Disusun Oleh:
Kelompok 1
2022
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini dapat bermanfaat pembaca dan untuk kami sendiri
khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Etika..........................................................................................3
C. Ruang lingkup..............................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya etika adalah suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
seorang calon pendidik sebelum mendidik yaitu belajar etika atau adab,
banyak sekali atsar yang menjelaskan bahwa para salaful ummah mengatakan
“belajar adab kemudian belajar ilmu" hal ini menuturkan pentingnya etika
dalam belajar dan mengajar. Kelompok profesional merupakan kelompok
yang berkeahlian dan berkemah yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang menerapkan semua
keahlian dan kemahiran yang hanya dapat dikontrol dan dinilai dari rekan
sejawat, sesama profesi sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari etika?
2. Bagaimana penjelasan dari Profesi Keguruan?
3. Bagaimana Ruang lingkup etika profesi keguruan?
4. Apa saja manfaat dan tujuan dari etika profesi keguruan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika
2. Untuk mengetahui profesi keguruan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Etika profesi keguruan
4. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan etika profesi keguruan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “ Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau kebiasaan kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan kutipan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya “ Mores ", yang
berarti juga kebiasaan kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.
Menurut para ahli, etika tidak adalah aturan perilaku, kebiasaan kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal
dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah
dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
• Drs. O.P. Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika Filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
Profesi keguruan terdiri atas dua kata, yaitu kata profesi dan keguruan Untuk
menjelaskan makna istilah ini secara harfiah, kita harus tahu terlebih dahulu makna
kata profesi dan keguruan. Secara harfiah, jika kita buka kamus, kata profesi
dimaknai sebagai pekerjaan. Namun, dalam kajian ini, bukan setiap pekerjaan dapat
disebut profesi, sebagaimana yang sering terdengar di masyarakat. Misalnya, ada
yang mengatakan si A berprofesi sebagai pemulung atau si B berprofesi sebagai
pembantu rumah tangga.
Dari kata profesi, dapat dibentuk kata profesional dan profesionalisme. Untuk
memantapkan pemahaman, mari kita ulas terlebih dahulu makna kata profesi,
profesional, dan profesionalisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disingkat KBBI
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997)
memaknai profesi sebagai pekerjaan yang yang dilandasi pendidikan keahlian
tertentu. Sementara itu, istilah profesional (kata sifat) diartikan sebagai sesuatu
yang bersangkutan dengan profesi.
Dari kedua pengertian ini, kita dapat mengatakan bahwa sebuah profesi
memerlukan persyaratan khusus bagi orang yang melakukannya, sedangkan orang
yang menggeluti sebuah profesi dapat disebut sebagai seorang profesional. Dengan
pengertian ini, pekerjaan yang disebut profesi hanya mungkin dikerjakan oleh orang
yang menguasai persyaratan tersebut.
Dengan perkataan lain, tidak sembarang orang dapat mengerjakan pekerjaan yang
disebut profesi. Berdasarkan pengertian sederhana tersebut, tidak sembarang
pekerjaan dapat disebut profesi dan tidak sembarang orang dapat disebut seorang
profesional. Selanjutnya, profesionalisme (kata benda) dimaknai sebagai mutu,
kualitas, atau tindak tanduk yang mencerminkan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Coba Anda pikirkan contoh-contoh pekerjaan yang dapat disebut
sebagaiprofesi.
Salah satu contoh adalah guru. Sejalan dengan pengertian profesi, untuk menjadi
guru, seseorang harus memiliki keahlian tertentu yang berkaitan dengan menjadi
guru. Contoh lain adalah profesi bidan, dokter, atau hakim yang semuanya
memerlukan keahlian khusus agar dapat melaksanakan tugas sebagai bidan, dokter,
atau hakim.
Kata kedua yang perlu kita kaji adalah keguruan yang berasal dari kata guru. Analog
dengan makna imbuhan ke-an, seperti dalam kata kesiswaan dan kebinekaan, yang
keduanya bermakna berkaitan dengan siswa atau bineka (perbedaan), keguruan
dapat kita maknai sebagai hal yang berkaitan dengan menjadi guru. Sehubungan
dengan itu, ilmu keguruan berarti ilmu yang berkaitan dengan menjadi guru.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi keguruan dapat dimaknai
sebagai ilmu yang mencakup berbagai hal atau aspek yang berkaitan dengan
pekerjaan sebagai guru yang profesional.
Sebagai payung dari berbagai mata kuliah, ruang lingkup profesi keguruan
cukup luas. Sebagian besar dari topik-topik dalam profesi keguruan akan
merupakan gambaran umum, sedangkan uraian lebih perinci akan dapat Anda
temukan dalam mata kuliah yang terkait. Namun demikian, ada beberapa topik
yang dibahas tuntas secara khusus dalam modul-modul tertentu dari mata
kuliah Profesi Keguruan ini.
Sesuai dengan tinjauan mata kuliah, ruang lingkup profesi keguruan secara
singkat sebagai berikut.
4. Topik berikut yang menjadi cakupan profesi keguruan adalah tugas guru dalam
pembelajaran yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai proses dan
hasil belajar siswa untuk tujuan perbaikan. Secara umum, garis besar atau inti dari
topik ini disajkan dalam Modul 4. Secara lebih perinci dan komprehensif, topik ini
dapat Anda temui minimal dalam tiga mata kuliah, yaitu perencanaan pembelajaran,
belajar dan pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Judul mata kuliah
mungkin bervariasi, tetapi inti dari mata kuliah tersebut akan memantapkan
penguasaan kompetensi Anda dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, serta menilai proses dan hasil belajar, di samping memanfaatkan
hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran.
5. Tugas utama guru berikutnya adalah pendidik sekaligus pembimbing. Meskipun
secara tegas tugas ini tidak dapat dipisahkan dari tugas sebagai pengajar karena di
dalam setiap tindakan mengajar juga tersirat
Etika profesi keguruan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa di Fakultas Tarbiyah, tujuannya adalah agar
mahasiswwa memiliki wawasan profesi keguruan dan berperilaku positif terhadap
profesi keguruan serta mampu menampilkan sebagai perilaku positif sebagai
calon guru dan ketika menjadi guru.
Diakui maupun tidak, tidak semua mahasiswa yang belajar memiliki niat ataupun
cita-cita untuk menjad guru. Sudah barang tentu hal itu mempengaruhi niatnya
untuk berprofesi sebagai guru. Berbagai hal yang dikaji dalam mata kuliah etika
profesi keguruan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi mereka untuk
memantapkan niat dalam menekuni bidang profesi keguruan.
Jika anda adalah seorang mahasiswa calon guru, coba amati apakah perilaku anda
sudah mencerminkan sebagi seorang guru ?. jika memang belum, dengan
mempelajari mata kuliah etika profesi keguruan ini maka anda akan mengetahui
seperti apakah perilaku yang harus ditampilkan oleh calon guru. Harapannya
pengetahuan tersebut kemudian dapat diaplikasikan oleh anda sehingga
tumbuhlah jiwa keguruan pada diri anda sebagai calon guru.
Profesi guru yang disiplin oleh mahasiswa pada dasarnya memiliki berbagai
harapan dan tantngan. Berbagai harapan dan tantangan tersebut dapat diketahui
oleh mahasiswa sebagai calon guru ketika mengkaji mata kuliah etika profesi
keguruan. Pengetahuan tentang harapan dan tantangan tersebut dapat dijadikan
sebagai modal bagi mereka untuk memposisikan dirinya sebagai apa kelak ketika
menjadi guru.
Perilaku positif yang ditampilkan oleh guru merupakan perwujudan dari nilai-nilai
tersebut dapat diketahui oleh dosen maupun mahasiswa ketika mengkaji mata
kuliah etika profesi keguruan. Tugas dosen adalah menanamkan nilai-nilai etika
profesi keguruan itu kepada mahasiswa sebagai calon guru.
Meskipun demikian, bukan berarti etika profesi keguruan tidak dipelajari oleh guru.
Guru harus tetap mempelajarinya dengan tujuan agar kemampuannya dalam
menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyarakat untuk kepentingan pendidikan semakin baik.
Mudahnya etika profesi keruan tetap dipelajari oleh guru dengan dengan tujuan
untuk meng-uprade kompetensinya, khususnya kompetensi pribadi dan kompetensi
socialnya.
Ada beberapa fungsi mempelajari etika profesi keguruan bagi guru yaitu :
1. Untuk memandu guru dalam mengetahui apakah selama ini perilakunya ketika
menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyarakat sudah sesuai dengan teori etika profesi keguruan atau
belum.
2. Untuk mencegah guru melakukan perilaku yang negative ketika menjalin relasi
dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali didik, rekan sejawat, dan masyarakat.
Profesi keguruan mempunyai dimensi yang sangat luas dan dalam, mulai dari
pemahaman secara mendalam tentang wawasan yang mendasari pergaulan
pendidikan antara guru-murid, penguasaan materi ajar sampai kepada kepada
pemahaman tentang latar keadaan (setting) di mana atau dalam lingkungan apa
tindakan pendidikan itu harus dilakukan. Peranan profesional guru dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “ Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau kebiasaan kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan kutipan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu
"Mos" dan dalam bentuk jamaknya “ Mores ", yang berarti juga kebiasaan
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Adapun Profesi
keguruan yaitu terdiri atas dua kata, yaitu kata profesi dan keguruan Untuk
menjelaskan makna istilah ini secara harfiah, kita harus tahu terlebih dahulu makna
kata profesi dan keguruan. Secara harfiah, jika kita buka kamus, kata profesi
dimaknai sebagai pekerjaan. Namun, dalam kajian ini, bukan setiap pekerjaan dapat
disebut profesi, sebagaimana yang sering terdengar di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Imron. (2018). Etika Profesi Keguruan. Jember: IAIN jember press
Satori, Djama’an. (2007). Profesi Keguruan Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka
Cipta.