Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus ( masalahutama )

Harga Diri Rendah

1. Pengertian

a. Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari konsep

diri. Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa

baik perilaku sesuai dengan ideal diri (Stuart, 2009). Penentuan harga

diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai,

dihormati, dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang

sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri yang tinggi adalah

perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,

walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap

merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. Seseorang yang

sering mengalami keberhasilan akan dapat meningkatkan harga

dirinya, disamping itu seseorang akan menurun harga dirinya apabila

orang tersebut sering mengalami kegagalan, tidak dicintai dan tidak

diterima dilingkungannya. Harga diri rendah terkait dengan hubungan

interpersonal yang buruk yang beresiko mengalami depresi dan

skizofrenia. Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan

negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan


harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional atau

kronis.

b. Harga diri rendah merupakan komponen episode depresi mayor,

dimana aktivitas merupakan bentuk hukuman atau punishment.

(Stuart dan Laraia, 2005 ; Stuart,2009).

c. Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri / perasaan tentang diri

atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu

yang lama. (NANDA, 2011).

2. Komponen Konsep Diri

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

memengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak tebentuk

waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasilpengalaman unik seseorang

dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia.

Menurut Stuart (2009) konsep diri terdiri atas komponen-komponen

berikut ini.

a. Citra tubuh

Kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap

tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang

tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Citra tubuh

dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan

pengalaman baru.
b. Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku

terhadap standar, aspirasi, tujuan atau nilaipersonal tertentu.

c. Harga diri

Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

menganalisis seberapa sesuai prilaku dirinya dengan ideal diri. Harga

diri yang tertinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri

sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan

kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

d. Perfoma peran

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial

berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial.

Peran yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak

mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah peran yang terpilih

atau dipilih oleh individu.

e. Identitas pribadi

Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab

terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan

individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan otonomi dan

mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas

dimulai pada masa bayi dan terus berlanjut sepanjang kehidupan,

tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja.


3. Rentang Respon

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Aktualisasi Diri Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Positif Rendah Identitas

a. Aktualisasi diri

Pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar

belakang pengalaman sukses.

b. Konsep diri positif

Pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan

dirinya, dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara

jujur dalam menilai suatu masalah sesuai dengan norma-norma sosial

dan kebudayaan suatu tempat jika menyimpang ini merupakan

respon adaptif.

c. Harga diri rendah

Transisi antara adaptif dan mal adaptif,sehingga individu cendrung

berfikir negatif

d. Keracunan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek aspek masa kanak kanak

dalam kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa

secara harmonis

e. Depersionalisasi

Perasaan tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang

berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak dapat

membedakan dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak dapat

mengenal dirinya.

II. Proses TerjadinyaMasalah

Harga diri (stuart & Laraia, 2005:Stuart, 2009) Berasal dari dua sumber utama

yaitu diri sendiri dan orang lain faktor yang mempengaruhi harga diri yang

berasal dari diri sendiri seperti kegagalan yang berulang kali, kurang

mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan kepada orang lain dan

ideal diri yang tidak realistis . sedangkan yang berasal dari orang lain adalah

penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis . Harga diri ini

didapat ketika seseorang merasa dicintai, dihormati, dan ketika seseorang di

hargai dan dipuji. Suliswati (2002) mengatakan bahwa individu akan merasa

harga diri tinggi bila sering mengalami keberhasilan, disamping itu harga diri

yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok

dengan ideal diri .Sebaliknya individu akan merasa harga dirnya rendah bila

sering mengalami kegagalan, tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan.

1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis

Faktor predisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai

suatu keadaan atau faktor yang dapat mempengaruhi peran manusia

dalam menghadapi stressor. Adapun yang termasuk dalam faktor

biologis ini adalah:

1) Neuroanatomi

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien

depresi dan skizofrenia sehingga pasien mengalami masalah harga

diri rendah kronis :

a) Lobus frontas terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu

kontrol motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara,

fungsi pikir, dan kontrol berbagai ekspresi emosi (Townsend,

2009).

b) Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya paling dekat

dengan telinga dan mempunyai peran dungsional yang

berkaitan dengan pendengaran , keseimbangan dan juga

sebagian dari emosi dan memori. (boyd & Nihart,

1998;Townsend ,2009). Fungsi utama lobus temporalis adalah

bahasa ingatan dan emosi (kaplan,et al,1996).

c) Sytem Limbic merupakan cincin korteks yang berlokasi di

permukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi

pusat katup serebrum. Fungsinya adalah mengatur


persyaratan otonom dan emosi (Suliswati 2002 ;Stuart dan

Naraya ,2005). Kerusakan sistem limbik menimbulkan

beberapa klinik seperti hambatan emosi, perubahan

keribadian (Kaplan .et al 1996).

d) Hipotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian

dalam serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan

hemisfer serebrum .Fungsi utamanya adalah sebagai respon

tingkah lanku terhadap emosi dan juga mengatur mood dan

motivasi sehingga kurang aktifitas dan malas melakukan

sesuatu (Suliswati,2002; Stuart & Laraia 2005)

2) Neurotransmiter

Neurotransmiter adalah kimiawi otak yang ditransmisikan oleh

satu neuron ke neuron lain.(stuart dan

laraia ,2005).Neurotransmiter yang sangat berhubungan dengan

depresi adalah norepineprin,dopamin,serotonin,asetilkolin

seperti:

a) Norepinepin (boyd & nihart, 1998; Suliawti ,2002) berfungsi

untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses

pembelajaran dan memorijika terjadi penuruna kadar

noreprinephrine akan dapat mengakibatkan kelemahan dan

peningkatan harga diri rendah sehingga perilaku yang

ditampilkan pasien cendrung negatif.


b) Serotonin (boyd &Nihat,1998) berperan sebagai pengontrol

nafsu makan, tidur, alam perasaan , halusinasi, persepsi

memori,muntah. Surotonin dapat mempengaruhi fungsi

kognitif (alam pikir),afektif (alam perasaan) dan psikomotor

(perilaku) (Hawari ,2001). Jika mengalami penurunan akan

mengakibatkan kecendrungan harga diri rendah kronis

semakin besar karna pasien lebih dikuasai oleh kognitif-

kognitif negatif dan merasa tidak berdaya.

c) Acetylcholine (Ach) (boyd & Nihart, 1998) berperan penting

untuk belajar dan memori. Jika terjadi peningkatan kadar

Acetylcholine akan dapat menurunkan ‘atensi dan mood’,

sehingga pada pasien dengan harga diri rendah dapat kita lihat

adanya gejala kurangnya perhatian dan malas beraktifitas.

d) Dopamine , fungsinya mencakup regulasi gerak dan kordinasi,

emosi , kemampuan pemecahan masalah secara volunter

(boyd & Nihart 1998; suliswati ,2002). Transmisi dopamin

berimplikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu.

Disamping itu pada pasien skizofrenia menurut Hawari (2001)

dopamin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam

fikir),afetif (alam perasaan ) dan psikotor (prilaku) .Kondisi ini

pada pasien Harga Diri Rendah memperlihatkan pada kognitif-

kognif negatif,pasien selalu dalam keadaan sedih


berkepanjangan serta menunjukan perilaku yang menyimpang

seperti menarik diri dan berkemungkinan untuk melakukan

bunuh diri.

b. Faktor Psikologis

Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan

kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Penilaian

individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi

dan peran . termasuk dalam harga diri rendah situasional. Harga diri

rendah situasional merupakan pengembangan persepsi negatif

tentang harga dirinya sendiri pada suatu kejadian (NANDA 2011) Jika

lingkungan tidak memberikan dukungan positif atau justru

menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan

mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis .

c. Faktor sosial dan kultural

Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya

harga diri rendah. Dimana dalam kehidupan sehari-hari anak tumbuh

kembang di tiga tempat yaitu diruma (keluarga), disekolah (lembaga

pendidikan) dan dilingkungan masyarakat sosialnya (Hawari,2001)

Kondisi sosial dimasing-masing tempat tersebut akan berinteraksi

dengan yang lainnya dan mempunyai tumbuh kembang anak.

Lingkungan keluarga, sekolah ataupun pergaulan sosialnya kondusif

(membuat pengaruh yang baik), maka perkembangan jiwa atu


kepribadian anak akan terarah ke arah yang baik dan sehat akan

semakin besar. Sebainya bila lingkungan tersebut tidak kondusif maka

beresiko terganggunya perkembangan jiwa atau kepribadian anak.

Contoh masalah sosial yang dapat menimbulkan harga diri rendah

antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh, dan rawan

kriminalitas.

2. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi merupakan stimulus yang dapat berupa perubahan,

ancaman dan kebutuhan individu, memeerlukan energi yang berlebihan

dan mengeluarkan sesuatu bentuk ketegangan dan stres (Cohen, 2000

dalam Stuart & Laria 2005). Faktor pencetus ini telah dialami dalam

waktu yang lama oleh pasien, lama kelamaan pasien kehilangan

kemampuan untuk mengatasi faktor pencetus tersebut.

a. Truma : pemganiyayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

perisstiwa yang mengancam kehidupan.

b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dan individu mengalaminya dan sebagai frustasi.

1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang

berkaitan dengan pertumbuhan

2) Transisi peran situasi : terjadinya dengan bertambah atau

berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.


3) Transisi peran sehat sakit : sebaagai akibat pergeseran dari

keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan

oleh kehilangan bagian tuibuah, perubahan ukuran, bentuk,

pensmpilan atau fungsi tubuh ;perubahan fisik yang berhubungan

dengan tumbuh kembang prosedur medis dan keperawatan.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA, 2009 ;Stuart & Sundeen,

2009) merupakan perilaku yang telah dipertahankan dalam waktu yang

lama atau kronik yang meliputi ungkapan negatif tentang diri sendiri

dalam waktu lama dan terus menerus. Prilaku yang ditampilkan berupa

sikap malu / minder / rasa bersalah,kontak mata kurang / tidak ada,

selalu mengatakan ketidakmampuan / kesulitan untuk mencoba sesuatu

bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif. Prilaku lain

yang juga muncul seperti mengkritik diri sendiri dan / atau orang lain,

gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting berlebihan mudah

tersinggung atau marah berlebihan, ketegangan peran ysng dirasakan,

pandangan hidup yang pesimis, khawatir, bimbing dan ragu-ragu,

menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif

mengenai dirinya serta ada juga yang menyalahgunakan zat. Menurut

Westermeyer (2006) empat area umum yang menunjukkan masalah

harga diri rendah adalah :


a. Fisik

Respon fisiologis tersebut merupakan tanggapan dari fisik seseorang

yang dirasakan dan mempengaruhi fungsi tubuh. Tanda dan gejala

dari respon fisiologi terhadap penurunan harga diri antara lain

penurunan energi, lemah, agitasi, penurunan libido, insomnia /

hipersomnia, penurunan / peningkatan nafsu makan, anoreksia, sakit

kepala (Westermeyer, 2006 ; Stuart & Sundeen, 2005).

b. Kognitif

Menurut Stuart & Laraia (2005) kognitif adalah tindakan atau proses

dari pengetahuan. Proses ini diperlukan dan memungkinkan

mengetahui kondisi otak untuk memperoses informan dalam hal

ketelitian, penyimpanan dan keterangan. Seseorang dengan

skizofrenia seringkali tidak sanggup untuk menghasilkan logika berfikir

yang kompleks dan mengungkapkan kalimat yang berhubungan

karena neurotransmiter dalam memproses sistem informasi otak

mengalami kelainan fungsi. Kognitif yang sering muncul pada pasien

dengan masalah harga diri renah ( Struart & Laria ,2005:Boyd &

Nihart,1998) adalah:

1) Bingung

Kebingung adalah kumpulan prilaku termasuk tidak adanya

perhatian dan pelupa, perubahan prilaku seperti agresif,bimbang,

delusi ( efek dari prilaku ) dan ketidakmampuan atau kegagalan


dalam kegiatan sehari-hari (defisit prilaku) (Mehta ,yaffe dan

covinky,2002)

2) Kurang memori dalam jangka waktu panjanh / pendek

Memori meliputi kemampuan untuk mengingat atau meniru

terhadap pelajaran atau pengalaman . kerusakan memori

merupakan ciri-ciri dari beberapa kakacauan kognitif dan

demensia khusus (boyd & Nihat ,1998), kerusakan memori

menurut Mohr,2006 adalah ketidakmampuan untuk mempelajari

informasi baru (memori jangka pendek ) dan ketidakmampuan

mengingat informasi yang sudah lama (memori jangka panjang ).

Gangguan memori berhubungan dengan kerusakan dari fungsi

sebelumnya.

Kerusakan dari orientasi, memori dan berpikir secara abstrak serta

orientasi dapat diobservasi. Oeriantasi waktu dan tempat dan

orang merupakan gejala sisa yang relatif lengkap kecuali kalau

pasien memenuhiny secara khusus. Semua aspek memori

berpengaruh dalam skizofrenia atau untuk mengingat kembali

informasi baru yang di pelajari.

3) Kurang perhatian

Perhatian merupakan proses mental yang komplek yang meliputi

konsentrasi seseorang terhadap aktifitas yang dilakukan (boyd &


Nihart 1998) . menurut stuart dan Laraia ,2005 perhatian adalah

kemampuan untuk memfokuskan kegiatan pada satu aktifitas dan

sikap konsentrasi secara terus menerus.

Kekacauan menurut stuart dan Laraia,2005 adalah kerusakan

dalam kempuan untuk menunjuukan

perhatian ,mengamati ,memfokuskan dan konsentrasi terhadap

realita eksternal. Kerusakan perhatian tidak konstan dan

berfluktuasi ( naik turun ) tergantung pad kehendak aktivitas otak.

Kondisi ini banyak menyebabkan pasien merasa frustasi dan

mereka sering komplain tentang ketidakmampuan untuk

melaksanakan tugas yang komplek karna mereka merasa ‘kognitif

saya menyimpang’

4) Merasa putus asa

Keputusasaan merupakan kondisi subjektif dimana individu

melihat tidak adanya atau terbatasnya alternatif yang tersedia dan

ketidak mampuan untuk memobilisasi eneri untuk kepentingan

sendiri .seseorang yang mengalami keputusasaan dapat

disebabkan karna tertinggal dengan orang lain ,stres

berkepanjangan , kegagalan dan pembatasan

aktivitas.Karakteristik yang telihat pada pasien dengan putus asa

adalah : miskin bicara ,suka mengeluh mkontak mata buruk ,nafsu


makan menurun ,respon menurun, aktifitas menurun atau

meningkat ,tidak ada inisiatif dan menolak pembicaraan .

5) Merasa tidak berdaya

Ketidakberdayaan merupakan persepsi tingkah laku

seseorang,tidak akan mempengaruhi hasil ,atau kurang kontrol

selama situasi tetap atau kejadian yang

mendadak ,ketidakberdayaan seseorang dapat terlihat dari

gejala : ekspresi tidak menentu dan ragu ragu,tidak ada

berpartisipasi, ketergantungan pada orang lain, tidak mampu

mengekspresikan perasaan yang benar dan tidak mampu mencari

informasi selama perawatan .

c. Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap stimulus baik yang berasal

dari luar maupun dari dalam dirinya ( metra,1997) menurut

Notoadmojo (2010) perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

manusia,baik yang dapat diamati langsung,maupun yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar . perilaku atau aktivitas individu tidak muncul

dengan sendirinya, tetapi akibat dari stimulasi yang di terima oleh

individu yang bersangkutan baik dari stimulasi eksternal maupu


intenal. Pada pasien dengan masalahn harga diri rendah perilaku yang

ditampilkan maladaptif seperti :

1) Kurang aktivitas dan menurunnya aktivitas yang menyenangkan

Aktivitas sehari hari adalah keterampilan yang penting untuk

kehidupan sehari hari. Tujuan utama dari rehabilitasi psikososial

adalah untuk membantu individu untuk mengembangkan

kemandirian keterampilan hidup (struart & laraia ,2005)

2) Menarik diri

Menurut keliat dkk, (2010) menarik diri merupakan suatu keadaan

di mana seorang individi mengalami penurunan atau bahkan sam

sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya,

pasien mungkin merasa di tolak, diterima, kesepian, dan tidak

mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

Karakteristik seseorang yang menarik diri adalah perasaan

kesepian atau ditolak oleh orang lain ,merasa tidak aman berada

dengan orang lain , merasa berhubungan yang tidak berarti

dengan orang lain , merasa bosan dan lambat menghabiskan

waktu , tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan,

merasa tidak berguna dan tidak yakin dapat melangsungkan

hidup.

3) Kurang sosialisasi/kurang keterampialan bersosialisasi


Struart & Laraia (2005) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah

kemampuan seseorang untuk lebih koperatif dan saling

ketergantungan dengan orang lain .kondisi ini dipengaruhi oleh

fungsi otak karna masalah dengan orang lain kita harus

memahami konsekuensi hubungan dari respon neurobiologi yang

maladaptif. masalah sosia sering menjadi sumber utama perhatian

dari keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan karna efek nyata

dari penyakit yang sering menonjol dari gejala yang berhubungan

dengan kognitif dan persepsi.

4) Merusak diri ( menciderai diri)/resiko bunuh diri

Menciderai diri yaitu aniyaya diri,agresif yang diarahkan pada diri

sendiri, cedera yang membebani diri dan mutilasi diri. Bentuk

umum prilaku menciderai diri yaitu melukai dan membakar kulit,

membenturkan kepala atau anggota tubuh , melukai tubuhnya

sedikit demi sedikit dan atau menggigit jadrinya . resiko bunuh diri

merupakan keadaan dimana individu mengalami resiko untuk

menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat

mengancam kehidupan. Prilaku destruktif diri langsung mencakup

dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan

(stuart & Laraia 2005).

d. Afek
Afek merupakan sifat emosional yang nyata (struar & Laraia 2005)

gambaran emosi yang sering kita temui pada pasien harga diri rendah

( stuart & Laraia, 2005; westermeyer ,2006) adalah kemarahan ,

kecemasan , rasa kesal ,murung , ketidak berdayaan ,keputusan,

sering kesepian dan kesedian , meraa berdosa , dan kurang motivasi .

4. Penilaian Stresor

Apapun masalah dalam konsep diri di cetuskan oleh stresor psikologis

sosiologis atau fisiologis. Elmen yang penting adalah persepsi pasien

tentang ancaman .

5. Sumber koping

Semua orang, tanpa memperhatikan gangguan prilakunya mempunyai

beberapa biang kelebihan personal yang meliputi :

a. Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan

c. Seni yang ekspresif

d. Kesehatan dan perawatan diri

e. Pendidikan atau pelatihan

f. Pekerjaan , fokasi atau posisi

g. Bakat tertentu

h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreatifitas

j. Hubungan interpersonal

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan jagka
pendek mencakup:
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misal: konser musik, bekerja keras, menontoh televisi secara obsesif)
b. Aktivitas yang memberiakn identitas pengganti sementara (misal: ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)
c. Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu (misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik
kontes untuk mendapatkan popularitas

Pertahanan jangka panjang mencakup:


a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatilan keinginan, aspirasi atau potensi diri individu.
b. Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyrakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosoasi, isolasi, proyeksi, pengalihan(displacement), splitting berbalik
marah terhadap diri sendiri dan amuk.

C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Diagnosis keperawatan NANDA (dalam Stuart, 2009) yang berhubungan
dengan respon konsep diri maladaptif
1. Gangguan penyesuaian
2. Ansietas
3. Gangguan citra tubuh*
4. Hambatan komunikasi verbal
5. Ketidakefektifan koping
6. Keputusasaan
7. Gangguan identitas
8. Resiko kesepian
9. Kettidakberdayaan
10. Resiko ketidakberdayaan
11. Ketidakefektifan performa peran*
12. Defisit perawatan diri
13. Resiko harga diri rendah situasional
14. Harga diri rendah situasional*
15. Gangguan persepsi sensori
16. Ketidakefektifan pola seksualitas
17. Hambatan interaksi sosial
18. Isolasi sosial
19. Distress spiritual
20. Gangguan prroses pikir
21. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri

*Diagnosis keperawatan utama untuk perubahan kosep diri

D. DATA YANG DIKAJI

MASALAH
DATA YANG PERLU DIKAJI
KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Subjektif :
Pasien mengungkapkan tentang:
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
Objektif :
1) Penurunan prodiktivitas
2) Tidak berani menetap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat
berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara lemah

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnossa keperawatan : Harga diri rendah
Diagnosa medis : Depresi

F. POHON MASALAH

ISOLASI SOSIAL
Effect

Core problem HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU
Cause TIDAK EFEKTIF
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN PASIEN KELUARGA


1 - Identifikasi kemampuann - Diskusikan masalah yang
melakukan kegiatan an dirasakan dalam merawat
bantu aspek positif pasien pasien
(buat daftar kegiatan) - Jelaskan penngertian,
- Bantu pasien tanda gejala, dan proses
menilaikegiatan yang terjadinya harag diri
dapat dilakukan saat ini rendah (gunakan booklet)
(pilih dari daftar kegiatan): - Jelaskan cara merawat
buat daftar kegiatan yang harga diri rendah
dapat dilakukan saat ini terutama memberikan
- Bantu pasien memilih satu pujian semua hal positif
kegiatan yang dapatdilatih pada pasien
saat ini - Latih keluarga memberi
- Latih kegiatan yang dipilih tanggungjawab kegiatan
(alat dan cara pertama yang dipilih
melakukannya) pasien; bimbing dan beri
- Masukkan pada jadwal pujian
kegiatan untuk latihan dua - Ajurkan membantu pasien
kali perhari sesuai jadwal dan
memberi pujian
2 - Evaluasi kegiatan pertama - Evaluasi kegiatan keluarga
yang telah dilatih dan dalam membimbing
berikan pujian pasien melaksanakan
- Bantu pasien memilih kegiatan pertama yang
kegiatan kedua yang akan dipilih dan dilatih pasien
dilatih
- Latih kegiatan kedua (cara beri pujian.
dan alat) - Bersama keluarga melatih
- Masukkan dalam jadwal pasien dalam melakukan
kegiatan untuk latihan dua kegiatan kedua yang
kegiatan masing-masing dipilih pasien
2x/hari - Anjurkan membantu
pasien yang dipilih pasien
3 - Evaluasi kegiatan pertama - Evaluasi kegiatan keluarga
dan kedua yang telah dalam membimbing
dilatih dan berikan pujian pasien melaksanakan
- Bantu pasien memilih kegiatan pertama dan
kegiatan ketiga yang akan kedua yang dipilih dan
dilatih dilatih pasien. Beri pujian
- Latih kegiatan ketiga (cara - Bersama keluarga melatih
dan alat) pasien dalam melakukan
- Masukkan pada jadwal kegiatan
kegiatan untuk latihan 3
kegiatan masing-masing
2x/hari
4 - Evaluasi kegiatan pertama, - Evaluasi kegiatan keluarga
kedua, dan ketiga yang dalam membimbing
telah dilatih dan berikan pasien melaksanankan
pujian kegiatan pertama, kedua
- Bantu pasien memilih dan ketiga yang dipilih
kegiatan keempat yang dan dilatihpasien. Beri
akan dilatih pujian
- Latih kegiatan keempat - Bersama keluarga melatih
(cara dan alat) pasien dalam melakukan
- Masukkan pada jadwal kegiatan keempat yang
kegiatan harian 4 kegiatan dipilh pasien
masing-masing 2x/hari - Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM, tanda kambuh,
rujukan
- Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwaldan
memberi pujian
5 - Evaluasi kegiatan latihan - Evaluasi kegiatan dalam
dan berikan pujian membimbing pasien
- Latih kegiatan dilanjutkan melaksanakan kegiatan
sampai tak terhingga yang dipilih dan dilatih
- Nilai kemampuan yang pasien. Beri pujian
telah mandiri - Nilai kemampuan keluarga
- Nilai apakah harga diri membimbing pasien
pasien meningkat - Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke
RSJ/PKM

H. INTERVNSI SPESIALIS
a. Terapi Individu : terapi kognitif, CBT, gestalt, penghentian pikiran
b. Terapi Kelompok : Logoterapi terapi supportif
c. Terapi Keluarga : terapi sistim keluarga, psikoedukasi
d. Terapi Komunitas : Assertive community therapy
(SAK FIK-UI, 2014)

I. DiagnosaKeperawatan

A. Harga diri rendah

B. Isolasi sosial : menarik diri


C. Koping individu tidak efektif

J. Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan (Individu, Keluarga dan

kelompok)

a) Individu

Sp 1 Mengajarkan klien latihan merapikan ketidur

Sp 2 Mengajarkan klie latihan mencuci piring

Sp 3 mengajarkan klien menyapu antai

Sp 4 Mengajarkan kliem latihan menggabar

b) Keluarga

Sp 1 Melatih keluarga mengenal masalah harga diri rendah dan cara merawat

klien: membimbing melakukan kegiatan

Sp 2 Melatih keluarga cara merawat klien :membimbing melakukan kegiatan

ke dua

Sp 3 Melatih keluarga cara meraat klien : membimbing melakukan kegiatan

ketiga

Sp 4 Melatih keluarga cara merawat klien : membimbing melakukan kegiatan

empat

Terapi Aktifitas Kelompok

Sesi 1 mengetahui penyebab tanda gejala hargadiri rendah

Sesi 2 menilai hal positif diri yang dapat digunakan


Sesi 3 memilih hal positif diri yang dapat di latih

Sesi 4 menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depkes ,(2008), Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kesehatan


Jiwa, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Hawari ,D ,( 2007). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa


Skizofrenia ,Jakarta :FK-UI.

FIK-UI (2014) Standar Asuhan Keperawatan ; Spesialis Keperawatan


Jiwa ,Workshops Ke 7 , Fakultas Ilmu Keperawatan Jiwa ,Universitas
Indonesia, Jakarta.

Keliat ,B.A & akemat (2010) . model praktek keperawatan prpfesional .jakarta
:EGC

Stuart,GW & Laria M.T ( 2005 ) . principles anda practice of psychlatric


nursing, 8Th ed. Missouri: Mosby, inc.

Struart ,GW (2009) principles and practice of psycreatic nursing, 9 th ed


missouri : Mosby, Inc.

Townsend, M.C. (2009). Physchiatric Mental Health Nursing Consepts of care


in Evidence-based Practice. 6 Th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai