LEMPAR
DISUSUN OLEH :
1.AARON LAURENS MISAEL WANTANIA
2.AHMAD ANDRIANSYAH
3.ANGGORO CAESAR MARCHIANO
4.REYHAN RAHMAN SYAH
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tugas Atletik Cabang Lempar” dengan
sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
ii
7. Beberapa Hal Yang Harus Dihindari Dalam Lempar Cakram....................... 12
3. Martil............................................................................................................ 20
BAB VI PENUTUP............................................................................................ 23
A. Kesimpulan ................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga adalah gerakan-gerakan yang dapat menyehatkan tubuh.Dengan olahraga tubuh akan
merasa segar dan bugar. Oleh karena itu, olahraga sangat penting dalam kehidupan ini.
Olahraga dapat berupa gerakan-gerakan tertentu dan juga berupa permainan.Olahraga yang
berupa gerakan-gerakan tertentu diantaranya senam, yoga dan juga jogging. Sedangkan cabang
olahraga lempar diantaranya lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru.
Dalam dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Cabang Olahraga Lempar
Diantaranya: Lempar Lembing, Lempar Cakram, dan Tolak Peluru dalam memenuhi tugas
dari mata pelajaran olahraga.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana bentuk dan ukuran lapangan dari lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru?
3. Bagaimana teknik dan peraturan dari lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Lempar Lembing
2
Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan
hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai
lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman
Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga
jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram. Olahraga lain yang bernuansa
militer pun juga sama populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini
menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah
raga mereka. Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya olahraga
atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern meniru Olimpiade yang
pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para filsufnya itu. Termasuk masa
dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.
3
• Lengkung lemparan dengan lebar 7 cm dibuat dari kayu atau logam dan dicat
berwarna putih. Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari
lingkaran yang berjari-jari 8 meter.
• Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-
lemparan dengan sudut 29-30 derajat memotong kedua ujung lengkung
lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.
4
2) Cara Membawa Lembing
Ada tiga jenis cara membawa lembing dalam olahraga lempar lembing.Berikut
cara membawa lembing:
• Membawa lembing di atas pundak
Salah satu cara membawa lembing adalah dengan meletakkannya di atas bahu.
Posisi lebih harus diarahkan ke sasaran lemparan.Pada bagian ujung lembing harus
diarahkan sedikit ke bawah. Sedangkan untuk posisi siku haruslah mengarah ke depan
ke sasaran lemparan.
• Membawa lembing di bawah
Tidak hanya itu, lembing juga bisa dibawa dengan diarahkan ke bawah. Posisi
lembing ketika dibawa dengan teknik ini adalah berada di samping tubuh.Pada bagian
ekor lembing, posisinya hampir menyentuh permukaan tanah. Selain itu, pada bagian
atas lembing posisinya menghadap serong ke atas.
• Membawa lembing di depan dada
Teknik membawa lembing yang terakhir adalah dengan meletakkannya di
depan dada. Mata lembing menuju serong ke bawah, sedangkan ekornya menuju serong
ke atas melewati pundak sebelah kanan.Sama seperti teknik memegang lembing, teknik
ini juga sangat penting untuk dikuasai oleh para atlet. Karena juga sangat berpengaruh
pada keberhasil lemparan lembing.
Kesalahan yang sering terjadi
Kesalahan yang sering terjadi ketika membawa lembing adalah tidak membawa
dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat.Kemudian lembing masih
goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, dan tidak diikuti gerak lanjut.
5
5. Bentuk Latihan Lempar Lembing
Berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk melatih lempar
lembing.
Berikut peraturan perlombaan lempar lembing yang harus dipahami dan dipatuhi atlet:
• Lembing atau javelin harus selalu dipegang pada bagian grip serta posisinya harus
selalu di atas bahu atlet.
• Lemparan akan dianggap sah jika ujung lembing menyentuh tanah.
• Atlet tidak boleh meninggalkan lapangan, sebelum lembing menyentuh tanah.
• Tidak boleh menggunakan alat apapun untuk mempengaruhi hasil jarak lemparan.
Contohnya mengetuk jari pada lembing, kecuali jika terluka.
• Lemparan lembing akan dianggap melanggar jika ujung lembing terletak di tepi luar
sektor area yang telah ditentukan serta atlet keluar dari lapangan saat melempar.
6
Selain lima peraturan di atas, masih terdapat beberapa peraturan lainnya yang juga
harus dipatuhi para atlet lempar lembing.Berikut diantaranya:
• Jika jumlah atlet lempar lembing dalam kompetisi, terdiri lebih dari delapan atlet.
Masing-masing atlet mendapat tiga kali percobaan melempar. Namun, jika jumlah atlet
lebih sedikit, maka tiap atlet bisa mendapat enam kali percobaan lemparan.
• Pemenang ditentukan dari jarak lemparan. Namun, jika ada hasil seri, maka atlet dengan
jarak lemparan terbaik, akan menjadi pemenangnya.
• Lembing yang dilempar harus meninggalkan jejak pada tanah. Wasit akan mengukur
jarak lemparan dari titik atau garis lemparan.
• Setelah melempar lembing, wasit akan meletakkan bendera putih untuk lemparan yang
sah atau bendera merah untuk pelanggaran.
• Jika kaki atlet melewati titik atau garis lemparan, atlet dianggap melanggar.
• Atlet tidak boleh membelakangi lapangan, ketika melempar lembing.
• Lembing harus dilempar dengan menggunakan satu tangan dan arah lemparannya
mengarah ke atas.
7
BAB III
Lempar Cakram
8
2. Sejarah Lempar Cakram
Lempar cakram atau discus throw ternyata sudah ada sejak zaman Yunani Kuno.
Saat itu, lempar cakram termasuk dalam acara pentathlon (kompetisi olimpiade kuno yang
menampilkan lima acara olahraga).Lempar cakram mulai dikenal masyarakat Yunani Kuno,
saat seorang penyair kuno bernama Homer, menyebutkan discus throw atau lempar cakram
dalam dua tulisannya, yakni Iliad dan Odyssey.
Olahraga lempar cakram pertama kali dikompetisikan pada 1896 di Athena, pada acara
Olympic Games.Awalnya para atlet melempar piringan cakram dari sebuah landasan yang
dibuat miring, dengan menggunakan gaya yang cukup berlebihan.
Pada 1912, landasan yang digunakan para atlet lempar cakram berubah menjadi
lingkaran dengan diameter 7 kaki atau 2,13 meter.Seiring dengan perkembangannya, ukuran
diameter lingkaran diubah menjadi 2,5 meter.Kompetisi lempar cakram atau discus
throw awalnya hanya memiliki satu kategori pemain, yakni putra.Pada 1928, Olympic Games
di Amsterdam, Belanda, kategori putri untuk kompetisi lempar cakram mulai diselenggarakan
1) Alat
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal.
Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang
dapat dilepaspindahkan.
2) Ukuran Cakram
• Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm - 221 mm
dan tebal 44 mm hingga 46 mm.
• Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm
dan tebal 37 mm hingga 39 mm.
• Berat cakram untuk junior pura adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm
dan tebal 37 mm - 39 mm.
• Berat cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm - 170 mm
dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
9
Keterangan Ukuran Lapangan Lempar Cakram:
• Jari-jari lingkaran pada area lempar cakram (Discus Circle) = 1,25 m.
• Diameter lingkaran pada area lempar cakram (Discus Circle) = 2,5 m.
• Panjang garis kanan kiri pada area lingkaran = 75 cm.
• Panjang area pendaratan (Landing Sector) = Maksimal 80 m.
• Lebar area pendaratan (Landing Sector) dari (Discus Circle) = 0,75 cm.
• Besar sudut lebar pada area pendaratan = 34,92° dari pusat area lemparan.
• Lebar atau ketebalan garis lapangan = 5 cm.
10
2) Gaya Dalam Lempar Cakram.
Ada dua jenis gaya lemparan yaitu gaya belakang dan gaya samping.
a) Gaya Belakang
Jenis lemparan satu ini merupakan gaya yang dilakukan dengan posisi tubuh
atlet berdiri membelakangi arah lemparan.Lempar cakram menggunakan gaya
belakang memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan gaya samping.Sebab, teknik
gaya belakang bisa membuat lemparan lebih luas, jadi bisa menghasilkan lemparan
lebih jauh.Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan saat atlet menggunakan
teknik gaya belakang untuk melempar cakram.
Berikut cara melakukan lempar cakram gaya belakang:
• Lengan kanan diayunkan ke belakang.
• Mata melirik ke kiri sebagai persiapan untuk melakukan putaran.
• Bagian depan telapak kaki kiri dijadikan tumpuan untuk berputar. Tubuh berputar
mengarah ke arah lemparan.
• Kaki kanan diayun dan diputar ke arah kiri sebagai pijakan.
• Saat kaki kanan memijak tanah, kaki kiri diayunkan ke kiri lalu dipijakkan ke tanah.
• Setelah melakukan lemparan, tangan serta kaki kanan diayun ke depan, sedangkan
kaki kiri diayunkan ke belakang.
b) Gaya Samping
Seusai dengan namanya, lempar cakram gaya samping merupakan gaya yang
posisi tubuh atlet berdiri menyamping dari arah lemapran.Adapun biasanya posisi atlet
menggunakan teknik ini adalah menghadap ke arah samping kanan dan menggunakan
tangan kanan.Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dipahami oleh atlet
saat menggunakan gaya samping untuk melempar cakram.
Berikut cara melakukan lempar cakram gaya samping:
• Lengan kanan diayunkan ke belakang.
• Lakukan putaran dengan menggunakan telapak kaki kiri bagian depan. Posisi
tangan kanan harus selalu dibelakang tubuh.
• Arahkan pandangan fokus ke arah target lemparan.
• Saat akan melakukan lemparan, posisi badan rendah dengan lengan kanan masih
terjulur ke belakang.
• Setelah melakukan lemparan, kaki kanan melangkah ke depan dan posisinya berada
pada bekas pijakan kaki kiri.
a) Awalan
Gerakan persiapan awal lempar cakram adalah sebagai berikut.
• Posisi badan membelakangi sektor lemparan.
• Kemudian kaki renggang selebar badan, lutut sedikit ditekuk, berat badan berada di kedua
kaki.
• Selanjutnya cakram diayun-ayunkan ke kanan belakang dan kemudian ke kiri berulang-
ulang dengan tujuan untuk mengatur konsentrasi.
11
b) Lemparan
Teknik melempar cakram bisa menggunakan awalan berputar. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.
• Posisi awal berdiri, kaki direnggangkan selebar bahu, dan membelakangi arah lemparan.
• Pegang cakram dengan tangan kanan dan letakkan di bahu kiri.
• Gerakan melempar diawali dengan meliukkan badan ke kiri dan ke kanan dua kali.
• Pada liukan ketiga, putar badan hingga menghadap arah lemparan sambil melepaskan
cakram dari tangan.
• Rangkaian gerak melempar diakhiri dengan menjaga keseimbangan badan.
c) Akhiran
Teknik akhir lempar cakram berhubungan dengan sikap dan gaya setelah
melakukan lemparan.
Selepas melempar cakram, posisi tubuh harus mengikuti gerakan memutar. Hal
ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak ikut terlempar.
12
BAB IV
Tolak Peluru
13
3. Alat Yang Di Gunakan Dalam Tolak Peluru:
1) Rol Meter
2) Bendera Kecil
3) Kapur / Tali Rafia
4) Peluru
Berikut ini adalah spesifikasi peluru yang digunakan dalam olahraga tolak
peluru.
• Terbuat dari material padat besi utuh keras (solid iron), tembaga atau kuningan
atau logam lain yang tidak lebih lunak dari pada kuningan atau kulit suatu bahan
metal yang keras;
• Peluru diisi dengan timah atau bahan lain.
• Peluru berbentuk bulat bola dengan permukaan yang halus licin.
• Nilai kekerasan dan tingkat kekerasannya N7 (tidak kurang dari 1.6
mikrometer) sehingga peluru bisa halus licin.
• Berat peluru yang digunakan untuk junior putri adalah 3 kg dan untuk senior
putri adalah 4 kg, dengan diameter 95-110 mm. Sedangkan berat peluru yang di
gunakan untuk junior putra adalah 5 kg dan untuk senior putra adalah 7,257 kg,
dengan diameternya 110-130 mm.
14
5. Teknik Dasar Tolak Peluru
Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1) Teknik Memegang Peluru
• Jari-jari renggang
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk
menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk menggunakan cara
ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
• Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking
selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu
menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
• Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan
cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking
di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran
ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan
pada seluruh lekuk tangan.
a) Gaya ortodoks
Gaya ortodoks dalam tolak peluru dilakukan dengan cara menolak peluru lepas
ke arah samping setelah loncatan datar dilakukan. Teknik ini biasanya digunakan oleh
para pemula.
Gerakan awalan secara menyamping ketika melakukan gaya ortodoks dalam
tolak peluru membuat sektor tolakan berada pada sisi kiri tubuh pelempar.
Berikut adalah langkah melakukan tolak peluru menggunakan gaya ortodoks:
• Peluru diletakkan di atas bahu serta menempel di bawah telinga. Lutut kaki kanan ditekuk
sementara lutut kaki kiri mengarah lurus ke depan.
• Ketika melempar kaki kiri bergeser secara cepat ke depan, sembari badan berputar ke kiri
sesuai arah tolakan.
• Peluru ditolakkan dengan sudut 45 derajat. Pelepasan peluru yang benar dari pegangan
tangan saat melakukan tolak peluru adalah saat peluru berada pada titik terjauh dari beban
dan lengan lurus.
• Kaki kanan diangkat sedikit bersamaan dengan tolakan.
• kaki kiri kemudian berpindah lurus ke arah belakang.
15
b) Gaya O'brien
Teknik glide atau disebut juga gaya O’Brien dalam tolak peluru merupakan
gaya melempar dengan sikap awalan membelakangi area tolakan. Saat melakukan gaya
ini, pemain akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan
peluru. Sehingga, saat persiapan dilakukan, pemain akan menghadap belakang sebelum
kemudian berbalik ke depan.
Rangkaian langkah melakukan tolakan peluru menggunakan gaya O’Brien
adalah sebagai berikut:
• Meletakkan peluru pada bagian antara leher, tepatnya dekat dengan dagu.
• Peluru dipegang pada bagian pangkal jari bukan telapak tangan, dengan ibu jari di bawah
peluru
• Siku mengarah keluar hingga membentuk sudut 45 derajat.
• Berdiri membelakangi area sasaran lempar, sementara kaki kanan berada di garis batas
lingkaran sedangkan kaki kiri condong ke depan
• Tumpuan tubuh terletak pada kaki kanan dengan lutut menekuk sekitar 75 derajat.
• Tekukan tersebut membuat tubuh terlihat seperti meluncur ketika melontarkan peluru.
• Ketika meluncur, kaki kiri kemudian diluruskan sambil memutar pinggul
• Usai melempar peluru, pergelangan tangan dibalikkan dari posisi ketika memegang peluru.
c) Gaya spin
Gaya spin dalam tolak peluru adalah teknik yang paling sering digunakan oleh
para atlet profesional. Pada saat melakukan teknik ini, pemain akan berputar 360 derajat
sebelum melontarkan peluru.
Teknik tolak peluru gaya spin mengandalkan kekuatan saat memutar tubuh agar
seorang atlet bisa menempatkan peluru sejauh mungkin di area sasaran.Gaya spin juga
disebut dengan istilah gaya berputar maupun rotasi.
Langkah melakukan tolak peluru dengan gaya spin adalah sebagai berikut:
• Peluru dipegang menggunakan pangkal jari, dengan posisi di samping leher dekat dengan
bagian bawah telinga.
• Siku jelang melakukan tolakan mengarah keluar, kepala dan tubuh tegak, sementara tangan
kiri merentang ke samping.
• Tubuh bagian atas diputar sekitar seperempat putaran ke arah kanan hingga siku
menghadap arah jatuhnya peluru.
• Putaran dilakukan dengan kaki kanan, sembari berusaha menjaga posisi bahu,
menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan beban tubuh serta lutut sedikit menekuk.
• Arah putaran yang dilakukan dengan kaki kanan tersebut berlawanan dengan arah jarum
jam.
• Posisi berputar terus dilakukan hingga sesaat sebelum melempar peluru.
• Pelepasan peluru yang benar dari pegangan tangan saat melakukan tolak peluru adalah
saat peluru berada pada titik terjauh dari beban dan lengan lurus.
16
• Tangan kanan yang memegang peluru diletakkan menempel di bahu, tepat di bawah
rahang.
• Sudut siku saat menolak peluru adalah 90 derajat.
• Tangan kiri ditekuk dengan siku menghadap arah tolakan.
• Sebelum menolak, posisi tubuh harus siap dengan kaki kanan yang akan digerakkan ke
depan sebagai tumpuan, menggantikan kaki kiri yang digunakan untuk bersiap.
• Kaki kiri lurus ke belakang dan tidak tegang. Lutut kanan sedikit ditekuk agar lebih kuat
mendorong lemparan. Pandangan tetap fokus.
• Pada saat melakukan tolakan, putar badan ke arah sektor pendaratan. Kaki kanan menolak
dan melonjak agar mendapatkan tenaga yang besar untuk mendorong peluru.
• Lontarkan peluru dengan sudut tolakan 40 derajat ke arah atas.
• Ketika melakukan tolak peluru, fungsi tangan kiri yang tidak memegang peluru yaitu untuk
menjaga keseimbangan.
• Setelah peluru dilontarkan, kaki mendarat kembali ke tanah dengan posisi sedikit menekuk.
Sementara itu, posisi badan adalah ke arah depan dengan pandangan melihat ke posisi
jatuhnya peluru.
17
8. Beberapa Hal Yang Harus Dihindari Dalam Tolak Peluru
Hal hal yang harus dihindari dalam tolak peluru adalah sebagai berikut:
• Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan.
• Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan.
• Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran.
• Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan.
• Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
• Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping.
• Terlalu awal membuka badan.
• Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau kedepan.
18
BAB V
Lontar Martil
19
3. Martil
Martil sendiri terdiri dari kepala logam, kawat, dan juga gagangnya. Kepalanya yakni
terbuat dari besi padat atau logam lain yang tidak lebih lembut daripada kuningan. Logam
campuran yang di izinkan. Kawat yang terbuat dari baja, memiliki diameter dengan tidak lebih
dari 3 mm dan tidak dapat meregang saat melakukan lemparan.
Pegangannya harus kaku dan juga tanpa sendi engsel apapun. Pegangan memiliki
ukuran maksimal 110 mm. Untuk perlombaan internasional terbuka, martil pria memiliki bobot
7,260 kg serta harus memiliki diameter antara 110 mm dan 130 mm. Sedangkan, untuk wanita
memiliki bobot dengan berat 4 kg dengan diameter antara 95 mm dan 110 mm.
20
5. Teknik Dasar Lontar Martil
Berikut ini teknik dasar dalam lontar martil yang harus dikuasai oleh seorang atlet,
antara lain:
1) Posisi Awal dan Ayunan
Beberapa hal perlu kita perhatikan ketika posisi awalan dan ayunan yaitu:
• Posisi awalan dimulai dengan cara memegang martil pada bagian handle atau
pegangannya dengan tangan kiri, kemudian ditutup dengan tangan kanan dengan posisi
kedua ibu jari menyilang.
• Penempatan kepala martil yaitu boleh ditempatkan di atas tanah, tepatnya di sebelah
kanan atau di belakang pelempar, selanjutnya pelempar bisa mengayunkan martil
tersebut sebagai ayunan permulaan.
• Titik terendah dari ayunan permulaan ialah hanya saat martil melewati bagian kanan
dan kaki kanan.
3) Fase Akhir
Beberapa hal harus kita perhatikan ketika fase akhir yaitu:
• Beberapa saat sebelum berakhirnya atau sebelum martil mencapai titik terendah, maka
pelempar sudah mulai untuk menarik martilnya.
• Berupaya untuk mempercepat jalannya martil ketika bergerak ke arah bawah
• Mencoba untuk mempercepat gerakan kedua tangkai dengan tujuan untuk
mempercepat putaran tubuh bagian bawah.
4) Lemparan
Beberapa hal perlu kita perhatikan pada tahap pelemparan yaitu:
• Kedua tungkai diluruskan dengan kuat
• Badan lebih dibusungkan lagi dengan kepala direbahkan ke arah belakang atau dengan
posisi tertengadah,
• Saat martil sudah berada pada sudut trayektorinya, pelempar harus melihat ke arah
lemparan.
• Selanjutnya mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangnan kedua
matanya mengikuti jalannya martil sebelum mengganti posisi kedua tungkainya.
21
6. Peraturan Permainan Lontar Martil
Berikut ini beberapa peraturan dalam lontar martil yang harus dipatuhi oleh semua atlet
ketika petandingan, antara lain:
• Martil akan dilontarkan dari lingkaran dengan berdiameter 2,135 m ( 7 kaki ). Lawan
mungkin saja menyentuh bagian dalam lingkaran lontar ( Throw crycle ). Namun, tidak
diperbolehkan untuk menyentuh bagian atas lingkaran.
• Pelempar tidak diperbolehkan untuk menyentuh tanah yang ada di luar lingkaran
lempar ketika saat melakukan percobaan, dan pelempar juga tidak dapat diperbolehkan
meninggalkan lingkaran hingga palu menyentuh tanah.
• Lingkaran tersebut terletak di dalam kandang untuk memastikan keamanan para
pengamat
22
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini khususnya
dalam olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru maka peserta didik
mendapatkan mempraktikan tehnik -tehnik dasar dalam melakukan lempar lembing, lempar
cakram, dan tolak peluru, mengetahui sejarah lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru, mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam olahraga lempar
lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, mengetahui pengetian olahraga lempar
lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, bentuk dan ukuran lapangan yang digunakan
dalam lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru.
B. Saran
Saran yang dapat penusil berikan kepada pembaca semua adalah bahwasanya untuk
dapat melakukukan gerakan yang baik dan benar dalam olahraga lempar lembing, lempar
cakram, dan tolak peluru, kita harus mengenal teknik-teknik dasar dalam melakukan lempar
lembing, lempar cakram, dan tolak peluru dan tidak lupa melakukan latihan untuk
mempermantap gerakan kita.
23