Abstract
This study aims to determine the effect of changes in ignition timing on power, torque and fuel
consumption on motorbikes. The purpose of this study was to determine how much power, torque and
fuel consumption resulted from changes in ignition timing. This type of research uses an experimental
method (experimental research). This research was conducted on the Honda Supra X 125 CC using
premium fuels, pertalite and pertamax 92 in this study using a variation of the ignition time including
15° before TDC (standard), forward 16° and 17° before TDC and variations in engine speed. The results
show that changes in ignition time can increase engine power and torque by advancing 17° before TDC,
the best engine power is 9.87 HP at 7500 rpm, an increase of 1.25% and the best engine torque at 1.18
kgf / m at 4000 rpm or an increase of 1.70% from the standard ignition time with pertalite fuel. The best
fuel consumption is obtained at the ignition time (standard) 15° before TDC with the results calculated as
0.223 kg / hour at 4000 rpm engine speed with the use of Pertamax 92 fuel.
Keywords
Ignition Timing, Power, Torque, Fuel Consumption
Abstrak
Penelitian ini membahas pengaruh perubahan waktu pengapian terhadap daya, torsi dan konsumsi
bahan bakar pada sepeda motor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar daya,
torsi dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan dari perbahan waktu pengapian. Jenis penelitian ini
menggunakan metode eksperimen (experimental research). Penelitian ini dilakukan pada Honda Supra
X 125 CC dengan menggunakan bahan bakar premium, pertalite dan pertamax 92 dalam penelitian ini
menggunakan variasi waktu pengapian diantaranya 15° sebelum TMA (standar), dimajukan 16° dan
17° sebelum TMA dan variasi putaran mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan waktu
pengapian dapat meningkatkan daya dan torsi mesin dengan dimajukan 17° sebelum TMA didapat
daya mesin terbaik sebesar 9,87 HP pada putaran 7500 rpm yaitu naik sebesar 1,25% dan torsi mesin
terbaik di angka 1,18 kgf/m pada putaran 4000 rpm atau naik 1,70% dari waktu pengapian standar
dengan jenis bahan bakar pertalite. Konsumsi bahan bakar terbaik diperoleh pada waktu pengapian
(standar) 15° sebelum TMA dengan hasil diangka 0,223 kg/jam pada putaran mesin 4000 rpm dengan
penggunaan bahan bakar pertamax 92.
Kata Kunci
Waktu Pengapian, Daya, Torsi, Konsumsi Bahan Bakar.
1
Jurusan Teknik Otomotif FT UNP
Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131 INDONESIA
1
jhezalfds@gmail.com, 2wagino@ft.unp.ac.id.
Diterima : tanggal lulus sidang. Disetujui : tanggal disahkan pembimbing. Diterbitkan : dua minggu setelah wisuda
This is an open access article
distributed under
the Creative Commons 4.0 Attribution License
1
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi otomotif merupakan salah satu yang sangat pesat di Indonesia.
Menurut Badan Statistika Kementrian Perhubungan Indonesia Tahun 2018 mengenai bidang
otomotif jumlah kendaraan di Indonesia, terdapat peningkatan dari tahun 2015 sampai 2018
yang dimana kendaraan sepeda motor meningkat dari tahun ke tahunnya. Meningkatnya
kendaraan roda dua di karenakan kendaraan tersebut mudah di operasikan, beserta biaya
perawatan yang murah di bandingkan dengan kendaraan roda empat, dan harga yang
terjangkau oleh konsumen. Kurangnya daya motor pada saat akselerasi hal ini juga yang
melandasi tingginya keinginan masyarakat dan mekanik untuk melakukan modifikasi
terhadap sepeda motor supra x 125 cc untuk mendapatkan performa mesin yang lebih baik
namun juga efisiensi pemakaian bahan bakar yang tergolong irit untuk pemakaian sehari-hari.
Berdasarkan observasi terhadap beberapa bengkel yang telah peneliti lakukan dari
tanggal 21 s/d 30 Juli 2020 dibeberapa bengkel di kota padang yakni Bengkel Karisma Motor,
Faira Motor, dan Mild II Motor, pendapat beberapa mekanik mengatakan bahwa untuk
performa mesin yang tinggi pada sepeda motor, dapat dilakukan dengan memodifikasi
komponen atau mesin tersebut. Masyarakat dan mekanik berasumsi dengan memodifikasi
saat penyalaan pengapian dapat menaikan daya beserta torsi, hal tersebut juga mereka
lakukan karena melihat tutorial dari internet dan youtube jika dengan memodifikasi
perubahan waktu pengapian performa mesin akan meningkat akan tetapi yang mana kondisi
itu belum terbukti menggunakan alat uji.
Salah satu bagian terpenting dalam sebuah kendaraan untuk melakukan pembakaran
adalah sistem pengapian (Ignition). Pada motor bensin, terdapat busi yang terpasang pada
celah ruang bakar yang dapat memercikkan bunga api untuk membakar campuran bahan
bakar dan udara pada suatu titik tertentu yang diinginkan dalam suatu siklus pembakaran.
Waktu pengapian (Ignition Timing) merupakan waktu dimana busi mulai menyalakan bunga
api untuk pembakaran, pengapian campuran udara dan bahan bakar mencapai sempurna
membutukan waktu kurang dari 2 milidetik. Bunga api untuk proses pembakaran harus
dilepaskan lebih awal, dengan demikian tekanan ledakan mencapai puncak setelah beberapa
derajat setelah TMA pada poros engkol dan pembakaran berlangsung tampa detonasi
sehingga dari hasil pembakaran yang sempurna mampu menghasilkan performa mesin yang
baik. Maka peneliti melakukan perubahan derajat penyalaan pengapian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perubahan waktu pengapian (Ignition Timing) terhadap daya, torsi dan
konsumsi bahan bakar pada honda supra x 125 cc untuk mengetahui performa mesin yang
baik dan bahan bakar yang ekonomis untuk pemakaian sehari-hari.
DASAR TEORI
Motor Bensin
Sebagai sebuah mesin konversi energi, motor bensin dimana energi kimia yang
dikandung bahan bakar dan udara menjadi energi mekanis melalui proses pembakaran[1].
motor bensin adalah engine yang menggunakan bahan bakar dan udara, yang dimana
penyalaannya menggunakan spark plug. Maka dari energi kimia menjadi energi gerak putar,
yang dimana dapat diukur dengan Horse Power (HP).
Sistem Pengapian
Sistem pengapian adalah salah satu sistem yang ada di dalam motor yang menjamin agar
motor dapat bekerja. sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses
pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang telah
ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi. Pembakaran diperlukan karena pada motor
bakar bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bahan
bakar bensin dan udara yang di kompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi
memercikkan bunga api, sehinga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas (eksplosif) hasil
pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah kerja/usaha. Jadi sistem pengapian
ini harus mampu membakar campuran bahan bakar dengan udara yang ada di dalam
silinder[2].
Proses Pembakaran Pada Motor Bensin
Proses pembakaran adalah proses penyalaan campuran bahan bakar dan udara yang
secara pisik yang terjadi didalam silinder selama pembakaran terjadi yang mana
pembakaran ini berhubungan peningkatan temperatur dan tekanan didalam silinder[3].
Sistem Pengapian Elektronik CDI
Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan sistem pengapian elektronik yang
digunakan pada sepeda motor yang terdiri dari sebuah Thyrisitor atau sering disebut sebagai
Silicon Controlled Rectifier (SCR), sebuah komponen kapasitor (kondensator), sepasang dioda
dan rangkaian tambahan yang digunakan untuk mengontrol pemajuan saat pengapian[4].
Daya
Daya adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu (F.c/t). Pada motor,
daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp) dengan putaran mesin (n)[5]. Satuan
daya yang sering dipakai yaitu horse power (Hp) dan pferdestarke (PS). Tenaga motor
merupakan salah satu parameter kinerja motor. Untuk menghitung daya motor 4 langkah
dengan rumus dari daya sebagai berikut :
2. π. n. T
P=
60
Keterangan :
P = Daya (kW
n = Putaran Mesin (rpm)
T = Torsi (Nm)
Torsi
Torsi adalah gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut Torsi, sepeda motor
digerakan oleh torsi dari crankshaft, jadi torsi merupakan energi yang ada pada suatu
motor[2]. Besaran torsi adalah besaran turunan yang digunakan dalam menghitung nilai
energi yang dihasilkan dari benda yang berputar pada poros. Torsi dapat dihitung dengan
persamaan:
T=F. l
=m.G.l
Keterangan:
T = Torsi (Nm)
F = Gaya (N)
m = massa yang terukur dalam dynamometer (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)
l = panjang lengan pada dynamometer (m)
Untuk menghitung besarnya momen putar pada motor 4 langkah dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
P.60
T=
2. π . n
Keterangan:
T = Torsi (Nm)
P = Daya (kW)
3
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
mƒ=
V
Δt
. Pbb . ( )
3600 kg
1000 jam
Keterangan :
mf = Pemakaian bahan bakar (kg/jam)
∆V = Jumlah bahan bakar (cm3)
t = Waktu yang digunakan untuk mengahabiskan bahan bakar (jam)
ρ bb = Massa jenis bahan bakar (kg/liter)
3600
=Bilangan Konversi
1000
METODA
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pelaksanaan penelitian diawali
dengan pengadaan bahan dan peralatan pegujian. Mesin yang dipakai pada penelitian ini
adalah sepeda motor Honda Supra X 125 CC. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah
premium, pertalite dan pertamax 92. Alat pengujian yang dipersiapkan yaitu magnet
modifikasi yang dimajukan pengapian nya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di workshop Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang, Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 13 januari 2021.
Variabel Penelitian
Variabel bebas
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel independen (terikat). Dalam penelitian ini, yang
menjadi variabel bebas adalah perubahan waktu pengapian (ignition timing) Pengapian 15°
(standar), 16° dan 17° sebelum TMA.
Variabel terikat
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah daya, torsi dan
kosumsi bahan bakar dari sepeda motor. Performa mesin diukur dengan chasis dynamometer
sedangkan konsumsi bahan bahar diukur dengan buret dan pemajuan pengapian diukur
dengan busur derjat dan timing light.
Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah sepeda motor supra x 125 cc tahun
2007 (standar). bahan bakar Premium RON 88, Pertalite RON 90 dan Pertamax RON 92. Alat
ukur yang standar dan presisi. Satu buah magneto standar dan dua buah magneto yang telah
dimodifikasi tonjolan (Reluctor).
5
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
1°
= x 3,14 x 112 mm
360°
= 0,98 mm
bahan bakar yang dihasilkan pada sepeda motor. Sedangkan alat pengumpul data berupa
tabel-tabel yang selanjutnya akan diolah, sehingga menghasilkan grafik persentasi daya, torsi
dan konsumsi bahan bakar sepeda motor yang diuji.
Teknik Analisis Data
Data yang dihasilkan dari pengujian daya, torsi dan konsumsi bahan bakar yang
dihasilkan oleh kendaraan dari perubahan waktu pengapian (ignition timing) terdahadap
daya, torsi dan konsumsi bahan bakar pada Honda Supra X 125 CC di analisa dengan
menggunakan perhitungan statistik mean atau rata – rata, setelah didapat rata-ratanya
kemudian membandingkan nilai rata-rata dari masing – masing statistik dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif.
7
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
rpm yaitu premium sebesar 9,72 HP, pertalite 9,85 HP, pertamax 92 sebesar 9,71 HP
makaa di dapat angka daya tertinggi pada jenis bahan bakar pertalite dengan rata-rata
daya mesin yang dihasilkan 9,85 HP atau naik sebesar 1,05% dari daya pengapian
standar 15° sebelum TMA, untuk hasil pengujuan torsi sesuai spesifikasi di putaran
4000 rpm yaitu premium sebesar 1,16 kgf/m, pertalite 1,18 kgf/m, pertamax 92 sebesar
1,15 kgf/m maka di dapat angka torsi tertinggi pada jenis bahan bakar pertalite dengan
rata-rata torsi 1,18 kgf/m atau naik 1,70% dari torsi pengapian standar 15° sebelum
TMA.
c. Daya Dan Torsi Mesin Pada Waktu Pengapian 17° Sebelum TMA
Tabel 6. Data rata-rata daya dan torsi mesin pada pengapian 17° sebelum TMA
Pengapian RPM Rata-Rata Premium Rata-Rata Pertalite Rata-Rata Pertamax 92
P (HP) % T (kgf/m) % P (HP) % T (kgf/m) % P (HP) % T (kgf/m) %
17° sebelum TMA 4000 5,05 -23,55 1,15 0,00 5,45 -13,94 1,18 1,70 6,11 13,75 1,18 -0,58
(standar) 5000 8,15 2,74 1,16 1,43 8,20 1,14 1,19 1,12 8,14 1,60 1,18 0,57
6000 9,36 1,00 1,13 0,59 9,54 1,29 1,15 1,73 9,61 3,23 1,15 0,59
7500 9,77 2,46 0,94 1,94 9,87 1,25 0,97 3,42 9,78 1,43 0,95 1,06
Data hasil pengujian daya dan torsi mesin sepeda Motor Supra X 125 CC dengan waktu
pengapian 17° sebelum TMA menunjukan hasil daya sesuai spesifikasi di putaran 7500
rpm yaitu premium sebesar 9,77 HP, pertalite 9,87 HP, pertamax 92 sebesar 9,78 HP
makaa di dapat angka daya tertinggi pada jenis bahan bakar pertalite dengan rata-rata
daya mesin yang dihasilkan 9,87 HP atau naik sebesar 1,25% dari daya pengapian
standar 15° sebelum TMA, untuk hasil pengujuan torsi sesuai spesifikasi di putaran
4000 rpm yaitu premium sebesar 1,15 kgf/m, pertalite 1,18 kgf/m, pertamax 92 sebesar
1,18 kgf/m maka di dapat angka torsi tertinggi pada jenis bahan bakar pertalite dengan
rata-rata torsi 1,18 kgf/m atau naik 1,70% dari torsi pengapian standar 15° sebelum
TMA.
9
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
Waktu Pengapian RPM Rata-Rata Premium Persentase Rata-Rata Pertalite Persentase Rata-Rata Pertamax 92 Persentase
mf (kg/h) % mf (kg/h) % mf (kg/h) %
16° sebelum TMA 4000 0,275 2,66 0,269 11,85 0,237 5,78
5000 0,382 8,26 0,363 12,96 0,304 3,41
6000 0,489 6,24 0,451 10,36 0,359 0,45
7500 0,635 2,31 0,610 2,29 0,489 3,07
Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar sepeda motor SUPRA X 125 CC dengan
waktu pengapian 16° sebelum TMA menunjukan hasil konsumsi rata-rata bahan bakar
mf dalam kg/jam dengan tiga jenis bahan bakar premium, pertalite dan pertamax 92
didapat konsumsi bahan bakar terkecil pada putaran mesin 4000 rpm sebesar 0,237
kg/jam pada penggunaan bahan bakar pertamax 92 atau naik sebesar 5,78% dari
konsumsi bahan bakar pertamax 92 dengan waktu pengapian standar 15° sebelum TMA
dan hasil konsumsi terbesar terdapat pada putaran mesin 7500 rpm sebesar 0,635
kg/jam pada penggunaan bahan bakar premium juga mengalami kenaikan sebesar
2,31% dari konsumsi bahan bakar premium dengan waktu pengapian standar 15°
sebelum TMA.
c. Konsumsi Bahan Bakar Pada Waktu Pengapian 17ᵒ Sebelum TMA.
Tabel 10. Data rata-rata konsumsi bahan bakar pada waktu pengapian 17° sebelum TMA
(Standar).
Waktu Pengapian RPM Rata-Rata Premium Persentase Rata-Rata Pertalite Persentase Rata-Rata Pertamax 92 Persentase
mf (kg/h) % mf (kg/h) % mf (kg/h) %
17° sebelum TMA 4000 0,352 23,92 0,290 18,24 0,254 12,14
5000 0,399 12,17 0,388 18,62 0,320 8,36
6000 0,501 8,52 0,488 17,10 0,388 7,86
7500 0,651 4,62 0,625 4,58 0,511 7,36
Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar sepeda motor Supra X 125 CC dengan waktu
pengapian 17° sebelum TMA menunjukan hasil konsumsi rata-rata bahan bakar mf
dalam kg/jam dengan tiga jenis bahan bakar premium, pertalite dan pertamax 92 didapat
konsumsi bahan bakar terkecil pada putaran mesin 4000 rpm sebesar 0,254 kg/jam
pada penggunaan bahan bakar pertamax 92 atau naik sebesar 12,14% dari konsumsi
bahan bakar pertamax 94 dengan waktu pengapian standar 15° sebelum TMA dan
konsumsi bahan bakar terbesar terdapat pada putaran mesin 7500 rpm sebesar 0,651
kg/jam pada penggunaan bahan bakar premium juga mengalami penurunan sebesar
4,62% dari konsumsi bahan bakar premium dengan waktu pengapian standar 15°
sebelum TMA.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin tercapai, yaitu untuk mengetahui seberapa
besar daya dan torsi yang dihasilkan dari perubahan waktu pengapian pada Honda Supra X
125 CC dan seberapa besar konsumsi bahan bakar terhadap perubahan waktu pengapian.
Hasil pengujian yang dilakukan dengan waktu pengapian 15° (standar), 16° dan 17° sebelum
TMA menunjukan hasil daya dan torsi mesin terbaik pada waktu pengapian 17° sebelum TMA
dengan menggunakan bahan bakar pertalite di angka 9,87 HP naik sebesar 1,25% dari daya
dengan sudut pengapian standar 15° sebelum TMA dan torsi terbaik didapat di angka 1,18
kgf/m atau naik 1,70% dari torsi dengan sudut pengapian standar 15° sebelum TMA.
Hasil pengujian konsumsi yang dilakukan dengan waktu pengapian 15° (standar), 16°
dan 17° sebelum TMA menunjukan hasil seperti pada tabel dan grafik peenggunaan bahan
bakar dalam kg/jam dengan perubahan waktu pengapian bahwasanya terdapat pengaruh
perubahan konsumsi bahan bakar, berdasarkan rasio kompresi sepeda motor Honda Supra X
11
AUTOMOTIVE ENGINEERING EDUCATION JOURNALS ISSN : 2302-335X
125 CC yaitu 9,0:1 maka bahan bakar yang di anjurkan untuk mesin dengan rasio kompresi
tersebut adalah bahan bakar dengan angka oktane number 90.
Hasil konsumsi bahan bakar terbaik diperoleh pada waktu pengapian 15° sebelum TMA,
jika mengacu pada putaran torsi pada 4000 rpm hasil konsumsi diperoleh sebesar 0,223
kg/jam pada penggunaan bahan bakar pertamax 92 pada waktu pengapian standar 15°
sebelum TMA, jika mengacu pada putran daya maksimum yaitu pada putaran 7500 rpm
konsumsi bahan bakar terbaik juga diperoleh pada waktu pengapian standar 15° sebelum
TMA sebesar 0,474 kg/jam pada jenis bahan bakar pertamax 92 juga pada waktu pengapian
standar 15° sebelum TMA.
Besarnya konsumsi bahan bakar bergantung dengan beban mesin, putaran mesin dan
nilai angka oktan bahan bakar, semakin besar nilai oktan bahan bakar maka periode
pembakarannya akan menjadi lebih lama sehinnga penggunaan bahan bakar menjadi lebih
irit. salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi bahan bakar adalah jenis bahan
bakar, bahan bakar pertamax 92 adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil konsumsi
bahan bakar menjadi rendah dibandingkan dengan bahan bakar pertalite dan premium,
karena semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar yang digunakan pada sebuah mesin
dengan rasio kompresi yang sama maka konsumsi bahan bakar yang dihasilkan akan lebih
rendah karena periode perambatan api untuk membakar bahan bakar dengan agka oktan
yang lebih tinggi terjadi lebih lama[7]. Bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi akan
mengakibatkan periode penundaan (delay period) pada pembakaran menjadi lebih panjang
sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebil kecil[8].
Daftar Rujukan
[1] B. A. dan F. Ismet, MOTOR BENSIN. Jakarta: Kencana, 2016.
[2] J. J. dan Wagino, Teknik Sepeda Motor JILID 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
[3] W. Suyanto, TEORI MOTOR BENSIN. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan, 1989.
[4] J. J. dan Wagino, Teknik Sepeda Motor JILID 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
[5] H. M. dan W. Purwanto, TEKNOLOGI MOTOR BAKAR. Padang: UNP Press, 2012.
[6] B. D. Cahyo and M. R. Al Fauzi, “Analisa Pengaruh Ignition Timing Terhadap Daya dan
Torsi Piston Engine SOHC Four Stroke,” J. Penelit. Politek. Penerbangan Surabaya, vol. 5,
no. 2, pp. 29–37, 2020.
[7] I. W. B. Ariawan, I. G. B. Kusuma, and I. W. B. Adnyana, “Pengaruh Penggunaan Bahan
Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Daya, Torsi, Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada
Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis,” J. METTEK, vol. 2, no. 1, pp. 51–58, 2016.
[8] I. Dewa, K. Muku, I. Gusti, and K. Sukadana, “Pengaruh Rasio Kompresi terhadap Unjuk
Kerja Mesin Empat Langkah Menggunakan Arak Bali sebagai Bahan Bakar,” J. Ilm. Tek.
Mesin CakraM, vol. 3, no. 1, pp. 26–32, 2009.
13