Anda di halaman 1dari 1

Abstrak

Di Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia. Animo masyarakat untuk berangkat
ke tanah suci sangatlah tinggi, padahal Ongkos Naik Haji (ONH) tidaklah murah. Menurut
Kementerian Agama Republik Indonesia data Ongkos Naik Haji (ONH) di Indonesia dari tahun 2000
sampai 2020 berkisar antara 18 hingga 35 juta rupiah. Dilain pihak,Data dari Kementerian Agama
Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, lama waktu
tunggu keberangkatan haji bisa mencapai 46 tahun. Saat ini ada banyak lembaga keuangan bank
maupun non bank yang menawarkan pembiayaan haji untuk membantu masyarakat Indonesia yang
ingin menunaikan ibadah haji. akan tetapi saya lebih tertarik pada lembaga keuangan bukan bank
yang berbentuk syariah yang menyediakan pembiayaan arrum haji yaitu PT. Pegadaian (Persero)
Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kota Lumajang. Karena didorong rasa penasaran saya yang sangat
besar, akhirnya membawa saya masuk dalam penelitian ini dengan tujuan karena saya ingin
mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan produk arrum haji di PT Pegadaian (Persero) Unit
Pelayanan Syariah (UPS) Kota Lumajang. Dalam penulisan Artikel pengabdian masyarakat ini saya
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan
lapangan serta penelitian kepustakaan.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme
pembiayaan Arrum Haji di PT. Pegadaian Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kota Lumajang yaitu
pemberian pinjaman sebesar Rp 25.000.000 untuk mendapatkan nomor porsi haji dengan
pengikatan jaminan berupa emas (emas batangan senilai 3,5 gram/tabungan emas senilai 3,5
gram/emas perhiasan senilai 7 gram). Dan dalam penerapan pembiayaan arrum Haji pada PT.
Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kota Lumajang tidak terhindar dari kemungkinan
terjadinya pembiayaan bermasalah. Dari tahun 2018-2022 dari 17 total nasabah terdapat 10
nasabah pembiayaan Arrum Haji yang bermasalah . Untuk menyelesaikan pembiayaan Arrum Haji
yang bermasalah tersebut PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kota Lumajang
melakukan berbagai upaya, diantaranya: Menghubungi nasabah melalui telepon untuk
mengingatkan bahwa angsuran produk arrum hajinya telah jatuh tempo, pemberian surat
peringatan maksimal 3 kali, jika tidak dilakukan pelunasan maka dilakukan pembatalan ke
Departemen Agama dan selanjutnya mengklaim ke pihak asuransi, dan apabila uangnya tidak cukup
untuk melakukan pelunasan maka cara terakhir yaitu dengan mengeksekusi jaminan.

Kata Kunci : Pembiayaan, Arrum Haji, Pegadaian Syariah

Anda mungkin juga menyukai