Latar Belakang
Pemukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta
sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Perumahan kumuh adalah
perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian (UU
No.1 Tahun 2011).
b.Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang
b. tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar yang
berlaku.
b. ketidaktersediaan drainase
d. tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair didalamnya
a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
Kabupaten Purworejo memiliki luas total kawasan kumuh sebesar 197,41 Ha yang
tersebar di 11 kelurahan, yang telah diwujudkan dalam bentuk : SK Bupati Purworejo
Nomor 188.4/570/2014 tentang penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di Kabupaten Purworejo. Data luasan kumuh dapat dilihat pada tabel 1.
Luasan Kumuh
No Nama Kelurahan
(Ha)
1 Pangenrejo 9,17
2 Mranti 4,39
3 Baledono 18,41
4 Purworejo 14,06
5 Keseneng 2,80
6 Pangenjurutengah 39,3
7 Kutoarjo 56,59
8 Bandung 24,14
9 Semawung Daleman 11,92
10 Bayem 9,23
11 Katerban 7,40
Jumlah Total 197,41
Dari tugas dan fungsi di atas dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada, perlu
dilakukan analisis dengan menggunakan metode Leavvit’s Model (1965).
Model Leavvit’s ini memberikan pendekatan baru untuk melihat elemen dalam
struktur organisasi. Setiap organisasi memiliki 4 (empat) elemen interaktif yang saling
berkaitan, yaitu People (SDM), Task (Tugas), Structure (Struktur), dan Technologi
(teknologi). Diagram model Leavitt’s dapat disajikan sebagai berikut :
Gambar 1
Leavitt’s Models
STRUKTUR
TASK
TECHNOLOGYYYY
PEOPLE
Komponen
Leavitt’s Masalah dan Dampak Inovasi
Kondisi saat ini yang
Models penyebab masalah Perubahan
diintervensi
Upaya untuk
penanganan dan
peningkatan
Masyarakat
Belum adanya kualitas hidup di
Task/ Tugas secara swadaya
pemberdayaan kawasan kumuh
berperan dalam
kepada masyarakat sebatas
V penanganan
di kawasan kumuh pembangunan
kawasan kumuh
infrastruktur dan
penyediaan sarana
prasarana
Operasional
Masih kurangnya
pemeliharaan
pembiayaan untuk Anggaran dari
Tecknology diharapkan secara
pemeliharaan infra Pemerintah terbatas
swadaya
struktur
masyarakat
Sesuai dengan Diagnosa diatas maka permasalahan yang ada adalah belum adanya
peran masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh sehingga perlu adanya
pemberdayaan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) di tingkat Kelurahan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka tugas pokok Pengelola selaku penggerak utama
kegiatan atau Penanggungjawab KPP, adalah :
2. Pelayanan informasi
Dalam penanganan kawasan permukiman kumuh ini pemerintah juga memberikan
sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah, sarana penyediaan air bersih dan
sarana proteksi kebakaran. Supaya target akhir tercapai yaitu bebas kumuh maka
perlu mengoptimalkan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara dengan pembentukan
Pengelola di masing-masing sub sektor kegiatan yang ada sehingga ada keberlanjutan
dari program yang sudah dilaksanakan.
Manfaat
Milestone
Tahapan-tahapan dan kegiatan beserta capaiannya dapat dicermati dalam tabel berikut
ini :
d. Pengesahan SK Tim
e. Pendistribusian SK
Terbentuknya Pengelola
Persampahan dan
Pengelolaan sampah yang
sesuai Program Kota
II. Jangka Menengah ( Okt – Sept 2018 ) Tanpa Kumuh, di 3
Kelurahan :
Implementasi proyek perubahan di Kabupaten
Purworejo. - Semawung Daleman
- Bayem
- Katerban
7 Kelurahan :
- Kutoarjo
- Pangenrejo
- Mranti
- Baledono
- Purworejo
- Keseneng
- Pangenjurutengah