Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MAMPU MENJELASKAN SISTEM PERHITUNGAN DAN


PELAPORAN BIAYA

KELOMPOK 3:

DINI PUSPITA SARI ( 2010321048)


DWI MEGA ADE PUTRI ( 2010321059)
ERLINDA MALIK (2010321062)
ASNITA (2010321066)
DIYAH FADILAH (2010321073)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Mampu
Menjelaskan Perhitungan dan Pelaporan Biaya” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Ghaliyah Nimassita Triseptya
SE. M.Si. Pada mata kuliah Akuntansi Biaya di Universitas Fajar Makassar.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembacanya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen


mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 3 November 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3. TUJUAN PENULISAN............................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA..........................................................3

2.2. PELAPORAN BIAYA..............................................................................9

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

3.1. KESIMPULAN.......................................................................................16

3.2. SARAN...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam memproduksi suatu produk, setiap perusahaan selalu memperhatikan


laba atau rugi. Kebijaksanaan dari perusahaan sangat diperlukan dalam
memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam mencapai tujuan
tersebut. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus memperhitungkan dengan
benar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk guna menentukan
harga jual produk. Penentuan harga jual yang tidak tepat sering kali berakibat fatal
pada masalah keuangan perusahaan atau badan usaha dan akan mempengaruhi
kontinuitas usaha tersebut.

Ketidaktepatan tersebut akan menimbulkan resiko pada perusahaan, misalnya


kerugian yang terus menerus atau menumpuknya produk digudang karena
macetnya pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan harus menetapkan harga
jualnya secara tepat karena harga merupakan satu- satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.
Umumnya dalam menentukan harga jual yang menjadi tolak ukurnya adalah harga
pokok produksi.

Harga pokok produksi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk proses kegiatan produksi sehingga produk tersebut berada dipasar dan siap
dijual. Kebijaksanaan dalam pengklasifikasian biaya produksi akan sangat
mempengaruhi keakuratan laporan biaya produksi.

Kesalahan dalam pengklasifikasian dapat mengakibatkan terjadinya 2


kesalahan dalam perhitungan biaya produksi yang terjadi dalam perusahaan. Jika
harga pokok produksi dinilai terlalu tinggi dan digunakan sebagai dasar penentuan
harga jual akan mengakibatkan produk yang memiliki nilai jual yang tinggi juga
atau mahal, sehingga kemungkinan produk tersebut tidak mampu bersaing
dipasaran, dan tujuan dari perusahaan tidak tercapai karena laba yang diperoleh

1
tidak sesuai dengan harapan. Begitu juga sebaliknya, jika harga pokok produksi
terlalu rendah, hal ini akan menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan dalam
laporan laba rugi tidak menggambarkan laba yang sebenarnya terjadi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada materi ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu sistem perhitungan biaya?
2. Apa itu pelaporan biaya?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini untuk sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa itu sistem perhitungan biaya.
2. Untuk mengetahui apa itu pelaporan biaya.
1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA

Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang
terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan
informasi biaya bagi manajemen.
Dalam Akuntansi biaya sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan
membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi dua sistem
yaitu:
1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis)
Sistim biaya sesungguhnya atau sistem biaya aktual adalah suatu sistem dalam
pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya
tesebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil
baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah aelcsai pada periode
akuntansi yang bersangkutan.
2. Sistem Biaya Ditentukan di muka (Biaya Standar)
Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem dalam pembebanan harga
pokok kepada produk atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok
yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan.Pada akhir
periode Akuntansi kedua sistem biaya ini dicatat dan kemudian dibandingkan
sehingga terlihat adanya varians antara biaya yang sesungguh-nya terjadi
dengan biaya yang ditentukan dimuka. Varians tersebut yang timbul adalah
varians lebih (over applied) dan varians kurang (tinder applied).

Kemudian selain itu juga ada beberapa sistem didalam perhitungan biaya itu
sendiri dimana diantaranya adalah:
1. Sistem Perhitungan/Cara Perhitungan Biaya Produksi
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang
dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkam keuntungan. Kegiatan tersebut

3
tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi
sebuah perusahaan.
Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada
proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead
pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat
berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
a. Direct Material atau Bahan Baku Langsung
Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan di proses menjadi
bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan
cara ekonomis dan sederhana.
b. Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung
Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja
yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke
produk tertentu dalam proses produksi.
c. Factory Overhead atau Overhead Pabrik
Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada
pengeluaran tertentu. Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik
memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku
langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi.

Adanya ketiga unsur penting ini memang tak bisa lepas dari biaya produksi
sebuah perusahaan. Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan mempengaruhi
biaya yang akan di catat dalam laoran keuangan, seperti:
a) Adanya biaya bahan baku tak langsung
b) Tenaga kerja tidak langsung
c) Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
d) Amortisasi dan depresiasi
e) Biaya air dan listrik pabrik
f) Asuransi pabrik
g) Operasi, dll.

4
Hal tersebut di atas akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada
suatu bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan
kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu,
pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan
perusahaan.

Contoh Biaya Produksi


Dalam menjalankan proses produksi tentu harus mengetahui apa saja yang
termasuk production cost. Karena biaya tersebut yang akan berpengaruh dan
sebagai pelaporan keuangan perusahaan.
Inilah yang termasuk contoh biaya yang digunakan dalam acuan perhitungan
produksi.
a. Biaya Tetap atau fixed Cost
Fixed cost merupakan biaya dengan jumlah tetap serta tidak bergantung pada
produksi yang didapatkan pada periode tertentu. Sebagai contoh, pajak
perusahaan, sewa gedung, biaya administrasi dan sebagainya.
b. Biaya Variabel atau Variable Cost
Biaya variabel ini besarnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan hasil
produksi. Dalam artian hasil produksi yang semakin besar maka biaya variabel
juga akan semakin besar. Seperti, upah bagi pekerja, biaya bahan baku yang
digunakan sesuai dengan jumlah produksi.
c. Biaya Total atau Total Cost
Pada periode tertentu sebuah perusahaan menghasilkan barang jadi. Maka total
dari biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan perusahaan tersebut dihitung
sebagai besarnya production cost, inilah biaya total.
d. Biaya Rata-rata atau Average Cost
Adanya production cost per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang
mengasilkan barang produksi dalam jumlah banyak dan average cost ini dihitung
melalui pembagian total biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan di
perusahaan.
e. Marginal Cost

5
Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan dalam
menghasilkan unit barang yang sudah jadi. Marginal cost yang muncul saat
adanya perluasan produksi pada saat akan menambah jumlah barang yang
dihasilkan.
Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada
pelaporan keuangan.

STOP

2. Sistem Perhitungan Biaya Penjualan


Biaya penjualan adalah total semua pengeluaran yang dilakukan untuk
membuat produk atau layanan yang telah dijual kepada pelanggan. Ini mengukur
kemampuan entitas bisnis untuk memahami suatu produk, sumbernya dan
memproduksinya dengan biaya yang wajar.
Istilah, biaya penjualan, dapat dipertukarkan dengan “harga pokok penjualan”
dan “biaya pendapatan”, tetapi bisnis tertentu mungkin lebih memilih satu istilah
daripada yang lain, berdasarkan industri mereka.
Dalam beberapa kasus di mana bisnis menawarkan barang dan jasa, mereka
dapat merujuk pada biaya penjualan dan harga pokok penjualan pada laporan
keuangan mereka. Sebagai contoh:
a. Pengecer biasanya menggunakan istilah biaya penjualan untuk melacak
penjualan barang dagangan mereka.
b. Produsen lebih cenderung menggunakan istilah harga pokok penjualan untuk
melacak produk mereka.
c. Perusahaan yang hanya menawarkan layanan, seperti firma hukum, dapat
menggunakan biaya penjualan atau biaya pendapatan.

Harga pokok penjualan berkaitan erat dengan biaya produk karena banyak
elemen yang sama membentuk keduanya. Namun, biaya penjualan muncul pada
laporan laba rugi sementara biaya produk muncul di neraca sebagai persediaan.

6
Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan harga pokok penjualan
dalam pelaporan keuangan:
 Catat harga pokok penjualan sebagai pembelian di neraca.
Produsen menghitung biaya produk sebagai persediaan sebagai langkah
pertama. Beberapa jenis bisnis lain mencatat biaya barang yang dibeli di akun
piutang di neraca mereka. Ini menciptakan debit ke akun piutang dan kredit ke
akun hutang.
1. Catat harga pokok penjualan sebagai persediaan di neraca.
Pada akhir periode pelaporan, bisnis yang menghitung harga pokok penjualan
sebagai pembelian menggeser saldo akun piutangnya ke akun persediaannya. Ini
menciptakan debit ke akun persediaan dan kredit ke akun piutang.
2. Bandingkan saldo persediaan.
Akhirnya, perusahaan akan membandingkan saldo buku dalam akun persediaan
dengan jumlah sebenarnya dalam persediaan. Selisihnya adalah debit ke akun
harga pokok penjualan dan kredit ke akun persediaan.
3. Pindahkan saldo harga pokok penjualan ke laporan laba rugi.
Harga pokok penjualan dapat muncul pada laporan laba rugi bulanan atau
tahunan.

Untuk membuat perhitungan cepat untuk harga pokok penjualan, kita dapat
menggunakan rumus sbb:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
Ini membantu mentransfer biaya ke laporan laba rugi, tetapi kita akan
memerlukan lebih banyak informasi untuk menghitung total biaya penjualan.

3. Sistem perhitungan biaya administrasi


Berdasarkan definisi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), biaya administrasi
adalah sejumlah biaya yang dibayarkan secara berkala kepada pemegang rekening
di suatu bank. Misalnya, biaya administrasi untuk rekening koran dan biaya
administrasi untuk iuran tahunan kartu kredit.

7
Sedangkan biaya administrasi dalam bahasa Inggris, biasa disebut sebagai
administrative charge.
Tetapi, nasabah dapat terbebaskan dari biaya administrasi, jika bisa
memelihara saldo minimum yang telah ditentukan oleh suatu bank. Hal ini bisa
disebut sebagai maintenance fee.
Jika dilihat dalam dunia akuntansi, maka biaya administrasi disebut sebagai
biaya-biaya yang sering digunakan untuk koordinasi suatu kegiatan produksi serta
melakukan pemasaran dari produk tertentu. Dalam bahasa Inggris, istilah biaya
administrasi bank dalam akuntansi bisa disebut administrative expense.
Biaya administrasi dalam suatu perusahaan dapat timbul di bagian administrasi,
staff, dan pembukuan. Misalnya, perusahaan yang sedang melakukan perhitungan
laporan keuangan untuk biaya gaji setiap karyawan, biaya untuk memenuhi
persediaan kantor, biaya perawatan kantor, dan pajak yang harus dibayarkan.
Cara mencatat biaya administrasi yaitu:
a. Catat Secara Manual
Untuk beban operasional itu sendiri adalah seluruh beban yang timbul atas
akibat dari kegiatan operasional perusahaan. Sehingga pencatatan tersebut
tergantung keputusan akuntan perusahaan, apakah biaya administrasi ingin
dipisahkan atau di jadikan satu dengan beban lainnya.
b. Membuat Transaksi Biaya Admin Bank
Ketika Anda melakukan pembayaran dengan giro atau transfer dengan nilai
yang besar maka biaya administrasi juga dikenakan dengan nominal yang besar
juga. Melalui fitur Kas dan Bank dalam Harmony, jurnal transaksi akan keluar
secara otomatis.

8
2.2. PELAPORAN BIAYA

Sistem pelaporan biaya merupakan suatu alur bagaimana suatu biaya-biaya


yang terjadi dilaporkan mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai ke
tingkatan paling atas dalam suatu struktur organisasi perusahaan.
Jenis laporan pertanggungjawaban biaya berdasarkan sistem laporan kepada
manajer yang bertanggung jawab digolongkan menjadi tiga kelompok sesuai
dengan jenjang organisasi berikut ini:
1. Laporan pertanggungjawaban biaya – manajer bagian. Dalam unit organisasi
produksi terdapat bagian persiapan, bagian pengolahan, bagian penyelesaian
dan bagian pengawas produksi.
2. Laporan pertanggungjawaban biaya – manajer departemen. Laporan disajikan
untuk manajer departemen produksi.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya – direksi. Laporan ini disajikan kepada
direktur produksi Isi laporan pertanggungjawaban biaya disesuaikan dengan
tingkat manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingkat manajemen yang
terendah disajikan jenis biaya menurut objek pengeluaran, sedangkan untuk
tingkat manajemen di atasnya disajikan total biaya tiap – tiap pusat biaya yang
di bawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan yang terjadi di
pusat biayanya sendiri.

Sistem Pelaporan kepada manajemen yang bertanggung jawab


Sistem akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan sistem
pelaporan informasi keuangan menurut sistem manajer yang bertanggung jawab
atas terjadinya informasi keuangan menurut manajer yang bertanggungjawab.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan informasi adalah informasi biaya. Sistem
akuntansi pertanggungjawaban di samping sebagai pencatat biaya juga berfungsi
sebagai sistem pelaporan untuk memberi umpan balik kepada manajer penyusun
anggaran mengenai hasil pelaksanaan anggaran tersebut.
Setiap periode bulanan, triwulan pusat-pusat pertanggungjawaban mengirim
bukti-bukti sebagai dasar untuk menyusun laporan atas dasar biaya yang menjadi
tanggung jawab departemennya. Data yang dilaporkan oleh pusat

9
pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya atau actual cost.
Selanjutnya bagian akuntansi sebagai penyusun laporan perusahaan, mengolah
data-data yang berasal dari pusat pertanggungjawaban dan menyusun laporan
pertanggungjawaban. Bagian akuntansi pertanggungjawaban selanjutnya
mengirim laporan pertanggungjawaban tersebut ke pusat-pusat
pertanggungjawaban yang akan dinilai. Isi laporan pertanggungjawaban
disesuaikan dengan tingkat manajemen yang menerimanya. Untuk tingkat
manajemen yang terendah disajikan jenis biaya menurut obyek pengeluarannya,
sedangkan untuk tingkat manajemen yang di atasnya disajikan total biaya tiap-tiap
pusat yang plagiat merupakan tindakan tidak terpuji berada di bawahnya ditambah
dengan biaya-biaya yang terkendali dan terjadi di pusat biayanya sendiri.
Laporan pertanggungjawaban biaya disusun dengan dasar sebagai berikut:
Mulyadi, 1992:120:
1. Jenjang terbawah yang diberi laporan adalah tingkat manajer bagian.
2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban yang berisi
rincian realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya.
3. Manajer jenjang di atasnya diberi laporan mengenai biaya pusat
pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yang dikeluarkan oleh
manajer- manajer yang berada di bawah wewenangnya, yang disajikan dalam
bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing- masing
manajer yang bersangkutan.
4. Semakin ke atas laporan pertanggungjawaban biaya semakin ringkas.

Laporan hasil biaya atau hasil operasi akan disusun dalam bentuk laporan
keuangan, Laporan Laba/Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus Kas.
Penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas pada prinsipnya sama seperti yang
dipelajari dalam akuntansi keuangan perusahaan dagang maupun perusahaan jasa.
Perbedaan yang terlihat pada neraca perusahaan dagang dan perusahaan pabrikasi.
Perusahaan dagang hanya mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang
jadi, sedangkan pada perusahaan pabrikasi terdapat tiga, persediaan yaitu

10
persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses dan persediaan produk
selesai.
Pada perusahaan pabrikasi seperti telah dijelaskan di atas terdiri dari tiga
persediaan yaitu:
1. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku adalah persediaan bahan yang belum dimasukkan ke
dalam proses dan masih tersimpan di dalam gudang.
2. Persediaan produk dalam proses
Persediaan produk dalam proses adalah persediaan bahan baku, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang belum selesai dan tersimpan di
dalam gudang pabrik.
3. Persediaan produk selesai
Persediaan produk selesai adalah produk dalam proses bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang sudah diproses dan
membentuk produk selesai belum terjual dan masih tersimpan digudang pabrik.

Laporan Harga Pokok Produksi dan Laporan Harga Pokok Penjualan


Perbedaan laporan Laba/Rugi perusahaan pabrikasi dan perusahaan dagang
dapat dilihat dari harga pokok penjualan. Pada perusahaan dagang harga pokok
penjualan terbentuk dengan menambahkan persediaan barang jadi awal dan
mengurangkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada perusahaan pabrikasi
dalam harga pokok penjualan akan dihitung harga pokok produksi.

Harga Pokok Produksi


Harga Pokok Produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam
proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periodc waktu tertentu. Harga
pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan
produk dalam proses awal dan akhir.

11
Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok produk yang sudah terjual dalam
periode waktu berjalan yang diperoleh dengan menambahkan harga pokok
produksi dengan persediaan produk selesai awal dan persediaan produk selesai
akhir.

Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Serta Penyajian dalam
Laporan Laba/Rugi
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa dalam penyajian laporan Laba/Rugi
perusahaan pabrikasi terdapat laporan harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan yang akan dibandingkan dengan penjualan sehingga membentuk laba
kotor atau marjin kotor. Laba kotor kemudian dikurangkan dengan biaya operasi
atau biaya periode sehingga diperoleh laba operasi.Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada contoh berikut ini.

Contoh Soal
PT. Indra Jaya sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri mainan anak-
anak. Perusahaan merencanakan akan menyusun laporan Laba/Rugi dan laporan
Harga Pokok Produksi dan Penjualan secara terpisah. Berikut ini data biaya yang
diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2017:
Penjualan Rp. 150.000.000
Pembelian bahan Rp. 35.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp. 600.000
Retur dan potongan pembelian Rp. 1.800.000
Bahan penolong Rp. 5.000.000
Tenaga kcrja langsung Rp. 7.500.000
Listrik pabrik Rp. 1.250.000
Penyusutan mesin dan peralatan pabrik Rp. 1.600.000
Pajak bumi dan bangunan pabrik Rp. 1.000.000
Asuransi pabrik Rp. 1.200.000
BOP lain-lain Rp. 4.100.000

12
Pendapatan piutang tcp. 2.500.000
Biaya bunga Rp. 3.000.000
Biaya pemasaran Rp. 25.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 15.000.000

Data persediaan awal dan akhir:


Keterangan Awal Akhir
Bahan Rp.2.000.000 Rp.1.500.000
Produk dalam pr Rp. 1.450.000 Rp. 1.750.000
Produk selesai Rp. 2.000.000 Rp. 1.250.000
Catatan:
Pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung menggunakan satu rekening
yaitu rekening bahan.

Diminta:
1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan untuk tahun 2017.
2. Susunlah Laporan Laba/Rugi perusahaan untuk tahun 2017.

Penyelesaian:
1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
PT. Indra Jaya
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
untuk Tahun berakhir 31 Desember 2006

Persediaan bahan awal Rp. 2.000.000


Pembelian bahan Rp. 35.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp. 600 +
Rp. 35.600.000
Retur dan potongan pembelian Rp. 1.800.000 -
Pembelian hersih Rp. 33.800.000 +
Bahan tersedia untuk dipakai Rp. 35.800.000

13
Kurang:
Bahan penolong Rp.5.000.000
Persediaan bahan akhir Rp.1.000.000+ Rp. 6.000.000 -
Bahan baku langsung digunakan Rp. 29.800.000
Tenaga kerja langsung Rp. 45.000.000
BOP:
- Bahan Penolong Rp. 5.000.000
- Tenaga kerja tidak langsung Rp. 7.500.000
- Listrik, pabrik Rp. 1.250.000
- Peny. mesin dan peral.pabrik Rp. 1.600.000
- Asuransi Rp. 1.000.000
- BOP lain-lain Rp. 4.100.000
- Total BOP Rp. 21.650.000+
Biaya Produksi Rp. 96.450.000
Persediaan produk dalam proses awal Rp. 1.450.000+
Rp. 95.000.000
Persediaan produk dalam proses akhir Rp. 1.750.000-
Harga Pokok Produksi Rp. 93.250.000
Persediaan produk selesai awal Rp. 2.100.000+
HPP Tersedia untuk Dijual Rp. 95.350.000
Persediaan produk selesai akhir Rp. 1.250.000-
Harga Pokok Penjualan Rp. 94.100.000

2. Laporan Laba/Rugi
PT. Indra Jaya
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
untuk Tahun berakhir 31 Desember 2006

Penjualan Rp. 150.000.000


Harga Pokok Penjualan Rp. 94.100.000
Laba Kotor Rp. 55.400.000 -

14
Biaya Operasi:
- Beban Pemasaran Rp. 25.000.000
- Beban Administrasi Rp. 15.000.000 +

Total Biaya Operasi Rp 40.000.000 (-)


Rp. 15.900.000
Laba Operasi:
Pendapatan lain-lain:
- Pendapatan Piutang Rp. 2.500.000
Rp. 18.400.000
Biaya lain-lain: .
- Biaya bunga Rp. 3.000.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 15.400.000
Pajak 30% Rp. 4.620.000 (-)
Laba bersih setelah pajak Rp. 10.780.000

15
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Hal mendasar yang perlu diketahui dalam mempelajari Akuntansi Biaya selain
konsep biaya yaitu mengenai sistem biaya dalam mengalokasikan dan
membeban¬kan biaya kepada produk atau pesanan atau jasa, bagaimana cara
perhitungan harga pokok suatu produk, metode penentuan harga pokok, metode
mengumpulkan biaya atau akumulasi biaya suatu produk, siklus akuntansi biaya
dan bagaimana laporan hasil biaya pada perusahaan pabrikasi atau perusahaan
manufaktur.

Hal tersebut akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu
bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan
kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu,
pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan
perusahaan.

3.2. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada makalah ini bahwa melalui
materi ini kita bisa semakin mengenal apa-apa saja sistem yang ada di dalam
perhitungan biaya bagaimana pelaporannya agar tersusun dengan baik agar
kedepannya kita bisa meminimalisir terjadinya sebuah kesalahan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/akuntansi/biaya-penjualan/.
https://www.idntimes.com/business/finance/rinda-faradilla/apa-itu-biaya-
administrasi/5.
https://www.harmony.co.id/blog/contoh-biaya-administrasi-dan-cara-mudah-
mencatatnya-dalam-akuntansi.
https://text-id.123dok.com/document/rz3jm969y-sistem-pelaporan-biaya-
kepada-manajer-yang-bertanggung-jawab.html.

iv

Anda mungkin juga menyukai