Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

UJIAN TENGAH SEMESTER I

RINGKASAN BUKU SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR


BAB 5 DAN BAB 6 BESERTA KRITIK & PENDAPAT

Nama : ELVIN SUPRIADI BAWAMENEWI


NIM : 22112016
Prodi : S1 Teologi

Dosen Pengampu :
DR. LYDIA HERWANTO

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI BETHEL


KELAS EKSEKUTIF MALAM
2022
BAB 5
Lembaga Kemasyarakatan (Lembaga Sosial)
Lembaga kemasyarakatan merupkan terjemahan langsung dari istilah asing sosial-institution.
Akan tetapi, hingga kini belum ada kata sepakat mengenai istilah Indonesia yang dengan tepat
dapat menggambarkan isi social-institution tersebut.
Lembaga kemasyarakatan diartikannya sebagai suatu jaringan proses-proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-
hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan
kelompoknya.
Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan poko manusia pada
dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat
2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengadilan sosial
(Social control)

A. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan


1. Norma-norma Masyarakat
Norma-norma yang ada di dalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat yang
berbeda-beda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya ikatnya.
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologis
dikenal adanya empat pengertian, yaitu :
a. Cara (usage)
Lebih menonjol di dalam hubungan antarindividu dalam masyarakat. Suatu
penyimpanga terhadapnya tak akan meng-akibatkan hukuman yang berat.

b. Kebiasaan (folkways)
Mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Kebiasaan yang
artinya sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama merupakan
bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.
c. Tata Kelakuan (mores)
Mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan
sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap
anggota-anggotanya.

d. Adat-Istiadat (custom)
Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
masyarakat dapat menigkat kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institutionalized), apabila norma
tersebut:
 Diketahui
 Dipahami atau dimengerti
 Ditaati
 Dihargai

2. Sistem Pengendalian Sosial (Socal Control)


Pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, Suatu sistem pengendalian sosial
bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan
keadilan/kesebandingan.

B. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan


Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu
sebagai berikut :
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-
pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-
hasilnya
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri semua lembaga kemasyarakatan
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu

C. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan


Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Dari sudut perkembangannya
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang terima masyarakat
3. Dari sudut penerima masyarakat
4. Dari sudut penyebarannya
5. Dari sudut fungsinya

D. Cara-cara mempelajari lembaga Kemasyarakatan


Cara-cara pendekatan atau mempelajari lembaga kemasyarakatan dapat dirinci ke dalam :
- Analisis histories
- Analisis komparatif
- Analisis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu
masyarakat tertentu.

E. Conformity dan Deviation


Masalah Conformity dan Deviation berhubungan erat dengan social control. Conformity
berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan
nilai-nilai masyarakat. Sebaliknya, Deviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan
nilai-nilai dalam masyarakat.

KRITIK/PENDAPAT :
1. Lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan moral-moral segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat
2. Lembaga kemasyarakat dapat sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk
mengatur hubung antara manusia yang berkelompok
3. Lembaga kemasyarakatan juga berlaku untuk mempertimbangkan kesejahteraan,
kerjasama, gotong-royong dan sebagainya.
4. Kaidah-kaidah pribadi yang mencakup norma kepercayaan dapat bertujuan agar manusia
beriman dan norma-norma kesusilaan menjadi pribadi seseorang.
5. Mempelajari cara-cara lembaga kemasyarakatan dapat meneliti tentang lembaga
perkawinan, lembaga pergaulan muda-mudi, lembaga keluarga, lembaga kewarisan, dan
lain-lain
BAB 6
Lapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial)

A. Pengantar
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu
dalam masyarakat yang bersangkutan. Bahkan pada zaman kuno dahul, filosof Aristoteles
(Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali,
yang melarat, dan yang berada di tengah-tengahnya.

Sistem lapisan masyarakat tersebut dalam sosiologi dikenal dengan Social Stratification.
Social Stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas
secara bertingkat (hirarkis).

B. Terjadinya Lapisan Masyarakat


Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mngejar
suatu tujuan bersama. Pembedaan atas lapisan masyarakat merupakan gejala universal yang
merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.Untuk meneliti terjadinya proses lapisan
dalam masyarakat, pokok-pokoknya adalah :

Sistem lapisan berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya
mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek
penyelidikan.
Sistem lapisan dapat dianalisis sebagai berikut :
 Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,
keselamatan (kesehatan, laju kejahatan)
 Sistem pertanggaan yang diciptakan oleh para warga masyarakat (prestise dan
penghargaan)
 Kriteria sistem pertanggaan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan, kelompok
kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan
 Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan,
keanggotaan pada suatu organisasi
 Mudah sukarnya bertukar kedudukan
 Solidaritas diantara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan
yang sama dalam sistem sosial masyarakat.

C. Sifat Sistem Lapisan Masyarakat


Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup (Closed Social Statification) dan dapat pula
terbuka (Open Social Stratification). Yang bersifat tertutup tidak memungkingkan pindahnya
seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya itu ke atas atau ke
bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota
suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran.

Sebaliknya didalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan


untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak
beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan yang dibawahnya.

D. Kelas-kelas dalam Masyarakat (Social Classes)


Kelas sosial (Social Clases) adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya
didalam suatu lapisan, sedang kedudukan mereka itu diketahui erta diakui oleh masyarakat
umum.

Kurt. B. Mayer berpendapat bahwa istilah kelas hanya dipergunakan untuk lapisan yang
berdasarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas
kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (Status Group) selanjutnya
dikatakan bahwa harus diadakan pembedaan yang tegas antara kelas dan kelompok
kedudukan tersebut.

Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam maka akan dijumpai beberapa
kriteria tradisional, yaitu :
1. Besar atau ukuran jumlah anggot-anggotanya
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya
3. Kelanggengan
4. Tanda-tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri khas
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain)
6. Antagonisme tertentu
7. Sehubungan dengan kriteria tersebut diatas, kelas menyediakan kesempatan atau fasilitas-
fasilitas hidup tertentu. Sosiologi menamakannya life chances.

E. Dasar Lapisan Masyarakat


Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat
kedalam lapisan-lapisan adalah:
 Ukuran kekayaan (material)
 Ukuran kekuasaan
 Ukuran kehormatan
 Ukuran ilmu pengetahuan

F. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat


Kedudukan (Status)
Secara abstrak, kedudukan berati tempat seseorang daam suatu pola tertentu. Dengan
demikian seseorang dikatakan mempunyai banyak kedudukan, oleh karena seseorang
biasanya ikut serta dalam pelbagai pola-pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan
tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu :


 Ascribed-status : kedudukan eseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena
kelahiran.
 Achieved-status : kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang
disengaja. Kedudukan ini tidan diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka
bagi siapa saja, ergantug dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya.
 Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam keudukan yaitu Assigned-status, yang
merupakan kedudukaan yang diberikan. Assigned-status tersebut sering mempunyai
hubungan yang erat dengan achieved-status dalam arti bahwa suatu kelompok atau
golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggikepada seseorang yang berjasa, yang
telah memperjuangkan suatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
 Adakalanya antara kedudukan –kedudukan yang dimiliki seseorang timbul pertentangan-
pertentangan atau konflik, yang dalam sosiologi, dinamakan status-conflic.
 Kedudukan tertentu yang dimliki seseorang atau yang melekat pada diri seseorang
tercermin pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu. Sosiologi
menyebutnya status-cymbol.

Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu
peranan. Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal, yaitu :
1. Peranan adalah melupiti norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seeorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang terpenting bagi struktur
sosial.

G. Lapisan yang Sengaja Disusun


Chaster I. Barnard secara khusus membahas sistem lapisan yang sengaja disusun dalam
organisasi-organisasi formal untuk mengejar suatu tujuan tertentu. Menurut Barnard, sistem
kedudukan dalam organisasi-organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan
kebutuhan kepentingan dan kemampuan individu. Sistem pembagian kekuasaan dan
wewenang dalam organisasi-organisasi tersebut, dibedakan kedalam :
 Sistem fungsional yang merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
 Sistem skala yang merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga kedudukan dari
bawah ke atas.

H. Mobilitas Sosial (Social Mobility)


Pengertian Umum dan Jenis-jenis Gerak Sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat
hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.

Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal dan
vertikal. Dengan gerak sosial yang horizontal dimaksudkan suatu perihal individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Dengan gerak sosial yang vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau objek
sosial dari suatu kedudukan sosial lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya,
maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal yaitu yang naik (social climbing) dan yang
turun (social sinking).

Tujuan Penelitian Gerak Sosial


Para sosiolog meneliti gerak-gerak sosial terutama untuk mendapatkan keterangan-
keterangan perihal kelanggengan dan keluwesan struktur sosial untuk masyarakat tertentu.

Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial Yang Vertikal


Prinsip-prinsip umum gerak sosial yang vertikal adalah sebagai berikut:
1. Hampir tak ada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup secara mutlak.
2. Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial
vertikal dilakukan dengan bebas, sedikit banyaknya akan ada hambatan-hambatan.
3. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Setiap
masyarakat mempunyai ciri-ciri khas bagi gerak sosialnya yang vertikal.
4. Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik serta
pekerjaan adalah berbeda.
5. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang
disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang
kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial.
6. Saluran Gerak Sosial Vertikal
7. Saluran-saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga-lembaga
keagamaan, sekolah, organisasi politik, ekonomi dan keahlian dalam pelaksanaan gerak
sosial vertikal di dalam masyarakat.

I. Perlunya Sistem Lapsian Mayarakat


Mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat, oleh karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan individu dalam tempat-
tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban
yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.

KRITIK/PENDAPAT :
1. Lapisan masyarakat timbul dikarenakan :
- Kekayaan material
- Kedudukan yang lebih tinggi
Itu merupakan perbedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan secara vertical
2. Sistem lapisan sosial, dapat terjadi dengan sendirinya atau sengaja disusun untuk mengejar
tujuan bersama
3. Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan masyarakat adalah :
- Ukuran kekayaan
- Ukuran kekuasaan
- Ukuran kehormatan
- Ukuran ilmu pengetahuan
4. Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan :
- Perbedaan kemampuan individu
- Perbedaan yang menyangkut kesukaran
- Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan
- Keinginan pada kedudukan yang formal
- Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang
5. Mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala tersebut sekaligus memecah
persoalan yang dihadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang
tersedia dalam struktur sosial dan mendorong agar melaksanakan kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai