Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
ABSTRACT
The objective of this study is to provide a better understanding of how institutional theory
such as task environment and institutional environment, and ethical position influence
managers’ budgetary slack creation. A total of 56 questionnaires were distributed to
government managers in Kota Padang. Hypotheses testing using multiple regressions
analysis to determine influence task environment and institutional environment and ethical
position toward budgetary slack. The results discussed in this paper support institutional
theoretical model for developing budgetary slack behavior in public sector organizations.
Task environment and institutional environment toward budgetary slack influenced
significantly. Further, this research provides evidence regarding the impact of ethical
position in the relations among task environment, institutional environment and budgetary
slack.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana teori institusi, seperti lingkungan
tugas, lingkungan institusi dan posisi etis mempengaruhi pimpinan melakukan senjangan
anggaran. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan menyebarkan kuesioner
sebanyak 56 kepada pejabat setingkat eselon di setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah). Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui
pengaruh lingkungan tugas, lingkungan institusi dan posisi etis terhadap senjangan
anggaran. Hasil penelitian mendukung bahwa model teori institusi bisa menjelaskan
terjadinya perilaku senjangan anggaran pada organisasi sektor publik. Lingkungan tugas
dan lingkungan institusi berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
Selanjutnya, penelitian ini juga membuktikan posisi etis berdampak terhadap hubungan
lingkungan tugas, lingkungan institusi dan senjangan anggaran.
245
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
246
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
247
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
248
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
249
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
untuk berbuat curang (Luo, 2002;Pillay dengan peran dan kebajikan yang
and Kluvers, 2014). Berdasarkan uraian diinginkan manajer profesional dan
di atas dapat dinyatakan hipotesis sebagai akuntan." Oleh karena itu, penciptaan
berikut: senjangan anggaran adalah dilema etika,
H1: Lingkungan Tugas (Task yang menggabungkan penilaian moral
environment) berpengaruh individu (Douglas dan Wier, 2000).
terhadap terjadinya senjangan Berdasarkan hubungan antara ideologi
anggaran. etis dan dilema etika diamati dalam
H2: Lingkungan Institusi (Institutional berbagai aspek praktik bisnis, posisi etika
environment) berpengaruh individu diharapkan untuk
terhadap terjadinya senjangan mempengaruhi keputusan mereka untuk
anggaran. terlibat dalam penciptaan senjangan
anggaran. Oleh karena itu, ideologi etis
diharapkan untuk memoderasi dampak
2.4.2 Ideologi Etis dan Senjangan
lingkungan tugas dan lingkungan
Anggaran
institusi pada perilaku penciptaan
Studi sebelumnya menjelaskan
senjangan anggaran.
bahwa ideologi etis individu
Secara umum, idealisme tinggi
mempengaruhi penilaian mereka dari
dan relativisme rendah diharapkan akan
praktek-praktek bisnis yang etis dan tidak
berkorelasi negatif dengan penciptaan
etis dan menentukan apakah mereka
senjangan anggaran. Oleh karena itu,
bersedia untuk terlibat dalam praktek
absolutis (idealisme tinggi dan
tersebut (Barnett et al, 1994;. Forsyth,
relativisme rendah) diharapkan dapat
1992). Misalnya, Arrington dan Reckers
menekan untuk terjadinya senjangan
(1985) menemukan hubungan yang
anggaran dibandingakan pada situasionis
signifikan antara posisi etika dalam
(idealisme tinggi dan relativisme yang
keputusan penggelapan pajak. Shaub,
tinggi), subjektivis (idealisme rendah dan
Finn and Munter (1993) meneliti efek
relativisme tinggi), dan exceptionists
dari ideologi etis auditor pada sensitivitas
(idealisme rendah dan relativisme
etis dan menemukan bahwa auditor yang
rendah). Absolutis memanfaatkan
relativisme cenderung untuk mengenali
prinsip-prinsip moral universal, yang
masalah etika dalam tugas audit mereka.
kemungkinan akan menyatkan bahwa
Selain itu, Greenfield, Norman and Wier
oportunisme dan ketidaktepatan adalah
(2008) menemukan bahwa individu
perilaku salah. Selain itu, absolutis akan
idealis cenderung terlibat dalam praktik
menghindari tindakan yang
manajemen laba daripada individu
menghasilkan hasil negatif, seperti hasil
relativistik. Elias (2002) menemukan
negatif yang terkait dengan senjangan
bahwa absolutis dan Situasionis melihat
anggaran bagi organisasi dan pemangku
manajemen laba sebagai isu etis lebih
kepentingan. Berdasarkan uraian di atas
parah dari exceptionists dan subjektivis.
dapat dinyatakan hipotesis sebagai
Senjangan anggaran terjadi
berikut:
ketika bawahan sengaja memilih untuk
H3: Posisi etis idealisme yang tinggi
menahan informasi yang akurat dari
bisa menekan terjadinya perilaku
atasan mereka (Sprinkle, 2003;
senjangan anggaran
Merchant, 1995; Merchant dan Manzoni,
H4: Posisi etis relativisme yang tinggi
1989). Senjangan anggaran sering
bisa meningkatkan terjadinya
menimbulkan konsekuensi negatif bagi
perilaku senjangan anggaran
organisasi (Sprinkle, 2003; Merchant,
Faktor yang menarik dalam
1995). Merchant(1995, p. 2) menyatakan
penelitian ini adalah posisi etis. Teori
bahwa penciptaan senjangan anggaran
ideologi etika Forsyth (1980)
melanggar "norma yang berhubungan
250
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
251
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
252
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
hitung lebih besar dari r tabel (0,218) bantuan Statistical Product and Service
sehingga keseluruhan item pertanyaan Solution (SPSS) versi 15.0 for windows.
dinyatakan valid.
Pengujian hipotesis menggunakan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
uji regresi linier berganda, setelah 4.1. Statistik Deskriptif
melalui uji asumsi klasik, yang bertujuan Untuk menggambarkan suatu data
untuk mengetahui pengaruh variabel variabel yang diteliti akan dilakukan
lingkungan tugas, lingkungan institusi deskripsi data. Berikut ini akan diuraikan
dan posisi etis terhadap senjangan deskripsi dari data setiap variabel dalam
anggaran. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
penelitian ini prosesnya menggunakan
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Signifikansi
Koefisien (B) Keterangan
(p-value)
Lingkungan Tugas .316 .016 diterima
Lingkungan Institusi .226 .008 diterima
Posisi Etis Idealisme .-449 .004 diterima
Posisi Etis Relativisme .196 .001 diterima
253
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
ANOVA. Tabel di atas menyajikan nilai pada pemerintahan daerah Kota Padang.
F hitung sebesar 30,724 dengan Task Environment seperti kontrol
probabilitas (p-value) 0,000. Nilai terhadap regulasi, ketidakpastian
probabilitas lebih kecil dari alpha 0,05 struktur, pemusatan kekuatan pada
maka disimpulkan variabel bebas secara kelompok tertentu dan Institutional
bersama-sama yang terdiri dari Environment seperti transparansi,
lingkungan tugas, lingkungan institusi, keadilan, kompleksitas institusi dapat
posisi etis idealisme dan posisi etis memengaruhi terjadinya senjangan
relativisme mempengaruhi variabel anggaran dalam konteks organisasi
terikat senjangan anggaran. sektor publik.
Untuk menjawab hipotesis Hipotesis ketiga (H3) dan keempat
penelitian bagaimana pengaruh masing- (H4) melihat pengaruh posisi etis
masing variabel bebas secara individual terhadap perilaku senjangan anggaran.
terhadap variabel terikat, dapat dilihat Hipotesis ketiga menyatakan posisi etis
dari hasil uji statistik t. Tabel 4 di atas idealisme yang tinggi bisa menekan
memperlihatkan hasil uji signifikansi terjadinya perilaku senjangan anggaran
variabel bebas secara individual, yang berhasil terdukung secara statistik. Nilai
mana seluruh variabel bebas signifikan koefisien untuk variabel posisi etis
mempengaruhi senjangan anggaran idealisme sebesar -0,449 dan nilai
signifikansinya adalah 0,004 < α = 0,05
4.3 Pembahasan (tabel 4). Sedangkan hipotesis keempat
Penelitian ini bertujuan untuk yang menyatakan bahwa posisi etis
menjelaskan terjadinya senjangan relativisme yang tinggi bisa
anggaran pada organisasi sektor publik meningkatkan terjadinya perilaku
dengan menggunakan Teori Institusi senjangan anggaran berhasil terdukung
yang menjelaskan faktor lingkungan secara statistik. Pada tabel 4 terlihat nilai
(task environment dan institutional koefisien 0,196 dan nilai signifikansi
environment) mendasari terjadinya untuk variabel ini adalah 0,001 < α =
senjangan anggaran. Hipotesis pertama 0,05.
(H1) dalam penelitian ini menyatakan Temuan hipotesis 4 membuktikan
bahwa lingkungan tugas berpengaruh individu dengan posisi etis idealisme
terhadap terjadinya senjangan anggaran adalah individu yang menghindari
berhasil terdukung secara statistik. Nilai perilaku yang salah (senjangan
koefisien untuk variabel lingkungan anggaran). Temuan ini konsisten dengan
tugas sebesar 0,316 dan nilai hasil penelitian Douglas dan Wier
signifikansinya adalah 0,016 < α = 0,05 (2000), yang menunjukkan bahwa ada
(tabel 4). hubungan negatif antara posisi etis
Sedangkan hipotesis kedua (H2) idealisme dan niat untuk membuat
yang menyatakan bahwa lingkungan laporan yang tidak sesuai dengan
institusi berpengaruh terhadap terjadinya kemampuan terbaik yang bisa diperolah.
senjangan anggaran berhasil terdukung Temuan ini diharapkan menjadi masukan
secara statistik. Pada tabel 4 terlihat nilai bagi organisasi sektor publik
koefisien dan signifikansi untuk variabel (pemerintahan) bahwa karakteristik
ini adalah 0,226 dan 0,008 < α = 0,05. idealis akan mempertimbangkan perilaku
Hasil ini memberikan bukti empiris senjangan anggaran sebagai tindakan
terhadap model institusional yang tidak etis karena tindakan keputusan
dikemukakan oleh Luo (2002) dan senjangan anggaran akan menyebakan
dikembangkan oleh Pillay dan Kluvers konsekuensi negative bagi bagi
(2014) dengan mengambil latar belakang organisasi. Sedangkan untuk posisi etis
studi pada perilaku senjangan anggaran relativisme, menunjukkan bahwa
254
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
relativisme adalah faktor signifikan bagi (pemerintahan) karena hasil penelitian ini
perilaku senjangan anggaran. Hasilnya memberikan informasi mengenai
selaras dengan penelitian Douglas dan dampak faktor lingkungan organisasi
Wier (2000). Secara khusus, semakin memberikan pengaruh yang besar dalam
tinggi posisi etis relativisme individu perilaku senjangan anggaran. Secara
semakin tinggi pula perilaku senjangan praktis, hasil penelitian ini dapat
anggaran. memberikan implikasi bahwa perilaku
senjangan anggaran dapat diminimalkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN dengan menanamkan nilai-nilai etis
5.1 Kesimpulan idealisme bagi anggota organisai sektor
1. Teori institutional dapat publik.
menjelaskan terjadinya
senjangan anggaran pada level
organisasi, yaitu dengan
memberikan bukti secara empiris DAFTAR PUSTAKA
bahwa faktor lingkungan tugas
(task environment) dan Arrington, C. E., and Reckers, P. (1985).
lingkungan institusional A social-psychological
(institutional environment) investigation into perceptions
mempengaruhi terjadinya of tax evasion. Accounting and
senjangan anggaran dalam Business Research, 15(59),
organisasi sektor publik. 163-176.
2. Posisi etis berpengaruh terhadap
terjadinya senjangan anggaran, Baiman, S. (1982). Agency research in
dimana posisi etis idealisme yang managerial accounting: A
tingg bisa menekan terjadinya survey. Journal of Accounting
senjangan anggaran dan posisi Literature, 1, 154–213.
etis relativisme yang tinggi
mendorong terjadinya senjangan (1990). Agency research in
anggaran. managerial accounting: A
second look. Accounting,
5.2 Keterbatasan penelitian Organizations and Society, 15,
Keterbatasan penelitian ini 341–371.
adalah responden yang terbatas pada
satu kota. Saran untuk penelitian Barnett, T., Bass, K., and Brown, G.
selanjutnya adalah menambah sampel (1994). Ethical ideology and
penelitian dengan melibatkan ethical judgment regarding
responden dari tiap kabupaten kota atau ethical issues in business.
provinsi dan lintas departemen/dinas Journal of Business Ethics,
sehingga akan menambah tingkat 13(6), 469-480.
generalisasi hasil penelitian. Penelitian
selanjutnya juga bisa menggunakan Douglas, P. C., and Wier, B. (2000).
pendekatan eksperimen dalam Integrating ethical dimensions
pendekatan penelitian tentang into a model of budgetary slack
senjangan anggaran. creation. Journal of Business
Ethics, 28, 267-277.
5.3 Saran dan Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian Dunk, A. S. 1993. The Effect of Budget
ini menarik bagi praktisi dan pemangku Emphasis and Information
kepentingan organisasi sektor publik Asymmetry on the Relation
255
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
256
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
257