Anda di halaman 1dari 2

Orang Kristen duniawi adalah orang Kristen yang :

3. Membangun kehidupan berdasarkan :


• Kemarahan;
Dampak kemarahan :
1. Mazmur 37:8 : Membawa kepada kejahatan
2. Amsal 29:22 : Pertengkaran dan pelanggaran
3. Pengkhotbah 7:9 : adalah orang bodoh

• Kepentingan diri sendiri


Filipi 2:3 (BIS) Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau
untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati
menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri.

Akibat terlalu mementingkan diri sendiri :


Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala
macam perbuatan jahat. – Yakobus 3:16

• Tanpa kasih yang diibaratkan kayu, rumput kering dan jerami (1 Korintus 3:12)
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan
memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk
memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(1 Korintus 13:2 TB)

4. Tidak mau mengalah


Dalam perselisihan, tidak ada yang mau mengalah (1 Korintus 6:7b).
Di Israel pada zaman itu, perselisihan antara dua orang seringkali dilakukan di depan umum.
Seseorang boleh memaki lawannya secara habis-habisan di depan umum. Dalam gaya bahasa
Yahudi itu disebut "menampar pipi". Setelah itu, lawannya mempunyai hak untuk membalas
dengan mencaci maki pula. Dalam gaya bahasa Yahudi itu disebut "membalas menampar". Pada
zaman itu juga ada kebiasaan dalam hal-hal pinjam meminjam barang. Jika kita meminjam
sesuatu dari seseorang, maka orang tersebut berhak untuk meminta jaminan, misalnya sehelai
baju kita sendiri. Apabila kita lalai memberi jaminan, kita dapat melaporkannya kepada yang
berwajib. Ada pula kebiasaan masyarakat Israel pada zaman itu dalam hal membantu orang
asing. Apabila ada orang yang menanyakan suatu daerah, maka kita wajib untuk menunjukkan
jalan dan mengantar dia sejauh satu mil dan selama perjalanan, kita bertanggung jawab atas
keselamatan orang asing itu.

Jadi, sebenarnya ketiga makna tersebut adalah tentang merelakan hak kita untuk dapat
digunakan orang lain. Mungkin pada saat kita merelakan hak tersebut, kita terlihat kalah dari
orang itu, sedangkan orang itu menang dari kita. Tetapi, tindakan itu sebenarnya bukan suatu
kekalahan tetapi suatu tindakan mengalah. Kalah itu berarti tidak menang, sedangkan mengalah
itu berarti dengan sengaja kalah atau tidak mempertahankan hak yang seharusnya menjadi
miliknya.
Pelajaran penting untuk kita disini, bahwa dalam menjalin relasi dengan sesama kita, tentu akan
timbul konflik-konflik yang mungkin saja hal tersebut terjadi bukan karena kesalahan kita, tetapi
hari ini kita harus tetap belajar mengalah. Kita harus belajar sabar dan mengasihi sesama,
terutama kepada orang yang telah berbuat salah kepada kita. Terkadang, memang kita harus
mengalah dalam menghadapi seseorang yang tidak sabar. Mengalah bukan berarti kalah, sebab
seringkali justru dengan mengalah kita akan mendapat kemenangan. Keberanian tidak bisa
diukur dari pembalasan, tetapi dari mengalah.

Kata lain dari mengalah berdasarkan ayat ini adalah dirugikan karena ketidakadilan. Daripada
menimbulkan keributan lebih baik mengalah. Itulah ciri khas hidup orang Kristen yang sudah
dewasa rohaninya. Tapi kalua hidup orang Kristen duniawi tidak pernah mau mengalah ketika
mengalami perlakukan yang tidak adil, ia akan ngotot terus. Itulah Kristen duniawi. Semoga
jemaat GBI Getsemani sudah mencapai kedewasaan rohani semuanya. Semoga baik-baik saja.

Anda mungkin juga menyukai