Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah stakeholder pertama kali diawali oleh Standorf Research Institute
(RSI) pada tahun 1963 yang dilakukan oleh peneliti bernama Freeman
(1984:31) ia mengembangkan eksposisi teoritis mengenai pemaknaan
stakeholder pada tahun 1984 dalam karyanya “Strategic Management A
Stakeholder Approach”.

Stakeholder merupakan individu maupun suatu kelompok yang dapat


dipengaruhi atau mempengaruhi oleh proses pencapaian tujuan dalam sebuah
organisasi. Dalam lingkup kebijakan publik, stakeholder pada dasarnya adalah
orang yang memiliki interest dan power terhadap kebijakan tersebut. Interest
adalah kepentingan yang dimiliki stakeholder dalam pembuatan kebijakan,
sedangkan yang dimaksud dengan power adalah kekuasaan yang dimiliki oleh
stakeholder untuk mempengaruhi atau membuat kebijakan.

Stakeholder dan kebijakan memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain.
Hubungan mengenai stakeholder pada proses kebijakan publik membuktikan
bahwa dalam pengambilan suatu kebijakan tidak akan terlepas dari adanya
keterlibatan stakeholder yang ada didalam kebijakan publik itu sendiri. Hal
tersebut didukung oleh pernyatan Lattimore dkk (2010:52) yang menyatakan
adanya stakeholder memiliki konsekuensi satu dengan yang lain, dimana
organisasi dapat menciptakan masalah dan kesempatan satu sama lain.

Stakeholder memiliki peran penting dalam kebijakan, termasuk kebijakan


kesehatan. Dalam segitiga kebijakan kita mengetahui hubungan antara konteks,
proses, isi, dan aktor. Aktor di sini termasuk di dalamnya stakeholder. Ada
campur tangan stakeholder dalam perumusan kebijakan serta membantu
implementasi dari kebijakan yang ada.

1
Tidak hanya berperan dalam perumusan kebijakan, interaksi kepentingan
antar aktor diperlukan dalam proses pelaksanaan kebijakan. Interaksi tersebut
berupa koordinasi antara stakeholder. Sehingga tanpa adanya koordinasi yang
baik, kebijakan kesehatan yang ada tentunya tidak akan tercapai. Hal ini dapat
dibuktikan dari tiga elemen pembentuk sistem kebijakan yakni, pelaku/aktor,
kebijakan, dan lingkungan kebijakan. Keterlibatan stakeholder dalam proses
implementasi kebijakan sangat erat kaitannya.

Melihat begitu banyaknya dan begitu pentingnya peran stakeholder dalam


kebijakan publik, termasuk kebijakan kesehatan, maka melalui makalah ini
kelompok akan mencoba memaparkan mengenai analisis stakeholder dalam
kebijakan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari stakeholder?
2. Apa saja pembagian stakeholder?
3. Apa saja Peran Stakeholder?
4. Apa definisi analisis stakeholder?
5. Apa konsep analisis stakeholder?
6. Apa Tujuan dari analisis stakeholder?
7. Apa saja tahapan analisis stakeholder?
8. Bagaimana contoh kasusnya?

1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui apa definisi stakeholder
2. Mampu mengetahui jenis stakeholder
3. Mampu mengetahui bagaimana peran stakeholder
4. Mampu mengetahui apa definisi dari analisis stakeholder
5. Mampu mengetahui apa konsep dari analisis stakeholder
6. Mampu mengetahui apa tujuan analisis stakeholder
7. Mampu memahami cara analisis stakeholder berdasarkan contoh kasus

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stakeholder

Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli diantaranya sebagai berikut :

1. Menurut Freeman

Menyatakan bahwa Pengertian Stakeholders ini merupakan suatu


kelompok masyarakat atau juga individu yang saling mempengaruhi dan/atau
juga dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari sebuah organisasi.

2. Menurut Biset

Pengertian stakeholder ini merupakan orang/ individu atau juga kelompok


masyarakat yang mempunyai suatu kepentingan atau perhatian pada
permasalahan tertentu.

3. Menurut Wibisono

Pengertian stakeholder ini merupakan seseorang atau juga kelompok yang


punya kepentingan itu secara langsung/ tidak langsung yang bisa
mempengaruhi atau juga dipengaruhi atas aktivitas serta eksistensi
perusahaan.

4. Menurut ISO 26000 SR

Pengertian stakeholder ini merupakan individu atau kelompok yang


memiliki atau mempunyai kepentingan terhadap keputusan dan juga aktivitas
organisasi.

3
5. Menurut AA1000 SES

Definisi stakeholder ini merupakan suatu kelompok yang dapat


mempengaruhi dan/atau juga terpengaruh oleh aktivitas atau kegiatan, produk
atau layanan, dan juga kinerja suatu organisasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan


pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang dukungannya
diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi. Pemangku
kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan kepentingan
terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder is a
person who has something to gain or lose through the outcomes of a planning
process, programme or project (Dialogue by Design 2008).

Pemangku kepentingan mencakup semua pihak yang terkait dalam


pengelolaan terhadap sumberdaya. Menurut Witold Henisz guru besar pada
Sekolah Bisnis Wharton, termasuk semua orang dari politisi lokal dan
nasional dan tokoh atau pemimpin masyarakat. Berdasarkan pandangan
tersebut pemangku kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara
langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan. Dan berdasarkan definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak
yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau
perhatian.

2.2 Klasifikasi Stakeholder

Secara umum, Stakeholder ini dapat dikelompokkan itu dengan berdasarkan


kekuatan, posisi, dan pengaruhnya. Dibawah ini merupakan klasifikasi
stakeholder diantaranya sebagai berikut:

4
1. Stakeholder Utama (Primer)

Stakeholder primer ini berhubungan langsung dengan pembuatan


kebijakan, program, serta proyek. Mereka ini merupakan penentu utama
dalam kegiatan atau aktivitas pengambilan keputusan.

Beberapa contoh dari stakeholder primer ialah :

a. Masyarakat serta Tokoh Masyarakat; masyarakat ialah mereka yang akan


terkena imbas/dampak serta juga yang mendapat manfaat dari suatu
kebijakan, proyek, serta program. Sedangkan untuk tokoh masyarakat
merupakan anggota masyarakat yang dianggapnya itu dapat menjadi
aspirasi masyarakat.
b. Manajer Publik; lembaga publik yang memiliki tanggungjawab didalam
mengambil keputusan serta juga implementasinya.

2. Stakeholder Pendukung (Sekunder)

Stakeholder sekunder ini merupakan ihak yang tidak berhubungan secara


langsung terhadap suatu kebijakan, program, serta proyek. Namun stakeholder
sekunder ini punya keprihatinan dan juga kepedulian sehingga ikut
menyuarakan sebuah pendapat yang tentu hal tersebut dapat mempengaruhi
sikap stakeholder utama dan juga keputusan legal pemerintah.

Beberapa contoh stakeholder sekunder yaitu:

a. Lembaga pemerintah didalam wilayah tertentu namun tidak memiliki


tanggungjawab langsung
b. Lembaga pemerintah yang berhubungan dengan permasalahan, namun
tidak memiliki wewenang langsung didalam mengambil keputusan

5
c. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat yang bergerak pada
bidang yang berhubungan dengan dampak, rencana, atau juga manfaat
yang akan muncul
d. Perguruan Tinggi, merupakan kelompok akademis yang berpengaruh
didalam proses pengambilan keputusan pemerintah
e. Pengusaha atau juga Badan Usaha yang berhubungan dengan
permasalahan

3. Stakeholder Kunci

Stakeholder kunci ini merupakan unsur eksekutif dengan berdasarkan levelnya


(legislatif serta instansi) yang punya wewenang dengan secara legal dalam
mengambil keputusan. Contohnya ialah, stakeholder kunci suatu proyek di
daerah kabupaten:

 Pemerintah Kabupaten
 DPR Kabupaten
 Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

Sedangkan pada dunia bisnis pembagian kelompok Stakeholder ini dapat dibagi
menjadi dua (1), yakni Internal Stakeholder serta External Stakeholder. Pihak-
pihak yang termasuk di dalamnya itu dapat dilihat dalam tabel berikut:

6
b.3 Peran Stakeholder

Menurut Nugroho (2014,h.16-17) dalam penelitian Alidkk,stakeholder dalam


program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antaralain:

a. Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil


keputusan dan penentu suatu kebijakan.
b. Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan
stakeholder lain yang terlibat.
c. Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan
menfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok
d. Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalam nya
termasuk kelompok sasaran.
e. Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan
memberikan kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran
atau bahkan lebih cepat waktu

7
2.4 Pengertian analisis stakeholder

Stakeholder Analysis (Analisa Pemangku Kepentingan) menurut wikipedia


didefinisikan sebagai “proses mengidentifikasi baik perorangan maupun
kelompok yang akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu tindakan yang
akan dilakukan serta mengelompokkannya sesuai dengan dampak dari tindakan
yang akan dilakukan. Infomasi yang di dapat akan digunakan untuk mengadakan
evaluasi sebelum tindakan dilakukan agar dapat dilakukan usaha-usaha preventif
dengan mempertimbangkan semua pihak yang terlibat. Stakeholder Analysis
adalah bagian dari Stakeholder Management.

2.5 Konsep Dasar Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui siapa saja yang memiliki


kepentingan/peran secara langsung maupun tidak langsung terhadap
program/proyek yang akan dilaksanakan. Analisis stakeholder atau disebut
juga analisis peran, peran pihak-pihak yang terkait dalam program DRR.

Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah individu maupun organisasi yang


secara umum dibedakan dalam 4 (empat) kelompok utama, yaitu: 1).
Penerima manfaat/Kelompok Sasaran (KSM, anggota), 2). Pelaksana (Guswil,
LSM pelaksana program DRR, aktivis, Dinas, organisasi sosial, dll), 3).
Pengambil keputusan (Kepala Desa, Camat, Bupati, Satkorlak, Satlak,
pemuka masyarakat, dll), dan 4). Pendana (NGO /INGO, Pemerintah, dll)

Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kekuasaan, semakin besar pengaruh


yang dimiliki seorang stakeholder, maka akan semakin penting untuk
memperhitungkan keterlibatan mereka dalam proyek. Oleh sebab itu dapat
ditentukan stakeholder yang perlu dijadikan prioritas dalam perencanaan
maupun pelaksanaan program.

8
Analisis stakeholder merupakan suatu alat untuk:

a) Memberikan gambaran mengenai semua lembaga, kelompok dan


individu yang berkaitan atau berkepentingan dengan program
b) Mengidentifikasi kepentingan pihak-pihak tersebut
c) Menelaah konsekuensi dan implikasi yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan rencana program maupun kegiatan

2.6 Tujuan analisis stakeholder


1. Untuk mengidentifikasi minat, kepentingan, dan pengaruh para stakeholder
terhadap kegiatan program / proyek yang sedang berjalan.
2. Untuk mengidentifikasi kelembagaan-kelembagaan lokal berikut proses-
proses untuk pengembangan kapasitasnya
3. Untuk membangun pondasi dan strategi partisipasi masyarakat.

Analisis stakeholder ini merupakan instrumen yang sangat penting untuk


memahami konteks sosial dan kelembagaan dari satu kegiatan program / proyek.
Hal-hal yang diungkap dari tools ini bisa memberikan informasi sangat penting
seawal mungkin tentang :

1. siapa saja yang akan dipengaruhi oleh program / proyek baik positif ataupun
negatif;
2. siapa saja yang mungkin memberikan pengaruh terhadap program / proyek
baik positif ataupun negatif;
3. individu, kelompok, dan lembaga apa saja yang perlu dilibatkan dalam
program / proyek serta bagaimana caranya; dan siapa saja yang perlu
dibangun kapasitasnya agar turut berpartisipasi aktif di dalamnya.

2.7 Langkah-langkah melakukan analisis stakeholder

Langkah I, identifikasilah stakeholder-stakeholder kunci antara lain :

1. Siapa saja penerima manfaat yang potensial dari kegiatan ini ?


2. Siapa saja yang mungkin menerima dampak buruk dari kegiatan ini ?

9
3. Apakah kelompok-kelompok yang rentan telah diidentifikasi ? Siapa
saja ?
4. Apakah kelompok-kelompok pendukung dan kelompok-kelompok
lawan juga telah diidentifikasi ? Siapa saja ?
5. Apa saja hubungan-hubungan yang terjadi di antara stakeholder-
stakeholder tersebut ?

Langkah II, lakukan assessment terhadap kepentingan-kepentingan para


stakeholder dan dampak-dampak potensial yang muncul dari kepentingan-
kepentingan ini :

1. Apa saja harapan-harapan yang muncul dari para stakeholder terhadap


program / proyek ini ?
2. Keuntungan-keuntungan / manfaat-manfaat apa saja yang mungkin
akan diperoleh para stakeholder ?
3. Sumberdaya-sumberdaya apa saja yang bisa atau bahkan mungkin
sangat ingin dimobilisasi oleh para stakeholeder ?
4. Apa saja kepentingan-kepentingan para stakeholder yang berlawanan
dengan tujuan-tujuan program / proyek ?

Langkah III, lakukan assessment terhadap pengaruh dan kepentingan para


stakeholder ini :

Untuk setiap kelompok stakeholder lakukan lakukan assessment terhadap ;

1) Kekuasaan dan statusnya (politik, sosial, dan ekonomi)

2) Derajat / level lembaga / organisasinya

3) Penguasaan terhadap sumber-sumber daya yang strategis

4) Pengaruh-pengaruh informal (seperti hubungan-hubungan personal)

5) Relasi kekuasaan dengan stakeholder lainnya

10
6) Arti penting terhadap keberhasilan program / proyek

Terdapat dua hal penting di sini, yaitu stakeholder yang mempunyai pengaruh
(influence) dan stakeholder yang sangat berkepentingan / mempunyai arti
penting (importance).

1. Pengaruh/influence lebih menunjukkan tingkat kekuasaan yang dimiliki


stakeholder terhadap jalannya program / proyek. Hal ini dapat diuji
melalui cara-cara pengendalian dan penguasaan mereka terhadap proses-
proses pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui
penguasaan terhadap jalannya program / proyek atau sebaliknya melalui
perintangan terhadap jalannya program / proyek. Penguasaan ini bisa
berasal dari status atau kekuasaan yang memang dimiliki, ataupun melalui
hubungan informal dengan pemimpin-pemimpin formal yang dia miliki
selama ini.
2. Kepentingan/importance berkaitan dengan tingkatan di mana pencapaian
tujuan program / proyek sangat tergantung pada keterlibatan aktif yang
diberikan oleh kelompok stakeholder bersangkutan. Stakeholder yang
berkepentingan terhadap program / proyek pada umumnya adalah yang
kebutuhan-kebutuhannya bersesuaian dengan tujuan program / proyek.
Beberapa kelompok stakeholder mungkin sangat penting/importance
terhadap satu program / proyek (seperti : kelompok perempuan perdesaan
pada program kesehatan reproduksi), namun boleh jadi
pengaruhnya/influence sangat-sangat terbatas terhadap program / proyek.
Kelompok stakeholder ini membutuhkan upaya-upaya khusus untuk lebih
meningkatkan partisipasi mereka serta lebih meyakinkan mereka bahwa
kebutuhan-kebutuhan mereka sungguh-sungguh sejalan dengan program /
proyek.

11
Baik pengaruh / influence maupun kepentingan / importance dari berbagai
stakeholder ini bisa diranking dengan skala sederhana dan dipetakan satu
sama lainny, sebagai langkah awal untuk menentukan strategi yang cocok
bagi pelibatan mereka. Kedua variabel utama ini juga bisa dilakukan
assessment di tahap-tahap awal berdasarkan pengetahuan/informasi yang
dimiliki oleh pihak-pihak yang sangat mengenal “kepedulian” para
stakeholder tersebut terhadap program / proyek. Namun demikian,
assessment yang lebih mendalam perlu dilakukan melalui wawancara-
wawancara secara langsung (diperlukan keterampilan bertanya).

Langkah IV, buatlah satu kerangka untuk menentukan strategi pelibatan


stakeholder :

Rencana pelibatan stakeholder ini didasarkan pada :

1. Ketertarikan, pengaruh, dan kepentingan dari setiap kelompok stakeholder


2. Upaya-upaya khusus yang diperlukan untuk melibatkan stakeholder-
stakeholder yang penting / yang bekepentingan namun tidak mempunyai
pengaruh.
3. Bentuk-bentuk partisipasi yang memadai pada keseluruhan siklus
program / proyek.

Berdasarkan hasil tiga tahap analisis stakeholder di atas, maka beberapa


rencana pendahuluan dapat disusun untuk melibatkan kelompok-kelompok
stakeholder tersebut dalam tahapan-tahapan program / proyek secara
berurutan.

1. Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi dan kepentingan yang


tinggi pula, harus bisa dilibatkan sepenuhnya di seluruh tahapan program /
proyek demi untuk memberikan keyakinan pada mereka bahwa
keberhasilan program / proyek adalah atas dukungan mereka.
2. Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi namun tidak terlalu
berkepentingan, bukanlah target utama program / proyek, namun sangat

12
mungkin menjadi penentang / opposan atau minimal selalu mengintervensi.
Dari sini, mereka perlu mendapatkan perlakuan bahwa keberadaan mereka
itu adalah penting, selalu berikan pada mereka informasi-informasi, dan
berikan pengakuan terhadap pandangan-pandangan mereka, hal ini perlu
dilakukan agar tidak timbul keonaran dan konflik terbuka.
3. Stakeholder dengan pengaruh yang kecil namun kepentingan / arti penting
terhadap proyek yang sangat tinggi membutuhkan upaya-upaya khusus dan
strategi-strategi khusus, agar mereka menjadi yakin bahwa kebutuhan-
kebutuhan mereka sejalan dengan tujuan program / proyek dan
keterlibatkan mereka sungguh-sungguh sangat bermakna.
4. Stakeholder dengan pengaruh dan kepentingan yang kecil atau bahkan
tidak sama sekali, mau tidak mau juga perlu dilibatkan dalam program /
proyek namun tidak memerlukan statregi partisipasi / pelibatan mereka
secara sangat khusus.

2.8 Contoh Analisis Peran Stakeholders dalam Pelaksanaan Kebijakan


Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Karanganyar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja stakeholders yang


terkait dan bagaimana peran yang mereka lakukan dalam melaksanakan
kebijakan ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Karanganyar. Dari
peranan yang dilakukan, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
kolaborasi yang terjadi beserta hambatan yang ada selama kolaborasi
berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data
dikumpulkan melalui hasil wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Validitas data
menggunakan trianggulasi sumber dan teknik analisis menggunakan
analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam pelaksanaan


kebijakan ruang terbuka hijau (RTH) di Kabupaten Karanganyar terdapat
lima instansi pemerintahan; BAPPEDA, BLH, DPU, DKP,

13
DISTANBUNHUT dan dua organisasi masyarakat; Saka Kalpataru, Sekber
Peduli Alam. Peranan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan sebagai
stakeholders kunci, berpengaruh kuat dalam kelancaran kegiatan
pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau (RTH). Organisasi masyarakat
sebagai stakeholders penunjang yang menjadi perantara dalam proses
pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau (RTH). Kolaborasi belum
berhasil, karena komitmen mereka masih dianggap kurang karena
partisipasi masyarakat yang harus mereka dapatkan dalam sosialisasi dan
pembinaan belum kentara hasilnya serta target pemenuhan nilai terhadap
ruang terbuka hijau (RTH) belum dicapai. Hambatan yang terjadi didalam
kolaborasi ini di karenakan faktor budaya yang ada di masyarakat dan
perbedaan kepentingan yang terjadi diantara stakeholders.

14
DAFTAR PUSAKA

Prof. Gudama. 2014. Teori Organisasi. Yogyakarta: BPFE

Bryson, John, M. 2001. Perencanaan Strategi bagi Organisasi. Edisi Bahasa


Indonesia. Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.

Participation and Social Assessment,Tools and Techniques, compiled by Jennifer


Rietbergen-McCracken,DeepaNarayan,IBRD-WB,1998

https://www.dosenpendidikan.co.id/stakeholder-adalah/

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-stakeholder.html

https://pendidikan.co.id/pengertian-stakeholder-klasifikasi-peran-fungsi-dan-
menurut-ahli/
http://quickstart-indonesia.com/stakeholder-analysis/
https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-analisis-stakeholder-menurut-para-ahli-
dan-contoh-tesis-analisis-stakeholder/

15

Anda mungkin juga menyukai