Disusun oleh:
Meivi Pransisca Anggarini (P07120521026)
Anisa (P07120521048)
Fajar Nur Azizah (P07120521059)
Mengetahui,
…………… ……………..
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Suddarth, 2014).
pun atau cukup, atau tidak dapat efektif menggunakan insulin yang
a. Tipe Diabetes
sindrom lainnya.
1) Faktor genetik.
2) Faktor immunologi.
proses terjadi nya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula factor –
tahun)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
3. Anatomi fisiologi
sangat mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira – kira lima belas
atas tiga bagian. Kepala pancreas yang paling lebar, terletak disebelah
kiri ke kanan. Saluran – saluran kecil itu menerima saluran dari lobula
duktus
yang membentuk getah pancreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
duodenum.
Saluran utama bergabung dalam saluran empedu di dalam Ampula
kelompok kecil sel epitelium, yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok
didapati dari saraf vagus dan persediaan darah dari saluran kapiler
yang dapat turut dicernakan oleh enzim pencerna protein dan oleh
yaitu kadar gula darah yang tinggi, turunnya berat badan, lelah dan
poliuria, disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering.
dapat terjadi akibat kelebihan dosis insulin, atau karena klien tidak
asam lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan
makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di
dalam sel, zat makan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia
yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini
bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang
sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi
maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan
syok.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pencegahan Primer
Penyuluhan cara terjadinya kaki diabetes sangat penting, harus
b. Pencegahan Sekunder
Pengelolaan Holistik Ulkus/Gangren Diabetik
1) Wound control
a) Wound Control
Perawatan luka sejak awal harus dikerjakan dengan baik
dan adekuat
akan sangat membantu mengurangi jaringan nekrotik, dengan
b) Microbiological Control
Data pola kuman perlu diperbaiki secara berkala, umumnya
metronidazole).
c) Pressure Control
Jika tetap dipakai untuk berjalan (menahan berat
9. Komplikasi
Russel (2011) menyebutkan komplikasi jangka panjang pada
diabetes melitus yaitu :
a. Serangan jantung (kardiopati diabetik)
Glukosa darah yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan
(albuminuria).
d. Stroke
tinggi aterosklerosis.
e. Luka yang tidak dapat sembuh
lendir dan Ulkus adalah ke-matian jaringan yang luas dan disertai
neuropati perifer.
baik sekali bagi kuman, ulkus timbul pada daerah yang sering
diabetik :
mikroangiopati
distal
f. Kematian
a. Pengertian
2011).
kulit bagian atas, tapi bila tidak diobati dan infeksi semakin berat,
dapat menyebar ke pembuluh darah dan kelenjar getah bening.
b. Klasifikasi
digolongkan menjadi:
mengontrol infeksi.
a) Ludwig’s Angina
f) Selulitis Kronis
c. Etiologi
Staphylococcus aureus
Streptococcus grup B
c) Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanjamur
d) S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2) Penyebab lain :
b) Kulit kering
d) Diabetes Mellitus
f) Cacar air
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
i. Aktivitas istirahat
ii. Sirkulasi
cekung.
iv. Eliminasi
v. Makanan/cairan
berat badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu. Haus.
(napas aseton).
vi. Neurosenseri
hati.
viii. Keamanan
x. Seksualitas
glukosa darah.
1. Pemeriksaan laboratorium
1) Glukosa Urin
diabetes mellitus.
4) Pernapasan aseton
a. Insulin darah
atau eksogen).
2. Diagnosa
Edukasi
1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana
setiap saat
2. Anjurkan monitor kadar gula darah
3. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
4. Ajarkan perawatan mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
2. Kolaborasikan pemberian glukogen, jika
perlu
2. Kategori : Psikologis Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
Sub Kategori : Nyeri dan
Kenyamanan Definisi: Definisi:
Kode : D.0077 Pengalaman sensorik atau emosional yang Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual sensorik atau emosional dengan onset
Nyeri Akut atau fungsional dengan onset mendadak atau mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
lambat dan berintensitas ringan hingga berat hingga berat dan konstan.
Definisi: dan konsisten. Tindakan
Pengalaman sensorik atau emosional Observasi
yang berkaitan dengan kerusakan Ekspektasi: Menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jaringan aktual atau fungsional, Kriteria Hasil: frekwensi, kualitas, intensitas nyeri
dengan onset mendadak atau lambat 1. Kemampuan menuntaskan aktivitas 2. Identifikasi skala nyeri
dan berintegritas ringan hingga berat Keterangan: 3. Identivikasi respon nyeri non verbal
yang berlangsung kurang dari 3 1 = Menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
bulan. 2 = Cukup Menurun memperingan nyeri
3 = Sedang 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
Penyebab 4 = Cukup Meningkat tentang nyeri
1. Agen pencedra fisiologis (mis, 5 = Meningkat 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
inflamasi, iskemia, neoplasma) 2. Keluhan nyeri respon nyeri
2. Agen pencedra kimiawi (mis, 3. Meringis 7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
terbakar, bahan kimia iritan) 4. Sikap protektif kualitas hidup
3. Agen pencedra fisik (mis, abses 5. Gelisah 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer
amputasi terbakar, terpotong, 6. Kesulitan tidur 23.Menarik diri yang sudah diberikan
mengangkat beban berat, 7. Berfokus pada diri sendiri 9. Monitor efek samping penggunaan
prosedur operasi, trauma latihan 8. Diaforesis analgetik
fisik yang berlebihan) 9. Perasaan depresi (tertekan)
Gejala dan Tanda Mayor 10. Perasaan takut mengalami cedera Terapeutik
a. Subjektif berulang 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
1. Mengeluh nyeri 11. Anoreksia mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
b. Objektif 12. Muntah hypnosis, akupresur, terapi musik,
1. Tampak meringis 13. Mual biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
2. Bersikap protektif (mis. Keterangan: teknik imajinasi terbimbing, kompres
Waspada, posisi menghindari 1 = Meningkat hangat atau dingin, terapi bermain)
nyeri) 2 = Cukup Meningkat 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
3. Gelisah 3 = Sedang nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
4. Frekwensi nadi meningkat 4 = Cukup Menurun dan kebisingan)
5. Sulit Tidur 5 = Menurun 3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Gejala dan Tanda Minor 14. Frekwensi nadi dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
a. Subjektif 15. Pola napas
(tidak tersedia) 16. Tekanan darah Edukasi
b. Objektif 17. Proses berpikir 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
1. Tekanan darah meningkat 18. Fokus nyeri
2. Pola napas berubah 19. Perilaku 2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
3. Nafsu makan berubah 20. Nafsu makan 3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Proses berfikir terganggu 21. Pola tidur 4. Anjurkan menggunakan analgesik secara
5. Menarik diri Keterangan: tepat
6. Berfokus pada diri sendiri 1 = Memburuk 5. Anjurkan teknik non farmakologis untuk
7. Diaforesis 2 = Cukup Memburuk mengurangi rasa nyeri
3 = Sedang Kolaborasi
Kondisi Klinis Terkait 4 = Cukup Membaik 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
1. Kondisi pembedahan 5 = Membaik
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindroma coroner akut
5. Glaukoma
3. Kategori : Fisiologis Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (I.03119)
Sub Kategori : Nutrisi dan cairan
Kode : D.0019 Definisi: Definisi:
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
Defisit nutrisi kebutuhan metabolisme yang seimbang
Ekspektasi: Membaik Tindakan
Definisi: Observasi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk Kriteria Hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolisme 1. Porsi makanan yang di habiskan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Kekuatan otot pengunyah 3. Identifikasi makanan yang disukai
Penyebab 3. Kekuatan otot menelan 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
1. Ketidakmampuan menelan 4. Serum albumin nutrient
5. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
Makanan Nutrisi Nasogastrik
2. Ketidakmampuan 6. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang 6. Monitor asupan makanan
mencerna makanan sehat 7. Monitor berat badan
3. Ketidakmampuan 7. Pengetahuan tentang pilihan minuman 8. Monitor hasil lab pemeriksaan laboratorium
mengabsorbsi nutrient yang sehat
4. Peningkatan kebutuhan 8. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi Terapeutik
metabolisme yang tepat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika
5. Faktor ekonomi (mis. 9. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang perlu
Finansial tidak mencukupi) aman 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
6. Faktor psikologis (mis. 10. Penyiapan dan penyimpanan minuman (mis.piramida makanan)
Stress,keengganan untuk makan) yang aman 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
11. Sikap terhadap makanan / minuman yang sesuai
Gejala dan Tanda Mayor sesuai dengan tujuan kesehatan 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
a. Subjektif ( tidak tersedia) Keterangan: mencegah konstipasi
b. Objektif 1 = Menurun 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
1. Berat badan menurun 2 = Cukup Menurun protein
minimal 10% dibawah 3 = Sedang 6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
rentang ideal 4 = Cukup Meningkat 7. Hentikan pemberian makan melalui selang
Gejala dan Tanda Minor 5 = Meningkat nasogastrik jika asupan oral dapat
a. Subjektif 12. Perasaan cepat kenyang ditoleransi
1. Cepat kenyang setelah makan 13. Nyeri abdomen
2. Kram/nyeri abdomen 14. Sariawan Edukasi
3. Nafsu makan menurun 15. Rambut rontok 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Objektif 16. Diare 2. Ajarkan diet yang diprogramkan
1. Bising usus hiperaktif Keterangan:
2. Otot pengunyah lemah 1 = Menurun Kolaborasi
3. Otot menelan lemah 2 = Cukup Menurun 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
4. Membran mukosa pucat 3 = Sedang makan (mis.pereda nyeri,antiemetic), jika
5. Sariawan 4 = Cukup Meningkat perlu
6. Serum albumin turun 5 = Meningkat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
7. Rambut rontok berlebihan 17. Berat badan menentukan jumlah kalori dan jenis
8. Diare 18. Indeks massa tubuh (IMT) nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
19. Frekuensi makan
Kondisi Klinis Terkait 20. Bising usus Pemberian makanan (I.03125)
1. Stroke 21. Tebal lipatan kulit trisep Definisi :
2. Parkinson 22. Membran mukosa Memberikan asupan nutrisi melalui oral pada
3. Mobius syndrome Keterangan: pasien yang tidak mampu makan secara
4. Cerebral palsy 1 = Menurun mandiri
5. Cleft lip 2 = Cukup Menurun
6. Cleft palate 3 = Sedang Tindakan:
7. Amyotropic lateral sclerosis 4 = Cukup Meningkat Observasi
8. Kerusakan neuromuskuler 5 = Meningkat 1. Identifikasi makanan yang di programkan
9. Luka bakar 2. Identifikasi kemampuan menelan
10.Kanker Nafsu makan (L.03024) 3. Periksa mulut untuk residu pada akhir
11.Infeksi Kriteria Hasil makan
12.AIDS 1. Keinginan makan
13.Penyakit Crohn’s 2. Asupan makanan Terapeutik
14.Enterokolitis 3. Asupan cairan 1. lakukan kebersihan tangan dan mulut
15.Fibrosis kistik 4. Energi untuk makan sebelum makan
5. Kemampuan untuk merasakan makanan 2. sediakan lingkungan yang menyenangkan
6. Kemampuan untuk menikmati makanan selama waktu makan (mis : simpan urinal,
7. Asupan nutrisi pispot agar tidak terlihat
8. Stimulus untuk makan 3. berikan posisi duduk atau semifowler saat
9. Kelaparan makan
Keterangan: 4. berikan makanan hangat, jika
1 = Memburuk memungkinkan
2 = Cukup Memburuk 5. sediakan sedotan sesuai kebutuhan
3 = Sedang 6. berikan makanan sesuai keinginan
4 = Cukup Membaik 7. tawarkan mencium aroma makanan untuk
5 = Membaik merangsang nafsu makan
8. cuci muka dan tangan setelah makan
Edukasi
anjurkan orang tua atau keluarga membantu
memberi makan kepada pasien
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgesik yang
adekuat sebelum makan, jika perlu
2. kolaborasi pemberian antiemetil sebelum
makan, jika perlu
9. Tekanan darah
10.Denyut nadi radial
11.Tekanan arteri rata-rata
12.Membran mukosa
13.Mata cekung
14.Turgor kulit
15.Berat badan
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
5. Gangguan Integritas Integritas Kulit / Jaringan (L.14125) Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
Kulit/Jaringan (D.0129)
Definisi
Kategori : Lingkungan
Definisi
Subkategori : Keamanan dan Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis)
proteksi menjaga keutuhan, kelembaban dan
atau jaringan (membran mukosa, kornea,
Penyebab mencegah perkembangan mikroorganisme
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
1. Perubahan sirkulasi Tindakan
sendi dan/atau ligamen).
2. Perubahan status nutrisi Observasi
1. Elastisitas
(kelebihan atau kekurangan - Identifikasi penyebab gangguan
2. Hidrasi integritas kulit (mis. perubahan
3. Kekurangan/kelebihan 3. Perfusi jaringan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
volume cairan penurunan kelembaban, suhu
4. Penurunan mobilitas Keterangan: lingkungan ekstrem, penurunan
5. Bahan kimia iritatif 1 = Menurun mobilitas)
6. Suhu lingkungan yang 2 = Cukup Menurun
3 = Sedang Terapeutik
ekstrem
7. Faktor mekanis (mis. 4 = Cukup Meningkat 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
penekanan pada tonjolan 5 = Meningkat baring
tulang, gesekan) atau faktor 2. Lakukan pemijatan pada area
1. Kerusakan jaringan penonjolan tulang, jika perlu
elektris (elektrodiatermi,
2. Kerusakan lapisan kulit 3. Bersihkan perineal dengan air hangat,
energi listrik bertegangan terutama selama periode diare
3. Nyeri
tinggi) 4. Gunakan produk berbahan petroleum
4. Perdarahan
8. Efek samping terapi radiasi dan minyak pada kulit kering
5. Kemerahan 5. Gunakan produk berbahan
9. Kelembaban
6. Hematoma ringan/alami dan hipoalergik pada
10. Proses penuaan
7. Pigmentasi abnormal kulit sensitif
11. Neuropati perifer
8. Jaringan parut 6. Hindari produk berbahan dasar
12. Perubahan pigmentasi
9. Nekrosis alkohol pada kulit kering
13. Perubahan hormonal
10. Abrasi kornea
14. Kurang terpapar informasi Edukasi
tentang upaya 1. Anjurkan menggunakan pelembab
Keterangan:
mempertahankan/melindungi (mis. lotion, serum)
1 = Meningkat
integritas jaringan 2. Anjurkan minum air yang cukup
2 = Cukup Meningkat
3. Anjurkan meningkatkan asupan
3 = Sedang
Gejala dan Tanda Mayor nutrisi
4 = Cukup Menurun
Subjektif 4. Anjurkan meningkatkan asupan buah
5 = Menurun
(tidak tersedia) dan sayur
Objektif 5. Anjurkan menghindari terpapar suhu
1. Kerusakan jaringan dan/atau 1. Suhu kulit ekstrem
2. Sensasi 6. Anjurkan menggunakan tabir surya
lapisan kulit
3. Tekstur SPF minimal 30 saat berada di luar
4. Pertumbuhan rambut rumah
Gejala dan Tanda Minor
Keterangan: 7. Anjurkan mandi dan menggunakan
Subjektif
1 = Memburuk sabun secukupnya
(tidak tersedia)
2 = Cukup Memburuk
Objektif
3 = Sedang
1. Nyeri
4 = Cukup Membaik
2. Perdarahan 5 = Membaik
3. Kemerahan
4. Hematoma
perawat untuk membantu pasien dari masalah atau status kesehatan yang
dihadapinya kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
untuk keluarga pasien atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
telah ditetapkan (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014). Proses pelaksanaan
kegiatan komunikasi.
4. Evaluasi
A. PENGKAJIAN
Hari, tanggal : Senin, 25 Oktober 2021.
Pukul : 12.30 WIB.
Tempat : Dahlia 1, RSUP Dr. Sardjito.
Metode : Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumen.
Sumber Data : Pasien, keluarga, rekam medis, dan tim kesehatan.
1. IDENTITAS
a. Pasien
Nama : Tn.C
Tempat, tanggal lahir : 01 Maret 1968
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Dusun Karangsambung, Mangunsari
Status perkawinan : Kawin
Diagnosa medis : Sespis, Anemia severe normokromik ec suspek on
chronik disease, selulitis cruris dextra dengan ulkus
DM wagner iv pedis dextra, DM 2 NO, Nefropati DM
No. RM : 01989XXX
Tanggal masuk : 18 Oktober 2021
3) Aktivitas/Latihan
a) Keadaan Aktivitas Sehari-Hari
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
mandi, makan, BAB, BAK, berpakaian secara mandiri. Pasien
mengatakan mampu memenuhi aktivitas sehari-hari tanpa
menggunakan alat bantu.
b. Selama Sakit
Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
mandi, makan, BAB, BAK, berpakaian dibantu oleh keluarga karena
terkadang merasa lemas sehingga terkadang harus dibantu, dan saat ini
terdapat luka di kaki sehingga untuk berjalan harus memakai kursi roda.
b) Keadaan Pernafasan
a. Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak ada keluhan sesak
nafas sehingga masih bisa beraktivitas normal.
b. Selama Sakit
Pasien mengatakan selama sakit tidak ada keluhan sesak nafas, namun
untuk aktivitas pasien terkadang dibantu.
c) Keadaan Kardiovaskuler
a. Sebelum Sakit
Pasien tidak merasakan nyeri dada saat beraktivitas dan tidak keringat
dingin. Aktivitas masih mandiri.
b. Selama Sakit
Pasien tidak merasakan nyeri dada dan tidak keringat dingin. Namun
aktivitas terkadang dibantu.
Skala Ketergantungan
KETERANGAN
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Bathing √
Toileting √
Eating √
Moving √
Ambulasi √
Walking √
Keterangan:
0 = Mandiri/ tidak tergantung apapun
1 = Dibantu dengan alat
2 = Dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Tergantung total
4) Istirahat-Tidur
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan mampu mengatur waktu kapan untuk beristirahat dan
kapan untuk beraktivitas. Pasien mengatakan pola tidurnya teratur dari jam
22.00 – 05.00 WIB. Pasien mengatakan jarang tidur siang, apabila tidur
siang hanya saat merasa kelalahan saja.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan lebih banyak tidur saat badan terasa lemas.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis, GCS: 15 (E4, V5, M6)
2) Status Gizi
BB : 67 kg
TB : 169 cm
IMT : 23,46 kg/m2 (gizi normal)
3) Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 105/67 mmHg
Suhu : 36,50C
Nadi : 97x/menit
RR : 20x/menit
SP02 : 100%
4) Skala Nyeri : 0 (Tidak nyeri)
No Penilaian Ya Tidak
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung. √
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk, √
tripot, kursi roda, bantuan orang lain)
b. Menopang saat akan duduk: tampak memegang √
pinggiran kursi atau meja/benda lain sebagai
penopang saat akan duduk.
Hasil Resiko
Tinggi
Keterangan:
Tingkatan
Penilaian
Resiko
Tidak Beresiko Tidak ditemukan a & b
Resiko Rendah Ditemukan salah satu dari a/b
Resiko Tinggi Ditemukan a & b
Keterangan Luka:
1. Terdapat luka di betis kaki kanan.
2. Luka memiliki panjang 10 lebar 4 cm dengan kedalaman 0,5 cm
berwarna merah, berbau khas.
B. ANALISA DATA
DO:
- Terdapat luka di betis kaki kanan.
- Luka memiliki panjang 10 lebar 4 cm dengan
kedalaman 0,5 cm berwarna merah, berbau
khas.
DO:
- Gula darah puasa pasien 127mg/dL.
- Pasien tampak sedikit lesu.
DO:
- Pasien dibantu keluarga untuk kekamar mandi.
- Pasien tampak sempoyongan saat mau berdiri.
- Penilaian Get Up and Go Test: Resiko Tinggi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan neuropati
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin
3. Resiko jatuh dengan faktor resiko neuropati dan penggunaan alat bantu berjalan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Pasien dan keluarga dengan kriteria hasil: gangguan integritas kulit penyebab gangguan
mengatakan terdapat Integritas Kulit dan Jaringan (misalnya perubahan integritas kulit maka
luka di kaki kanan (L.14125) sirkulasi, perubahan status dapat ditangani dengan
semenjak masuk rumah Ekspektasi: Menurun nutrisi, penurunan perawatan yang tepat
merasa lapar dan haus. kriteria hasil: 2. Monitor tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui tingkat
- Pasien mengatakan sering Kestabilan Kadar Glukosa Darah hiperglikemia. hiperglimekia sehingga
A. Kesimpulan
1. Pada diagnosa keperawatan gangguan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan neuropati perifer, selama implementasi
keperawatan pasien dan keluarga kooperatif, pasien mampu mengikuti
sesuai tuntutan perawat, dan mengikuti dengan benar. Berdasarkan
kriteria hasil maka gangguan integritas kulit dan jaringan teratasi
sebagian, dikarenakan kerusakan jaringan dari 2 tetap 2 belum
mencapai terget, kerusakan kulit dari 2 tetap 2 belum mencapai terget,
perdarahan dari 2 menjadi 3 sesuai target, kemerahan dari 2 tetap 2
belum mencapai terget, dan pigmentasi abnormal dari 2 menjadi 3
sesuai target.
2. Pada diagnosa keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan resistensi insulin, selama implementasi
keperawatan pasien dan keluarga kooperatif, pasien mampu mengikuti
sesuai tuntutan perawat, dan mengikuti dengan benar. Berdasarkan
kriteria hasil maka ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi
sebagian, dikarenakan keluhan lemas dari 3 menjadi 4 sesuai terget
dan kadar glukosa darah dari 3 tetap 3 belum mencapai target.
3. Pada diagnosa keperawatan resiko jatuh dengan faktor resiko usia >
65 tahun dan penggunaan alat bantu berjalan, selama implementasi
keperawatan pasien dan keluarga kooperatif, pasien mampu mengikuti
sesuai tuntutan perawat, dan mengikuti dengan benar. Berdasarkan
kriteria hasil maka resiko jatuh teratasi penuh, dikarenakan jatuh dari
tempat tidur dari 3 menjadi 5 sesuai terget dan jatuh saat berdiri dari 3
menjadi 5 sesuai target.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. (2014). Keperawatan medikal Bedah Brunner & Suddarth
EGC.
dr. Decroli, E. (2019). Buku Diabetes Mellitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan
Bagian Ilmu Penyakit Dalam.
IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas 2015. In International Diabetes Federation.
Retrieved from http://www.idf.org/about-diabetes/facts-figures
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Continuing Medical
Education, 44(1), 18–22.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Russel, D. (2011). Buku bebas dari 6 penyakit mematikan. Jakarta: Pt. Buku seru