ii
BIOSTIMULAN
MILAWATI LALLA,S.P.,M.P
i
BIOSTIMULAN
UNTUK TANAH DAN TANAMAN
CV. PENERBIT QIARA MEDIA
134 hlm: 15,5 x 23 cm
Copyright @2022
Milawati Lalla,S.P.,M.P23
ISBN:
Penerbit IKAPI No. 237/JTI/2021
Penulis:
Milawati Lalla,S.P.,M.P
Diterbitkan oleh:
CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur
Email: qiaramediapartner@gmail.com
Web: qiaramedia.wordpress.com
Blog: qiaramediapartner.blogspot.com
Instagram: qiara_media
ii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
iii
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di
muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur (Q.S Al
A’raaf : 10)
iv
KATA PENGANTAR
ﺍﺑﺳﻡﷲﺍﻠﺮﺤﻣﻥﺍﻠﺮﺤﻳﻡ
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan alam
semesta beserta isinya dan mengaturnya dengan cara yang
sempurna. Rasa syukur yang tak terhingga atas semua nikmat
dan karunia yang tidak terhitung besarnya sehingga karya kecil
ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam kepada Rasulullah
SAW atas segala keteladannya bagi umat manusia.
Tumbuhan tidak hanya membutuhkan unsur hara untuk
tumbuh dan berkembang, namun juga membutuhkan kekuatan
untuk menghadapi tekanan lingkungan. Untuk itu dibutuhkan
bahan atau zat yang dapat mendukung pertumbuhan
tanamanyang salah satunya adalah biostimulan. Biostimulan
dapat diperoleh dari beberapa sumber bahan dan memiliki
banyak manfaat untuk tanah dan tanaman. Buku ini membahas
tentang hal tersebut yang didukung oleh beberapa referensi yang
dikumpulkan dari berbagai jurnal terindeks.
Meskipun demikian penulis menyadari masih banyak
kekurangan atas penyajian tulisan ini dan memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas segala keterbatasan. Penulis berharap
buku ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi amal jariyah.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga buku ini hadir di hadapan
pembaca sekalian.
Gorontalo, Januari 2022
Penulis
Milawati Lalla,S.P.,M.P
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 16. Metode Priming Benih untuk Peningkatan
Perkecambahan Benih dan Perkembangan Tanaman
Lebih Baik............................................................... 104
Gambar 17. Metode Perlakuan Benih Menggunakan PGPR..105
Gambar 18. Bio-priming dengan Inokulan PGPR Memicu
Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman.....................105
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Pertanian Ramah Lingkungan
Sektor pertanian akan selalu menjadi harapan seluruh
elemen bangsa karena berkaitan dengan produksi bahan
makanan untuk semua masyarakat. Produksi pangan bukan
hanya fokus pada kuantitas tetapi juga pada kualitas dan
keamanannya dari residu bahan kimia. Masyarakat semakin
sadar dengan produk pertanian yang bebas residu bahan kimia
sintetis sehingga sistem pertanian yang ramah lingkungan
diterapkan dengan memanfaatkan bahan organik.
2
d. Lestarinya keanekaragaman genetik tanaman budidaya
e. Tidak terjadi akumulasi senyawa beracun dan logam
berat yang membahayakan atau melebihi batas ambang
aman
f. Terdapat keseimbangan ekologis antara hama penyakit
dengan musuh alami
g. Produktivitas lahan stabil dan berkelanjutan
h. Produksi hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai
pangan atau pakan
3
hewan, kompos, sisa tanaman, rotasi tanaman, pupuk hijau,
pupuk hayati, pestisida hayati dan kontrol biologis
(Esmaielpour, Einizadeh, & Pourrahimi, 2020).
4
substrat dalam proses fermentasi. Pada akhir proses fermentasi,
fitohormon seperti auksin dan sitokinin dan promotor
pertumbuhan tanaman terdapat dalam pupuk organik cair
(Phibunwatthanawong & Riddech, 2019).
5
1.2. Apa itu Biostmulan?
Berdasarkan arti kata “biostimulan” terdiri atas “bio dan
stimulan”. Bio berarti makhluk hidup dan stimulan berarti
penggiat, pendorong atau perangsang. Apabila digabungkan kata
tersebut maka biostimulan berarti bahan yang berasal dari
makhluk hidup yang dapat mendorong atau merangsang
pertumbuhan tanaman. Beberapa nama yang diberikan oleh
produsen biostimulan yaitu “Biological Plant Activator”, “Plant
Health Stimulator”, dan “Probiotic of Plants.”
6
3. Biostimulan tanaman adalah zat yang mampu
meningkatkan kualitas tanaman, produktivitas,
meningkatkan ketersediaan hara di dalam tanah,
memperbaiki efisiensi penggunaan nutrisi tanaman dan
mendorong degradasi dan humifikasi zat organik dalam
tanah (Del Buono, 2021).
4. The European Biostimulant Industry Council (EBIC)
mendifinisikan “biostimulan tumbuhan mengandung zat
dan/atau mikroorganisme yang berfungsi apabila
diaplikasi pada tanaman dan rizosfer merangsang proses
alami untuk meningkatkan penyerapan nutrisi, efisiensi
nutrisi, toleransi terhadap cekaman abiotik dan
meningkatkan kualitas tanaman.”
5. Biostimulan adalah input yang diturunkan secara organik
atau sintetis yang merangsang proses alami di dalam
tanaman. Membantu dalam penyerapan nutrisi tanaman,
efisiensi nutrisi dan meningkatkan ketahanan cekaman
biotik.
7
Biostimulan tanaman mengandung zat organik dan
anorganik yang berbeda atau mikroorganisme yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman, kualitas tanaman,
penyerapan nutrisi dan toleransi terhadap tekanan biotik dan
abiotik (Irani, ValizadehKaji, & Naeini, 2021).Biostimulan tidak
diklasifikasikan sebagai pupuk dan tidak memiliki efek langsung
pada hama.
8
1. Tidak terdapat Pestisida
9
sintesis senyawa aktif), ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan resistensi terhadap hama. Senyawa yang
dikandungnya tidak bersifat racun pada manusia sehingga tidak
mengganggu kesehatan pengguna dan konsumen (Sumartini,
2016). Biopestisida melindungi tanaman dari stres biotik
(serangan hama).
10
2. Biostimulan
3. Biofertilizer
11
5. Mikroba perombak bahan organik (dekomposer)
6. Mikroba pelindung tanaman terhadap hama dan penyakit
12
BAB II
13
2.1 Hormon Tumbuhan
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan
senyawa organik yang tidak termasuk hara baik yang terbentuk
secara alami maupun yang dibuat oleh manusia yang dalam
kadar sangat kecil dapat mendorong, menghambat atau
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Hormon tumbuhan dapat dihasilkan sendiri oleh tumbuhan
tersebut yang disebut dengan “hormon endogen”. Hormon juga
dapat diberikan pada tumbuhan melalui hormon buatan yang
disebut “hormon eksogen”. Hormon eksogen dapat diperoleh
dari ekstraksi tumbuhan maupun menggunakan bahan kimia
sintetis.
14
2.1.1 Auksin
15
Auksin memacu protein tertentu yang ada pada
membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+
ke dinding sel. Sel tumbuhan akan memanjang akibat air
yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan, sel
terus tumbuh dan mensintesis kembali material dan
dinding sel dan sitoplasma sehingga peran auksin untuk
pembelahan sel-sel meristem pada jaringan muda akan
optimal (Pamungkas & Nopiyanto, 2020). Auksin bersama
dengan sitokinin mengatur pertumbuhan batang, akar dan
buah.
2.1.2 Sitokinin
16
menunda proses penuaan alami yang dipicu pelepasan
hormon lain (etilen).
2.1.3 Etilen
17
sehingga disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan
mudah menguap pada suhu kamar. Etilen pada tanaman
memiliki peran ganda yaitu sebagai pengontrol
pertumbuhan dan sekaligus dalam penuaan tanaman
(Mubarok,et.al.,2020). Etilen merupakan satu-satunya zat
pengatur tumbuh yang berwujud gas.
18
pembentuk etilen yang diperdagangkan dengan nama
Etherel dan BOH.
19
ABA dapat menstimulasi penyerapan air melalui akar,
pertahanan terhadap suhu rendah dan salinitas yang tinggi.
2.1.5 Giberelin
20
2.2 Hubungan antara Biostimulan dan Hormon
Tumbuhan
Biostimulan mendorong perkembangan tanaman dalam
sejumlah cara yang ditunjukkan sepanjang siklus hidup
tanaman, mulai dari perkecambahan biji, hingga kematangan
tanaman. Dapat diterapkan pada tanaman, benih, tanah atau
media tumbuh lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan
tanaman untuk mengasimilasi nutrisi dan berkembang dengan
baik (Elliot, 2016). Dengan adanya mikroba tanah dengan
meningkatkan efisiensi metabolisme, perkembangan akar dan
pengiriman nutrisi, biostimulan dapat:
21
meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi. Dengan jumlah
pupuk yang dibutuhkan menjadi lebih rendah, potensi dampak
lingkungan dari sistem produksi tanaman berkurang.
22
BAB III
SUMBER BIOSTIMULAN
23
Biostimulan telah diciptakan untuk meningkatkan atau
menekan proses pertumbuhan alami yang diketahui dapat
meningkatkan produksi. Banyak yang terbuat dari produk
organik atau berasal dari hubungan simbiosis antara tanaman
dan mikroba tanah seperti rumput laut, asam amino, atau asam
organik. Yang lainnya diformulasi secara teliti di laboratorium
sebagai produk biostimulan. Biostimulan dapat diperoleh dari
beberapa sumber atau bahan.
24
Du Jardin ( 2015), mengelompokkan sumber bahan
biostimulan terdiri atas 7, yaitu asam humat dan asam pulvat,
protein hidrolisat, ekstrak rumput laut, citosan dan biopolimer
lain, senyawa anorganik, bakteri dan jamur.
25
interaksi hormon terkait stres tanaman, seperti auksin, asam
absisat melalui fitohormon pada akar (Huang et al., 2021).
26
Senyawa humat merupakan senyawa organik alami
yang terdapat pada berbagai lingkungan baik tersestrial,
maupun perairan. Dapat terbentuk dari komposisi jaringan
tanaman dan hewan yang dalam pembentukannya melalui
proses biologis. Senyawa humat memegang peranan penting
dalam mempengaruhi kesuburan tanah. Kandungan senyawa
humat dalam tanah bervariasi mulai dari 0-10%. Pada air
permukaan kandungan senyawa humat dinyatakan sebagai
karbon organik terlarut (Dissolved Organic Carbon) atau
DOC yang konsentrasinya bervariasi dari 0,1-50 mg/L. Pada
permukaan air laut kandungan karbon organik terlarut antara
0,5-1,2 mg/L dan pada air lebih dalam (groundwater) antara
0,1-10 mg/L. Salah satu ciri asam humat adalah memiliki
keasaman total lebih rendah dibanding asam vulvat
(Rahmawati, 2011).
27
tanaman, meningkatkan retensi kandungan air dan membantu
pertumbuhan mikroba di dalam tanah. Berdasarkan hasil
penelitian (Riyandi; Proklamasiningsih, 2020), penggunaan
zat humat meningkatkan kandungan polifenol daun binahong.
28
kondisi stress dengan meregulasi ssstem antioksidan
enzimatik dan non-enzimatik.
29
Asam humat adalah biostimulan yang bermuatan
organic yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dan meningkatkan hasil panen.
Asam humat meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Peranan asam humat mengendalikan penyakit tular
tanah, dan meningkatkan kesehatan tanah dan penyerapan
hara oleh tanaman, ketersediaan mineral, kualitas buah dan
lain-lain. Merangsang enzim/hormon tanaman dan
meningkatkan kesuburan tanah secara ekologis dan ramah
lingkungan (Rajpar; Bhati; Hassan; Shah & Tunio, 2011).
30
agroindustri baik dari sisa tanaman dan kotoran hewan.
Hidrolisat protein dapat meningkatkan biomassa dan aktivitas
mikroba (du Jardin, 2015). Protein hidrolisat terutama berasal
dari hidrolisis kimia atau enzimatik dari produk sampingan
pertanian termasuk sumber hewani dan tumbuhan.
Biokonversi dari sampah organik telah digunakan sebagai
biostimulan tanaman yang dapat menyediakan nutrisi dan
efek biostimulasi seperti meningkatkan aktivitas metabolisme
nutrisi tanaman, meningkatkan resistensi stres tanaman
(Huang et al., 2021).
31
tekanan abiotik dan biotik. Sifat bahan baku dan proses
hidrolitik yang berbeda mempengaruhi sifat hidrolisat dan
kemanjurannya sebagai biostimulan (Nurdiawati et al., 2019).
Klasifikasi Biostimulan
Sumber du Jardin (2015) dalam (García-García et al., 2020)
32
tidak memiliki efek genotoksitas, ektoksitas atau
fitotoksisitas(du Jardin, 2015).
33
mengandung hormon serta beberapa mineral aktif dan
senyawa organik yang berkontribusi terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Irani et al., 2021).
34
perlindungan terhadap tekanan osmotik serta menjaga
ketersediaan air di zona perakaran.
35
3.1.3 Senyawa Anorganik
36
kerjanya pada efisiensi nutrisi dan toleransi cekaman abiotik
sehingga berbeda dengan cara kerja fungisida.
37
yang dikembangkan untuk menjaga diri dari serangan
organisme lain (Xu & Geelen, 2018).
38
Kepiting rajungan 69,5 (Rochima, 2007)
Udang 67,08 (Agustina; Swantara
& Suartha, 2015)
Udang 72,63 (Purwanti, 2014)
Susuh kura 20 (Silalahi et al.,
2020)
Khitin dan kitosan memiliki kegunaan yang luas yaitu
sebagai adsorben limbah logam berat dan zat warna,
pengawet, anti jamur, kosmetik, farmasi, anti kanker dan anti
bakteri. Dalam bidang pertanian, citosan berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan pada tumbuhan, menstimulasi
pertumbuhan dan merangsang enzim tertentu (sintesa
fitoaleksin, kitinase, pectinnase, glucanase dan ligin)
(Pratiwi, 2014). Kitin memiliki kemampuan sebagai
biopestisida dengan tingkat mortalitas hama kutu putih seb
esar 38,24%a (Rohyami & Istiningrum, 2013).
39
proses seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi
senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan
denitrifikasi. Mikroba dapat diposisikan sebagai produsen
hara dan tanah dianggap sebagai media biosintesis. Mikroba
tanah sebagai indikator kualitas tanah (Saraswati & Sumarno,
2008).
40
Gambar 3 Skema Biostimulan Biokonversi Kompos dari Bahan
Organik
Sumber: Huang et al., (2021)
41
abiotik dengan melepaskan asam organik dan enzim. Jamur
mikoriza arbuskular dapat membentuk hubungan simbiosis
dengan akar tanaman (Huang et al., 2021).
42
Selain AMF terdapat jamur endofit lainnya seperti
Trichoderma spp.
43
sehingga meningkatkan biomassa tanaman (Nawfetrias,et.al.,
2020).
44
Berkaitan dengan penggunaan biostimulan pertanian,
terdapat dua jenis yang berkaitan dengan taksonomi, fungsi
dan ekologinya, yaitu :
45
pembesaran sel selama fase vegetatif. Azotobacter yang
disiramkan ke tanah dapat menurunkan penggunaan pupuk
NPK 25-50% tanpa mengurangi hasil dan mengurangi
penyakit rebah semai (Hindersah, et.al., 2018).
3.1.6 Betain
Betain sebagai senyawa biostimulan alami tumbuhan
yang dapat digunakan baik secara langsung maupun sebagai
bahan tambahan pupuk yang berfungsi dalam menstabilkan
enzim dan struktur protein yang dapat melindungi lipid dan
membran sehingga meningkatkan toleransi terhadap tekanan
lingkungan, salinitas, kekeringan dan tekanan oksidatif.
Betain dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme. Tanaman jeruk, alfalfa, gandum,
bayam menunjukkan kadar glisin betain yang tinggi (Huang
et al., 2021).
46
BAB IV
47
Biostimulan memiliki peran ganda yaitu dapat digunakan
sebagai substrat pertumbuhan dan memperbaiki kondisi tanah
agar tanaman dapat terhindar dari kekurangan nutrisi dan
pengaruh stress abiotik. Penggunaan biostimulan berpengaruh
langsung (metabolisme tanaman) dan tidak langsung
(meningkatkan kesuburan tanah) (Duan-yin et al., 2016).
48
Biostimulan meningkatkan kandungan mineral tanah,
mengurangi pemadatan tanah, meningkatkan retensi air dan
stabilitas agregat, menyediakan relung yang memadai untuk
perkembangan mikroba. Dan pada saat yang bersamaan bahan
humat merangsang pertumbuhan akar dan memperluas
jangkauan akar untuk mendapatkan nutrisi (Duan-yin et al.,
2016).
49
Tabel 2 pH tanah, C-Organik dan K-dd Tanah setelah Aplikasi
Sabut Kelapa dan Pupuk Kandang Ayam
K-dd
pH C-Organik Tanah
Perlakuan
Tanah (%) (me/100 g
tanah)
Kontrol 6,37 1,56 1,42
POC sabut kelapa 0 5,18 2,03 2,87
ml/plot+Pukang Ayam 10
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 0 5,70 2,37 4,52
ml/plot+Pukang Ayam 20
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 0 5,68 2,49 5,39
ml/plot+Pukang Ayam 30
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 100 5,08 1,48 1,30
ml/plot+Pukang Ayam 0
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 100 5,11 1,77 2,45
ml/plot+Pukang Ayam 10
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 100 5,45 2,20 4,46
ml/plot+Pukang Ayam 20
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 100 5,71 2,40 5,20
ml/plot+Pukang Ayam 30
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 200 5,25 1,52 1,38
ml/plot+Pukang Ayam 0
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 200 5,08 1,77 2,48
ml/plot+Pukang Ayam 10
50
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 200 5,50 2,24 4,44
ml/plot+Pukang Ayam 20
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 200 5,67 2,37 5,42
ml/plot+Pukang Ayam 30
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 300 5,36 1,49 1,41
ml/plot+Pukang Ayam 0
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 300 5,52 1,86 3,25
ml/plot+Pukang Ayam 10
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 300 5,30 2,15 4,50
ml/plot+Pukang Ayam 20
ton.haˉ¹
POC sabut kelapa 300 5,99 2,18 6,20
ml/plot+Pukang Ayam 30
ton.haˉ¹
Sumber: (Wijaya et al., 2017).
Aplikasi pupuk kandang ayam dan POC sabut kelapa
berpengaruh nyata terhadap pH tanah. Hal ini disebabkan karena
pupuk kandang ayam mengandung asam humat, karboksil dan
fenol yang dapat mengikat sumber kemasaman tanah seperti Al
dan Fe sehingga dapat mengurangi tingkat kemasaman tanah.
Meningkatkan C-Organik tanah akibat meningkatnya aktivitas
mikroorganisme tanah yang menyebabkan dekomposisi bahan
organik meningkat yang akhirnya meningkatkan kadar karbon.
Selain itu meningkatkan kapasitas tukar kation (Wijaya et al.,
2017).
51
4.2 Biostimulan untuk Tanaman
Biostimulan memiliki multifungsi bagi tanaman yaitu
dapat menjadi penyedia unsur hara, meningkatkan ketersediaan
unsur hara, pengontrol organisme pengganggu tanaman,
pengurai bahan organik, pembentuk humus dan perombak
persenyawaan kimia. Formulasi biostimulan merupakan
konsorsium atau gabungan bakteri Bacillus spp. Dari berbagai
biovar atau strain yang dapat berfungsi sebagai bakteri
pemfiksasi nitrogen non simbiosis, pelarut posfat, produksi
hormon IAA dan giberellin, produksi siderofor dan HCN
(Saban, Kesaulya, & Nendissa, 2018).
52
4.2.1 Pemacu Pertumbuhan Tanaman
53
Gambar 5 Mekanisme Kerja Biostimulan yang Diekstrakdari
Tumbuhan
Sumber : (Zulfiqar, Casadesús, Brockman, & Munné-Bosch,
2020)
4.2.2 Pertahanan terhadap Tekanan Abiotik
54
Cekaman atau stress pada tumbuhan diartikan sebagai
kondisi lingkungan atau faktor luar yang memberikan
pengaruh buruk dan mempengaruhi kelangsungan hidup
tanaman. Pengaruh buruk dari lingkungan dapat mengganggu
proses fisiologi tanaman yang pada akhirnya dapat
menurunkan hasil. Pengaruh cekaman dapat dibagi atas dua
yaitu biotik dan abiotik. Cekaman biotik dapat dipengaruhi
oleh kompetisi antar spesies dan herbivora. Sedangkan
cekaman abiotik terdiridari suhu, air, vahaya, salinitas dan
unsur hara. Biostimulan berperan sebagai pemicu pertahanan
alami tanaman.
55
Dan apabila factor cekaman meningkat atau terus
berlangsung dalam waktu yang lama maka akan tercapai fase
kelelahan yaitu saat fungsi organ sangat menyimpang dari
keadaan normal dan hal ini dapat menyebabkan kematian.
56
pertumbuhan
tanaman dan Na+,
mempengaruhi
fitohormon
endogen dalam
stres garam
Asam Humik Stylosanthes Efek pestisida,
guianensis peningkatan total
luas akar, jumlah
akar lateral,
panjang akar dan
kerapatan akar
Tidak ditentukan Brokoli Meningkatkan
index vigor
Zat humik Bawang putih Meningkatkan
produksi dan
kualitas buah
Tidak ditentukan Lada manis Meningkatkan
produksi buah
Humik dan asam Rami Merangsangperkec
fulvat ambahan benih,
hipokotil dan
pertumbuhan
radikula,
peningkatan
57
kandungan klorofil
Zat humik Selada Mempersingkat
siklus produksi
selada,
meningkatkan
hasil, protein,
penyerapan nitrat,
stimulasi nitrat
reduktase dan
fenilalanin daun
selada
Asam humik Jagung Induksi akar
lateral
Campuran Tomat dan Mempercepat
Selada perkecambahan
benih dan
pertumbuhan
sayuran
Asam humik Tomat Pertambahan
tinggi tanaman,
luas daun, berat
kering,
peningkatan
penyerapan hara
makro dan mikro
Sumber : (Huang et al., 2021)
58
a. Cekaman Kekeringan
59
menyebabkan penurunan laju fotosintesis. Terdapat 5
kemungkinan yang terjadi akibat cekaman air yaitu :
b. Cekaman Salinitas
60
tanah.Dalam hal seperti ini tumbuhan menghadapi dua
masalah yaitu bagaimana memperoleh air dari tanah yang
potensial airnya negative dan bagaimana mengatasi
konsentrasi tinggi pada ion natrium, karbonat dan klorida
yang kemungkinan beracun.
61
Salinitas merupakan faktor penting dalam indikator
kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Untuk mengatasi
masalah salinitas tanah maka perlu adanya pemberian bahan
pembenah tanah yang berasal dari bahan organik.Bahan
organik pembenah tanah dapat digunakan dari tumbuhan
akuatik (air tawar, air payau dan air laut). Namun
berdasarkan hasil penelitian pH bahan pembenah tanah dari
air tawar lebih rendah yaitu rata-rata 5,2 sedangkan yang
beraasal dari tumbuhan air payau dan air laut pH sebesar 7.
Dan tingkat salinitas tumbuhan air payau lebih tinggi
dibandingkan dengan tumbuhan air tawar (Izzati, 2016).
62
jaringan namun juga berpegaruh pada perkecambahan biji,
awal pembungaan dan induksi atau berakhirnya dormansi
pada tanaman tahunan. Respon tanaman tersebut sering
dipengaruhi oleh factor lingkungan yang lainnya selain suhu
antara lain tingkat cahaya, lama cahaya dan kelembaban.
63
d. Cekaman Suhu Rendah
Cekaman temperatur rendah atau stres dingin
merupakan salah satu faktor pembatas pada tumbuhan.
Tumbuhan yang berasal dari daerah tropis lebih rentan
terhadap suhu dingin.
64
dan buah gugur sebelum waktunya. Menurunnya konsentrasi
sitokinin endogen menghambat proses pembelahan sel dan
aliran nutrisi ke dalam endosperm sehingga pertumbuhan biji
terhambat(Kasi, 2013)
65
Pencemaran logam berat pada lahan pertanian dapat
terserap oleh tanaman dan terakumulasi di bagian akar, daun,
buah dan biji. Akumulasi logam berat pada tanaman
menghambat penyerapan unsur hara, distribusi fotosintat,
aktivitas enzim dan laju fotosintesis. Konsumsi produk
tanaman yang tercemar logam berat menyebabkan akumulasi
dalam organ tubuh sehingga berpotensi menimbulkan
berbagai jenis penyakit (Sutrisno & Kuntyastuti, 2015).
66
berdasarkan peran dan fungsinya terdiri atas produsen,
konsumen dan dekomposer.
67
dengan meningkatkan kelarutannya. Sehingga dapat
mengurangi efek ketergantungan terhadap penggunaan pupuk
dan pestisida kimia (Ben Mrid et al., 2021). Modulasi
perilaku bakteri memiliki potensi luar biasa untuk pengadaan
nutrisi bagi tanaman.
a. Fiksasi Nitrogen
68
yang diberikan secara efektif diserap oleh tanaman dan
sisanya hilang melalui penguapan atau pencucian yang
selanjutnya mencemari lingkungan (Mekonnen & Kibret,
2021).
69
b. Pelarut Posfat
c. Kalium
70
yang dapat melarutkan kalium melalui sekresi asam
anorganik. Bakteri yang dapat melarutkan kalium yaitu
Bacillus edaphicus, Acidothiobacillus sp, Ferrooxidan sp,
Pseudomonas sp, Bacillus mucilaginosus, dikenal sebagai
bakteri yang melepaskan kalium menjadi tersedia bagi
tanaman. Biostimulator dapat menggantikan pupuk
konvensional (Hamid et al., 2021).
71
4.2.5 Stimulasi Fitohormon
72
fotosintesis (Hamid et al., 2021).IAA mengatur pertumbuhan
dan perkembangan tanaman melalui siklus tumbuhan dari
pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel, inisiasi
pembentukan akar, dominasi apikal, pembungaan dan
pematangan buah (Widyati, 2016). Penggunaan biostimulan
merangsang akumulasi ABA, prolin, total fenol, karbohidrat
terlarut dan aktivitas enzim antioksidan. Acinetobacter,
Pseudomonas, Rhizobium, Azospirillum, Bacillus dan
Klebsiella adalah genus yang paling umum dari bakteri yang
terlibat dalam biosintesis IAA di rizosfer (Irani et al., 2021).
73
Etilen adalah fitohormon utama yang memiliki
jangkaun luas fungsi biologis termasuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Berperan dalam inisiasi akar,
pemanjangan akar, menghambat kelayuan, meningkatkan
pematangan buah, merangsang perkecambahan biji dan
mengaktifkan produksi hormon tanaman lainnya. Bakteri
yang berperan dalam produksi etilen adalah Pseudomonas,
Bacillus, Acinetobacter, Azospirillum, Achromobacter,
Enterobacter, Burkholderia, Agrobacterium, Alcaligenes,
Rhizobium, dan Serratia.
Sitokinin adalah kelas fitohormon yang berperan dalam
pembelahan sel, pembesaran sel dan perluasan jaringan pada
tanaman. Tanaman respon terhadap aplikasi sitokinin
eksogen dalam perkecambahan biji, pelepasan tunas dari
dominansi apikal, stimulasi pemuaian daun perkembangan
reproduktif, penundaan penuaan, peningkatan pembelahan
sel, peningkatan perkembangan akar, penghambatan
pemanjangan akar, inisiasi tunas atau respon fisiolig lainnya.
Bakteri yang berperan dalam produksi sitokinin yaitu
Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter, Achromobacter,
Bacillus, Paenibacillus, Azotobacter, Agrobacterium,
Azozpirillum, Flavobacterium dan Arthrobacterdalam
regulasi pertumbuhan tanaman (Mekonnen & Kibret, 2021).
74
4.2.6 Peningkatan Kualitas Tanaman dan Hasil dengan
Bakteri Biostimulan
75
Hasil penelitian Saban; Kesaulya & Nendissa (2018),
yang menggunakan biostimulan dari Bacillus spp. Dalam
bentuk padat dan cair yang dipalikasi pada tanaman sawi
dapat dilihat pada Tabel 4.
76
4.2.7 Produksi Antibiotik
77
4.2.8 Produksi Senyawa Volatil
78
Produksi HCN sangat penting untuk memacu
pertumbuhan tanaman. Hidrogen sianida sering digunakan
sebagai agen biokontrol di sistem produksi pertanian
berdasarkan toksisitas yang signifikan terhadap patogen
tanaman, chelating ion logam dan juga secara tidak langsung
terlibat dalam ketersediaan fosfat. Hidrogen sianida dapat
dihasilkan oleh bakteri, jamur, tanaman dan ganggang.
Bakteri yang melepaskan HCN yaitu Aeromonas,
Pseudomonas, Bacillus dan Enterobacter (Mekonnen &
Kibret, 2021).
79
Bradyrhizobium, Bacillus, Enterobacter dan Rhizobium
(Mekonnen & Kibret, 2021).
80
BAB V MANFAAT BIOSTIMULAN
81
Fungsi biostimulan secara fisiologis beragam sesuai yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Fungsi biostimulan
dalam bidang pertanian yaitu peningkatan toleransi terhadap
cekaman abiotik, peningkatan efisiensi penggunaan hara dan
lain-lain. Dengan berbagai fungsi tersebut, maka biostimulan
dapat memberikan berbagai macam manfaat secara ekonomi dan
lingkungan. Peningkatan produksi, penghematan pupuk,
peningkatan kualitas dan pelestarian ekosistem. Beberapa
manfaat dari biostimulan dapat dilihat pada Tabel 5.
Plant
Protein Growth
Humic Seaweed Glycine
Hydrolysa Promoting
Acids Extracts Betaine
te Rhizobact
eria
Cellular Activate Ascophyll Enzymatic Protects Azospirillu
mechani plasma um hydrolysat photosyste m
sm membrane nodosum e from m II against brasilense
(i.e. proton- extracts alfalfa salt- releases
interactio pumping stimulate (Medicaco induced auxins and
n with ATPases, expression sativa) photodamag activates
cellular promote of genes stimulates e in auxin-
compone cell wall encoding phenylalan quinoa signalling
nts and loosening transporters ine (Shabala et pathways
processe and cell of ammonia- al., 2012 ), involved
s) elongation micronut lyase likely via in root
in rien ts (e.g. (PAL) activation morphoge
maize Cu, Fe, Zn) enzyme of scaven nesis in
roots (Zea in oilsee d and gene gers of winter
82
mays) rape expression reactive wheat
(Jindo et (Brassica , and oxygen (Triticum
al., 2012) napus) (Bill production (Chen & M aestivum)
Physiologi ard et al., of urata , (Dobb
cal 201 4) flavonoids 2011) elaere et
under salt al., 1999)
stress
(Ertani et
al., 2013 )
Physiolo Increased Increased Protection Maintenanc Increased
gical linear tissue by e of leaf lateral root
function growth of concen flavonoids photosynthe den sity
(i.e. roots, root trations and against tic and
action on biomass root to UV and activity surface of
whole- shoot oxidative under salt root hairs
plant transport of damage stress
processe micronutrie (Huang et
s nts al., 2010)
Agricult Increased Impr oved Increased Increased Increased
ural/hor root mineral crop crop root
ticultura foraging composition tolerance tolerance to foraging
l capacity, of plant to abiotic abiotic capacity,
function enhanced tissues (e.g. salt) (e.g. high enhanced
(i.e. nutrient stress salinity) nutrient
output use stress use
traits efficiency efficiency
relevant
for crop
performa
nce)
Economi Higher Enhanced Higher Higher crop Higher
c and crop yield, nut ritional crop yield yield under crop yield,
environ savings of value, under stress savings of
83
mental fertilisers ‘bioforti?ica stress conditions fertilisers
benefits and tion’ of conditions (e.g. high and
(i.e. reduced plant tiss (e.g. high salinity) reduced
changes losses to ues salinity) loss es to
in yield, the (increased the
products environme conten ts in environme
quality, nt S, Fe, Zn, nt
ecosyste Mg, Cu)
m
services)
Sumber: (du Jardin, 2015).
Produksi/Keuntungan Ekonomi
84
kadar antosianin.Biostimulan dapat mempengaruhi sifat kimia
buah dan sayuran yaitu keasaman dan kandungan vitamin
(Drobek & Fr, 2019). Manfaat ekonomi dan lingkungan
tergantung pada kebijakan pertanian dan lingkungan
Lingkungan
85
Gambar 11. Biostimulan dari Tumbuhan untuk Pertanian
Berkelanjutan
Sumber : (Zulfiqar et al., 2020)
86
BAB VI
87
Sifat, zat dan mikroorganisme yang terlibat dalam
biostimulan beragam. Zat dapat berupa senyawa tunggal
(contoh: glisin betain) atau kelompok senyawa yang berasal dari
alam yang komposisi dan komponen bioaktifnya tidak
sepenuhnya dicirikan (contoh: ekstrak rumput laut).
Biostimulan dapat diproduksi secara alami dari senyawa
organik, maupun dari senyawa anorganik atau sintetis. Mikroba
inokulan dapat mengandung strain tunggal atau campuran
mikroorganisme yang menunjukkan pengaruh aditif atau
sinergis (du Jardin, 2015).
1. Air Kelapa
88
Zeatin, glukosida dapat meningkatkan pembelahan dan
pemanjangan sel. Asam amino, gula dan vitamin dapat
meningkatkan metabolisme sel dan berperan sebagai energi,
enzim dan co-faktor. Kinetin berperan penting dalam
meningkatkan kandungan klorofil dalam daun sehingga memacu
aktivitas fotosintesis dan meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Auksin yang terkandung dalam air kelapa
dapat mendukung peningkatan permeabilias air ke dalam sel,
meningkatkan penyerapan unsur N, Mg, Fe, Cu serta dapat
meningkatkan tekanan osmotik, pengurangan tekanan pada
dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan
plastisitas dan pengembangan dinding sel (Mayura; Yudarfis;
Idris & Darwati, 2016).
89
Gambar 12. Daun Gamal
Sumber : koleksi Pribadi
90
ekstrak daun gamal dapat mengendalikan hama kutu putih kakao
dengan LC50 (Nukmal & Andriyani, 2017).
3. Daun Kelor
91
Gambar 13. Efek Biostimulan Ekstrak Daun Kelor dalam
Meningkatkan Toleransi Tekanan Abiotik
Sumber : (Zulfiqar et al., 2020)
92
Tithonia
Tithonia diversifolia termasuk ke dalam family
Asteraceae, tumbuh pada tanah yang kurang subur seperti di
lereng tebing, pinggir jalan dan tumbuh sebagai gulma. Tithonia
diversifolia sebagai sumber pupuk organik memiliki kandungan
nutrisi yang tinggi yaitu 3,5% N, 0,37% P dan 4,1% K.
Molase
Molase merupakan limbah dari agroindustri yang kaya
karbon merupakan produk sampingan berwarna gelap, manis
berasal dari ekstraksi gula mengandung vitamin dan mineral.
Sumber karbon penting untuk pertumbuhan mikroba
(Phibunwatthanawong & Riddech, 2019). Molase adalah
produk gula tebu setelah melalui kristalisasi. Kandungan gula
45-45% dengan nnilai pH 5,5-6,5. Sukrosa 300-40%, glukosa 4-
9%, fruktosa 5-12%, nitrogen 2-6% (Suryatmana; Putri;
Kamaluddin dan Setiawati, 2020). Jumlah nodul akar tanaman
kedlai dan produksi biji kedelai dengan penggunaan molase, air
kelapa dan dedak dapat dilihat pada tabel 6.
Jumlah Bobot
Bobot Biji
Perlakuan Nodul per Biji
(g/tanaman)
Tanaman (ton/ha)
Molase 82 9,79 2,13
Air Kelapa 59 8,11 2,03
93
Dedak 65 7,80 1,95
Campuran (Molase, 87 7,26 1,82
air kelapa dan dedak)
Sumber :(Suryatmana; Putri; Kamaluddin dan Setiawati, 2020).
Kecambah/Tauge
Kecambah merupakan awal pertumbuhan biji suatu
tanaman. Proses tumbuhnya embrio dari biji disebut
perkecambahan. Dalam proses perkecambahan terjadi perubahan
morfologis, fisik, biologis dan biokimia berupa pemecahan
senyawa kimia menjadi lebih sederhana. Hormon pertumbuhan
alami akan muncul pada saat perkecambahan. Dalam kecambah
terdapat hormon pertumbuhan alami (fitohormon) yang
merupakan senyawa organik yang dalam konsentrasi rendah
akan berpengaruh pada proses fisioloogis tumbuhan baik dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang (Sunandar; Anggraeni;
Faizin & Ikhwan, 2017). Tauge mengandung hara makro dan
mikro serta fitohormon. Sesuai hasil penelitian (Nurhasanah,
2017), ekstrak tauge yang difermentasi selama 6 minggu dengan
penambahan gula, EM-4 dan aquades terdapat unsur hara makro
dan mikro seperti pada Tabel 7.
94
Tabel 7. Kadar Hara Makro dan Mikro Ekstrak Tauge setelah
Fermentasi 6 Minggu dengan Penambahan Gula, EM-4 dan
Aquades
95
Tabel 8. Kadar Fitohormon Ekstrak Tauge setelah Fermentasi 6
Minggu dengan Penambahan Gula, EM-4 dan Aquades
96
Hasil fermentasi 4 kg tauge, dosis 12 35,67 114,21
ml/l
Hasil fermentasi 4 kg tauge, dosis 24 40,67 133,54
ml/l
Hasil fermentasi 4 kg tauge, dosis 36 53,67 174,56
ml/l
Hasil fermentasi 6 kg tauge, dosis 12 49,67 157,04
ml/l
Hasil fermentasi 6 kg tauge, dosis 24 61,67 196,48
ml/l
Hasil fermentasi 6 kg tauge, dosis 36 71,67 229,33
ml/l
Sumber: (Nurhasanah, 2017)
97
Tabel 10. Tabel 10. Kandungan Fitohormon Ekstrak Kecambah
Kacang Hijau, Kacang Tunggak dan Kacang Tanah
98
tertentu. Pertambahan jumlah daun, diameter batang dan berat
tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi ekstrak tauge yang
diberikan sesuai hasil penelitian Pamungkas & Nopiyanto
(2020), yang digambarkan pada grafik.
10
8
6
4
2
0
0% 20% 40% 60% 80%
99
akan bekerja secara optimal, sedangkan pada konsentrasi yang
tinggi akan bersifat menghambat pertumbuhan (Pamungkas &
Nopiyanto, 2020).
Jeroan Ikan
Kandungan NPK jeroan ikan yang difermentasi sesuai
hasil penelitian Suartini, Abram, & Jura (2018), dapat dilihat
pada Tabel 11.
Kadar (%)
Sampel
N P K
5 Hari Fermentasi 2,49 1,41 1,33
10 Hari Fermentasi 3,74 3,16 1,48
Sumber: (Suartini et al., 2018)
100
tempat pengembangan, nutrisi yang tersedia, suhu dan salinitas
air (Suartini et al., 2018).
Sabut Kelapa
Sabut kelapa mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tanaman yaitu kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg),
natrium (Na) dan posfor (P). Sabut kelapa yang direndam akan
larut kandungan kalium dalam air rendaman (Wijaya et al.,
2017).
Dedak Padi
Dedak padi merupakan limbah beras yang mengandung
energi metabolis sebesar 2100 kkal kgˉ¹, Ca 0,07%, P tersedia
0,21%, Mg 0,22%, serat kasar 7,0-11,4%, karbohidrat 34,1-
52,3%, lemak 15,0-19,7%, protein 11,3-14,4% dan sebagai
sumber vitamin (Suryatmana; Putri; Kamaluddin dan Setiawati,
2020).
101
BAB VII
102
PGPR merupakan salah satu cara yang murah dan solusi
ramah lingkungan untuk meningkatkan pertumbuhan tahap awal
atau pertumbuhan primer. Penggunaan dari PGPR seperti
bakteri Pseudomonas spp., Bacillus spp., Azotobacter spp.,
Azospirillum spp. Sebagai bioinokulan untuk meningkatkan
toleransi terhadap tekanan, penyerapan nutrisi dan
perkecambahan biji. Secara umum, mikroorganisme tersebut
memiliki multi fungsi yaitu produksi zat pengatur tumbuh
seperti auksin, sitokinin, asam absisat dan giberelin serta sekresi
molekul efektor dan metabolit sekunder melalui modulasi
berbagai jalur (Mitra et al., 2021).
103
Gambar 16. Metode Priming Benih untuk Peningkatan
Perkecambahan Benih dan Perkembangan Tanaman Lebih Baik
Sumber : (Mitra et al., 2021)
104
daun tanaman untuk menggerakkan kemampuan bertahan secara
sistemik (Mitra et al., 2021).
105
Keberhasilan inokulan mikroba tergantung pada pemilihan
mikroba yang tepat, kemampuan adaptasi, umur simpan dan
lain-lain. Teknik pelapisan benih (priming) yang dikembangkan
atau distandarisasi untuk semua jenis tanaman agar hemat
waktu, hemat biaya dan terjangkau oleh semua petani (Mitra et
al., 2021).
Tantangan Biostimulan
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, H., Cahyarini, N. S., & Mahardhika, A. (2018).
Biostimulan Bioremediasi dari Limbah Organik Pasar
Sebagai Solusi Pencemaran Limbah Pertambangan
Minyak. Seminar Nasional Teknik Kimia Ecosmart 2018,
56–64. Semarang: UNS.
Ben Mrid, R., Benmrid, B., Hafsa, J., Boukcim, H., Sobeh, M.,
107
& Yasri, A. (2021). Secondary metabolites as biostimulant
and bioprotectant agents: A review. Science of the Total
Environment, 777, 146204.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.146204
108
lingkungan. Embryo, 6(1), 88–95.
109
sativus). Journal of Central European Agriculture, 21(1),
104–112. https://doi.org/10.5513/JCEA01/21.1.2121
110
Hamid, B., Zaman, M., Farooq, S., Fatima, S., Sayyed, R. Z.,
Baba, Z. A., … Suriani, N. L. (2021). Bacterial plant
biostimulants: A sustainable way towards improving
growth, productivity, and health of crops. Sustainability
(Switzerland), 13(5), 1–24.
https://doi.org/10.3390/su13052856
Huang, S., Zheng, X., Luo, L., Ni, Y., Yao, L., & Ni, W. (2021).
Biostimulants in bioconversion compost of organic waste:
A novel booster in sustainable agriculture. Journal of
Cleaner Production, 319(August), 128704.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.128704
111
Biostimulant-induced drought tolerance in grapevine is
associated with physiological and biochemical changes.
Chemical and Biological Technologies in Agriculture, 8(1),
1–13. https://doi.org/10.1186/s40538-020-00200-9
Martini, F., Beghini, G., Zanin, L., Varanini, Z., Zamboni, A., &
Ballottari, M. (2021). The potential use of Chlamydomonas
112
reinhardtii and Chlorella sorokiniana as biostimulants on
maize plants. Algal Research, 60, 102515.
https://doi.org/10.1016/j.algal.2021.102515
113
(2020). Hormon etilen dan auksin serta kaitannya dalam
pembentukan tomat tahan simpan dan tanpa biji. Kultivasi,
19(3), 1217–1222.
114
Benth) and mung bean (Vigna radiata). International
Journal of Recycling of Organic Waste in Agriculture, 8(3),
221–232. https://doi.org/10.1007/s40093-019-0245-y
115
https://taurus.ag/biostimulants-and-plant-hormones/
116
Activities. Eksakta, 13(1–2), 49–55.
117
leaves under organic and inorganic fertilization programs.
Chemical and Biological Technologies in Agriculture, 8(1),
1–8. https://doi.org/10.1186/s40538-021-00232-9
Suhandana, M., Pratama, G., Putri, R. M. S., Dwi, R., Studi, P.,
Hasil, T., … Riau, K. (2018). Komposisi Kimia Hidrolisat
Protein Jeroan Ikan dengan Konsep Autolisis
Menggunakan Enzim Internal pada Ikan. Teknologi Hasil
Perikanan, 7(2), 124–130.
118
Metabolit Sekunder pada Ekstrak Kecambah Kacang Hijau
, Kacang Tunggak , dan Kacang Tanah. Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi, 677–
683.
119
konsentrasi ekstrak kelor (Moringa oleifera L.) terhadap
pertumbuhan kubis singgalang (Brassica oleracea var.
capitata). Agricultural, 5(1), 20–29.
Van Oosten, M. J., Pepe, O., De Pascale, S., Silletti, S., &
Maggio, A. (2017). The role of biostimulants and
bioeffectors as alleviators of abiotic stress in crop plants.
Chemical and Biological Technologies in Agriculture, 4(1),
1–12. https://doi.org/10.1186/s40538-017-0089-5
120
Bekala. Agroekoteknologi, 5(2), 249–255.
121
TENTANG PENULIS
122