Anda di halaman 1dari 9

1.

PENGKAJIAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif , peran
dijalankan dengan baik ,dan penuh rasa sayang. Ny. S membantu Tn. D
dengan berjualan baju keliling dan Tn, B selalu mengontrol pola makan Ny, S
sesuai diit DM dengan tidak boleh makan dan minum yang manis manis.
Modifikasi lingkungan keluarga dengan menyediakan menu makanan yang
sesuai dengan diet diabetesnya Ny S

2. Fungsi Sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan
interaksi sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan
sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin , norma budaya , dan
perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan
di dalam masyarakat. Tn. D bekerja sebagai karyawan swasta dan ketua RT,
sedangkan ny.S sering membeli minuman segar saat berdagang keliling.

3. Fungsi Perawatan Keluarga 5 Tugas Keluarga (5-M)


Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan
atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan
individu.
Tugas tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan menurut friedman adalah
1. mengenal gannguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya (
masalah kesehatan)
2. mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan keprbadian anggota keluarganya (modifikasi)
5. mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Bapak D Selalu mengingatkan diit makanan manis dan minum obat DM pada
Ny.S yang masih tidak patuh terhadap diet diabetesnya jika tidak dalam
pengawasan suaminya.

Dari data wawancaara keluarga mengatakan masih bingung dengan batas


kadar gula darah jika di kategorikan kadar gula terkontrol.
Keluarga juga masih bingung bagaimana perawatan DM yang harus di lakukan
serta masih beranggapan bahwa panduan perawatan DM masih susah untuk di
terapkan.
Bapak D selalu mengontrol pola makan Ny. S dan ny. S rutin melakukan
kunjungan ke posbindu PTM.

4. Fungsi reproduksi.
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Ny. S dan bapak D mempunyai 2 orang anak( 27th sdh
berkeluarga dan 19th)

5.Fungis Ekonomi.
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan ,pakaian ,
perumahan, dan lain-lain. Keluarga bapak D sudah mempunyai rumah dan
dapat memwnuhi semua kebutuhan keluarganya dengan baik bapk D Sebagai
karyawan swasta dan ketua Rt sedang Ny. S membantu berdagang baju
keliling.

Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang serta kekuatan keluarga
Saat berdagang keliling Ny. S selalu membeli minuman segar yang manis serta
tidak reratur dalam minum obat DM, walaupun selalu rutin mengunjungi
posbindo PTM keluarga masih bingung tentang perawatan DM dan kategori
gula darah yang terkontrol
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga menyadari masalah yang ada dalam keluarganya. Bapak D
mengatakan setiap ada masalah ia berusaha menyelesaikannya bersama
istrinya. Termasuk tentang penyakit DM yang di derita Ny. S
3. Strategi koping yang digunakan
Bapak D terkadang mengambil keputusan dahulu, tanpa melibatkan istrinya,
karena istri berjualan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan identifikasi ditemukan stres adaptasi disfungsional

Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Ny.S ingin sembuh dari penyakit DM saat bangun tidur tidak pusing dan
tidak sakit kepala selalu berdo’a agar selalu diberikan kesehatan dan bisa
melaksanakan kehidupan dengan cara bersyukur atas nikmat rejeki dan kesehatan.
Ny.S mengatakan semoga dengan datangnya perawat ke rumah bisa membantu
mengurangi masalah yang ada di keluarga, karena informasi yang disampaikan
menambah wawasan baik itu kesehatan jasmani ataupun rohani.

2. ANALISA DATA

DS :

 Pada saat berkeliling untuk menjual dagangannya ibu S sering berhenti untuk
membeli minuman yang segar seperti : pop ice, nutrisari, teh botol
 Pola makan dapat dikontrol apabila diawasi oleh suami, jika tidak ada suami
sering makan makanan yang manis, tidak rutin minum obat.
 Ibu S mengatakan pada saat bangun tidur terasa berat dan pusing, sakit kepala,
terkadang tangan dan kaki ikut kram seketika
 Keluarga mengatakan bahwa diabetes merupakan penyakit kencing manis
DO:

 Keluarga masih bingung menjawab ketika ditanyakan batasan kadar gula darah
jika dikategorikan kadar gula terkontrol
 Keluarga juga bingung bagaimana perawatan DM yang harus dilakukan, serta
masih beranggapan bahwa panduan perawatan DM susah untuk diterapkan
 Lingkar pinggang 86 cm, BB 50 kg, IMT 21,36 , GDS 299 mg/dl

Analisa Data
No. Data Masalah
1 Data Subyektif: Ketidakstabilan kadar
 Pada saat berkeliling untuk menjual glukosa darah b/d disfungsi
dagangannya ibu S sering berhenti untuk pankreas, pola makan tidak
membeli minuman yang segar seperti : pop terkontrol, ditandai dengan
ice, nutrisari, teh botol GDA 299 mg/dl.
 Pola makan dapat dikontrol apabila diawasi
oleh suami, jika tidak ada suami sering
makan makanan yang manis, tidak rutin
minum obat.
 Keluarga mengatakan bahwa diabetes
merupakan penyakit kencing manis

Data Obyektif:
 Lingkar pinggang= 86 cm,
 BB=50 kg,
 IMT =21,36
 GDS=299mg/dl

2 Data Subyektif: Resiko jatuh b/d perubahan


Ibu S mengatakan pada saat bangun tidur terasa kadar glukosa darah ditandai
berat dan pusing, sakit kepala, terkadang tangan dan dengan pada saat bangun
kaki ikut kram seketika tidur terasa berat dan pusing,
sakit kepala, terkadang
tangan dan kaki ikut kram
Data Objektif: seketika.
 Keluarga tampak masih bingung menjawab
ketika ditanyakan batasan kadar gula darah
jika dikategorikan kadar gula terkontrol
 Lingkar pinggang = 86 cm,
 BB = 50 kg
 IMT = 21,36
 GDS=299mg/dl

3 Data Subyektif: Manajemen kesehatan


Pola makan dapat dikontrol apabila diawasi oleh keluarga tidak efektif b/d
suami, jika tidak ada suami sering makan makanan kompleksitas program
yang manis, tidak rutin minum obat. perawatan/pengobatan
ditandai dengan keluarga
masih bingung menjawab
Data Objektif:
ketika ditanyakan batasan
 Keluarga masih bingung menjawab ketika
kadar gula darah jika
ditanyakan batasan kadar gula darah jika
dikategorikan kadar gula
dikategorikan kadar gula terkontrol
terkontrol, keluarga juga
 Keluarga juga bingung bagaimana
bingung bagaimana
perawatan DM yang harus dilakukan, serta
perawatan DM yang harus
masih beranggapan bahwa panduan
dilakukan, serta masih
perawatan DM susah untuk diterapkan
beranggapan bahwa panduan
perawatan DM susah untuk
diterapkan.
3. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL

Diagnosa Actual :

 Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d disfungsi pankreas ditandai dengan GDA
299 mg/dl.

Diagnosa Resiko :

 Resiko jatuh b/d perubahan kadar glukosa darah ditandai dengan pada saat bangun
tidur terasa berat dan pusing, sakit kepala, terkadang tangan dan kaki ikut kram
seketika.

Diagnosa potensial :

 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d kompleksitas program


perawatan/pengobatan ditandai dengan keluarga masih bingung menjawab ketika
ditanyakan batasan kadar gula darah jika dikategorikan kadar gula terkontrol,
keluarga juga bingung bagaimana perawatan DM yang harus dilakukan, serta
masih beranggapan bahwa panduan perawatan DM susah untuk diterapkan.

4. RENCANA INTERVENSI SESUAI DENGAN TUK ASKEP KELUARGA


a. Untuk mengubah domain kognitif
o Menawarkan pendidikan kesehatan
b. Untuk mengubah domain psikomotor
o Mendorong anggota keluarga untuk menjadi pemberi perawatan
o Memasukkan ritual kesehatan dalam kebiasaan keluarga
c. Untuk mengubah domain afektif
o Menggambarkan kekuatan dukungan keluarga
o Menceritakan pengalaman saat anggota keluarga sakit

Intervensi diagnose actual : Ketidakstabilan kadar glukosa darah

TUK Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam di


harapkan keluarga mampu mengetahui masalah dengan kriteria hasil

 Kestabilan Kadar Glukosa Darah Meningkat ( L.03022)


 Tingkat kepatuhan minum obat Ny. S meningkat

A. MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA (I.03115)

Observasi

o Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia


o Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
kambuhan)
o Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
o Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia, polivagia,
kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
o Monitor intake dan output cairan
o Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik
dan frekuensi nadi

Terapeutik

 Berikan asupan cairan oral


 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

Edukasi

 Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan)

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu


 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
 Kolaborasipemberian kalium, jika perlu
5. INTERVENSI INOVASI KEPERAWATAN BERDASARKAN 3 PREVENSI

Intervensi EMAS menggunakan metode dan media :

a. Materi tertulis yang dapat diberikan kepada klien (leaflet)


b. Online (pemanfaatan media social : grup whatsapp)
c. Video edukasi
d. Tutorial : interaksi dengan tenaga kesehatan secara langsusng atau pendampin

3 prevensi tersebut yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan


tersiar.

Intervensi :

1. Gunakan metode dan media yang di sesuaikan, bisa dalam bentuk materi tertulisyang
dapat di berikan kepada Ny. S dan semua anggota keluarga tentang penyakit DM bisa
berbentuk leaflet (proses terjadinya , gejala, komplikasi serta pengobatan DM ).
2. Berikan edukasi kesehatan penyakit DM dengan menonton video edukasi, diskusi dan
evaluasi leaflet yang sudah di berikan.
3. Online (pemanfaatan media sosial, group whats App bersama anggota keluarga untuk
selalu mengingatkan Ny. S waktu minum obat dan selalu menjaga pola makan dengan
mengurangi makan yang manis manis).
4. Skrining kesehatan kepada semua anggota keluarga bapak D dan Ny. S dengan faktor
resiko DM dengan metode support group dengan mengisi form kesehatan yang sdh di
sediakan.
5. Management nutrisi makanan yang sehat dan yang tidak sehat untuk Ny. S (diit
penderita DM)
6. Hitung kalori tubuh, susun menu makan sehag untuk Ny. S sesuai dengan diit DM.
7. Beri latihan senam kaki pada penderita DM (Ny. S), untuk mencegah terjadinya luka
pada kaki ( mencegah gangren kaki) bisa di lakukan bersama anghota keluarga yang
lain setiap pagi dan sore selama 10 menit secara teratur.
8. Tutorial : interaksi dengan tenaga kesehatan secara langsung atau pendampingan
untuk mendapatkan obat terapi farmakologi DM untuk mencegah komplikasi
(ketoasidosis diabetik, komplikasi makro dan mikrovaskuler, neuropati).

Anda mungkin juga menyukai