Anda di halaman 1dari 33

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

PERAN PERAWAT DALAM PENDIDIKAN DAN PROMOSIKESEHATAN


PERT. 1 DAN 2

S1 Keperawatan
STIKes YPIB Majalengka

Aat Agustini, MKM


PROMOSI KESEHATAN
 Promosi kesehatan adalah suatu kegiatan
penyampaian informasi kesehatan dan ilmu
tentang kesehatan kepada individu, kelompok,
keluarga dan komunitas dengan
Tujuan dari tidak mampu menjadi mampu
merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip kesehatan dalam berbagai aspek
kehidupannya secara mandiri dan menerapkan
sepanjang hidupnya.
 Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip
pendapat Lawrence Green (1984)
merumuskan definisi sebagai berikut:
“Promosi Kesehatan adalah segala
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”.
PROMOSI KESEHATAN
 Adalah kombinasi berbagai dukungan
menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan dan pelaturan perundangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green)
 Proses pemberdayaan masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (Depkes)
PROSES PEMBERDAYAAN DILAKUKAN
DENGAN PEMBELAJARAN
 Yaitu upaya untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan dalam bidang
kesehatan
 Dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat
melalui kelompok potensial bahkan semua
komponen masyarakat
 Dilakukan sesuai dengan sosial budaya
setempat, artinya sesuai dengan keadaan,
permasalahan dan potensi setempat
METODE PROMOSI KESEHATAN
 Berkaitan dengan sasaran dan materi
promkes
 Mempertimbangkan 3 hal agar sasaran dapat
menerima materi promkes sehingga perilaku
sehat dapat terwujud
 Metode individual/perorangan
 Metode kelompok
 Metode massa
1. METODE PERORANGAN ATAU
INDIVIDU
 Bimbingan dan penyuluhan (guidance and
conceling)
 wawancara
2. METODE KELOMPOK
 Kelompok besar (lebih dari 15 orang)
 Ceramah
 seminar
 Kelompok kecil
 Diskusi kelompok
 Curah pendapat (brain storming)
 Bola salju (snow balling)
 Kelompok kelompok kecil (Buzz Group)
 Bermain Peran (Role Play)
 Permainan simulasi (simulation game)
3. METODE MASSA
 Ceramah umum (Public speaking)
 Bincang bincang (talkshow)
 Media massa cetak dan portal-portal online
 billboard
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
 Adalah beragam alat yang digunakan oleh petugas
kesehatan untuk memberikan materi kesehatan kepada
masyarakat
 Manfaat media
 Menimbulkan minat peserta terhadap materi
 Mencapai sasaran lebih banyak
 Membantu kesulitan dalam memahami
 Menstimulasi peserta agar mau meneruskan pesan ke orang lain
 Dapat mempermudah penyampaian materi
 Mempermudah peserta menerima materi
 Mendorong seseorang untuk semakin mengetahui dan
memahami materi yang disampaikan
 Dapat membantu peserta mengingat materi dan pesan dalam
waktu yang lebih panjang
MACAM-MACAM ALAT BANTU
 Alat bantu lihat/visual (visual aids)
 Alat bantu dengar/audio (Audio aids)
 Alat bantu lihat-dengar/ audiovisual (audio
visual aids)
SASARAN
 Individu atau kelompok
 Katagori sasaran (kelompok umur,
pendidikan, pekerjaan, dll)
 Bahasa yang digunakan oleh sasaran
 Adat dan kebiasaan
 Minat dan perhatian
 Pengetahuan dan pengalaman sasaran
PENDIDIKAN KESEHATAN
 merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik
individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran yang
didalamnya perawat sebagai perawat
pendidik (Suliha,dkk,2002).
MENURUT GIFFARY (2012) EMPAT FAKTOR YANG
DAPAT MEMPENGARUHI MASYARAKAT AGAR
MERUBAH PERILAKUNYA

 Fasilitas, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup


masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya
adanya sumber air bersih yang lebih dekat;
 Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi
masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal.
 Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh
agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan
mempraktekkan perilaku yang di anjurkan.
 Kesanggupan untuk mengadakan perubahan
secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun
jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai
dengan potensi yang di miliki.
METODE-METODE YANG DAPAT DILAKSANAKAN DALAM
MELAKSANAKAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN

 Berdasarkan teknik komunikasi


 Pendekatan langsung : kunjungan rumah, FGD, pertemuan di Balai
Desa
 Pendekatan tak langsung : publikasi media massa, pertunjukan
film
 Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai
 Pendekatan perorangan : kunjungan rumah, komunikais per
telepon
 Pendekatan kelompok : diskusi, pertemuan, demonstrasi
 Pendekatan massal : pertemuan umum, pemutaran film, poster

 Berdasarkan indera penerima


 Metode melihat dan memperhatikan : poster, gambar, film, poto
 Metode mendengar : pidato, ceramah, penyuluhan di radio
 Metode kombinasi : simulasi, demonstrasi
PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI
KESEHATAN
 Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan
pendekatan proses keperawatan
 Peran advokasi (pembela) klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi
dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak
untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
 Peran sebagai pendidik (educator)
Peran ini dilakukan untuk :
 Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan
kemampuan klien mengatasi masalah kesehatanya.
 Perawat memberi informasi dan meningkatkan
perubahan perilaku klien
 Peran sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan
mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan
dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuhan klien.
 Peran sebagai kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya yang
melibatkan profesi lainnya serta support system
yang mendukung. 
 Peran sebagai konsultan
Peran disini sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Peran
ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan yang
diberikan.
 Peran sebagai pembaharu (change agent)
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mendorong
penemuan cara-cara baru dan terjadinya perubahan yang
progresif dalam mensikapi dinamika masalah kesehatan yang
terus berkembang.
Dalam hal ini perawat dapat melakukan kontrak kerjasama
untuk mewujudkan perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan yang semestinya. Peran
perawat sebagai pembaharu dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
 Kemajuan teknologi
 Perubahan lisensi-regulasi
 Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
 Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
 Pengamat kesehatan
 Melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada
indvidu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi
dan pengumpulan data.
 Peran pengorganisir pelayanan kesehatan
Perawat mempertemukan support system
yang saling menguntungkan antara individu,
keluarga dan kelompok dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan sehingga pencapaian
tujuan asuhan dapat dicapai melalui
pemberdayaan.
 Peran fasilitator
Perawat merupakan tempat mencari
kesehatan bagi masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan,
diharapkan perawat dapat fasilitasi sehingga
masyarakat dapat mencapai tujuan dalam
bidang kesehatan yang diharapkan.
Menurut Bastable (2002) perawat sebagai
pendidik memegang peranan posisi yang
strategis untuk mempromosikan gaya hidup
sehat.
Dengan menggabungkan materi yang spesifik
untuk disiplin keperawatan, pengetahuan
dari teori pendidikan dan model perilaku
kesehatan dapat dilakukan suatu pendekatan
terintegrasi pada pembentukan perilaku
kesehatan peserta didik.
SUB- PERAN PERAWAT SEBAGAI
PENDIDIK

1) fasilitator perubahan;
2) kontraktor;
3) organisator; dan
4) evaluator.
1. FASILITATOR PERUBAHAN
 Tujuan perawat sebagai pendidik adalah
mempromosikan kesehatan.
 Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
merupakan sesuatu yang integral.
 Perawat sebagai pendidik secara bersamaan
berfungsi sebagai fasilitator perubahan.
 Jika upaya promosi kesehatan dipandang
sebagai sebuah intervensi, hal itu perlu
dipertimbangkan dalam konteks intervensi
keperawatan yang akan mempengaruhi
perubahan
2. KONTRAKTOR
 Pembuatan kontrak merupakan cara yang
populer untuk memfasilitasi perubahan perilaku.
 Kontrak informal maupun formal dapat
menggambarkan dan mempromosikan sasaran
promosi kesehatan.
 Kontrak dalam konteks promosi kesehatan
memerlukan pembentukan pernyataan tentang
tujuan bersama yang ingin dicapai, rencana
tindakan yang disetujui, mengevaluasi rencana
dan mencari alternatif.
 Rencana tindakan harus spesifik dan mencakup
siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana
proses kegiatan akan dilaksanakan.
3.ORGANISATOR

 Pengaturan sistem pelaksanaan upaya-upaya


promosi kesehatan, termasuk memanipulasi
materi dan ruang, pengaturan bertahap pokok
masalah yang akan dipromosikan merupakan
menyelenggarakan upaya promosi kesehatan
perawat perlu menyusun organisasi yang baik.
 Bukan hanya organisasi penyelenggara tetapi
organisais program itu sendiri.
 implementasi peran perawat dalam konteks
sebagai pendidik.
 Pengaturan materi yang akan dipromosikan dapat
membantu mengurangi hambatan terhadap upaya
promosi itu sendiri.
4. EVALUATOR

 Promosi kesehatan, sebagaimana sebuah


proyek harus dapat dipertanggungjawabkan
dan dipertanggunggugatkan pada pemegang
kebijakan dan klien sasaran (dalam hal ini
adalah masyarakat).
 hal ini dapat dipenuhi melalui evaluasi hasil,
evaluasi diri, evaluasi sasaran kegiatan,
evaluasi organisasi serta evaluasi sejawat.
KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

 Effendy (1998) mengutip dari Friedman (1960) dan


WHO (1959) mengemukakan bahwa keperawatan
kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus
(spesialisasi) dalam ilmu keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan sosial.
 Dengan demikian ada 3 teori dasar dalam
perawatan kesehatan masyarakat, yaitu ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial (peran serta masyarakat).
 Dalam konteks perkembangan keperawatan masa
kini, keperawatan kesehatan masyarakat dapat
dipadankan dengan bidang spesialisasi
keperawatan komunitas.
SASARAN PERKESMAS
 individu yang mempunyai masalah kesehatan
aktual, resiko tinggi, termasuk dalam kelompok
rawan kesehatan; 
 keluarga yang memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan, anggota resiko tinggi
atau rawan kesehatan serta belum
memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat; 
 kelompok yang mempunyai kebutuhan dan
masalah kesehatan khusus serta rawan
terhadap masalah kesehatan tertentu
(Mubarak, 2010).
PERAN PEMERINTAH DALAM PROMKES
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di pusat maupun di
daerah menurut Menteri Kesehatan (2004), meliputi:

1.   Penyebarluasan informasi kesehatan melalui radio, televisi,


media cetak, pameran, penyuluhan kelompok, dan diskusi interaktif.
2.  Peningkatan kemitraan dengan LSM, ormas kemasyarakatan,
ormas kepemudaan, organisasi profesi, dan ormas keagamaan.
3.     Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
tatanan-tatanan, rumah tangga, tempat-tempat umum, institusi
pendidikan, tempat kerja, dan sarana kesehatan.
4.     Pengembangan konsep, metode, dan teknik promosi kesehatan.
Menuju penyelenggaraan promosi kesehatan berdasarkan fakta,
bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
dan Badan Pusat Statistik telah dikembangkan sistem surveilans
perilaku berisiko terpadu dan sistem informasi PHBS. 
BEBERAPA STRATEGI KEMENKES (2015) DALAM
PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN, YAITU:

1.      Meningkatkan pemberdayaan masyarakat


2.      Meningkatkan pelayanan kesehatan
3.      Meningkatkan pembiayaan pembangunan
kesehatan
4.      Meningkatkan pengembangan dan
pemberdayaan SDM kesehatan
5.      Meningkatkan ketersediaan, pemerataan,
keterjangkauan obat dan alat kesehatan
6.      Meningkatkan manajemen kesehatan
PEMERINTAH MEMILIKI INTEGRASI KEBIJAKAN TEKNIS
PROMOSI KESEHATAN YANG MELIPUTI (MENKES,
2004; KEMENKES, 2011):

1. Integrasi kebijakan teknis promosi


kesehatan
a. Seluruh provinsi, kabupaten dan kota
melaksanakan kebijakan nasional promosi
kesehatan.

b.Seluruh provinsi, kabupaten dan kota


melaksanakan pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di daerah.
2.Strategi integrasi kebijakan teknis promosi
kesehatan
a. Peningkatan keterpaduan dalam
perencanaan, implementasi, dan evaluasi
dalam kegiatan promosi kesehatan dalam
program-program prioritas kesehatan untuk
mencapai target Millennium Development
Goals (MDGs)

b. Peningkatan kapasitas pengelolaan promosi


program-program prioritas
DAFTAR PUSTAKA

 Bastable, S. B. (2002) Perawat Sebagai Pendidik; prinsip-


prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta : EGC
 Effendy, N. (1998) Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat; editor Yasmin Asih. Edisi 2. Jakarta : EGC
 Giffary, A. H. (2012). Konsep dasar dalam promosi kesehatan.
Metode dan Teknik dalam Promosi Kesehatan. Diakses dari
http://www.slideshare.net/ayawie/metode-dan-teknik-promo
si-kesehatan#

 Mubarak, WI (2010) Pengantar Keperawatan Komunitas,


Jakarta : Penerbit Sagung Seto
 Notoatmodjo, S. (2005) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Bandung : Rineka Cipta. Diakses dari
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/5848.pdf
 

Anda mungkin juga menyukai