KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Motor Bensin
Menurut Bahrul Amin dan Faisal Ismet (2016 : 21) sebagai sebuah
mesin konversi energi, motor bensin dimana energi kimia yang dikandung
oleh bahan bakar dan udara diubah menjadi energi mekanis dengan cara
tenaga engine yang mengubah bahan bakar menjadi energi gerak berputar,
busi (spark plug) untuk melakukan proses kerja pembakaran yang dirancang
solar maka dari itu dibutuhkan spark plug untuk memulainya pembakaran
bensin adalah engine yang menggunakan campura bahan jenis bakar cair
dan udara, yang mana penyalaannya menggunakan spark plug. Maka dari
energi kimia menjadi energi gerak putar, yang dimana dapat diukur dengan
7
8
dengan empat kali gerak bolak balik langkah torak dan dua kali putan poros
engkol. Mesin empat tak memiliki langkah torak antara lain; hisap,
20) motor empat tak adalah salah satu jenis motor pembakaran dalam yang
proses kerjanya terdiri dari empat langkah kerja piston untuk menghasilkan
bensin empat tak adalah mototor pembakaran dalam dengan proses kerjanya
diselesaikan dengan empat kali gerak bolak balik langkah torak atau dua
kali putaran poros engkol untuk dapat menghasilkan satu kali langkah
kerja/usaha.
Pada saat proses langkah isap campuran udara dan bahan bakar dari
bergeraknya piston dari posisi TMA menuju TMB. Pada saat proses ini
katup isap terbuka namun katup buang dalam keadaan tertutup secara
otomatis.
menuju ke TMA dan posisi katup isap dan katup buang masih dalam
terbakar.
10
3. Langkah pembakaran
Pada saat piston hampir mencapai TMA, percikan bunga api dari
kenaikan temperatur dan tekanan yang sangat drastis. Posisi katup masih
4. Langkah kerja/usaha
Katup isap dan buang masih dalam posisi tertutup. Tekanan gas
katup isap masih dalam posisi tertutup. Piston bergerak dari TMB
menuju ke TMA untuk membuang gas sisa hasil dari proses pembakaran.
bakar dan udara yang secara pisik yang terjadi didalam silinder selama
251). Sedangkan menurut pendapat Bahrul Amin dan Faisal Ismet (2016:
pembakaran yang ada pada motor bensin adalah proses pembakaran yang
Didalam Bahrul Amin dan Faisal Ismet (2016: 44-45) proses atau
1. Keterlambatan Pembakaran
bakar kedalam silinder dan berakhir pada titik 2. Perjalanan ini sesuai
oleh torak, dan selanjutnya bahan bakar masuk terus melalui nosel.
2. Pembakaran Cepat
yang terpecah halus dan ada sebagian yang menguap kemudian siap
percikan api busi, yaitu pada titik 2, api akan menyala dengan cepat dan
3. Pembakaran Terkendali
Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan bakar
yang masih tetap terhisap terbakar pada kecepatan yang tergantung pada
kecepatan langkah torak serta jumlah distribusi oksigen yang ada dalam
sebut juga pembakaran sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik
14
tekanan dapat naik, baik secara konstan maupun turun. Periode ini sesuai
pasca (after burning) tidak terlihat pada bagian diagram grafik tekanan
4. Sistem Pengapian
percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar
Wagino (2008 : 165) yang menyatakan bahwa sistem pengapian pada motor
didalam silinder sesuai waktu yang telah ditentukan yaitu pada akhir
dalam silinder setelah busi mecetuskan bunga api, sehinga diperoleh tenaga
sistem pengapian berfungsi untuk memercikan bunga api pada busi pada
udara dan bahan bakar yang bertekanan tinggi yang di hasilkan oleh piston
pada saat langkah kompresi agar terjadinya ledakan dan mendorong piston
cepat dan singkat. Sistem pengapian terdiri dari 2 jenis, yaitu sistem
pengapiannya.
16
bunga api meloncat di antara celah elektroda busi, hal ini disebabkan
antara celah elektroda busi. Untuk terjadinya percikan bunga api yang
dapat dihasilkan, maka bunga api yang dihasilkan juga semakin kuat.
dan udara yang paling tepat dan sempurna, maka saat pengapian harus
sesuai atau tidak statis pada titik tertentu, saat pengapian harus dapat
beban mesin. Saat pengapian dari campuran bensin dan udara adalah
saat terjadinya percikan bunga api oleh busi beberapa derajat sebelum
Titik Mati Atas (TMA) pada akhir langkah kompresi. Saat terjadinya
dibakar oleh bunga api busi, maka diperlukan waktu tertentu bagi api
untuk merambat di dalam ruangan bakar. Oleh sebab itu maka akan
timing).
pengapian.
Pada subuah sepeda motor biasanya disebut dengan unit pengatur saat
ATU diatur oleh komponen elektronik ATU pada CDI seperti yang di
campuran udara bahan bakar yang spontan akan terjadi dan akhirnya
kejutan berupa suara ketukan karena naiknya tekanan yang besar dan
TMA (saat dimana torak telah turun cukup jauh). Bila dibandingkan
20
yang terjadi setiap kondisi pada ruang mesin atau perubahan kondisi
kondensor, kabel busi dan busi harus dibuat sedemikian rupa sehingga
sekitar mesin, busi harus tetap tahan (tidak meleleh) agar bisa terus
memberikan loncatan bunga api yang baik. Oleh karena itu, pemilihan
tipe busi harus benar-benar tepat. Begitu pula dengan koil pengapian
digunakan pada sepeda motor yang terdiri dari sebuah Thyrisitor atau sering
oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian
listrik.
Dari dua pendapat para ahli di atas maka dapat di tarik kesimpulan
digunakan pada sepeda motor yang terdiri dari sebuah Thyrisitor atau sering
yaitu :
elektronik yang sumber tegangan pengapian nya berasal dari source coil
(AC) pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.
Katode terhubung) dan arus listrik dapat mengalir. Hal ini akan
sumber tegangan utama didapat dari batrai yang didukung oleh sistem
berikut:
Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick
hubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) dan Katoda (K). Hal ini
a. Daya
adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu (F.c/t).
Pada motor, daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp) dengan
putaran mesin (n)”. Pendapat lain yang juga dikemukan oleh Wiranto
hasilkan. Daya berkaitan erat dengan kecepatan dan putaran atas mesin,
merupakan hasil dari proses konversi energi, dengan kata lain daya dapat
2. π . n . T
P= (Stevan, 2014).......................(2)
60000
Keterangan :
T = Torsi (Nm)
28
b. Torsi
energi yang ada pada suatu motor. Besaran torsi adalah besaran turunan
benda yang berputar pada poros. Menurut Jama, Jalius dan Wagino (2008
: 23) yang dimaksud dengan gaya tekan putar pada bagian yang berputar
disebut torsi, sepeda motor digerakkan oleh torsi dari poros engkol.
= m .g . l
Keterangan :
Pengaruh dari adanya torsi inilah sebuah benda dapat berputar pada
porosnya, dan benda dapat berhenti jika terjadi gaya yang berlawanan
dengan nilai yang sama besar. Dari beberapa pernyataan di atas dapat di
tarik kesimpulan bahwa torsi merupakan gaya yang terjadi pada mesin
untuk dapat melakukan kerjanya dengan satuan (Nm) besarnya torsi bisa
konstan.
bahan bakar adalah besaran jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh
V 3600 kg
mƒ=
Δt
. Pbb . ( )
1000 jam
( Budi, 2008)...............(3)
30
Keterangan :
3600
=Bilangan Konversi
1000
B. Penelitian Relevan
Timing) Terhadap Torsi, Daya, Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Mesin
Honda G200 Dengan Bahan Bakar Gas Lpg. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai tosi tertinggi pada saat
mengunakan waktu pengapian 22 pada putaran mesin 2500 rpm sebesar 1,1
pengapian 18 dan 26 sebesar 0,13 kg.m. dan nilai daya yang tertinggi pada
saat mengunakan waktu pengapian 22 pada putaran mesin 2500 rpm
sebesar 2,642 kW, sedangkan nilai daya terendah pada saat mengunakan
waktu pengapian 18 dan 26 sebesar 0,066 kW. Untuk konsumsi bahan
bakar (Spesifik Fuel Consumption) nilai yang paling tinggi pada pengapian
26 pada putaran mesin 500 rpm sebesar 6,54 (kg/kWh), dan untuk nilai
yang paling rendah pada pengapian 22 pada putaran mesin 2000 rpm
sebesar 0,41 (kg/kWh). Dan dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
31
pengapian yang paling baik pada saat menggunakan pahan bakr gas adalah
Kinerja Mesin Sepeda Motor Automatic 115 cc. Dari hasil penelitian
terjadi pada 17,50º sebelum TMA yang menghasilkan torsi sebesar 14,36
N.m atau mengalami kenaikan 12,5% dari torsi mesin waktu pengapian
standar dan daya mesin sebesar 8,6 HP atau mengalami peningkatan sebesar
13,9% dari daya mesin pada waktu pengapian standar. Perubahan waktu
C. Kerangka Konseptual
(ingnition timing) terhadap daya, torsi dan konsumsi bahan bakar. Penelitian
ini dilakukan dengan memberi perlakuan yang berbeda pada sepeda motor.
Identifikasi Masalah
Pengapian Standar
Pengapian Modifikasi
Pengambilan Data
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori –teori yang telah dikaji dan kerangka berpikir maka dapat
(ignition timing) terhadap daya, torsi dan konsumsi bahan bakar pada Honda