Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIC STROKE

Oleh :

Christiani Dayanastasia B Simanjuntak

(462017018)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2021
A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

Menurut Hartono, Puspitasari, & Adam (2019) stroke adalah suatu penyakit yang
sebagian besar gejala klinisnya berkembang dengan cepat dan mengganggu fungsi otak,
berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat menyebabkan kematian.

Adapun pengertian stroke yang dikemukakan oleh Permatasari (2020) yaitu suatu
kondisi yang terjadi ketika sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat gangguan
aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Aliran darah yang
terhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke otak juga terhenti, sehingga
sebagian otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain itu, Budi, Bahar, & Sasmita (2019) mengatakan bahwa stroke adalah
ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan
kenormalan aliran darah ke otak.

Dari ketiga pengertian stroke diatas, dapat disimpulkan bahwa stroke adalah suatu
kondisi berubahnya fungsi otak karena adanya hambatan atau pecahnya pembuluh darah.
Tanpa adanya suplai darah dan oksigen yang cukup, sel-sel dari bagian otak yang
terserang mulai mengalami kematian. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
kemampuan pasien untuk berfungsi secara normal.

2. Klasifikasi

Stroke dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik diantaranya stroke trombolik dan embolik (Budi, Bahar, & Sasmita,
2019).

a. Stroke Iskemik (Non Hemoragic)


Stroke Non Hemoragic adalah stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan
pembuluh darah diotak oleh thrombosis maupun emboli sehingga suplai glukosa dan
oksigen ke otak berkurang dan terjadilah kematian sel atau jaringan otak yang
disuplai (Kesuma, Dharmawan, & Fatmawati, 2019).
b. Stroke Hemoragik
Menurut Soewarno & Annisa (2017), Stroke Hemoragik adalah kondisi medis yang
ditandai dengan pecahnya satu atau lebih pembuluh darah di dalam otak. Darah
keluar melalui pembuluh yang pecah di sekeliling jaringan otak, akumulasi dan
menekan jaringan otak di sekitarnya. Gumpalan darah juga dapat terbentuk dan
menghentikan suplai darah ke jaringan otak lainnya. Terdapat dua tipe stroke
hemoragik tergantung dari lokasi dimana pembuluh darah tersebut pecah: Stroke
hemoragik intraserebral (perdarahan di dalam otak) dan stroke perdarahan
subaraknoid (perdarahan di daerah antara otak dan lapisan tipis yang melapisi otak).

3. Etiologi
Stroke Iskemik/Non Hemoragic disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah
akibat penyakit tertentu seperti aterosklerosis, arteritis, trombus dan embolus (yaitu
karena emboli yang pada umumnya berasal dari jantung). Faktor risiko terjadinya stoke
non hemoragik, antara lain hipertensi, diabetes mellitus (DM), hiperkolesterol, merokok,
komsumsi alkohol, Atrial fibrillation dan faktor risiko lainnya seperti Obesitas, aktifitas
fisik, penggunaan obat terlarang dan penggunaan kontrasepsi oral. Selain itu, penyebab
stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Beberapa faktor yang
dapat menjadi pemicunya, antara lain adalah: Tekanan darah tinggi (hipertensi) (Hartono,
Puspitasari, & Adam, 2019).

4. Manifestasi Klinik

Menurut Indrawati, Sari, & Dewi (2016), gejala dan tanda stroke sering muncul
secara tiba-tiba dan cepat. Oleh karena itu penting mengenali tanda-tanda atau gejala
stroke. Beberapa gejala stroke antara lain sebagai berikut :

a. Nyeri kepala hebat secara tiba-tiba


b. Sulit menelan
c. Pusing, yakni merasa benda-benda disekitarnya berputar atau merasa goyang bila
bergerak atau biasanya disertai mual dan muntah
d. Bingung, terjadi gangguan orientasi ruang, waktu atau personal
e. Pengelihatan kabur atau ketajaman pengelihatan menurun, bisa pada salah satu mata
ataupun kedua mata
f. Kesulitan bicara secara tiba-tiba, mulut terlihat tertarik ke satu sisi atau “perot”
g. Kehilangan keseimbangan, limbung, atau jatuh
h. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
i. Kelemahan otot-otot pada satu sisi tubuh.

5. Pohon Masalah/Pathway
a. Stroke Non Hemorragic
Trombosis
Embolisme Hipoksia : Hipertensi,
penyakit jantung,
obesitas, merokok
Terjadinya penyumbatan aliran darah Emboliesme
ke otak oleh thrombosis yang berjalan menuju
berkembang menjadi Antherosklerosis otak melalui arteri Penimbunan lemak
pada dinding pembuluh darah karotis atau kolestrol

Arteri Tersumbat Terjadi bekuan darah Pembuluh darah menjadi


arteri kaku/tersumbat

Berkurangnya darah ke Pecahnya pembuluh


area Trombus darah

Terjadi iskemik dan infark pada jaringan

Stroke Non Hemoragik

Disfungsi N.XI Kerusakan


neurocerebrospinal Penurunan fungsi N.X
N.VII, N.IX N.IX
Penurunan fungsi
motoric dan
muskuloskeletal Control otot vasila
dan oral menjadi Proses menelan
lemah tidak efektif
Kelemahan pada
satu/keempat
anggota gerak Ketidak mampuan
refluks
bicara
Hemiparase/plegi
kanan/kiri Kerusakan articular, Disfagia
tidak dapat bebicara

Gangguan
mobilisasi fisik Gangguan Gangguan menelan
komunikasi verbal
Deficit nutrisi

b. Stroke Hemoragik
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan (Wijaya & Putri, 2013)
Penatalaksanaan klien pada fase awal serangan 42-72 jam pertama :
1) Mempertahankan klien cukup oksigen
2) Membersihkan lendir dari jalan nafas klien
3) Memonitor/pantau fungsi nafas klien
4) Mengkaji tingkat kesadaran klien
5) Melakukan penilaian kemampuan menelan

Penatalaksanaan klien stroke setelah melewati masa kritis :

1) Tata ruang : meletakkan benda-benda yang klien butuhkan didekatnya


2) Meletakkan pasien pada posisi kepala ditinggikan 15-30º
3) Mengatur posisi tempat tidur datar
4) Merubah posisi tubuh klien 1 kali 2 jam, miringkan kekiri dan kekanan
5) Melakukan perawatan kebersihan badan, perawatan kulit, kebersihan mata
6) Melakuan latihan gerak tubuh dan sendi pada pasien
7) Melatih klien untuk berbicara

Penatalaksanaan klien stroke pada fase rehabilitasi (penyembuhan):

1) Rutin melakukan latihan gerak/ROM


2) Melatih klien melakukan aktifitas ringan seperti : memakai baju
3) Melakukan latihan berbicara
4) Keluarga memberikan motivasi pada klien untuk sembuh

Pengaturan makanan sehat untuk pasien stroke :

1) Menganjurkan pasien minum banyak air putih minimal 8 gelas/hari


2) Menghindari minum kopi dan alcohol
3) Menganjurkan menghindari memakan makanan yang mengandung banyak gula
4) Menganjurkan menghindari makanan yang banyak lemak,
5) Menganjurkan klien banyak makan buah, banyak makan sayur, rendah garam
6) Pada dasarnya makanan dapat diberikan sesuai dengan kondisi klien. Makanan
klien stroke dapat diberikan dalam 3 bentuk : pada diblender dan makanan cair .
b. Penatalaksanaan Medis
1) Non pembedahan
a. Terapi antikoagulan, kontraindikasi pemberian terapi antikoagulan pada klien
dengan riwayat ulkus, aritmia dan kegagalan hepar. Sodium heparin diberikan
secara subkutan atau melalui IV drip.
b. Phenytonin (Dilantin) dapat digunakan untuk mencegah kejang.
c. Enteris-coated, misalnya aspirin dapat digunakan untuk lebih dulu
menghancurkan trombotik dan embolik.
d. Epsilon-aminocaproic acid (Amicar) dapat digunakan untuk menstabilkan
bekuan diatas anuarisma yang ruptur.
e. Calcium channel blocker (Nimodipine) dapat diberikan untuk mengatasi
vasospasme pembuluh darah.
2) Pembedahan
a. Karotid endarteretomi untuk mengangkat plaque atherosclerosis
b. Superior temporal arteri-middle serebra arteri anatomisis dengan melalui
daerah yang tersumbat dan menetapkan kembali aliran darah pada daerah
yang dipengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, H., Bahar, I., & Sasmita, H. (2020). Faktor Risiko Stroke Pada Usia Produktif Di Rumah
Sakit Stroke Nasional (Rssn) Bukit Tinggi. Jurnal Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (JPPNI), 3(3), 129. https://doi.org/10.32419/jppni.v3i3.163

Hartono, E., Puspitasari, M., & Adam, O. (2019). Gambaran Tekanan Darah Pada Pasien Stroke
Hemoragik Dengan Diabetes Melitus Dan Non Diabetes Melitus Di Bagian Saraf
Rumkital Dr.Ramelan Surabaya. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Indrawati, L., Sari, W., & Dewi, C. S. (2016). Care Yourself STROKE cegah dan obati sendiri.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Permatasari, N. (2020). Perbandingan Stroke Non Hemoragik dengan Gangguan Motorik Pasien
Memiliki Faktor Resiko Diabetes Melitus dan Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11(1), 298–304. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.273

Soewarno Soegimin Ardi dan Yunia Annisa. (2017). Pengaruh Hipertensi Terhadap Terjadinya
Stroke Hemoragik Berdasarkan Hasil CT-scan Kepala di Instalasi Radiologi RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu Ilmu Kesehatan, 15(1), 39–46.

Sultradewi Kesuma, N. M. T., Krismashogi Dharmawan, D., & Fatmawati, H. (2019). Gambaran
faktor risiko dan tingkat risiko stroke iskemik berdasarkan stroke risk scorecard di RSUD
Klungkung. Intisari Sains Medis, 10(3), 720–729. https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.397

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai