Dosen Pengampu :
DR. LYDIA HERWANTO
b. Kebiasaan (folkways)
Mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan yang
artinya sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama merupakan
bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.
c. Tata Kelakuan (mores)
Mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan
sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap
anggota-anggotanya.
d. Adat-Istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat dapat menigkat kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institutionalized), apabila norma
tersebut:
Diketahui
Dipahami atau dimengerti
Ditaati
Dihargai
KRITIK/PENDAPAT :
1. Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan moral-moral segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat
2. Lembaga kemasyarakat dapat sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubung antara manusia yang berkelompok
3. Lembaga kemasyarakatan juga berlaku untuk mempertimbangkan kesejahteraan,
kerjasama, gotong-royong dan sebagainya.
4. Kaidah-kaidah pribadi yang mencakup norma kepercayaan dapat bertujuan agar manusia
beriman dan norma-norma kesusilaan menjadi pribadi seseorang.
5. Mempelajari cara-cara lembaga kemasyarakatan dapat meneliti tentang lembaga
perkawinan, lembaga pergaulan muda-mudi, lembaga keluarga, lembaga kewarisan, dan
lain-lain
BAB 6
Lapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial)
A. Pengantar
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu
dalam masyarakat yang bersangkutan. Bahkan pada zaman kuno dahul, filosof Aristoteles
(Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali,
yang melarat, dan yang berada di tengah-tengahnya.
Sistem lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan Social Stratification.
Social Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat (hirarkis).
Sistem lapisan berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya
mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek
penyelidikan.
Sistem lapisan dapat dianalisis sebagai berikut :
Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,
keselamatan (kesehatan, laju kejahatan)
Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga masyarakat (prestise dan
penghargaan)
Kriteria sistem pertanggaan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan, kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan
Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi
Mudah sukarnya bertukar kedudukan
Solidaritas diantara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan
yang sama dalam sistem sosial masyarakat.
Kurt. B. Mayer berpendapat bahwa istilah kelas hanya dipergunakan untuk lapisan yang
berdasarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas
kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (Status Group) selanjutnya
dikatakan bahwa harus diadakan pembedaan yang tegas antara kelas dan kelompok
kedudukan tersebut.
Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam maka akan dijumpai beberapa
kriteria tradisional, yaitu :
1. Besar atau ukuran jumlah anggot-anggotanya
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya
3. Kelanggengan
4. Tanda-tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri khas
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain)
6. Antagonisme tertentu
7. Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas menyediakan kesempatan atau fasilitas-
fasilitas hidup tertentu. Sosiologi menamakannya life chances.
Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu
peranan. Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal, yaitu :
1. Peranan adalah melupiti norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seeorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang terpenting bagi struktur
sosial.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal dan
vertikal. Dengan gerak sosial yang horizontal dimaksudkan suatu perihal individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Dengan gerak sosial yang vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau objek
sosial dari suatu kedudukan sosial lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,
maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal yaitu yang naik (social climbing) dan yang
turun (social sinking).
KRITIK/PENDAPAT :
1. Lapisan masyarakat timbul dikarenakan :
- Kekayaan material
- Kedudukan yang lebih tinggi
Itu merupakan perbedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan secara vertical
2. Sistem lapisan sosial, dapat terjadi dengan sendirinya atau sengaja disusun untuk mengejar
tujuan bersama
3. Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan masyarakat adalah :
- Ukuran kekayaan
- Ukuran kekuasaan
- Ukuran kehormatan
- Ukuran ilmu pengetahuan
4. Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan :
- Perbedaan kemampuan individu
- Perbedaan yang menyangkut kesukaran
- Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan
- Keinginan pada kedudukan yang formal
- Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang
5. Mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala tersebut sekaligus memecah
persoalan yang dihadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang
tersedia dalam struktur sosial dan mendorong agar melaksanakan kewajibannya.