Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA PROFESI KEGURUAN


Mata Kuliah : Pembelajaran Etika Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Patimah M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Putri Nahdiyah 2008107054

Syifa Maghfira Salsabila 20081044

Pipit Fitriya 2008107038

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI


CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat
waktu Makalah ini berjudul “Etika Profesi Keguruan .”

Makalah disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah


“Pembelajaran Etika Profesi Keguruan”. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Etika Profesi Keguruan dalam pembelajaran Etika
Profesi Keguruan bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Patimah M.Ag selaku Dosen


Pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Etika Profesi Keguruan. Kami ucapkan
terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat pembaca dan untuk kami sendiri
khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Etika..........................................................................................3

B. Pengertian Profesi Keguruan ....................................................................4

C. Ruang lingkup..............................................................................................5

D. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Etika Profesi Keguruan...................6

BAB III PENUTUP..............................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya etika adalah suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
seorang calon pendidik sebelum mendidik yaitu belajar etika atau adab,
banyak sekali atsar yang menjelaskan bahwa para salaful ummah mengatakan
“belajar adab kemudian belajar ilmu" hal ini menuturkan pentingnya etika
dalam belajar dan mengajar. Kelompok profesional merupakan kelompok
yang berkeahlian dan berkemah yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang menerapkan semua
keahlian dan kemahiran yang hanya dapat dikontrol dan dinilai dari rekan
sejawat, sesama profesi sendiri.

Profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,


bilamana dalam diri para elit profesi tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, semua
yang dikenal sebagai sebuah kepercayaan yang baik akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang tidak
pantas dengan nilai-nilai idealisme dan hanya akan berakhir dengan tidak
adanya lagi kepedulian maupun kepada para elit profesional ini yang
diberikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari etika?
2. Bagaimana penjelasan dari Profesi Keguruan?
3. Bagaimana Ruang lingkup etika profesi keguruan?
4. Apa saja manfaat dan tujuan dari etika profesi keguruan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika
2. Untuk mengetahui profesi keguruan
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Etika profesi keguruan
4. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan etika profesi keguruan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “ Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau kebiasaan kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan kutipan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya “ Mores ", yang
berarti juga kebiasaan kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.

Menurut para ahli, etika tidak adalah aturan perilaku, kebiasaan kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal
dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah
dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:

• Drs. O.P. Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika Filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.

• Drs. H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara


mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.
B. Pengertian Profesi Keguruan

Profesi keguruan terdiri atas dua kata, yaitu kata profesi dan keguruan Untuk
menjelaskan makna istilah ini secara harfiah, kita harus tahu terlebih dahulu makna
kata profesi dan keguruan. Secara harfiah, jika kita buka kamus, kata profesi
dimaknai sebagai pekerjaan. Namun, dalam kajian ini, bukan setiap pekerjaan dapat
disebut profesi, sebagaimana yang sering terdengar di masyarakat. Misalnya, ada
yang mengatakan si A berprofesi sebagai pemulung atau si B berprofesi sebagai
pembantu rumah tangga.

Dari kata profesi, dapat dibentuk kata profesional dan profesionalisme. Untuk
memantapkan pemahaman, mari kita ulas terlebih dahulu makna kata profesi,
profesional, dan profesionalisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disingkat KBBI
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997)
memaknai profesi sebagai pekerjaan yang yang dilandasi pendidikan keahlian
tertentu. Sementara itu, istilah profesional (kata sifat) diartikan sebagai sesuatu
yang bersangkutan dengan profesi.

Dari kedua pengertian ini, kita dapat mengatakan bahwa sebuah profesi
memerlukan persyaratan khusus bagi orang yang melakukannya, sedangkan orang
yang menggeluti sebuah profesi dapat disebut sebagai seorang profesional. Dengan
pengertian ini, pekerjaan yang disebut profesi hanya mungkin dikerjakan oleh orang
yang menguasai persyaratan tersebut.

Dengan perkataan lain, tidak sembarang orang dapat mengerjakan pekerjaan yang
disebut profesi. Berdasarkan pengertian sederhana tersebut, tidak sembarang
pekerjaan dapat disebut profesi dan tidak sembarang orang dapat disebut seorang
profesional. Selanjutnya, profesionalisme (kata benda) dimaknai sebagai mutu,
kualitas, atau tindak tanduk yang mencerminkan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Coba Anda pikirkan contoh-contoh pekerjaan yang dapat disebut
sebagaiprofesi.

Salah satu contoh adalah guru. Sejalan dengan pengertian profesi, untuk menjadi
guru, seseorang harus memiliki keahlian tertentu yang berkaitan dengan menjadi
guru. Contoh lain adalah profesi bidan, dokter, atau hakim yang semuanya
memerlukan keahlian khusus agar dapat melaksanakan tugas sebagai bidan, dokter,
atau hakim.

Kata kedua yang perlu kita kaji adalah keguruan yang berasal dari kata guru. Analog
dengan makna imbuhan ke-an, seperti dalam kata kesiswaan dan kebinekaan, yang
keduanya bermakna berkaitan dengan siswa atau bineka (perbedaan), keguruan
dapat kita maknai sebagai hal yang berkaitan dengan menjadi guru. Sehubungan
dengan itu, ilmu keguruan berarti ilmu yang berkaitan dengan menjadi guru.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi keguruan dapat dimaknai
sebagai ilmu yang mencakup berbagai hal atau aspek yang berkaitan dengan
pekerjaan sebagai guru yang profesional.

C. Ruang lingkup Profesi Keguruan

Sebagai payung dari berbagai mata kuliah, ruang lingkup profesi keguruan
cukup luas. Sebagian besar dari topik-topik dalam profesi keguruan akan
merupakan gambaran umum, sedangkan uraian lebih perinci akan dapat Anda
temukan dalam mata kuliah yang terkait. Namun demikian, ada beberapa topik
yang dibahas tuntas secara khusus dalam modul-modul tertentu dari mata
kuliah Profesi Keguruan ini.

Sesuai dengan tinjauan mata kuliah, ruang lingkup profesi keguruan secara
singkat sebagai berikut.

1. Hakikat profesi keguruan mencakup apa, mengapa, dan bagaimana profesi


keguruan. Secara perinci, cakupan hakikat profesi keguruan yang sedang Anda kaji
dalam Modul 1 ini terdiri atas dua kegiatan belajar, termasuk Kegiatan Belajar 2 ini.
Sebagaimana yang sudah disajikan dalam Kegiatan Belajar 1, hakikat profesi
keguruan mengandung konsep yang sangat esensial tentang sebuah profesi,
termasuk profesi sebagai guru. Uraian mengenai konsep esensial tersebut disajikan
secara lengkap karena dalam program pendidikan guru, tidak ada mata kuliah
tersendiri yang khusus membahas hakikat sebuah profesi.
2. Sebuah profesi mempersyaratkan keahlian tertentu untuk mengerjakannya.
Keahlian ini tecermin dalam standar kompetensi untuk setiap profesi. Dalam kaitan
ini, ruang lingkup profesi keguruan mencakup standar kompetensi guru secara utuh,
baik yang ditetapkan oleh undang-undang (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
UU Nomor 14 Tahun 2005, PP Nomor 19 Tahun 2005, dan Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007) ataupun yang dikembangkan berdasarkan kajian ilmiah (kajian
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi) melalui langkah-langkah yang
sistematis, seperti yang dikembangkan oleh Ditjen Dikti, dalam hal ini di bawah
koordinasi Direktorat Ketenagaan (Ditjen Dikti, 2006a; Ditjen Dikti, 2006b). Kajian
komprehensif mengenai standar kompetensi guru secara utuh dapat Anda temukan
dalam Modul 2 dan berbagai referensi yang dirujuk dalam Modul 2, tetapi tidak ada
mata kuliah khusus yang berjudul standar kompetensi guru.
3. Berdasarkan standar kompetensi yang telah dideskripsikan pada Modul 2, topik
berikut yang menjadi cakupan profesi keguruan adalah tugas dan peran guru secara
umum. Sebagaimana yang telah Anda pahami dan bahkan jalani, peran dan tugas
sebagai guru sangat berkaitan erat dengan pembelajaran, khususnya pembelajaran
yang mendidik. Oleh karena itu, berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik, dan sebagainya juga akan diulas secara umum dalam Modul 3.
Pendalaman mengenai materi ini, dapat Anda peroleh dalam mata kuliah lain yang
berkaitan dengan pembelajaran yang mendidik.

4. Topik berikut yang menjadi cakupan profesi keguruan adalah tugas guru dalam
pembelajaran yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian besar, yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai proses dan
hasil belajar siswa untuk tujuan perbaikan. Secara umum, garis besar atau inti dari
topik ini disajkan dalam Modul 4. Secara lebih perinci dan komprehensif, topik ini
dapat Anda temui minimal dalam tiga mata kuliah, yaitu perencanaan pembelajaran,
belajar dan pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Judul mata kuliah
mungkin bervariasi, tetapi inti dari mata kuliah tersebut akan memantapkan
penguasaan kompetensi Anda dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, serta menilai proses dan hasil belajar, di samping memanfaatkan
hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran.
5. Tugas utama guru berikutnya adalah pendidik sekaligus pembimbing. Meskipun
secara tegas tugas ini tidak dapat dipisahkan dari tugas sebagai pengajar karena di
dalam setiap tindakan mengajar juga tersirat

kegiatan mendidik dan membimbing,tugas sebagai pendidik/pembimbing diulas


secara detail dalam Modul 5. Hal ini disebabkan oleh luasnya cakupan tugas ini dan
perannya yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikan.
Oleh karena itu, setiap guru/calon guru diharapkan memahami cakupan tugasnya
secara komprehensif dan mampu menjalankan tugas sebagai pendidik/pembimbing
ini secara mantap. Secara lebih perinci, ruang lingkup sebagai guru meliputi
pemahaman yang komprehensif terhadap karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
memberikan bimbingan dan konseling bagi siswa yang memerlukannya, serta
memfasilitasi atau membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam Modul 5, berbagai tugas ini hanya akan diulas secara umum; sedangkan
secara detail dapat Anda kaji dalam berbagai mata kuliah yang relevan; misalnya
dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik, Bimbinganan, dan Konseling.
6. Ruang lingkup yang terakhir dari profesi keguruan berkaitan dengan kompetensi
meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Secara lengkap, kajian
mengenai peningkatan kemampuan profesional secara berkelanjutan disajikan
dalam Modul 6. Peningkatan kemampuan profesional secara berkelanjutan
mencakup berbagai upaya yang mewajibkan Anda bersentuhan dengan kode etik
guru, baik pemahaman yang benar tentang isi kode etik tersebut maupun
penerapannya dalam pelaksanaan tugas profesional sebagai guru, sebagaimana
yang diungkapkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Selanjutnya, ruang lingkup terakhir ini juga mencakup berbagai organisasi
profesi, khususnya yang berkaitan dengan profesi guru, serta berbagai upaya yang
dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan profesional secara
berkelanjutan, di samping menjunjung tinggi martabat profesi guru. Meskipun
topik/subtopik ini banyak disinggung dalam berbagai mata kuliah, tidak ada mata
kuliah khusus yang terkait dengan pengembangan kemampuan profesiona secara
berkelanjutan. Oleh karena itu, uraian mengenai topik yang terakhir ini, yang
tercantum pada Modul 6, dibuat secara perinci, komprehensif, dan lengkap dengan
contoh-contohnya.
Setelah menyimak ruang lingkup profesi keguruan secara utuh, Anda tentu sudah
mempunyai gambaran yang komprehensif tentang hakikat profesi keguruan.
Dengan demikian, diharapkan Anda menyadari benar betapa kompleksnya tuntutan
sebuah profesi sehingga kita tidak boleh menganggap pekerjaan sebagai guru itu
merupakan pekerjaan sambilan. Menjadi guru hendaknya dianggap merupakan
pekerjaan utama yang diawali dengan berbagai persiapan yang matang dan
pemenuhan berbagai persyaratan sebelum layak diangkat menjadi guru

D. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Etika Profesi Keguruan

 Tujuan dan Fungsi Mempelajari Etika Profesi Keguruan

Etika profesi keguruan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa di Fakultas Tarbiyah, tujuannya adalah agar
mahasiswwa memiliki wawasan profesi keguruan dan berperilaku positif terhadap
profesi keguruan serta mampu menampilkan sebagai perilaku positif sebagai
calon guru dan ketika menjadi guru.

Ada empat fungsi mempelajari etika profesi keguruan yaitu :


1. Untuk memantapkan niat mahasiswa dalam menekuni bidang profesi keguruan.

Diakui maupun tidak, tidak semua mahasiswa yang belajar memiliki niat ataupun
cita-cita untuk menjad guru. Sudah barang tentu hal itu mempengaruhi niatnya
untuk berprofesi sebagai guru. Berbagai hal yang dikaji dalam mata kuliah etika
profesi keguruan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi mereka untuk
memantapkan niat dalam menekuni bidang profesi keguruan.

2. Untuk menumbuhkan jiwa keguruan pada mahasiswa sebagai calon guru.

Jika anda adalah seorang mahasiswa calon guru, coba amati apakah perilaku anda
sudah mencerminkan sebagi seorang guru ?. jika memang belum, dengan
mempelajari mata kuliah etika profesi keguruan ini maka anda akan mengetahui
seperti apakah perilaku yang harus ditampilkan oleh calon guru. Harapannya
pengetahuan tersebut kemudian dapat diaplikasikan oleh anda sehingga
tumbuhlah jiwa keguruan pada diri anda sebagai calon guru.

3. Untuk memberikan deskripsi tentang harapan dan tantangan ketika berprofesi

Profesi guru yang disiplin oleh mahasiswa pada dasarnya memiliki berbagai
harapan dan tantngan. Berbagai harapan dan tantangan tersebut dapat diketahui
oleh mahasiswa sebagai calon guru ketika mengkaji mata kuliah etika profesi
keguruan. Pengetahuan tentang harapan dan tantangan tersebut dapat dijadikan
sebagai modal bagi mereka untuk memposisikan dirinya sebagai apa kelak ketika
menjadi guru.

4. Untuk menanamkan nilai-nilai etika profesi keguruan kepada mahasiswa sebagai


calon guru.

Perilaku positif yang ditampilkan oleh guru merupakan perwujudan dari nilai-nilai
tersebut dapat diketahui oleh dosen maupun mahasiswa ketika mengkaji mata
kuliah etika profesi keguruan. Tugas dosen adalah menanamkan nilai-nilai etika
profesi keguruan itu kepada mahasiswa sebagai calon guru.
Meskipun demikian, bukan berarti etika profesi keguruan tidak dipelajari oleh guru.
Guru harus tetap mempelajarinya dengan tujuan agar kemampuannya dalam
menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyarakat untuk kepentingan pendidikan semakin baik.

Mudahnya etika profesi keruan tetap dipelajari oleh guru dengan dengan tujuan
untuk meng-uprade kompetensinya, khususnya kompetensi pribadi dan kompetensi
socialnya.

Ada beberapa fungsi mempelajari etika profesi keguruan bagi guru yaitu :

1. Untuk memandu guru dalam mengetahui apakah selama ini perilakunya ketika
menjalin relasi dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali peserta didik, rekan
sejawat, dan masyarakat sudah sesuai dengan teori etika profesi keguruan atau
belum.

2. Untuk mencegah guru melakukan perilaku yang negative ketika menjalin relasi
dengan dirinya sendiri, peserta didik, wali didik, rekan sejawat, dan masyarakat.

3. Untuk menjaga komitmen guru dalam mewujudkan nilai-nalai etika profesi


keguruan ketika menjalin relasi dengan ketika menjalin relasi dengan dirinya sendiri,
peserta didik, wali didik, rekan sejawat, dan masyarakat.

 Manfaat mempelajari etika profesi keguruan

Manfaat dari mempelajari profesi pendidikan supaya kita dapat memiliki


pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan peranan professional sebagai
guru dengan acuan sikap professional dan wawasan tentang kode etik keguruan
dalam melaksanakan tugas.

Profesi keguruan mempunyai dimensi yang sangat luas dan dalam, mulai dari
pemahaman secara mendalam tentang wawasan yang mendasari pergaulan
pendidikan antara guru-murid, penguasaan materi ajar sampai kepada kepada
pemahaman tentang latar keadaan (setting) di mana atau dalam lingkungan apa
tindakan pendidikan itu harus dilakukan. Peranan profesional guru dalam
keseluruhan program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “ Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau kebiasaan kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan kutipan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu
"Mos" dan dalam bentuk jamaknya “ Mores ", yang berarti juga kebiasaan
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Adapun Profesi
keguruan yaitu terdiri atas dua kata, yaitu kata profesi dan keguruan Untuk
menjelaskan makna istilah ini secara harfiah, kita harus tahu terlebih dahulu makna
kata profesi dan keguruan. Secara harfiah, jika kita buka kamus, kata profesi
dimaknai sebagai pekerjaan. Namun, dalam kajian ini, bukan setiap pekerjaan dapat
disebut profesi, sebagaimana yang sering terdengar di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Imron. (2018). Etika Profesi Keguruan. Jember: IAIN jember press
Satori, Djama’an. (2007). Profesi Keguruan Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Elvianasti, Mega. (2020). Modul Profesi Pendidikan. Pendidikan bilogi: Universitas


Muhammadiyah. Prof. DR. Hamka

Darling-Hammond, L, dan A.L. Goodwin. 1993. “Progress Toward Profesionalism in


Teaching,” Challenges and Achievements of American
Education, ed. Gordon Cawellti. Alexandria: Association for Supervision and
Curriculum Development.
Ditjen Dikti. 2003. Standar Kompetensi Guru Kelas SD- MI Program Pendidikan DII
PGSD. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Dikti.
_________. 2006a. Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S1 PGSD. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan, Ditjen Dikti.
_________. 2006b. “Naskah Akademik: Revitalisasi Pendidikan Profesional
Guru.” Jakarta: Direktorat Ketenagaan, Ditjen Dikti.
Elias, M.J., et al. 1997. Promoting Social and Emotional Learning:
Guidelines for Educators. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum
Development (ASCD).

Anda mungkin juga menyukai