Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA

2017, Vol. 6, No. 1, 49-57

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN


ANAK DAN REMAJA BERKEBUTUHAN KHUSUS

Saphira Hertha
Fakultas Ilmu Seni, Universitas Pelita Harapan
saphira.hertha@gmail.com

Abstrak

Musik dalam beragam bentuk merupakan sesuatu yang familiar untuk berbagai
kalangan usia. Beberapa orang menyadari musik juga membawa dampak dalam kehidupan
mereka. Efek dan fungsi musik inilah yang digunakan dalam terapi musik. Dalam terapi
musik, seorang terapis menggunakan musik dan aktivitas musikal sebagai media dalam
proses terapeutik. Dengan berbagai program yang dirancang untuk memenuhi setiap
kebutuhan klien, terapi musik dapat menjadi efektif untuk perkembangan mereka. Di Asia
Tenggara, terapi musik merupakan sesuatu yang baru berkembang. Informasi mengenai terapi
musik masih sangat terbatas. Pelayanan terapi musik yang ditawarkan juga masih hanya
terfokus pada sebagian area. Pengetahuan dan pendidikan dalam bidang terapi musik tidak
ditawarkan oleh banyak institusi. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi musik
terhadap perkembangan kemampuan anak dan remaja berkebutuhan khusus. Metode yang
digunakan adalah survei, riset, dan penilaian penanganan terapi musik terhadap klien-klien di
Malaysia. Hasil yang ditemukan adalah terapi musik efektif untuk peningkatan
perkembangan anak dan remaja berkebutuhan khusus.

Kata kunci: anak berkebutuhan khusus, terapi musik, Malaysia

Abstract

Music in many shapes has become something familiar for people in any age. Some
people also realize the good effect of music in their life. This effect and function used in music
therapy. In music therapy, a therapist uses music and musical activity as tools in therapeutic
process. With many program designs to meet client’s need, music therapy can be effective for
their development. In South East Asia, music therapy is still something new. Information
about music therapy is very limited. Music therapy services also only served in certain areas.
Furthermore, not many institutions offer education in music therapy field. The aim of this
research is to see the effect of music therapy to development of special need children.
Methods are survey, field research and evaluation based on music therapy treatment to
clients. The result show that music therapy treatment is effective to help special needs
children and adolescence.

Keywords: development, music therapy, music, special needs, Malaysia

Musik dalam beragam bentuk primitif. Sebagai contoh, banyak


merupakan sesuatu yang familiar untuk peradaban suku primitif di Afrika dimana
berbagai kalangan usia. Musik memberi para dukun atau ahli kesehatan secara
dampak dalam kehidupan manusia. Fungsi magis yang disebut shaman menggunakan
musik untuk meningkatkan kesehatan lagu-lagu tertentu, ritme, instrumen musik,
sebenarnya sudah berkembang sejak masa tarian dan drama dengan magis atau ritual

1
religi untuk

2
mengeluarkan rasa sakit ataupun penyakit. menggunakan toilet, menggunakan garpu
Di Babilonia, ahli kesehatan magis dan sendok, mengendarai sepeda roda tiga
menggunakan alat musik kentungan dan juga mampu menggunakan krayon.
ataupun kerincingan untuk mengeluarkan Secara emosional, mereka menjadi lebih
roh jahat (Peters, 2000). berfokus pada diri sendiri, takut pada
Efek dan fungsi musik inilah yang keterpisahan tetapi lebih mandiri, lebih
digunakan dalam terapi musik. Dalam responsif namun lebih mudah terdistraksi
terapi musik, seorang terapis daripada disiplin. Dalam bidang sosial,
menggunakan musik dan aktivitas musikal pada usia dua tahun mereka masih
sebagai media dalam proses terapeutik tergantung terhadap bantuan atau
(Davis, 1999). Terapi musik didefinisikan bimbingan dari orang dewasa. Namun
sebagai proses interaksi dan intervensi mereka mulai mengenali diri sendiri
yang terancang dan terarah pada gol, melalui nama serta mereka bermain
berdasarkan asesmen dan evaluasi dari dengan boneka. Di usia tiga, mereka mulai
kebutuhan, kekuatan, dan kelemahan klien, lebih menikmati bermain dengan sesama
dimana musik atau pengalaman yang dan mampu mengambil giliran. Mereka
berdasarkan musik khusus dibuat untuk juga mulai mengenali apakah mereka anak
digunakan oleh seseorang yang sudah laki- laki atau anak perempuan.
terlatih untuk membawa pengaruh positif Kemampuan sosial ini terus meningkat
dalam kondisi, kemampuan, pemikiran, sehingga pada usia empat mereka tinggi
perasaan dan perilaku seseorang (Peters, secara sosial dan menikmati kebersamaan
2000). dengan anak-anak lain. Di usia lima
Pada aplikasinya, terapi musik mereka sangat terstruktur dan ingin
dapat digunakan dalam konteks klinis atau melakukan atau menerima beberapa
non-klinis. Dalam bidang klinis, terapi tanggung jawab.
musik diaplikasikan untuk membantu klien Pada bidang intelektual, pada usia
mengembangkan potensi mereka, antara dua tahun, anak mulai untuk berujar kata,
lain kemampuan motorik, kemampuan frase dan kalimat sederhana. Mereka juga
emosional, dan fungsi psikologis lainnya. mampu mengerti arahan sederhana walau
Dengan berbagai program yang dirancang rentang perhatian mereka masih sangat
untuk memenuhi setiap kebutuhan klien, singkat. Pada usia tiga, mereka
terapi musik efektif untuk perkembangan mengembangkan kemampuan mereka
klien, termasuk anak-anak dan remaja untuk mengucapkan kalimat singkat.
berkebutuhan khusus. Mereka juga mampu menceritakan sebuah
cerita pendek dan menjawab pertanyaan.
Perkembangan Normal Masa Anak- Kemampuan untuk menyelesaikan kalimat
Anak dan Remaja ini akan berkembang di usia empat tahun
Masa kanak-kanak dapat dibagi dimana pada usia yang sama, mereka
menjadi tiga grup. Grup itu yaitu masa mulai menanyakan pertanyaan tiada akhir.
kanak-kanak awal, masa kanak-kanak Mereka mulai menceritakan cerita yang
tengah dan masa kanak-kanak akhir. panjang dan mampu menanyakan arti
Rentang usia untuk kanak-kanak awal sebuah kata di usia lima tahun. Mereka
adalah 37-72 bulan dan rentang usia untuk juga sudah mampu mengenal kemampuan
masa kanak-kanak tengah dan akhir adalah akademis dasar seperti warna dan
usia 6-12 tahun (Santrock, 2008). menghitung sampai sepuluh. Anak di usia
Dalam perkembangan motorik, ada dua sampai tujuh tahun sedang
beberapa hal yang harus mampu dilakukan mengembangkan fase preoperasional
oleh seorang anak pada usia tertentu. dimana mereka mulai menggambarkan
Secara umum, anak usia dua sampai lima dunia dengan kata dan gambar. Pada usia
tahun mampu untuk berlari, berjalan, tujuh sampai dua belas tahun mereka mulai
duduk secara mandiri, mandiri dalam
3
berkurang tingkat keegosiannya. Di atas

4
dua belas tahun, pemikiran mereka mulai serta mengerti bahasa, kesulitan
abstrak berhubungan dengan orang lain, cara
bermain dengan mainan atau benda lain
Anak-Anak dan Remaja Berkebutuhan yang tidak wajar, kesulitan jika ada
Khusus perubahan dalam rutinitas atau lingkungan
Berkebutuhan khusus adalah yang familiar dan gerakan tubuh yang
sebuah istilah untuk orang-orang dengan repetitif atau pola perilaku.
keterbatasan yang membutuhkan
penanganan spesial dan juga program Gangguan Belajar
edukasi yang spesial. Mereka yang disebut Tidak ada tanda-tanda fisik dari
berkebutuhan khusus adalah mereka yang seseorang yang mengalami gangguan
berada di luar jangkauan perkembangan belajar. Tingkat intelegensi mereka juga
normal yang ditetapkan. Jumlah dari biasanya rata-rata atau diatas rata-rata.
berkebutuhan khusus meningkat dari tahun Adanya malfungsi pada kemampuan otak
ke tahun. Jangkauan dari gangguan ini untuk memproses sehingga secara negatif
dapat beragam mulai dari gangguan memberikan dampak pada kemampuan
perkembangan, gangguan perilaku, mereka untuk memilih, mengambil serta
gangguan belajar, gangguan kemampuan memproses informasi. Ada beberapa
motorik, gangguan komunikasi sampai karakteristik umum untuk gangguan
kerusakan sensori. Gangguan belajar:
perkembangan merupakan populasi yang 1. Tingkat inteligensi normal,
paling banyak. Termasuk di dalamnya mendekati normal atau di atas rata-
yang umum adalah disabilitas intelektual, rata
spectrum autisme, dan gangguan 2. Memiliki kesulitan dengan
perkembangan pervasif atau biasa disebut pencapaian intelektual di sekolah
PDD. Gangguan perilaku termasuk di karena masalah perseptual
dalamnya anak-anak dengan defisit atensi 3. Bagus di satu area tetapi tertinggal di
atau perilaku mengganggu, hiperaktif dan area lainnya
gangguan perilaku lainnya yang tidak 4. Dapat memiliki masalah dalam: (1)
spesifik. Banyak orang dengan cacat Menerima informasi, (2) Memproses
memiliki cacat ganda seperti seseorang informasi, dan (3) Mengekspresikan
dengan cerebral palsy yang biasanya informasi
memiliki gangguan dalam belajar. 5. Biasanya pertama kali didiagnosa
Sebagian besar dari mereka juga pada tahun-tahun pertama sekolah
membutuhkan terapi wicara. (Peters, 2000).

Pervasive Developmental Disorder Spektrum Autisme


(PDD)/Gangguan Perkembangan Autisme merupakan suatu
Pervasif gangguan neurologis yang memberikan
Karakteristik dari gangguan ini dampak pada fungsi otak, menyebabkan
adalah adanya keterlambatan pada gangguan perkembangan seumur hidup.
kemampuan sosial dan komunikasi. Untuk mendiagnosa autisme, harus dilihat
Beberapa anak tidak berbicara sama sekali, simtom-simtom yang ada muncul sebelum
sebagian hanya berbicara frase atau usia 30 bulan.
percakapan yang terbatas dan ada juga Ada empat area yang terganggu
yang mampu berkembang secara normal. yaitu:
Mereka juga memiliki kemampuan 1. Tingkat atau urut-urutan
bermain yang repetitive dan kemampuan perkembangan\
sosial yang sangat terbatas. Ciri-ciri dari 2. Respon terhadap stimulus sensori
PDD dapat dilihat dari kesulitan untuk
menggunakan
5
3. Kapasitas wicara, bahasa, dan memiliki kesulitan dalam mengkontrol dan
kognitif mengkordinasi pergerakan tangan. Mereka
4. Kapasitas untuk berelasi dengan juga memiliki kesulitan berbicara.
orang lain, situasi ataupun objek Sedangkan untuk tingkat severe, mereka
tidak dapat berjalan dan memiliki banyak
Attention Deficit Hyperactivity Disorder masalah di bidang komunikasi dan
(ADHD) berbicara. Mereka juga biasanya memiliki
ADHD merupakan suatu gangguan gangguan lain yang terkait.
dimana seorang anak akan secara
konsisten menunjukkan satu atau lebih Penanganan Anak dan Remaja
karakteristik berikut ini: Berkebutuhan Khusus
1. Inatensi Sampai tahun 1970-an, sebagian
2. Hiperaktif besar sekolah umum menolak untuk
3. Impulsif (Santrock, 2008). menerima anak-anak dengan kebutuhan
Anak-anak dengan ADHD khusus. Hal ini menyebabkan
menunjukkan kemampuan dengan level dikeluarkannya peraturan pada tahun 1990
yang sangat tinggi pada aktivitas fisik dan yang disebut dengan IDEA (Individuals
tampak selalu bergerak. ADHD sendiri with Disabilities Education Act) di
dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu: (1) Amerika Serikat yang mana meminta:
ADHD dengan predominan inatensi, (2) 1. Asesmen yang multidisiplin dan
ADHD dengan predominan tidak diskriminatif
hiperaktif/impulsif, dan (3) ADHD dengan 2. Individualized Education Plan (IEP)
inatensi dan hiperaktif/impulsive. Biasanya atau rancangan program
anak dengan ADHD akan mengalami pembelajaran anak yang khusus
kesulitan untuk tergabung dalam disesuaikan dan dibuat untuk anak
pembelajaran regular. itu tersendiri
3. Keterlibatan orang tua
Cerebral Palsy 4. Edukasi di lingkangan yang kurang
Merupakan kondisi yang restriktif
disebabkan oleh kerusakan otak di bagian Walaupun demikian, melibatkan
motorik. Cerebral Palsy dapat dibedakan seorang anak di sekolah umum mungkin
menjadi beberapa tipe berdasarkan tipe terlalu ekstrim sehingga adanya sekolah
gerakan, bagian tubuh yang terlibat dan inklusi dimana seorang anak berkebutuhan
tingkat keparahan. Berdasarkan tipe khusus menjalankan program
gerakan, Cerebral palsy dapat dibedakan pembelajarannya yang khusus di kelas
menjadi (1) Spastik, (2) Athetosis, (3) sekolah umum atau regular.
Rigid, (4) Ataxia, (5) Tremor, (6) Atonia,
dan (7) Tipe campuran. Bagian tubuh yang Terapi Musik
terlibat dapat dibedakan menjadi (1) Pada terapi musik, terapis
Monoplegia, (2) Hemiplegia, (3) menggunakan musik dan aktivitas musikal
Paraplegia, (4) Diplegia, (5) Triplegia, (6) sebagai alat dalam proses terapeutik
Quadriplegia. Selanjutnya, berdasarkan (Davis, 1999). Terapi musik bukan sekedar
tingkat keparahan, dapat dibedakan menggunakan musik secara pasif tetapi
menjadi (1) Mild, (2) Moderate, dan (3) juga secara aktif. Pada aplikasinya, terapi
Severe. Mereka dengan tingkat mild musik dapat dilakukan di bidang klinis
biasanya memiliki pergerakan yang aneh ataupun non-klinis. Pada bidang klinis,
tetapi masih dapat jalan dan berbicara. terapi musik dapat membantu klien untuk
Mereka juga memiliki tingkat intelegensi mengembangkan potensi mereka,
yang normal. Untuk tingkat moderate mengembangkan kemampuan fisik dan
mereka berjalan dengan kurang mantap menyelesaikan emosi serta fungsi
dan
6
psikologis lainnya. Dengan berbagai 2010). Musik sendiri membawa
program yang dapat dirancang untuk ketertarikan dari anak-anak berkebutuhan
memenuhi kebutuhan klien, terapi musik khusus. Ada juga riset yang mendukung
dapat menjadi efektif bagi mereka untuk keefektifan terapi musik yang membawa
berkembang. Di bawah ini adalah definisi perubahan pada perilaku spesifik klien
terapi musik menurut World Federation of dengan cerebral palsy (Krakouer, et
Music Therapy: al,2001). Lebih jauh, banyak sekali jenis
Music therapy is the professional kebutuhan khusus yang dapat dilayani oleh
use of music and its elements as an terapi musik.
intervention in medical, educational, and
everyday environments with individuals, METODE
groups, families, or communities,
emotional, intellectual, and spiritual Adapun metode yang digunakan
health and wellbeing. Research, practice, penelitian ini adalah melalui: observasi
education, and clinical training in music klien, wawancara/survei (tertulis dan lisan)
therapy based on professional standards kepada terapis musik, guru, dan orang tua
according to cultural, social, and political dari anak-kanak dan remaja berkebutuhan
context (WFMT, 2011) khusus, serta melakukan sesi terapi secara
Ada tiga hal yang sangat penting individual dan kelompok.
dalam terapi musik yaitu pribadi terapis, Berikut ini adalah teknik terapi
klien dan aktifitas musikal yang terapeutik. musik yang dipakai dalam sesi dengan
Melalui musik dan aktifitas musikal, klien:
terapis harus dapat memenuhi kebutuhan 1. Memainkan instrumen
klien. Ada perbedaan antara terapi musik Dengan teknik memainkan
dan musik edukasi dimana pada terapi instrumen, ada beragam gol yang
musik, terapis musik menggunakan musik dapat dicapai. Pada umumnya, penulis
secara primer untuk mencapai gol non- memberikan kesempatan kepada klien
musikal sedangkan pada edukasi golnya untuk mengeksplorasi alat musik
adalah kemampuan anak untuk sebelum memberitahu atau
berkembang dari segi musikal. menanyakan nama alat musik tersebut.
Selain menambah pengetahuan akan
Riset Terdahulu Mengenai Terapi alat musik, klien juga dapat bebas
Musik Dengan Anak-Anak dan Remaja memainkan instrumen dan dapat
Berkebutuhan Khusus memberikan pengalaman sukses.
Penelitian terakhir membuktikan Dalam memainkan instrumen,
bahwa terapi musik menyediakan klien juga dapat dilatih tingkat fokus
jangkauan gol yang besar dan juga dan atensinya dimana biasanya penulis
berjangka panjang pada mereka yang mengkombinasikan permainan
berkebutuhan khusus (Nuseibeh, 2010). instrumen dengan mengikuti instruksi
Selain itu memang banyak jurnal yang seperti melihat ritme ataupun partitur
memberikan hasil bahwa terapi musik lagu. Dengan bermain instrumenpun
efektif untuk mereka yang berkebutuhan mereka dapat meningkatkan
khusus. Sebagai contoh, ada beberapa jangkauan gerak dan menguatkan otot
jurnal terdahulu mengenai terapi musik (Davis, 1999). Jadi, sebagai
dan anak berkebutuhan khusus dimana kesimpulan permainan alat musik
terapi musik disini dan sekarang dapat dapat menjadi salah satu teknik yang
melibatkan inti diri dari klien autis karena paling umum digunakan karena dapat
terapi musik merupakan non-verbal dan digunakan untuk beragam jenis klien
non-kognitif sehingga tidak tergantung dengan berbagai rentang usia. Selain
pada kemampuan intelegensi klien itu, dengan teknik permainan alat
(Dimitriadis,
7
musik,

8
banyak juga gol yang dapat dicapai, kemampuan koordinasi mata tangan
seorang terapis dapat menyesuaikan juga mengarahkan gerak.
alat musik yang digunakan untuk 4. Permainan musikal
menunjang kebutuhan klien. Permainan musikal dapat
2. Menyanyi/Vocalizing membantu klien untuk meningkatkan
Teknik kedua yang sering kemampuan mereka dalam bidang
digunakan adalah menyanyi. Lewat sosial dan bidang kognitif. Dalam
menyanyi klien dapat belajar beragam permainan musikal, mereka biasanya
hal dan dapat melatih mereka lebih andil dalam permainan dimana harus
aktif. Dikarenakan anak berkebutuhan menunggu giliran dan juga memimpin
khusus sangat jarang untuk menyanyi, dalam jalannya permainan. Selain itu,
menyanyi dapat melatih mereka juga mereka juga harus mampu
untuk meningkatkan kemampuan menjalankan atau menyelesaikan
komunikasi mereka. Untuk beberapa tugas-tugas yang diberikan.
anak yang memang tidak dapat
bernyanyi, mereka dapat mengikuti
bersuara seperti menirukan bagian “e- HASIL DAN PEMBAHASAN
i-e-i-o” dan suara binatang pada lagu
“Old McDonalds”. Selama penanganan terapi musik,
3. Musik dan gerak perkembangan klien dievaluasi pada saat
Untuk anak-anak yang masih sebelum mendapatkan penanganan terapi
tergolong kecil dan mereka yang musik yaitu pada saat asesmen ke satu
sangat aktif, teknik musik dan gerak sampai ke tiga, pada pertengahan
merupakan teknik yang sangat penanganan yaitu setelah sesi ke empat,
disukai. Lewat teknik ini walau dan pada akhir penanganan yaitu setelah
sebenarnya membawa kesenangan sesi ke sembilan. Evaluasi dilihat
kepada mereka, mereka juga belajar berdasarkan gol dari masing-masing klien.
melakukan aktifitas-aktifitas motorik Melihat dari hasil asesmen ketika klien
dan mengenal beragam jenis aktivitas. belum diberikan penanganan, di tengah-
Dalam teknik ini mereka juga berlatih tengah rangkaian sesi dan di akhir
rangkaian sesi maka didapat
perkembangan klien seperti ini:

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Menjawab Keinginan Menunggu Mengikuti Kemampuan Rentang


pertanyaan untuk giliran instruksi eksplorasi atensi pada
tertutup berkomunikasi kreatifitas aktivitas
(ya/tidak)
Komunikasi Sosial Kognitif

PreMidPost

Gambar 1. Perkembangan O
9
O tampak banyak berkembang di yang disajikan, sedikit demi sedikit O
bidang kognitifnya dimana ia mampu dilatih agar memiliki rentang atensi yang
memiliki rentang atensi yang cukup semakin panjang juga pada tugas yang
panjang dibandingkan sebelum semakin kompleks.
penanganan terapi musik. Dengan berbagai
aktivitas
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Pengetahuan dan Pengetahuan Mengekspresikan Kemampuan


akan apresiasi musikal alat-alat emosi sesuai mengikuti
musik dengan kondisi instruksi yang
diberikan
Musikal Emosi Kognitif

PreMidPost

Gambar 2. Perkembangan S

Untuk S, hal yang paling menonjol S juga menunjukkan perkembangan di


adalah kemampuannya untuk bidang yang sama ketika ia bertemu
mengekspresikan emosi sesuai dengan dengan psikolog.
kondisi. Melalui informasi dari orang tua
S,

Post
Mid Pre

Gambar 3. Perkembangan Grup Junior

10
Post
Mid Pre

Gambar 4. Perkembangan Grup Senior 1

Nilai yang diberikan untuk setiap dibandingkan pada saat klien pertama kali
kategori adalah berdasarkan tabel dibawah datang untuk asesmen. Melalui hasil terapi
ini: dengan 2 individual dan 2 grup ini dapat
dilihat bahwa terapi musik efektif sebagai
Tabel 1: Nilai Kategori salah satu jenis terapi untuk membantu
Nila Ket. % Penjelasan
meningkatkan perkembangan anak dan
i
remaja berkebutuhan khusus.
0 Tidak - Klien tidak
pernah menunjukka
n SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan
pada bidang Pemberian terapi musik terhadap
tersebut klien-klien berkebutuhan khusus
1 Jarang Dibawa Klien jarang menunjukkan adanya efektivitas musik
h 50% menunjukka terapi terhadap perkembangan anak dan
n remaja dengan kebutuhan khusus.
kemampuan Peningkatan, pengembangan dan juga
pada bidang pertahanan kemampuan klien sangat baik,
tersebut
sebagian besar gol dari klien dapat
2 Tidak 50-79% Klien tidak
konsisten konsisten tercapai. Dari hasil survei dapat
menunjukka disimpulkan bahwa di Malaysia,
n perkembangan terapi musik masih sangat
kemampuan minim. Hal ini dilihat dari kesadaran
pada bidang masyarakat yang masih rendah dan akses
tersebut informasi yang masih sulit. Padahal, jika
3 Konsiste 80- Klien dilihat sebenarnya cikal bakal untuk
n 100% konsisten pengembangan dari terapi musik itu
menujukkan sendiri sudah cukup baik. Jumlah terapis
kemampuan musik dan institusi yang menyediakan
pada bidang
tersebut penanganan terapi musik memang belum
sebanyak di negara lain seperti Amerika
Serikat tetapi dari segi kualitas, mereka
Melihat perkembangan dari klien,
sudah dapat mengembangkan dalam
memang ada beberapa bagian yang belum
lingkup terbatas dengan sangat baik. Untuk
maksimal dicapai dari rangkaian sesi.
mereka yang dekat dengan penanganan
Walaupun demikian, hampir semua bidang
terapi musik seperti orang tua dan guru,
menujukkan perkembangan jika
mereka juga sudah mengenal dengan baik
11
terapi musik ini dan merasakan in persons with Cerebral Palsy.”
manfaatnya. International Journal of
Diharapkan perkembangan terapi Psychosocial Rehabilitation, 6, 29-
musik dapat lebih lagi ditingkatkan. 37.
Publikasi yang lebih banyak lagi Mash, E. J. & Wolfe, D. A. (2005).
diperlukan untuk mengembangkan terapi Abnormal child psychology.
musik di Malaysia. Perkembangan terapi Singapore: Thomson Wadsworth.
musik di Malaysia dapat dijadikan acuan Nuseibeh, B. Z. The benefits of music
untuk mengembangkan terapi musik di therapy for children with special
Indonesia. Terbatasnya jumlah terapis dan needs. Diunduh pada 11 Mei 2012
institusi yang menawarkan terapi musik dari
juga masih terbatas. Hal yang dapat http://www.adoptionarticlesdirectory
dilakukan adalah meningkatkan sumber .com
informasi mengenai terapi musik itu Peter, J. S. (2000). Music therapy and
sendiri sehingga masyarakat sadar akan introduction. USA: Charles C
adanya satu cabang terapi lain. Edukasi Thomas. Publisher, LTD.
terhadap masyarakat juga diperlukan Santrock, J. W. (2008). Life-span
sehingga terapi musik dapat lebih development, 11th ed. Singapore:
berkembang di Indonesia dan semakin McGraw-Hill International Edition.
banyak orang yang merasakan manfaatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Baxter, H. T., et al. (2007). The


individualized music therapy
assessment profile. USA: Jessica
Kingsley Publisher.
Daveson, B. & Edwards, J. A role for
music therapy in special education.
International Journal of Disability,
Development and Education, 45(4),
449-457
Davis, W. B., Gfeller, K.E., & Thaut, M.H.
(1999). An introduction to music
therapy. Singapore: McGraw-Hill
Dimitriadis, T. & Smeijsters, H. (2010).
Autistic spectrum disorder and music
therapy: Theory underpinning
practice. Nordic Journal of Music
Therapy.
Guy, J. & Neve, A. (2009). Music therapy
& rett syndrome fact sheet. Diunduh
pada 25 Januari 2009
Hanser, S. B. (1999). The new music
therapist’s handbook. USA: Berklee
Press.
Krakouer L., Houghton S., Douglas G., &
West J. (2001). The efficacy of
music therapy in effecting behavior
change
12

Anda mungkin juga menyukai