 1998), hal. 3

1
dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan
kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum sekolah yang diperinci menurut
bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Tujuan instruksional
dijabarkan menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi
menjadi Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada mata pelajaran
PAI di SMP NEGERI 5 TAMAN KABUPATEN PEMALANG, masih banyak
mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai PAI dan BP di bawah KKM. Bertitik tolak dari hal tersebut
perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa
dalam mempelajari konsep- konsep pelajaran PAI tidak mengalami kesulitan,
sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran PAI
dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh
sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran PAI.
Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan
topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh
guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.
Penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar
mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian
siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya
diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami
oleh siswa.
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode untuk menciptakan
pembelajaran menjadi lebih aktif. Adapun kelebihan dari metode demonstrasi:
Membantu siswa untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian sebab menarik. Di samping itu juga Memudahkan berbagai jenis
penjelasan sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.3

3
Roestiyah, DIDAKTIK METODIK, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1982), hlm. 83

2
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka penulis dalam
penelitian ini memilih judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI MATERI MACAM
– MACAM SUJUD KELAS VIII A DI SMP NEGERI 5 TAMAN
KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2021/2022”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut :
1. Bagaiamana Penerapan Metode Demonstrasi pada Materi Ketentuan
Ibadah Haji dan Umrah?
2. Bagaimana pengaruh Metode Demonstrasi terhadap hasil Prestasi belajar
siswa pada materi Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan Rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada materi Ketentuan
Ibadah Haji dan Umrah
2. Untuk mengetahui Pengaruh Metode demonstrasi terhadap terhadap hasil
belajar siswa pada materi Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermaat untuk
1. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil prestasi belajarnya
sekaligus menambah pemahaman tentang konsep model pembelajaran
demonstrasi.
2. Bagi guru dapat menambah pengayaan cara mengajar dengan metode
demonstrasi tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan Kompetensi
Dasarnya.
3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang
salah satu alternatif cara pembelajaran PAI pada siswa dengan
pemanfaatan metode belajar dalam mencapai tujuan Instruksional.

3
E. Sistematika Penulisan
Secara umum, skripsi ini memuat 3 (tiga) bagian, yaitu bagian awal
yang terdiri dari halaman judul, nota dinas pembimbing, halaman pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar dan daftar isi. Bagian kedua memuat hal-
hal sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan
skripsi.

Bab II Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI


Materi Tata Cara Haji dengan Metode Demonstrasi, meliputi metode demonstrasi,
pengertian, tujuan dan manfaat metode demonstrasi, aspek penting metode
demonstrasi, syarat-syarat metode demonstrasi, langkah-langkah metode
demonstrasi dan keunggulan & kelemahan metode demonstrasi. Sub bab kedua
adalah Prestasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor
internal dan eksternal. Sub bab ketiga adalah Mata pelajaran PAI, pengertian PAI
,tujuan mempelajari PAI, ruang lingkup bidang studi PAI dan materi PAI.

Bab III Metode Penelitian meliputi jenis penelitian,subjek, tempat dan


waktu penelitian, penentuan variabel penelitian instrumen penelitian, prosedur
kerja PTK, metode pengolah data, indikator keberhasilan.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi profil tempat


penelitian, kondisi awal, perencanaan tindakan (Siklus I, II dan III) dan membahas
tentang hasil ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.

Bab V Penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata


penutup. Bagian akhir dari skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran
serta daftar riwayat hidup.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
a) Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar di artikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam
proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984:4), mengatakan bahwa: Prestasi
belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam
bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yanag dapat mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
Menurut Siti Partini (1980:49)”Prestasi belajar adalah hasil yang
di capai oleh setiap orang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pndapat
di atas Sunarya (1983:4)” Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
merupakan ukuran keberhasilan siswa.
Prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah apa yang telah
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, namun pencapaian
hasil belajar tersebut yang merujuk pada aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Oleh karena itu,ketiga aspek di atas juga harus menjadi
indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar pendidikan agama Islam
harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut
Sudjana ketiga aspek di atas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hirarkhi.4
Dalam uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan ukuran keberhasilan belajar siswa dalam menguasai
sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai mata
pelajaran dalam periode tertentu.
b) Indikator Prestasi Belajar

4
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan
Kompetensi) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 151

5
Dalam dunia akademis prestasi belajar anak dapat dilihat dari tiga indikator
yaitu :
a. Kognitif
Dari aspek kognitif, hal yang diperhatikan dari siswa adalah
pengetahuan, pemahaman, penerapan, maupun analisanya. Seorang
siswa dikatakan mencapai prestasi belajar yang baik bila memenuhi
indikator seperti :
 Dapat menjelaskan dan mendefinisikan secara lisan materi yang
disampaikan kepadanya
 Dapat memberi contoh konkrit dan menggunakanya secara tepat.
 Mampu mengelompokkan
 Dapat menyimpulkan matri yang disampaikan
b. Afektif
Ranah afektif dalam indikator prestasi belajar mencakup sikap yang
ditunjukkan oleh siswa selama masa pembelajaran. Dalam prakteknya
siswa yang berprestasi akan menunjukkan sikap menerima materi yang
disampaiakn dengan baik, memberi respon, menghargai orang lain,
mampu bekerja secara kelompok dan menunjukkan karakter yang kuat
dalam kehidupan sehari-hari
c. Psikomotorik
Aspek ini mencakup keterampilan fisik yang ditunjukkan oleh siswa
selama masa pembelajaran. Siswa yang dikatakan berhasil mencapai
prestasi belajar yang baik, mampu mengkoordinasikan gerak mata,
tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya serta mengucapkan, membuat
mimik dan gerakan jasmani lainnya.
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang di peroleh
siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh beberapa
factor yang saling berkaitan.
Menurut Dimyati Mahmud (1989:84-87), mengatakan bahwa factor
yang mempengaruhi prestasi belajar sisiwa mencangkup: “factor internal
dan factor eksternal”. Sebagai berikut:

6
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang keluar dalam diri siswa itu sendiri,
yang terdiri dari N.Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau
dorongan atau motif untuk breprestasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pelajar. Hal ini bisa
berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga,
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkers
yang diterjemahkan Soenoro (1982:30), mengatakan bahwa: “Faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah yang berasal dari pelajar, dan
factor yang berasal dari pengajar”. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari pelajar (siswa)
Faktor ini meliputi motivasi ,perhatian pada mata pelajaran yang
berlangsung,tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan
menerapkan apa yang dipelajari,kemampuan memproduksi dan
kemampuan menggeneralisasi.
b. Faktor yang berasal dari pengajar (guru)
Faktor ini meliputi kemampuan membangun hubungan dengan si
pelajar, kemampuan menggerakan minat pelajaran, kemampuan
memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-pokok
masalah yang di ajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian pada
pelajaran yang sedang berlangsung. Dari pendapat Rooijakkers
tentang factor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat di berikan
kesimpulan bahwa prestasi siswa di pengaruhi oleh dua daktor yaitu
factor yang berasal dari si pelajar dan factor yang berasal dari si
pengajar.
2. Metode Demonstrasi
a) Pengertian
Secara bahasa (etimologi) istilah metodologi barasal dari bahasa
Yunani, yaitu dari Metodos yang berarti cara atau jalan, dan Logos artinya
ilmu. Sedangkan secara istilah (semantik) metodologi berarti ilmu

7
pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.5
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
b) Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan
demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kelemahan, di antarannya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk

5
Yusuf Tayar,dkk, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1997), hlm.1

8
menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
3. Materi Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah
Materi ketentuan ibadah haji dan umrah diajarkan pada pelajaran PAI dan
BP kelas IX semester ganjil setelah mid semester. Materi ini berisi tentang
pengertian iabdah haji dan umrah, dalil serta hukum melaksanakan ibadah
haji dan umrah, sunnah Haji dan Umrah, Rukun haji dan Umrah, Wajib
Haji dan Umrah, Hal-hal yang membatalkan keduanya serta hikmah
pelaksanaan ibdaah haji dan umrah.
a. Pengertian Haji
Haji secara bahasa mengandung arati alQasdu yang artinya
menyengaja. Sedangkan pengertian haji menurut istilah ialah suatu
amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi Baitullah di
Makkah dengan maksud beribadah secara ikhlas mengharap keridaan
Allah dengan syarat dan rukun tertentu.
b. Dalail dan Hukum Haji
Menunaikan ibadah haji adalah melakukan rukun islam yang
kelima, oleh sebab itu, hukumnya wajib bagi setiap orang islam sekali
dalam seumur hidup bagi yang mampu melaksanakannya. Adapun
dalil yang mewajibkan haji ialah firman Allah SWT.

‫ت من‬
‫علَى ا ْل َب‬ ‫ْي ِه ٰ َ ب ِ’ي مَقا ُم ا َم َ دخلَ كان ا و‬
‫الَّناس ْي حج‬ ‫ِمنًا ه‬ ‫ْب ٰر ۚە ه م ٗه‬ ‫ٰ نت‬ ‫ي‬
‫ِلل‬ ‫ْي ن‬ ‫ٌت‬
‫و‬ ‫ا‬
‫غ ي ِن عن ا ْل ٰعَل ِم ْين‬ َّٰ‫ل‬ ‫فَ ِان كفَ َر ا‬
9
‫َمن و‬ ‫استَ‪0‬طا ع س ِب‬
‫ْي ًًل‬
‫ا‬
‫ل‬

‫ي‬

‫ه‬

‫‪10‬‬
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam
Ibrahim.108) Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah
dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang
mampu109) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam. (Q.S. Ali Imran : 97)

Hadits nabi SAW. "Dari Abu Hurairah, "Rasulullah SAW. Telah


berkata dalam pidato beliau, "Hai manusia! Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadah haji, maka hendaklah kamu
kerjakan". Seorang sahabat bertanya, "Apakah tiap tahun, ya
Rasulullah'?" Beliau diam tidak menjawab, dan yang bertanya itu
mendesak sampai tiga kali, Kemudian Rasulullah SAW. berkata, Kalau
saya jawab "ya" sudah tentu menjadi wajib tiap-tiap tahun, dan kamu
tidak akan mampu melaksanakannya, biarkan saja apa yang saya
tinggalkan (jangan ditanyakan sesuatu yang tidak disebutkan)". (HR.
Ahmad, Muslim dan An-Nisa'i).

Ibadah haji wajib dikerjakan dengan segera bagi orang yang


sudah memenuhi syarat-syaratnya dan tidak segera menunaikan ibadah
haji, maka ia berdosa karena melalaikannya

c. Syarat Haji
Syarat yang berkenaan dengan ibadah haji terdiri atas syarat wajib
haji dan syarat sah haji. Yang termasuk syarat wajib haji adalah
sebagai berikut: Islam, Baligh, Berakal, merdeka, dan mampu.
d. Rkun haji
rukun haji ialah bagian-bagian dari pelaksanaan ibadah haji yang
harus dilakukan selama menunaikan ibadah haji, dan apabila ada
rukun tidak sah dan wajib mengulangi lagi ibadah hajinya pada
tahun yang akan datang. Adapun rukun haji terdiri dari lima
macam: ihram, wukuf di Arafah, Tawaf Ifadah, Sa’i, Tahallul dan
tertib.

11
e. Wajib Haji
Yang dimaksud dengan wajib haji ialah bagian-bagian di dalam
ibadah haji yang harus dilaksanakan selama menunaikan ibadah
haji, dan apabila ada yang tertinggal dapat diganti dengan
membayar dam (denda), berupa menyembelih hewan, dan ibadah
hajinya tetap sah setelah dibayar dam nya. Adapun wajib haji
terdiri: ihram di Miqat, Bermalam di Muzdalifah, Nermalam di
Mina, Melempar jumrah Aqobah pada hari raya Idul Adha,
Melempar tiga Jumrah yaitu Jumrah Ula, Tsani dan Wustha, tidak
melakukan perbuatan yang dilarang selama Ihram, dan Tawaf
Wadha’.
f. Jenis dan Cara Pelaksanaan Ibadah Haji
Pelaksanaan ibadah haji dapat dilaksanakan dengan 3 macam cara
yaitu
a) Haji ifrad yaitu melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu
kemudian baru melaksanakan ibadah umrah.
b) Haji tamattu', yaitu melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu
baru mengerjakan ibadah haji.
c) Haji qiran yaitu mengerjakan haji serta bersama-sama pada
waktu yang sama
g. Sunnah Haji
Amalan sunah dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah sebagai
berikut:
a) Mengerjakan ibadah haji dengan cara ifrad, yaitu
mendahulukan ibadah haji dari pada ibadah umrah.
b) Membaca talbiyah mulai sejak ihram sampai dengan melempar
Jumrah aqobah pada tanggal 10 Zulhijah.
c) Membaca doa setelah membaca talbiyah y
d) Membaca doa setelah membaca talbiyah y
e) Menunaikan salat sunah dua rakaat setelah selesai tawaf
qudum.

12
f) Menunaikan salat sunah dua rakaat setelah selesai tawaf
qudum.
g) Masuk ke Ka’bah
h. Larangan ibadah haji
Dalam ibadah haji ada larangan-larangan dan apabila larangan itu
dilanggar maka terkena denda (dam) tertentu. Larangan-larangan
itu ada yang khusus untuk pria dan ada yang khusus untuk wanita
dan ada yang berlaku bagi pria dan wanita.
a) Larangan khusus bagi jamaah pria : 1) Memakai pakaian
berjahit selama dalam ihram. Jamaah pria hanya boleh
memakai kain putih yang tidak berjahit. 2) Memakai tutup
kepala sewaktu dalam ihram. 3) Memakai sepatu yang
menutupi mata kaki sewaktu dalam masa ihram
b) Larangan khusus bagi jamaah wanita 1) Memakai tutup muka
2) Memakai sarung tangan 4) Memburu atau membunuh
binatang darat dengan cara apa pun ketika dalam ihram. 5)
Mengadakan perkawinan, mengawinkan orang lain, menjadi
wakil dalam akad nikah atau melamar. 6) Bercumbu rayu
dengan syahwat atau bersenggama. Orang yang melakukan
hubungan suami istri sebelum tahallul awwal maka hajinya
batal. 7) Mencaci-maki, mengumpat, bertengkar, mengucapkan
kata-kata yang, dan lain-lain. 8) Memotong/ menebang pohon
atau mencabut segala macam yang tumbuh di tanah Haram.
B. Penelitian Yang Relevan
2. Penelitian yang relevan di antaranya, PTK yang dibuat oleh Eki Pratama,
yang berjudul, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ipa Materi
Posisi Matahari Melalui Metode Matahari Melalui Metode Demonstrasi Di
Kelas Ii Mi Manbaul Ulum Bendan Kergon Pekalongan”.
3. PTK yang ditulis oleh Abdul Mukhlis dengan judul, “Peningkatan Prestasi
Belajar Pai Dengan Diterapkannya Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas Iv
Di Sdn Pasangan 01”

13
4. Penelitian dari saudara Fadlu Rozak dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Wudhu Kelas II SD Negeri 1 Blorok Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal Tahun Ajaran 2010/2011”. Pembelajaran wudhu menggunakan alat
peraga gambar ini membuktikan dapat menarik perhatian dan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan wudhu siswa kelas II SD Negeri 1 Blorok
Kecamatan Brangsong melalui penggunaan alat peraga gambar. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan perbandingan hasil praktik siswa antara pra
siklus yaitu 63,33, pada siklus I adalah 69,71, dan siklus II 77,66
5. Penelitian dari saudara M. Khoirul Abshor dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Shalat Pada Masa Kanak-kanak dalam Keluarga Terhadap
Kedisiplinan Shalat Lima Waktu Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kendal.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima ini artinya kedisiplinan
shalat siswa dipengaruhi oleh pendidikan shalat pada masa kanak-kanak
dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat dari hasil korelasi antara keduanya7
Perbedaan antara judul penelitian yang dilakukan oleh saudara M.
Khoirul Abshor terletak pada metode yang digunakan, yaitu tidak hanya dengan
metode demonstrasi melainkan juga dengan metode pembiasan, keteladanan,
nasehat, dan lainnya. Sedangkan persamaannya terletak pada pelajaran yang
diteliti, yaitu Pendidikan Agama Islam
C. Kerangka Berpikir
Sebelum penelitian guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran yang
tidak menarik sehingga aktifitas dan hasil belajar PAI BP kurang maksimal.
Berdasarkan analisis ini diduga bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar PAI BP materi
Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah kelas IX SMP NEGERI 2 PEMALANAG
Tahun ajaran 2020/2021.

6
Fadlu Rozak, “Peningkatan Kemampuan Wudhu Siswa Melalui Penggunaan Alat
Peraga Gambar Pada Materi Wudhu Kelas II SD N 1 Blorok Kecamatan Brangsong Kabupaten
Kendal Tahun Ajaran 2010/2011”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo, Semarang, 2011, t.d
7
M. Khoirul Abshor, “Pengaruh Pendidikan Shalat Pada Masa Kanak-kanak dalam
Keluarga Terhadap Kedisiplinan Shalat Lima Waktu Siswa Kelas VIII MTs N Kendal”, Skripsi,
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2008, t.d

14
D. Hipotesis Tindakan
Dengan memperhatikan dan merujuk kepada beberapa ahli, disusunlah hipotesis
tindakan sebagai berikut :
1. Penerapan metode demonstrasi dalam model pembelajaran terpadu akan
meningkatkan kegiatan belajar siswa.
2. Penerapan metode demonstrasi dalam model pembelajaran terpadu akan
memmbantu siswa untuk memahami materi.
3. Penerapan metode demonstrasi dalam model pembelajaran terpadu akan
meningkatkan hasil belajar siswa.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Jenis dan Pendekatan pada Peneltian Tindakan Kelas ini adalah kuantitatif, yaitu
pendekatan dengan melibatkan teori, desain, hipotesis dan menetukan subyek.
Kemudian didukung dengan pengumpulan data, pemprosesan data sebelum
dilakukan kesimpulan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP NEGERI 2 PEMALANG
kelas IX E dengan jumlah siswa 32 anak terdiri dari 16 laki-laki dan 16
Perempuan.
C. Subyek Penelitian dan Kolaborator Penelitian
1. Nama sekolah : SMP NEGERI 2 PEMALANG
2. Alamat : Jl. Pemuda No. 34 Pemalang
3. Kelas : IX E
D. Siklus Penelitian
Panalitian ini dilakukan pada dua siklus yaitu siklus 1 dilaksanakan pada
pertemuan ke 1 dan siklus 2 dilaksanakan pada pertemuan ke 2, hal ini dilakukan
untuk melihat peningkatan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkin data atau
informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu:
1. Observasi/pengamatan langsung
Observasi langsung dilakukan pada saat siswa-siswi melaksanakan praktek
sholat Manasik haji, untuk mengetahui bagaimana penguasaan Peserta didik
dalam mempraktikkan pelaksanaan Manasik haji
2. Wawancara
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami praktik
manasik haji dan umrah
3. Dokumentasi

16
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar
PAI, pada materi Ketentuan Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah yang
diperoleh melalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi Kelas IX E SMP
NEGERI 2 PEMALANG

Gambar 1
Gambar Siklus PTK

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 1 PELAKSANAAN

PENGAMATAN
PPEERREENNCCA
ANNAAAANN

REFLEKSI SIKLUS 2 PELAKSANAAN

PENGAMATAN
?

17
Tabel 2
Langkah-langkah PTK

Silus 1 Perencanaan : a. Melaksanakan pembelajaran yang akan


Identifikasi diterapkan dalam PBM
Masalah dan b. Menentukan pokok bahsan
penetapan c. Mengembangkan sekenario pembelajaran
alternatif d. Menyusun LKS
pemecahan e. Menyiapkan sumber belajar
masalah f. Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada sekenario
LKS
Pengamatan a. Melakukan observasi dengan memakai
format observasi
b. Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format LKS
Refleksi a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah
dan waktu segala macam tindakan.
b. Melakukan pertemuan untuk membahas
hasil evaluasi tentang sekenario, LKS dan
lain-lain
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
d. Evaluasi tindakan 1
Siklus II Tindakan Pelaksanaan Program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II

18
F. Teknik Analisi Data
1. Analisi Data Observasi
Analisis data dilakukan mulai dari tindakan refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Data hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan
siswa dalam pembelajaran Fiqh materi haji dengan menggunakan metode
demonstrasi dinilai dengan rumus dibawah ini.8
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
skor maksimum

2. Analisis Hasil Belajar


Data hasil pengamatan dianalisis saat dilakukan observasi dan refleksi dari
kondisi awal yaitu, sebelum penelitian dan setelah tindakan kelas. Hal ini,
dilakukan dengan cara membandingkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada siklus I dan kegiatan yang dilakukan pada siklus II. Jika nilai tersebut
mengalami kenaikan maka penggunaan ,metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqh siswa. Penghitungan persentase dihitung
dengan menggunakan rumus dibawah ini.9

jumlah siswa yang tuntas


𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
jumlah semua siswa

8
gus Wasisto Dwi Doso Warso, Publikasi Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas, (Klaten:
Widyapustaka Publisher,2009) hlm 172
9
Ibdi... hal. 172

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Profil Kelas


Kelas IX E terdiri dari 32 siswa, 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Semua beragama Islam. Mereka dari latar belakang sosial yang berbeda, dari yang tingkat
ekonominya rendah sampai menengah ke atas. Pengetahuan dasar agama mereka rata-rata
sudah baik. 80% siswa sudah bisa membaca al-Quran dengan baik.

20

Anda mungkin juga menyukai