Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

TEORI INSTITUSI DAN SENJANGAN ANGGARAN


PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN DAERAH KOTA PADANG

Fefri Indra Arza*), Erly Mulyani


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
*Email: fefriarza@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study is to provide a better understanding of how institutional theory
such as task environment and institutional environment, and ethical position influence
managers’ budgetary slack creation. A total of 56 questionnaires were distributed to
government managers in Kota Padang. Hypotheses testing using multiple regressions
analysis to determine influence task environment and institutional environment and ethical
position toward budgetary slack. The results discussed in this paper support institutional
theoretical model for developing budgetary slack behavior in public sector organizations.
Task environment and institutional environment toward budgetary slack influenced
significantly. Further, this research provides evidence regarding the impact of ethical
position in the relations among task environment, institutional environment and budgetary
slack.

Key Words: Institutional Theory, Budgetary Slack, Task Environment, Institutional


Environment, Ethical Position

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana teori institusi, seperti lingkungan
tugas, lingkungan institusi dan posisi etis mempengaruhi pimpinan melakukan senjangan
anggaran. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan menyebarkan kuesioner
sebanyak 56 kepada pejabat setingkat eselon di setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah). Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui
pengaruh lingkungan tugas, lingkungan institusi dan posisi etis terhadap senjangan
anggaran. Hasil penelitian mendukung bahwa model teori institusi bisa menjelaskan
terjadinya perilaku senjangan anggaran pada organisasi sektor publik. Lingkungan tugas
dan lingkungan institusi berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
Selanjutnya, penelitian ini juga membuktikan posisi etis berdampak terhadap hubungan
lingkungan tugas, lingkungan institusi dan senjangan anggaran.

Kata Kunci: Teori Institusi, Senjangan Anggaran, Lingkungan Tugas, Lingkungan


Institusi, Posisi Etis

245
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

1. PENDAHULUAN pertama, sebuah organisasi merupakan


Sprinkle (2003) mendefinisikan unit dasar terjadinya praktik senjangan
senjangan anggaran sebagai masalah anggaran. Kedua, organisasi bertanggung
etika yang hadir ketika seorang bawahan jawab untuk mengetahui penyebab
sengaja memilih untuk melaporkan sulitnya memberantas senjangan anggaran
secara keliru informasi aktual mereka pada organisasi tersebut. Ketiga,
kepada atasan. KPMG pada 2008-2009, organisasi merupakan jendela untuk
melaporkan bahwa prevalensi perilaku melihat tingkat senjangan anggaran pada
yang tidak etis dalam organisasi adalah sebuah negara. Keempat, mengetahui
cukup tinggi. Karyawan yang disurvei, dampak terjadinya senjangan anggaran
74 persen melakukan perbuatan yang pada level organisasi merupakan hal yang
tidak etis dalam organisasi mereka. penting.
Selain itu, 46 persen karyawan Model institusional menjelaskan
melakukan kesalahan yang sifat bahwa terjadinya senjangan anggaran
kesalahannya parah dan berpotensi pada level organisasi sektor publik
merugikan kepercayaan publik pada disebabkan oleh task environment yang
organisasi mereka. Dua bentuk yang tidak mendukung seperti pemahaman dan
paling umum dari kesalahan yang implementasi peraturan yang lemah, tidak
dilakukan adalah salah mengelola adanya komitmen yang kuat dari
sumber daya organisasi dan kesalahan pemimpin untuk memberantas praktik
penanganan informasi pribadi. Kedua senjangan anggaran; serta institusional
bentuk kesalahan tersebut berkaitan environment yang tidak transparan dan
dalam penciptaan senjangann anggaran. mempunyai sistem administrasi yang
Konsekuensi dari perilaku yang kompleks (Luo, 2005; Pillay and Kluvers,
tidak etis menimbulkan ancaman 2014).
signifikan bagi organisasi. Oleh karena Penelitian ini bertujuan untuk
itu, penelitian mengenai motif potensial menjawab beberapa faktor organisasional
yang mempengaruhi perbuatan tidak etis yang mempengaruhi penilaian pimpinan
terus dikaji. Konsisten dengan teori dalam pengambilan keputusan berkiatan
keagenan, penelitian sebelumnya dengan pengaturan anggaran (senjangan
menyatakan bahwa preferensi anggaran). Secara khusus, penelitian ini
kepentingan pribadi adalah alasan utama menyelidiki dampak dari lingkungan
bahwa individu terlibat dalam perilaku tugas dan lingkungan institusi serta posisi
tidak etis (Baiman, 1982; Eisenhardt, etis pada keputusan manajer/pimpinan
1989). Namun, penelitian lain untuk melakukan senjangan anggaran.
menunjukkan bahwa motif non-finansial Reformasi penganggaran pada
juga mempengaruhi perilaku individu sektor publik (pemerintahan) merupakan
dalam cara yang signifikan secara perubahan dari sistem anggaran
ekonomi (Douglas and Wier, 2000; tradisional (traditional budget system) ke
Hannan, 2005; Hartmann and Maas, 2010; sistem anggaran berbasis kinerja
Merchant, 1985; Stevens, 2002; Young, (performance budget system). Perubahan
1985). Luft (1997) dan Sprinkle (2003) sistem pengang- garan tersebut
menggambarkan pentingnya memahami merupakan konsep New Public
dampak dari preferensi organisasi pada Management (NPM). Mahmudi (2003)
penilaian individu dan pengambilan menyatakan bahwa penerapan konsep
keputusan New Public Management menyebabkan
Luo (2005) menjelaskan bahwa terjadinya perubahan manajemen sektor
pendekatan organisasional terkait perilaku publik yang drastis dari sistem
senjangan anggaran merupakan hal yang manajemen tradisional yang kaku,
penting dengan beberapa alasan yaitu birokratis dan hierarkis menjadi model

246
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

manajemen sektor publik yang fleksibel dan institutional environment akan


dan lebih mengakomodasi pasar. Suartana memengaruhi individu dalam sebuah
(2010) menyatakan bahwa sistem organisasi untuk melakukan tindakan
anggaran berbasis kinerja merupakan curang (malfeasant behaviour).
proses pembangunan yang efisien dan Tindakan curang (malfeasant behavior)
partisipatif dengan harapan dapat memicu berkembangnya deterrent
meningkatkan kinerja pemerintahan. outcomes seperti kurangnya fokus dalam
Anggaran daerah disusun eksekutif pencapaian strategi, organisasi menjadi
sebagai agen dan disahkan oleh legislatif lemah dan tidak mampu merespon
sebagai prinsipal. Namun, penilaian lingkungannya dengan baik.
kinerja berdasarkan target anggaran akan Organizational system dijelaskan
mendorong agen untuk melakukan oleh Luo sebagai alat untuk mencegah
senjangan anggaran demi jenjang karir terjadinya praktik perilaku curang yang
yang lebih baik di masa mendatang. terdiri dari unsur organizational culture,
Selain itu, senjangan anggaran juga sering organizational structure dan compliance
terjadi pada tahap perencanaan dan system. Organizational culture adalah
persiapan anggaran daerah, karena sebuah organisasi yang mempunyai
penyusunan anggaran seringkali landasan moral dalam setiap
didominasi oleh kepentingan eksekutif pengambilan keputusannya.
dan legislatif, serta kurang mencerminkan Organizational structure bertujuan untuk
kebutuhan masyarakat (Kartiwa, 2004). mendeteksi dan mengoreksi setiap
Kota Padang sebagai salah satu perbuatan curang yang terjadi dalam
daerah otonomi terus berupaya mencapai organisasi. Sedangkan compliance
kemandirian daerah melalui peningkatan system disusun untuk mencegah praktik
pendapatan asli daerah. Namun dalam curang melalui penyusunan kode etik
kenyataan ketergantungan pada organisasi dan program antiperilaku
pendaptan dari pusat masih cukup tinggi. curang.
Jika dibandingkan anggaran dan realisasi Anggaran memilki peranan
pendaptan daerah, terdapat beberapa item penting sebagai alat perencanaan
realisasi pendapatan lebih tinggi dengan organisasi dan pengendali. Anggaran
anggaran yang telah ditetapkan. Kondisi digunakan untuk penetapan target,
ini memproyeksikan kearah senjangan keputusan alokasi sumber daya, dan
anggaran (budgetary slack) dimana sebagai metode untuk mengevaluasi
realisasi pendapatan selalu lebih tinggi kinerja bawahan. Dalam pengaturan
dari anggaran pendapatan daerah. anggaran partisipatif, bawahan (yaitu,
Penelitian ini membahas agen) diberikan tanggung jawab untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut: menetapkan anggaran (Lindquist, 1995;
(1) Apakah lingkungan tugas Waller, 1988; Young, 1985). Menurut
mempengaruhi keputusan senjangan teori keagenan, dalam pengaturan
anggaran? (2) Apakah lingkungan tersebut sering ada asimetri informasi
institusi mempengaruhi keputusan antara principal (superior) dan agen
senjangan anggaran? (3) Apakah posisi (Jensen and Meckling, 1976). Adanya
etis mempengaruhi keputusan individu asimetri informasi menyebabkan
untuk menciptakan senjangan anggaran? bawahan memiliki informasi yang lebih
banyak daripada atasan. Oleh karena itu,
2. KERANGKA TEORI bawahan memiliki kesempatan untuk
2.1 Teori Institusional dan menggunakan informasi pribadi mereka,
Senjangan Anggaran seperti anggaran digunakan dalam
Model institusional Luo berbagai cara, yaitu bawahan mungkin
menjelaskan bahwa task environment memiliki insentif untuk mengatur

247
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

anggaran oportunis melalui penciptaan asimetri informasi dan risiko preferensi


senjangan anggaran. (Young, 1985), tingkat keterlibatan
Senjangan anggaran adalah individu dalam proses penganggaran
perbedaan antara informasi aktual (Hartmaan and Maas, 2010; Merchant,
bawahan dan apa yang bawahan pilih 1985; Young, 1985), tingkat di mana
untuk diungkapkan kepada atasan keputusan penganggaran yang dibuat
(Sprinkle, 2003). Senjangan anggaran (Kohlmeyer and Hunton, 2004), jenis
juga bisa terjadi jika bawahan sengaja skema gaji (Waller, 1998), kepedulian
memberikan target anggaran bias dalam terhadap reputasi (Webb, 2002), dan
rangka meningkatkan kemungkinan jenis umpan balik kinerja (Young, Fisher,
mencapai tujuan anggaran. Misalnya, and Lindquist, 1993). Penelitian-
bawahan mungkin memiliki kemampuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa
bahwa tingkat output tertentu dapat kepentingan diri sendiri, preferensi
dicapai, namun, bawahan menetapkan sosial, faktor organisaional dan nilai-nilai
target yang dianggarkan pada tingkat etis berinteraksi untuk mempengaruhi
output yang lebih rendah untuk perilaku pengambilan keputusan yang
memastikan bahwa target terpenuhi. terkait dengan praktek-praktek anggaran.

2.2 Motivasi Senjangan Anggaran 2.3 Ethical Ideology


Seringkali, manajer membuat Individu sering berbeda dalam
senjangan anggaran dengan cara yang persepsi apakah praktek tertentu etis atau
konsisten dengan kepentingan diri tidak etis. Forsyth (1980, p. 183)
mereka. Misalnya, senjangan dibuat mengusulkan tipologi ideologi etis untuk
untuk meningkatkan evaluasi kinerja menjelaskan variasi antara penilaian
mereka sehingga mereka dapat moral individu berdasarkan pernyataan
mempertahankan atau meningkatkan bahwa "pada umumnya orang
kompensasi mereka. teori keagenan mengambil sikap tertentu mengenai etika
sering digunakan dalam penelitian untuk dan bahwa posisi yang diambil akan
menjelaskan mengapa individu terlibat mempengaruhi penilaian yang diambil."
dalam perilaku oportunistik (Baiman, Dalam Forsyth tipologi, posisi etika
1982; 1990; Eisenhardt, 1989). Teori individu didasarkan pada dua faktor,
keagenan tradisional mengasumsikan relativisme dan idealisme.
bahwa individu hanya memanfaatkan Menurut Forsyth (1980),
preferensi kekayaan dalam fungsi relativisme berkaitan dengan tingkat
pengambilan keputusan. Ketika bawahan ketergantungan pada prinsip-prinsip
memiliki akses ke informasi pribadi dan moral universal atau aturan untuk
kesempatan untuk mengaburkan dari mengarahkan respon yang benar untuk
organisasi, teori keagenan memprediksi masalah etika. Individu dengan
bahwa kepentingan diri sendiri akan relativisme yang tinggi menolak ide
memotivasi bawahan untuk terlibat mengandalkan aturan universal.
dalam senjangan anggaran untuk Sebaliknya, individu dengan relativisme
memaksimalkan kepentingannya. yang tinggi percaya bahwa ada perspektif
Sementara teori keagenan alternatif yang dapat didukung untuk
menunjukkan bahwa kepentingan diri mencapai penilaian moral. Dengan kata
adalah motivasi utama untuk penciptaan lain, individu yang tinggi dalam
senjangan anggaran oleh bawahan, relativisme merasa bahwa respon moral
penelitian sebelumnya juga menemukan yang benar adalah konteks tertentu. Oleh
factor-faktor yang berkontribusi pada karena itu, daripada menggunakan aturan
penciptaan senjangan anggaran. Faktor- universal untuk setiap masalah etika,
faktor tersebut meliputi keberadaan seorang relativis tinggi akan

248
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

menganalisis setiap masalah untuk turun, tujuan keuntungan jangka pendek


menentukan aturan untuk berasumsi akan tercapai, yang mungkin memiliki
untuk memecahkan setiap situasi. dampak positif pada kesejahteraan orang
Sebaliknya, relativis rendah percaya pada lain seperti kenaikan harga saham jangka
validitas aturan universal dan percaya pendek bagi para pemegang saham,
bahwa aturan tersebut harus diterapkan kinerja karyawan dievaluasi berdasarkan
secara konsisten tanpa variasi pada target laba sehingga menerima
berdasarkan faktor-faktor situasional bonus, atau bahkan mungkin
tertentu. Untuk menggambarkan, contoh mempertahankan pekerjaan mereka.
aturan moral universal, pencurian adalah Individu non-idealis mungkin terlibat
sesuatu yang salah secara moral. Sebuah dalam bentuk manajemen laba jika
relativis tinggi akan berpendapat bahwa mereka melihatnya sebagai sesuatu yang
beberapa konteks membenarkan diperlukan untuk mencapai hasil yang
pencurian sebagai tindakan yang dapat positif bagi kepentingan pribadi.
diterima secara moral, sementara
relativis rendah akan berpendapat bahwa 2.4 Pengembangan Hipotesis
pencurian adalah salah dalam konteks 2.4.1 Institusional Teori dan
apapun. Senjangan Anggaran
Faktor kedua tipologi Forsyth Luo (2002) menjelaskan bahwa
adalah idealisme. Idealisme berkaitan task environment terdiri dari informasi,
dengan keyakinan seseorang dalam sumberdaya eksternal atau kondisi-
hubungan antara tindakan moral dan kondisi yang dapat memengaruhi
hasil. Seorang idealis percaya bahwa pencapaian strategi (anggaran). Adanya
tindakan yang benar secara moral selalu konsentrasi kekuatan pada pemerintah
menghasilkan hasil yang positif dan (organisasi) dan pengawasan regulasi
tindakan yang salah secara moral selalu yang lemah, memungkinkan agen
menghasilkan hasil negatif. Sebaliknya, pemerintah untuk mengintervensi
orang yang kurang idealis percaya bahwa kebijakan dan akses terhadap sumber
tindakan moral dan tidak bermoral dapat daya.Kondisi tersebut mengakibatkan
menghasilkan kombinasi hasil yang adanya celah bagi para pelaku senjangan
positif dan negatif. Idealisme juga dapat anggaran untuk bekerjasama dalam
diartikan relatif terhadap tingkat upaya mencapai keuntungan individu.
kepedulian individu untuk kesejahteraan Institutional environment terdiri
orang lain (Forsyth, 1992). Misalnya, dari tiga elemen yaitu transparansi,
biaya penelitian dan pengembangan keadilan dan kompleksitas. Transparansi
dapat dipotong untuk mengelola laba merupakan tingkat keterbukaan dan
untuk periode tersebut. Idealis akan kemudahan dalam memahami aturan-
melihat manajemen laba menghasilkan aturan yang berlaku. Luo berpendapat
hasil yang negatif karena akan merugikan bahwa aturan yang ambigu akan
kesejahteraan orang lain (misalnya, memberikan kesempatan kepada agen
kekayaan jangka panjang pemegang pemerintah untuk melakukan senjangan
saham). Oleh karena itu, individu idealis anggaran dengan memanfaatkan
akan selalu menghindari terlibat dalam kelemahan tersebut. Keadilan
manajemen laba tersebut. Sebaliknya, menjelaskan sebuah aturan dapat
non idealis menganggap bahwa tindakan ditegakkan dan diberlakukan secara adil
tersebut dapat mengakibatkan hasil dan tidak ada diskriminasi dalam
positif dan negatif. Dengan demikian, implementasinya. Sedangkan
seorang non idealis mungkin melihat kompleksitas adalah sistem aturan dan
bahwa meskipun kekayaan jangka lingkungan sosial kultural yang sulit
panjang pemegang saham mungkin dimengerti, sehingga memicu seseorang

249
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

untuk berbuat curang (Luo, 2002;Pillay dengan peran dan kebajikan yang
and Kluvers, 2014). Berdasarkan uraian diinginkan manajer profesional dan
di atas dapat dinyatakan hipotesis sebagai akuntan." Oleh karena itu, penciptaan
berikut: senjangan anggaran adalah dilema etika,
H1: Lingkungan Tugas (Task yang menggabungkan penilaian moral
environment) berpengaruh individu (Douglas dan Wier, 2000).
terhadap terjadinya senjangan Berdasarkan hubungan antara ideologi
anggaran. etis dan dilema etika diamati dalam
H2: Lingkungan Institusi (Institutional berbagai aspek praktik bisnis, posisi etika
environment) berpengaruh individu diharapkan untuk
terhadap terjadinya senjangan mempengaruhi keputusan mereka untuk
anggaran. terlibat dalam penciptaan senjangan
anggaran. Oleh karena itu, ideologi etis
diharapkan untuk memoderasi dampak
2.4.2 Ideologi Etis dan Senjangan
lingkungan tugas dan lingkungan
Anggaran
institusi pada perilaku penciptaan
Studi sebelumnya menjelaskan
senjangan anggaran.
bahwa ideologi etis individu
Secara umum, idealisme tinggi
mempengaruhi penilaian mereka dari
dan relativisme rendah diharapkan akan
praktek-praktek bisnis yang etis dan tidak
berkorelasi negatif dengan penciptaan
etis dan menentukan apakah mereka
senjangan anggaran. Oleh karena itu,
bersedia untuk terlibat dalam praktek
absolutis (idealisme tinggi dan
tersebut (Barnett et al, 1994;. Forsyth,
relativisme rendah) diharapkan dapat
1992). Misalnya, Arrington dan Reckers
menekan untuk terjadinya senjangan
(1985) menemukan hubungan yang
anggaran dibandingakan pada situasionis
signifikan antara posisi etika dalam
(idealisme tinggi dan relativisme yang
keputusan penggelapan pajak. Shaub,
tinggi), subjektivis (idealisme rendah dan
Finn and Munter (1993) meneliti efek
relativisme tinggi), dan exceptionists
dari ideologi etis auditor pada sensitivitas
(idealisme rendah dan relativisme
etis dan menemukan bahwa auditor yang
rendah). Absolutis memanfaatkan
relativisme cenderung untuk mengenali
prinsip-prinsip moral universal, yang
masalah etika dalam tugas audit mereka.
kemungkinan akan menyatkan bahwa
Selain itu, Greenfield, Norman and Wier
oportunisme dan ketidaktepatan adalah
(2008) menemukan bahwa individu
perilaku salah. Selain itu, absolutis akan
idealis cenderung terlibat dalam praktik
menghindari tindakan yang
manajemen laba daripada individu
menghasilkan hasil negatif, seperti hasil
relativistik. Elias (2002) menemukan
negatif yang terkait dengan senjangan
bahwa absolutis dan Situasionis melihat
anggaran bagi organisasi dan pemangku
manajemen laba sebagai isu etis lebih
kepentingan. Berdasarkan uraian di atas
parah dari exceptionists dan subjektivis.
dapat dinyatakan hipotesis sebagai
Senjangan anggaran terjadi
berikut:
ketika bawahan sengaja memilih untuk
H3: Posisi etis idealisme yang tinggi
menahan informasi yang akurat dari
bisa menekan terjadinya perilaku
atasan mereka (Sprinkle, 2003;
senjangan anggaran
Merchant, 1995; Merchant dan Manzoni,
H4: Posisi etis relativisme yang tinggi
1989). Senjangan anggaran sering
bisa meningkatkan terjadinya
menimbulkan konsekuensi negatif bagi
perilaku senjangan anggaran
organisasi (Sprinkle, 2003; Merchant,
Faktor yang menarik dalam
1995). Merchant(1995, p. 2) menyatakan
penelitian ini adalah posisi etis. Teori
bahwa penciptaan senjangan anggaran
ideologi etika Forsyth (1980)
melanggar "norma yang berhubungan

250
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

menunjukkan bahwa individu pejabat level eselon tersebut terlibat


mengambil sikap tertentu mengenai etika dalam penentuan anggaran pendapatan
didasarkan pada dua faktor, relativisme daerah. Jumlah responden yang dikirimi
dan idealisme. Teori ini menunjukkan kuesioner adalah 85 orang. Pengumpulan
bahwa posisi etika individu akan data memerlukan waktu 20 hari, sampai
mempengaruhi penilaian moral dan batas waktu pengumpulan kuesioner
perilaku. Douglas dan Wier (2000) terkumpul sebanyak 56 eksempalar
menemukan hubungan positif antara kusioner. Hal ini menggambarkan cukup
slack anggaran dan relativisme tingginya respon rate responden yaitu
sedangkan mereka menemukan 65,88%. Tabel berikut ini
hubungan negatif antara idealisme dan menggambaran profil responden yang
penciptaan senjangan anggaran. memberikan respon atas kuesioner
Penelitian ini memperluas penelitian penelitian ini.
sebelumnya dengan memeriksa apakah
posisi etika memoderasi pengaruh Tabel 3.1 Profil Responden
lingkungan tugas dan lingkungan
Keterangan Jumlah Persen
organisasi pada perilaku
Total responden 56 100,0
manajer/pimpinan melakukan senjangan
Jenis kelamin:
anggaran. Laki-laki 42 75
Perempuan 14 25
Jabatan saat ini:
3. METODE PENELITIAN Eselon II 3 5,3
3.1. Populasi dan Sampel Eselon III 16 28,6
Populasi dalam penelitian ini adalah Eselon IV 37 66,1
Satuan Kerja Perangkat Daerah Lama masa kerja:
Kurang dari 6 10,7
(SKPD) Kota Padang. Metode
10 tahun 20 35,7
pengambilan sampel dilakukan 10 s.d 15 30 53,6
secara non probabilitas atau tahun
pemilihan nonrandom berupa Lebih dari 15
purposive sampling. Adapun kriteria tahun
yang digunakan dalam pemilihan Pendidikan:
sampel adalah SKPD yang terlibat Ekonomi 15 26,8
dalam menentukan anggaran Non Ekonomi 41 73,2
pendapatan daerah. Hal ini dengan Sumber: Hasil Pengolahan Data
pertimbangan bahwa SKPD tersebut
merupakan revenue centre, dimana
mereka merupakan SKPD yang Tabel di atas memberikan gambaran
mempunyai tanggung jawab karakteristik responden pada penelitian
menghasilkan pendapatan asli ini. Jumlah responden yang memberikan
daerah. respon atas kuesioner yang dikirimkan
berjumlah 56 orang. Jenis kelamin
3.2. Pengumpulan Data responden lebih dominan laki-laki yaitu,
Teknik pengumpulan data melalui self- 42 orang atau 75%. Sebagian besar
administered survey dengan responden menduduki jabatan sebagai
menggunakan jasa kurir. Responden pejabat eselon 4, yaitu sebesar 66,1%.
dalam penelitian ini adalah pimpinan Komposisi responden dilihat dari
pada setiap SKPD yang dijadikan sampel lamanya masa kerja sebagian besar, yaitu
yang menduduki jabatan eselon. 53,6% bekerja lebih dari 15 tahun. Latar
Penentuan responden didasari bahwa belakang pendidikan responden 73,2%
non ekonomi.

251
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

sebelumnya untuk mengukur posisi etika


3.3 Definisi dan Pengukuran responden (misalnya, Arrington dan
Variabel Reckers, 1985; Douglas dan Wier, 2000;
3.3.1 Senjangan Anggaran Elias, 2002; Greenfield, Norman dan
Variabel dependen dalam Wier, 2008; Shaub, Finn dan Munter,
penelitian ini adalah senjangan anggaran. 1993). The EPQ terdiri dari dua set 10
Senjangan Anggaran adalah selisih pernyataan untuk mengukur idealisme dan
antara jumlah anggaran yang diajukan relativisme. Peserta memberikan
oleh bawahan dan jumlah estimasi tanggapan mereka atas pernyataan EPQ
terbaiknya yang bisa dicapai, supaya pada skala skala Likert 5 poin, dimana 1
bawahan lebih mudah mencapai target mewakili "sepenuhnya setuju" dan 5
anggaran. Indikator pengukuran variabel mewakili "benar-benar tidak setuju".
senjangan anggaran antara lain standar
anggaran, tuntutan anggaran, dan sasaran 3.4 Analisis Data dan Pengujian
anggaran. Instrumen penelitian diadopsi Hipotesis
dari penelitian terdahulu (Dunk, 1993), Uji reliabilitas dan validitas
dengan 6 item pernyataan, semua item dilakukan untuk menjamin kualitas data
pertanyaan diukur dengan menggunakan yang diperoleh melalui kuesioner. Uji
skala likert, skor 1 diberikan untuk tersebut masing-masing untuk
menilai jawaban sangat tidak setuju, dan mengetahui konsistensi dan akurasi data
skor 5 untuk jawaban sangat setuju. yang dikumpulkan. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan
3.3.2 Lingkungan Tugas dan melakukan uji statistik Cronbach’s
Lingkungan Institusi Alpha. Suatu konstruk atau variabel dapat
Variabel independen yang dikatakan handal jika memberikan nilai
digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.60.
task environment dan institutional
environment sebagai variabel independen Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
untuk mengukur penyebab terjadinya
senjangan anggaran pada organisasi Variabel Cronbach’ Keteranga
sektor publik. Model penelitian tersebut s Alpha n
dikembangkan dari penelitian Senjangan 0,822 Reliabel
sebelumnya yang dilakukan Luo (2005) Anggaramn
dan Pillay dan Kluvers (2014). Lingkunga 0,807 Reliabel
Lingkungan tugas (task environment) n Tugas
Lingkunga 0,769 Reliabel
dijelaskan dengan 7 item pertanyaan, dan
n Institusi
lingkungan institusi (institutional Posisi Etis 0,881 Reliabel
environment) dengan 8 item pertanyaan. Idealisme
Semua item pertanyaan diukur dengan Posisi Etis 0,781 Reliabel
menggunakan skala likert, skor 1 Relativisme
diberikan untuk menilai jawaban sangat Sumber: Hasil Pengolahan Data
tidak setuju, dan skor 5 untuk jawaban
sangat setuju. Hasil pengujian reliabilitas dengan
menggunakan indikator nilai Cronbach’s
3.3.3 Posisi Etis Alpha, memperlihatkan bahwa seluruh
Pengukuran variabel independen variabel reliabel. Uji validitas dilakukan
ini akan menggunakan Posisi Etis dengan menggunakan uji korelasi
Questionnaire (EPQ) yang dikembangkan Pearson Product Moment. Hasil
oleh Forsyth (1980). Kuesioner ini telah pengujian validitas variabel lingkungan
digunakan secara luas dalam penelitian tugas, lingkungan institusi, posisi etis dan
senjangan anggaran mempunyai nilai r

252
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

hitung lebih besar dari r tabel (0,218) bantuan Statistical Product and Service
sehingga keseluruhan item pertanyaan Solution (SPSS) versi 15.0 for windows.
dinyatakan valid.
Pengujian hipotesis menggunakan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
uji regresi linier berganda, setelah 4.1. Statistik Deskriptif
melalui uji asumsi klasik, yang bertujuan Untuk menggambarkan suatu data
untuk mengetahui pengaruh variabel variabel yang diteliti akan dilakukan
lingkungan tugas, lingkungan institusi deskripsi data. Berikut ini akan diuraikan
dan posisi etis terhadap senjangan deskripsi dari data setiap variabel dalam
anggaran. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
penelitian ini prosesnya menggunakan
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Variabel Mean Std. Deviation


Senjangan Anggaran 4,20 .519
Lingkungan Tugas 4,16 .532
Lingkungan Institusi 4,05 .698
Posisi Etis Idealisme 4,40 .494
Posisi Etis Relativisme 4,21 .828
Sumber: Hasil Pengolahan Data
variabel-variabel tersebut juga rendah,
Variabel senjangan anggaran dengan nilai masih di bawah 20% dari
memiliki skor rata-rata 4,20 dengan nilai rata-ratanya,
deviasi standar 0,519. Deviasi standar
variabel ini cukup rendah karena hanya 4.2 Pengujian Hipotesis
sekitar 12% dari nilai rata-ratanya. Tabel berikut memberikan
Kelompok variabel yang mempengaruhi ringkasan hasil pengujian hipotesis
senjangan anggaran terdiri dari dengan menggunakan Statistical Product
lingkungan tugas, lingkungan institusi, and Service Solution (SPSS) Versi 15.0
posisi etis idealisme dan posisi etis for Windows.
relativisme dimana deviasi standar
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi

Signifikansi
Koefisien (B) Keterangan
(p-value)
Lingkungan Tugas .316 .016 diterima
Lingkungan Institusi .226 .008 diterima
Posisi Etis Idealisme .-449 .004 diterima
Posisi Etis Relativisme .196 .001 diterima

Adjusted R² = 0,684 F = 30,724 p-value = .000


Sumber: Hasil Pengolahan Data
senjangan anggaran dapat dijelaskan oleh
Hasil komputasi yang variabel bebas; lingkungan tugas,
diringkaskan dalam tabel di atas lingkungan institusi, posisi etis idealisme
menunjukkan koefisien determinasi dan posisi etis relativisme yang
untuk model regresi berganda ini cukup dimasukkan dalam model. Untuk
tinggi, bisa dilihat dari nilai Adjusted R² mengetahui apakah semua variabel bebas
sebesar 0,684. Angka koefisien ini secara bersamaan mempengaruhi
menggambarkan bahwa 68,4% variasi variabel terikat dapat dilihat dari hasil uji

253
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

ANOVA. Tabel di atas menyajikan nilai pada pemerintahan daerah Kota Padang.
F hitung sebesar 30,724 dengan Task Environment seperti kontrol
probabilitas (p-value) 0,000. Nilai terhadap regulasi, ketidakpastian
probabilitas lebih kecil dari alpha 0,05 struktur, pemusatan kekuatan pada
maka disimpulkan variabel bebas secara kelompok tertentu dan Institutional
bersama-sama yang terdiri dari Environment seperti transparansi,
lingkungan tugas, lingkungan institusi, keadilan, kompleksitas institusi dapat
posisi etis idealisme dan posisi etis memengaruhi terjadinya senjangan
relativisme mempengaruhi variabel anggaran dalam konteks organisasi
terikat senjangan anggaran. sektor publik.
Untuk menjawab hipotesis Hipotesis ketiga (H3) dan keempat
penelitian bagaimana pengaruh masing- (H4) melihat pengaruh posisi etis
masing variabel bebas secara individual terhadap perilaku senjangan anggaran.
terhadap variabel terikat, dapat dilihat Hipotesis ketiga menyatakan posisi etis
dari hasil uji statistik t. Tabel 4 di atas idealisme yang tinggi bisa menekan
memperlihatkan hasil uji signifikansi terjadinya perilaku senjangan anggaran
variabel bebas secara individual, yang berhasil terdukung secara statistik. Nilai
mana seluruh variabel bebas signifikan koefisien untuk variabel posisi etis
mempengaruhi senjangan anggaran idealisme sebesar -0,449 dan nilai
signifikansinya adalah 0,004 < α = 0,05
4.3 Pembahasan (tabel 4). Sedangkan hipotesis keempat
Penelitian ini bertujuan untuk yang menyatakan bahwa posisi etis
menjelaskan terjadinya senjangan relativisme yang tinggi bisa
anggaran pada organisasi sektor publik meningkatkan terjadinya perilaku
dengan menggunakan Teori Institusi senjangan anggaran berhasil terdukung
yang menjelaskan faktor lingkungan secara statistik. Pada tabel 4 terlihat nilai
(task environment dan institutional koefisien 0,196 dan nilai signifikansi
environment) mendasari terjadinya untuk variabel ini adalah 0,001 < α =
senjangan anggaran. Hipotesis pertama 0,05.
(H1) dalam penelitian ini menyatakan Temuan hipotesis 4 membuktikan
bahwa lingkungan tugas berpengaruh individu dengan posisi etis idealisme
terhadap terjadinya senjangan anggaran adalah individu yang menghindari
berhasil terdukung secara statistik. Nilai perilaku yang salah (senjangan
koefisien untuk variabel lingkungan anggaran). Temuan ini konsisten dengan
tugas sebesar 0,316 dan nilai hasil penelitian Douglas dan Wier
signifikansinya adalah 0,016 < α = 0,05 (2000), yang menunjukkan bahwa ada
(tabel 4). hubungan negatif antara posisi etis
Sedangkan hipotesis kedua (H2) idealisme dan niat untuk membuat
yang menyatakan bahwa lingkungan laporan yang tidak sesuai dengan
institusi berpengaruh terhadap terjadinya kemampuan terbaik yang bisa diperolah.
senjangan anggaran berhasil terdukung Temuan ini diharapkan menjadi masukan
secara statistik. Pada tabel 4 terlihat nilai bagi organisasi sektor publik
koefisien dan signifikansi untuk variabel (pemerintahan) bahwa karakteristik
ini adalah 0,226 dan 0,008 < α = 0,05. idealis akan mempertimbangkan perilaku
Hasil ini memberikan bukti empiris senjangan anggaran sebagai tindakan
terhadap model institusional yang tidak etis karena tindakan keputusan
dikemukakan oleh Luo (2002) dan senjangan anggaran akan menyebakan
dikembangkan oleh Pillay dan Kluvers konsekuensi negative bagi bagi
(2014) dengan mengambil latar belakang organisasi. Sedangkan untuk posisi etis
studi pada perilaku senjangan anggaran relativisme, menunjukkan bahwa

254
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

relativisme adalah faktor signifikan bagi (pemerintahan) karena hasil penelitian ini
perilaku senjangan anggaran. Hasilnya memberikan informasi mengenai
selaras dengan penelitian Douglas dan dampak faktor lingkungan organisasi
Wier (2000). Secara khusus, semakin memberikan pengaruh yang besar dalam
tinggi posisi etis relativisme individu perilaku senjangan anggaran. Secara
semakin tinggi pula perilaku senjangan praktis, hasil penelitian ini dapat
anggaran. memberikan implikasi bahwa perilaku
senjangan anggaran dapat diminimalkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN dengan menanamkan nilai-nilai etis
5.1 Kesimpulan idealisme bagi anggota organisai sektor
1. Teori institutional dapat publik.
menjelaskan terjadinya
senjangan anggaran pada level
organisasi, yaitu dengan
memberikan bukti secara empiris DAFTAR PUSTAKA
bahwa faktor lingkungan tugas
(task environment) dan Arrington, C. E., and Reckers, P. (1985).
lingkungan institusional A social-psychological
(institutional environment) investigation into perceptions
mempengaruhi terjadinya of tax evasion. Accounting and
senjangan anggaran dalam Business Research, 15(59),
organisasi sektor publik. 163-176.
2. Posisi etis berpengaruh terhadap
terjadinya senjangan anggaran, Baiman, S. (1982). Agency research in
dimana posisi etis idealisme yang managerial accounting: A
tingg bisa menekan terjadinya survey. Journal of Accounting
senjangan anggaran dan posisi Literature, 1, 154–213.
etis relativisme yang tinggi
mendorong terjadinya senjangan (1990). Agency research in
anggaran. managerial accounting: A
second look. Accounting,
5.2 Keterbatasan penelitian Organizations and Society, 15,
Keterbatasan penelitian ini 341–371.
adalah responden yang terbatas pada
satu kota. Saran untuk penelitian Barnett, T., Bass, K., and Brown, G.
selanjutnya adalah menambah sampel (1994). Ethical ideology and
penelitian dengan melibatkan ethical judgment regarding
responden dari tiap kabupaten kota atau ethical issues in business.
provinsi dan lintas departemen/dinas Journal of Business Ethics,
sehingga akan menambah tingkat 13(6), 469-480.
generalisasi hasil penelitian. Penelitian
selanjutnya juga bisa menggunakan Douglas, P. C., and Wier, B. (2000).
pendekatan eksperimen dalam Integrating ethical dimensions
pendekatan penelitian tentang into a model of budgetary slack
senjangan anggaran. creation. Journal of Business
Ethics, 28, 267-277.
5.3 Saran dan Implikasi
Implikasi dari temuan penelitian Dunk, A. S. 1993. The Effect of Budget
ini menarik bagi praktisi dan pemangku Emphasis and Information
kepentingan organisasi sektor publik Asymmetry on the Relation

255
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

Between Budgetary Jensen, M. C., and Meckling, W. H.


Participation and slack. The (1976). Theory of the firm:
Accounting Review, 68,400- Managerial behavior, agency
410. costs and ownership structure.
Journal of Financial
Elias, R. Z. (2002). Determinants of Economics. 3(4), 305-360.
earnings management ethics
among accountants. Journal of Kartiwa, H. A. 2004. Proses
Business Ethics, 40(1), 33. Penyusunan Anggaran (APBD)
dan Arah Kebijakan
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Umum, Makalah. Sukabumi, 8
theory: An assessment and Desember 2004.
review. The Academy of
Management Review, 14(1), 57- Kohlmeyer, J. M., and Hunton, J. E.
74. (2004). Budgetary slack
Forsyth, D. R. (1980). A taxonomy of creation and task performance:
ethical ideologies. Journal of Comparing individuals to
Personality and Social collective units. Advances in
Psychology, 39(1), 175-184. Accounting Behavioral
.(1992). Judging the Research, 7, 97-122.
morality of business practices:
The influence of personal moral Lindquist, T. M. (1995). Fairness as an
philosophies. Journal of antecedent to participative
Business Ethics, 11(5-6), 461- budgeting: Examining the
470. effects of distributive justice,
procedural justice and referent
Greenfield, A. C., Norman, C.S., and cognitions on satisfaction and
Wier, B. (2008). The effect of performance. Journal of
ethical orientation and Management Accounting
professional commitment on Research, 7, 122-147.
earnings management behavior.
Journal of Business Ethics, Luo, Y. 2002. Corruption and
83(3), 419-434. Organization in Asian
Management Systems.Asia
Hannan, R. L. 2005. The combined Pacific Journal of
effect of wages and firm profit Management, 19, 405-422.
on employee effort. The
Accounting Review. 80(1), 167- Luft, J. L. (1997). Fairness, ethics and
189. the effect of management
accounting on transaction costs.
Hartmann, F. G. H., and Maas, V. S. Journal of Management
(2010). Why business unit Accounting Research, 199-216.
controllers create budget slack:
Involvement in management, Mahmudi, 2003. New Public
social pressure, and Management (NPM);
machiavellianism. Behavioral Pendekatan Baru Manajemen
Research in Accounting, 22(2), Sektor Publik. Sinergi. Kajian
27-49. Bisnis dan Manajemen, 6 (1) ,
69-79.

256
PROSIDING
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

Merchant, K. A. (1985). Budgeting and


the propensity to ceate Stevens, D. E. (2002). The effects of
budgetary slack. Accounting, reputation and ethics on
Organizations and Society, budgetary slack. Journal of
10(2), 201-210. Management Accounting
Research, 14, 153-171.
. (1995). Ethical issues
related to “results-oriented” Suartana, I. W. 2010. Akuntansi
management control systems, in Keperilakuan Teori dan
Ethical Issues in Accounting: Implementasi. Yogyakarta: C.V
Proceedings of the Andi Offset.
Professionalism and Ethics
Seminar. Professionalism and Waller, W. S. (1988). Slack in
Ethics Committee of the participative budgeting: The
American Accounting joint effect of a truth-inducing
Association. St. Charles, IL, pay scheme and risk
June 2–4, 1995. preferences, Accounting,
Organizations and Society,
Merchant, K. A., and Manzoni, J. F. 13(1), 87-98.
(1989). The achievability of
budget targets in profit centers: Webb, R. A. (2002). The impact of
a feld study. The Accounting reputation and variance
Review, 64, 539–558. investigations on the creation of
budget slack. Accounting,
Pillay, S., dan Kluvers, R. 2014.An Organizations and Society, 27,
Institutional Theory Perspective 361–378.
on Corruption : The Case of a
Developing Democracy. Young, S. M. (1985). Participative
Financial Accountability and budgeting: the effects of risk-
Management 30(1) :95-119. aversion and symmetric
information on budgetary slack.
Shaub, M. K., Finn, D. W., and Munter, Journal of Accounting
P. (1993). The effects of Research, 23, 829–842.
auditors’ ethical orientation on
commitment and ethical
Young, S. M., Fisher, J. G., and
sensitivity. Behavioral
Lindquist, T. M. (1993). The
Research in Accounting, 5, 145-
effects of intergroup
169.
competition and intragroup
cooperation on slack and output
Sprinkle, G. B. (2003). Perspectives on
in a manufacturing setting. The
experimental research in
Accounting Review, 68, 466–
managerial accounting.
481.
Accounting, Organizations and
Society, 287-318.

257

Anda mungkin juga menyukai