Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

“BAHAYA NARKOBA BAGI KESEHATAN”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
promosi kesehatan dengan
Dosen pengampu “Aat Agustini, SKM.,MKM”

Disusun oleh :
Dodi Aprian Priyadi
Tk 1 Prodi S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES YPIB MAJALENGKA
2022

PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL


1. Definisi kesehatan mental

Menurut pieper dan uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap
dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya,memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya.

Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang
memiliki kemampuan untuk menahan diri,menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan
menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia.

Saat ini, individu yang sehat mental dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negative dengan
absennya gangguan mental dan secara positive yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat
mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat sifat positif
l, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat
serta sifat sifat baik/kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).

Federasi kesehatan mental Dunia (World Federation for mental health) merumuskan pengertian
kesehatan mental sebagai berikut. (1) kesehatan mental Sebagai kondisi yang memungkinkan
adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal
itu sesuai dengan keadaan orang lain. (2) sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang
membolehkan perkembangan ini pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama
menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain. Dalam konteks
federasi kesehatan mental dunia ini jelas bahwa kesehatan mental itu tidak cukup dalam
pandangan individual belaka tetapi sekaligus mendapatkan dukungan dari masyarakatnya untuk
berkembang secara optimal.

2. Klasifikasi Gangguan Mental


       Untuk menentukan jenis-jenis gangguan mental, para ahli sepakat menggunakan kalsifikasi
DSM-III, atau singkatan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders revisi ke 3
tahun 1980. Menurut DSM-III, jenis-jenis gangguan mental adalah sebagai berikut :

  Disorders first evident in infancy, childhood, or adolescence atau penyimpangan/ kekacauan


fungsi perkembangan pada masa kanak-kanak dan remaja. Termasuk di dalamnya adalah :
retardasi mental, hiperaktif, kecemasan pada anak-anak, penyimpangan perilaku makan (seperti
anoreksia), dan semua penyimpangan dari perkembangan yang normal.

  Organic mental disorders, mencakup di dalamnya semua penyimpangan/ kekacauan mental


yang disebabkan oleh kerusakan otak akibat pengaruh dari berbagai penyakit yang berhubungan
dengan traumatik dan kecemasan seperti penyakit kelamin serta pengaruh racun yang masuk ke
dalam tubuh seperti penggunaan alkohol yang kelewat batas.

  Substance use disorders, mencakup di dalamnya semua peyimpangan/kekacauan mental yang


disebabkan oleh pengaruh zat-zat kimia, seperti penggunaan narkotika, zat-zat adiktif,
psikotropika, alkohol, nikotin, dan sebagainya.

  Schizophrenic disorders, atau kelompok penyimpangan/kekacauan kepribadian sehingga tidak


mampu berhubungan lagi dengan realitas atau kenyataan

  Paranoid disorders, atau perasaan curiga terhadap segala sesuatu yang berlebihan seperti
perasaan seakan-akan dirinya diintai terus-menerus, perasaan seakan-akan semua orang
membencinya, dan sebagainya

  Affective disorders, atau depresi berat yang membuat seseorang selalu tidak bergairah
murung, dan apatis

  Anxiety disorders, atau kecemasan yang berlebihan seperti kecemasan akan harga diri,
kecemasan akan masa depan, dan sebagainya

  Somatoform disorders, yaitu kerusakan pada organ tubuh atau timbulnya penyakit parah yang
disebabkan oleh faktor psikologis seperti kecemasan yang berlarut-larut, tetapi bila diteliti secara
medis tidak ditemukan adanya penyakit atau gangguan medis lainnya

  Dissociative disorders, gangguan temporal yang menyebabkan gagalnya fungsi memory atau
hilangnya kontrol terhadap emosi, seperti amnesia dan kasus kepribadian ganda (multiple
personality)

  Psychosexual disorders, termasuk di dalamnya semua penyimpangan identitas seksual


(transexual), kemampuan seksualitas (impoten, ejakulasi dini, frigiditas), dan kelainan seksual
(menikmati hubungan seks dengan anak kecil, dengan binatang, atau dengan mayat).
Homoseksualitas termasuk di dalamnya jika orang tersebut tidak menikmati keadaannya sebagai
seorang homoseks.
  Conditions not attributable to a mental disorder, atau kondisi-kondisi yang tidak termasuk
dalam kegagalan/kekacauan mental, seperti masalah-masalah rumit yang membuat seseorang
harus mencari jalan keluarnya (seperti masalah perkawinan), hubungan orang tua dengan anak,
atau kekerasan terhadap anak-anak.

  Personality disorders, ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku dan mengatasi stress,


seperti perilaku antisosial.

3. Faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan menyebabkan gangguan


mental dibagi menjadi tiga, yaitu:

Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak

Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan

Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga

4. Upaya menjaga kesehatan mental yang baik

1. Olahraga teratur

Dengan melakukan olahraga teratur akan memberikan dampak yang baik bagi tubuh dan pikiran.

2. Memiliki orang yang dapat dipercaya

Tujuannya untuk bercerita atau mengeluarkan keluh kesah. Jika tidak memiliki orang yang
dianggap dapat dipercaya untuk mencurahkan isi hati dapat menggunakan bantuan profesional
seperti psikolog.

3. Bersyukur

Harus disadari mau tidak mau, saat ini kita memang dalam kondisi pandemi COVID-19. Jangan
mengeluh, namun tetaplah bersyukur karena kita masih diberikan kesempatan untuk menjalani
kehidupan.

“Semakin banyak mengeluh maka akan semakin depresi,”


4. Komunikasi yang baik

Bagi yang telah berumah tangga, komunikasi adalah kunci untuk keberlangsungan pernikahan.
Baik suami maupun istri harus saling terbuka menyampaikan keinginannya.

5. Meluangkan waktu istirahat

Dengan adanya sistem kerja WFH tidak dapat dipungkiri jam kerja menjadi tidak teratur. Banyak
yang harus bekerja hingga malam.

“Buat jadwal, misal bangun pagi olahraga. Lalu beraktivitas. kemudian malam hari tidur yang
cukup,”

6. Pola makan yang baik

Selain lima kiat di atas, untuk menjaga imun agar tetap sehat di masa pandemi juga harus
memperhatikan pola makan yang baik dan benar. Konsumsi buah dan sayur serta hindari
makanan cepat saji.

7. Vitamin

Terakhir, lengkapi asupan dan gizi dengan mengonsumsi vitamin sesuai kebutuhan masing-
masing individu.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/02/karakteristik-mental-yang-sehat.html

http://covid19.go.id

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/mengenal-beberapa-jenis-gangguan-mental.html

Kartini,kartono.2000.hygiene mental.Bandung:Mandar Maju

Anda mungkin juga menyukai