Anda di halaman 1dari 6

MENGANALISIS DAN MENGHITUNG METODE DEPRESIASI YANG TEPAT UNTUK SETIAP

ASET YANG BERBEDA BEDA

ASET
Aset adalah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh individu, perusahaan, atau
pemerintah dengan harapan akan menghasilkan arus kas masa depan. Jenis aset umum meliputi:
Aset lancar, aset tidak lancar, aset fisik, aset tidak berwujud, aset operasi, dan aset tidak
beroperasi.

Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis aset dengan benar sangat penting untuk
kelangsungan hidup sebuah perusahaan, khususnya solvabilitasnya dan risiko yang terkait dari
perhitungan aset tersebut.

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) mendefinisikan aset sebagai berikut:


Contoh aset adalah seperti di bawah ini:
 Kas dan setara kas
 Inventaris atau stok
 Investasi
 (Properti dan Peralatan)
 Kendaraan
 Furniture
 Paten (aset tidak berwujud)
 Saham

SIFAT ASET
Ada tiga sifat utama dari suatu aset:
 Kepemilikan: Aset mewakili kepemilikan yang pada akhirnya dapat diubah menjadi uang tunai
dan setara kas.
 Nilai Ekonomi: Aset memiliki nilai ekonomi dan dapat ditukar atau dijual.
 Sumberdaya: Aset adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk menghasilkan manfaat
ekonomi di masa depan.

KLASIFIKASI ASET
Aset umumnya diklasifikasikan dalam tiga cara:
 Konversi: mengklasifikasikan aset berdasarkan betapa mudahnya mengubahnya menjadi
uang tunai.

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-Reguler) S1 AKUNTANSI
 Keberadaan Fisik: Mengklasifikasikan aset berdasarkan keberadaan fisiknya (dengan kata
lain, aset berwujud vs tidak berwujud).
 Penggunaan: Mengklasifikasikan aset berdasarkan penggunaan / tujuan operasi bisnis
mereka.

JENIS AKTIVA TETAP DAN CONTOHNYA


Berdasarkan wujudnya, aset tetap terdiri dari:
1. Tangible Assets atau aktiva berwujud adalah aset yang mempunyai wujud fisik yang nyata
dan dapat dilihat. Contohnya seperti lahan, mesin, gedung, kendaraan, perabot,
inventaris, dan peralatan.
2. Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak tampak
fisiknya dan merupakan hak yang istimewa milik perusahaan yang mempunyai nilai.
Contohnya seperti goodwill, hak panten, hak Cipta, merk dagang dan lain-lain.
Berdasarkan penyusutannya, aset tetap terbagi menjadi:
1. Depreciated Plant Assets yaitu aset tetap nilainya dapat menyusut. Contohnya seperti
Bangunan, peralatan, mesin, dan inventaris.
2. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang nilainya tidak menyusut, seperti tanah.
FUNGSI ASET TETAP
1) Informasi tentang aset tetap membantu perusahaan memperoleh pelaporan keuangan dan
penilaian bisnis yang akurat, serta analisis keuangan yang menyeluruh.
2) Perusahaan dapat menggunakan laporan dan neraca ini untuk mencatat dan menganalisis
aset. Hasil analisisnya dapat digunakan untuk mempelajari keuangan perusahaan.
3) Sebagai representasi yang jelas dari jumlah modal perusahaan dan nilai aset untuk
keuntungan finansial yang diikuti, serta menjadi evaluasi masalah dalam bisnis perusahaan.
4) Ahli keuangan dapat menggunakan informasi tentang aset tetap dan penyusutannya untuk
melaporkan apakah perusahaan menghasilkan keuntungan atau tidak.
5) Memeriksa rencana tindakan depresiasi untuk memastikan profitabilitas aset tetap.

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP


Nilai aktiva tetap biasanya akan mengalami penyusutan atau depresiasi, karena perusahaan
menggunakannya secara berkala dalam waktu yang lama. Beberapa contoh aset tetap yang
nilainya menyusut adalah gedung, mesin, dan peralatan kantor. Namun, ada juga aset tetap yang
nilainya tidak menyusut dan justru meningkat, misalnya seperti tanah.

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-REGULER) S1 AKUNTANSI
Secara singkat, penyusutan atau depresiasi adalah alokasi harga perolehan dari suatu aset tetap
yang diakibatkan oleh penurunan nilai dari aset tersebut. Untuk mengetahui faktor apa saja yang
memengaruhi biaya penyusutan aset tetap dan cara menghitungnya, simak penjelasannya di
bawah ini.

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENYUSUTAN ASET


Secara umum, dua faktor penyebab menyusutnya nilai aktiva adalah:
1. Faktor Fisik
Nilai aset perusahaan dapat menyusut, karena penggunaan aset yang terlalu sering,
usia barang yang sudah tua, dan berbagai kerusakan.
2. Faktor Fungsional
Ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi dapat menyebabkan
penyusutan nilai aset, sehingga perusahaan perlu mengganti aset tersebut dengan yang
baru.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA TETAP


Biaya penyusutan aset dibebankan di setiap periode akuntansi. Biaya ini merupakan taksiran
yang keakuratannya sangat tergantung pada ketelitian dalam penghitungannya. Setidaknya ada
tiga faktor yang memengaruhi biaya penyusutan aset:
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan aset. Harga
perolehan mengacu pada biaya total untuk membeli aset. Perusahaan dapat mengalokasikan
besar depresiasi per periode akuntansi berdasarkan hasil perhitungan harga perolehan.
Harga perolehan termasuk biaya pengiriman, pajak penjualan, dan bea cukai, serta biaya
persiapan lokasi, pemasangan, dan pengujian. Saat memperoleh properti, harga perolehan
dapat mencakup survei, biaya penutupan, dan pelunasan hak gadai.
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Nilai residu adalah nilai jual kembali suatu aset pada akhir masa manfaatnya. Untuk
menentukan jumlah biaya aset yang akan disusutkan, nilai residu harus dikurangi dari biaya
aset tetap. Dengan demikian, komponen perhitungan penyusutan dapat menggunakan nilai
residu.

Misalnya, perusahaan A membeli aset seharga 100.000.000 dan memperkirakan bahwa


nilai residunya akan menjadi 20.000.000 dalam lima tahun. Artinya, mereka akan

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-REGULER) S1 AKUNTANSI
mendepresiasi 80.000.000 dari total biaya aset dan berharap menjual aset tersebut dengan
harga 20.000.000.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economic Life)
Umur ekonomis aktiva adalah periode waktu yang diharapkan selama aset tetap
berguna bagi pemiliknya. Namun, umur ekonomis suatu aset bisa berbeda dari umur
aktualnya. Penting bagi bisnis untuk memperkirakan umur ekonomis suatu aset,
supaya mereka dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi atau
mengalokasikan dana untuk peralatan yang baru.

METODE PENGHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP


Terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui seberapa besar penyusutan
atau depresiasi dari suatu aset tetap. Berikut ini adalah lima metode paling umum dapat Anda
gunakan:
1. Metode Penyusutan Garis Lurus
Dalam metode penyusutan garis lurus (straight line method), nilai penyusutan dari
suatu aset tetap akan selalu sama hingga akhir umur ekonomisnya.

Misalnya, Anda membeli mesin manufaktur seharga 50.000.000, taksiran nilai


residunya adalah sebesar 5.000.000, dan umur ekonomis yang Anda taksir adalah 5
tahun. Maka penghitungannya adalah sebagai berikut:

2. Metode Penyusutan Penurunan Ganda

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-REGULER) S1 AKUNTANSI
Metode penurunan ganda (double declining balance) adalah bentuk penyusutan yang
dipercepat di mana sebagian besar penyusutan yang terkait dengan aset tetap diakui selama
beberapa tahun pertama umur ekonomisnya.
Untuk menghitung depresiasi dengan metode penurunan ganda, gandakan nilai buku aset
pada awal tahun fiskal dengan kelipatan dari tingkat penyusutan garis lurus. Rumusnya
adalah sebagai berikut:

3. Metode Penjumlahan Angka Tahun


Metode penjumlahan angka tahun adalah bentuk penyusutan yang dipercepat
berdasarkan pada asumsi bahwa produktivitas aset menurun seiring dengan berjalannya
waktu.
Perhitungan ini berupaya untuk membebankan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada
tahun-tahun awal umur ekonomis aset, karena aset tersebut paling produktif di tahun-tahun
awal penggunaannya. Rumusnya adalah sebagai berikut:

4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja


Metode ini biasanya berguna untuk mendepresiasi kendaraan atau transportasi
perusahaan dengan memperhitungkan masa hidup aset untuk menghitung depresiasi. Cara
menghitung penyusutan dengan metode ini adalah dengan membagi total biaya bersih aset
dengan perkiraan masa kerjanya. Misalnya, dalam kasus mobil, masa pakainya adalah jarak
tempuh efektif.
Formulanya adalah sebagai berikut:

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-REGULER) S1 AKUNTANSI
5. Metode Satuan Hasil Produksi
Metode satuan hasil produksi menghitung biaya penyusutan berdasarkan penggunaan
aktual aset. Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumusnya adalah sebagai berikut:

NAMA : DINI PUSPITA SARI


NIM : 2010321048
KELAS : (03-REGULER) S1 AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai