Anda di halaman 1dari 180

JADWAL

Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : 6 April 2021 Tanggal Distribusi HMETD : 8 Maret 2022
Tanggal Efektif : 21 Februari 2022 Tanggal Pencatatan Saham Hasil HMETD di Bursa Efek Indonesia : 9 Maret 2022
Tanggal Pencatatan (Recording Date) Untuk Memperoleh HMETD : 7 Maret 2022 Periode Perdagangan HMETD : 9 – 16 Maret 2022
Tanggal Terakhir Perdagangan Saham Dengan HMETD (Cum-Right) Periode Pelaksanaan HMETD : 9 – 16 Maret 2022
- Pasar Reguler dan Negosiasi : 2 Maret 2022 Periode Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD : 11 - 18 Maret 2022
- Pasar Tunai : 7 Maret 2022 Tanggal Terakhir Pembayaran Untuk Pemesanan Saham Tambahan : 18 Maret 2022
Tanggal Mulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD (Ex-Right) Tanggal Penjatahan : 21 Maret 2022
- Pasar Reguler dan Negosiasi : 4 Maret 2022 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham (Refund) : 23 Maret 2022
- Pasar Tunai : 8 Maret 2022

OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA
MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL
TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN
DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PIHAK YANG KOMPETEN.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN TBK (”PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN
SEMUA INFORMASI, FAKTA, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN TBK


Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan
Berkedudukan di Bandung, Indonesia
Kantor Pusat:
Jl. Naripan No. 12 - 14
Bandung
Telepon: (022) 4234868
Faksimil: (022) 4206099
Situs: www.bankbjb.co.id
E-mail: tim-p3m@bankbjb.co.id

Jaringan Kantor atau Cabang:


Per 31 Oktober 2021, Perseroan memiliki 5 Kantor Wilayah, 65 Kantor Cabang, 873 Kantor Cabang Pembantu, 6 Kantor Fungsional,
1.773 Jaringan Terimal Perbankan Elektronik (TPE).
PENAWARAN UMUM TERBATAS KEPADA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN UNTUK
PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU I (“PMHMETD I”)
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan puluh dua juta enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus dua puluh lima)
Saham Biasa seri B dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. HMETD akan dibagikan kepada para pemegang saham Perseroan
yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 7 Maret 2022 dimana setiap pemilik 1.153 (seribu seratus lima puluh tiga) saham
lama Perseroan akan memperoleh 80 (delapan puluh) HMETD. Setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1
(satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.355 (seribu tiga ratus lima puluh lima Rupiah) per saham, yang harus dibayar penuh pada saat
mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dari PMHMETD I ini adalah sebanyak-banyaknya
sebesar Rp924.999.591.375 (sembilan ratus dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh satu ribu tiga ratus
tujuh puluh lima Rupiah).
Saham yang akan diterbitkan dalam rangka pelaksanaan PMHMETD I ini merupakan saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di
BEI dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal (termasuk hak
atas dividen) dengan saham seri B Perseroan yang telah disetor penuh. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). Sesuai
ketentuan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan OJK No. 14/POJK.04/2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan
Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”POJK No. 32/2015”), dalam hal Pemegang Saham mempunyai HMETD
dalam bentuk pecahan, hak atas pecahan saham dan/ atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD tersebut wajib
dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (“Pemerintah Provinsi Jawa Barat”) adalah Pemegang Saham Utama Perseroan yang memiliki 3.756.415.785 (tiga
miliar tujuh ratus lima puluh enam juta empat ratus lima belas ribu tujuh ratus delapan puluh lima) Saham dalam Perseroan dan memiliki hak untuk memperoleh
260.635.961 (dua ratus enam puluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu sembilan ratus enam puluh satu) Saham Baru. Berdasarkan Surat Pernyataan Kesanggupan
Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk nomor 16/KUKM.03.03/BUMDINVESADBANG tanggal
10 Januari 2022, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD sesuai dengan porsi kepemilikan saham yang dimilikinya
(“Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat”).
Jika seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I setelah dikurangi Komitmen Pemegang Saham tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang Saham
Perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD yang berhak, maka sisa Saham Baru akan dialokasikan kepada Pemegang Saham Perseroan lainnya yang
telah melaksanakan haknya dan melakukan pemesanan Saham Baru tambahan sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD secara proporsional
dengan ketentuan: (i) bila jumlah seluruh Saham Baru yang dipesan termasuk pemesanan Saham Baru tambahan tidak melebihi jumlah seluruh saham yang
ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka seluruh pesanan atas Saham Baru tambahan akan dipenuhi; (ii) bila jumlah seluruh Saham Baru yang dipesan, termasuk
pemesanan Saham Baru tambahan melebihi jumlah seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka kepada pemesan yang melakukan
pemesanan Saham Baru tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh
masing-masing Pemegang Saham yang meminta pemesanan Saham Baru tambahan. Jika masih terdapat sisa saham dari jumlah yang ditawarkan, maka sisa
saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel.

HMETD AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA (“BEI”). HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DILUAR
BEI SELAMA 6 (ENAM) HARI KERJA SEJAK 9 MARET 2022 SAMPAI DENGAN 16 MARET 2022. PENCATATAN SAHAM BARU DALAM PMHMETD I
INI AKAN DILAKUKAN DI BEI PADA TANGGAL 9 MARET 2022. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 18 MARET 2022
SEHINGGA HMETD YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT TIDAK AKAN BERLAKU LAGI.

PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PARA PEMEGANG SAHAM


PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK MELAKSANAKAN HMETD AKAN MENGALAMI DILUSI MAKSIMUM SEBESAR 6,49% (ENAM KOMA EMPAT
PULUH SEMBILAN PERSEN) SETELAH PERIODE PELAKSANAAN HMETD.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT, YAITU RISIKO YANG MUNCUL AKIBAT KEGAGALAN DEBITUR DAN/ATAU
PIHAK LAIN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO-RISIKO USAHA PERSEROAN LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI
RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM PERSEROAN. MESKIPUN PERSEROAN
TELAH MENCATATKAN SAHAMNYA DI BEI, TIDAK ADA JAMINAN BAHWA SAHAM PERSEROAN YANG DIPERDAGANGKAN TERSEBUT AKAN
AKTIF ATAU LIKUID KARENA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN DIMILIKI SATU ATAU BEBERAPA PIHAK TERTENTU YANG
TIDAK MEMPERDAGANGKAN SAHAMNYA DI PASAR SEKUNDER. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSIKAN APAKAH
PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI DALAM BENTUK SURAT KOLEKTIF SAHAM (“SKS”), TETAPI SAHAM
TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN
SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”).

Prospektus ini diterbitkan di Bandung pada tanggal 22 Februari 2022


PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk (selanjutnya disebut “Perseroan”) telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu I dengan surat No. 0042/DIR-TIMP3M/2022 tanggal 13 Januari 2022, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam POJK No. 32/2015.

Sesuai dengan PP No. 29/1999 sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Perbankan, ditetapkan bahwa:
a. Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing yang diperoleh
melalui pembelian secara langsung melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99% (sembilan puluh
sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3);
b. Pembelian saham oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai
100% (seratus persen) dari jumlah saham bank yang tercatat di Bursa Efek (Pasal 4 ayat 1);
c. Bank hanya dapat mencatatkan saham Bank di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% (sembilan puluh
sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 4 ayat 2); dan
d. Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 yang
tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum
Indonesia (Pasal 4 ayat 3).

Guna memenuhi ketentuan di atas, saham yang tidak dicatatkan sebelum PMHMETD I adalah sejumlah 98.387.872
(sembilan puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh dua) saham biasa atas
nama atau sebesar 1% (satu persen) dari saham Perseroan yang dicatatkan pada BEI seluruhnya dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saham yang tidak dicatatkan setelah PMHMETD I adalah sebanyak-banyaknya
sejumlah 105.214.437 (seratus lima juta dua ratus empat belas ribu empat ratus tiga puluh tujuh) saham atau
sebesar sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah
PMHMETD I yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam PP No. 29/1999 dan POJK No. 56/2016 tentang Kepemilikan
Saham Bank Umum, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI sesudah PMHMETD I ini adalah
sebanyak-banyaknya sejumlah 10.416.229.249 (sepuluh miliar empat ratus enam belas juta dua ratus dua puluh
Sembilan ribu dua ratus empat puluh sembilan) saham atau mewakili 99% (sembilan puluh sembilan persen)
dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan sesudah PMHMETD I dan sebanyak-banyaknya
sejumlah 105.214.437 (seratus lima juta dua ratus empat belas ribu empat ratus tiga puluh tujuh) saham atau
sekurang-kurangnya mewakili 1% (satu persen) saham Perseroan yang tidak dicatatkan adalah milik Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yang merupakan Badan Hukum Indonesia. Adapun dasar pemenuhan persyaratan sekurang-
kurangnya 1% (satu persen) dari sahan Perseroan yang tidak dicatatkan di Bursa Efek adalah Surat Pernyataan
Gubernur Jawa Barat tanggal 31 Januari 2022.

Semua Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam Prospektus ini bertanggung jawab
sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi dan kedudukan mereka sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan di sektor Pasar Modal, dan kode etik, norma, serta standar profesi masing-
masing. Sehubungan dengan PMHMETD I ini, semua pihak yang terafiliasi tidak diperkenankan untuk memberikan
keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak diungkapkan di dalam Prospektus ini
tanpa memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan.

Pihak yang membantu Perseroan dalam penyiapan Prospektus dan setuju untuk dicantumkan namanya dalam
Prospektus dan tidak akan mencabut persetujuan tersebut adalah PT BNI Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas
Indonesia Tbk. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut serta dalam PMHMETD I ini tidak memiliki
hubungan Afiliasi dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM.

PMHMETD I INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN
YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI
ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PMHMETD I
INI, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK
MEMBELI SAHAM BIASA ATAS NAMA HASIL PELAKSANAAN HMETD, KECUALI BILA PENAWARAN, PEMBELIAN
ATAU PELAKSANAAN HMETD TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN
SUATU PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT. DALAM
HAL TERDAPAT PEMEGANG SAHAM YANG BUKAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERDASARKAN
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI NEGARANYA DILARANG UNTUK MELAKSANAKAN HMETD, MAKA
PERSEROAN ATAU PIHAK YANG DITUNJUK OLEH PERSEROAN BERHAK UNTUK MENOLAK PERMOHONAN
PIHAK TERSEBUT UNTUK MELAKSANAKAN PEMBELIAN SAHAM BERDASARKAN HMETD YANG DIMILIKINYA.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN
TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

PMHMETD I INI MENJADI EFEKTIF SETELAH MENDAPATKAN PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK DIMANA
RENCANA PERSEROAN ATAS PMHMETD I TELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
TAHUNAN (‘’RUPST”) PADA TANGGAL 6 APRIL 2021.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................i
DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN.................................................................................................... iii
RINGKASAN........................................................................................................................................... ix
I. PENAWARAN UMUM....................................................................................................................1
II. PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM TERBATAS..............................................14
III. PERNYATAAN UTANG................................................................................................................15
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING.....................................................................................34
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN................................................................40
A. UMUM...................................................................................................................................40
B. KEUANGAN.........................................................................................................................41
VI. FAKTOR RISIKO..........................................................................................................................63
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN....................69
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA SERTA KECENDERUNGAN
DAN PROSPEK USAHA..............................................................................................................70
A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK....................................70
A.1. RIWAYAT PENDIRIAN..............................................................................................70
A.2. STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM..................................73
A.3. PERIZINAN................................................................................................................76
A.4. PENGAWASAN DAN PENGURUSAN.....................................................................76
A.5. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)........................................................82
A.6. SUMBER DAYA MANUSIA.....................................................................................106
A.7. DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN, ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN
SAHAM LAINNYA....................................................................................................110
A.8. KETERANGAN MENGENAI ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN SAHAM
LAINNYA.................................................................................................................. 111
A.9. ASURANSI...............................................................................................................115
A.10. ASET TETAP...........................................................................................................116
A.11. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK AFILIASI............120
A.12. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA.............121
A.13. PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS
ANAK, ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, DIREKSI PERSEROAN DAN
ENTITAS ANAK.......................................................................................................125
B. KEGIATAN USAHA PERSEROAN SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK
USAHA...............................................................................................................................128
B.1. KEGIATAN USAHA..................................................................................................128
B.2. JARINGAN DISTRIBUSI........................................................................................135
B.3. PEMASARAN..........................................................................................................135
B.4. PROSPEK DAN STRATEGI USAHA ....................................................................136
B.5. PERSAINGAN USAHA...........................................................................................139
B.6. KESEHATAN PERSEROAN...................................................................................140
B.7. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (“HAKI”)............................................................141

i
IX. EKUITAS....................................................................................................................................143
X. KEBIJAKAN DIVIDEN................................................................................................................145
XI. PERPAJAKAN............................................................................................................................146
XII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL.......................................................148
XIII. TATA CARA PEMESANAN SAHAM...........................................................................................150
XIV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM....156

ii
DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN

Dalam Prospektus ini, kecuali apabila kalimatnya menyatakan lain, kata-kata sebagaimana disebutkan
di bawah memiliki arti sebagai berikut:

“Afiliasi” : Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 UUPM, yaitu:


a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris
dari pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau
lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun
tidak langsung,mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

“Aset Produktif” : Penyediaan dana Bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk
kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi,
tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali
(reverse purchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan, transaksi
rekening administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu.

“ALCO” : Asset and Liabilities Committee, yaitu komite yang merupakan kumpulan
dari para pengambil keputusan di bidang pengelolaan aset dan liabilitas,
yang diketuai oleh Direktur Utama dan bertugas menyusun strategi aset
dan liabilitas.

“ATM” : Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine) yaitu mesin


elektronik yang dapat menggunakan fungsi teller seperti penarikan uang
tunai, pemeriksaan saldo dan pemindahbukuan.

“ATMR” : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko besar yaitu jumlah aset yang telah
dibobot sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, untuk
digunakan sebagai penyebut (pembagi) dalam menghitung Rasio
Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR).

“Anggota Bursa” : Perusahaan Efek yang telah memperoleh persetujuan keanggotaan


bursa untuk menggunakan sistem dan/atau sarana BEI dalam rangka
melakukan kegiatan perdagangan efek di BEI sesuai dengan peraturan
BEI.

”BAE” : Pihak yang melaksanakan administrasi Saham dalam PMHMETD


Perseroan yang ditunjuk oleh Perseroan, dalam hal ini yaitu PT Datindo
Entrycom, berkedudukan di Jakarta.

“Bank Kustodian” : Bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan
jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud
dalam UUPM.

”BEI atau Bursa Efek : PT Bursa Efek Indonesia, tempat di mana saham Perseroan dicatatkan.
Indonesia”

“BI” : Bank Indonesia.

iii
“BMPK” : Batas Maksimum Pemberian Kredit.

“CAR” : Capital Adequacy Ratio, yaitu rasio tingkat kecukupan modal bank yang
dihitung dari jumlah modal bank, yang terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap dibagi jumlah ATMR.

“CKPN” : Berarti Cadangan Kerugian Penurunan Nilai, adalah penyisihan yang


dibentuk apabila nilai tercatat setelah penurunan nilai kurang dari nilai
tercatat awal.

“DPK” : Dana Pihak Ketiga.

”DPS” : Daftar Pemegang Saham Perseroan, yang dibuat, disusun, dan


diadministrasikan oleh BAE yang memuat keterangan tentang
kepemilikan Efek oleh Pemegang Efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI
berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada
KSEI.

“Entitas Anak” : Berarti perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan


Perseroan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia.

“FPPS” : Formulir Pemesanan Pembelian Saham dalam rangka PMHMETD I.

”FPPS Tambahan” : Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan dalam rangka


PMHMETD I, yaitu formulir untuk memesan saham yang melebihi
porsi yang ditentukan sesuai dengan jumlah HMETD yang diterima
oleh 1 (satu) pemegang saham Perseroan dalam rangka pelaksanaan
PMHMETD I.

“GCG” : Good Corporate Governance.

“GWM” : Giro Wajib Minimum adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara
oleh Perseroan yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase
tertentu dari dana pihak ketiga Perseroan.

”Harga Pelaksanaan” : Harga yang harus dibayarkan oleh Pemegang HMETD untuk
melaksanakan HMETD-nya menjadi 1 (satu) Saham Baru, yaitu sebesar
Rp1.355,- (seribu tiga ratus lima puluh lima Rupiah) per saham.

”Hari Bursa” : Hari dimana Bursa Efek melakukan aktivitas transaksi perdagangan
Efek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara
Republik Indonesia dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek tersebut.

”Hari Kalender” : Setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender masehi tanpa
kecuali, termasuk Sabtu dan Minggu, dan hari libur nasional yang
ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang
karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai
bukan Hari Kerja biasa.

”Hari Kerja” : Hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

”HMETD” : Singkatan dari Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu suatu hak yang
melekat pada saham yang memberikan kesempatan Pemegang Saham
yang bersangkutan untuk membeli saham Perseroan dan/atau Efek
Bersifat Ekuitas lainnya baik yang dapat dikonversikan menjadi saham
atau yang memberikan hak untuk membeli saham, sebelum ditawarkan
kepada pihak lain.

“IAPI” : Institut Akuntan Publik Indonesia.

iv
“KSEI” : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

“Kustodian” : Pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan
dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak
lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening
yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM, yang
meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.

“LDR” : Loan to Deposit Ratio, yaitu rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap
Dana Pihak Ketiga berdasarkan formula yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).

“Masyarakat” : Perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia


maupun warga negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan
hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan
hukum di luar Indonesia.

“Menkumham RI” : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

“NPL” : Non Performing Loan yang berarti kredit yang bermasalah, meliputi
kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet sebagaimana diatur
dalam peraturan BI.

“Otoritas Jasa : Lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
Keuangan” atau “OJK” yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

“Payment Point” : Kegiatan pelayanan pembayaran melalui kerjasama antara Perseroan


dengan pihak lain yang merupakan nasabah Perseroan.

“Pemegang Saham : Pemegang Saham Utama Perseroan yaitu Pemerintah Provinsi Jawa
Utama” Barat

”Pemegang Rekening” : Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI
yang meliputi bank kustodian dan/atau Perusahaan efek dan/atau
pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan perundang-
undangan di bidang pasar modal.

”Pemerintah” : Pemerintah Negara Republik Indonesia.

”Penawaran Umum : Kegiatan penawaran sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus


Terbatas atau delapan puluh dua juta enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus
PMHMETD I” dua puluh lima) Saham Biasa Seri B baru (”Saham Baru”) dengan nilai
nominal Rp250 (dua ratus lima puluh Rupiah) dengan Harga Pelaksanaan
sebesar Rp1.355,- (seribu tiga ratus lima puluh lima Rupiah) per
saham, sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PMHMETD I dalam
rangka penerbitan HMETD seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya
Rp924.999.591.375 (sembilan ratus dua puluh empat miliar sembilan
ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh satu ribu
tiga ratus tujuh puluh lima Rupiah).

“Peraturan KSEI” : Peraturan KSEI No. KEP-0013/DIR/KSEI/0612 tanggal 11 Juni 2012


tentang Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh OJK
sesuai dengan surat keputusan Bapepam dan LK No. S-6953/BL/2012
tanggal 6 Juni 2012 perihal Persetujuan atas rancangan Peraturan KSEI
tentang Jasa Kustodian Sentral.

v
“Periode Perdagangan” : Periode dimana Pemegang Saham dan/atau pemegang HMETD dapat
menjual atau mengalihkan HMETD yang dimilikinya serta melaksanakan
HMETD yang dimilikinya.

“Pernyataan Efektif” : Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif dengan memperhatikan


ketentuan sebagai berikut:
a. atas dasar lewatnya waktu yaitu:
(i) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran
diterima oleh OJK secara lengkap; atau
(ii) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang
disampaikan Perseroan atau yang diminta OJK dipenuhi; atau
b. atas dasar penyataan Efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan
dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

“Perjanjian Pengelolaan : berarti Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Dalam Rangka


Administrasi Saham” PMHMETD I No.11 tanggal 11 Januari 2022 juncto addendum akta
Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham no. 05 tanggal 3 Februari
2022 yang dibuat di hadapan Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito,
SH., Notaris di Jakarta, antara Perseroan dan BAE.

“Pernyataan Pendaftaran” : Pernyataan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka


19 UUPM juncto Peraturan OJK No. 32/2015, berikut dokumen-dokumen
yang diajukan oleh Perseroan kepada OJK sebelum melakukan
Penawaran Umum kepada Masyarakat termasuk perubahan-perubahan,
tambahan-tambahan serta pembetulan-pembetulan untuk memenuhi
persyaratan OJK.

“Perseroan” : PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk, suatu
perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Bandung yang melakukan
PMHMETD I.

“POJK No. 33/2014” : Berarti POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

“POJK No. 34/2014” : Berarti POJK No. 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan
Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik.

“POJK No. 35/2014” : Berarti POJK No. 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan
Emiten atau Perusahaan Publik.

“POJK No. 30/2015” : Berarti POJK No. 30/POJK.04/2015 Tentang Laporan Realisasi Hasil
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

“POJK No. 32/2015” : Berarti POJK No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan Modal
Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 14/POJK.04/2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan
Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu.

“POJK No. 33/2015” : Berarti POJK No. 33/POJK.04/2015 Tentang Bentuk Dan Isi Prospektus
Dalam Rangka Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan
Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

“POJK No. 55/2015” : Berarti POJK No. 55/POJK.03/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

vi
“POJK No. 55/2016” : Berarti POJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi
Bank Umum.

“POJK No. 56/2016” : Berarti POJK No. 56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank
Umum.

“POJK No. 14/2019” : Berarti Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka
dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

“POJK No. 17/2020” : Berarti POJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan
Peruabahan Kegiatan Usaha Utama.

“POJK No. 42/2020” : Berarti POJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan
Transaksi Benturan Kepentingan.

“PP No. 29/1999” : Berarti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1999
tentang Pembelian Saham Bank Umum.

“Prospektus” : Berarti setiap informasi tertulis yang disusun dan diterbitkan oleh
Perseroan sehubungan dengan PMHMETD I sebagaimana didefinisikan
dalam Pasal 1 angka 26 UUPM juncto POJK No. 33/2015.

“PSAK” : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

“Rasio NPL” : Kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan
ketentuan penggolongan kolektibilitas yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).

“Rekening Efek” : Rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
pemegang saham yang diadministrasikan di KSEI, atau Pemegang
Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang
ditandatangani saham dengan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

“RUPS” : Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu rapat umum para pemegang
saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan anggaran dasar Perseroan dan Undang-Undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan UUPM serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya.

“RUPSLB” : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diselenggarakan


sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan UUPT.

“Saham” : Saham baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah)
per saham.

“Saham Baru” : Saham baru yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dalam PMHMETD
I ini sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan puluh dua
juta enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus dua puluh lima) saham
biasa seri B.

“Saham HMETD” : Seluruh saham hasil pelaksanaan HMETD yang merupakan saham
baru yang diperoleh oleh pemegang HMETD dalam PMHMETD yaitu
sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan puluh dua juta
enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus dua puluh lima) Saham Biasa
Seri B dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per
saham.

“Saham Lama” : Saham biasa atas nama Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor
penuh oleh pemegang saham Perseroan pada tanggal Prospektus ini
diterbitkan.

vii
“SBHMETD” : Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu surat bukti
hak atau sertifikat yang dikeluarkan oleh Perseroan kepada pemegang
saham yang membuktikan hak memesan efek terlebih dahulu, yang
dapat diperdagangkan selama Periode Perdagangan Sertifikat Bukti
HMETD.

“SBI” : Sertifikat Bank Indonesia, yaitu surat berharga atas unjuk dalam Rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang
berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.

“Sisa Saham” : Sisa Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I setelah (i) diambil
oleh Pemegang Saham atau pemegang HMETD; dan (ii) dialokasikan
secara proporsional (atas HMETD yang telah dilaksanakan) kepada
Pemegang Saham atau pemegang HMETD yang telah mengajukan
permohonan untuk Saham Tambahan.

“TPE” Terminal Perbankan Elektronik adalah layanan Bank atau KC berupa alat
atau mesin elektronik yang dimiliki dan disediakan untuk memberikan
layanan perbankan kepada nasabah.

“Undang-Undang : Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang


Perbankan” Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik
Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

“UUPM” : Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang


Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 46 Tahun 1995
Tambahan No. 3608, berikut peraturan pelaksanaannya.

“UUPT” : Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang


Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106
Tahun 2007 Tambahan No. 4756, berikut peraturan pelaksanaannya.

“Usaha Kecil” : Usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

viii
RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang penting menurut
Perseroan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan terkait,
dan risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan
yang tercantum dalam Prospektus ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan Perseroan dan
dinyatakan dalam mata uang Rupiah, serta disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia yang diterapkan secara konsisten.

Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo-saldo dan jumlah-jumlah, yang disajikan dalam Prospektus
ini dibulatkan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang
terjadi atas penjumlahan informasi keuangan tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum
dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam
Prospektus, semata-mata disebabkan oleh faktor pembulatan.

1. Keterangan singkat mengenai Perseroan

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (”Perseroan”) didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 1960 tentang penentuan perusahaan milik Belanda di Indonesia
yang dikenakan nasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung
yaitu N.V Denis (De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding) terkena ketentuan tersebut dan
diarahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bank telah mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 20 Mei 1961.

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.4 tanggal 8 April 1999 juncto Akta Perbaikan No.8
tanggal 15 April 1999, yang keduanya dibuat dihadapan Popy Kuntari Sutresna, S.H., pada saat itu
Notaris di Bandung yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan No.C-7103.HT.01.01.TH.99 tanggal 16 April 1999 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Bandung di bawah No.871/BH.10.11/IV/99 pada tanggal
24 April 1999 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.39 tanggal 14 Mei
1999, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.2811/1999 (“Akta Pendirian No.4/1999 jo Akta
Perbaikan No.8/1999”), Perseroan didirikan dengan status hukum perseroan terbatas dengan nama
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Perseroan memiliki nasabah utama berupa pegawai negeri sipil, perorangan, karyawan, koperasi,
BUMD, BUMN, beserta institusi lainnya baik Pemerintah maupun swasta. Sampai dengan 31 Oktober
2021, Perseroan memiliki 5 Kantor Wilayah, 65 Kantor Cabang, 873 Kantor Cabang Pembantu, 6 Kantor
Fungsional dan 1.773 Jaringan TPE.

Per tanggal 31 Oktober 2021, total dana pihak ketiga Perseroan dikontribusi oleh dana-dana Pemerintah
yang mencapai 29,1%, dana corporate sebesar 42,6% dan dana retail sebesar 28,3%. Selain itu
Perseroan juga telah menyalurkan pinjamannya kepada 592.530 debitur di seluruh daerah operasional
Perseroan yang terdiri dari 86% debitur kredit konsumer, 1,2% debitur kredit komersial, 6,3% debitur
kredit KPR dan sebesar 6,6% debitur kredit mikro.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan melakukan kegiatan usaha perbankan sebagai
berikut:

ix
A. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana yang diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan disamping mempertahankan


nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait. Penghimpunan dana dilakukan melalui
produk-produk sebagai berikut:
- Giro
- Tabungan
- Deposito

B. Penyaluran Dana

Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, maka
penyaluran dana lebih diarahkan kepada peningkatan kredit dan pembiayaan ritel yang memberikan
multiplier effect kepada seluruh sektor usaha kecil, serta penyaluran program kredit kepada debitur-
debitur binaan yang prospektif dengan tetap mengatur kesesuaian penyaluran kredit konsumtif dan
produktif secara bertahap. Sedangkan untuk dana-dana yang belum tersalurkan dalam bentuk kredit,
dioptimalkan dalam bentuk penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan memperhatikan
faktor likuiditas, rentabilitas dan risiko.

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha dalam
bidang Bank Umum.

2. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Terakhir

Struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.85 tanggal 26 Desember 2018 yang dibuat
dihadapan Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan
anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0281455 tanggal
28 Desember 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0178819.AH.01.11.
TAHUN 2018 tanggal 28 Desember 2018 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No.02 tanggal 1 September 2020 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman,
SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0383612 tanggal 8 September 2020 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0148624.AH.01.11. TAHUN 2020 tanggal 8 September 2020,
dan Daftar Pemegang Saham per tanggal 31 Januari 2022 yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom
selaku BAE Perseroan, yaitu sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp.250,00 Nilai Nominal Rp.250,00


No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
Modal Dasar 9.600.000.000 2.400.000.000.000 6.400.000.000 1.600.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor
A Pemerintah Propinsi Jawa 3.756.415.785 939.103.946.250 38,18
Barat
B Pemerintah Kota/
Kabupaten se Jawa Barat
1 Kota Bandung 116.000.006 29.000.001.500 1,18
2 Kota Cirebon 17.837.704 4.459.426.000 0,18
3 Kota Sukabumi 38.545.063 9.636.265.750 0,39
4 Kota Bekasi 62.493.022 15.623.255.500 0,64
5 Kota Bogor 46.737.809 11.684.452.250 0,48
6 Kota Depok 93.777.672 23.444.418.000 0,95
7 Kota Cimahi 104.000.000 26.000.000.000 1,06
8 Kota Tasikmalaya 62.810.189 15.702.547.250 0,64
9 Kota Banjar 41.000.000 10.250.000.000 0,42
10 Kabupaten Bandung 712.485.914 178.121.478.500 7,24

x
Nilai Nominal Rp.250,00 Nilai Nominal Rp.250,00
No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
11
Kabupaten Cirebon 56.121.123 14.030.280.750 0,57
12
Kabupaten Karawang 56.863.937 14.215.984.250 0,58
13
Kabupaten Ciamis 32.721.097 8.180.274.250 0,33
14
Kabupaten 130.953.800 32.738.450.000 1,33
Tasikmalaya
15 Kabupaten Sukabumi 86.889.260 21.722.315.000 0,88
16 Kabupaten Subang 44.937.610 11.234.402.500 0,46
17 Kabupaten Indramayu 87.986.270 21.996.567.500 0,89
18 Kabupaten Bekasi 73.550.504 18.387.626.000 0,75
19 Kabupaten Sumedang 46.052.684 11.513.171.000 0,47
20 Kabupaten Bogor 202.523.232 50.630.808.000 2,06
21 Kabupaten Cianjur 102.416.760 25.604.190.000 1,04
22 Kabupaten Kuningan 28.797.110 7.199.277.500 0,29
23 Kabupaten Majalengka 35.462.669 8.865.667.250 0,36
24 Kabupaten Garut 26.366.698 6.591.674.500 0,27
25 Kabupaten Purwakarta 51.219.171 12.804.792.750 0,52
26 Kabupaten Bandung 5.263.157 1.315.789.250 0,05
Barat
C Pemerintah Propinsi 520.589.856 130.147.464.000 5,29
Banten
D Pemerintah Kota/
Kabupaten se Banten
1 Kota Tangerang 125.117.942 31.279.485.500 1,27
2 Kota Cilegon 60.631.578 15.157.894.500 0,62
3 Kabupaten Serang 151.092.304 37.773.076.000 1,54
4 Kabupaten Tangerang 289.306.189 72.326.547.250 2,94
5 Kabupaten Lebak 37.586.022 9.396.505.500 0,38
6 Kabupaten 110.162.524 27.540.631.000 1,12
Pandeglang
E Masyarakat 2.424.072.500 606.018.125.000 24,63
Jumlah 7.414.714.661 1.853.678.665.250 2.424.072.500 606.018.125.000 100,00
Saham Dalam Portepel 2.185.285.339 546.321.334.750 3.975.927.500 993.981.875.000

Setelah PMHMETD I:

Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya


Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Modal Ditempatkan dan
         
Disetor  
Pemerintah Propinsi Jawa
Barat
Saham Seri A 3.756.415.785 939.103.946.250 3.756.415.785 939.103.946.250
Saham Seri B - - 260.635.961 65.158.990.199
3.756.415.785 939.103.946.250 38,18% 4.017.051.746 1.004.262.936.449 38,18%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat
Kota Bandung
Saham Seri A 116.000.006 29.000.001.500 116.000.006 29.000.001.500
Saham Seri B - - 8.048.569 2.012.142.342
116.000.006 29.000.001.500 1,18% 124.048.575 31.012.143.842 1,18%
Kota Cirebon
Saham Seri A 17.837.704 4.459.426.000 17.837.704 4.459.426.000
Saham Seri B - - 1.237.655 309.413.773
17.837.704 4.459.426.000 0,18% 19.075.359 4.768.839.773 0,18%

xi
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kota Sukabumi
Saham Seri A 38.545.063 9.636.265.750 38.545.063 9.636.265.750
Saham Seri B - - 2.674.419 668.604.735
38.545.063 9.636.265.750 0,39% 41.219.482 10.304.870.485 0,39%
Kota Bekasi
Saham Seri A 62.493.022 15.623.255.500 62.493.022 15.623.255.500
Saham Seri B - - 4.336.029 1.084.007.320
62.493.022 15.623.255.500 0,64% 66.829.051 16.707.262.820 0,64%
Kota Bogor
Saham Seri A 46.737.809 11.684.452.250 46.737.809 11.684.452.250
Saham Seri B - - 3.242.866 810.716.548
46.737.809 11.684.452.250 0,48% 49.980.675 12.495.168.798 0,48%
Kota Depok
Saham Seri A 93.777.672 23.444.418.000 93.777.672 23.444.418.000
Saham Seri B - - 6.506.690 1.626.672.541
93.777.672 23.444.418.000 0,95% 100.284.362 25.071.090.541 0,95%
Kota Cimahi
Saham Seri A 104.000.000 26.000.000.000 104.000.000 26.000.000.000
Saham Seri B - - 7.215.958 1.803.989.592
104.000.000 26.000.000.000 1,06% 111.215.958 27.803.989.592 1,06%
Kota Tasikmalaya
Saham Seri A 62.810.189 15.702.547.250 62.810.189 15.702.547.250
Saham Seri B - - 4.358.036 1.089.508.916
62.810.189 15.702.547.250 0,64% 67.168.225 16.792.056.166 0,64%
Kota Banjar
Saham Seri A 41.000.000 10.250.000.000 41.000.000 10.250.000.000
Saham Seri B - - 2.844.753 711.188.205
41.000.000 10.250.000.000 0,42% 43.844.753 10.961.188.205 0,42%
Kabupaten Bandung
Saham Seri A 712.485.914 178.121.478.500 712.485.914 178.121.478.500
Saham Seri B - - 49.435.276 12.358.818.977
712.485.914 178.121.478.500 7,24% 761.921.190 190.480.297.477 7,24%
Kabupaten Cirebon
Saham Seri A 56.121.123 14.030.280.750 56.121.123 14.030.280.750
Saham Seri B - - 3.893.920 973.480.017
56.121.123 14.030.280.750 0,57% 60.015.043 15.003.760.767 0,57%
Kabupaten Karawang
Saham Seri A 56.863.937 14.215.984.250 56.863.937 14.215.984.250
Saham Seri B - - 3.945.460 986.364.909
56.863.937 14.215.984.250 0,58% 60.809.397 15.202.349.159 0,58%
Kabupaten Ciamis
Saham Seri A 32.721.097 8.180.274.250 32.721.097 8.180.274.250
Saham Seri B - - 2.270.328 567.581.908
32.721.097 8.180.274.250 0,33% 34.991.425 8.747.856.158 0,33%
Kabupaten Tasikmalaya
Saham Seri A 130.953.800 32.738.450.000 130.953.800 32.738.450.000
Saham Seri B - - 9.086.127 2.271.531.657
130.953.800 32.738.450.000 1,33% 140.039.927 35.009.981.657 1,33%
Kabupaten Sukabumi
Saham Seri A 86.889.260 21.722.315.000 86.889.260 21.722.315.000
Saham Seri B - - 6.028.743 1.507.185.776
86.889.260 21.722.315.000 0,88% 92.918.003 23.229.500.776 0,88%

xii
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kabupaten Subang
Saham Seri A 44.937.610 11.234.402.500 44.937.610 11.234.402.500
Saham Seri B - - 3.117.961 779.490.199
44.937.610 11.234.402.500 0,46% 48.055.571 12.013.892.699 0,46%
Kabupaten Indramayu
Saham Seri A 87.986.270 21.996.567.500 87.986.270 21.996.567.500
Saham Seri B - - 6.104.858 1.526.214.571
87.986.270 21.996.567.500 0,89% 94.091.128 23.522.782.071 0,89%
Kabupaten Bekasi
Saham Seri A 73.550.504 18.387.626.000 73.550.504 18.387.626.000
Saham Seri B - - 5.103.244 1.275.810.997
73.550.504 18.387.626.000 0,75% 78.653.748 19.663.436.997 0,75%
Kabupaten Sumedang
Saham Seri A 46.052.684 11.513.171.000 46.052.684 11.513.171.000
Saham Seri B - - 3.195.329 798.832.333
46.052.684 11.513.171.000 0,47% 49.248.013 12.312.003.333 0,47%
Kabupaten Bogor
Saham Seri A 202.523.232 50.630.808.000 202.523.232 50.630.808.000
Saham Seri B - - 14.051.915 3.512.978.873
202.523.232 50.630.808.000 2,06% 216.575.147 54.143.786.873 2,06%
Kabupaten Cianjur
Saham Seri A 102.416.760 25.604.190.000 102.416.760 25.604.190.000
Saham Seri B - - 7.106.107 1.776.526.626
102.416.760 25.604.190.000 1,04% 109.522.867 27.380.716.626 1,04%
Kabupaten Kuningan
Saham Seri A 28.797.110 7.199.277.500 28.797.110 7.199.277.500
Saham Seri B - - 1.998.065 499.516.219
28.797.110 7.199.277.500 0,29% 30.795.175 7.698.793.719 0,29%
Kabupaten Majalengka
Saham Seri A 35.462.669 8.865.667.250 35.462.669 8.865.667.250
Saham Seri B - - 2.460.549 615.137.363
35.462.669 8.865.667.250 0,36% 37.923.218 9.480.804.613 0,36%
Kabupaten Garut
Saham Seri A 26.366.698 6.591.674.500 26.366.698 6.591.674.500
Saham Seri B - - 1.829.433 457.358.161
26.366.698 6.591.674.500 0,27% 28.196.131 7.049.032.661 0,27%
Kabupaten Purwakarta
Saham Seri A 51.219.171 12.804.792.750 51.219.171 12.804.792.750
Saham Seri B - - 3.553.802 888.450.494
51.219.171 12.804.792.750 0,52% 54.772.973 13.693.243.244 0,52%
Kabupaten Bandung
Barat
Saham Seri A 5.263.157 1.315.789.250 5.263.157 1.315.789.250
Saham Seri B - - 365.180 91.295.004
5.263.157 1.315.789.250 0,05% 5.628.337 1.407.084.254 0,05%
Pemerintah Propinsi
Banten
Saham Seri A 520.589.856 130.147.464.000 520.589.856 130.147.464.000
Saham Seri B - - 36.120.719 9.030.179.636
520.589.856 130.147.464.000 5,29% 556.710.575 139.177.643.636 5,29%

xiii
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Banten
Kota Tangerang
Saham Seri A 125.117.942 31.279.485.500 125.117.942 31.279.485.500
Saham Seri B - - 8.681.210 2.170.302.550
125.117.942 31.279.485.500 1,27% 133.799.152 33.449.788.050 1,27%
Kota Cilegon
Saham Seri A 60.631.578 15.157.894.500 60.631.578 15.157.894.500
Saham Seri B - - 4.206.874 1.051.718.612
60.631.578 15.157.894.500 0,62% 64.838.452 16.209.613.112 0,62%
Kabupaten Serang
Saham Seri A 151.092.304 37.773.076.000 151.092.304 37.773.076.000
Saham Seri B - - 10.483.421 2.620.855.230
151.092.304 37.773.076.000 1,54% 161.575.725 40.393.931.230 1,54%
Kabupaten Tangerang
Saham Seri A 289.306.189 72.326.547.250 289.306.189 72.326.547.250
Saham Seri B - - 20.073.283 5.018.320.711
289.306.189 72.326.547.250 2,94% 309.379.472 77.344.867.961 2,94%
Kabupaten Lebak
Saham Seri A 37.586.022 9.396.505.500 37.586.022 9.396.505.500
Saham Seri B - - 2.607.877 651.969.159
37.586.022 9.396.505.500 0,38% 40.193.899 10.048.474.659 0,38%
Kabupaten Pandeglang
Saham Seri A 110.162.524 27.540.631.000 110.162.524 27.540.631.000
Saham Seri B - - 7.643.540 1.910.885.065
110.162.524 27.540.631.000 1,12% 117.806.064 29.451.516.065 1,12%
Masyarakat
Saham Seri A - - - -
Saham Seri B 2.424.072.500 606.018.125.000 2.592.264.868 648.066.216.934
2.424.072.500 606.018.125.000 24,64% 2.592.264.868 648.066.216.934 24,64%
Total Modal Disetor 9.838.787.161 2.459.696.790.250 100,00% 10.521.443.686 2.630.360.921.404 100,00%

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan setelah PMHMETD I dengan asumsi
hanya Pemegang Saham Utama Perseroan yang memberikan komitmennya untuk melaksanakan
HMETD yang menjadi haknya dalam PMHMETD I ini adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Modal Ditempatkan dan
         
Disetor  
Pemerintah Propinsi Jawa
Barat
Saham Seri A 3.756.415.785 939.103.946.250 3.756.415.785 939.103.946.250
Saham Seri B - - 260.635.961 65.158.990.199
3.756.415.785 939.103.946.250 38,18% 4.017.051.746 1.004.262.936.449 39,78%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat
Kota Bandung
Saham Seri A 116.000.006 29.000.001.500 116.000.006 29.000.001.500
Saham Seri B - - - -
116.000.006 29.000.001.500 1,18% 116.000.006 29.000.001.500 1,15%

xiv
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kota Cirebon
Saham Seri A 17.837.704 4.459.426.000 17.837.704 4.459.426.000
Saham Seri B - - - -
17.837.704 4.459.426.000 0,18% 17.837.704 4.459.426.000 0,18%
Kota Sukabumi
Saham Seri A 38.545.063 9.636.265.750 38.545.063 9.636.265.750
Saham Seri B - - - -
38.545.063 9.636.265.750 0,39% 38.545.063 9.636.265.750 0,38%
Kota Bekasi
Saham Seri A 62.493.022 15.623.255.500 62.493.022 15.623.255.500
Saham Seri B - - - -
62.493.022 15.623.255.500 0,64% 62.493.022 15.623.255.500 0,62%
Kota Bogor
Saham Seri A 46.737.809 11.684.452.250 46.737.809 11.684.452.250
Saham Seri B - - - -
46.737.809 11.684.452.250 0,48% 46.737.809 11.684.452.250 0,46%
Kota Depok
Saham Seri A 93.777.672 23.444.418.000 93.777.672 23.444.418.000
Saham Seri B - - - -
93.777.672 23.444.418.000 0,95% 93.777.672 23.444.418.000 0,93%
Kota Cimahi
Saham Seri A 104.000.000 26.000.000.000 104.000.000 26.000.000.000
Saham Seri B - - - -
104.000.000 26.000.000.000 1,06% 104.000.000 26.000.000.000 1,03%
Kota Tasikmalaya
Saham Seri A 62.810.189 15.702.547.250 62.810.189 15.702.547.250
Saham Seri B - - - -
62.810.189 15.702.547.250 0,64% 62.810.189 15.702.547.250 0,62%
Kota Banjar
Saham Seri A 41.000.000 10.250.000.000 41.000.000 10.250.000.000
Saham Seri B - - - -
41.000.000 10.250.000.000 0,42% 41.000.000 10.250.000.000 0,41%
Kabupaten Bandung
Saham Seri A 712.485.914 178.121.478.500 712.485.914 178.121.478.500
Saham Seri B - - - -
712.485.914 178.121.478.500 7,24% 712.485.914 178.121.478.500 7,05%
Kabupaten Cirebon
Saham Seri A 56.121.123 14.030.280.750 56.121.123 14.030.280.750
Saham Seri B - - - -
56.121.123 14.030.280.750 0,57% 56.121.123 14.030.280.750 0,56%
Kabupaten Karawang
Saham Seri A 56.863.937 14.215.984.250 56.863.937 14.215.984.250
Saham Seri B - - - -
56.863.937 14.215.984.250 0,58% 56.863.937 14.215.984.250 0,56%
Kabupaten Ciamis
Saham Seri A 32.721.097 8.180.274.250 32.721.097 8.180.274.250
Saham Seri B - - - -
32.721.097 8.180.274.250 0,33% 32.721.097 8.180.274.250 0,32%
Kabupaten Tasikmalaya
Saham Seri A 130.953.800 32.738.450.000 130.953.800 32.738.450.000
Saham Seri B - - - -
130.953.800 32.738.450.000 1,33% 130.953.800 32.738.450.000 1,30%

xv
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kabupaten Sukabumi
Saham Seri A 86.889.260 21.722.315.000 86.889.260 21.722.315.000
Saham Seri B - - - -
86.889.260 21.722.315.000 0,88% 86.889.260 21.722.315.000 0,86%
Kabupaten Subang
Saham Seri A 44.937.610 11.234.402.500 44.937.610 11.234.402.500
Saham Seri B - - - -
44.937.610 11.234.402.500 0,46% 44.937.610 11.234.402.500 0,44%
Kabupaten Indramayu
Saham Seri A 87.986.270 21.996.567.500 87.986.270 21.996.567.500
Saham Seri B - - - -
87.986.270 21.996.567.500 0,89% 87.986.270 21.996.567.500 0,87%
Kabupaten Bekasi
Saham Seri A 73.550.504 18.387.626.000 73.550.504 18.387.626.000
Saham Seri B - - - -
73.550.504 18.387.626.000 0,75% 73.550.504 18.387.626.000 0,73%
Kabupaten Sumedang
Saham Seri A 46.052.684 11.513.171.000 46.052.684 11.513.171.000
Saham Seri B - - - -
46.052.684 11.513.171.000 0,47% 46.052.684 11.513.171.000 0,46%
Kabupaten Bogor
Saham Seri A 202.523.232 50.630.808.000 202.523.232 50.630.808.000
Saham Seri B - - - -
202.523.232 50.630.808.000 2,06% 202.523.232 50.630.808.000 2,01%
Kabupaten Cianjur
Saham Seri A 102.416.760 25.604.190.000 102.416.760 25.604.190.000
Saham Seri B - - - -
102.416.760 25.604.190.000 1,04% 102.416.760 25.604.190.000 1,01%
Kabupaten Kuningan
Saham Seri A 28.797.110 7.199.277.500 28.797.110 7.199.277.500
Saham Seri B - - - -
28.797.110 7.199.277.500 0,29% 28.797.110 7.199.277.500 0,29%
Kabupaten Majalengka
Saham Seri A 35.462.669 8.865.667.250 35.462.669 8.865.667.250
Saham Seri B - - - -
35.462.669 8.865.667.250 0,36% 35.462.669 8.865.667.250 0,35%
Kabupaten Garut
Saham Seri A 26.366.698 6.591.674.500 26.366.698 6.591.674.500
Saham Seri B - - - -
26.366.698 6.591.674.500 0,27% 26.366.698 6.591.674.500 0,26%
Kabupaten Purwakarta
Saham Seri A 51.219.171 12.804.792.750 51.219.171 12.804.792.750
Saham Seri B - - - -
51.219.171 12.804.792.750 0,52% 51.219.171 12.804.792.750 0,51%
Kabupaten Bandung
Barat
Saham Seri A 5.263.157 1.315.789.250 5.263.157 1.315.789.250
Saham Seri B - - - -
5.263.157 1.315.789.250 0,05% 5.263.157 1.315.789.250 0,05%
Pemerintah Propinsi
Banten
Saham Seri A 520.589.856 130.147.464.000 520.589.856 130.147.464.000
Saham Seri B - - - -
520.589.856 130.147.464.000 5,29% 520.589.856 130.147.464.000 5,15%

xvi
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Banten
Kota Tangerang
Saham Seri A 125.117.942 31.279.485.500 125.117.942 31.279.485.500
Saham Seri B - - - -
125.117.942 31.279.485.500 1,27% 125.117.942 31.279.485.500 1,24%
Kota Cilegon
Saham Seri A 60.631.578 15.157.894.500 60.631.578 15.157.894.500
Saham Seri B - - - -
60.631.578 15.157.894.500 0,62% 60.631.578 15.157.894.500 0,60%
Kabupaten Serang
Saham Seri A 151.092.304 37.773.076.000 151.092.304 37.773.076.000
Saham Seri B - - - -
151.092.304 37.773.076.000 1,54% 151.092.304 37.773.076.000 1,50%
Kabupaten Tangerang
Saham Seri A 289.306.189 72.326.547.250 289.306.189 72.326.547.250
Saham Seri B - - - -
289.306.189 72.326.547.250 2,94% 289.306.189 72.326.547.250 2,86%
Kabupaten Lebak
Saham Seri A 37.586.022 9.396.505.500 37.586.022 9.396.505.500
Saham Seri B - - - -
37.586.022 9.396.505.500 0,38% 37.586.022 9.396.505.500 0,37%
Kabupaten Pandeglang
Saham Seri A 110.162.524 27.540.631.000 110.162.524 27.540.631.000
Saham Seri B - - - -
110.162.524 27.540.631.000 1,12% 110.162.524 27.540.631.000 1,09%
Masyarakat
Saham Seri A - - - -
Saham Seri B 2.424.072.500 606.018.125.000 2.424.072.500 606.018.125.000
2.424.072.500 606.018.125.000 24,64% 2.424.072.500 606.018.125.000 24,00%
Total Modal Disetor 9.838.787.161 2.459.696.790.250 100,00% 10.099.423.122 2.524.855.780.449 100,00%

3. Ringkasan Mengenai PMHMETD I

Jenis Penawaran : PMHMETD I


Jenis Efek yang Ditawarkan : Saham terdaftar atas nama Pemegang Saham
Jumlah Efek yang Ditawarkan : Sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan
puluh dua juta enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus
dua puluh lima) Saham Biasa seri B
Nilai Nominal : Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah)
Harga Pelaksanaan HMETD : Rp1.355 (seribu tiga ratus lima puluh lima Rupiah)
Nilai Emisi atas Pelaksanaan HMETD : Sebanyak-banyaknya Rp924.999.591.375 (sembilan
ratus dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan
puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh satu ribu
tiga ratus tujuh puluh lima Rupiah).
Rasio Perbandingan HMETD : Setiap pemegang 1.153 (seribu seratus lima puluh tiga)
saham lama berhak mendapatkan 80 (delapan puluh)
HMETD, di mana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu)
Saham Baru.

xvii
Maksimum Dilusi Kepemilikan Saham : Pemegang saham yang tidak menggunakan haknya akan
mengalami penurunan persentase kepemilikan sebesar
6,49% (enam koma empat puluh sembilan persen).
Tanggal RUPST : 6 April 2021
Periode Perdagangan dan pelaksanaan : 9 – 16 Maret 2022
HMETD
Hak atas Saham yang diterbitkan : Saham yang diterbitkan dalam rangka PMHMETD I ini
mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal
dengan saham Seri B Perseroan yang telah ditempatkan
dan disetor penuh lainnya, termasuk hak atas dividen.

Saham yang akan diterbitkan dalam rangka pelaksanaan PMHMETD I ini merupakan saham baru
yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan
perundangan yang berlaku, saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam
segala hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham Seri B Perseroan yang telah disetor penuh.
Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). Sesuai ketentuan
Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan OJK No. 14/
POJK.04/2019, dalam hal Pemegang Saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, hak atas
pecahan saham dan/ atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya dalam penambahan modal dengan memberikan
HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening
Perseroan.

4. Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan
dipergunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka
ekspansi kredit Perseroan.

Keterangan lebih lanjut mengenai rencana penggunaan dana dari hasil PMHMETD I dapat dilihat pada
Bab II Prospektus ini.

5. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Berikut ini adalah informasi keuangan Perseroan yang berasal dari Laporan Keuangan Audit Perseroan
untuk periode (i) 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 dan 2020 (tidak
diaudit) (ii) tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan, firma anggota dari
jaringan global RSM (partner penanggung jawab Dedy Sukrisnadi, CPA) berdasarkan Standar Audit
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dengan Opini tanpa modifikasian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Total Aset 161.819.260 140.934.002 123.536.474
Total Liabilitas 142.759.297 122.676.884 105.920.991
Dana Syirkah Temporer 6.317.792 6.251.318 5.572.854
Total Ekuitas 12.742.171 12.005.800 12.042.629
Total Liabilitas, Dana Syirkah Temporer Dan Ekuitas 161.819.260 140.934.002 123.536.474

xviii
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Oktober 2020 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Pendapatan bunga 10.362.798 9.766.345 11.879.228 11.339.057
Pendaptan syariah 595.396 551.890 669.386 672.646
Pendapatan provisi dan komisi 47.268 38.025 65.495 69.367
Pendapatan komisi syariah 5.966 5.447 6.569 10.360
11.011.428 10.361.707 12.620.678 12.091.430
BEBAN BUNGA DAN BAGI HASIL
SYARIAH (4.517.862) (5.095.088) (6.123.414) (6.008.924)
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH
NETO 6.493.566 5.266.619 6.497.264 6.082.506

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA


Provisi dan komisi selain dari kredit yang
diberikan 650.266 519.180 641.022 599.296
Penerimaan kembali kredit yang telah
dihapus buku 281.721 202.195 247.051 267.980
Keuntungan transaksi valutas asing – neto 37.772 44.136 54.658 13.143
Keuntungan dari penjualan surat berharga
yang diperdagangkan – neto 194.566 184.302 424.289 58.092
Keuntungan yang belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar surat berharga yang
diukur melalui laba rugi – neto - 57.737 92.475 25.851
Lain-lain 102.800 72.594 (1.346) 50.341
1.267.125 1.080.144 1.458.149 1.014.703

BEBAN OPERASIONAL LAINNYA

Beban umum dan administrasi (2.185.816) (1.980.376) (2.499.005) (2.281.455)


Beban tenaga kerja dan tunjangan (2.393.751) (2.131.295) (2.639.268) (2.024.828)
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas
aset keuangan dan non keuangan - neto (594.571) (225.999) (142.226) (321.837)
Kerugian yang belum direalisasi dari
perubahan ilai wajar surat berharga yang
diperdagangkan - neto (10.891)
Pembalikan/(penyisihan) kerugian
komitmen dan kontijensi (1.698) (3.055) 2.853 (149)
Lain-lain (488.131) (382.775) (465.641) (409.447)
(5.674.858) (4.723.500) (5.743.287) (5.307.716)
LABA OPERASIONAL 2.085.833 1.623.263 2.212.126 2.059.493
BEBAN NON-OPERASIONAL - NETO (9.870) (9.353) (44.098) (81.531)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 2.075.963 1.613.910 2.168.028 1.977.962


BEBAN PAJAK – NETO (486.829) (340.176) (478.032) (413.470)

LABA PERIODE TAHUN BERJALAN 1.589.134 1.273.734 1.689.996 1.564.492

xix
RASIO KEUANGAN PENTING

31 Oktober 31 Desember
Keterangan
2021 2020 2019
Permodalan (dalam %)    
Rasio Kecukupan Modal (CAR) 18,09 17,31 17,71
 
Aset Produktif (dalam %)
Aset Produktif & Non Produktif bermasalah terhadap total aset produktif
0,87 1,03 1,27
dan aset non produktif
Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 0,87 1,07 1,34
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif 1,38 1,48 0,68
NPL bruto 1,26 1,40 1,58
NPL neto 0,35 0,41 0,81
Profitabilitas (dalam %)
Imbal hasil aset (ROA) 1,68 1,66 1,68
Imbal hasil ekuitas (ROE) 18,30 16,95 16,51

Marjin bunga bersih (NIM) 5,67 5,39 5,75


Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 83,93 83,95 84,22
Likuiditas (dalam %)
Loan to Deposit Ratio (LDR) 79,23 86,32 96,07
 
Rasio Pertumbuhan (dalam %)
Total Pendapatan Bunga – bersih 23,30 6,82 (6,41)
Laba Operasional 28,50 7,41 0,05
Laba Periode/Tahun Berjalan 24,76 8,02 0,78
Total Aset 14,82 14,08 2,78
Total Liabilitas 16,37 15,82 1,81
Total Dana Syirkah Temporer 1,06 12,17 14,43
Total Ekuitas 6,13 (0,31) 6,71

Giro Wajib Minimum (dalam %) (12)


Rupiah
Utama 4,41 6,46 6,52
Sekunder 18,12 14,93 5,47
Dolar Amerika Serikat 4,22 4,22 8,50
Syariah – Rupiah 3,50 3.50 4,76
Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas 11,20 10,22 8,80
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset  0,88 0,87 0,86

6. Risiko Usaha

Berikut ini merupakan risiko usaha dan risiko umum yang dihadapi Perseroan dan telah disusun sesuai
dengan bobot tertinggi hingga terendah dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja Perseroan
dimulai dari risiko utama yakni sebagai berikut:

A. Risiko Utama Yang Mempunyai Pengaruh Signifikan Terhadap Kelangsungan Usaha


Perseroan

Risiko Kredit
Merupakan risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain (counter party) dalam memenuhi
kewajiban kepada Perseroan. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis
Perseroan. Untuk aktivitas pemberian kredit merupakan sumber risiko kredit yang terbesar. Selain
kredit yang diberikan, Perseroan menghadapi risiko kredit dari berbagai instrumen keuangan seperti
surat berharga, akseptasi, transaksi antar bank, transaksi pembiayaan perdagangan, transaksi nilai
tukar dan derivatif serta kewajiban komitmen dan kontijensi.

xx
B. Risiko Usaha Yang Bersifat Material Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Yang
Dapat Mempengaruhi
Hasil Usaha Dan Kondisi Keuangan Perseroan
1. Risiko Operasional
2. Risiko Likuiditas
3. Risiko Pasar
4. Risiko Hukum
5. Risiko Strategis
6. Risiko Persaingan Usaha
7. Risiko Perubahan Teknologi
8. Risiko Reputasi
9. Risiko Investasi
10. Risiko Kepatuhan

C. Risiko Umum
1. Risiko Kondisi Perekonomian Secara Makro
2. Risiko Kebijakan Pemerintah
3. Risiko Ketentuan Negara Lain

D. Risiko Yang Berkaitan Dengan Saham Perseroan

1. Risiko terkait kurang aktifnya perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia
2. Risiko terkait fluktuasi harga saham yang ditawarkan
3. Risiko terkait pemegang saham Perseroan kemungkinan akan terdilusi jika pemegang saham
menolak atau tidak melaksanakan HMETD
4. Risiko terkait kondisi pasar modal Indonesia yang dapat mempengaruhi harga dan likuiditas
saham
5. Risiko terkait kemampuan terbatas Pemegang Saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam
penambahan modal Perseroan dengan memberikan HMETD di masa depan.

Penjelasan atas risiko usaha Perseroan dapat dilihat pada Bab VI Prospektus ini.

7. Keterangan Tentang Entitas Anak dan Penyertaan Saham Lainnya

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan per tanggal 31 Oktober 2021, tidak ada Entitas
Anak dan Penyertaan Saham Lainnya yang dimiliki langsung yang berkontribusi sebesar 10% (sepuluh
persen) terhadap total aset, total liabilitas atau laba sebelum pajak Perseroan.

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Aset Dividen
Persentase Tahun Tahun
No. Nama Perusahaan Kegiatan usaha per 31 Oktober Per 31 Oktober
Kepemilikan Kepemilikan Beroperasi
2021 2021
1 PT Bank BJB Syariah* Perbankan 99,24% 2010 2010 9.272.692 -
2 PT BPR Intan Jabar* Bank Perkreditan 35,33% 2014 2015 245.756 418
3 PT BPR Karya Utama
Bank Perkreditan 29,52% 2014 2015 236.486 332
Jabar*
4 PT BJB Sekuritas* Sekuritas 78,95% 2020 2021 9.671 -
5 PT Asuransi Bangun
Asuransi 10,82% 2010 1989 2.050.294 4.514
Askrida**
6 PT BPR Serang
Bank Perkreditan 5,28% 1998 2008 77.869 326
(Perseroda)**
7 PT BPR Lebak Sejahtera
Bank Perkreditan 2,63% 1998 2017 7.289 57
(Perseroda)**
8 PD. BPR Berkah** Bank Perkreditan 1,17% 1998 1998 25.384 38
9 PD. BPR LPK
Bank Perkreditan 8,55% 1998 1999 16.802 74
Parungpanjang**
10 PT BPR Cianjur Jabar** Bank Perkreditan 12,25% 2014 2015 20.355 51
11 PD BPR LPK Balongan** Bank Perkreditan 7,22% 1998 1998 36.285 -

xxi
Jumlah Aset Dividen
Persentase Tahun Tahun
No. Nama Perusahaan Kegiatan usaha per 31 Oktober Per 31 Oktober
Kepemilikan Kepemilikan Beroperasi
2021 2021
12 PT BPR Wibawa Mukti
Bank Perkreditan 4,27% 2017 1998 10.412 -
Jabar**
13 PT BPR Cipatujah Jabar
Bank Perkreditan 2,39% 2015 2015 37.026 129
(Perseroda)**
14 PT BPR Artha
Galuh Mandiri Jabar Bank Perkreditan 4,48% 2017 1998 2.258 20
(Perseroda)**
15 PT BPR Kerta Raharja
Bank Perkreditan 1,47% 2017 2008 62.924 64
Gemilang (Perseroda)**
16 PT BPR Majalengka Jabar
Bank Perkreditan 4,70% 1998 2017 9.278 3
(Perseroda)**
Keterangan:
*) Entitas Anak
**) Penyertaan Saham Lainnya

8. Kebijakan Dividen

Perseroan akan membagikan dividen minimum 30% dari laba bersih setiap tahunnya dan tahun-tahun
berikutnya setelah PMHMETD I, dengan dasar perhitungan bahwa Perseroan akan memberikan
keuntungan yang proporsional antara Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan adanya
pertumbuhan Perseroan dimasa yang akan datang yang besarannya akan diputuskan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 6 April 2021, Para
Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui untuk membagikan sebesar Rp941.965.482.794 atau
Rp95,74 per saham atau sebesar 56% dari Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2020 sebagai Dividen Tunai kepada Pemegang Saham.

Penjelasan mengenai Kebijakan Dividen Perseroan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X Prospektus
ini.

xxii
I. PENAWARAN UMUM

Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan puluh dua juta
enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus dua puluh lima) Saham Biasa seri B dengan nilai nominal
Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. HMETD akan dibagikan kepada para pemegang
saham Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 7 Maret 2022
dimana setiap pemilik 1.153 (seribu seratus lima puluh tiga) saham lama Perseroan akan memperoleh
80 (delapan puluh) HMETD. Setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.355 (seribu tiga
ratus lima puluh lima Rupiah) per saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir
Pemesanan Pembelian Saham (“FPPS”). Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dari PMHMETD
I ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp924.999.591.375 (sembilan ratus dua puluh empat miliar
sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh satu ribu tiga ratus tujuh puluh
lima Rupiah). Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD akan mengalami dilusi maksimum
sebesar 6,49% (enam koma empat puluh sembilan persen) setelah periode pelaksanaan HMETD.

Saham yang akan diterbitkan dalam rangka pelaksanaan PMHMETD I ini merupakan saham baru
yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan di BEI dengan memperhatikan peraturan
perundangan yang berlaku, saham-saham tersebut memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala
hal (termasuk hak atas dividen) dengan saham seri B Perseroan yang telah disetor penuh. Setiap
HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan ke bawah (round down). Sesuai ketentuan Peraturan
OJK No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan OJK No. 14/
POJK.04/2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2015 Tentang Penambahan
Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”POJK
No. 32/2015”), dalam hal Pemegang Saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, hak atas
pecahan saham dan/ atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya dalam penambahan modal dengan memberikan
HMETD tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening
Perseroan.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (“Pemerintah Provinsi Jawa Barat”) adalah Pemegang
Saham Utama Perseroan yang memiliki 3.756.415.785 (tiga miliar tujuh ratus lima puluh enam juta
empat ratus lima belas ribu tujuh ratus delapan puluh lima) Saham dalam Perseroan dan memiliki hak
untuk memperoleh 260.635.961 (dua ratus enam puluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu sembilan
ratus enam puluh satu) Saham Baru. Berdasarkan Surat Pernyataan Kesanggupan Dalam Rangka
Penawaran Umum Terbatas I PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten Tbk nomor
16/KUKM.03.03/BUMDINVESADBANG tanggal 10 Januari 2022, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD sesuai dengan porsi kepemilikan saham yang
dimilikinya (“Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat”).

Jika seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I setelah dikurangi Komitmen Pemegang
Saham tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang Saham Perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD
yang berhak, maka sisa Saham Baru akan dialokasikan kepada Pemegang Saham Perseroan lainnya
yang telah melaksanakan haknya dan melakukan pemesanan Saham Baru tambahan sebagaimana
tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD secara proporsional dengan ketentuan: (i) bila jumlah seluruh
Saham Baru yang dipesan termasuk pemesanan Saham Baru tambahan tidak melebihi jumlah seluruh
saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka seluruh pesanan atas Saham Baru tambahan
akan dipenuhi; (ii) bila jumlah seluruh Saham Baru yang dipesan, termasuk pemesanan Saham Baru
tambahan melebihi jumlah seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka kepada
pemesan yang melakukan pemesanan Saham Baru tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan
secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing
Pemegang Saham yang meminta pemesanan Saham Baru tambahan. Jika masih terdapat sisa saham
dari jumlah yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel.

1
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN TBK
Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak dalam bidang usaha jasa perbankan

Berkedudukan di Bandung, Indonesia


Kantor Pusat:
Jl. Naripan No. 12 - 14
Bandung
Telepon: (022) 4234868
Faksimil: (022) 4206099
Situs: www.bankbjb.co.id
E-mail: tim-p3m@bankbjb.co.id

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO AKIBAT KEGAGALAN DEBITUR DAN/
ATAU PIHAK LAIN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO-RISIKO USAHA
PERSEROAN LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT DENGAN KEPEMILIKAN ATAS SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM
PERSEROAN. MESKIPUN PERSEROAN TELAH MENCATATKAN SAHAMNYA DI BEI TIDAK ADA JAMINAN
BAHWA SAHAM PERSEROAN YANG DIPERDAGANGKAN TERSEBUT AKAN AKTIF ATAU LIKUID
KARENA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN DIMILIKI SATU ATAU BEBERAPA
PIHAK TERTENTU YANG TIDAK MEMPERDAGANGKAN SAHAMNYA DI PASAR SEKUNDER. DENGAN
DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSIKAN APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN
AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

KETERANGAN TENTANG KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pada tanggal 6 April 2021, Perseroan telah menyelenggarakan RUPST Tahun Buku 2020 sesuai dengan
Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk Nomor 09 tanggal 6 April 2021, yang dibuat di hadap Notaris R. Tendy Suwarman, SH,
Notaris di Kota Bandung, yang menyetujui agenda keenam yaitu Persetujuan atas rencana penambahan
modal perseroan dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), yaitu:
1. Menyetujui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan
menerbitkan sebanyak-banyaknya 925.000.000 (sembilan ratus dua puluh lima juta) saham seri B
baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham sebagaimana dimaksud
POJK No. 32/2015.
2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan, antara lain
meliputi:
a. Menetapkan jumlah saham yang ditawarkan dalam PMHMETD.
b. Menetapkan harga pelaksanaan PMHMETD.
c. Melakukan segala tindakan yang diperlukan dan/atau disyaratkan untuk pelaksanaan
PMHMETD dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris perseroan untuk melakukan
penyesuaian permodalan Perseroan setelah penerbitan saham dalam rangka PMHMETD dalam
suatu Akta Notaris dan selanjutnya melaporkan kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
tanda penerimaan pemberitahuan perubahan permodalan Perseroan serta selanjutnya melakukan
segala sesuatu yang dipandang perlu dan berguna untuk keperluan tersebut dengan tidak ada
satu pun yang dikecualikan, termasuk untuk mengadakan penambahan dan atau perubahan dalam
perubahan Anggaran Dasar tersebut jika hal tersebut dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang.

2
STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM TERAKHIR

Struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.85 tanggal 26 Desember 2018 yang dibuat
dihadapan Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan
anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0281455 tanggal
28 Desember 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0178819.AH.01.11.
TAHUN 2018 tanggal 28 Desember 2018 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No.02 tanggal 1 September 2020 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman,
SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0383612 tanggal 8 September 2020 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0148624.AH.01.11. TAHUN 2020 tanggal 8 September 2020,
dan Daftar Pemegang Saham per tanggal 31 Januari 2022 yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom
selaku BAE Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:

Nilai Nominal Rp.250,00 Nilai Nominal Rp.250,00


No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
Modal Dasar 9.600.000.000 2.400.000.000.000 6.400.000.000 1.600.000.000.000
Modal Ditempatkan dan
Disetor
A Pemerintah Propinsi Jawa 3.756.415.785 939.103.946.250 38,18
Barat
B Pemerintah Kota/
Kabupaten se Jawa Barat
1 Kota Bandung 116.000.006 29.000.001.500 1,18
2 Kota Cirebon 17.837.704 4.459.426.000 0,18
3 Kota Sukabumi 38.545.063 9.636.265.750 0,39
4 Kota Bekasi 62.493.022 15.623.255.500 0,64
5 Kota Bogor 46.737.809 11.684.452.250 0,48
6 Kota Depok 93.777.672 23.444.418.000 0,95
7 Kota Cimahi 104.000.000 26.000.000.000 1,06
8 Kota Tasikmalaya 62.810.189 15.702.547.250 0,64
9 Kota Banjar 41.000.000 10.250.000.000 0,42
10 Kabupaten Bandung 712.485.914 178.121.478.500 7,24
11 Kabupaten Cirebon 56.121.123 14.030.280.750 0,57
12 Kabupaten Karawang 56.863.937 14.215.984.250 0,58
13 Kabupaten Ciamis 32.721.097 8.180.274.250 0,33
14 Kabupaten 130.953.800 32.738.450.000 1,33
Tasikmalaya
15 Kabupaten Sukabumi 86.889.260 21.722.315.000 0,88
16 Kabupaten Subang 44.937.610 11.234.402.500 0,46
17 Kabupaten Indramayu 87.986.270 21.996.567.500 0,89
18 Kabupaten Bekasi 73.550.504 18.387.626.000 0,75
19 Kabupaten Sumedang 46.052.684 11.513.171.000 0,47
20 Kabupaten Bogor 202.523.232 50.630.808.000 2,06
21 Kabupaten Cianjur 102.416.760 25.604.190.000 1,04
22 Kabupaten Kuningan 28.797.110 7.199.277.500 0,29
23 Kabupaten Majalengka 35.462.669 8.865.667.250 0,36
24 Kabupaten Garut 26.366.698 6.591.674.500 0,27
25 Kabupaten Purwakarta 51.219.171 12.804.792.750 0,52
26 Kabupaten Bandung 5.263.157 1.315.789.250 0,05
Barat
C Pemerintah Propinsi 520.589.856 130.147.464.000 5,29
Banten

3
Nilai Nominal Rp.250,00 Nilai Nominal Rp.250,00
No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
D Pemerintah Kota/
Kabupaten se Banten
1 Kota Tangerang 125.117.942 31.279.485.500 1,27
2 Kota Cilegon 60.631.578 15.157.894.500 0,62
3 Kabupaten Serang 151.092.304 37.773.076.000 1,54
4 Kabupaten Tangerang 289.306.189 72.326.547.250 2,94
5 Kabupaten Lebak 37.586.022 9.396.505.500 0,38
6 Kabupaten 110.162.524 27.540.631.000 1,12
Pandeglang
E Masyarakat 2.424.072.500 606.018.125.000 24,63
Jumlah 7.414.714.661 1.853.678.665.250 2.424.072.500 606.018.125.000 100,00
Saham Dalam Portepel 2.185.285.339 546.321.334.750 3.975.927.500 993.981.875.000

PROFORMA STRUKTUR PERMODALAN DAN SUSUNAN PEMEGANG SAHAM

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah PMHMETD I
dengan asumsi seluruh Pemegang Saham Perseroan melaksanakan HMETD yang menjadi haknya
dalam PMHMETD I ini adalah sebagai berikut:

Setelah PMHMETD I:

Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya


Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Modal Ditempatkan dan
         
Disetor  
Pemerintah Propinsi Jawa
Barat
Saham Seri A 3.756.415.785 939.103.946.250 3.756.415.785 939.103.946.250
Saham Seri B - - 260.635.961 65.158.990.199
3.756.415.785 939.103.946.250 38,18% 4.017.051.746 1.004.262.936.449 38,18%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat
Kota Bandung
Saham Seri A 116.000.006 29.000.001.500 116.000.006 29.000.001.500
Saham Seri B - - 8.048.569 2.012.142.342
116.000.006 29.000.001.500 1,18% 124.048.575 31.012.143.842 1,18%
Kota Cirebon
Saham Seri A 17.837.704 4.459.426.000 17.837.704 4.459.426.000
Saham Seri B - - 1.237.655 309.413.773
17.837.704 4.459.426.000 0,18% 19.075.359 4.768.839.773 0,18%
Kota Sukabumi
Saham Seri A 38.545.063 9.636.265.750 38.545.063 9.636.265.750
Saham Seri B - - 2.674.419 668.604.735
38.545.063 9.636.265.750 0,39% 41.219.482 10.304.870.485 0,39%
Kota Bekasi
Saham Seri A 62.493.022 15.623.255.500 62.493.022 15.623.255.500
Saham Seri B - - 4.336.029 1.084.007.320
62.493.022 15.623.255.500 0,64% 66.829.051 16.707.262.820 0,64%
Kota Bogor
Saham Seri A 46.737.809 11.684.452.250 46.737.809 11.684.452.250
Saham Seri B - - 3.242.866 810.716.548
46.737.809 11.684.452.250 0,48% 49.980.675 12.495.168.798 0,48%

4
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kota Depok
Saham Seri A 93.777.672 23.444.418.000 93.777.672 23.444.418.000
Saham Seri B - - 6.506.690 1.626.672.541
93.777.672 23.444.418.000 0,95% 100.284.362 25.071.090.541 0,95%
Kota Cimahi
Saham Seri A 104.000.000 26.000.000.000 104.000.000 26.000.000.000
Saham Seri B - - 7.215.958 1.803.989.592
104.000.000 26.000.000.000 1,06% 111.215.958 27.803.989.592 1,06%
Kota Tasikmalaya
Saham Seri A 62.810.189 15.702.547.250 62.810.189 15.702.547.250
Saham Seri B - - 4.358.036 1.089.508.916
62.810.189 15.702.547.250 0,64% 67.168.225 16.792.056.166 0,64%
Kota Banjar
Saham Seri A 41.000.000 10.250.000.000 41.000.000 10.250.000.000
Saham Seri B - - 2.844.753 711.188.205
41.000.000 10.250.000.000 0,42% 43.844.753 10.961.188.205 0,42%
Kabupaten Bandung
Saham Seri A 712.485.914 178.121.478.500 712.485.914 178.121.478.500
Saham Seri B - - 49.435.276 12.358.818.977
712.485.914 178.121.478.500 7,24% 761.921.190 190.480.297.477 7,24%
Kabupaten Cirebon
Saham Seri A 56.121.123 14.030.280.750 56.121.123 14.030.280.750
Saham Seri B - - 3.893.920 973.480.017
56.121.123 14.030.280.750 0,57% 60.015.043 15.003.760.767 0,57%
Kabupaten Karawang
Saham Seri A 56.863.937 14.215.984.250 56.863.937 14.215.984.250
Saham Seri B - - 3.945.460 986.364.909
56.863.937 14.215.984.250 0,58% 60.809.397 15.202.349.159 0,58%
Kabupaten Ciamis
Saham Seri A 32.721.097 8.180.274.250 32.721.097 8.180.274.250
Saham Seri B - - 2.270.328 567.581.908
32.721.097 8.180.274.250 0,33% 34.991.425 8.747.856.158 0,33%
Kabupaten Tasikmalaya
Saham Seri A 130.953.800 32.738.450.000 130.953.800 32.738.450.000
Saham Seri B - - 9.086.127 2.271.531.657
130.953.800 32.738.450.000 1,33% 140.039.927 35.009.981.657 1,33%
Kabupaten Sukabumi
Saham Seri A 86.889.260 21.722.315.000 86.889.260 21.722.315.000
Saham Seri B - - 6.028.743 1.507.185.776
86.889.260 21.722.315.000 0,88% 92.918.003 23.229.500.776 0,88%
Kabupaten Subang
Saham Seri A 44.937.610 11.234.402.500 44.937.610 11.234.402.500
Saham Seri B - - 3.117.961 779.490.199
44.937.610 11.234.402.500 0,46% 48.055.571 12.013.892.699 0,46%
Kabupaten Indramayu
Saham Seri A 87.986.270 21.996.567.500 87.986.270 21.996.567.500
Saham Seri B - - 6.104.858 1.526.214.571
87.986.270 21.996.567.500 0,89% 94.091.128 23.522.782.071 0,89%
Kabupaten Bekasi
Saham Seri A 73.550.504 18.387.626.000 73.550.504 18.387.626.000
Saham Seri B - - 5.103.244 1.275.810.997
73.550.504 18.387.626.000 0,75% 78.653.748 19.663.436.997 0,75%

5
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kabupaten Sumedang
Saham Seri A 46.052.684 11.513.171.000 46.052.684 11.513.171.000
Saham Seri B - - 3.195.329 798.832.333
46.052.684 11.513.171.000 0,47% 49.248.013 12.312.003.333 0,47%
Kabupaten Bogor
Saham Seri A 202.523.232 50.630.808.000 202.523.232 50.630.808.000
Saham Seri B - - 14.051.915 3.512.978.873
202.523.232 50.630.808.000 2,06% 216.575.147 54.143.786.873 2,06%
Kabupaten Cianjur
Saham Seri A 102.416.760 25.604.190.000 102.416.760 25.604.190.000
Saham Seri B - - 7.106.107 1.776.526.626
102.416.760 25.604.190.000 1,04% 109.522.867 27.380.716.626 1,04%
Kabupaten Kuningan
Saham Seri A 28.797.110 7.199.277.500 28.797.110 7.199.277.500
Saham Seri B - - 1.998.065 499.516.219
28.797.110 7.199.277.500 0,29% 30.795.175 7.698.793.719 0,29%
Kabupaten Majalengka
Saham Seri A 35.462.669 8.865.667.250 35.462.669 8.865.667.250
Saham Seri B - - 2.460.549 615.137.363
35.462.669 8.865.667.250 0,36% 37.923.218 9.480.804.613 0,36%
Kabupaten Garut
Saham Seri A 26.366.698 6.591.674.500 26.366.698 6.591.674.500
Saham Seri B - - 1.829.433 457.358.161
26.366.698 6.591.674.500 0,27% 28.196.131 7.049.032.661 0,27%
Kabupaten Purwakarta
Saham Seri A 51.219.171 12.804.792.750 51.219.171 12.804.792.750
Saham Seri B - - 3.553.802 888.450.494
51.219.171 12.804.792.750 0,52% 54.772.973 13.693.243.244 0,52%
Kabupaten Bandung
Barat
Saham Seri A 5.263.157 1.315.789.250 5.263.157 1.315.789.250
Saham Seri B - - 365.180 91.295.004
5.263.157 1.315.789.250 0,05% 5.628.337 1.407.084.254 0,05%
Pemerintah Propinsi
Banten
Saham Seri A 520.589.856 130.147.464.000 520.589.856 130.147.464.000
Saham Seri B - - 36.120.719 9.030.179.636
520.589.856 130.147.464.000 5,29% 556.710.575 139.177.643.636 5,29%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Banten
Kota Tangerang
Saham Seri A 125.117.942 31.279.485.500 125.117.942 31.279.485.500
Saham Seri B - - 8.681.210 2.170.302.550
125.117.942 31.279.485.500 1,27% 133.799.152 33.449.788.050 1,27%
Kota Cilegon
Saham Seri A 60.631.578 15.157.894.500 60.631.578 15.157.894.500
Saham Seri B - - 4.206.874 1.051.718.612
60.631.578 15.157.894.500 0,62% 64.838.452 16.209.613.112 0,62%
Kabupaten Serang
Saham Seri A 151.092.304 37.773.076.000 151.092.304 37.773.076.000
Saham Seri B - - 10.483.421 2.620.855.230
151.092.304 37.773.076.000 1,54% 161.575.725 40.393.931.230 1,54%
Kabupaten Tangerang
Saham Seri A 289.306.189 72.326.547.250 289.306.189 72.326.547.250
Saham Seri B - - 20.073.283 5.018.320.711

6
Kepemilikan Saham Jika Seluruh Pemegang Saham Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
289.306.189 72.326.547.250 2,94% 309.379.472 77.344.867.961 2,94%
Kabupaten Lebak
Saham Seri A 37.586.022 9.396.505.500 37.586.022 9.396.505.500
Saham Seri B - - 2.607.877 651.969.159
37.586.022 9.396.505.500 0,38% 40.193.899 10.048.474.659 0,38%
Kabupaten Pandeglang
Saham Seri A 110.162.524 27.540.631.000 110.162.524 27.540.631.000
Saham Seri B - - 7.643.540 1.910.885.065
110.162.524 27.540.631.000 1,12% 117.806.064 29.451.516.065 1,12%
Masyarakat
Saham Seri A - - - -
Saham Seri B 2.424.072.500 606.018.125.000 2.592.264.868 648.066.216.934
2.424.072.500 606.018.125.000 24,64% 2.592.264.868 648.066.216.934 24,64%
Total Modal Disetor 9.838.787.161 2.459.696.790.250 100,00% 10.521.443.686 2.630.360.921.404 100,00%

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan setelah PMHMETD I dengan asumsi
hanya Pemegang Saham Utama Perseroan yang memberikan komitmennya untuk melaksanakan
HMETD yang menjadi haknya dalam PMHMETD I ini adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Modal Ditempatkan dan
         
Disetor  
Pemerintah Propinsi Jawa
Barat
Saham Seri A 3.756.415.785 939.103.946.250 3.756.415.785 939.103.946.250
Saham Seri B - - 260.635.961 65.158.990.199
3.756.415.785 939.103.946.250 38,18% 4.017.051.746 1.004.262.936.449 39,78%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat
Kota Bandung
Saham Seri A 116.000.006 29.000.001.500 116.000.006 29.000.001.500
Saham Seri B - - - -
116.000.006 29.000.001.500 1,18% 116.000.006 29.000.001.500 1,15%
Kota Cirebon
Saham Seri A 17.837.704 4.459.426.000 17.837.704 4.459.426.000
Saham Seri B - - - -
17.837.704 4.459.426.000 0,18% 17.837.704 4.459.426.000 0,18%
Kota Sukabumi
Saham Seri A 38.545.063 9.636.265.750 38.545.063 9.636.265.750
Saham Seri B - - - -
38.545.063 9.636.265.750 0,39% 38.545.063 9.636.265.750 0,38%
Kota Bekasi
Saham Seri A 62.493.022 15.623.255.500 62.493.022 15.623.255.500
Saham Seri B - - - -
62.493.022 15.623.255.500 0,64% 62.493.022 15.623.255.500 0,62%
Kota Bogor
Saham Seri A 46.737.809 11.684.452.250 46.737.809 11.684.452.250
Saham Seri B - - - -
46.737.809 11.684.452.250 0,48% 46.737.809 11.684.452.250 0,46%

7
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kota Depok
Saham Seri A 93.777.672 23.444.418.000 93.777.672 23.444.418.000
Saham Seri B - - - -
93.777.672 23.444.418.000 0,95% 93.777.672 23.444.418.000 0,93%
Kota Cimahi
Saham Seri A 104.000.000 26.000.000.000 104.000.000 26.000.000.000
Saham Seri B - - - -
104.000.000 26.000.000.000 1,06% 104.000.000 26.000.000.000 1,03%
Kota Tasikmalaya
Saham Seri A 62.810.189 15.702.547.250 62.810.189 15.702.547.250
Saham Seri B - - - -
62.810.189 15.702.547.250 0,64% 62.810.189 15.702.547.250 0,62%
Kota Banjar
Saham Seri A 41.000.000 10.250.000.000 41.000.000 10.250.000.000
Saham Seri B - - - -
41.000.000 10.250.000.000 0,42% 41.000.000 10.250.000.000 0,41%
Kabupaten Bandung
Saham Seri A 712.485.914 178.121.478.500 712.485.914 178.121.478.500
Saham Seri B - - - -
712.485.914 178.121.478.500 7,24% 712.485.914 178.121.478.500 7,05%
Kabupaten Cirebon
Saham Seri A 56.121.123 14.030.280.750 56.121.123 14.030.280.750
Saham Seri B - - - -
56.121.123 14.030.280.750 0,57% 56.121.123 14.030.280.750 0,56%
Kabupaten Karawang
Saham Seri A 56.863.937 14.215.984.250 56.863.937 14.215.984.250
Saham Seri B - - - -
56.863.937 14.215.984.250 0,58% 56.863.937 14.215.984.250 0,56%
Kabupaten Ciamis
Saham Seri A 32.721.097 8.180.274.250 32.721.097 8.180.274.250
Saham Seri B - - - -
32.721.097 8.180.274.250 0,33% 32.721.097 8.180.274.250 0,32%
Kabupaten Tasikmalaya
Saham Seri A 130.953.800 32.738.450.000 130.953.800 32.738.450.000
Saham Seri B - - - -
130.953.800 32.738.450.000 1,33% 130.953.800 32.738.450.000 1,30%
Kabupaten Sukabumi
Saham Seri A 86.889.260 21.722.315.000 86.889.260 21.722.315.000
Saham Seri B - - - -
86.889.260 21.722.315.000 0,88% 86.889.260 21.722.315.000 0,86%
Kabupaten Subang
Saham Seri A 44.937.610 11.234.402.500 44.937.610 11.234.402.500
Saham Seri B - - - -
44.937.610 11.234.402.500 0,46% 44.937.610 11.234.402.500 0,44%
Kabupaten Indramayu
Saham Seri A 87.986.270 21.996.567.500 87.986.270 21.996.567.500
Saham Seri B - - - -
87.986.270 21.996.567.500 0,89% 87.986.270 21.996.567.500 0,87%
Kabupaten Bekasi
Saham Seri A 73.550.504 18.387.626.000 73.550.504 18.387.626.000
Saham Seri B - - - -
73.550.504 18.387.626.000 0,75% 73.550.504 18.387.626.000 0,73%

8
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kabupaten Sumedang
Saham Seri A 46.052.684 11.513.171.000 46.052.684 11.513.171.000
Saham Seri B - - - -
46.052.684 11.513.171.000 0,47% 46.052.684 11.513.171.000 0,46%
Kabupaten Bogor
Saham Seri A 202.523.232 50.630.808.000 202.523.232 50.630.808.000
Saham Seri B - - - -
202.523.232 50.630.808.000 2,06% 202.523.232 50.630.808.000 2,01%
Kabupaten Cianjur
Saham Seri A 102.416.760 25.604.190.000 102.416.760 25.604.190.000
Saham Seri B - - - -
102.416.760 25.604.190.000 1,04% 102.416.760 25.604.190.000 1,01%
Kabupaten Kuningan
Saham Seri A 28.797.110 7.199.277.500 28.797.110 7.199.277.500
Saham Seri B - - - -
28.797.110 7.199.277.500 0,29% 28.797.110 7.199.277.500 0,29%
Kabupaten Majalengka
Saham Seri A 35.462.669 8.865.667.250 35.462.669 8.865.667.250
Saham Seri B - - - -
35.462.669 8.865.667.250 0,36% 35.462.669 8.865.667.250 0,35%
Kabupaten Garut
Saham Seri A 26.366.698 6.591.674.500 26.366.698 6.591.674.500
Saham Seri B - - - -
26.366.698 6.591.674.500 0,27% 26.366.698 6.591.674.500 0,26%
Kabupaten Purwakarta
Saham Seri A 51.219.171 12.804.792.750 51.219.171 12.804.792.750
Saham Seri B - - - -
51.219.171 12.804.792.750 0,52% 51.219.171 12.804.792.750 0,51%
Kabupaten Bandung
Barat
Saham Seri A 5.263.157 1.315.789.250 5.263.157 1.315.789.250
Saham Seri B - - - -
5.263.157 1.315.789.250 0,05% 5.263.157 1.315.789.250 0,05%
Pemerintah Propinsi
Banten
Saham Seri A 520.589.856 130.147.464.000 520.589.856 130.147.464.000
Saham Seri B - - - -
520.589.856 130.147.464.000 5,29% 520.589.856 130.147.464.000 5,15%
Pemerintah Kota/
Kabupaten se-Banten
Kota Tangerang
Saham Seri A 125.117.942 31.279.485.500 125.117.942 31.279.485.500
Saham Seri B - - - -
125.117.942 31.279.485.500 1,27% 125.117.942 31.279.485.500 1,24%
Kota Cilegon
Saham Seri A 60.631.578 15.157.894.500 60.631.578 15.157.894.500
Saham Seri B - - - -
60.631.578 15.157.894.500 0,62% 60.631.578 15.157.894.500 0,60%
Kabupaten Serang
Saham Seri A 151.092.304 37.773.076.000 151.092.304 37.773.076.000
Saham Seri B - - - -
151.092.304 37.773.076.000 1,54% 151.092.304 37.773.076.000 1,50%
Kabupaten Tangerang
Saham Seri A 289.306.189 72.326.547.250 289.306.189 72.326.547.250
Saham Seri B - - - -
289.306.189 72.326.547.250 2,94% 289.306.189 72.326.547.250 2,86%

9
Kepemilikan Saham Jika Hanya Pemegang Saham Utama Yang Melaksanakan HMETD nya
Sebelum PMHMETD I Setelah PMHMETD I
Nama Pemegang Saham Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Total Modal (%) Total Modal (%)
Lembar Lembar
Disetor Disetor
Saham Saham
Kabupaten Lebak
Saham Seri A 37.586.022 9.396.505.500 37.586.022 9.396.505.500
Saham Seri B - - - -
37.586.022 9.396.505.500 0,38% 37.586.022 9.396.505.500 0,37%
Kabupaten Pandeglang
Saham Seri A 110.162.524 27.540.631.000 110.162.524 27.540.631.000
Saham Seri B - - - -
110.162.524 27.540.631.000 1,12% 110.162.524 27.540.631.000 1,09%
Masyarakat
Saham Seri A - - - -
Saham Seri B 2.424.072.500 606.018.125.000 2.424.072.500 606.018.125.000
2.424.072.500 606.018.125.000 24,64% 2.424.072.500 606.018.125.000 24,00%
Total Modal Disetor 9.838.787.161 2.459.696.790.250 100,00% 10.099.423.122 2.524.855.780.449 100,00%

KETERANGAN TENTANG HMETD

Saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini diterbitkan berdasarkan HMETD yang akan dikeluarkan
Perseroan kepada pemegang saham yang berhak. HMETD dapat diperdagangkan selama masa
perdagangan melalui pengalihan kepemilikan HMETD dengan sistem pemindahbukuan HMETD antar
Pemegang Rekening Efek di KSEI. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode
tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemegang HMETD yang hendak melakukan perdagangan wajib
memiliki rekening pada Anggota Bursa atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening
Efek di KSEI. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam HMETD ini adalah:

1. Yang Berhak Menerima Sertifikat Bukti HMETD (SBHMETD)

Para Pemegang Saham yang berhak memperoleh HMETD adalah Pemegang Saham yang namanya
tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 7 Maret 2022 pukul 16.00 WIB.

2. Pemegang SBHMETD Yang Sah

Pemegang HMETD yang sah adalah :


a) Para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat secara sah dalam DPS Perseroan pada
tanggal 7 Maret 2022 pukul 16.00 WIB yang tidak dijual HMETD-nya sampai dengan akhir Periode
Perdagangan HMETD.
b) Pembeli HMETD yang namanya tercantum dalam SBHMETD sampai dengan akhir Periode
Perdagangan HMETD, atau
c) Para pemegang HMETD dalam penitipan kolektif KSEI sampai dengan akhir Periode Perdagangan
HMETD.

3. Perdagangan HMETD

Pemegang HMETD dapat memperdagangkan HMETD yang dimilikinya selama Periode Perdagangan
yang dimulai pada tanggal 9 Maret 2022 sampai dengan 16 Maret 2022.

Perdagangan HMETD tanpa warkat harus memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang


berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan
perpajakan dan ketentuan di bidang Pasar Modal termasuk peraturan bursa dimana HMETD tersebut
diperdagangkan, yaitu PT Bursa Efek Indonesia dan peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI). Apabila pemegang HMETD mengalami keragu-raguan dalam mengambil keputusan, sebaiknya
pemegang HMETD berkonsultasi atas biaya sendiri dengan penasehat investasi, perantara pedagang
efek, manajer investasi, penasehat hukum, akuntan publik, atau penasehat profesional lainnya.

10
Jika seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I setelah dikurangi Komitmen Pemegang
Saham tidak seluruhnya diambil oleh Pemegang Saham Perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD
yang berhak, maka sisa Saham Baru akan dialokasikan kepada Pemegang Saham Perseroan lainnya
yang telah melaksanakan haknya dan melakukan pemesanan Saham Baru tambahan sebagaimana
tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD secara proporsional dengan ketentuan: (i) bila jumlah seluruh
Saham Baru yang dipesan termasuk pemesanan Saham Baru tambahan tidak melebihi jumlah seluruh
saham yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka seluruh pesanan atas Saham Baru tambahan
akan dipenuhi; (ii) bila jumlah seluruh Saham Baru yang dipesan, termasuk pemesanan Saham Baru
tambahan melebihi jumlah seluruh Saham Baru yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka kepada
pemesan yang melakukan pemesanan Saham Baru tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan
secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing
Pemegang Saham yang meminta pemesanan Saham Baru tambahan. Jika masih terdapat sisa saham
dari jumlah yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel.
HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif di KSEI diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan HMETD yang berbentuk SBHMETD hanya bisa diperdagangkan di luar bursa. Penyelesaian
perdagangan HMETD yang dilakukan melalui Bursa akan dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan
antar rekening efek atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa di KSEI.

Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD
menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau calon pemegang HMETD.

4. Bentuk Dari SBHMETD

Bagi pemegang saham Perseroan yang sahamnya belum dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif
di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD yang mencantumkan nama dan alamat pemegang
HMETD, jumlah saham yang dimiliki, jumlah HMETD yang dapat digunakan untuk membeli Saham
HMETD, jumlah Saham HMETD yang akan dibeli, jumlah harga yang harus dibayar, jumlah pemesanan
Saham HMETD tambahan, kolom endorsemen dan keterangan lain yang diperlukan.

Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan
tidak akan menerbitkan SBHMETD, melainkan akan melakukan pengkreditan HMETD ke rekening efek
atas nama Bank Kustodian atau Anggota Bursa yang ditunjuk masing-masing pemegang saham di
KSEI.

5. Permohonan Pemecahan SBHMETD

Bagi pemegang SBHMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari HMETD yang
dimilikinya, maka pemegang SBHMETD yang bersangkutan dapat menghubungi BAE Perseroan untuk
mendapatkan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang HMETD dapat melakukan pemecahan
SBHMETD mulai tanggal 9 Maret 2022 sampai dengan 16 Maret 2022.

Setiap pemecahan akan dikenakan biaya yang menjadi beban pemohon. SBHMETD hasil pemecahan
dapat diambil dalam waktu 1 (satu) Hari Bursa setelah permohonan diterima lengkap oleh BAE
Perseroan.

6. Nilai HMETD

Nilai HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda dari HMETD yang
satu dan lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran dari pasar yang ada.

Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung
nilai HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai
HMETD yang sesungguhnya.

11
Penjabaran di bawah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum untuk menghitung nilai
HMETD :

- Harga penutupan saham pada Hari Bursa terakhir sebelum


perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu = Rp a
- Harga Pelaksanaan HMETD = Rp b
- Jumlah saham yang beredar sebelum PMHMETD I = A
- Jumlah saham yang diterbitkan dalam PMHMETD I = B
- Harga teoritis Saham setelah PMHMETD I = (Rp a x A) + (Rp b x B)/
= (A + B)
= Rp c
Dengan demikian, secara teoritis harga HMETD per saham adalah = Rp c – Rp b

7. Penggunaan SBHMETD

SBHMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegang HMETD untuk membeli
Saham HMETD. SBHMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang berhak yang belum
melakukan konversi saham dan digunakan untuk memesan Saham HMETD. SBHMETD tidak berlaku
dalam bentuk fotokopi. SBHMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau apapun pada Perseroan.
Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI akan diberikan
oleh KSEI melalui anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.

8. Pecahan HMETD

Sesuai dengan POJK No. 32/2015, dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk
pecahan, maka hak atas pecahan efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya
akan dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.

9. Lain-lain

Segala biaya yang timbul dalam rangka pemindahan HMETD menjadi beban Pemegang SBHMETD
atau calon pemegang HMETD.

10. Historis Harga Saham Perseroan

Berikut adalah historis harga saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia meliputi harga tertinggi, harga
terendah dan volume perdagangan setiap bulan dalam periode 12 (dua belas) bulan terakhir sebelum
Pernyataan Pendaftaran disampaikan ke OJK:

Bulan Harga Tertinggi Harga Terendah Total Volume Perdagangan


Januari 2021 1.760 1.470 700.417.500
Februari 2021 1.620 1.480 255.798.900
Maret 2021 1.605 1.455 233.895.200
April 2021 1.605 1.390 329.741.000
Mei 2021 1.415 1.320 60.711.000
Juni 2021 1.405 1.210 73.975.500
Juli 2021 1.290 1.210 55.692.500
Agustus 2021 1.280 1.215 70.181.800
September 2021 1.370 1.225 111.422.900
Oktober 2021 1.495 1.400 196.487.800
November 2021 1.445 1.360 89.965.500
Desember 2021 1.440 1.335 62.596.900

Sumber: Bursa Efek Indonesia

12
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat penghentian perdagangan terhadap saham
Perseroan yang terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir.

Berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan - Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 selaku
Plh. Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, No.S-2/KR.02/2022 tanggal 13 Januari 2022 perihal Rencana
Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. dinyatakan bahwa rencana pelaksanaan aktivitas
baru Perseroan yaitu penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD)
sebanyak-banyaknya 925.000.000 saham Seri B baru dengan nilai nominal Rp.250,00 per saham atau
sebesar 9,40% dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dapat
OJK setujui.

11. Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia

Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam PP No. 29/1999 dan POJK No. 56/2016, jumlah saham
yang tidak dicatatkan di BEI sebelum PMHMETD I ini adalah sebanyak sejumlah 98.387.872 (sembilan
puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh dua) saham atau
mewakili 1% (satu persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.

Saat ini, saham sebesar 98.387.872 (sembilan puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu
delapan ratus tujuh puluh dua) saham biasa atas nama atau sebesar 1% (satu persen) dari saham
Perseroan yang dicatatkan pada BEI sesuai dengan PP No. 29/1999 adalah saham yang dimiliki oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam PP No. 29/1999 dan POJK No. 56/2016 tentang
Kepemilikan Saham Bank Umum, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI sesudah
PMHMETD I ini adalah sebanyak-banyaknya sejumlah 10.416.229.249 (sepuluh miliar empat ratus
enam belas juta dua ratus dua puluh Sembilan ribu dua ratus empat puluh sembilan) saham atau
mewakili 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh
Perseroan sesudah PMHMETD I dan sebanyak-banyaknya sejumlah 105.214.437 (seratus lima juta
dua ratus empat belas ribu empat ratus tiga puluh tujuh) saham atau sekurang-kurangnya mewakili
1% (satu persen) saham Perseroan yang tidak dicatatkan adalah milik Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang merupakan Badan Hukum Indonesia. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah bersedia untuk
mencatatkan sekurang-kurangnya 1% dari total saham Perseroan setelah dilakukan PMHMETD I
sesuai surat pernyataan yang telah disampaikan. Untuk jumlah lembar saham Pemprov Jabar yang
tidak dicatatkan akan disesuaikan dengan total lembar saham bank bjb pasca PMHMETD I. Adapun
dasar pemenuhan persyaratan sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari sahan Perseroan yang tidak
dicatatkan di Bursa Efek adalah Surat Pernyataan Gubernur Jawa Barat tanggal 31 Januari 2022.

13
II. PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM
TERBATAS

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD I ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan
dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit Perseroan.

Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD I ini akan dilaksanakan sepenuhnya sesuai
dengan peraturan pasar modal yang berlaku di Indonesia. Perseroan bertanggung jawab atas realisasi
penggunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD I ini dan akan melaporkan realisasi penggunaan
dana tersebut secara berkala kepada Pemegang Saham dalam RUPS Perseroan dan kepada OJK
sesuai dengan POJK No.30/2015.

Apabila Perseroan berencana mengubah rencana penggunaan dana yang diperoleh dari PMHMETD
I ini, setiap rencana yang menunjukkan perubahan tersebut wajib dilaporkan kepada OJK sebagai
penjelasan atas perubahan yang diusulkan. Perseroan wajib memperoleh persetujuan Pemegang
Saham atas perubahan tersebut melalui RUPS sebagaimana diatur dalam POJK No. 30/2015.

Bahwa sehubungan dengan rencana penggunaan dana, dalam hal Perseroan akan melakukan
transaksi yang dikategorikan sebagai Transaksi Material maka Perseroan wajib memenuhi prosedur
sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha, demikian pula dalam hal Perseroan akan melakukan transaksi yang
dikategorikan sebagai transaksi afiliasi dan/atau transaksi yang memiliki benturan kepentingan maka
Perseroan wajib memenuhi prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No.42/POJK.04/2020
Tentang Transaksi Afiliasi Dan Transaksi Benturan Kepentingan.

Sesuai dengan POJK No. 33/2015, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan sehubungan dengan
PMHMETD I diperkirakan sebesar 0,738% dari total dana yang diperoleh dari PMHMETD I ini, yang
meliputi:

1. Biaya profesi penunjang sebesar 0,390% yang terdiri dari:


- Biaya Jasa Akuntan Publik sekitar 0,335%;
- Biaya Konsultan Hukum sekitar 0,051%;
- Biaya Notaris sekitar 0,004%.

2. Biaya Jasa Biro Administrasi Efek sekitar 0,018%; dan

3. Biaya Jasa Penyelenggaraan sekitar 0,330% yang terdiri dari:


- Biaya Penasihat Keuangan sekitar 0,238%;
- Biaya lain-lain (biaya pendaftaran OJK, biaya pendaftaran BEI, biaya jasa akuntan publik
penjatahan saham, dan biaya percetakan) sekitar 0,092%.

14
III. PERNYATAAN UTANG

Pernyataan utang berikut diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan per 31 Oktober 2021
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar, & Rekan (“RSM”)
tertanggal 3 Februari 2021 dengan Opini Tanpa Modifikasian.

Per 31 Oktober 2021, Perseroan mempunyai jumlah liabilitas sebesar Rp142.759.297 juta dengan
perincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


LIABILITAS 31 Oktober 2021
Liabilitas segera 1.328.635
Simpanan nasabah
- pihak berelasi 21.774.314
- pihak ketiga 97.878.366
119.652.680
Simpanan nasabah - syariah
- pihak berelasi 1
- pihak ketiga 489.531
489.532
Simpanan dari bank lain
- pihak berelasi 55.052
- pihak ketiga 1.377.843
1.432.895

Liabilitas derivatif 3.182


Liabilitas akseptasi 166.447
Efek hutang yang diterbitkan - neto 2.403.158
Pinjaman yang diterima – pihak ketiga 12.157.013
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 31.463
Hutang pajak 182.841
Bunga yang masih harus dibayar dan bagi hasil 233.404
Liabilitas imbalan kerja pasti 202.223
Liabilitas lain - lain 1.487.812
Obligasi Subordinasi 2.988.012
Total Liabilitas 142.759.297

Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan hak-hak pemegang
saham, sehingga tidak ada pencabutan dari pembatasan-pembatasan tersebut.

Tidak terdapat kewajiban yang telah jatuh tempo tetapi belum dilunasi oleh Bank pada tanggal
31 Oktober 2021. Tidak pula terdapat kelalaian atas pembayaran pokok dan/atau bunga pinjaman
setelah tanggal laporan keuangan.
(dalam jutaan Rupiah)
KOMITMEN DAN KONTINJENSI 31 Oktober 2021
Tagihan komitmen

Fasilitas pinjaman yang belum di Tarik 109.836


Lainnya 6.082.023
6.191.859
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan 5.113.001
Kontrak Penjualan Surat Berharga -

Irrevocable leters of credit yang masih berjalan 102.912


5.215.913

15
(dalam jutaan Rupiah)
KOMITMEN DAN KONTINJENSI 31 Oktober 2021
Tagihan kontinjensi
Tagihan Bunga dan marjin piutang dalam penyelesaian -
Lainnya 8.451
8.451
Liabilitas kontinjensi
Garansi yang diterbitkan 754.029
lainnya 7.838
761.867

1. Liabilitas Segera

Saldo Liabilitas Segera Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.328.635 juta.
Rincian dari saldo Liabilitas Segera adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Nosional mata
31 Oktober 2021
Liabilitas Segera uang asing
Ekuivalen Rupiah
(angka penuh)
Rupiah:
Rekening titipan 1.085.455
Kiriman uang 124.942
Liabilitas kepada kantor bendahara dan kas negara 99.169
Setoran jaminan yang telah jatuh tempo tetapi belum diambil 10.484
nasabah
Zakat, infaq, dan Shadaqah 2.191
Titipan kredit dan pembiayaan syariah 1.104
Titipan dana bantuan pemerintah 1.012
1.324.357
Dolar Amerika Serikat
Setoran jaminan yang telah jatuh tempo tetapi belum diambil oleh 274.926 3.894
nasabah
Lain-lain 27.117 384
4.278
1.328.635

Rekening titipan merupakan hasil dari uang titipan yang diterima Perseroan dan Entitas Anak atas
transaksi pembayaran dari nasabah yang akan disetorkan pihak Perseroan ke rekening tujuan. Kiriman
uang digunakan untuk membukukan setoran transfer sebelum mengkredit atau mendebet rekening
nasabah. Liabilitas kepada Kantor Bendahara dan Kas Negara merupakan hasil penerimaan pajak dari
para wajib pajak baik perorangan maupun perusahaan yang diterima Perseroan sebagai bank persepsi.

16
2. Simpanan Nasabah dan Simpanan Nasabah Syariah

Saldo Simpanan Nasabah dan Simpanan Nasabah Syariah pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp120.142.212 juta, yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Nosional mata
31 Oktober 2021
Simpanan Nasabah uang asing
Ekuivalen Rupiah
(angka penuh)
Rupiah
Giro
Pihak berelasi 15.122.863
Pihak ketiga 11.380.139
Tabungan
Pihak berelasi 45.621
Pihak ketiga 21.537.577
Deposito berjangka
Pihak berelasi 6.605.596
Pihak ketiga 60.178.330

Mata Uang Asing


Dolar Amerika Serikat
Giro
Pihak berelasi -- --
Pihak ketiga 58.803.388 833.097
Deposito berjangka
Pihak berelasi 1.623 23
Pihak ketiga 275.222.996 3.899.222
Tabungan Tandamata
Pihak berelasi 14.825 209
Pihak ketiga 3.134.723 44.411

Dolar Singapura
Giro
Pihak ketiga 3.890 41
Tabungan Tandamata
Pihak berelasi 142 2
Pihak ketiga 400.314 4.220
Deposito berjangka
Pihak ketiga 40.362 425

Euro Eropa
Giro
Pihak ketiga 52.314 865
Renminbi
Giro
Pihak ketiga 13.475 30
Yen Jepang
Giro
Pihak ketiga 17.000 2
Dolar Australia
Giro
Pihak ketiga 545 6
Total 119.652.680

17
(dalam jutaan Rupiah)
Simpanan Nasabah Syariah 31 Oktober 2021
Rupiah

Tabungan Wadiah
Pihak berelasi 1
Pihak ketiga 402.651
Giro Wadiah
Pihak ketiga 86.880
Total 489.532

Rincian deposito berjangka berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Nosional Mata
Simpanan Nasabah Uang Asing (angka 31 Oktober 2021
penuh)
Rupiah
1 bulan 19.561.353
3 bulan 22.207.556
6 bulan 8.226.518
12 bulan 16.587.143
Lebih dari 12 bulan 201.356
66.783.926
Dolar Amerika Serikat
1 bulan 225.595.624 3.196.126
3 bulan 13.175.931 186.670
6 bulan 1.314.487 18.623
12 bulan 35.138.592 497.826
Lebih dari 12 bulan - -
3.899.245
Dolar Singapura
1 bulan 40.362 425
425
3.899.670
Total 70.683.596

Tingkat suku bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah
Giro
Rupiah 0,25%
Dolar Amerika Serikat 0,22%
Tabungan
Rupiah 0,23%
Dolar Amerika Serikat 0,38%
Deposito berjangka
Rupiah 3,51%
Dolar Amerika Serikat 0,39%

Giro yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit yang diberikan dan pembiayaan dan piutang syariah
pada tanggal 31 Oktober 2021 sebesar Rp717.789 juta.

Deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit yang diberikan dan pembiayaan dan piutang
syariah pada tanggal 31 Oktober 2021 sebesar Rp846.198 juta.

18
3. Simpanan dari Bank Lain

Saldo Simpanan dari Bank Lain pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.432.895 juta, yang
terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Oktober 2021
Giro
Pihak berelasi 14.776
Pihak ketiga 333.289
Tabungan
Pihak berelasi 31.233
Pihak ketiga 337.960
Deposito berjangka
Pihak berelasi 9.043
Pihak ketiga 606.594
Call Money
Pihak ketiga 100.000
Jumlah 1.432.895

Rincian deposito berjangka berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut:


(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Oktober 2021
Rupiah
1 bulan 374.391
3 bulan 80.594
6 bulan 66.388
12 bulan 92.364
24 bulan 1.900
Total 615.637

Tingkat suku bunga rata-rata per tahun adalah

Keterangan 31 Oktober 2021


Giro
Rupiah 0,51%
Tabungan
Rupiah 0,23%
Deposito berjangka
Rupiah 3,25%

4. Efek Hutang yang Diterbitkan

Saldo Efek Hutang yang Diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.403.158 juta,
yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Bank Jabar Banten 1.248.300
Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Bank Jabar Banten 916.500
Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Bank Jabar Banten 248.000
Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi (9.642)
Total 2.403.158

19
Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Bank Jabar Banten terdiri dari:
- Seri B dengan nilai nominal Rp468.300 dengan suku bunga tetap sebesar 8,15% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 6 Desember 2022
- Seri C dengan nilai nominal Rp780.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,85% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 6 Desember 2024.

Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Bank Jabar Banten terdiri dari:


- Seri B dengan nilai nominal Rp916.500 dengan suku bunga tetap sebesar 9,5% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun danakan jatuh tempo pada
tanggal 28 September 2023.

Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Bank Jabar Banten terdiri dari:


- Seri A dengan nilai nominal Rp66.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,25% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tiga tahun dan akan jatuh tempopada tanggal
18 Oktober 2022.
- Seri B dengan nilai nominal Rp108.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,50% per tahun yang
dibayarkan setiap tigabulan dan jangka waktu selama limatahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal18 Oktober 2024.
- Seri C dengan nilai nominal Rp74.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,75% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 18 Oktober 2026.

5. Pinjaman yang Diterima

Saldo Pinjaman yang Diterima pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp12.157.013 juta, yang
terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021
PT Bank Central Asia Tbk 5.700.000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.000.000
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1.996.517
Republik Indonesia
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.000.000
PT Bank ICBC Indonesia 800.000
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) 555.373
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Kecil
60.666
dan Menengah
PT Bank CIMB Niaga Tbk 13.230
PT BPR Daya Lumbung Asia 11.430
BPR Supra Artapersada 11.200
PT Bank Oke Indonesia 8.423
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 174
Total 12.157.013

PT Bank Central Asia Tbk


a. Perseroan mendapatkan 2 (dua) fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk, sebagai berikut:
Term Loan Non-Revolving 2 dengan plafon Rp2.000.000 juta. Sebelumnya pinjaman ini memiliki
jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sampai tanggal 27 Maret 2020 dengan tingkat suku
bunga sebesar JIBOR 3 bulan+1,5% per tahun. Pada 10 Desember 2019, Perseroan melakukan
perpanjangan atas pinjaman ini sehingga jatuh tempo pinjaman menjadi tanggal 27 Maret 2022
namun tingkat suku bunga tidak berubah;
b. Term Loan Non-Revolving 3 dengan plafon Rp2.000.000 juta. Pinjaman ini memiliki jangka waktu
24 (dua puluh empat) bulan sampai tanggal 17 Oktober 2022 dengan tingkat suku bunga sebesar
7,25% per tahun;

20
c. Term Loan non-Revolving 4 dengan plafon Rp1.500.000. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 24
(dua puluh empat) bulan sampai tanggal 30 Juni 2023 dengan tingkat suku bunga sebesar JIBOR
3 bulan + 1,15% per tahun; dan
d. Term Loan non-Revolving 5 dengan plafon Rp200.000. Pinjaman ini memiliki jangka waktu 24 (dua
puluh empat) bulan sampai tanggal 29 Oktober 2023 dengan tingkat suku bunga sebesar JIBOR 3
bulan + 1,15% per tahun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


a. Perseroan mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero)Tbk dengan limit Rp1.000.000
juta. Jangka waktu kredit selama 2 (dua) tahun dari tanggal 4 Desember 2019 sampai dengan 3
Desember 2021 dengan tingkat suku bunga pinjaman adalah JIBOR 3 M + 1,25%. Perseroan
mendapatkan fasilitas pinjaman untuk melakukan pengembangan ekspansi kredit.
b. Perseroan juga mendapatkan fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan limit
Rp1.000.000 juta. Jangka waktu kredit selama 2 tahun dari tanggal 21 Desember 2020 sampai
dengan 16 Desember 2022 dengan tingkat suku bunga 7%

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia


Pinjaman dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KEMENPUPERA) Republik
Indonesia merupakan fasilitas penyaluran dana program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
(FLPP) melalui Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Sejahtera Syariah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dengan Perjanjian Kerjasama Operasional No. HK.02.03-Sg.DL/03/2017, No. 001/PKS/DIR-
KS/2017 tanggal 3 Januari 2017 dan Perjanjian Kerjasama Operasional No. 13/PKS/Satker-DJPB/2017,
No. 003/PKS/DIR-KS/2017 tanggal 5 Januari 2017.Pinjaman memiliki tingkat suku bunga sebesar 4,4%.

PT Bank ICBC Indonesia


Perseroan memiliki fasilitas Bilateral Commited Loan Credit Facility dari PT Bank ICBC Indonesia
dengan jangka waktu 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal 1 September 2020 hingga 1 Maret 2022
dengan plafon Rp800.000 juta dengan bunga sebesar 7% tetap.

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)


Perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sebagai
berikut:
a. Term Loan X dengan plafon Rp220.000 juta, pinjaman ini memiliki jangka waktu 3 (tiga) tahun
sampai tanggal 15 Oktober 2021 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 9,10% per tahun.

BJBS mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berdasarkan akad
pembiayaan No. 124/AKAD/SMF-BJBS/XI/2018 tanggal 4 September 2018 yang berjangka waktu 15
tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 September 2033. Porsi nisbah yang disepakati adalah
77,75% untuk PT SMF dan 22,25% untuk BJBS.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk


Perseroan memiliki fasilitas Kredit Angsuran Berjangka dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan
plafon Rp1.000.000 juta yang memiliki jangka waktu 2 (dua) tahun hingga September 2022 dengan
bunga 5,60% tetap

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Perseroan mendapatan pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (LPDB) dengan plafon sebesar Rp200.000 juta. Pinjaman memiliki jangka waktu
5 (lima) tahun setelah pencairan pertama. Perseroan melakukan pencairan pada September 2019.
Pinjaman yang diberikan kepada Perseroan nantinya akan disalurkan sebagai kredit kepada Koperasi
Usaha Mikro dan Menengah. Porsi penyaluran kredit dari Perseroan adalah 80% dari plafon atau
Rp160.000 juta, untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan 40% atau Rp40.000 juta untuk Koperasi.
Tingkat suku bunga yang diberikan dari LPDB ke Perseroan sebesar 5% dan suku bunga dari Perseroan
kepada Usaha Mikro dan Menengah sebesar maksimal16% pertahun.

21
PT Bank CIMB Niaga Tbk
a. Berdasarkan persetujuan kredit No. 28 tanggal 23 Maret 2018, BPR Intan Jabar memperoleh
fasilitas Pinjaman modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. Jumlah fasilitas kredit sebesar
Rp15.000 juta, dengan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun, jangka waktu 48 (empat puluh
delapan) bulan dan jatuh tempo pada tanggal 23 Maret 2022. Pinjaman tersebut di jamin dengan
piutang usaha yang berasal dari fasilitas kredit yang diberikan.
b. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit Nomor 147/ML2/FTA/JKT3/
IX/2017 tanggal 6 September 2017, BPR Karya Utama memperoleh fasilitas pinjaman berupa
Pinjaman Transaksi Khusus 8 untuk tujuan penggunaan disalurkan ke end user BPR khusus PNS
dan CPNS dalam bentuk pinjaman multiguna dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, jumlah fasilitas kredit
sebesar Rp40.000 juta, jangka waktu fasilitas kredit 108 bulan, dengan tingkat suku bunga sebesar
9,50% Floating.

PT Bank Oke Indonesia


BPR Intan Jabar memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT Bank Oke Indonesia dengan fasilitas
kredit dengan rincian sebagai berikut:
a. Berdasarkan Surat Perjanjian Pinjaman No. 078/BOI/BD/IV/2018 tanggal 5 April 2018 BPR Intan
Jabar mendapatkan fasilitas pinjaman dengan plafon Rp20.000 juta. Pinjaman memiliki jangka
waktu 48 (empat puluh delapan) bulan. Tingkat suku bunga pinjaman ini adalah 10,50% per tahun,
pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo.

PT BPR Daya Lumbung Asia


BPR Intan Jabar memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT BPR Daya Lumbung Asia dengan
fasilitas kredit dengan plafon sebesar Rp6.000 juta dengan rincian sebagai berikut:
a. Berdasarkan Surat Perjanjian Pinjaman No. 0119/BPR-DLA/KREDIT/IV/2020 tanggal 27 April 2020
BPR Intan Jabar mendapatkan fasilitas pinjaman dengan plafon Rp3.000 juta. Pinjaman memiliki
jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan. Tingkat suku bunga pinjaman ini adalah 5,93% per
tahun;
b. Pada tanggal 09 Juli 2020 BPR Intan Jabar mendapatkan fasilitas pinjaman dengan plafon Rp2.000
juta. Pinjaman memiliki jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan. Tingkat suku bunga pinjaman ini
adalah 5,79% per tahun; dan
c. Pada tanggal 14 September 2020 BPR Intan Jabar mendapatkan fasilitas pinjaman dengan plafon
Rp1.000 juta. Pinjaman memiliki jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan. Tingkat suku bunga
pinjaman ini adalah 11,00% per tahun.

PT BPR Supra Antapersada


BPR Intan Jabar memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT BPR Supra Artapersada dengan
fasilitas kredit dengan plafon sebesar Rp10.000 juta. Pada tanggal 15 September 2020 BPR Intan
Jabar mendapatkan fasilitas pinjaman dengan plafon Rp10.000 juta. Pinjaman memiliki jangka waktu
36 (tiga puluh enam) bulan. Tingkat suku bunga pinjaman ini adalah 11,75% per tahun.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


a. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Fasilitas Kredit Nomor PWC/5/311/R tanggal 14
Juni 2017, BPR Karya Utama memperoleh fasilitas pinjaman KMK pola excecuting untuk tujuan
penggunaan tambahan modal kerja untuk diterus pinjamkan kepada end user dari PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, jumlah fasilitas kredit sebesar Rp 750 juta – Rp 1.590 juta dengan tingkat
suku bunga sebesar 11,00% efektif p.a dengan jangka waktu fasilitas kredit berkisar 10 bulan
sampai dengan 60 bulan.

22
6. Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

Saldo estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar
Rp31.463 juta, yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 31 Oktober 2021
Fasilitas kredit yang belum digunakan 27.187
Bank garansi 4.276
Total 31.463

(dalam jutaan Rupiah)


Perubahan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 31 Oktober 2021
Saldo awal 29.765
Penyisihan selama tahun berjalan 1.698
Saldo akhir 31.463

Manajemen berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang dibentuk
telah memadai.

7. Utang Pajak

Utang pajak pada tanggal 31 Oktober 2021 sebesar Rp182.841 juta merupakan jumlah pajak penghasilan
dan pajak lainnya yang terhutang per 31 Oktober 2021.

8. Bunga yang Masih Harus Dibayar dan Bagi Hasil

Saldo bunga yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp233.404 juta,
yang terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Nosional
Keterangan Mata Uang Asing 31 Oktober 2021
(angka penuh)
Rupiah
Simpanan nasabah 123.982
Efek hutang yang diterbitkan 60.238
Bagi hasil syariah 10.685
Simpanan dari bank lain 686
Pinjaman yang diterima 36.998
232.589
Dolar Amerika Serikat
Simpanan nasabah 57.523 815

Total 233.404

9. Liabilitas Imbalan Kerja Pasti Dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya

Bank dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja dan imbalan jangka panjang lainnya kepada
para karyawannya yang memenuhi syarat yang terdiri dari program pensiun manfaat pasti, Tunjangan
Hari Tua (THT), Penghargaan Masa Kerja (PMK), Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan Cuti Besar.

Perhitungan aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria
independen (PT Bestama Aktuaria saat ini bernama KKA Eni Diah Awal) untuk periode 31 Oktober 2021
dan 31 Desember 2020 dengan menggunakan metode projected unit credit. Perhitungan aktuaria untuk
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut berdasarkan laporan aktuaria 19 November 2021
dan 15 Januari 2021.

23
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria adalah sebagai berikut:

Asumsi Aktuaria 31 Oktober 2021


   
Asumsi ekonomi  
Tingkat diskonto per tahun  
Penghargaan Masa Kerja 5.9% - 6.2%
Masa Persiapan Pensiun 3.8% - 6.8%
Cuti Besar 4.6% - 4.6%
Program pensiun 7.7% - 7.7%
THT 6.8% - 7.1%
   
Tingkat bunga imbal hasil investasi aset  
Program pensiun 8,20%
THT 8,10%
   
Tingkat kenaikan penghasilan  
dasar per tahun 6,00%
Asumsi lainnya  
Tabel mortalitas  
Tingkat cacat TMII 2019
  0.25% of TMI III 2019/
   
Usia pensiun normal 55
Tingkat pengunduran diri untuk usia:  
18 - 44 tahun 1%
45 - 54 tahun 1%
   

Sensitivitas dari imbalan kerja (tidak diaudit) terhadap perubahan asumsi aktuaria sebagai berikut:

Sensitivitas 31 Oktober 2021


   
Tingkat Diskonto  
Kenaikan 1% 1.596.903
Penurunan 1% 1.806.488
   
Tingkat Gaji  
Kenaikan 1% 1.675.997
Penurunan 1% 1.614.614

10. Liabilitas Lain-lain

Saldo liabilitas lain-lain Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.487.812 juta,
dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Nosional
Liabilitas lain-lain Mata Uang Asing 31 Oktober 2021
(angka penuh)
Rupiah
Jasa produksi 279.438
Setoran jaminan 73.261
Dana Corporate Social Responsibility 69.565
Provisi dan komisi diterima dimuka 8.050
Penghargaan kerja 44.614
Liabilitas sewa 572.333
Lain- 441.342
lain

24
Jumlah Nosional
Liabilitas lain-lain Mata Uang Asing 31 Oktober 2021
(angka penuh)
1.488.603
Mata Uang Asing
Setoran jaminan
Dolar Amerika Serikat 162.960 2.309
Lain-lain (218.808) (3.100)
(791)
Total 1.487.812

Lainnya terutama terdiri dari rekening titipan, rekening dalam penyelesaian, titipan THR, dan titipan
insentif prestasi kerja.

11. Obligasi Subordinasi

Saldo Obligasi Subordinasi pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.988.012 juta, yang
terdiri dari:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Bank Jabar Banten 1.000.000
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I Bank Jabar Banten 500.000
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap II Bank Jabar Banten 500.000
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Tahap I Bank Jabar Banten 1.000.000
Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi (11.988)
Total 2.988.012

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Bank Jabar Banten


- Seri A dengan nilai nominal Rp307.000 dengan suku bunga tetap sebesar 9,60% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 6 Desember 2022; dan
- Seri B dengan nilai nominal Rp693.000 dengan suku bunga tetap sebesar 9,90% per tahun yang
dibayarkansetiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 6 Desember 2024.

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I Bank Jabar Banten


- Seri A dengan nilai nominal Rp132.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,60% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 3 Maret 2025; dan
- Seri B dengan nilai nominal Rp368.000 dengan suku bunga tetap sebesar 9,35% per tahun yang
dibayarkan setiap tigabulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 3 Maret 2027.

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap II Bank Jabar Banten


- Seri A dengan nilai nominal Rp162.580 dengan suku bunga tetap sebesar 8,50% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 17 November 2025; dan
- Seri B dengan nilai nominal Rp337.420 dengan suku bunga tetap sebesar 9,00% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 17 November 2027.

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Tahap I:


- Seri A dengan nilai nominal Rp379.000 dengan suku bunga tetap sebesar 7,85% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama lima tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 15 Juli 2026; dan
- Seri B dengan nilai nominal Rp621.000 dengan suku bunga tetap sebesar 8,60% per tahun yang
dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada
tanggal 15 Juli 2028.

25
Perseroan senantiasa melakukan pemantauan terhadap kewajiban yang akan jatuh tempo, sehingga
setiap kewajiban yang akan jatuh tempo selalu dapat dipenuhi dengan tepat waktu.

Tidak terdapat keadaan lalai atas pembayaran pokok dan/atau bunga pinjaman setelah tanggal laporan
keuangan terakhir sampai dengan tanggal efektifnya dan tidak terdapat negosiasi dalam rangka
restrukturisasi utang.

Dengan ini manajemen menyatakan sanggup untuk menyelesaikan seluruh liabilitas Perseroan
sebagaimana mestinya.

Berikut ini merupakan perikatan-perikatan signifikan Perseroan yang berlaku pada tanggal 31 Oktober
2021:

a. Perjanjian penyelenggaraan Anjungan Tunai Mandiri (“ATM”) Bersama


1. Pada tanggal 1 Agustus 2007, Bank mengadakan perjanjian sebagai Issuer Bank dengan
PT Rintis Sejahtera. Dalam perjanjian tersebut, Bank akan mendapatkan manfaat jaringan
ATM PRIMA di lebih dari 99.559 ATM di seluruh Indonesia. Perjanjian tersebut berlaku sampai
dengan tanggal 14 Mei 2023.
2. Pada tanggal 1 April 2008, Bank mengadakan perjanjian penyelenggaraan ATM Bersama
dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronik. Dalam perjanjian tersebut, Bank akan
mendapatkan manfaat jaringan ATM Bersama di lebih dari 82.078 ATM di seluruh Indonesia.
Perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 8 Juni 2024.
b. Jasa Bank Pengumpulan Uang Tol

Bank telah mengadakan perikatan pengumpulan uang tol dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan
data sebagai berikut:

Berdasarkan perjanjian tersebut pengelola jalan tol memberi kuasa kepada Bank untuk mengambil hasil
pendapatan tol dan menyimpannya di rekening pengelola jalan tol pada Bank.

Masa berlakunya perjanjian sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang sesuai dengan
kesepakatan para pihak.

c. Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN dan
Institusi lainnya di Indonesia
1. Pada tanggal 8 Februari 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Badan Penyelenggara Jaminan sosial Ketenagakerjaan,
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ruang lingkup kerjasama
ini tentang penyaluran gaji melalui Rekening Pegawai Negeri Sipil/ Prajurit Tentara Nasional
Indonesia/ Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia secara terpusat.
2. Pada tanggal 13 Februari 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Ruang
lingkup kerjasama ini tentang penyaluran Gaji melalui Rekening Pegawai Negeri Sipil/ Prajurit
Tentara Nasional Indonesia/ Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia secara terpusat.
3. Pada tanggal 16 Februari 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PT ASABRI (Persero). Ruang lingkup kerjasama ini tentang Pembayaran Pensiun Prajurit
Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4. Pada tanggal 16 Februari 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PT ASABRI (Persero). Ruang lingkup kerjasama ini tentang Pembayaran Manfaat Program
Tabungan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian termasuk nilai tunai Iuran
pensiun Bagi Prajurit TNI, Anggota Kepolisian Negara Indonesia, dan Pegawai Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

26
7. Pada tanggal 23 Maret 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Ruang lingkup kerjasama ini
tentang sinergi dalam rangka kerjasama untuk memberikan Fasilitas Pembiayaan Perumahan
Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan.
6. Pada tanggal 27 Maret 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Perikanan Nusantara. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa dan layanan perbankan.
7. Pada tanggal 3 Maret 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Perusahaan Daerah Air Minum Cilegon Mandiri. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa dan
layanan perbankan.
8. Pada tanggal 3 April 2017 Bank telah melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan
PT Sarana Multigriya Finansial. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Pemanfaatan Jasa Layanan
Bersama.
9. Pada tanggal 10 April 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Bazis Provinsi DKI Jakarta. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
10. Pada tanggal 11 April 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Yayasan al Khairiyah Citangkil. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa dan
layanan perbankan.
11. Pada tanggal 13 April 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Pusat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan
produk, jasa dan layanan perbankan.
12. Pada tanggal 13 April 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
Rutan Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Pusat tentang Layanan Pembayaran Gaji Karyawan.
13. Pada tanggal 8 Mei 2017 Bank telah melakukan penandatangan Nota Kepahaman dengan
Yayasan Attahiriyah. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa dan layanan
perbankan.
14. Pada tanggal 17 Mei 2017 Bank telah melakukan penandatangan Nota Kepahaman dengan PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa
dan layanan perbankan.
15. Pada tanggal 22 Mei 2017 Bank telah melakukan penadatangan Perjanjian Kerjasama dengan
BPJS ketenagakerjaan. Ruang lingkup ini tentang BPJS Ketenagakerjaan Service Point Office.
16. Pada tanggal 23 Mei 2017 Bank telah melakukan penadatangan Nota Kesepahaman dengan PT
Trio Propertindo Jaya. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa dan layanan
perbankan.
17. Pada tanggal 23 Mei 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Trio Propertindo Jaya. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa dan
layanan perbankan.
18. Pada tanggal 23 Mei 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjsama dengan
Perusahaan Daerah Air Minum Cilegon Mandiri. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan
pembayaran tagihan air minum.
19. Pada tanggal 23 Mei 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
pemanfaatan jasa dan layanan perbankan.
20. Pada tanggal 5 Juni 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Institut Teknologi Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
21. Pada tanggal 7 Agustus 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Tim Pembina Samsat Jabar-Polda Metro Jaya. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
Layanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengesahan STNK
di Wilayah Hukum Polda Metro Jaya.
22. Pada tanggal 28 Agustus 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Bapenda Provinsi Jabar. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Jaringan Kantor dan Jaringan Elektronik bank
bjb.
23. Pada tanggal 5 Juli 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Institut Pertanian Bogor. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
24. Pada tanggal 5 September 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan
perbankan.

27
25. Pada tanggal 14 September 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Badan Pengawas Pemilu. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
26. Pada tanggal 22 November 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan BPJS Kesehatan. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Konfirmasi Atas Data Pembiayaan
Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat Kepada
Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
27. Pada tanggal 27 November 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Pusat Pemerintah Indonesia. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pengelolaan dana
investasi jangka pendek.
28. Pada tanggal 7 September 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Indonesia, dan PT
Jasa Raharja. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Samsat Online Nasional untuk
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan
Penerimaan Negara Bukan Pajak Pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Pada
Provinsi Banten, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali.
29. Pada tanggal 7 Oktober 2017 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa
layanan perbankan.
30. Pada tanggal 2 Mei 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Badan Pengusahaan (BP) Batam. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
31. Pada tanggal 28 Juni 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI). Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan
perbankan.
32. Pada tanggal 30 Agustus 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Kementerian Desa dan Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Ruang lingkup
kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
33. Pada tanggal 3 September 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa
layanan perbankan.
34. Pada tanggal 08 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama
ini tentang Pengelolaan Keuangan Desa melalui fasilitas GIRO bjb (OGOV).
35. Pada tanggal 12 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Kementerian Perdagangan. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
36. Pada tanggal 15 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
YAPARI AKTRIPA. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan bjb Virtual Account.
37. Pada tanggal 15 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Yayasan Santo Dominikus Cabang Cimahi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pembayaran Gaji (Payroll Service).
38. Pada tanggal 15 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PT Dwitama Putra Mandiri. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran
Gaji (Payroll Service).
39. Pada tanggal 17 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Kementerian Departemen Agama Kota Cimahi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
Layanan Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
40. Pada tanggal 18 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
41. Pada tanggal 19 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan STKIP Pasundan Cimahi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan
Fasilitas ATM Co-Branding.
42. Pada tanggal 23 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Dinas Sosial Kabupaten Garut. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan
Fasilitas ATM Co-Branding.
43. Pada tanggal 30 Oktober 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama
ini tentang jasa layanan perbankan.

28
44. Pada tanggal 07 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan MTsN 3 Cilegon. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan Fasilitas
ATM Co-Branding.
45. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang. Ruang lingkup kerjasama
ini tentang Layanan Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
46. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Yayasan Graha Husada untuk Mahasiswa. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
47. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Yayasan Graha Husada untuk Pegawai. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
48. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan BPKAD Kabupaten Lebak. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan SP2D online.
49. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Bapenda Kabupaten Bekasi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Penerimaan
Pajak.
50. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Universitas Banten Jaya. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Jasa Layanan Penerimaan
Pembayaran Biaya Pendidikan (Edupay).
51. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas IIA Jakarta Pusat. Ruang lingkup kerjasama ini
tentang Layanan Pembayaran Gaji (Payroll Service).
52. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Yayasan Graha Husada Cirebon. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pembayaran Gaji (Payroll Service).
53. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan SMA Negeri 1 Pamarican. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran Gaji
(Payroll Service).
54. Pada tanggal 7 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PT Citra Teknik Medica. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran Gaji
(Payroll Service).
55. Pada tanggal 15 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Tim Pembina Samsat Pusat, Kementerian Dalam Negeri, PT. Jasa Raharja (Persero) Pusat
dan Kakorlantas Polri. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Samsat Online Nasional.
56. Pada tanggal 29 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Addendum Perjanjian
Kerjasama dengan Tim Pembina Samsat Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
Layanan Samsat Provinsi Jawa Barat.
57. Pada tanggal 30 November 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Addendum Perjanjian
Kerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Bogor. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
Pemanfaatan E-money dalam rangka pengelolaan retribusi parkir di Kota Bogor.
58. Pada tanggal 4 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan SMAN 1 Parung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan Fasilitas
ATM Co-Branding
59. Pada tanggal 4 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan SMAN 9 Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan Fasilitas
ATM Co-Branding.
60. Pada tanggal 4 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan RSD Gunungjati Kota Cirebon. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pemanfaatan
Fasilitas ATM Co-Branding.
61. Pada tanggal 4 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Rumah Tahanan Kelas I Tangerang. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
Pemanfaatan Fasilitas ATM Co-Branding.
62. Pada tanggal 4 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan
pembayaran retribusi pengujian kendaraan bermotor.

29
63. Pada tanggal 7 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PD Kebersihan Kota Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran
Gaji (Payroll Service).
64. Pada tanggal 7 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan BPKAD Kota Sukabumi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Pengelolaan Pajak Daerah
Kota Sukabumi.
65. Pada tanggal 10 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Pemprov Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Pengelolaan RKUD Provinsi
Jawa Barat.
66. Pada tanggal 10 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Keraton Kasepuhan Cirebon. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
67. Pada tanggal 10 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PDAM Tirta Berkah Kabupaten Pandeglang. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan
pembayaran Tagihan Air Minum (Waterbill Payment).
68. Pada tanggal 20 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan RS Pengayoman Cipinang. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan Pembayaran
Gaji (Payroll Service).
69. Pada tanggal 21 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PDAM Tirta Galuh Kabupaten Ciamis. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
pembayaran Tagihan Air Minum (Waterbill Payment).
70. Pada tanggal 31 Desember 2018 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Tim Pembina Samsat Provinsi Banten. Ruang lingkup kerjasama ini tentang Layanan
E-Samsat Provinsi Banten.
71. Pada tanggal 04 Januari 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Dewan Pengurus KORPRI Nasional. Ruang Lingkup Kerjasama Ini Tentang Pengunaan
Produk, Jasa dan Layanan Perbankan Di Lingkungan KORPRI.
72. Pada tanggal 9 Januari 2019 Bank Telah Melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Ruang Lingkup Kerjasama Ini Tentang Produk Dan Jasa Layanan Perbankan Bagi Pekerja Migran
Indonesia.
73. Pada tanggal 9 Januari 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Octa Citra Rajawali. Ruang Lingkup Kerjasama Ini Tentang Pemanfaatan dan Penggunaan
Produk, Jasa Dan Layanan Perbankan Untuk Program Pomdes.
74. Pada tanggal 21 Februari 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Pengurus Wilayah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Jawa Barat (IPPAT). Ruang
Lingkup Kerjasama Ini Tentang Penggunaan Produk Jasa Dan Layanan Perbankan.
75. Pada tanggal 27 Februari 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Polda Metro Jaya. Ruang Lingkup Kerjasama Ini Tentang Penerimaan Samsat J’bret Polda
Metro Jaya.
76. Pada tanggal 4 Maret 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
pemanfaatan dan penggunaan produk, jasa dan layanan perbankan.
77. Pada tanggal 4 April 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
Korlantas Polri Dan Tim Pembina Samsat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang kerjasama
pembayaran samsat online nasional.
78. Pada tanggal 9 April 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang
pemanfaatan an penggunaan produk, jasa dan layanan perbankan.
79. Pada tanggal 29 April 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Ruang lingkup kerjasama ini tentang pengelolaan
dana pada giro dan deposito.
80. Pada tanggal 9 Mei 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Ruang lingkup kerjasama ini tentang kerjasama sinergi
pemanfaatan produk dan jasa.
81. Pada tanggal 10 Mei 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
PT Asuransi Jiwa Taspen.Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan pelimpahan pembayaran
premi asuransi.

30
82. Pada tanggal 23 Mei 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan.Ruang lingkup kerjasama ini tentang
koordinasi pengembangan pelaksanaan pembayaran dengan kartu kredit corporate dalam rangka
penggunaan uang persediaan.
83. Pada tanggal 25 Juni 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan
perbankan.
84. Pada tanggal 25 Juni 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
Dana Pensiun Perkebunan. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pembayaran manfaat pensiun.
85. Pada tanggal 31 Juli 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Perusahaan Umum (PERUM) BULOG. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk,
jasa dan layanan perbankan dan jasa lainnya.
86. Pada tanggal 1 Agustus 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
87. Pada tanggal 21 Agustus 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan PT Asuransi Jiwa Taspen. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan pendebetan
rekening peserta untuk pembayaran premi asuransi peserta PT Asuransi Jiwa Taspen melalui
Bank.
88. Pada tanggal 30 Agustus 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan BUKALAPAK. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk jasa dan layanan
perbankan serta jasa dibidang pemasaran dsan informasi.
89. Pada tanggal 10 September 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat dan BPJS Ketenagekerjaan. Ruang lingkup
kerjasama ini tentang fasilitas layanan perbankan dan perluasan cakupan manfaat program sosial
ketenagakerjaan bagi penerima upah kerja dan pekerja magang dalam negeri maupun luar negeri
asal Jawa Barat.
90. Pada tanggal 16 September 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Universitas Telkom. Ruang lingkup kerjasama ini tentang kerjasama pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat dan jasa layanan perbankan.
91. Pada tanggal 20 September 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Bapenda Kabupaten Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan penerimaan
setoran pajak daerah kabupaten bandung.
92. Pada tanggal 28 September 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Ruang lingkup kerjasama ini tentang penandatanganan
MoU jasa layanan perbankan.
93. Pada tanggal 9 Oktober 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT. Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO). Ruang lingkup kerjasama ini tentang pemanfaatan dan
penggunaan produk, jasa, layanan perbankan dan asuransi.
94. Pada tanggal 11 Oktober 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan PT. Perikanan Nusantara (Persero). Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan
perbankan.
95. Pada tanggal 8 November 2019 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Yayasan Pendidikan Telkom. Ruang lingkup kerjasama ini tentang layanan penerimaan
pembayaran biaya pendidikan.
96. Pada tanggal 7 Februari 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Universitas Muhammadiyah Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pelaksanaan
tri dharma perguruan tinggi, pemberdayaan sumber daya, pengembangan kelembagaan, dan
layanan jasa perbankan.
97. Pada tanggal 5 Maret 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup
kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan dan pemberdayaan masyarakat melalui program
Banggakencana di Provinsi Jawa Barat.
98. Pada tanggal 28 Mei 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
POLDA Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan di Provinsi Jawa
Barat.

31
99. Pada tanggal 8 Juni 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup
kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan layanan pembayaran gaji (payroll service) melalui
SPAN.
100. Pada tanggal 27 Juli 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Ruang lingkup kerjasama ini tentang penempatan
dana dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
101. Pada tanggal 5 Agustus 2020 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa
Layanan perbankan layanan.
102. Pada tanggal 3 Februari 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Komando Daerah Militer III/Siliwangi. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pemanfaatan
produk dan jasa layanan perbankan.
103. Pada tanggal 4 Februari 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Direktorat Jendral Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI. Ruang lingkup kerjasama
ini tentang penempatan dana dalam rangka pelaksanaan pemulihan ekonomi nasional.
104. Pada tanggal 26 Februari 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Ruang lingkup kerjasama ini tentang penggunaan produk, jasa dan layanan perbankan.
105. Pada tanggal 12 April 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ruang lingkup kerjasama ini tentang dukungan
penyelenggaraan pendidikan dan pemanfaatan produk dan jasa perbankan.
106. Pada tanggal 27 Mei 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Perkebunan Nusantara VIII. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
107. Pada tanggal 28 Mei 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
PT Asuransi Sinar Mas. Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
108. Pada tanggal 04 Juni 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan
STIE Ekuitas. Ruang lingkup kerjasama ini tentang kerjasama bidang pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat dan jasa layanan perbankan.
109. Pada tanggal 6 Juni 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pemanfaatan fasilitas
layanan perbankan dalam rangka pengelolaan keuangan desa dan Bumdes di Wilayah Jawa
Barat.
110. Pada tanggal 24 Juli 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian dengan PT
Pertamina (Persero). Ruang lingkup kerjasama ini tentang penempatan dana jangka pendek.
111. Pada tanggal 2 September 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh
Indonesia (DPP APERSI). Ruang lingkup kerjasama ini tentang jasa layanan perbankan.
112. Pada tanggal 7 September 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Universitas Sangga Buana Bandung. Ruang lingkup kerjasama ini tentang tri dharma
perguruan tinggi dan jasa layanan perbankan.
113. Pada tanggal 8 September 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan BPJS Kesehatan. Ruang lingkup kerjasama ini tentang dukungan jasa layanan perbankan
dalam hal optimalisasi program jaminan kesehatan nasional – kartu indonesia sehat.
114. Pada tanggal 15 September 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama
dengan Tim Pembina Samsat Provinsi Banten. Ruang lingkup kerjasama ini tentang pelayanan
pembayaran pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, sumbangan wajib
dana kecelakaan lalu lintas jalan, penerimaan negara bukan pajak dan registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor serta pengesahan surat tanda nomor kendaraan melalui seluruh jaringan
kantor dan jaringan elektronik PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk pada
wilayah hukum kepolisian daerah Banten di Provinsi Banten.
115. Pada tanggal 15 September 2021 Bank telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Jawa Barat. Ruang lingkup
kerjasama ini tentang dukungan jasa layanan perbankan.

32
TIDAK TERDAPAT PEMBATASAN-PEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG MERUGIKAN HAK-HAK
PEMEGANG SAHAM PUBLIK SEHINGGA TIDAK ADA PENCABUTAN DARI PEMBATASAN-PEMBATASAN
TERSEBUT.

TIDAK ADA FAKTA MATERIAL YANG MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SIGNIFIKAN PADA LIABILITAS
DAN/ATAU PERIKATAN SETELAH TANGGAL 31 OKTOBER 2021 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN DAN LIABILITAS DAN/ATAU PERIKATAN SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN.

DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN LIABILITAS SERTA PENINGKATAN
HASIL OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG, MANAJEMEN PERSEROAN MEMILIKI KESANGGUPAN
UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN KESELURUHAN LIABILITAS.

SETELAH TANGGAL 31 OKTOBER 2021 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA
PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN KECUALI
LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA
LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN YANG MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK
TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS INI.

TIDAK TERDAPAT PELANGGARAN ATAS PERSYARATAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG


DILAKUKAN OLEH PERSEROAN YANG BERDAMPAK MATERIAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA
PERSEROAN, BESERTA PENJELASAN MENGENAI PERSYARATAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG
DILANGGAR, DAN TINDAKAN YANG TELAH ATAU AKAN DIAMBIL OLEH PERSEROAN TERMASUK
PERKEMBANGAN TERAKHIR DARI NEGOSIASI DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI KREDIT.

TIDAK TERDAPAT KEADAAN LALAI ATAS PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PINJAMAN
SETELAH TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA
PERNYATAAN PENDAFTARAN, TERMASUK PERKEMBANGAN TERAKHIR DARI NEGOSIASI DALAM
RANGKA RESTRUKTURISASI UTANG.

SELURUH KEWAJIBAN PERSEROAN PADA TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR TELAH


DIUNGKAPKAN PADA PROSPEKTUS.

SAMPAI DENGAN TANGGAL PROSPEKTUS INI DITERBITKAN, TIDAK ADA LIABILITAS YANG TELAH
JATUH TEMPO TAPI BELUM DILUNASI.

33
IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Berikut ini adalah informasi keuangan Perseroan yang berasal dari Laporan Keuangan Audit Perseroan
untuk periode (i) 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 dan 2020 (tidak
diaudit) (ii) tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan, firma anggota dari
jaringan global RSM (partner penanggung jawab Dedy Sukrisnadi, CPA) berdasarkan Standar Audit
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dengan Opini tanpa modifikasian.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

(dalam jutaan Rupiah)


KETERANGAN 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
ASET    
Kas 2.087.906 3.689.045 3.160.771
Giro pada Bank Indonesia 5.855.918 8.046.403 6.512.341
Giro pada bank lain - pihak ketiga 2.508.155 881.541 535.268
Cadangan kerugian penurunan nilai (68) (71) (66)
  2.508.087 881.470 535.202
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - pihak
ketiga 16.330.815 5.818.892 7.919.924

Cadangan kerugian penurunan nilai


(2.089) (2.662) (2.193)
  16.328.726 5.816.230 7.917.731
Surat berharga - pihak ketiga 21.698.114 11.500.931 8.855.293
Cadangan kerugian penurunan nilai (29.177) (21.168) -
  21.668.937 11.479.763 8.855.293
Tagihan Derivatif 12.859 - -
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 6.645.581 10.121.400 3.162.245
Wesel ekspor dan tagihan lainnya    
- pihak ketiga 263.831 740.396 908.060
Kredit yang diberikan    
- pihak berelasi 405.744 217.937 261.564
- pihak ketiga 94.500.064 89.232.997 81.625.682
  94.905.808 89.450.934 81.887.246
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.976.058) (1.755.670) (705.300)
  92.929.750 87.695.264 81.181.946
Pembiayaan dan piutang syariah - setelah dikurangi
margin ditangguhkan - pihak ketiga 6.189.200 5.761.509 5.402.059
Cadangan kerugian penurunan nilai (155.642) (157.093) (131.102)
  6.033.558 5.604.416 5.270.957
Tagihan akseptasi 166.447 52.802 156.084
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.893) (30) -
  164.554 52.772 156.084
Penyertaan saham 42.124 42.124 42.124
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.303) (1.303) (1.303)
  40.821 40.821 40.821
Aset tetap    
Harga perolehan 6.282.957 5.970.601 4.609.769
Akumulasi penyusutan (1.796.191) (1.555.253) (1.265.544)
Nilai buku 4.486.766 4.415.348 3.344.225
     
Aset pajak tangguhan – neto 75.814 100.932 128.113
Bunga yang masih akan diterima 978.031 793.066 650.516
Aset lain-lain – neto 1.738.121 1.456.676 1.712.169
TOTAL ASET 161.819.260 140.934.002 123.536.474
     

34
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN
EKUITAS    
LIABILITAS    
     
Liabilitas segera 1.328.635 1.830.150 1.816.918
Simpanan nasabah    
- pihak berelasi 21.774.314 9.272.176 12.981.014
- pihak ketiga 97.878.366 90.526.300 70.583.379
  119.652.680 99.798.476 83.564.393
Simpanan nasabah – syariah    
- pihak berelasi 1 1 1
- pihak ketiga 489.531 480.093 425.410
  489.532 480.094 425.411
Simpanan dari bank lain    
- pihak berelasi 55.052 94.279 423.938
- pihak ketiga 1.377.843 2.024.805 1.132.690
  1.432.895 2.119.084 1.556.628
Liabilitas derivatif 3.182 10 -
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - 3.792.336
Liabilitas akseptasi 166.447 52.802 156.084
Efek hutang yang diterbitkan - neto 2.403.158 3.236.456 3.487.485
Pinjaman yang diterima - pihak ketiga 12.157.013 11.300.357 8.791.601
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 31.463 29.765 369
Hutang pajak 182.841 77.354 44.323
Bunga yang masih harus dibayar dan bagi hasil 233.404 221.713 178.516
Liabilitas pajak tangguhan - neto - - 169.389
Liabilitas imbalan kerja pasti 202.223 206.046 209.983
Liabilitas lain-lain 1.487.812 1.331.870 731.131
Obligasi subordinasi 2.988.012 1.992.707 996.424
TOTAL LIABILITAS 142.759.297 122.676.884 105.920.991
     
Dana syirkah temporer    
Bukan bank    
- pihak berelasi 24.962 7.059 2.639
- pihak ketiga 6.235.071 6.174.398 5.360.099
  6.260.033 6.181.457 5.362.738
Bank    
- pihak ketiga 57.759 69.861 210.116
Total dana syirkah temporer 6.317.792 6.251.318 5.572.854
     
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk    
Modal saham    
nilai nominal Rp250 (nilai penuh) per saham    
Modal dasar:    
Seri A - 9.600.000.000 saham    
Seri B - 6.400.000.000 saham    
Modal ditempatkan dan disetor penuh:    
Seri A - 7.414.714.661 saham per 31 Oktober 2021, 31
Desember 2020 dan 2019    
Seri B - 2.424.072.500 saham per 31 Oktober 2021, 31
Desember 2020 dan 2019 2.459.697 2.459.697 2.459.697
Tambahan modal disetor 1.058.541 1.058.541 1.058.541
     
Surplus dari revaluasi aset tetap 2.201.402 2.080.964 2.020.781
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas
aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain - setelah pajak tangguhan 92.174 116.935 (1.514)

35
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja pasti -
setelah pajak tangguhan (145.844) (138.470) (179.115)
Saldo laba    
- telah ditentukan penggunaannya 3.813.887 3.073.730 3.725.378
- belum ditentukan penggunaannya 3.221.303 3.308.127 2.909.072
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk 12.701.160 11.959.524 11.992.840
Kepentingan non-pengendali 41.011 46.276 49.789
TOTAL EKUITAS 12.742.171 12.005.800 12.042.629
TOTAL LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN
EKUITAS 161.819.260 140.934.002 123.536.474

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Oktober 2020 31 Desember 2020 31 Desember 2019
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH
Pendapatan bunga 10.362.798 9.766.345 11.879.228 11.339.057
Pendapatan syariah 595.396 551.890 669.386 672.646
Pendapatan provisi dan komisi 47.268 38.025 65.495 69.367
Pendapatan provisi dan komisi syariah 5.966 5.447 6.569 10.360
11.011.428 10.361.707 12.620.678 12.091.430
BEBAN BUNGA DAN BAGI HASIL
SYARIAH (4.517.862) (5.095.088) (6.123.414) (6.008.924)
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH
NETO 6.493.566 5.266.619 6.497.264 6.082.506

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA


Provisi dan komisi selain dari kredit yang
diberikan 650.266 519.180 641.022 599.296
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapus
buku 281.721 202.195 247.051 267.980
Keuntungan transaksi valuta asing - neto 37.772 44.136 54.658 13.143
Keuntungan dari penjualan surat berharga
yang diperdagangkan - neto 194.566 184.302 424.289 58.092
Keuntungan yang belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar surat berharga yang
diukur melalui laba rugi - neto - 57.737 92.475 25.851
Lain-lain 102.800 72.594 (1.346) 50.341
1.267.125 1.080.144 1.458.149 1.014.703
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA

Beban umum dan administrasi (2.185.816) (1.980.376) (2.499.005) (2.281.455)


Beban tenaga kerja dan tunjangan (2.393.751) (2.131.295) (2.639.268) (2.024.828)
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas
aset keuangan dan non keuangan - neto (594.571) (225.999) (142.226) (321.837)
Kerugian yang belum direalisasi dari
perubahan ilai wajar surat berharga yang
diperdagangkan - neto (10.891) - - -
Pembalikan/(penyisihan) kerugian komitmen
dan kontijensi (1.698) (3.055) 2.853 (149)
Lain-lain (488.131) (382.775) (465.641) (409.447)
(5.674.858) (4.723.500) (5.743.287) (5.037.716)
LABA OPERASIONAL 2.085.833 1.623.263 2.212.126 2.059.493
BEBAN NON-OPERASIONAL - NETO (9.870) (9.353) (44.098) (81.531)

36
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Oktober 2021 31 Oktober 2020 31 Desember 2020 31 Desember 2019
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 2.075.963 1.613.910 2.168.028 1.977.962
BEBAN PAJAK - NETO (486.829) (340.176) (478.032) (413.470)

LABA TAHUN BERJALAN 1.589.134 1.273.734 1.689.996 1.564.492

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN:

Akun yang tidak akan direklasifikasikan


ke laba rugi
Pengukuran kembali atas program imbalan
pasti (9.752) (29) 56.551 (10.160)
Revaluasi aset tetap 120.438 - 60.183 86.990
Pajak penghasilan 2.378 - (15.958) 1.935
Akun yang akan direklasifikasikan ke laba
rugi
Keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi atas aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain - setelah pajak
penghasilan (24.761) 189.462 118.449 (1.514)
Penghasilan Komprehensif Lain Tahun
Berjalan - Setelah Pajak Penghasilan 88.303 189.433 219.225 77.251
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 1.677.437 1.463.167 1.909.221 1.641.743
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 1.595.298 1.271.301 1.687.218 1.558.651
Kepentingan non-pengendali (6.164) 2.433 2.778 5.841
TOTAL 1.589.134 1.273.734 1.689.996 1.564.492

TOTAL LABA KOMPREHENSIF YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 1.683.601 1.460.734 1.906.495 1.635.851
Kepentingan non-pengendali (6.164) 2.433 2.726 5.892
TOTAL 1.677.437 1.463.167 1.909.221 1.641.743
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK (NILAI PENUH) 162,14 129,21 171,49 156,83

RASIO KEUANGAN PENTING

31 Oktober 31 Desember
Keterangan
2021 2020 2019
Permodalan (dalam %)
Rasio Kecukupan Modal (CAR)(1) 18,09 17,31 17,71
 
Aset Produktif (dalam %)
Aset Produktif & Non Produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset
non produktif 0,87 1,03 1,27

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif (2) 0,87 1,07 1,34
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif (3) 1,38 1,48 0,68
NPL bruto 1,26 1,40 1,58
NPL neto 0,35 0,41 0,81
Profitabilitas (dalam %)
Imbal hasil aset (ROA)(4) 1,68 1,66 1,68
Imbal hasil ekuitas (ROE) (5) 18,30 16,95 16,51

37
31 Oktober 31 Desember
Keterangan
2021 2020 2019

Marjin bunga bersih (NIM) (7) 5,67 5,39 5,75


Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)(6) 83,93 83,95 84,22
Likuiditas (dalam %)
Loan to Deposit Ratio (LDR) (10) 79,23 86,32 96,07

Rasio Pertumbuhan (dalam %) (11)


Total Pendapatan Bunga – bersih 23,30 6,82 (6,41)
Laba Operasional 28,50 7,41 0,05
Laba Periode/Tahun Berjalan 24,76 8,02 0,78
Total Aset 14,82 14,08 2,78
Total Liabilitas 16,37 15,82 1,81
Total Dana Syirkah Temporer 1,06 12,17 14,43
Total Ekuitas 6,13 (0,31) 6,71

Giro Wajib Minimum (dalam %) (12)


Rupiah
Utama 4,41 6,46 6,52
Sekunder 18,12 14,93 5,47
Dolar Amerika Serikat 4,22 4,22 8,50
Syariah - Rupiah 3,50 3.50 4,76
Posisi Devisa Neto (dalam %) (13) 0,74 1,06 1,11

Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas


11,20 10,22 8,80
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset 
0,88 0,87 0,86

Keterangan:
(1) CAR (Capital Adequacy Ratio) untuk risiko kredit dan risiko operasional yang dihitung berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
(2) Rasio Aset Produktif bermasalah terhadap Jumlah Aset Produktif merupakan rasio jumlah aset non-performing terhadap
jumlah aset produktif sesuai dengan peraturan BI. Menurut peraturan BI aset produktif terdiri dari giro pada bank lain,
penempatan pada bank lain, tagihan spot dan derivatif, surat berharga, surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (repo), tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo), tagihan akseptasi,
tagihan lainnya - transaksi perdagangan, kredit yang diberikan, dan penyertaan pada akhir tahun yang bersangkutan.
(3) Rasio CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) aset keuangan terhadap aset produktif adalah rasio total CKPN terhadap
total aset produktif. Menurut peraturan BI aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, tagihan
spot dan derivatif, surat berharga, surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo), tagihan atas surat berharga
yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo), tagihan akseptasi, tagihan lainnya transaksi perdagangan, kredit yang
diberikan, dan penyertaan pada akhir tahun yang bersangkutan.
(4) ROA (Return on Assets) yang dihitung sesuai peraturan BI adalah rasio pendapatan sebelum pajak untuk tahun yang
bersangkutan terhadap rata-rata total aset. Rata-rata total aset dihitung dari rata-rata jumlah total aset setiap bulan selama
tahun yang bersangkutan.
(5) ROE (Return on Equity) yang dihitung sesuai peraturan BI adalah rasio pendapatan setelah pajak untuk tahun yang
bersangkutan terhadap rata-rata ekuitas dalam tahun yang sama. Rata-rata ekuitas dihitung dari rata-rata total modal inti
(tier 1) setiap bulan selama tahun yang bersangkutan.
(6) Rasio BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional) adalah rasio total beban operasional (berdasarkan
formula perhitungan Bank Indonesia, termasuk beban bunga) terhadap total pendapatan operasional, masing -masing untuk
tahun yang bersangkutan.
(7) Rasio NIM (Net Interest Margin) yang dihitung sesuai dengan peraturan BI adalah rasio dari pendapatan bunga bersih untuk
masing-masing tahun bersangkutan terhadap rata-rata total aset produktif pada akhir tahun yang bersangkutan.
(8) Rasio Net NPL (Non-Performing Loan) adalah rasio total NPL kredit dan pembiayaan/piutang Syariah setelah dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai, terhadap total kredit dan pembiayaan Syariah pada akhir tahun yg bersangkutan.
(9) Rasio Gross NPL (Non-Performing Loan) adalah rasio total NPL kredit dan pembiayaan/piutang Syariah terhadap total kredit
dan pembiayaan/piutangSyariah pada akhir tahun yang bersangkutan.
(10) Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yang dihitung sesuai dengan peraturan BI adalah rasio total kredit terhadap total dana
pihak ketiga pada akhir tahun yang bersangkutan.
(11) Seluruh rasio pertumbuhan dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) saldo akun-akun terkait sebagai berikut:
i. untuk akun-akun posisi keuangan, selisih saldo akun-akun terkait pada tanggal 31 Oktober 2021 atau 31 Desember
2020 yang bersangkutan dengan saldo akun-akun tersebut pada tanggal tahun sebelumnya, atau
ii. untuk akun-akun laba rugi komprehensif, selisih saldo akun-akun terkait, masing-masing untuk periode 10 (sepuluh)
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 atau tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, dengan
saldo akun-akun tersebut untuk periode atau tahun yang sama pada periode atau tahun sebelumnya.

38
(12) GWM (Giro Wajib Minimum) dihitung sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 23 Desember
2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015, PBI No. 17/12/PBI/2015 tanggal 25 November
2015, PBI No. 18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016, PBI No. 18/14/2016 tanggal 10 Agustus 2016, PBI No.19/6/PBI/2017
tanggal 17 April 2017, PBI No.20/3/2018 tanggal 29 Maret 2018 dan Peraturan Gubernur (PADG) No. 20/10/PADG/2018
tanggal 31 Mei 2018, PADG No.21/14/PADG/2019 tanggal 26 Juni 2019 sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan
PADG 21/27/PADG/2019 tanggal 26 Desember 2019, PADG 22/2/PADG/2020 tanggal 13 Maret 2020, PADG No.22/10/
PADG/2020 tanggal 30 April 2020, dengan perubahan terakhir pada PDAG 22/19/PADG/2020 tanggal 29 Juli 2020.
(13) PDN (Posisi Devisa Neto) dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010 yang
telah diperbaharui oleh PeraturanBank Indonesia No. 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015.
(14) Rasio total hutang terhadap ekuitas dihitung dengan rumus total liabilitas dibagi dengan total ekuitas.
(15) Rasio total hutang terhadap ekuitas dihitung dengan rumus total liabilitas dibagi dengan total aset.

39
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Tabel berikut ini menunjukkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang disusun berdasarkan
laporan keuangan Perseroan per 31 Oktober 2021, 31 Desember 2020, dan 2019 yang seluruhnya
tercantum dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto,
Mawar & Rekan, firma anggota dari jaringan global RSM (partner penanggung jawab Dedy Sukrisnadi,
CPA) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dengan Opini
tanpa modifikasian.

Sebagai akibat dari pembulatan, penyajian jumlah beberapa informasi keuangan berikut ini dapat sedikit
berbeda dengan penjumlahan yang dilakukan secara aritmatika.

A. Umum

Perseroan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 1960 tentang penentuan perusahaan
milik Belanda di Indonesia yang dikenakan nasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang
berkedudukan di Bandung yaitu N.V Denis (De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding) terkena
ketentuan tersebut dan diarahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Perseroan telah mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 20 Mei 1961.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1960, Pemerintah daerah Tingkat
Provinsi I Jawa Barat mendirikan Bank Karya Pembangunan dengan Akta Notaris Noezar No. 152
tanggal 21 Maret 1961 dan No. 184 tanggal 13 Mei 1961 yang kemudian dikukuhkan dengan surat
Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 7/GKDN/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961 dengan nama PD
Bank Karya Pembangunan Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11/PD/
DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972, kedudukan hukum PD Bank Pembangunan Jawa Barat diubah menjadi
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat mendapat sebutan “Bank Jabar” dan logo Baru berdasarkan
peraturan daerah No. 11 tahun 1995.

Berdasarkan surat Bank Indonesia No.12/78/APBU/Bd tanggal 30 Juni 2010 perihal rencana perubahan
logo Perseroan serta surat keputusan Direksi No.1337/SK/DIR-PPN/2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang
Perubahan logo dan penyebutan nama serta pemberlakuan Brand Identity Guidelines, maka pada
tanggal 02 Agustus 2010 penyebutan nama “Bank Jabar Banten” resmi diubah menjadi “bank bjb”.

Berdasarkan Anggaran Dasar tahun 2015, Perseroan didirikan dengan maksud dan tujuan untuk
berusaha di bidang perbankan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, ruang lingkup kegiatan
bank antara lain adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikasi deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya;
4. Melakukan kegiatan dalam pernyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang jasa keuangan
lainnya atau mendirikan perusahaan baru sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
5. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dan bertindak sebagai bank devisa dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang. Selain itu, sebagai bank pembangunan daerah,
bank juga membantu Pemerintah Provinsi, Kota/Kabupaten se-jawa Barat dan Banten dalam
membina Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan instusi jasa keuangan lainnya milik pemerintah
Provinsi, Kota/Kabupaten se-jawa Barat dan Banten yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Bank,
atau Bank sama sekali tidak memiliki saham namun diminta untuk membantu pembinaan BPR
dimaksud.

40
B. Keuangan

1. Analisis Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember 31 Desember
Keterangan 31 Oktober 2021 31 Oktober 2020
2020 2019
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH
Pendapatan bunga 10.362.798 9.766.345 11.879.228 11.339.057
Pendapatan syariah 595.396 551.890 669.386 672.646
Pendapatan provisi dan komisi 47.268 38.025 65.495 69.367
Pendapatan provisi dan komisi syariah 5.966 5.447 6.569 10.360
11.011.428 10.361.707 12.620.678 12.091.430
BEBAN BUNGA DAN BAGI HASIL SYARIAH (4.517.862) (5.095.088) (6.123.414) (6.008.924)
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH NETO 6.493.566 5.266.619 6.497.264 6.082.506

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA


Provisi dan komisi selain dari kredit yang
diberikan 650.266 519.180 641.022 599.296
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapus
buku 281.721 202.195 247.051 267.980
Keuntungan transaksi valuta asing - neto 37.772 44.136 54.658 13.143
Keuntungan dari penjualan surat berharga yang
diperdagangkan - neto 194.566 184.302 424.289 58.092
Keuntungan yang belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar surat berharga yang
diukur melalui laba rugi - neto - 57.737 92.475 25.851
Lain-lain 102.800 72.594 (1.346) 50.341
1.267.125 1.080.144 1.458.149 1.014.703
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA

Beban umum dan administrasi (2.185.816) (1.980.376) (2.499.005) (2.281.455)


Beban tenaga kerja dan tunjangan (2.393.751) (2.131.295) (2.639.268) (2.024.828)
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset
keuangan dan non keuangan - neto (594.571) (225.999) (142.226) (321.837)
Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan
ilai wajar surat berharga yang diperdagangkan
- neto (10.891) - - -
Pembalikan/(penyisihan) kerugian komitmen dan
kontijensi (1.698) (3.055) 2.853 (149)
Lain-lain (488.131) (382.775) (465.641) (409.447)
(5.674.858) (4.723.500) (5.743.287) (5.037.716)
LABA OPERASIONAL 2.085.833 1.623.263 2.212.126 2.059.493
BEBAN NON-OPERASIONAL - NETO (9.870) (9.353) (44.098) (81.531)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 2.075.963 1.613.910 2.168.028 1.977.962


BEBAN PAJAK - NETO (486.829) (340.176) (478.032) (413.470)

LABA TAHUN BERJALAN 1.589.134 1.273.734 1.689.996 1.564.492

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN:

Akun yang tidak akan direklasifikasikan ke


laba rugi
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti (9.752) (29) 56.551 (10.160)
Revaluasi aset tetap 120.438 - 60.183 86.990
Pajak penghasilan (2.378) - (15.958) 1.935

41
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember 31 Desember
Keterangan 31 Oktober 2021 31 Oktober 2020
2020 2019
Akun yang akan direklasifikasikan ke laba
rugi
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
atas aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui penghasilan komprehensif lain - setelah
pajak penghasilan (24.761) 189.462 118.449 (1.514)
Penghasilan Komprehensif Lain Tahun Berjalan
- Setelah Pajak Penghasilan 88.303 189.433 219.225 77.251
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 1.677.437 1.463.167 1.909.221 1.641.743
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 1.595.298 1.271.301 1.687.218 1.558.651
Kepentingan non-pengendali (6.164) 2.433 2.778 5.841
TOTAL 1.589.134 1.273.734 1.689.996 1.564.492

TOTAL LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT


DOATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 1.683.601 1.460.734 1.906.495 1.635.851
Kepentingan non-pengendali (6.164) 2.433 2.726 5.892
TOTAL 1.677.437 1.463.167 1.909.221 1.641.743
LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS
INDUK (NILAI PENUH) 162,14 129,21 171,49 156,83

Pendapatan Bunga

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan Perseroan dari pendapatan bunga untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2021 adalah sebesar Rp10.362.798 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp596.453 juta atau 6,11%
dibandingkan dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp9.766.345 juta.
Hal ini terutama disebabkan karena adanya kenaikan kredit.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan Perseroan dari pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2020 adalah sebesar Rp11.879.228 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp540.171 juta atau 4,76%
dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp11.339.057 juta.
Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan kredit.

Pendapatan Syariah

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan Syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar
Rp595.396 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp43.506 juta atau 7,88% dibandingkan dengan periode
yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp551.890 juta. Hal ini terutama disebabkan
karena adanya pembiayaan syariah.

42
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan Perseroan dari pendapatan syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2020 adalah sebesar Rp669.386 juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.260 juta atau 0.48%
dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp672.646 juta.
Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan non-performing financing pada pembiayaan syariah.

Pendapatan Provisi dan Komisi

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan Provisi dan Komisi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp47.268 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp9.243 juta atau 24,31% dibandingkan dengan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp38.025 juta. Hal ini terutama disebabkan
karena adanya peningkatan pada kredit Multi Guna Bhakti yang mengakibatkan meningkatnya
pendapatan provisi dan komisi dari kredit.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan Perseroan dari pendapatan provisi dan komisi untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2020 adalah sebesar Rp65.495 juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.872 juta atau
5.58% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp69.367
juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan provisi dan komisi kredit baru atas kredit graha
bhakti.

Pendapatan Provisi dan Komisi Syariah

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan Provisi dan Komisi Syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021
adalah sebesar Rp5.966 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp519 juta atau 10% dibandingkan dengan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp5.447 juta. Hal ini terutama disebabkan
karena adanya peningkatan pembiayaan musyarakah bakti yang mengakibatkan pendapatan provisi
dan komisi syariah Bank juga meningkat.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan Perseroan dari pendapatan provisi dan komisi syariah untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp6.569 juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.791
juta atau 4,38% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar
Rp10.360 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan provisi dan komisi pembiayaan baru
pada pembiayaan musyarakah bank.

Beban Bunga dan Hasil Bagi Syariah

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Beban Bunga dan Hasil Bagi Syariah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp4.517.862 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp577.226 juta atau 11,33% dibandingkan
dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp5.095.088 juta. Hal ini terutama
disebabkan karena adanya peningkatan pinjaman yang diterima.

43
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Beban bunga dan hasil syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp6.123.414 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp114.490 juta atau 1,91% dibandingkan
dengan periode tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 yang sebesar Rp6.008.924 juta.
Hal ini terutama disebabkan karena peningkatan pinjaman yang diterima.

Pendapatan Operasional Lainnya

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan Operasional Lainnya untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp1.267.125 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp186.981 juta atau 17.31% dibandingkan
dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp1.080.144 juta. Hal ini terutama
disebabkan karena adanya penurunan keuntungan dari penjualan surat berharga yang diperdagangkan.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan Operasional lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp1.458.149 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp443.446 juta atau 43,70% dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp1.014.703 juta. Hal ini
terutama disebabkan karena peningkatan keuntungan dari penjualan surat berharga yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi.

Beban Operasional Lainnya

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Beban Operasional Lainnya untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar
Rp5.674.858 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp951.358 juta atau 20,14% dibandingkan dengan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp4.723.500 juta. Hal ini terutama
disebabkan karena adanya peningkatan dari beban umum administrasi dan beban tenaga kerja dan
tunjangan.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Beban operasional lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp5.743.287 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp705.571 juta atau 14,01% dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp5.037.716 juta. Hal ini disebabkan
terutama adanya peningkatan dari beban tenaga kerja dan tunjangan.

Pendapatan (Beban) Non-Operasional

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Pendapatan (Beban) Non-Operasional untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021
adalah sebesar Rp9.870 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp517 juta atau 5,53% dibandingkan
dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp9.353 juta. Hal ini terutama
disebabkan meningkatnya pendapatan bunga kredit hapus buku atas kredit konsumtif.

44
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Pendapatan (Beban) non-operasional untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020
adalah sebesar Rp44.098 juta, mengalami penurunan sebesar Rp37.433 juta atau 45,91% dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp81.531 juta. Hal ini disebabkan
terutama adanya penurunan dari pendapatan fee bank assurance dan penerimaan kembali atas kredit
yang dihapus buku.

Laba Periode/Tahun Berjalan

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Laba Tahun Berjalan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar
Rp1.589.134 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp315.400 juta atau 24,76% dibandingkan dengan
periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp1.273.734 juta. Hal ini terutama
disebabkan karena adanya peningkatan pendapatan Bank dari pendapatan bunga dari kredit yang
diberikan, pendapatan dari provisi dan komisi selain dari kredit serta peningkatan pendapatan
keuntungan dari penjualan surat berharga yang diperdagangkan.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Laba tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp1.689.996 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp125.504 juta atau 8,02% dibandingkan dengan Tahun
yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp1.564.492 juta. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan pendapatan bunga dari kredit dan pembiayaan syariah serta peningkatan pendapatan
bunga dari surat berharga yang dikompensasi dengan kenaikan beban operasional.

Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan

Periode Sepuluh Bulan yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan
Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2020

Laba Komprehensif Tahun Berjalan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp1.589.134 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp212.737 juta atau 14,54% dibandingkan
dengan periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2020 sebesar Rp1.589.134 juta. Hal ini terutama
disebabkan adanya peningkatan atas revaluasi aset tetap yang dimiliki oleh Perseroan.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Laba komprehensif tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp1.909.221 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp267.478 juta atau 16,29% dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp1.641.743 juta. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain – setelah pajak penghasilan.

45
2. Analisis Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
     
ASET    
Kas 2.087.906 3.689.045 3.160.771
Giro pada Bank Indonesia 5.855.918 8.046.403 6.512.341
Giro pada bank lain - pihak ketiga 2.508.155 881.541 535.268
Cadangan kerugian penurunan nilai (68) (71) (66)
  2.508.087 881.470 535.202
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain -
pihak ketiga 16.330.815 5.818.892 7.919.924
Cadangan kerugian penurunan nilai (2.089) (2.662) (2.193)
  16.328.726 5.816.230 7.917.731
Surat berharga - pihak ketiga 21.698.114 11.500.931 8.855.293
Cadangan kerugian penurunan nilai (29.177) (21.168) -
  21.668.937 11.479.763 8.855.293
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 6.645.581 10.121.400 3.162.245
Wesel ekspor dan tagihan lainnya    
- pihak ketiga 263.831 740.396 908.060
Kredit yang diberikan    
- pihak berelasi 405.744 217.937 261.564
- pihak ketiga 94.500.064 89.232.997 81.625.682
  94.905.808 89.450.934 81.887.246
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.976.058) (1.755.670) (705.300)
  92.929.750 87.695.264 81.181.946
Pembiayaan dan piutang syariah - setelah dikurangi
margin ditangguhkan - pihak ketiga 6.189.200 5.761.509 5.402.059
Cadangan kerugian penurunan nilai (155.642) (157.093) (131.102)
  6.033.558 5.604.416 5.270.957
Tagihan akseptasi 166.447 52.802 156.084
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.893) (30) -
  164.554 52.772 156.084
Penyertaan saham 42.124 42.124 42.124
Cadangan kerugian penurunan nilai (1.303) (1.303) (1.303)
  40.821 40.821 40.821
Aset tetap    
Harga perolehan 6.282.957 5.970.601 4.609.769
Akumulasi penyusutan (1.796.191) (1.555.253) (1.265.544)
Nilai buku 4.486.766 4.415.348 3.344.225
     
Aset pajak tangguhan - neto 75.814 100.932 128.113
Bunga yang masih akan diterima 978.031 793.066 650.516
Aset lain-lain - neto 1.738.121 1.456.676 1.712.169
TOTAL ASET 161.819.260 140.934.002 123.536.474
     
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN
EKUITAS    
LIABILITAS    
     
Liabilitas segera 1.328.635 1.830.150 1.816.918
Simpanan nasabah    
- pihak berelasi 21.774.314 9.272.176 12.981.014
- pihak ketiga 97.878.366 90.526.300 70.583.379
  119.652.680 99.798.476 83.564.393
Simpanan nasabah - syariah    
- pihak berelasi 1 1 1
- pihak ketiga 489.531 480.093 425.410
  489.532 480.094 425.411

46
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Simpanan dari bank lain    
- pihak berelasi 55.052 94.279 423.938
- pihak ketiga 1.377.843 2.024.805 1.132.690
  1.432.895 2.119.084 1.556.628
Liabilitas derivatif 3.182 10 -
Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - 3.792.336
Liabilitas akseptasi 166.447 52.802 156.084
Efek hutang yang diterbitkan - neto 2.403.158 3.236.456 3.487.485
Pinjaman yang diterima - pihak ketiga 12.157.013 11.300.357 8.791.601
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 31.463 29.765 369
Hutang pajak 182.841 77.354 44.323
Bunga yang masih harus dibayar dan bagi hasil 233.404 221.713 178.516
Liabilitas pajak tangguhan - neto - - 169.389
Liabilitas imbalan kerja pasti 202.223 206.046 209.983
Liabilitas lain-lain 1.487.812 1.331.870 731.131
Obligasi subordinasi 2.988.012 1.992.707 996.424
TOTAL LIABILITAS 142.759.297 122.676.884 105.920.991
     
Dana syirkah temporer    
Bukan bank    
- pihak berelasi 24.962 7.059 2.639
- pihak ketiga 6.235.071 6.174.398 5.360.099
  6.260.033 6.181.457 5.362.738
Bank    
- pihak ketiga 57.759 69.861 210.116
Total dana syirkah temporer 6.317.792 6.251.318 5.572.854
     
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk    
Modal saham    
nilai nominal Rp250 (nilai penuh) per saham    
Modal dasar:    
Seri A - 9.600.000.000 saham    
Seri B - 6.400.000.000 saham    
Modal ditempatkan dan disetor penuh:    
Seri A - 7.414.714.661 saham per 31 Oktober 2021,
31 Desember 2020 dan 2019    
Seri B - 2.424.072.500 saham per 31 Oktober 2021,
31 Desember 2020 dan 2019 2.459.697 2.459.697 2.459.697
Tambahan modal disetor 1.058.541 1.058.541 1.058.541
     
Surplus dari revaluasi aset tetap 2.201.402 2.080.964 2.020.781
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas
aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain – setelah pajak
tangguhan 92.174 116.935 (1.514)
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja pasti –
setelah pajak tangguhan (145.844) (138.470) (179.115)
Saldo laba    
- telah ditentukan penggunaannya 3.813.887 3.073.730 3.725.378
- belum ditentukan penggunaannya 3.221.303 3.308.127 2.909.072
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk 12.701.163 11.959.524 11.992.840
Kepentingan non-pengendali 41.011 46.276 49.789
TOTAL EKUITAS 12.742.171 12.005.800 12.042.629
TOTAL LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER
DAN EKUITAS 161.819.260 140.934.002 123.536.474

47
a. Aset

Rincian Aset pada tanggal 31 Oktober 2021, 31 Desember 2020, dan 2019 adalah sebagai berikut:

(i) Kas

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Kas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.087.906 juta, mengalami penuruna
sebesar Rp1.601.139 juta atau 43% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp3.689.045 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan yang kas besar yang digunakan oleh Bank
untuk pembelian surat berharga.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Kas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp3.689.045 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp528.274 juta atau 16,71% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar
Rp3.160.771 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan penerimaan dari pinjaman yang diterima dan
penerimaan provisi komisi bunga dari kredit dan syariah.

(ii) Giro pada Bank Indonesia

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Giro pada Bank Indonesia pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp5.855.918 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp2.190.485 juta atau 27% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020
sebesar Rp8.046.403 juta. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2021 Perseroan membutuhkan dana
untuk menyalurkan kredit kepada pihak ketiga sehingga mengurangi penempatan pada Bank Indonesia.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Giro pada Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp8.046.403 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp1.534.062 juta atau 23,56% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp6.512.341 juta. Hal ini disebabkan adanya dampak pandemi yang mengakibatkan
likuditas bank lain meningkat, sehingga Perseroan diantaranya menempatkan dana di Bank Indonesia.

(iii) Giro pada bank lain – pihak ketiga

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Giro pada bank lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.058.155 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp1.826.614 juta atau 185% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp881.541 juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya giro pada bank lain dalam bentuk
valas.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Giro pada bank lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp881.541 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp346.273 juta atau 64,69% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 sebesar Rp535.268 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan giro pada bank BCA yang
digunakan untuk membayar tagihan dan Citibank New York yang digunakan untuk melakukan transaksi
jual beli forex.

48
(iv) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – pihak ketiga

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp16.330.815 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp10.551.923 juta atau 181% dibandingkan
dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp5.818.892 juta. Hal ini disebabkan karena adanya akibat
peningkatan penempatan bank lain berupa term deposit melalui Reksadana yang dimiliki oleh Bank
BJB.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp5.818.892 juta, mengalami penurunan sebesar Rp2.101.032 juta atau 26,53% dibandingkan
dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp7.919.924 juta. Hal ini disebabkan adanya dampak
pandemi yang mengakibatkan likuditas bank lain meningkat, sehingga Perseroan sebagian besar
menempatkan dana di Bank Indonesia.

(v) Surat Berharga – Pihak ketiga

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Surat Berharga – Pihak Ketiga pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp21.698.114 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp10.197.183 juta atau 89% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp11.500.931 juta. Hal ini disebabkan terutama karena adanya penambahan investasi.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Surat berharga – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp11.500.931 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp2.645.638 juta atau 29,88% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 sebesar Rp8.855.293 juta. Hal ini disebabkan adanya penambahan investasi surat
berharga berupa reksadana pada tahun 2020.

(vi) Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar
Rp6.645.581 juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.475.819 juta atau 34% dibandingkan dengan
tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp10.121.400 juta. Hal ini disebabkan oleh strategi Perseroan
dalam melakukan penempatan investasi.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp10.121.400 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp6.959.155 juta atau 220,07% dibandingkan dengan
tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp3.162.245 juta. Hal ini disebabkan adanya strategi divisi treasury
untuk memanfaatkan dana yang tersedia untuk melakukan penempatan di reverse repo karena saat ini
penempatan pada bank lain mengalami tren penurunan.

(vii) Wesel ekspor dan tagihan lainnya

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Wesel ekspor dan tagihan lainnya pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp263.831 juta,
mengalami penurunan sebesar Rp476.565 juta atau 64% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp740.396 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan pada transaski trade finance.

49
Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Wesel ekspor dan tagihan lain untuk pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp740.396
juta, mengalami penurunan sebesar Rp167.664 juta atau 18,46% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp908.060 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan pada transaksi
trade finance.

(viii) Pembiayaan dan piutang syariah – setelah dikurangi margin ditangguhkan

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Pembiayaan dan piutang syariah – setelah dikurangi margin ditangguhkan pada tanggal 31 Oktober 2021
adalah sebesar Rp6.189.200 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp427.691 juta atau 7% dibandingkan
dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp5.761.509 juta. Hal ini disebabkan terutama pada
pertumbuhan penyaluran pembiayaan murabahah konsumsi.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Pembiayaan dan piutang syariah – setelah dikurangi margin ditangguhkan untuk pada tanggal 31
Desember 2020 adalah sebesar Rp5.761.509 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp359.450 juta atau
6,65% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp5.402.059 juta. Hal ini disebabkan
adanya peningkatan pada pembiayaan dan piutang syariah dalam bentuk akad Murabahah dan
Musyarakah. Pada tahun 2020 pembiayaan dan piutang syariah mengalami peningkatan, namun
peningkatan tersebut tidak sebesar peningkatan pada tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan
adanya dampak pandemi.

(ix) Aset Tetap-Bersih

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Aset Tetap-Bersih pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp4.486.766 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp71.418 juta atau 2% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp4.415.348 juta. Hal ini disebabkan terutama karena terdapat penambahan asset tetap dalam proses
dan aset hak guna total sebesar Rp222.831 juta dan kenaikan nilai wajar aset tanah sebesar Rp86.336
juta yang dikompensasi dengan beban depresiasi tahun berjalan sebesar Rp283.431 juta.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Aset tetap – bersih pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp4.415.348 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp1.071.123 juta atau 32,03% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp3.344.225 juta. Hal ini disebabkan adanya penambahan aset hak guna usaha pada
aset tetap, sebagai dampak dari penerapan PSAK 73. Selain itu, Perseroan juga melakukan pembelian
atas aset tetap dan terdapat peningkatan nilai tanah dari hasil revaluasi aset tetap.

(x) Aset Pajak Tangguhan - Neto

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Aset Pajak Tangguhan - Neto pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp75.814 juta, mengalami
penuruna sebesar Rp25.118 juta atau 25% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp100.932 juta. Hal ini disebabkan terutama karena adanya penurunan aset pajak tangguhan atas
cadangan kerugian penurunan nilai dan akumulasi rugi fiskal di entitas anak.

50
Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Aset pajak tangguhan – neto pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp100.932 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp142.208 juta atau 345% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 yang sebesar (Rp41.276) juta (net liabilitas pajak tangguhan dengan aset pajak tangguhan). Hal
ini disebabkan adanya penambahan aset pajak tangguhan atas pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai pada tanggal 1 Januari 2020 terkait dengan penerapan PSAK 71.

(xi) Bunga yang Masih Akan Diterima

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Bunga yang Masih Akan Diterima pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp978.031 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp184.985 juta atau 23% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp793.066 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan bunga yang masih harus
diterima dari kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah serta surat berharga. Hal tersebut sejalan
dengan peningkatan saldo masing-masing akun tersebut.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Bunga yang masih akan diterima pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp793.066 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp142.550 juta atau 21,91% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 yang sebesar Rp650.516 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan bunga yang masih harus
diterima dari kredit yang diberikan dan pembiyaan syariah serta surat berharga. Hal tersebut sejalan
dengan peningkatan saldo masing-masing akun tersebut.

(xii) Aset Lain-lain - Neto

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Aset Lain-lain - Neto pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp Rp1.738.121 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp281.455 juta atau 19% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp1.456.676 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan BDD Premi Asuranasi Dibayar
Dimuka.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Aset lain-lain – neto pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp1.456.676 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp255.493 juta atau 14,92% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp1.712.169 juta. Hal ini disebabkan adanya reklasifikasi biaya dibayar dimuka menjadi
aset tetap (aset hak guna) sehubungan dengan dampak penerapan PSAK 73 yang berlaku mulai 1
Januari 2020.

b. Liabilitas

(i) Liabilitas Segera

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Liabilitas Segera pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.328.635 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp501.515 juta atau 27% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020
sebesar Rp1.830.150 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan pada transaksi RTGS, CN Keluar dan
KU masuk dalam penyelesaian.

51
Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Liabilitas segera pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp1.830.150 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp13.232 juta atau 0,73% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang
sebesar Rp1.816.918 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan dari transaksi pengiriman uang.

(ii) Simpanan Nasabah

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Simpanan Nasabah pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp119.652.680 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp19.854.204 juta atau 20% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020
sebesar Rp99.798.476 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dari deposito berjangka
umum.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Simpanan nasabah untuk pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp99.798.476 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp16.234.083 juta atau 19,43% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp83.564.393 juta. Hal ini disebabkan adanya alokasi dana PEN tahap
2 sebesar Rp2,5 Triliun serta adanya penambahan pembukaan deposito dari BPJS Ketenagakerjaan
dan BPJS Kesehatan yang memiliki nilai cukup signifikan.

(iii) Simpanan Nasabah - Syariah

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Simpanan Nasabah - Syariah pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp489.532 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp9.438 juta atau 2% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp480.094 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan tabungan iB Maslahah.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Simpanan nasabah – syariah pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp480.094 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp54.683 juta atau 12,85% dibandingkan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp425.411 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan dari tabungan wadiah.

(iv) Simpanan dari Bank Lain

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Simpanan dari Bank Lain pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.432.895 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp686.189 juta atau 32% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp2.119.084 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan deposito berjangka dari Bank lain.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Simpanan dari bank lain untuk pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp2.119.084 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp562.456 juta atau 36,13% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 yang sebesar Rp1.556.628 juta. Hal ini disebabkan adanya kondisi pandemi mengakibatkan BPR
yang merupakan nasabah dominan dari Simpanan dari Bank lain tidak memiliki perputaran dana yang
lancar, sehingga lebih memilih menempatkan dana di bank agar mendapatkan imbal hasil berupa bunga.

52
(v) Liabilitas Derivatif

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Liabilitas Derivatif pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp3.182 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp3.172 juta atau 31,72% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp10
juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kewajiban kepada Bank lain dalam bentuk Swap
FX yang belum direalisasi.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Liabilitas derivatif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp10
juta, mengalami kenaikan sebesar Rp10 juta atau 100% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 yang sebesar RpNihil. Hal ini disebabkan adanya peningkatan transaksi derivatif berupa swap.

(vi) Efek-Efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp0
juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.792.336 juta atau 100% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp3.792.336 juta. Hal ini disebabkan adanya Perseroan masih memiliki
cukup likuiditas sehingga tidak melakukan transaksi repo.

(vii) Liabilitas Akseptasi

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Liabilitas Akseptasi pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp166.447 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp113.645 juta atau 215% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp52.802
juta. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan akseptasi kepada Bank SKBDN.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Liabilitas akseptasi pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp52.802 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp103.282 juta atau 66,71% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp156.084 juta. Hal ini disebabkan adanya pelunasan atas transaksi liabilitas akseptasi
pada tahun 2020, sehingga liabilitas mengalami penurunan.

(viii) Efek Hutang yang Diterbitkan - Neto

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Efek Hutang uang Diterbitkan - Neto pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.403.158 juta,
mengalami penurunan sebesar Rp833.298 juta atau 26% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp3.236.456 juta. Hal ini disebabkan karena adanya Obligasi Seri A Tahun 2018 yang
telah jatuh tempo pada tahun 2021.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Efek hutang yang diterbitkan – neto untuk pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp3.236.456
juta, mengalami penurunan sebesar Rp251.029 juta atau 7,20% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp3.487.485 juta. Hal ini disebabkan adanya efek yang jatuh tempo
pada tahun 2020. Efek yang telah jatuh tempo pada tahun 2020 adalah Obligasi Berkelanjutan I Bank
BJB Tahap I Tahun 2017 Seri A.

53
(ix) Pinjaman Yang Diterima – Pihak Ketiga

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Pinjaman yang diterima – pihak ketiga pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp12.157.013
juta, mengalami kenaikan sebesar Rp856.656 juta atau 8% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp11.300.357 juta. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan fasilitas untuk LFPP
serta tambahan fasilitas pinjaman dari Bank BCA.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Pinjaman yang diterima – pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp11.300.357
juta, mengalami kenaikan sebesar Rp2.508.756 juta atau 28,54% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp8.791.601 juta. Hal ini disebabkan adanya penambahan fasilitas
untuk FLPP, serta tambahan fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri dan Bank Danamon di tahun 2020.

(x) Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp31.463
juta, mengalami kenaikan sebesar Rp1.698 juta atau 6% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp29.765 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan fasilitas kredit yang belum
digunakan.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp29.765
juta, mengalami kenaikan sebesar Rp29.396 juta atau 7.966,40% dibandingkan dengan tanggal 31
Desember 2019 yang sebesar Rp369 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pada fasilitas kredit
yang belum digunakan Rp24.646 yaitu sebesar 18.256% dari tahun sebelumnya.

(xi) Hutang Pajak

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Hutang pajak pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp182.841 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp105.487 juta atau 136% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp77.354
juta. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan laba Bank.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Hutang pajak pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp77.354 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp33.031 juta atau 74,52% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang sebesar
Rp44.323 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan pajak penghasilan badan Perseroan yaitu
sebesar Rp41.494 juta karena kenaikan pada laba sebelum pajak.

(xii) Bunga yang Masih Harus Dibayar

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Bunga yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp233.404 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp11.691 juta atau 5% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020
sebesar Rp221.713 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan simpanan dari nasabah dan pibjaman
yang diterima selama tahun 2021.

54
Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Bunga yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp221.713 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp43.197 juta atau 24,20% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 yang sebesar Rp178.516 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan bunga yang masih harus
dibayar atas simpanan nasabah dan pinjaman yang diterima. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan
simpanan dari nasabah dan pinjaman yang diterima selama tahun 2020.

(xiii) Liabilitas Imbalan Kerja

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp202.223 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp3.823 juta atau 2% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp206.046 juta. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan kewajiban imbalan pasca kerja.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp206.046 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp3.937 juta atau 1,87% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019
yang sebesar Rp209.983 juta. Hal ini disebabkan adanya kenaikan atas keuntungan aktuaria yang
dikompensasi dengan kenaikan beban imbalan kerja dibandingkan dengan tahun 2019.

(xiv) Liabilitas Lain-Lain

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Liabilitas Lain-lain pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.487.812 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp155.942 juta atau 12% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp1.331.870 juta. Hal ini disebabkan oleh accrue jasa produksi, CSR dan IPK TW IV 2021 belum
terealisasi.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Liabilitas Lain-lain pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp1.331.870 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp600.739 juta atau 82,17% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang
sebesar Rp731.131 juta. Hal ini disebabkan adanya penambahan pengakuan liabilitas sewa di dalam
liabilitas lain-lain sebagai dampak dari penerapan PSAK 73 di tahun 2020.

(xv) Obligasi subordinasi

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Obligasi Subordinasi pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp2.988.012 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp995.305 juta atau 50% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp1.992.707 juta. Hal ini disebabkan karena Perseroan pada awal tahun 2021 menerbitkan Obliogasi
Berkelanjutan III Bank BJB Tahap I Tahun 2021 Seri A dan Obligasi Berkelanjutan III Bank BJB Tahap I
Tahun 2021 Seri B.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Obligasi Subordinasi pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp1.992.707 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp996.283 juta atau 99,99% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang
sebesar Rp996.424 juta. Hal ini disebabkan adanya penerbitan obligasi subordinasi berkelanjutan II
Tahap I dan II total sebesar Rp1.000.000 juta di tahun 2020.

55
c. Dana Syirkah Temporer

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Dana syirkah temporer pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp6.317.792 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp66.474 juta atau 1% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar
Rp6.251.318 juta. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan signifikan dari deposito mudharabah
berjangka di tahun 2021.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Dana syirkah temporer pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp6.251.318 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp678.464 juta atau 12,17% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang
sebesar Rp5.572.854 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan signifikan dari deposito mudharabah
berjangka di tahun 2020.

d. Ekuitas

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Ekuitas pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp12.742.171 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp736.371 juta atau 6% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp12.005.800 juta.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan surplus dari revaluasi aset tetap dan peningkatan saldo
laba.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp12.005.800 juta, mengalami penurunan
sebesar Rp36.829 juta atau 0,31% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2019 yang sebesar
Rp12.042.629 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan signifikan dari keuntungan yang belum
direalisasi atas aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dan
kenaikan laba bersih tahun berjalan.

3. Arus Kas

Rincian arus kas untuk periode 31 Oktober 2021, tahun 2020, dan 2019 adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Periode yang berakhir Tahun yang berakhir pada
Keterangan pada tanggal 31 Oktober tanggal 31 Desember
2021 2020 2020 2019
Arus Kas Neto Diperoleh Lagi (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 8.478.578 (7.314.000) (1.385.925) (6.591.441)
Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (262.439) (150.141) (397.466) (147.622)
Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 32.003 1.910.900 2.201.310 1.450.216
Kenaikan (Penurunan) Neto Kas dan Setara Kas 8.248.141 (5.553.241) 417.919 (5.288.847)
Kas dan Setara Kas pada awal tahun 18.435.881 17.963.304 17.963.304 23.249.310
Dampak Bersih Perubahan Nilai Tukar atas Kas dan Setara Kas 37.772 44.136 54.658 2.841
Kas dan Setara Kas pada akhir tahun 26.721.794 12.454.199 18.435.881 17.963.304

Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Operasi

Perbandingan arus kas dari aktivitas operasi pada tanggal 31 Oktober 2021 dan 31 Oktober 2020

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas operasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2021 adalah sebesar Rp8.478.578 juta dibandingkan dengan negatif Rp7.314.000 juta pada tanggal
31 Oktober 2020. Peningkatan penggunaan arus kas ini disebabkan oleh adanya penerimaan dari efek-
efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, adanya peningkatan penerimaan dari simpanan nasabah
berupa giro.

56
Perbandingan arus kas dari aktivitas operasi pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember
2019

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2020 adalah sebesar negatif Rp1.385.925 juta dibandingkan dengan negatif Rp6.591.441 juta pada
tanggal 31 Desember 2019. Penurunan penggunaan arus kas ini disebabkan oleh peningkatan signifikan
pada deposito berjangka.

Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi

Perbandingan arus kas dari aktivitas investasi pada tanggal 31 Oktober 2021 dan 31 Oktober
2020

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2021 adalah sebesar negatif Rp262.439 juta dibandingkan dengan negatif Rp150.141 juta pada tanggal
31 Oktober 2020. Penurunan arus kas ini disebabkan oleh karena terdapat pengeluaran kas untuk
pembelian aset tetap.

Perbandingan arus kas dari aktivitas investasi pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember
2019

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2020 adalah sebesar negatif Rp397.466 juta mengalami penurunan sebesar Rp249.844 juta atau
sebesar 169,24% dibandingkan dengan negatif Rp147.622 juta pada tanggal 31 Desember 2019.
Penurunan arus kas ini disebabkan oleh aktivitas pembelian aset tetap sebesar Rp404.604 selama
tahun 2020.

Arus Kas Neto Diperoleh untuk Aktivitas Pendanaan

Perbandingan arus kas dari aktivitas pendanaan pada tanggal 31 Oktober 2021 dan 31 Oktober
2020

Arus kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Oktober 2021 adalah sebesar negatif Rp32.003 juta dibandingkan dengan Rp1.910.900 juta pada
tanggal 31 Oktober 2020. Penurunan arus kas ini disebabkan oleh adanya penurunan penerimaan dari
pinjaman yang diterima.

Perbandingan arus kas dari aktivitas pendanaan pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31
Desember 2019

Arus kas neto diperoleh untuk aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2020 adalah sebesar Rp2.201.310 juta mengalami peningkatan Rp760.625 juta atau sebesar 52,45%
dibandingkan dengan Rp1.450.216 juta pada tanggal 31 Desember 2019. Peningkatan arus kas ini
disebabkan oleh penerimaan dari pinjaman yang diterima dan obligasi subordinasi di tahun 2020.

4. Pengelolaan Likuiditas

Untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah, Perseroan
menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas yang di review secara berkala sesuai dengan kondisi
Perseroan maupun peraturan Bank Indonesia. Penerapan pengelolaan likuiditas dilakukan melalui
alokasi penempatan pada primary reserve dan aset likuid dengan kriteria dan limit tertentu. Adapun
pengelolaan aset likuid Perseroan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sejalan dengan kondisi
Loan to Deposit Ratio (LDR) sehingga kondisi likuiditas Bank secara keseluruhan dapat tetap terjaga.
Perseroan mendanai kegiatan operasionalnya, termasuk kredit yang diberikan, melalui kombinasi dari
laba operasi, simpanan nasabah dan pinjaman dari bank lain. Dana diperoleh melalui sumber internal
likuiditas Perseroan bersumber dari penyertaan modal. Jika modal kerja tidak mencukupi, langkah yang
akan dilakukan Perseroan untuk mendapatkan modal kerja tambahan yang diperlukan berupa penerbitan

57
surat hutang, dan untuk eksternal bersumber dari Dana Pihak Ketiga, Pinjaman yang Diterima dan
Kewajiban pada Bank Lain. Dana Pihak Ketiga menjadi sumber pendanaan dengan komposisi terbesar
yang dimiliki perseroan, sehingga untuk hal yang material terjadi apabila nasabah DPK melakukan rush
pada penempatan mereka. Pada tanggal 31 Oktober 2021, Perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman
term loan yang belum dicairkan sebesar Rp500 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

5. Fluktuasi Nilai Tukar dan Suku Bunga

Perseroan tidak memiliki pinjaman dalam valuta asing dan pinjaman yang suku bunganya tidak
ditentukan terlebih dahulu. Debitur Perseroan dalam valuta asing yang ada saat ini tidak bersifat material
sehingga risiko nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan Perseroan.
Selain itu, Perseroan juga telah mempunyai produk untuk melakukan hedging terhadap posisi terbuka
pada Perseroan. Daftar debitur dalam valuta asing adalah sebagai berikut:

6. Komitmen Investasi Barang Modal

Pada tanggal 31 Oktober 2021, tidak terdapat komitmen investasi barang modal yang material yang
dilakukan oleh Perseroan

7. Informasi Segmen Usaha

Informasi Segmen Usaha adalah komponen dari Perseroan yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
menghasilkan pendapatan dan menimbulkan beban, dimana hasil operasinya dikaji ulang secara berkala
oleh Direksi Perseroan untuk membuat keputusan mengenai sumber daya yang akan dialokasikan pada
segmen tersebut dan menilai kinerjanya, serta tersedia informasi keuangan yang dapat di pisahkan.
Hasil segmen yang dilaporkan kepada Direksi Perseroan meliputi komponen yang dapat diatribusikan
secara langsung kepada suatu segmen dan komponen yang dapat dialokasikan dengan dasar wajar.

(dalam jutaan Rupiah)


31 Oktober 2021
Keterangan
Konvensional Syariah Eliminasi Total
Pendapatan segmen 10.410.065 601.363 11.011.428
Beban segmen (4.292.604) (225.256) (4.517.862)
Pendapatan segmen - neto 6.117.461 (376.107) 6.493.566
Pendapatan operasional lainnya 1.237.461 29.341 1.267.125
Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan (553.734) (40.837) (59.571)
dan nonkeuangan
Pembalikan kerugian komitmen dan kontinjensi (1.438) (260) (1.698)
Beban operasional lainnya (4.775.276) (302.792) (5.078.589)
Laba operasional 2.024.276 61.559 2.085.833
Pendapatan (beban) bukan operasional - neto (16.175) 6.305 (9.870)
Beban pajak - neto (421.645) (65.184) (486.829)
Laba (rugi) periode berjalan 1.586.456 2.680 1.589.134
Total aset 154.785.153 9.273.885 (2.239.778) 161.819.260

58
8. Kualitas Pendapatan

Pendapatan Perseroan yang utama adalah berasal dari penyaluran dana berupa kredit yang diberikan.
Untuk mempertahankan kualitas pendapatan strategi Perseroan antara lain adalah:
• Ekspansi Kredit
• Menjaga Kualitas Kredit

9. Kejadian atau Transaksi yang Tidak Normal dan Jarang Terjadi

Tidak terdapat kejadian atau transaksi yang tidak normal dan jarang terjadi atau perubahan penting
dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan dan profitabilitas yang dilaporkan dalam
laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir pada 31 Oktober 2021, 31 Desember
tahun 2020, dan 2019.

10. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perusahaan telah menerapkan PSAK yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dan 2021 yang
dianggap relevan terhadap laporan keuangan sebagai berikut:

Berlaku sejak 1 Januari 2020:


• PSAK 71: Instrumen Keuangan;
• PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan;
• PSAK 73: Sewa;
• PSAK 62 (Amendemen 2017): Kontrak Asuransi tentang Menerapkan PSAK 71: Instrumen
Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi;
• PSAK 15 (Amendemen 2017): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang
Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama;
• PSAK 71 (Amendemen 2018): Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan
Kompensasi Negatif;
• ISAK 35: Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba;
• PSAK 1 (Amendemen dan Penyesuaian Tahunan 2019): Penyajian Laporan Keuangan;
• PSAK 25 (Amendemen 2019): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan;
• PSAK 102 (Revisi 2019): Akuntansi Murabahah;
• ISAK 101: Pengakuan Pendapatan Murabahah Tangguh Tanpa Risiko Signifikan terkait Kepemilikan
Persediaan;
• ISAK 102: Penurunan Nilai Piutang Murabahah;
• ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16:
Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa
• PPSAK 13: Pencabutan PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
• Amendemen PSAK 71, Amendemen PSAK 55, Amendemen PSAK 60, tentang Reformasi Acuan
Suku Bunga.
Berlaku sejak 1 Januari 2021:
• PSAK 22 (Amendemen 2019): Kombinasi Bisnis tentang Definisi Bisnis;
• Amendemen PSAK 71, Amendemen PSAK 55, Amendemen PSAK 60, Amendemen PSAK 62 dan
Amendemen PSAK 73 tentang Reformasi Acuan Suku Bunga – Tahap 2;
• PSAK 110 (Penyesuaian 2020): Akuntansi Sukuk;
• PSAK 111 (Penyesuaian 2020): Akuntansi Wa’d;
• PSAK 112: Akuntansi Wakaf;
• PSAK 1 (Penyesuaian Tahunan 2021): Penyajian Laporan Keuangan;
• PSAK 13 (Penyesuaian Tahunan 2021) : Properti Investasi;
• PSAK 48 (Penyesuaian Tahunan 2021): Penurunan Nilai Aset;
• PSAK 66 (Penyesuaian Tahunan 2021): Pengaturan Bersama; dan
• ISAK 16 (Penyesuaian Tahunan 2021): Perjanjian Konsesi Jasa.

59
Implementasi dari standar-standar tersebut tidak menghasilkan perubahan substansial terhadap
kebijakan akuntansi Bank dan entitas anak dan tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan
keuangan di tahun berjalan atau tahun sebelumnya, kecuali untuk beberapa hal berikut ini:

1. PSAK 71: Instrumen Keuangan


PSAK 71 menggantikan PSAK 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
dan memperkenalkan pengaturan baru untuk klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan
berdasarkan penilaian atas model bisnis dan arus kas kontraktual, pengakuan dan pengukuran
cadangan kerugian penurunan nilai instrumen keuangan dengan menggunakan model kerugian
kredit ekspektasian, yang menggantikan model kerugian kredit yang terjadi serta memberikan
pendekatan yang lebih sederhana untuk akuntansi lindung nilai.

Sesuai dengan persyaratan transisi pada PSAK 71, Bank dan entitas anak memilih penerapan
secara retrospektif dengan dampak kumulatif pada awal penerapan diakui pada tanggal 1 Januari
2020 dan tidak melakukan penyajian kembali informasi komparatif.

Berdasarkan hasil kajian Bank dan entitas anak terhadap dua kriteria dalam menentukan klasifikasi
aset keuangan, terdapat perubahan klasifikasi dan pengukuran investasi jangka panjang yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur dengan metode biaya menurut PSAK
55 berubah menjadi klasifikasi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain sesuai PSAK 71.

Perubahan pendekatan dalam perhitungan penurunan nilai aset keuangan juga berdampak pada
nilai tercatat aset keuangan Bank dan entitas anak pada awal penerapan PSAK 71.

Berikut adalah tabel nilai tercatat aset keuangan berdasarkan ketentuan PSAK 55 dan PSAK 71,
serta penyesuaian saldo laba pada tanggal penerapan awal 1 Januari 2020:

60
Tabel berikut menyajikan analisis dampak atas perubahan dari “incurred loss approach” menjadi
“kerugian kredit ekspektasian” untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi:

2. PSAK 73: Sewa


PSAK 73 menggantikan PSAK 30: “Sewa” yang mensyaratkan Bank dan entitas anak sebagai
pihak penyewa mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa terkait dengan transaksi sewa yang
sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi berdasarkan PSAK 30, kecuali atas sewa
jangka pendek atau sewa dengan aset yang bernilai rendah.

Bank dan entitas anak telah menerapkan PSAK 73 menggunakan pendekatan retrospektif yang
dimodifikasi tanpa penyajian kembali periode komparatif. Liabilitas sewa diukur pada nilai kini
dari sisa pembayaran sewa yang didiskontokan dengan menggunakan suku bunga pinjaman
inkremental Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2020. Aset hak-guna diukur pada jumlah yang
sama dengan liabilitas sewa disesuaikan dengan jumlah pembayaran di muka atau pembayaran
sewa yang masih harus dibayar sehubungan dengan sewa yang diakui di laporan posisi keuangan
pada tanggal 31 Desember 2019.

Pada tanggal penerapan awal, Bank dan entitas anak juga menggunakan beberapa kebijakan
praktis sebagai berikut:
• Menggunakan tingkat diskonto tunggal pada portofolio sewa dengan karakteristik yang cukup
serupa;
• Mengandalkan penilaian sebelumnya tentang apakah sewa memberatkan sebagai alternatif
untuk melakukan peninjauan penurunan nilai, bahwa tidak ada kontrak yang memberatkan
pada 1 Januari 2020;
• Memilih tidak menerapkan persyaratan untuk sewa yang masa sewanya berakhir dalam 12
bulan dari tanggal penerapan awal. Mencatat sewa tersebut dengan cara yang sama dengan
sewa jangka pendek dan memasukkan biaya yang terkait dengan sewa tersebut dalam
pengungkapan beban sewa jangka pendek dalam periode pelaporan tahunan yang mencakup
tanggal penerapan awal.

Tabel berikut menyajikan analisis dampak penerapan PSAK 73 pada posisi laporan keuangan pada
tanggal 1 Januari 2020:

61
Oleh karena itu akibat penerapan PSAK 71 dan 73 informasi komparatif tahun 2019 tidak dapat
dibandingkan dengan informasi keuangan yang disajikan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020.

11. Kebijakan Pemerintah dan Institusi Lainnya

Tidak terdapat kebijakan pemerintah dan institusi lainnya dalam bidang fiskal, moneter, ekonomi publik
dan politik yang berdampak langsung maupun tidak langsung secara material dan signifikan terhadap
kegiatan usaha Perusahaan yang tercermin di laporan keuangan.

12. Manajemen Risiko

Pengungkapan mengenai manajemen risiko merujuk pada Catatan 52 atas laporan keuangan
Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga dihadapkan pada beberapa faktor-
faktor atau risiko-risiko yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan kinerja Perseroan. Beberapa
upaya dan pencapaian Perseroan dalam mengelola risiko utama, risiko usaha dan risiko umum yang
dihadapi antara lain:

1. Menjaga agar seluruh aktivitas fungsional dan produk yang dijalankan oleh bank tidak menimbulkan
kerugian baik secara materil maupun imateril yang melebihi toleransi risiko untuk menyerap
kerugian tersebut ataupun membahayakan kelangsungan usaha bank secara signifikan.
2. Peningkatan kemampuan manajemen risiko diharapkan dapat mendorong penerapan praktek
manajemen risiko yang sehat dan alokasi permodalan yang lebih ekonomis sekaligus memberikan
peluang untuk lebih berperan dalam perekonomian global.
3. Mengelola seluruh jenis risiko dan/atau per jenis risiko yang ditimbulkan aktivitas dan produk bank
secara akurat, komprehensif, dan terintegrasi.
4. Menanamkan budaya risiko secara berkesinambungan pada semua level sehingga tercipta risk
awareness atas setiap lini khususnya pada masing-masing risk owner.
5. Menciptakan pengelolaan risiko yang efektif antara Entitas Utama dengan Entitas Anak dan
Perusahaan Terelasi dalam Konglomerasi Keuangan sehingga tercipta aktivitas keuangan yang
tumbuh berkelanjutan dan stabil.
6. Pengembangan metodologi Manajemen Risiko dilakukan melalui dukungan Teknologi Informasi
dalam rangka mengembangkan sistem Manajemen Risiko Terintegrasi.
7. Penerapan fungsi Quality Assurance pada bidang Manajemen Risiko dalam proses evaluasi
dan/atau validasi atas perubahan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko yang
dilaksanakan.
8. Penguatan Budaya Kepatuhan melalui program yang komperhensif dan Tone of The Top untuk
mendukung bisnis yang berkembang dan berkelanjutan.
9. Peningkatan kualitas pengelolaan risiko kepatuhan melalui pengembangan sistem informasi
kepatuhan yang aplikatif dan terintegrasi.
10. Penguatan sistem APUPPT menjadi sistem informasi yang handal dan berkualitas untuk melakukan
pengelolaan APUPPT pada seluruh kanal transaksi termasuk transaksi digital.
11. Memiliki program pengendalian gratifkasi bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) untuk pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
12. Memiliki Whistle Blowing System (bjbWbs) sebagai sarana laporan apabila terdapat dugaan
terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak internal dan eksternal bjb, yang menjamin
kerahasiaan identitas pelapor.
13. Telah memperoleh sertifikasi ISO 37001 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP), ISO
37301 tentang Sistem Manajemen Kepatuhan, ISO 20000 tentang Sistem Manajemen Layanan
Teknologi Informasi dan ISO 27001 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Pencapaian Perseroan dalam pengelolaan risiko antara lain:


1. Indonesia Good Corporate Governance Award 2021 dari majalah economic review;
2. The Most Resilient Regional Bank 2021 dari CNBC Indonesia;
3. Pengelolaan LHKPN terbaik tahun 2020, yang diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

62
VI. FAKTOR RISIKO

Sebelum melakukan investasi melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek
terlebih dahulu, para calon investor harus memperhatikan risiko-risiko yang disebutkan di bawah ini,
beserta dengan informasi-informasi lainnya yang terdapat pada bagian-bagian lain dalam Prospektus ini.
Perseroan telah mengungkapkan seluruh faktor risiko yang mempengaruhi Perseroan dan industrinya
yang secara material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan/atau operasional dan/atau
prospek Perseroan secara negatif. Risiko-risiko sebagaimana disebutkan di bawah ini merupakan
semua risiko yang dapat mempengaruhi secara material dan negatif terhadap kegiatan usaha, arus
kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Perseroan. Dalam kondisi tersebut di atas, calon
investor mungkin dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Setiap calon
investor dalam Penawaran Umum ini harus memperhatikan seluruh fakta yang dibuat dan diatur dalam
peraturan hukum yang berlaku.

Berikut ini merupakan risiko utama, risiko usaha dan risiko umum yang dihadapi Perseroan dan telah
disusun sesuai dengan bobot tertinggi hingga terendah dari dampak masing-masing risiko terhadap
kinerja Perseroan dimulai dari risiko utama yakni sebagai berikut:

A. RISIKO UTAMA YANG MEMPUNYAI PENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP KELANGSUNGAN


USAHA PERSEROAN

Risiko Kredit

Bagian terbesar dari aktiva yang dimiliki Perseroan sebagai suatu bank adalah berupa kredit yang
diberikan kepada nasabah. Risiko kredit timbul apabila terjadi ketidakmampuan debitur dalam
memenuhi kewajibannya baik berupa pokok pinjaman maupun bunganya. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor internal berupa kelalaian dalam proses pengambilan keputusan pemberian kredit, pelanggaran
terhadap prinsip kehati-hatian maupun faktor eksternal berupa terjadinya hal-hal yang menyebabkan
kegagalan usaha debitur. Apabila jumlah kredit yang tidak dapat dikembalikan cukup material, termasuk
eksekusi terhadap jaminan kredit yang bersangkutan (jika ada), maka kredit tersebut menjadi kredit
bermasalah dan mempengaruhi tingkat NPL kredit yang akhirnya akan mempengaruhi likuiditas dan
kondisi keuangan Perseroan. Portofolio kredit terbesar saat ini adalah penyaluran kredit pada sektor
konsumtif sebesar 67,2%. Sedangkan pada sektor kredit produktif, menurut 9 jenis industri berdasarkan
kategori Bank Indonesia, penyaluran terbesar adalah kredit pada Sektor Perdagangan Restoran dan
Hotel. Seiring dengan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank yang akan memacu peningkatkan portofolio
kredit pada sektor produktif, maka Perseroan senantiasa melakukan review maupun pengembangan
terhadap sumber daya yang mendukung hal tersebut untuk meminimalisir dampak potensi risiko.

B. RISIKO USAHA YANG BERSIFAT MATERIAL BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL USAHA DAN KONDISI KEUANGAN
PERSEROAN

1. Risiko Operasional

Risiko operasional dapat bersumber dari atau gabungan akibat ketidakcukupan dan/atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan yang dapat dapat menyebabkan
kejadian-kejadian yang berdampak negatif pada operasional Perseroan.

Risiko operasional merupakan risiko inherent/melekat dan apabila Perseroan tidak melakukan
pengelolaan risiko operasional dengan baik, maka akan berdampak pada financial loss / kerugian
secara langsung maupun non-financial loss kerugian secara tidak langsung.

63
2. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa menganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan.

Sebagian besar pendanaan Perseroan berasal dari sumber-sumber dana jangka pendek seperti giro,
tabungan dan deposito berjangka, sedangkan penyalurannya teroptimalisasi pada kredit dengan jangka
waktu relatif panjang. Dengan adanya Kesenjangan antara sumber pendanaan dengan pemberian kredit
maka akan menimbulkan risiko likuiditas yaitu kegagalan Perseroan dalam memenuhi komitmennya
kepada nasabah dan pihak lainnya.

3. Risiko Pasar

a. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing


Sebagai salah satu bank devisa, transaksi Perseroan berkaitan erat dengan fluktuasi mata uang
asing baik dari sisi aktiva maupun kewajiban. Gejolak nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata
uang asing yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal, akan
berdampak negative pada kinerja Perseroan terutama apabila Perseroan mempunyai posisi yang
kurang menguntungkan dalam mata uang asing. Perubahan risiko nilai tukar mata uang asing
berdampak secara finansial pada permodalan bank dimana bank harus meng-cover risiko yang
diakibatkan oleh perubahan niali tukar mata uang asing yang merugikan baik dari penghimpunan
dana maupun penyaluran dana dalam permodalannya. Oleh karena itu kekurang hati-hatian dalam
memprediksi perubahan nilai tukar dan mempertahankan keseimbangan jumlah aset dan kewajiban
dana valuta asing akan mengakibatkan kerugian bagi Perseroan.

b. Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga


Risiko tingkat bunga adalah risiko kemungkinan turunnya pendapatan bunga bersih dan nilai
pasar portfolio aset akibat perubahan tingkat bunga di pasar uang. Komposisi portofolio Perseroan
berupa aset, kewajiban dan rekening administratif memiliki tingkat suku bunga dan jangka waktu
yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih.
Perseroan memperoleh pendapatan yang berasal dari selisih pendapatan bunga dari aktiva dan
beban bunga dari kewajiban. Hal ini mengakibatkan Perseroan rentan terhadap perubahan suku
bunga pasar. Kondisi rendahnya tingkat bunga saat ini telah menarik nasabah di Indonesia untuk
mengajukan kredit kepada bank yang membantu pertumbuhan kredit dan peningkatan keuntungan
Perseroan. Tidak terdapat jaminan bahwa kenaikan suku bunga di masa datang tidak akan
menimbulkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit, keuntungan, kondisi keuangan dan
hasil usaha Perseroan.

4. Risiko Hukum

Risiko hukum dapat bersumber antara lain dari kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya
perikatan yang dilakukan oleh Perseroan, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-
undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Perseroan menjadi tidak sesuai
dengan ketentuan, dan proses litigasi yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Perseroan
maupun Perseroan terhadap pihak ketiga.

Perseroan memastikan bahwa pengikatan perjanjian antara Perseroan dengan para pihak telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan mengacu pada prinsip kehati-hatian dalam
upaya melindungi kepentingan Perseroan. Perseroan saat ini tengah menghadapi sengketa atau
gugatan perdata, perkara tata usaha negara, perkara pada pengadilan niaga dan sengketa perpajakan.
Namun demikian, sengketa-sengketa yang sedang dialami oleh Perseroan tersebut tidak berdampak
negatif secara material bagi kelangsungan usaha Perseroan kecuali sengketa perpajakan yang dapat
menurunkan kinerja Perseroan yang disebabkan kewajiban perpajakan yang harus dibayarkan setelah
keputusan akhir dan mengikat yang diterbitkan oleh pemerintah.

64
Apabila Perseroan tidak melakukan pengelolaan risiko hukum dengan baik, dampaknya bisa memberikan
eksposur-eksposur litigasi, kerugian finansial, dan reputasi negatif.

5. Risiko Strategis

Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
Perseroan yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya
Perseroan terhadap perubahan eksternal.

Potensi risiko yang dapat muncul akibat dari keputusan strategis terkait diantaranya:
• Rencana strategis dan rencana bisnis tidak sejalan dengan visi dan misi Perseroan;
• Strategi bisnis tidak dikembangkan dengan baik;
• Salah memperhitungkan kebutuhan sumber daya perusahaan seperti SDM, cabang baru, produk
baru dan sebagainya; dan
• Salah prediksi kondisi eksternal seperti indikator ekonomi yang tidak mendukung, kondisi pasar
yang tidak tepat, perilaku nasabah yang tidak sesuai dan sebagainya.

Risiko strategis berhubungan dan/atau dapat menyebabkan risiko yang lain yaitu rencana penjualan
obligasi yang akan dilakukan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga menyebabkan
risiko reputasi. Apabila Perseroan tidak melakukan mitigasi risiko ini maka Perseroan akan mengalami
kerugian antara lain penurunan pendapatan.

6. Risiko Persaingan Usaha

Sejalan dengan perkembangan industri perbankan yang pesat terutama dengan semakin tingginya
tuntutan masyarakat kepada perbankan terkait produk dan jasa layanan keuangan, menuntut Perseroan
untuk senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan produk dan layanannnya dikarenakan
Perseroan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam jasa keuangan. Masing-masing
Perseroan berusaha mempertahankan dan memperluas pangsa pasar dengan memberikan pelayanan
yang prima kepada para nasabah dan calon nasabah dalam hal tingkat suku bunga yang ditawarkan dan
keunggulan produk-produk lainnya. Kegagalan Perseroan dalam mengembangkan produk yang sesuai
kebutuhan nasabah penetapan pricing yang kompetitif dan meningkatkan pelayanan untuk menjaga
loyalitas nasabah atau debitur maupun menarik nasabah atau debitur baru akan menurunkan portfolio
simpanan, pinjaman atau pangsa pasarnya yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi bisnis
Perseroan.

7. Risiko Perubahan Teknologi

Dengan semakin ketatnya persaingan dalam industri perbankan, teknologi merupakan salah satu basis
keunggulan persaingan suatu Perseroan. Dengan infrastruktur teknologi yang mendukung, kalangan
perbankan mampu menciptakan produk sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta
kenyamanan kepada nasabah yang semakin kritis dalam menilai kualitas pelayanan bank. Apabila
Perseroan tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka hal ini akan berpengaruh terhadap pelayanan
kepada nasabah yang akan berdampak kepada menurunkan daya saing dan kinerja Perseroan.

8. Risiko Reputasi

Risiko reputasi dapat bersumber dari kejadian-kejadian yang telah merugikan reputasi Perseroan,
misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, dan keluhan nasabah atau
hal-hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan pada tata kelola, budaya
perusahaan, dan praktik bisnis Perseroan.
Kegagalan Perseroan dalam pengelolaan risiko reputasi dapat berdampak pada kerugian dari risiko
reputasi yang muncul dari aktivitas Perseroan sehari-hari.

65
9. Risiko Investasi

Perseroan dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediasi penghimpunan dana dan penyaluran
dana tidak lepas dari aktivitasnya berupa investasi pada pasar keuangan. Dalam melakukan investasi
di pasar keuangan melalui instrumen pasar uang, pasar utang, pasar valuta asing, dan pasar derivatif.
Risiko yang mungkin timbul atas aktivitas investasi tersebut antara lain risiko suku bunga, risiko nilai
tukar dan risiko kredit. Dari sisi investor sebagai pembeli surat berharga akan menghadapi risiko gagal
bayar pokok pada saat jatuh tempo dan atau pembayaran bunga, jika Perseroan mengalami kesulitan
keuangan. Selain itu investor pembeli surat berharga berpotensi pula menghadapi risiko kesulitan untuk
menjual efek tersebut di pasar dalam hal tidak likuidnya efek.

10. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan dapat bersumber antara lain dari perilaku atau aktivitas Perseroan yang menyimpang
atau melanggar dari ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan dan perilaku organisasi,
yaitu perilaku atau aktivitas Perseroan yang menyimpang atau bertentangan dari standar yang berlaku
secara umum.

Ketika Perseroan tidak melakukan pengelolaan risiko kepatuhan dengan baik dapat menimbulkan
dampak negatif dari perilaku Perseroan yang menyimpang atau melanggar standar yang berlaku secara
umum, ketentuan, dan/atau peraturan perundang-undangan.

Dalam melakukan investasi di pasar keuangan melalui instrumen pasar uang, pasar utang, pasar valuta
asing, dan pasar derivative, risiko yang mungkin timbul atas aktivitas investasi tersebut antara lain risiko
suku bunga, risiko nilai tukar dan risiko kredit.

C. RISIKO UMUM YANG BERKAITAN DENGAN PERSEROAN

1. Risiko Kondisi Perekonomian Secara Makro

Industri perbankan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perekonomian nasional maupun
internasional. Perubahan kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan seperti penurunan
laju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kenaikan suku bunga akan mempengaruhi kegiatan usaha
perbankan di dalam penghimpunan dana, pemberian kredit, pengembalian pokok kredit dan bunganya,
serta aktivitas lainnya yang berdampak negatif pada pendapatan Perseroan.

2. Risiko Kebijakan Pemerintah

Industri perbankan memperoleh pengawasan yang cukup ketat dari pemerintah karena kegiatan-
kegiatannya banyak menyangkut kepentingan umum. Pengawasan yang ketat ini tercermin dari
banyaknya peraturan-peraturan Pemerintah, OJK dan Bank Indonesia yang mengatur penyelenggaraan
kegiatan perbankan dan senantiasa dilakukan pembaharuan dari waktu ke waktu. Perubahan
kebijaksanaan pemerintah dalam industri perbankan dari waktu ke waktu ini akan mempengaruhi
kinerja dan kegiatan usaha Perseroan karena menuntut dilakukannya penyesuaian-penyesuaian tata
cara pelaksanaan kegiatan operasional Perseroan. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengantisipasi,
memenuhi dan/atau menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan tersebut akan menimbulkan
kerugian atau dikenakan sanksi yang berdampak negatif terhadap kinerja Perseroan.

Perubahan kebijaksanaan pemerintah dalam industri perbankan dari waktu ke waktu akan mempengaruhi
kinerja dan kegiatan usaha Perseroan.

3. Risiko Ketentuan Negara Lain

Ketentuan Negara lain secara tidak langsung berdampak kepada perekonomian nasional, Secara tidak
langsung Perseroan juga akan mengalami peningkatan risiko apabila terjadi perubahan ketentuan pada
Negara lain yang memberikan dampak negatif bagi perekonomian nasional.

66
D. RISIKO BAGI PEMEGANG SAHAM

1. Risiko terkait kurang aktifnya perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia

Saham Perseroan yang ditawarkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia cukup banyak, namun
Perseroan tidak menjamin bahwa saham Perseroan yang diperdagangkan akan likuid, karena adanya
kemungkinan saham-saham yang dimiliki oleh pihak tertentu tidak akan diperdagangkan.

2. Risiko terkait fluktuasi harga saham yang ditawarkan

Fluktuasi harga ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
i. Kinerja Perseroan tidak sesuai dengan harapan investor;
ii. Peraturan Pemerintah yang dapat mempersempit ruang gerak ekspansi maupun spread pendapatan
Perseroan;
iii. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak kondusif;
iv. Perubahan kebijakan akuntansi.

3. Risiko terkait pemegang saham Perseroan kemungkinan akan terdilusi jika pemegang
saham menolak atau tidak melaksanakan HMETD

Pemegang saham Perseroan yang menolak atau tidak melaksanakan HMETD, akan mengalami dilusi
dalam kepemilikan saham Perseroan.

4. Risiko terkait kondisi pasar modal Indonesia yang dapat mempengaruhi harga dan likuiditas
saham

Pasar berkembang seperti Indonesia memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan pasar
maju dan jika risiko-risiko terkait hal ini terjadi, hal ini dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham
Perseroan. Pasar berkembang secara historis memiliki karakter volatilitas yang signifikan dan kondisi
sosial, politik dan ekonomi mereka dapat berbeda secara signifikan dari pasar maju. Risiko spesifik
yang dapat memiliki dampak negatif dan material kepada harga saham, kegiatan usaha, hasil operasi,
arus kas dan kondisi keuangan Perseroan termasuk antara lain:

• kondisi politik, sosial dan ekonomi yang tidak stabil;


• kondisi keamanan yang tidak kondusif seperti huru-hara;
• perubahan dalam peraturan, perpajakan dan struktur hukum; dan
• kebijakan yang diambil oleh Pemerintah.

5. Risiko terkait kemampuan terbatas Pemegang Saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam
penambahan modal Perseroan dengan memberikan HMETD di masa depan.

Perusahaan publik Indonesia diwajibkan untuk memberikan hak kepada pemegang sahamnya dalam
hal penerbitan saham baru, kecuali untuk beberapa pengecualian. Kepatuhan terhadap UUPM dan/atau
peraturan yang relevan atau peraturan lainnya di yurisdiksi tertentu dapat menghalangi investor asing
tertentu untuk berpartisipasi dalam penerbitan saham di masa depan dan oleh karena itu menyebabkan
terdilusinya saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Perseroan tidak diharuskan
mencantumkan sahamnya di yurisdiksi lain manapun sehingga investor asing dapat berpartisipasi
dalam penerbitan saham di masa depan.

E. MANAJEMEN RISIKO

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan risiko likuiditas bersumber antara lain dari adanya maturity
mismatch yang tidak terkendali berupa adanya penarikan dana oleh nasabah yang tidak mampu
dipenuhi, lemahnya aksesbilitas Perseroan ke pasar uang serta rendahnya kemampuan Perseroan
dalam menghasilkan arus kas dalam operasinya yang berdampak pada permodalan perusahaan,
sehingga kebijakan dan strategi risiko likuiditas harus mempertimbangkan toleransi risiko dan dampaknya
terhadap permodalan dengan memperhatikan perubahan eksternal dan internal serta Perseroan harus
melakukan analisis mengenai kemungkinan dampak penerapan berbagai berbagai kondisi.

67
Perkembangan teknologi informasi di industri perbankan telah mengubah strategi bisnis Perseroan
dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Kebutuhan
nasabah saat ini yang memiliki mobilitas tinggi dan rutin menuntut pengembangan teknologi ke arah
electronic banking melalui electronic channel merupakan keharusan yang harus dipenuhi. Inovasi
produk berbasis digital banking harus terus dikembangkan seiring dengan tuntutan nasabah yang
menghendaki kemudahan dalam bertransaksi. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka strategi yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan aplikasi dan infrastruktur Teknologi Informasi untuk mendukung meningkatnya
transaksional perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan kualitas Good Corporate
Governance (GCG) bank bjb khususnya di bidang teknologi Informasi.
3. Melakukan pengembangan untuk mendukung penguatan (kelancaran dan keamanan) sistem
pembayaran, pelaporan dan administrasi jasa.
4. Penambahan fitur dan/atau layanan transaksi e-banking.
5. Meningkatkan kemampuan dan kehandalan TI untuk mendorong terwujudnya layanan digital bank
sebagai tindakan antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis elektronik.
6. Proaktif dalam penerapan teknologi terkini guna mendukung pengembangan produk dan layanan
one stop solution yang mendukung akuisisi funding ritel dan optimalisasi Kredit Produktif.
7. Menyediakan platform analisis big data yang membantu proses pengambilan keputusan khususnya
pada segmen kredit produktif dan CASA funding ritel.

MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA FAKTOR RISIKO USAHA DAN RISIKO


UMUM DISUSUN BERDASARKAN BOBOT RISIKO YANG DIHADAPI PERSEROAN.

68
VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN
AUDITOR INDEPENDEN

Sampai dengan tanggal Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, tidak terdapat kejadian penting yang terjadi
setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 3 Februari 2022 atas laporan keuangan periode
31 Oktober 2021 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar &
Rekan, firma anggota dari jaringan global RSM (partner penanggung jawab Dedy Sukrisnadi, CPA)
dengan Opini tanpa modifikasian.

Tidak ada kejadian material atau signifikan yang berpengaruh kepada Laporan Keuangan Perseroan
untuk periode 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021.

69
VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN
USAHA SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK
USAHA

A. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

A.1. RIWAYAT PENDIRIAN

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (“Perseroan”) adalah merupakan atau
bagian dari perusahaan N.V Denis (De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding), berkedudukan
di Bandung yang merupakan perusahaan milik Belanda yang dikenakan nasionalisasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 1960 tanggal 30 Agustus 1960 Tentang
Penetapan Perusahaan Di Indonesia Milik Belanda Yang Dikenakan Nasionalisasi (“PP No.33/1960”),
yang mana ditentukan bahwa perusahaan tersebut diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Barat.

Sebagai tindak lanjut PP No.33/1960, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.125 tanggal 19
Nopember 1960 juncto Akta Perubahan No.152 tanggal 21 Maret 1961 juncto Akta Perubahan No.84
tanggal 13 Mei 1961, seluruhnya dibuat di hadapan Noezar, Notaris yang pada saat itu berkedudukan di
Bandung, Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat mendirikan PT Bank Karja Pembangunan
Daerah Djawa Barat, disingkat PT Bank Karja Pembangunan, yang kemudian dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Djawa Barat No.3/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961
juncto Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Djawa Barat No.7/GKDH/BPD/61 tanggal
20 Mei 1961.

Dalam rangka penyesuaian dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 1962
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah
Propinsi Jawa Barat No.11/PD-DPRD/1972 tanggal 27 Juni 1972 tentang Kedudukan Hukum Bank
Karya Pembangunan Daerah Djawa Barat yang telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri berdasarkan
Surat Keputusan No.193A Tahun 1972 tangggal 15 Desember 1972 dan telah diundangkan dalam
Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.43 Tahun 1972, bentuk hukum Perseroan
diubah dari PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa Barat menjadi Perusahaan Daerah Bank Karja
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No.1/
DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama Perusahaan Daerah Bank Karya Pembangunan Daerah
Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992
aktivitas Perseroan ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.22 Tahun 1998 tanggal 14
Desember 1998 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dari
Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (“Perda
No.22 Tahun 1998”), dilakukan perubahan bentuk hukum Perseroan dari Perusahaan Daerah menjadi
Perseroan Terbatas sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Perda No.22 Tahun 1998. Adapun Perda No.22
Tahun 1998 telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.584.32-027 tanggal 13 Januari 1999
Tentang Pengesaham Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.22 Tahun 1998
tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dari Perusahaan Daerah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Perseroan berkedudukan di Kota Bandung, didirikan dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.4 tanggal 8 April 1999 juncto Akta Perbaikan
No.8 tanggal 15 April 1999, yang keduanya dibuat dihadapan Popy Kuntari Sutresna, S.H., pada saat itu
Notaris di Bandung yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

70
berdasarkan Keputusan No.C-7103.HT.01.01.TH.99 tanggal 16 April 1999 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Bandung di bawah No.871/BH.10.11/IV/99 pada tanggal
24 April 1999 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.39 tanggal 14 Mei
1999, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.2811/1999 (“Akta Pendirian No.4/1999 jo Akta
Perbaikan No.8/1999”)

Akta Pendirian No.4/1999 jo Akta Perbaikan No.8/1999 merupakan implementasi dari Perda No.22
Tahun 1998 dimana Perseroan didirikan sebagai suatu perseroan terbatas pada tahun 1999.

Sejak pendirian, anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, dan perubahan terakhir
anggaran dasar Perseroan adalah didasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No.02 tanggal 1 September 2020 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman,
SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0383612 tanggal 8 September 2020 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0148624.AH.01.11. TAHUN 2020 tanggal 8 September 2020
(“Akta PKR No.02/2020”), dimana telah dilakukan perubahan pasal 11, 12, 13, 14, 16 dan 21 dalam
rangka penyesuaian dan pemberlakuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.15/POJK.04/2020
tanggal 20 April 2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahan Terbuka dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.16/POJK.04/2020 tanggal 20 April 2020
tentang Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka Secara Elektronik serta
penyusunan kembali seluruh ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan.

Kegiatan Usaha Menurut Anggaran Dasar

Berdasarkan Akta PKR No.02/2020, Perseroan didirikan dengan maksud dan tujuan untuk berusaha di
bidang perbankan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Membe rikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan perintah
nasabahnya:
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Perseroan yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
b. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
c. Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah;
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
e. Obligasi;
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
g. Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah;
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana
lainnya;
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau
antar pihak ketiga;
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga
yang tidak tercatat dalam Bursa Efek;
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
12. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dan/atau sebagai Bank Devisa dengan memenuhi
ketentuan yang diterapkan oleh yang berwenang;

71
13. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang jasa keuangan
lainnya atau mendirikan perusahaan baru sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku;
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang berlaku;
15. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana pensiun
yang berlaku; dan
16. Menyelenggarakan usaha-usaha perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,
baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu, sebagai Bank Pembangunan Daerah, Perseroan juga membantu Pemerintah Provinsi, Kota/
Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten dalam membina Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan institusi
jasa keuangan lainnya milik pemerintah Provinsi, Kota/Kabupaten se-Jawa Barat dan Banten yang
sebagian sahamnya dimiliki oleh Perseroan, atau Perseroan sama sekali tidak memiliki saham namun
diminta untuk membantu pembinaan BPR dimaksud.

Maksud dan Tujuan dalam anggaran dasar Perseroan belum disesuaikan dengan Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2020, sebagaimana termuat dalam Peraturan Badan Pusat Statistik
No.2 Tahun 2020 tanggal 15 September 2020 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Perseroan berencana akan mengusulkan kepada pemegang saham mengenai penyesuaian tersebut
dalam Agenda RUPS Tahun Buku 2021.

Kegiatan Usaha yang Dijalankan

Perseroan telah menjalankan seluruh kegiatan usaha seperti ditetapkan dalam Anggaran Dasar tahun
2020.

Keputusan Hasil RUPST

Pada tanggal 6 April 2021, Perseroan telah menyelenggarakan RUPST Tahun Buku 2020 sesuai dengan
Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk Nomor 09 tanggal 6 April 2021, yang dibuat di hadap Notaris R. Tendy Suwarman, SH,
Notaris di Kota Bandung, yang menyetujui agenda keenam yaitu Persetujuan atas rencana penambahan
modal perseroan dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), yaitu:
1. Menyetujui Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan
menerbitkan sebanyak-banyaknya 925.000.000 (sembilan ratus dua puluh lima juta) saham seri B
baru dengan nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh rupiah) per saham sebagaimana dimaksud
POJK No. 32/2015.
2. Memberikan kuasa dan wewenang dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan, antara lain
meliputi:
a. Menetapkan jumlah saham yang ditawarkan dalam PMHMETD.
b. Menetapkan harga pelaksanaan PMHMETD.
c. Melakukan segala tindakan yang diperlukan dan/atau disyaratkan untuk pelaksanaan
PMHMETD dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris perseroan untuk melakukan
penyesuaian permodalan Perseroan setelah penerbitan saham dalam rangka PMHMETD dalam
suatu Akta Notaris dan selanjutnya melaporkan kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
tanda penerimaan pemberitahuan perubahan permodalan Perseroan serta selanjutnya melakukan
segala sesuatu yang dipandang perlu dan berguna untuk keperluan tersebut dengan tidak ada
satu pun yang dikecualikan, termasuk untuk mengadakan penambahan dan atau perubahan dalam
perubahan Anggaran Dasar tersebut jika hal tersebut dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang.

72
A.2. STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Pada Saat Pendirian

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.4 tanggal 8 April 1999 juncto Akta Perbaikan No.8
tanggal 15 April 1999, yang keduanya dibuat dihadapan Popy Kuntari Sutresna, S.H., pada saat itu
Notaris di Bandung yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan No.C-7103.HT.01.01.TH.99 tanggal 16 April 1999 dan telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Bandung di bawah No.871/BH.10.11/IV/99 pada tanggal
24 April 1999 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.39 tanggal 14 Mei
1999, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.2811/1999 (“Akta Pendirian No.4/1999 jo Akta
Perbaikan No.8/1999”), struktur permodalan dan susunan kepemilikan Perseroan adalah sebagai
berikut:

Nilai Nominal Rp10.000 Nilai Nominal Rp10.000


No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
Modal Dasar 20.000.000 200.000.000.000 5.000.000 50.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
A Pemerintah Propinsi Jawa Barat 5.366.749 53.667.490.000 57,32
B Pemerintah Kota/Kabupaten se
Jawa Barat
1 Kota Bandung 462.922 4.629.220.000 4,94
2 Kota Cirebon 86.788 867.880.000 0,93
3 Kota Sukabumi 16.080 160.800.000 0,17
4 Kota Bekasi 30.782 307.820.000 0,33
5 Kota Bogor 65.175 651.750.000 0,70
6 Kabupaten Bandung 220.091 2.200.910.000 2,35
7 Kabupaten Cirebon 146.768 1.467.680.000 1,57
8 Kabupaten Karawang 139.566 1.395.660.000 1,49
9 Kabupaten Ciamis 70.958 709.580.000 0,76
10 Kabupaten Tasikmalaya 45.846 458.460.000 0,49
11 Kabupaten Sukabumi 102.250 1.022.500.000 1,09
12 Kabupaten Subang 88.336 883.360.000 0,94
13 Kabupaten Indramayu 110.563 1.105.630.000 1,18
14 Kabupaten Bekasi 370.563 3.705.630.000 3,96
15 Kabupaten Sumedang 96.743 967.430.000 1,03
16 Kabupaten Bogor 227.380 2.273.800.000 2,43
17 Kabupaten Cianjur 110.419 1.104.190.000 1,18
18 Kabupaten Kuningan 53.598 535.980.000 0,57
19 Kabupaten Majalengka 39.045 390.450.000 0,42
20 Kabupaten Garut 47.660 476.600.000 0,51
21 Kabupaten Purwakarta 95.611 956.110.000 1,02
C Pemerintah Kota/Kabupaten se
Banten
1 Kota Tangerang 156.003 1.560.030.000 1,67
2 Kota Cilegon
3 Kabupaten Serang 509.547 5.095.470.000 5,44
4 Kabupaten Tangerang 502.757 5.027.570.000 5,37
5 Kabupaten Lebak 87.451 874.510.000 0,93
6 Kabupaten Pandeglang 113.749 1.137.490.000 1,21
Jumlah 9.363.400 93.634.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 10.636.600 106.366.000.000 5.000.000 50.000.000.000

73
Berdasarkan Pasal 5 ayat 2 juncto Pasal 14 Anggaran Dasar Perseroan dinyatakan bahwa Saham
Seri A hanya khusus dimiliki oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, Kota, dan Kabupaten yang
memberikan hak khusus kepada pemegangnya dalam kuorum kehadiran dan kuorum persetujuan
RUPS untuk:

a. menghadiri dan menyetujui pengangkatan, pemberhentian dan persetujuan pengunduran diri


Direksi dan Dewan Komisaris:

“Dihadiri oleh lebih dari 1/2 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan didalamnya
terdiri paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh saham Seri A dan keputusan harus disetujui oleh lebih
dari 1/2 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS dan didalamnya
harus disetujui oleh lebih dari 1/2 bagian Saham Seri A yang hadir”.

b. menghadiri dan menyetujui perubahan anggaran dasar pengeluaran efek bersifat ekuitas atau
perubahan modal ditempatkan dan disetor (Kecuali Program PMT HMETD dalam rangka selain
perbaikan posisi keuangan):

“Dihadiri oleh paling sedikit dari 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan
didalamnya terdiri terdiri dari lebih dari ½ bagian dari seluruh saham Seri A dan keputusan harus
disetujui oleh paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam
RUPS dan didalamnya harus disetujui oleh lebih dari ½ bagian Saham Seri A yang hadir”.

c. menghadiri dan menyetujui penyetoran saham dalam bentuk benda selain uang baik benda
berwujud maupun benda tidak berwujud:

“Dihadiri oleh paling sedikit dari 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan
didalamnya terdiri terdiri dari lebih dari ½ bagian dari seluruh saham Seri A dan keputusan harus
disetujui oleh paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam
RUPS dan didalamnya harus disetujui oleh lebih dari ½ bagian Saham Seri A yang hadir”.

d. menghadiri dan menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan serta


pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit dan pembubaran Perseroan:

“Dihadiri oleh paling sedikit dari ¾ bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan didalamnya
terdiri terdiri dari lebih dari ½ bagian dari seluruh saham Seri A dan keputusan harus disetujui oleh lebih
dari ¾ bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS dan didalamnya harus
disetujui oleh lebih dari ½ bagian Saham Seri A yang hadir”.

Selain kuorum khusus atas agenda RUPS tersebut diatas, maka hak dari pemegang saham Seri A
dan Seri B adalah sama, termasuk hak yang sama untuk menerima pembayaran dividen sebagaimana
diatur dalam Pasal 52 ayat (1) huruf b UUPT.

Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham Dua Tahun Terakhir

Tahun 2018 - sekarang

Struktur permodalan dan susunan kepemilikan saham Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.85 tanggal 26 Desember 2018 yang dibuat
dihadapan Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan
anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0281455 tanggal
28 Desember 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0178819.AH.01.11.
TAHUN 2018 tanggal 28 Desember 2018 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa No.02 tanggal 1 September 2020 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman,
SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi

74
Hukum Umum di bawah No.AHU-AH.01.03-0383612 tanggal 8 September 2020 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan dengan No.AHU-0148624.AH.01.11. TAHUN 2020 tanggal 8 September 2020,
yaitu sebagai berikut:

Nilai Nominal Rp.250,00 Nilai Nominal Rp.250,00


No Pemegang Saham %
Saham A Nilai (Rp) Saham B Nilai (Rp)
Modal Dasar 9.600.000.000 2.400.000.000.000 6.400.000.000 1.600.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor
A Pemerintah Propinsi Jawa Barat 3.756.415.785 939.103.946.250 38,18
B Pemerintah Kota/Kabupaten se
Jawa Barat
1 Kota Bandung 116.000.006 29.000.001.500 1,18
2 Kota Cirebon 17.837.704 4.459.426.000 0,18
3 Kota Sukabumi 38.545.063 9.636.265.750 0,39
4 Kota Bekasi 62.493.022 15.623.255.500 0,64
5 Kota Bogor 46.737.809 11.684.452.250 0,48
6 Kota Depok 93.777.672 23.444.418.000 0.95
7 Kota Cimahi 104.000.000 26.000.000.000 1,06
8 Kota Tasikmalaya 62.810.189 15.702.547.250 0,64
9 Kota Banjar 41.000.000 10.250.000.000 0,42
10 Kabupaten Bandung 712.485.914 178.121.478.500 7,24
11 Kabupaten Cirebon 56.121.123 14.030.280.750 0,57
12 Kabupaten Karawang 56.863.937 14.215.984.250 0,58
13 Kabupaten Ciamis 32.721.097 8.180.274.250 0,33
14 Kabupaten Tasikmalaya 130.953.800 32.738.450.000 1,33
15 Kabupaten Sukabumi 86.889.260 21.722.315.000 0,88
16 Kabupaten Subang 44.937.610 11.234.402.500 0,46
17 Kabupaten Indramayu 87.986.270 21.996.567.500 0,89
18 Kabupaten Bekasi 73.550.504 18.387.626.000 0,75
19 Kabupaten Sumedang 46.052.684 11.513.171.000 0,47
20 Kabupaten Bogor 202.523.232 50.630.808.000 2,06
21 Kabupaten Cianjur 102.416.760 25.604.190.000 1,04
22 Kabupaten Kuningan 28.797.110 7.199.277.500 0,29
23 Kabupaten Majalengka 35.462.669 8.865.667.250 0,36
24 Kabupaten Garut 26.366.698 6.591.674.500 0,27
25 Kabupaten Purwakarta 51.219.171 12.804.792.750 0,52
26 Kabupaten Bandung Barat 5.263.157 1.315.789.250 0,05
C Pemerintah Propinsi Banten 520.589.856 130.147.464.000 5,29
D Pemerintah Kota/Kabupaten se
Banten
1 Kota Tangerang 125.117.942 31.279.485.500 1,27
2 Kota Cilegon 60.631.578 15.157.894.500 0,62
3 Kabupaten Serang 151.092.304 37.773.076.000 1,54
4 Kabupaten Tangerang 289.306.189 72.326.547.250 2,94
5 Kabupaten Lebak 37.586.022 9.396.505.500 0,38
6 Kabupaten Pandeglang 110.162.524 27.540.631.000 1,12
E Masyarakat 2.424.072.500 606.018.125.000 24,63
Jumlah 7.414.714.661 1.853.678.665.250 2.424.072.500 606.018.125.000 100,00
Saham Dalam Portepel 2.185.285.339 546.321.334.750 3.975.927.500 993.981.875.000

75
A.3. PERIZINAN

Sehubungan dengan kegiatan usaha utama yang dijalankan, Perseroan telah memiliki izin operasional
sebagai berikut:

a. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nr.9-3-22 tanggal 18 Mei 1961 yang berisikan
pemberian izin usaha bank kepada Perseroan (saat itu bernama PT Bank Karya Pembangunan
Daerah Djawa Barat) sebagai bank umum, yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan
usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang berwenang.
b. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.25/84/KEP/DIR tanggal 2 Nopember 1992 Tentang
Penunjukkan Perseroan (saat itu bernama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat) menjadi bank
devisa, yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya dan tidak dicabut oleh pihak
yang berwenang.
c. Surat Keputusan Anggota Dewan Komisioner No.KEP-05/D.04/2013 tanggal 28 Pebruari 2013
yang berisikan persetujuan bagi Perseroan untuk sebagai Kustodian Di Pasar Modal, yang berlaku
selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang berwenang.
d. Surat Tanda Terdaftar Lembaga Penunjang Pasar Modal Sebagai Wali Amanat No.1/PM.2/STTD-
WA/2016 tanggal 4 Januari 2016, yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya
dan tidak dicabut oleh pihak yang berwenang.
e. Surat PT Kustodian Sentral Efek Indonesia No.KSEI-9871/DIR/0919 tanggal 17 September 2019
Perihal Surat Penunjukan, yang berisikan penunjukan Perseroan sebagai Bank Administrator
Rekening Dana Nasabah (RDN) periode 2019-2024 yang akan menjadi mitra kerja KSEI dalam
menjalankan tugas dan fungsi Bank Administrator RDN di bidang Pasar Modal Indonesia, yang
berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang
berwenang.
f. Nomor Induk Berusaha dengan No.8120117050946 yang ditetapkan tanggal 4 Oktober 2018 yang
berlaku selama Perseroan menjalankan kegiatan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, dengan nama KBLI Bank Umum Pemerintah Daerah Devisa dan Kode KBLI 64122
dengan status penanaman modal PMDN, yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan
usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang berwenang.
g. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak No.PEM-00419/WPJ.09/KP.1103/2007 tanggal 19
April 2013 yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus – Kantor Pelayanan Pajak
Perusahaan Masuk Bursa dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Kantor Pusat No.01.118.605.3-054.000
yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus - Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan
Masuk Bursa dan No.01.118.605.3-441.001 atas nama PERSEROAN yang dikeluarkan oleh
Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung, Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I, yang berlaku selama
Perseroan melakukan kegiatan usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang berwenang.
h. Perseroan telah memiliki izin sebagai penyelenggara atau penerbit alat pembayaran menggunakan
kartu (APMK) dari Bank Indonesia yaitu:
- Surat Bank Indonesia No.11/500/DASP tanggal 3 Juli 2009 untuk kategori Kartu ATM; dan
- Surat Bank Indonesia No.12/813/DASP tanggal 5 Oktober 2010 untuk kategori Kartu Debet.
yang berlaku selama Perseroan melakukan kegiatan usahanya dan tidak dicabut oleh pihak yang
berwenang.

A.4. PENGAWASAN DAN PENGURUSAN

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.105 tanggal
28 Pebruari 2018 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung,
yang pemberitahuan perubahan data perseroan telah diterima oleh Direktorat Jenderal Administrasi
Hukum Umum - Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah
No.AHU-AH.01.03-0090476 tanggal 1 Maret 2018 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No.AHU-0029681.AH.01.11. TAHUN 2018 tanggal 1 Maret 2018 juncto Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.42 tanggal 13 Desember 2019 yang dibuat dihadapan
Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan data perseroan
telah diterima oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum - Kementerian Hukum Dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah No.AHU-AH.01.03-0374052 tanggal 17 Desember 2019
dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0243809.AH.01.11.TAHUN 2019 tanggal 17

76
Desember 2019 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
No.03 tanggal 1 September 2020 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman, SH, Notaris di
Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan data perseroan telah diterima oleh Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum - Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah
No.AHU-AH.01.03-0383674 tanggal 8 September 2020 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
No.AHU-0148719.AH.01.11.TAHUN 2020 tanggal 8 September 2020 juncto Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.10 tanggal 6 April 2021 yang dibuat dihadapan Raden
Tendy Suwarman, SH, Notaris di Kota Bandung, yang pemberitahuan perubahan data perseroan telah
diterima oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum - Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia di bawah No.AHU-AH.01.03-0255714 tanggal 22 April 2021 dan telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0074323.AH.01.11.TAHUN 2021 tanggal 22 April 2021,
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris:
Komisaris Utama Independen : Farid Rahman;
Komisaris : Ir. H. Muhadi MSP;
Komisaris : Dedi Taufik*
Komisaris Independen : Fahlino Fauzi Sjuib, S.E. MA
Komisaris Independen : Tubagus Raditya Indrajaya*
*) Berdasarkan Salinan Keputusan Dewan Komisaris OJK No.51/KDK.03/2021 tanggal 26 Juli 2021 Tentang Hasil Penilaian
Kemampuan Dan Kepatutan Sdr. Dedi Taufik Selaku Calon Anggota Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk. dan Salinan Keputusan Dewan Komisaris OJK No.62/KDK.03/2021 tanggal 18 Nopember
2021 Tentang Hasil Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Sdr. TB Raditya Indrajaya Selaku Komisaris Independen PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk., dinyatakan bahwa keduanya tidak dapat disetujui masing-
masing menjadi komisaris dan komisaris independen Perseroan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas berdasarkan
Surat Perseroan No.994/DIR-CSE/2021 tanggal 17 Desember 2021 Perihal Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kemampuan dan
Kepatutan Anggota Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang ditujukan kepada
OJK - Kantor Regional 2 Jawa Barat, dinyatakan bahwa Perseroan akan menindaklanjutinya pada RUPS Tahunan Tahun
Buku 2021.

Perseroan tidak melakukan penunjukkan komisaris dan komisaris interim yang dapat bertindak
menggantikan calon komisaris yang tidak memenuhi hasil penilaian dan kepatuhan dari OJK dikarenakan
jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan yang saat ini ada telah memenuhi ketentuan Pasal 18
anggaran dasar yaitu paling kurang 3 (tiga) orang dan disamping itu jumlah komisaris independen yang
ada saat ini telah mencapai 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota dewan komisaris Perseroan.

Direksi:
Direktur Utama : Yuddy Renaldi;
Direktur Kepatuhan : Cecep Trisna
Direktur Keuangan : Nia Kania, SE;
Direktur Konsumer dan Ritel : Suartini S.S;
Direktur Komersial dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) : Nancy Adistyasari;
Direktur Information Technology, Treasury dan International Banking : Ir. Rio Lanasier, M.Sc;
Direktur Operasional : Tedi Setiawan;

Para Dewan Komisaris dan anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5
setelah tanggal pengangkatannya. Penunjukkan dan pengangkatan seluruh anggota Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam POJK No.
33/2014.

Hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada hubungan kekeluargaan di antara anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris, dan pemegang saham Perseroan dan Entitas Anak.

77
Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan:

DEWAN KOMISARIS

Farid Rahman
Komisaris Utama Independen

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Jakarta. Lahir pada tanggal 16 April


1958, saat ini berusia 63 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Indonesia (1983) dan


gelar Magister di bidang Banking and Finance, Golden Gate University, San
Fransisco, USA (1987).

Menjabat sebagai Komisaris Utama Independen Perseroan (2019 - saat ini).


Jabatan lain yang pernah dipegang antara lain:
- Direktur, PT Medco Intidinamika (2012-saat ini);
- Komisaris Utama, PT Bank Himpunan Saudara 1906 (2012-2019);
- Komisaris, PT Bank Himpunan Saudara 1906 (2011-2012);
- Direktur Utama, PT Bank Bank Himpunan Saudara 1906 (1994-2011);
- Komisaris, PT Sarana Jabar Ventura (1994-1998);
- Kepala Divisi International Banking, Bank Duta (1988-1993);
- Chief Executive Officer Duta International Finance Co. Ltd (1988-1993); dan
- Chief Representative Hongkong Office, Bank Duta (1988-1993).

Muhadi
Komisaris

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Jakarta. Lahir pada tanggal 5 Agustus


1954, yang saat ini berusia 67 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana di Bidang Teknik Geodesi, Institut Teknologi


Bandung, Kota Bandung (1974-1981), dan gelar Pascasarjana di Bidang
Perencanaan Wilayah, Institut Teknologi Bandung, Kota Bandung (1974-1981).

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan (2008-saat ini). Jabatan lain yang


pernah dipegang antara lain:
- Sekretaris Daerah, Provinsi Banten (2008-2014);
- Kepala Dinas, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD),
Provinsi Banten (2008);
- Kepala Dinas Pendapatan, Dinas Pendapatan Provinsi Banten (2006-2008);
- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah (BKPMD) (2001-2006);
- Kepala Bapeda, Bapeda Provinsi Banten (2001);
- Plt. Direktur Perencanaan Kawasan, Badan Administrasi Kependudukan dan
Mobilitas Penduduk (2000-2001); dan
- Kepala Bidang Penyusunan Rencana dan Program, Deputi Bidang
Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi, dan Kantor Wilayah Transmigrasi
dan Pemukiman Perambah Hutan Provinsi Bengkulu (1998-2000).

78
Fahlino F. Sjuib
Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Jakarta. Lahir pada tanggal 13 Desember


1972, yang saat ini berusia 49 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi, Universitas Katolik


Parahyangan, Kota Bandung (1996), gelar Magister di bidang Ekonomi, Western
Illinois University, USA (1998), dan Doktor di bidang Ekonomi, Kansas State
University, USA (2003).

Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan (2019 - saat ini). Jabatan


lain yang pernah dipegang antara lain:
- Dosen, Universitas Katolik Parahyangan, Kota Bandung (2019-saat ini);
- Board Member EBICON, Universitas Katolik Parahyangan (2018-saat ini);
- Adjunct Professor of Economics, Boston College (2017-saat ini);
- Professor of Economics, Framingham State University (2004-saat ini);
- Economics / Director, Metro West Economic Research Centre (2004-saat ini);
- Council Member, Gerson Lehrman Group Policy and Economics (2016-2018);
dan
- Economist, Indonesia – Japan Economic Cooperation Working Team (2004-
2005)

DIREKSI

Yuddy Renaldi
Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Tangerang. Lahir pada tanggal


27 Oktober 1964, saat ini berusia 57 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi, Universitas Trisakti, Jakarta


(1990), gelar Magister di bidang Manajemen, STIE IPWI Jakarta (2000).

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan (2019 - saat ini). Jabatan lain yang
pernah dipegang antara lain:
- SEVP Remedial & Recover, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2017-
2019);
- Group Head Special Asset Management, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2017);
- Group Head Special Asset Management II, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2016-2017);
- Department Head Loan Management, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2013-
2014);
- Department Head Asset Equity Management & Disposal, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (2010-2013); dan
- Department Head Equity Invest Management Disposal, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (2007-2009).

79
Cecep Trisna
Direktur Kepatuhan

Warga Negara Indonesia. berdomisili di Bandung. Lahir pada tanggal 7 Juni


1967, yang saat ini berumur 54 tahun. Memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu
Manajemen dari Universitas Padjadjaran (1990).

Menjabat sebagai Direktur Kepatuhan Perseroan (2021 - saat ini). Jabatan lain
yang pernah dipegang antara lain:
- Pemimpin Divisi Kepatuhan dan APU-PPT, PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2018-2021);
- Pemimpin Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank BJB (2017 - 2018); dan
- Pemimpin Divisi Pendidikan dan Pelatihan, PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2014 - 2017).

Nia Kania
Direktur Keuangan

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Bandung. Lahir pada tanggal 9 Juni


1966, yang saat ini berusia 55 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Padjajaran, Kota Bandung


(1990), gelar Magister di bidang Hukum Bisnis, Universitas Padjajaran, Kota
Bandung (2020).

Menjabat sebagai Direktur Keuangan di Perseroan (2021 - saat ini). Jabatan lain
yang pernah dipegang antara lain:
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2019-2021);
- Direktur Keuangan, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk. (2014-2019);
- Pemimpin Divisi, Divisi Jaringan dan Layanan PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2014);
- Direktur Utama, Dana Pensiun bank bjb (2013-2014);
- Pemimpin Divisi, Divisi Layanan Operasional PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2012-2013);
- Pemimpin Divisi, Divisi Credit Risk Reviewer PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2012);
- Pemimpin Divisi, Divisi Konsumer PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten, Tbk. (2010-2012);
- Pemimpin Divisi, Divisi Dana dan Jasa PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, Tbk. (2009-2010);
- Pemimpin Divisi, Divisi Perencanaan dan Pengembangan PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (2009); dan
- Pemimpin Divisi, Divisi Treasury PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten (2007-2009).

Suartini
Direktur Konsumer Dan Ritel

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Bandung. Lahir pada tanggal 5 November


1968, yang saat ini berusia 53 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana MIPA atau Statitika, Universitas Padjajaran Bandung


(1993). Jabatan lain yang pernah dipegang antara lain:
- Pemimpin Divisi Konsumer, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. (2012-2014); dan
- Pemimpin Kantor Wilayah, Kantor Wilayah I PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2012).

80
Nancy Adistyasari
Direktur Komersial dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Bandung. Lahir pada tanggal 15 April


1981, yang saat ini berusia 40 tahun.

Memperoleh gelar sarjana di Institut Teknologi Bandung Fakultas Geofisika dan


Meteorologi (2004), dan memperoleh gelar Magister Management di BINUS
University (2020).

Menjabat sebagai Direktur Komersial & UMKM Perseroan (2020 - saat ini).
Jabatan lain yang pernah dipegang antara lain:
- Senior Vice President Commercial Banking 5, PT Bank Mandiri (Persero)
(2019 - 2020)
Vice President Sector Energy Department Corporate Banking, PT Bank
Mandiri (Persero) (2016 - 2019).

Rio Lanasier
Direktur IT, Treasury dan International Banking

Warga Negara Indonesia berdomisili di Jakarta Selatan. Lahir pada tanggal 20


Agustus 1975, yang saat ini berusia 46 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Kota


Bandung (1998), gelar Magister di bidang Civil & Environment Engineering,
University of New South Wales Sydney Australia (2000).

Menjabat sebagai Direktur IT, Treasury dan International Banking Perseroan


(2019-sekarang).
Jabatan lain yang pernah dipegang antara lain:
- Direktur Treasury, Financial Institution, Funding & Fintech Solution, PT Bank
Jtrust Indonesia Tbk. (2016-2019);
- EVP Treasury, Financial Institution & Special Asset Management, PT Bank
Jtrust Indonesia Tbk. (2015-2016);
- VP Treasury Interbank – Global Financial Market, PT Bank DBS Indonesia
(2008-2015);
- Assistant Vice President Treasury – Head of Interbank, PT Bank Chinatrust
Indonesia (2007-2008); dan
- Assistant Vice President Treasury – Chief Dealer, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk (2006-2007).

Tedi Setiawan
Direktur Operasional

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Bandung. Lahir pada tanggal 19 Juni


1966, yang saat ini berusia 55 tahun.

Memperoleh gelar Sarjana Fisip, Universitas Katolik Parahyangan, Kota


Bandung (1991), gelar Magister di bidang Manajemen, Universitas Pasundan,
Kota Bandung (2014).

Menjabat sebagai Direktur Operasional Perseroan (2019 - saat ini). Jabatan lain
yang pernah dipegang antara lain:
- Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis, PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2015-2019);
- Pemimpin Divisi Manajemen Anak Perusahaan PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (2012); dan
- Pemimpin Divisi Treasury, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk. (2010-2012).

81
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 jumlah remunerasi yang diterima oleh
Dewan Komisaris adalah sebesar Rp28.188 juta.

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 jumlah remunerasi yang diterima oleh
Direksi adalah sebesar Rp74.735 juta.

A.5. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

DEWAN KOMISARIS

Tugas Dewan Komisaris

Sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris Perseroan terus proaktif melakukan
pengawasan terhadap kinerja Direksi dan memberikan masukan kepada Direksi. Bentuk pengawasan
yang dilakukan Dewan Komisaris tentunya mengacu pada implementasi atas rekomendasi yang telah
diberikan Dewan Komisaris terhadap Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Dewan Komisaris telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Persetujuan revisi kebijakan tata kelola bank.
2. Persetujuan rencana kerja dan anggaran SKAI.
3. Penilaian Kinerja Direksi Posisi Tahun 2020 Berdasarkan Metode Self Assessment.
4. Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk Audit Pengelola Dana CSR Tahun 2020.
5. Perkembangan Program Kaderisasi dan Program Pengembangan Kemampuan Bagi anggota
Dewan Komisaris dan angggota Direksi.
6. Perpanjangan Perjanjian Kerja Anggota Komite dari Pihak Independen.
7. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk Periode Semester II Tahun 2020.
8. Persetujuan pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait an koperasi ZIEBAR.
9. Persetujuan penerbitan laporan keuangan per 31 Desember 2020.
10. Persetujuan penyesuaian RBB tahun 2021 – 2023.
11. Persetujuan penyesuaian struktur organisasi.
12. Persetujuan penyediaan dana fasilitas kredit kepada pihak terkait an PT BPR serang, PD BPR
Berkah, dan PT Artdeco Sejahtera Abadi.
13. Persetujuan penunjukan KAP untuk penerbitan comfort letter dalam rangka Penawaran Umum
Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III bank bjb Tahap I Tahun 2021.
14. Persetujuan penerbitan laporan keuangan periode 31 Maret 2021.
15. Pengajuan Calon Direktur Kepatuhan Untuk Mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan
Kepada OJK.
16. Pengadaan Jasa Kantor Akuntan Publik (KAP).
17. Penunjukan KAP untuk Audit Penjatahan dan Biaya Emisi Penawaran Umum Berkelanjutan III
(PUB III) Obligasi Subordinasi Tahap I Tahun 2021.
18. Penyesuaian Remunerasi Anggota Komite Dari Pihak Independen.
19. Persetujuan Fasilitas Kredit Kepada Pihak Terkait an. PT Jasa Sarana.
20. Persetujuan Revisi Kebijakan Perkreditan Bank.
21. Persetujuan Revisi Rencana Bisnis Bank bjb Tahun 2021 – 2023.
22. Persetujuan Fasilitas Kredit Kepada Pihak Terkait an. PT BPR Karya Utama Jabar.
23. Persetujuan Corporate Plan bank bjb Tahun 2021 – 2025.
24. Persetujuan penerbitan laporan keuangan per 30 Juni 2021.
25. Persetujuan Penjualan Piutang Kepada Bank Banten.
26. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis DPLK bank bjb Semester II Tahun 2020.
27. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis DPLK bank bjb Semester I Tahun 2021.
28. Laporan Evaluasi Dewan Pengawas Terhadap Kinerja Investasi DPLK bank bjb Semester II
Tahun 2020.
29. Laporan Evaluasi Dewan Pengawas atas Kinerja Investasi DPLK bank bjb Semester I Tahun 2021.
30. Laporan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Jasa Audit Oleh Akuntan Publik (AP) dan/atau Kantor
Akuntan Publik (KAP).

82
31. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk Periode Semester I Tahun 2021.
32. Persetujuan Fasilitas Kredit Kepada Pihak Terkait an. PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar
(Perseroda).
33. Persetujuan Pemberian Limit Credit Line Pada Pihak Terkait a.n PT Bank Jabar Banten Syariah
(bjb Syariah).
34. Pengajuan Calon Komisaris Independen Untuk Mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Kepada OJK.
35. Penunjukan KAP Untuk Audit Laporan Keuangan dan Penerbitan Comfort Letter terkait program
PMHMETD.
36. Persetujuan Penyediaan Dana Fasilitas Kredit Cash Collateral Kepada Pihak Terkait an. PT BPR
Cipatujah Jabar (Perseroda).
37. Penunjukan KAP untuk Audit Laporan Keuangan Tahun Buku 2021.

Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran

Periode Januari hingga Oktober 2021, Perseroan mengadakan rapat Dewan Komisaris sebanyak 21
kali dan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 29 kali, dengan tingkat kehadiran
sebagai berikut:

Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris dan Direksi


Nama Jumlah Jumlah
Kehadiran Persentase Kehadiran Persentase
Rapat Rapat
Farid Rahman 21 21 100% 29 29 100%
Muhadi 21 21 100% 29 29 100%
Fahlino Fauzi Sjuib 21 21 100% 29 29 100%

DIREKSI

Ruang Lingkup Pekerjaan dan Tanggung Jawab

Berikut ini adalah ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab dari anggota Direksi Perseroan:

Jabatan dan Ruang


Nama Tanggung Jawab
Lingkup Pekerjaan
Yuddy Renaldi Direktur Utama - Bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Perseroan
secara efektif dan efisien.
- Memastikan informasi yang terkait dengan Perseroan selalu tersedia
bila diperlukan oleh Dewan Komisaris dan Regulator.
Cecep Trisna Direktur Kepatuhan - Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan
Perseroan.
- Menghasilkan kebijakan kepatuhan atas prinsip-prinsip kepatuhan
yang akan ditetapkan oleh Direksi.
- Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman internal Perseroan.
- Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan telah
sesuai dengan ketentuan OJK dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
- Meminimalkan Risiko Kepatuhan Perseroan.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan
yang diambil Direksi Perseroan tidak menyimpang dari ketentuan
OJK dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Melakukan tugas lain yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

83
Jabatan dan Ruang
Nama Tanggung Jawab
Lingkup Pekerjaan
Nia Kania Direktur Keuangan - Memastikan berjalannya prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Perundang-undangan
dan peraturan internal bank lainnya yang berlaku.
- Memastikan informasi yang terkait dengan bidang-bidang dibawahnya
selalu tersedia untuk Dewan Komisaris dan Regulator.
- Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengembangkan, membina,
mengelola serta mengevaluasi perlaksanaan tugas dari bidang-
bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya agar efektif dan
efisien dengan mengutamakan asas keseimbangan.
- Mengembangkan program efisiensi, efektivitas, dan manajemen mutu
dari produk-produk bank, serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit kerja masing-masing.
- Memantau serta mengawasi Batas Maksimal Pemberian Kredit atas
aktifitas intermediasi bank.
- Memonitor kualitas hasil kerja dan kinerja seluruh bidang-bidang
dibawahnya agar Rencana Bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja masing-masing bidang
dibawahnya.
Rio Lanasier Direktur Information - Memastikan berjalannya prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
Technology, Treasury dan terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Perundang-undangan
International Banking dan peraturan internal bank lainnya yang berlaku.
- Memastikan informasi yang terkait dengan bidang-bidang dibawahnya
selalu tersedia untuk Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
- Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengembangkan, membina,
mengelola serta mengevaluasi perlaksanaan tugas dari bidang-
bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya agar efektif dan
efisien dengan mengutamakan asas keseimbangan.
- Mengembangkan program efisiensi, efektivitas, dan manajemen mutu
dari produk-produk bank, serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit kerja masing-masing.
- Memantau serta mengawasi Batas Maksimal Pemberian Kredit atas
aktifitas intermediasi bank.
- Memonitor kualitas hasil kerja dan kinerja seluruh bidang-bidang
dibawahnya agar Rencana Bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja masing-masing bidang
dibawahnya.
Suartini Direktur Konsumer dan - Memastikan berjalannya prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
Ritel terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Perundang-undangan
dan peraturan internal bank lainnya yang berlaku.
- Memastikan informasi yang terkait dengan bidang-bidang dibawahnya
selalu tersedia untuk Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
- Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengembangkan, membina,
mengelola serta mengevaluasi perlaksanaan tugas dari bidang-
bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya agar efektif dan
efisien dengan mengutamakan asas keseimbangan.
- Mengembangkan program efisiensi, efektivitas, dan manajemen mutu
dari produk-produk bank, serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit kerja masing-masing.
- Memantau serta mengawasi Batas Maksimal Pemberian Kredit atas
aktifitas intermediasi bank.
- Memonitor kualitas hasil kerja dan kinerja seluruh bidang-bidang
dibawahnya agar Rencana Bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja masing-masing bidang
dibawahnya.

84
Jabatan dan Ruang
Nama Tanggung Jawab
Lingkup Pekerjaan
Tedi Setiawan Direktur Operasional - Memastikan berjalannya prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Perundang-undangan
dan peraturan internal bank lainnya yang berlaku.
- Memastikan informasi yang terkait dengan bidang-bidang dibawahnya
selalu tersedia untuk Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
- Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengembangkan, membina,
mengelola serta mengevaluasi perlaksanaan tugas dari bidang-
bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya agar efektif dan
efisien dengan mengutamakan asas keseimbangan.
- Mengembangkan program efisiensi, efektivitas, dan manajemen mutu
dari produk-produk bank, serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit kerja masing-masing.
- Memantau serta mengawasi Batas Maksimal Pemberian Kredit atas
aktifitas intermediasi bank.
- Memonitor kualitas hasil kerja dan kinerja seluruh bidang-bidang
dibawahnya agar Rencana Bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja masing-masing bidang
dibawahnya.
Nancy Adistyasari Direktur Komersial dan - Memastikan berjalannya prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
UMKM terhadap Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Perundang-undangan
dan peraturan internal bank lainnya yang berlaku.
- Memastikan informasi yang terkait dengan bidang-bidang dibawahnya
selalu tersedia untuk Dewan Komisaris dan Bank Indonesia.
- Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengembangkan, membina,
mengelola serta mengevaluasi perlaksanaan tugas dari bidang-
bidang yang berada di bawah tanggung jawabnya agar efektif dan
efisien dengan mengutamakan asas keseimbangan.
- Mengembangkan program efisiensi, efektivitas, dan manajemen mutu
dari produk-produk bank, serta memastikan dilaksanakannya secara
konsisten di lingkungan unit kerja masing-masing.
- Memantau serta mengawasi Batas Maksimal Pemberian Kredit atas
aktifitas intermediasi bank.
- Memonitor kualitas hasil kerja dan kinerja seluruh bidang-bidang
dibawahnya agar Rencana Bisnis yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
- Memantau serta mengendalikan penerapan manajemen risiko dan
penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada bidang-bidang dibawahnya.
- Mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja masing-masing bidang
dibawahnya.

Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran

Periode Januari hingga Oktober 2021, Perseroan mengadakan rapat Direksi dan rapat gabungan Direksi
dan Dewan Komisaris masing-masing sebanyak 35 kali dan 5 kali rapat, dengan tingkat kehadiran
sebagai berikut:

Rapat Direksi Rapat Direksi dan Dewan Komisaris


Nama
Jumlah Rapat Kehadiran Persentase Jumlah Rapat Kehadiran Persentase
Yuddy Renaldi; 35 35 100% 5 5 100%
Agus Mulyana*; 35 10 29% 5 3 100%
Nia Kania; 35 35 100% 5 5 100%
Rio Lanasier; 35 31 89% 5 5 100%
Suartini; 35 34 97% 5 5 100%
Tedi Setiawan; 35 35 100% 5 5 100%
Nancy Adistyasari; 35 35 100% 5 5 100%
Cecep Trisna**; 35 11 31% 5 1 20%
*Masa jabatan berakhir pada tanggal 6 April 2021
**Efektif menjabat sejak tanggal 22 Juli 2021

85
SEKRETARIS PERUSAHAAN (CORPORATE SECRETARY)

Perseroan telah memiliki sekretaris perusahaan yaitu Divisi Corporate Secretary, sebagaimana
disyaratkan dalam POJK No.35/2014, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.0581/SK/
DIR-HCA/2020 tanggal 9 September 2020, Perseroan telah menunjuk Widi Hartoto sebagai Pemimpin
Divisi Corporate Secretary Perseroan.

Adapun keterangan mengenai pendidikan, pengalaman kerja dan pelatihan yang pernah diikuti dari
Widi Hartoto adalah sebagai berikut:

Pendidikan

Meraih gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen dari Universitas Prof. DR. Moestopo
pada tahun 2003.

Pengalaman Kerja

Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Pemimpin Divisi Corporate Secretary (2017-2020) dan Pemimpin
Grup Kesekretariatan Direksi (2014-2017).

Kontak Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

Alamat korespondens : Divisi Corporate Secretary


Menara bank bjb Lantai 7
Jl. Naripan No. 12 – 14 Bandung
Telepon : (022) 4234868
Faksimil : (022) 4206099
Email : ir@bankbjb.co.id

Pelatihan yang pernah diikuti

Agar dapat terus mengikuti perkembangan terkini mengenai pelaksanaan fungsi dan peran Sekretaris
Perusahaan yang efektif, Perseroan telah memfasilitasi pegawai di lingkungan Sekretaris Perusahaan
mengikuti pelatihan maupun training. Pada periode Tahun 2021, Sekretaris Perusahaan telah mengikuti
training sebagai berikut:

Tahun Pelatihan
bjb Flash, Penerapan Anti Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-
PPT) bank bjb Komitmen OJK
Executive Workshop Tahun 2021, Full Commitment and Optimism To Achieve Goals In 2021
2021 Business Model Canvas, Project Assignment & Presentation
Executive Forum, Urgensi Penerapan Good Corporate Governance Perusahaan Publik Dalam
Rangka Mendorong Pemulihan Ekonomi Daerah (Blended Learning)
Business Model Canvas Bagi Pejabat Eksekutif

Tugas dan tanggung jawab Divisi Corporate Secretary antara lain sebagai berikut:

1. Memformulasikan dan melaksanakan strategi humas (public relations/investor relations)/komunikasi


promosi yang bertujuan meningkatkan citra dan reputasi Perseroan.
2. Merancang, mengembangkan dan melaksanakan strategi dan program kepedulian sosial/CSR
dengan tepat sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada dalam membangun reputasi di
mata pihak eksternal dan membangun komitmen serta motivasi para karyawannya secara internal.
3. Menyusun dan mengkoordinasikan konsep komunikasi promosi produk dan jasa layanan ke pihak
eksternal, baik melalui call center ataupun pihak/media yang ditunjuk, dengan tujuan mendukung
pertumbuhan bisnis.
4. Menyusun, merumuskan dan mengembangkan kebijakan bidang kesekretariatan.

86
5. Mengelola kegiatan kesekretariatan untuk Direksi dan Dewan Komisaris.
6. Memastikan agar catatan-catatan organisasi termasuk dokumen Anggaran Dasar Perseroan,
daftar Direksi dan Dewan Komisaris, notulen rapat-rapat Direksi dan Dewan Komisaris, laporan
keuangan, serta catatan resmi Perseroan lainnya tersimpan baik sesuai dengan tuntutan hukum
yang berlaku, dan dapat disediakan pada saat diminta oleh pihak yang berwenang di perusahaan.
7. Mengelola undangan rapat dan keluar masuknya informasi dari dan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris.
8. Mengkoordinasikan kegiatan rapat Direksi dan menjalankan fungsi sebagai notulis dalam rapat
Direksi.
9. Mengelola penyusunan dan revisi atau pengembangan pedoman tugas Direksi dan Dewan
Komisaris.
10. Mengelola kegiatan protokoler untuk Direksi dan Dewan Komisaris.
11. Mengelola Laporan Khusus Direksi dan/atau Dewan Komisaris kepada lembaga eksternal.
12. Mengelola administrasi saham Perseroan.
13. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal.
14. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi:
a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada situs Web
Perseroan;
b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;
c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;
d. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Direksi dan/atau Rapat Dewan Komisaris; dan
e. Pelaksanaan program orientasi terhadap Perseroan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
15. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.
16. Melakukan koordinasi dengan Divisi Pengendalian Keuangan dalam hal penatausahaan pembagian
Dividen dan pembuatan laporan modal secara periodik serta laporan atas setiap perubahan modal
kepada Regulator.
17. Mengawasi semua komunikasi eksternal agar semua pesan keluar sudah dibuat dengan jelas dan
konsisten dengan strategi komunikasi Perseroan.
18. Menyusun siaran pers yang efektif, mempersiapkan informasi bagi jurnalis dalam bentuk media
kits, dan memanfaatkan website Perseroan secara maksimal.
19. Secara proaktif dan kreatif mengidentifikasikan peluang serta bahan cerita yang dapat mengangkat
citra dan reputasi di mata publik.
20. Menerbitkan tulisan-tulisan editorial terpilih (siaran pers, wawancara dan laporan) lewat media
yang cocok, dan meng-update kanal-kanal komunikasi internal.
21. Mempersiapkan draft pidato dan isi wawancara bagi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris
serta pejabat eksekutif Perseroan, serta mengatur wawancara dan kontak lain dengan pihak media.
22. Mengevaluasi program periklanan dan promosi Perseroan serta kesesuaiannya dengan program
humas lainnya.
23. Mengarahkan aktivitas dari agensi eksternal/konsultan yang mengembangkan dan melaksanakan
strategi komunikasi serta program informasi.
24. Merancang dan mengembangkan program kepedulian sosial/CSR dan melaksanakannya sebagai
proyek-proyek yang memiliki cakupan, pencapaian (milestone), batas waktu, batas anggaran dan
hasil-hasil (deliverables) yang jelas.
25. Menunjuk, mengarahkan, memantau dan mengkaji ulang kinerja dari para-Manager proyek.
26. Mengevaluasi program-program CSR dalam hal citra serta reputasi yang terbangun.
27. Mengevaluasi hasil survei kepuasan nasabah dan komunikasi pemasaran. Jika diperlukan, dapat
merekomendasikan pengemasan ulang (repackaging) dari produk-produk yang sudah ada.
28. Melakukan kordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan pengaplikasian kebijakan dan/atau
panduan untuk mendukung kelancaran proses pengelolaan Divisi Corporate Secretary.
29. Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan mengusulkan program kerja Divisi Corporate Secretary
kepada Direktur yang membidangi serta mengontrol penggunaan anggaran Divisi Corporate
Secretary agar sesuai dengan program kerja tersebut.
30. Membina dan meningkatkan kualitas Pegawai Divisi Corporate Secretary dalam hal efektivitas
kinerja.

87
31. Mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi dengan Divisi lain, Kantor Wilayah, Kantor Cabang,
dalam hal pelaksanaan berbagai pengelolaan kinerja dan aktivitas Divisi Corporate Secretary.
32. Mengelola penerapan manajemen risiko di Divisi Corporate Secretary.
33. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap Peraturan Regulator dan Peraturan
Perundang-undangan, serta Peraturan Intern lainnya yang berlaku.
34. Memonitor seluruh bidang kerja Divisi Corporate Secretary sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
35. Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan internal Perseroan dan ketentuan lain yang berkaitan
dengan ruang lingkup tugas di lingkungan divisinya.
36. Melakukan koordinasi dalam penyediaan data/dokumen terkait dengan pemeriksaan internal dan
eksternal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan batas kewenangan yang diberikan oleh
Direksi.
37. Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan internal dan
eksternal sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan Direksi.
38. Memberikan masukan dan pertimbangan yang menyangkut bidang tugasnya kepada Direksi dan/
atau Dewan Komisaris.
39. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

KOMITE AUDIT

Komite Audit merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan pengawasaan
atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit dan proses pelaporan keuangan. Fungsi
utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris memenuhi tugas dan tanggungjawabnya
dengan menelaah laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya sebelum diberikan Perseroan
kepada stakeholders serta menelaah sistem pengendalian internal Perseroan, dan efektivitas fungsi
audit internal.

Dasar pembentukan Komite Audit Perseroan mengacu pada POJK No.55/2015, Komite Audit merupakan
alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atas efektivitas
sistem pengendalian intern, internal audit, proses pelaporan keuangan, sehingga Perseroan dapat
dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertangungjawaban, independensi, dan
kewajaran.

Pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
1. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-
PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance
pada Badan Usaha Milik Negara.
2. POJK No. 55/2016 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
3. POJK No. 562016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum.
4. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Nomor 01/SK/DKO/2021 tanggal 7 April 2021.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode


Farid Rahman Ketua (Independen) 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Wawan Hermawan Anggota (Independen) 2020 s/d 2022
Mokhamad Anwar Anggota (Independen) 2020 s/d 2022

Piagam Komite Audit

Perseroan telah memiliki pedoman dan tata tertib Kerja Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris Nomor 12/SK/DKO/2019 tanggal 04 Desember 2019 tentang Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Komite Audit yang menetapkan secara jelas peran, tanggungjawab dan lingkup kerjanya
untuk meningkatkan efektifitas, tanggungjawab, keterbukaan dan objektifitas Dewan Komisaris dalam
menjalankan fungsinya. Dalam Piagam Komite Audit diatur organisasi dan masa kerja Komite Audit,
tugas dan tanggung jawab, rapat, pelaporan dan anggaran serta standar etika bagi Komite Audit.

88
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Tugas Komite Audit antara lain adalah:

1. Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan


Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan Laporan Keuangan
Perseroan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Komite Audit:
a. Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar dan kebijakan
akuntansi yang berlaku.
b. Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Perseroan seperti
laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
c. Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota
Komite Audit secara bulanan, triwulanan dan tahunan.
d. Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian aktiva dan passiva, komitmen dan
kontijensi serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk.
e. Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan yang mengandung transaksi-transaksi
yang kompleks dan tidak lazim.
f. Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak terkait.
g. Menilai dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap saran yang diajukan
oleh Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor Internal jika terdapat perubahan dalam ruang
lingkup audit serta prinsip dan standar akuntansi.
h. Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor Internal bila
menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak konsisten.

2. Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) serta Pengawasan Pekerjaannya
Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kantor Akuntan
Publik yang akan melakukan audit tahunan sebagai Auditor Eksternal sekurang-kurangnya
melakukan, sebagai berikut:
a. Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP
- Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan melakukan audit
Laporan Keuangan Tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris.
- Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada Lampiran Pedoman Kerja Komite
Audit - Proses penunjukkan Auditor Independen, dengan berpedoman pada peraturan
yang berlaku.
- Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja dengan auditor
ekstern kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat bahwa independensi auditor
dapat terganggu atau terbukti bahwa auditor tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik.
b. Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal
- Melakukan evaluasi terhadap Rencana Audit dan kecukupan program audit serta
melakukan pengawasan atas pekerjaan Auditor Eksternal serta pemantauan atas tindak
lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan.
- Terlibat dalam dan/atau menerima laporan atas pembahasan temuan audit yang dilakukan
oleh Auditor Eksternal dengan manajemen serta membuat laporan tertulis mengenai
adanya perbedaan pendapat antara auditor dengan manajemen yang perlu mendapat
perhatian Dewan Komisaris.
- Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite Audit sekurang-kurangnya
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap;
a) Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar yang
berlaku
b) Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku
c) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Auditor Eksternal sebagai
rekomendasi untuk Dewan Komisaris.
- Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-area berisiko
tinggi.

89
- Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang pengendalian
internal berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian
internal, serta pemenuhan dan ketepatan laporan keuangan Perseroan.
- Memastikan agar Auditor Eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan audit umum
(general audit) mengkomunikasikan hal-hal berikut;
a) Tingkat tanggung jawab auditor terhadap pengendalian internal dalam penyajian
laporan keuangan
b) Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan
c) Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal
d) Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang signifikan
terhadap laporan keuangan
e) Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta penyimpangan terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh manajemen atau pegawai
yang berdampak salah saji material dalam laporan keuangan
f) Koreksi audit yang signifikan.
g) Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap laporan tahunan yang berisi
laporan keuangan auditan.
h) Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar akuntansi, lingkup
audit, pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata-kata yang digunakan auditor
dalam laporan auditnya.
i) Adanya perbedaan pendapat antara manajemen dengan auditor eksternal untuk
melakukan konsultasi dengan Auditor Eksternal lainnya.
j) Hambatan dalam pelaksanaan audit.
- Melakukan kajian bersama Komisaris, Direksi serta Auditor Eksternal mengenai:
a) Laporan Keuangan Tahunan Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan
sebelum dipublikasikan.
b) Laporan audit dari Auditor Eksternal mengenai Laporan Keuangan Tahunan Perseroan
dan pendapat serta saran dari Auditor Eksternal.
c) Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh Auditor Eksternal serta memonitor
tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan manajemen.
d) Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta meyakinkan tidak
adanya kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan juga hal-hal spesifik yang
ditemui dalam penugasan.
e) Menilai pendapat Auditor Eksternal tentang kualitas dan ketepatan penerapan Standar
Akuntasi Keuangan yang berlaku bagi perbankan.
- Komite Audit melakukan evaluasi terhadap Auditor Ekstern mengenai kualifikasi, kinerja
dan independensi atas Partner Audit dari KAP serta auditor yang ditugaskan untuk
melakukan audit keuangan, menerima masukan dari manajemen serta Divisi Audit Intern
atas pekerjaan Auditor Eksternal tersebut.
- Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta Auditor Eksternal untuk
mendapatkan pengertian atas pertimbangan yang digunakan dalam menentukan standar
akuntansi beserta aplikasinya.
- Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar akuntansi.

3. Evaluasi Jasa Non-Audit


Untuk menjaga independensi Auditor Eksternal, Komite Audit wajib melakukan evaluasi sebelum
memberikan persetujuan awal (pre-approval) terhadap jasa non-audi yang akan ditugaskan kepada
Auditor Eksternal yang sedang melaksanakan jasa audit. Jasa-jasa non-audit yang mengganggu
independensi adalah:
a. Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau laporan
keuangan Perseroan.
b. Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan
c. Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas kewajaran
d. Jasa aktuaria
e. Jasa outsourcing internal audit
f. Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia
g. Jasa perantara

90
h. Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak berkaitan dengan audit
i. Jasa konsultasi perpajakan
j. Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.

4. Pengawasan Pengendalian Internal


Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional Perseroan
sesuai dengan fungsi masing-masing agar tidak melanggar peraturan Bank Indonesia, peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:
a. Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit Intern sebagai
masukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal.
b. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit dapat memberikan
masukan kepada Manajemen Perseroan, melalui Dewan Komisaris, saran tersebut berkenaan
dengan peningkatan kinerja Divisi Audit Intern.
c. Mengkaji dan memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas Rencana Kerja Tahunan
Audit Internal, termasuk ruang lingkup Audit, serta untuk memastikan bahwa Rencana
Kerja Tahunan Audit Internal tersebut sudah mencakup risiko operasional Perseroan secara
Keseluruhan.
d. Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program Kerja Audit tahunan yang disusun oleh
Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit, dan merekomendasikan hasil evaluasinya kepada
Dewan Komisaris.
e. Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris atas kesulitan dan hambatan
yang dihadapi Audit Internal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk hambatan atas lingkup
kerja audit dan/atau hambatan akses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
f. Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit Intern untuk;
- Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka membahas temuan dan/atau hal-hal lain
yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian internal, serta kekeliruan
penerapan standar akuntansi termasuk melakukan pemantauan tindak lanjut Manajemen
Perseroan atas temuan tersebut.
- Membahas tanggapan Manajemen Perseroan atas temuan signifikan dalam operasional
Perseroan serta rekomendasi yang diberikan oleh Divisi Audit Intern terhadap temuan
tersebut.
- Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi, mengevaluasi
kegiatan, struktur organisasi dan kualifikasi anggota audit internal.
- Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak dari kelemahan
signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
g. Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi Audit Intern serta melakukan evaluasi
atas aktivitas-aktivitas rutin, penempatan auditor internal, dan struktur organisasi Divisi Audit
Intern.
h. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang:
- Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari rencana semula, termasuk sumber
daya manusia dan anggaran Audit Internal
- Pemuktahiran Pedoman Kerja Komite Audit
- Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit
i. Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat merekomendasikan tentang
pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern.

5. Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-undangan


Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan dan Hukum sesuai dengan fungsinya masing-masing
bertugas untuk memantau kepatuhan operasional Perseroan terhadap Peraturan dan Perundang-
undangan yang berlaku, Peraturan Bank Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Bank Indonesia, auditor ekstern, satuan kerja Kepatuhan, Satuan Kerja
Audit Intern, satuan kerja Manajemen Risiko/Komite Manajemen Risiko.
b. Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia, Komite Audit harus
melaporkan kepada Dewan Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi.

91
6. Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga
Komite Audit tidak hanya menerima informasi yang berasal dari pelaksanaan tugas-tugas rutinnya,
akan tetapi juga menerima pengaduan pihak ketiga mengenai akuntansi, pengendalian internal dan
fraud yang dapat mengganggu operasi Perseroan.
a. Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:
- Pengaduan disampaikan secara tertulis.
- Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat.
b. Penelaahan Pengaduan
Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit dapat
meminta audit intern untuk menindaklanjutinya.
c. Hasil Penelaahan
Jika dari hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga
ternyata benar:
- Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada Dewan Komisaris.
- Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil penelaahan, jika diminta oleh Dewan
Komisaris.

7. Pelaksanaan Tugas Terkait Pelaksanaan Tata kelola Dana Pensiun


Dalam hal pelaksanaan tata kelola dana pensiun, Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai fasilitator bagi Dewan Pengawas (dalam hal ini Dewan Komisaris bank bjb) untuk
memastikan bahwa:
a. Struktur pengendalian internal dana pensiun telah dilaksanakan dengan baik.
b. Pelaksanaan audit internal maupun audit eksternal telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.

8. Pelaksanaan Tugas Khusus


Tugas khusus merupakan tugas diluar rutin sebagaimana diperintahkan oleh Dewan Komisaris,
dengan memberikan surat penugasan kepada Komite Audit.
a. Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena:
- terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan Komisaris, memperluas
evaluasi dengan melaksanakan Audit Investigasi untuk menentukan dampak dan besarnya
kerugian akibat pelanggaran tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut,
Komite Audit dapat meminta bantuan pihak Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.
- terdapat laporan/pengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan
dan/atau kecurangan.
b. Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain dapat:
- Melakukan evaluasi terhadap semua pencatatan termasuk didalamnya risalah rapat
Direksi dan risalah rapat Dewan Komisaris, dokumentasi serta informasi lainnya yang
diperlukan.
- Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan dalam
Berita Acara Tanya Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
- Jika dianggap perlu, melakukan audit investigasi yang dilaksanakan bekerjasama dengan
Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal.

Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:


1. Memastikan bahwa laporan keuangan Perseroan dapat dimengerti, transparan dan dapat
diandalkan.
2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern maupun
Auditor Ekstern sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi
standar.
3. Melakukan evaluasi kebijakan Perseroan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan investigasi akan adanya
kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris memberikan rekomendasi mengenai
penyempurnaan sistem pengendalian intern Perseroan serta pelaksanaannya.

92
4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang signifikan.
5. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status, kemajuan dan perkembangan
baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi Audit Intern.
6. Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite Audit dan
mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan.

Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite Audit Perseroan:

Farid Rahman
Ketua

Keterangan tentang Farid Rahman adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Wawan Hermawan
Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir pada tanggal 15 Maret 1963 saat ini berusia
56 tahun. Diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan terhitung mulai tanggal 03 Juli 2019
berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 126/PKS/DIR-CS/2019 tanggal 29 Juli 2019.

Meraih gelar D3 Akuntansi di Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) di Universitas Padjadjaran
Bandung pada Tahun 1986, Meraih gelar Sarjana di di bidang Manajemen dari Universitas Bandung
Raya (UNBAR) pada Tahun 2014. Beliau pernah menduduki berbagai jabatan penting bi bank bjb,
antara lain sebagai Pemimpin bagian Akuntansi Keuangan bank bjb, Pemimpin Grup Audit Kantor Pusat
& Kantor Wilayah bank bjb, dan Pemimpin Grup SD & QA Audit Internal bank bjb.

Mokhamad Anwar
Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir pada tanggal 28 Juni 1971 saat ini berusia 46
tahun. Diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan terhitung mulai tanggal 25 Agustus 2016
berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0811/SK/DIR-CS/2016 tanggal 19 September 2016 yang
telah beberapa kali diperbaharui dan terakhir dengan Surat Keputusan Direksi nomor 0541/SK/DIR-
CSE/2020 tanggal 24 Agustus 2020.

Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Padjajaran pada tahun 1996 dan memperoleh
gelar Magister di bidang Finance dari Universitas Indonesia pada tahun 2003, dan gelar Doktor di bidang
Finance and Banking dari University of Leicester, School of Business (ULSB), UK. Beliau menduduki
berbagai jabatan penting, antara lain sebagai Kepala Program Studi Master of Management, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, UNPAD (2018-sekarang) serta Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAD
(2003-sekarang).

KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan dibentuk berdasarkan:


1. POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
2. POJK No. 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan
Publik
3. POJK No. 55/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum
4. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Nomor 01/SK/DKO/2021 tanggal 7 April 2021.

93
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan adalah
sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode


Farid Rahman Ketua merangkap anggota (Komisaris Independen) 2019 s/d RUPS Tahunan ke 5
Muhadi Anggota (Komisaris) 2019 s/d RUPS Tahunan ke 5
Fahlino F. Sjuib Anggota (Komisaris Independen) 2019 s/d RUPS Tahunan ke 5
Pemimpin Divisi Human 2019 s/d Selama Menjabat Pemimpin
Anggota
Capital (ex-officio) Divisi Human Capital
Ernie Tisnawati Sule Anggota (Pihak Independen) 2020 s/d 2022

Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

Agar Komite Nominasi dan Remunerasi dapat bekerja secara efektif, maka Komite Nominasi dan
Remunerasi harus mempunyai suatu pedoman yang mengatur secara jelas peran dan tanggung jawab
komite dan lingkup kerjanya, yang ditetapkan atas keputusan Dewan Komisaris bank bjb. Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi terakhir diatur dalam Surat Keputusan Dewan
Komisaris Nomor 04/SK/DKO/2021 tanggal 22 Juni 2021.

Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi


1. Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan
melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan Dewan
Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.
2. Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
3. Komite Nominasi dan Remunerasi wajib bertindak independen dalam melaksanakan tugasnya.

Tugas yang terkait dengan Nominasi, yaitu:


1. Memberikan rekomendasi pemberhentian, pengisian, dan penggantian Pengurus untuk disampaikan
atas nama Dewan Komisaris kepada RUPS.
2. Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris
3. Memberikan usulan yang memenuhi syarat sebagai anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
4. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Pengurus kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Sistem
dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Pengurus dituangkan dalam Pedoman
Nominasi sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi
5. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi calon anggota Komite
kepada Dewan Komisaris.
6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan evaluasi kinerja bagi
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
7. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris berdasarkan tolak ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi
8. Memberikan rekomendasi mengenai program pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/
atau anggota Dewan Komisaris

Tugas yang terkait dengan Remunerasi, yaitu:


1. Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kebijakan
remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan lainnya.
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:
a. Struktur remunerasi
b. Kebijakan atas remunerasi
c. Besaran atas remunerasi

94
3. Penyusunan struktur, kebijakan, dan besaran remunerasi sebagaimana yang dimaksud pada
angka 2) harus memperhatikan :
a. Remunerasi yang berlaku pada industri sesuai dengan kegiatan usaha perusahaan sejenis
dan skala usaha perusahaan dalam industri.
b. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja perusahaan
c. Target kinerja atau kinerja masing – masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
d. Keseimbangan tunjangan yang bersifat tetap dan bersifat variabel
4. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang
diterima masing – masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
5. Mengevaluasi struktur, kebijakan, dan besaran remunerasi yang berlaku pada Bank paling kurang
1 (satu) tahun sekali.
6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:
a. Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan tunjangan lainnya bagi Dewan Komisaris dan
Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.
b. Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk
disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.
7. Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam angka 6) disampaikan dengan memperhatikan
kinerja, risiko, kewajaran dengan peer group, sasaran, strategi jangka panjang Bank, pemenuhan
cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang
diterima masing – masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
9. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi pegawai Bank
secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
10. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi telah sesuai dengan ketentuan.

Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi


1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
b. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.
c. Dalam melaksanakan pengawasan tersebut, Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
2. Indikator Penilaian Dewan Komisaris
a. Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan 1 (satu) kali dalam satu tahun setiap akhir tahun
buku baik secara kolektif kolegial maupun individu.
b. Penilaian kinerja menjadi dasar pertimbangan dalam pemberian remunerasi khususnya
tantiem
c. Penilaian menggunakan Indikator dan bobot penilaian yang telah di tetapkan dalam Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi.
d. Untuk penilaian kinerja Direksi secara individual disamping menggunakan parameter
sebagaimana tabel di atas, dapat juga menggunakan hasil balance scorecard dari masing
– masing Direktorat sebagai referansi penilaian terhadap efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab masing – masing Direktur terhadap Direktoratnya.
e. Parameter lainnya sesuai dengan kondisi tertentu dan ketentuan yang berlaku.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan Perusahaan untuk
kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan
4. Penilaian Kinerja Direksi
a. Penilaian kinerja Direksi dilakukan 1 (satu) kali dalam satu tahun setiap akhir tahun buku baik
secara kolektif kolegial maupun individu.
b. Penilaian kinerja menjadi dasar pertimbangan dalam pemberian remunerasi khususnya
tantiem
c. Penilaian menggunakan Indikator dan bobot penilaian yang telah di tetapkan dalam Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi.
d. KNR dapat menggunakan data penilaian balance scorecard setiap Direktorat sebagai bahan
pertimbangan dalam penilaian kinerja Direksi, selain indikator penilaian kinerja Direksi oleh KNR.

95
5. Pelaksanaan Tugas Berkaitan dengan Tata Kelola Dana Pensiun
Dalam hal pelaksanaan tata kelola dana pensiun, Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas
sebagai:
a. Fasilitator bagi Dewan Pengawas dalam membantu Pendiri untuk menetapkan kriteria dan
memilih calon Dewan Pengawas atau Pelaksana Tugas Pengurus
b. Fasilitator bagi Dewan Pengawas dalam membantu Pendiri untuk menetapkan sistem
remunerasi
6. Pelaksanaan Tugas Khusus
a. Melakukan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris dalam batasan lingkup kerja Komite
Nominasi dan Remunerasi sesuai ketentuan perundang-undangan dan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan /Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
b. Dalam hal keperluan penugasan yang diberikan Dewan Komisaris, maka Komite Nominasi
dan Remunerasi dapat menggunakan jasa pihak ketiga yang kompeten dan independen.
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas khusus kepada Dewan Komisaris.

Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Perseroan:

Farid Rahman
Ketua

Keterangan tentang Farid Rahman adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Muhadi
Anggota

Keterangan tentang Muhadi adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4 Pengawasan
dan Pengurusan.

Fahlino F. Sjuib
Anggota

Keterangan tentang Fahlino F. Sjuib adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Dadan Yonanda (Pemimpin Divisi Human Capital)


Anggota ex officio

Warga Negara Indonesia, berdomisili di Bandung dan bekerja pada bank bjb sejak tahun 2015

Ernie Tisnawati Sule


Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir pada tanggal 18 April 1954 saat ini berusia 67
tahun. Diangkat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan terhitung mulai tanggal
1 Maret 2016 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 0267/SK/DIR-CS/2016 tanggal 20 April
2016 yang telah beberapa kali diperbaharui dan terakhir dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 0130/
SK/DIR-CSE/2021 tanggal 28 Februari 2020.

Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi Manajemen dari Universitas Padjajaran pada tahun 1983 dan
memperoleh gelar Magister di bidang Ekonomi Perusahaan Pertanian dari Universitas Padjajaran pada
tahun 1995, dan gelar Doktor di bidang Ekonomi manajemen dari University Padjajaran pada tahun
2006. Beliau menduduki berbagai jabatan penting pada Universitas Padjajaran, antara lain sebagai
Chair of Unpad-BCE (Unpad-BUMN Centre of Excellent), Kepala Departemen Manajemen dan Bisnis
FEB Unpad, Ketua Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad.

96
UNIT AUDIT INTERNAL

Pihak yang ditunjuk sebagai kepala audit internal beserta tim adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan
Joko Hartono Kalisman Pemimpin Satuan Kerja Audit Internal
Asep Dikdik Sudiantara Pemimpin Grup Anti Fraud
Ipon Nursoleha Pemimpin Grup SD & QA
Saldi Prasono Sal Pemimpin Grup Audit Teknologi Informasi
Indra Permana Pemimpin Grup Audit Internal Terintegrasi
Guntur Rovianto Setyadi Pemimpin Grup Audit Umum I
Dudy Priyadi Pemimpin Grup Audit Umum II
Hamdan Astadipura Pemimpin Grup Audit Umum III
Budi Pemimpin Grup Audit Umum IV
Ipan Gumilar Pemimpin Grup Audit Umum V

Tugas dan Tanggung Jawab


Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) memiliki tugas dan tanggung jawab:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja audit internal tahunan.
2. Melakukan evaluasi atas efektivitas semua tingkatan organisasi dalam pengelolaan sumber daya
Bank serta ketaatan kepada kebihakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
3. Memberi rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal untuk melindungi sumber daya,
mendorong pertumbuhan, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan prinsip kehati-
hatian.
4. Menyusun dan memelihara kebijakan dan prosedur kerja audit internal sesuai standar audit terkini.
5. Menetapkan rencana kerja pengembangan kompetensi auditor intern, serta menyusun program
evaluasi mutu kegiatan audit internal.
6. Membuat dan menyampaikan laporan hasil audit, memonitor pelaksanaan tindak lanjut, serta
mengevaluasi kecukupan penyelesaian tindak lanjut.
7. Memberikan konsultasi, baik berdasarkan kebutuhan pihak auditee ataupun secara proaktif
dari SKAI. Aktivitas konsultasi tidak berarti bahwa subjek pembahasan akan dikecualikan dari
pemeriksaan.
8. Melakukan pemeriksaan khusus atau investigasi dan memberikan rekomendasi sanksi sesuai hasil
pemeriksaan.
9. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam hal evaluasi dan penyempurnaan tata kelola perusahaan,
manajemen risiko, dan pengendalian internal.
10. Mengungkapkan segala bentuk potensi benturan kepentingan atas kegiatan atau objek yang akan
diperiksa, termasuk masa tunggu atas posisi sebelum melaksanakan penugasan audit.

KOMITE PEMANTAU RISIKO

Sesuai POJK No. 55/2016, Komite Pemantau Risiko merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris
yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh bank, mengevaluasi
perbaikan yang dilakukan atas kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko bank guna memastikan
telah dilakukannya pengelolaan risiko dengan baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko bank lainnya.

Komite Pemantau Risiko dibentuk berdasarkan:


1. POJK No. 55/POJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum
2. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Nomor 01/SK/DKO/2021 tanggal 7 April 2021.

97
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Komite Pemantau Risiko Perseroan adalah sebagai
berikut:

Nama Jabatan Periode


Ketua merangkap anggota (Komisaris
Fahlino F. Sjuib 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Independen)
Farid Rahman Anggota (Komisaris) 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Muhadi Anggota (Komisaris) 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Nury Effendi Anggota (Pihak Independen) 2022 s/d 2023
Tettet Fitrijanti Anggota (Pihak Independen) 2021 s/d 2023

Piagam Komite Pemantau Risiko

Perseroan memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 02/SK/DKO/2021 tanggal 28 April 2021 tentang Pedoman dan
Tata Tertib Komite Pemantau Risiko.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum (“POJK No. 18/2016”) pasal 2, ruang lingkup manajemen risiko
adalah:
1. Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk bank secara individu maupun
untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak.
2. Penerapan manajemen risiko paling sedikit mencakup
a. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;
b. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, serta penetapan limit risiko;
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko serta
sistem informasi Manajemen Risiko; dan
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris dalam kaitannya dengan manajemen risiko,
berdasarkan POJK No. 18/2016 pasal 7, paling sedikit meliputi:
1. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko;
2. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko; dan
3. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

Sebagaimana tercantum dalam POJK No.55/2016 Pasal 48, Komite Pemantau Risiko wajib melakukan
paling sedikit:
1. Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan
bank.
2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko.

Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.15/POJK.05/2019 Tentang Tata
Kelola Dana Pensiun (POJK No. 15/2019”) Pasal 43 ayat (1), Komite pemantau risiko sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf b bertugas membantu Dewan Pengawas dalam memantau
pelaksanaan manajemen risiko yang disusun oleh Pengurus DPPK atau Pelaksana Tugas Pengurus
serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Dana Pensiun.

Tugas danTanggung Jawab terkait Pemantauan Risiko


1. Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko bank bjb secara triwulanan serta laporan lain
atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi
untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.
2. Mengevaluasi & menganalisa laporan tingkat kesehatan bank untuk bagian profil risiko dan Good
Corporate Governance.

98
3. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan ystem
informasi manajemen risiko bank bjb.
4. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai ketentuan
yang berlaku.

Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau Risiko sesuai ketentuan yang
berlaku.

Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite Pemantau Risiko
Perseroan:

Fahlino F. Sjuib
Ketua

Keterangan tentang Fahlino F. Sjuib adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.
Farid Rahman
Anggota

Keterangan tentang Farid Rahman adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Muhadi
Anggota

Keterangan tentang Muhadi adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4 Pengawasan
dan Pengurusan.

Nury Effendi
Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir di Surakarta, pada tanggal 25 Agustus 1956
saat ini berusia 65 tahun. Diangkat sebagai anggota Komite Pemantau Perseroan terhitung sejak 26
Juli 2011 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 455/SK/DIR-SDM/2011 tanggal 05 Agustus 2019
yang telah beberapa kali diperbaharui dan terakhir dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 0481/SK/
DIR-CSE/2021 tanggal 26 Juli 2021.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Padjadjaran pada tahun 1983 dan gelar Master of Art
di bidang Ekonomi dari Ohio State University pada tahun 1987, serta Doktor di bidang Ekonomi dari
University of Oklahoma pada tahun 2001. Beliau menduduki berbagai jabatan penting di Universitas
Padjajaran, antara lain sebagai Dean Faculty of Economics and Business Padjadjaran University (2012-
2017), Vice Dean for Academic Affairs, Faculty of Economics Padjadjaran University (2000 – sekarang)
Dosen Fakultas Ekonomi, Uniersitas Padjajaran (1983 – sekarang), Guru Besar di Bidang Makro dan
Ekonomi Keuangan Universitas Padjadjaran (2019 – sekarang), serta menjadi Anggota Badan Supervisi
Bank Indonesia (2020 – sekarang)

Tettet Fitrijanti
Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir di Tarakan tanggal 18 Desember 1968, saat
ini berusia 53 tahun. Diangkat sebagai anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan sejak 1 Januari
2014 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 023/SK/DIR-CS/2014 tanggal 24 Januari 2014 yang
telah beberapa kali diperbaharui dan terakhir dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 1310/SK/DIR-
CSE/2019 tanggal 19 Desember 2019.

99
Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Padjajaran tahun 1992, Magister Akuntansi
dari Universitas Gadjah pada tahun 2000, serta Doktor di bidang Manajemen Bisnis pada Universitas
Padjajaran tahun 2010. Beliau menduduki berbagai jabatan penting, antara lain sebagai anggota
senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Padjadjaran.

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Sehubungan dengan pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/ 2016 tanggal
16 Maret 2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum (“POJK 18/2016”), Perseroan
telah membentuk Komite Manajemen Risiko berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.0512/
SK/DIR-MR/2017 tanggal 13 Juni 2017 tentang Kebijakan Umum Manajemen Risiko juncto Surat
Keputusan Direksi No.094/SK/DIR-MR/2017 tanggal 31 Oktober 2017 tentang Pedoman Komite
Manajemen Risiko (Risk Management Committe).

Jabatan Nama Periode


Ketua : Direktur yang membidangi Manajemen
Risiko (Merangkap sebagai anggota tetap
dengan hak suara);
Sekretaris : Pemimpin Divisi Manajemen Risiko
(Merangkap sebagai anggota tetap tanpa
hak suara);
Anggota tetap : Seluruh Direksi Lainnya (Di luar Direktur Berdasarkan SK Direksi No. 094/SK/
Utama); DIR-MR/2017 tanggal 31 Oktober 2017
tentang Pedoman Komite Manajemen
Risiko menyatakan bahwa Struktur dan
Keanggotaan Komite Manajemen Risiko
adalah menunjuk Jabatan.
Anggota tetap Tanpa Hak Suara : - Pemimpin Divisi Kepatuhan
: - Pemimpin Divisi Audit Internal
: - Pemimpin Divisi Credit Risk Review
: - Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis
: - Pemimpin Divisi Change Management
: Office
- Pemimpin Divisi Pengendalian Keuangan

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko

Berikut ini tugas dan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko:
1. Penetapan kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, termasuk strategi manajemen risiko
dan contingency plan dalam kondisi eksternal tidak normal terjadi (worst case scenario);
2. Penetapan atas perbaikan dan penyempurnaan penerapan manajemen risiko yang dilakukan
secara berkala maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal dan
internal Perseroan yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko Perseroan dan
hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut;
3. Penetapan (justification) atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang
menyimpang dari prosedur normal (irregularities), seperti keputusan pelampauan ekspansi usaha
yang signifikan dibandingkan dengan rencana bisnis bank yang telah ditetapkan sebelumnya atau
pengambilan posisi/eksposur risiko yang melampaui limit yang telah ditetapkan;
4. Penetapan perubahan materi yang terdapat pada kebijakan dan prosedur penerapan manajemen
risiko;
5. Memastikan dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi atau limit risiko atas
pengajuan oleh risk taking unit yang dapat diterima serta alokasi modal terkait cadangan risiko
untuk seluruh kegiatan operasional bank;
6. Mengkoordinasikan dan memantau seluruh strategi manajemen risiko;
7. Melakukan evaluasi terhadap penerapan model-model pengukuran risiko bank;
8. Menyetujui strategi manajemen risiko yang melampaui kewenangan pimpinan satuan kerja
operasional;
9. Penetapan risk appetite & risk tolerance atas produk dan aktivitas baru dan sesuai dengan
kemampuan bank untuk melaksanakan produk dan aktivitas baru tersebut;

100
10. Melakukan pemantauan kecukupan permodalan bank terhadap risk exposure sesuai ketentuan
Bank Indonesia yang berlaku;
11. Melakukan evaluasi atas Pelaporan Profil Risiko bank; dan
12. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaaan manajemen risiko.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Komite Manajemen Risiko Perseroan adalah sebagai
berikut:

Nama Jabatan Periode


Cecep Trisna; Ketua
Asep Dhani Fadillah; Sekretaris
Rio Lanasier;
Tedi Setiawan; Berdasarkan SK Direksi No. 094/SK/
Suartini; Anggota tetap DIR-MR/2017 tanggal 31 Oktober 2017
Nancy Adistyasari tentang Pedoman Komite Manajemen
Nia Kania Risiko menyatakan bahwa periode struktur
Joko Hartono; dan keanggotaan Komite Manajemen
Galis Prasetya; Risiko adalah menunjuk masa Jabatan.
Agus Kurniawan; Anggota tetap Tanpa Hak Suara
Ita Garmeita
M. Asadi budiman

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI

Komite Tata Kelola Terintegrasi Perseroan dibentuk berdasarkan:


1. POJK No. 55/ 2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum.
2. POJK No. 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan (“POJK No. 18/2014”).
3. POJK No. 17/POJK.03/2014 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/SEOJK.03/2015
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan.
4. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Nomor 01/SK/DKO/2021 tanggal 7 April 2021.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, susunan Komite Tata Kelola Terintegrasi Perseroan adalah
sebagai berikut:

Nama Jabatan Periode


Ketua merangkap anggota (Komisaris
Fahlino F. Sjuib 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Independen)
Farid Rahman Anggota (Komisaris Utama Independen) 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Muhadi Anggota (Komisaris) 2019 s/d RUPS Tahunan Ke 5
Dinan Sufendi RAE Anggota (Pihak Independen) 2020 s/d 2022
Selama menjabat Dewan Komisaris bank
Ex-Officio dari Dewan Komisaris bank Bjb Syariah dan ditunjuk untuk menjadi
Anggota
bjb Syariah anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
oleh Dewan Komisaris bank bjb Syariah
Selama menjabat menjadi Dewan
Pengawas bank bjb Syariah dan
Ex-Officio dari Dewan Pengawas bank
Anggota ditunjuk untuk menjadi anggota Komite
bjb Syariah
Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan
Pengawas bank bjb Syariah
Selama menjabat menjadi Dewan
Pengawas BPR LPK Intan Jabar dan
Ex-Officio dari Dewan Pengawas BPR
Anggota ditunjuk untuk menjadi anggota Komite
LPK Intan Jabar
Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan
Pengawas BPR LPK Intan Jabar
Selama menjabat menjadi Dewan
Pengawas BPR Karya Utama Jabar dan
Ex-Officio dari Dewan Pengawas BPR
Anggota ditunjuk untuk menjadi anggota Komite
Karya Utama Jabar
Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan
Pengawas BPR Karya Utama

101
Piagam Komite Tata Kelola Terintegrasi

Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memiliki Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola
Terintegrasi (KTT) berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 05/SK/DK/2016 tanggal 31
Maret 2016.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi

Sesuai dengan Pedoman Dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi memiliki Tugas dan
Tanggung Jawab adalah sebagai berikut:

1. Tugas dan Tanggung Jawab Terkait Tata Kelola Terintegrasi


a. Mengawasi penerapan tata kelola pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan agar sesuai
dengan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi.
b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama mengenai pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola
Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan ekstern.
c. Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Terintegrasi yang telah ditetapkan.
d. Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh Direksi
serta laporan lain.
e. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Tata Kelola Terintegrasi sesuai
arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Perseroan.
f. Membuat program kerja tahunan.
g. Membuat laporan hasil evaluasi dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris paling
kurang 1 (satu) kali dalam setiap Triwulan.
2. Pelaksanaan Tugas Khusus
a. Melakukan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris dalam batasan lingkup kerja Komite
Tata Kelola Terintegrasi sesuai ketentuan perundang-undangan dan peraturan Bank Indonesia/
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku.
b. Dalam hal keperluan penugasan yang diberikan Dewan Komisaris, maka Komite Tata Kelola
Terintegrasi dapat menggunakan jasa pihak ketiga yang kompeten dan independen.
c. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas khusus kepada Dewan Komisaris.

Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi
Perseroan:

Fahlino F. Sjuib
Ketua

Keterangan tentang Fahlino F. Sjuib adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Farid Rahman
Anggota

Keterangan tentang Farid Rahman adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4
Pengawasan dan Pengurusan.

Muhadi
Anggota

Keterangan tentang Muhadi adalah sebagaimana telah disampaikan pada subbab A.4 Pengawasan
dan Pengurusan.

Dinan Sufendi RAE


Anggota

Warga negara Indonesia, berdomisili di Bandung Lahir tanggal 6 Juni 1964, saat ini berusia 56 tahun.
Diangkat sebagai anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Perseroan terhitung mulai tanggal 1 Januari
2020 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 1355/SK/DIR-CSE/2019 tanggal 26 Desember 2019.

102
Meraih gelar Sarjana di bidang Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran tahun 1988, gelar
Sarjana Hukum di Universitas Padjadjaran tahun 1990 dan gelar Magister Hukum di Sekolah Tinggi
Hukum Bandung pada tahun 2017. Beliau pernah menduduki berbagai jabatan penting di bank bjb,
antara lain sebagai Grup Head Pengembangan Produk KPR & KKB, Grup Head Operasional Pendidikan
dan Pelatihan, Grup Head Manajemen Risiko Kredit, dan terakhir menjabat sebagai Pemimpin Divisi
Manajemen Risiko.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan
oleh manajemen Perseroan secara berkesinambungan (on going basis) yang kualitas disain dan
pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai
Perseroan, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan
mengamankan harta kekayaan Perseroan, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan
termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas
organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka
mengevaluasi sistem pengendalian internal meliputi:

1. Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup:


a. Kebenaran, kelengkapan dan ketepatan waktu atas informasi yang disajikan dalam laporan
manajemen dan laporan keuangan.
b. Ketaatan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan (compliance objectives/
compliance audit), menguji kegiatan dan operasi keuangan (financial process) dari objek
pemeriksaan untuk meyakini bahwa seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi
yang diotorisasi, telah dibukukan dengan benar. Disamping itu, untuk meyakini bahwa kegiatan
yang dilakukan tidak bertentangan dengan sistim dan prosedur serta peraturan yang berlaku.

2. 2. Aspek Operasional, meliputi:


a. Penilaian Daya Guna dan Kehematan
Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai peraturan yang berlaku pada setiap aspek dari
organisasi, program dan kegiatan yang diaudit untuk mempertimbangkan apakah praktek yang
dilakukan masih dapat diusahakan lebih hemat atau lebih berdaya guna.
b. Penilaian Hasil Guna dan Manfaat
Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai secara mendalam tentang strategi, kebijakan,
sasaran (objectives) dan tujuan (goals) unit yang diperiksa, untuk dapat memahami hasil yang
sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Disamping itu, juga melakukan pengujian
secukupnya terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat menentukan apakah kegiatan
tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan mencapai hasil yang diharapkan.

Substansi dari audit aspek operasional ini adalah pengujian oleh Auditor Intern mengenai efisiensi dan
efektivitas dari pelaksanaan kegiatan (performance objectives), pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.

Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal terhadap sistem pengendalian
internal menunjukan bahwa Perseroan telah memiliki kebijakan dan control design dalam menjalankan
kegiatan perusahaan, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan minor.

Divisi Audit Internal menyampaikan rekomendasi kepada Direksi terkait perbaikan dan peningkatan
sistem pengendalian internal yang harus dilakukan dan telah ditindaklanjuti melalui perbaikan dan
peningkatan sistem pengendalian internal.

103
TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY / CSR)

Perseroan dalam memformulasikan program tanggung jawab sosial, Perseroan membagi program
CSR menjadi 6 aspek yaitu:

1. Aspek Hak Asasi Manusia


2. Aspek Operasi Yang Adil
3. Aspek Lingkungan Hidup
4. Aspek Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
5. Aspek Tanggung Jawab Terhadap Konsumen
6. Aspek Pengembangan Sosial Kemasyarakatan

Tanggung jawab sosial yang pernah dilakukan Perseroan selama tahun 2021.

Kegiatan Rincian Kegiatan


Prasarana dan Sarana Umum - Pembangunan/perbaikan infrastruktur
  - Peningkatan sarana prasarana pelayanan publik
  - Peningkatan sarana prasarana olahraga
  - Pembangunan museum/monumen sejarah
  - Bantuan sarana prasarana pengelolaan sampah
  - Pengembangan potensi ekowisata
  - Bantuan sarana prasarana penanggulangan bencana
  - Pembangunan/penataan taman
  - Pembangunan sarana air bersih
Sosial Kemasyarakatan - Pemberdayaan ekonomi masyarakat
  - Pelatihan kewirausahaan
  - Santunan
  - Bantuan untuk pencegahan dan penanggulangan COVID-19
  - Bantuan untuk korban/penanggulangan bencana
  - Bantuan untuk program ketahanan pangan
  - perbaikan rumah tidak layak huni
  - Apresiasi bagi atlet
  - Perbaikan/peningkatan kualitas lingkungan hidup (penanaman pohon, pengelolaan sampah)
  - Penataan kawasan lembur bjb
Keagamaan - Peningkatan/perbaikan sarana prasarana ibadah
  - Pengadaan perlengkapan ibadah
  - Kegiatan keagamaan
Kesehatan - Perbaikan/Peningkatan sarana prasarana rumah Sakit
  - Pengobatan gratis
  - Khitanan Massal
  - Pemeriksaan kesehatan gratis
  - Bantuan bagi penyandang disabilitas
  - Pengadaan mobil ambulance, mobil jenazah
  - Renovasi Posyandu
  - Bantuan untuk pencegahan dan penanggulangan COVID-19
Pendidikan - Pembangunan/perbaikan sarana prasarana pendidikan
  - Perbaikan/Pengadaan fasilitas sekolah
  - Pelestarian budaya
- Taman literasi
  - Pemberian Beasiswa

104
STRUKTUR ORGANISASI

105
A.6. SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan percaya bahwa fungsi Human Capital (HC) sebagai salah satu key enabler menjadi ukuran
keberhasilan Perseroan dalam mengembangkan bisnis sekaligus sumber daya manusianya. Perbaikan
secara terus menerus dan berkelanjutan dari berbagai sisi dan fungsi HC yaitu perbaikan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia yang mampu mengimbangi atau sejalan dengan perkembangan,
perubahan dan pertumbuhan bisnis yang luar biasa agresif. Tantangan terbesar adalah bagaimana
menciptakan SDM berkinerja tinggi dan unggul di dalam bidang bisnisnya. Nilai ekonomis dan
keunggulan kompetitif sebuah organisasi terletak pada kepemilikan dan pemanfaatan secara efektif
sumber daya organisasi yang mampu menambah nilai (valuable), bersifat jarang dimiliki (unique), sulit
untuk ditiru (imperfectly immitable), dan tidak tergantikan oleh sumber daya lain (non-substitutable).

Divisi HC telah menetapkan visi HC yaitu “Menjadi Mitra Strategis dalam Mencapai Kinerja Terbaik.”
Visi tersebut akan tercapai dengan dimilikinya Pemimpin Tangguh dan Pegawai Unggul. Melalui visi
dan misi pengelolaan HC diharapkan akan tercipta pegawai yang kompeten, engaged, produktif dan
berintegritas.

Implementasi Corporate Culture merupakan bagian dari proses perubahan budaya Perseroan. Sesuai
dengan SK Direksi nomor 1405/SK/BOD-CMO/2010 proses perubahan budaya perusahaan meliputi 4
(empat) langkah dasar sebagai berikut:

a. Penetapan nilai-nilai perusahaan dan perilaku utama

Perumusan nilai-nilai perusahaan (corporate value) dan perilaku utama budaya perusahaan dilakukan
oleh manajemen dengan menggali nilai-nilai yang ada dalam tubuh perusahaan. Budaya perusahaan
Perseroan harus selaras dengan visi dan misi Perseroan dan adaptif terhadap perubahan dunia
perbankan. Oleh karena itu apabila budaya yang telah ada sudah tidak sejalan dengan visi, misi, dan
perkembangan dunia perbankan, maka perlu dilakukan perubahan budaya dengan menggali nilai-nilai
baru yang muncul.

b. Sosialisasi

Budaya perusahaan Perseroan disosialisasikan kepada seluruh jajaran organisasi untuk membangun
awareness serta pemahaman terhadap Budaya perusahaan Perseroan. Proses sosialisasi ini dilakukan
melalui berbagai media seperti sosialisasion site, buku pedoman, buku saku, sign wall, standing banner,
training, pin, dll.

c. Internalisasi

Merupakan tahapan dimana budaya perusahaan Perseroan diterapkan oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Budaya perusahaan tersebut diinternalisasikan melalui
change leader dan juga change agent yang telah ditunjuk dalam setiap unit kerja. Change agent yang
telah terpilih akan diikutsertakan dalam training dan workshop untuk memperkuat pemahaman tentang
budaya perusahaan dan cara menularkan nilai-nilai budaya perusahaan kepada orang lain. Setiap
unit kerja diwajibkan memiliki program budaya masing-masing sebagai wujud implementasi budaya
perusahaan dalam aktivitas sehari-hari. Untuk mengevaluasi proses implementasi perubahan budaya
dalam setiap unit kerja, maka setiap change agent menyampaikan laporan implementasi budaya
perusahaan kepada Divisi Change Management Office.

d. Eksternalisasi

Pada tahapan ini, dampak dari implementasi budaya perusahaan dirasakan oleh lingkungan eksternal
(nasabah, masyarakat, shareholders). Seluruh jajaran organisasi telah mengimplementasikan nilai-nilai
budaya perusahaan dengan baik sehingga lingkungan eksternal (nasabah, masyarakat, shareholders)
turut merasakan dampak yang positif dari perubahan budaya tersebut.

106
e. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring implementasi perubahan budaya dilakukan oleh Divisi Change Management Office, Change
Leader dan Change Agent. Evaluasi dan monitoring penerapan budaya dilakukan secara berkala
oleh Change Leader dan Change Agent pada unit kerjanya masing-masing kemudian disampaikan
laporannya kepada Divisi Change Management Office. Berdasarkan hasil pelaporan dari Change Leader
dan Change Agent, Divisi Change Management Office melakukan monitoring dan evaluasi penerapan
budaya perusahaan di seluruh unit kerja baik Kantor Pusat maupun Cabang.

Pada tanggal 31 Oktober 2021, jumlah karyawan Perseroan sebanyak 7.560 karyawan yang terdiri
dari 7.533 karyawan tetap dan 27 karyawan tidak tetap. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan
komposisi karyawan menurut jenjang jabatan, usia, pendidikan, status, aktivitas utama dan lokasi:

Komposisi Karyawan Menurut Aktivitas Utama

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


Business 3.210 3.124 3.305
Supporting 2.578 2.651 1.958
Layanan 1.745 1.865 2.438
Jumlah 7.533 7.640 7.701

Komposisi Karyawan Berdasarkan Lokasi

Wilayah 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


Balikpapan 29 29 27
Bandar Lampung 36 35 39
Bandung Raya 2.792 2.781 2.778
Banjar 69 74 74
Banjarmasin 33 36 34
Batam 35 33 36
Bekasi 285 274 269
Bogor 250 246 245
Ciamis 85 83 86
Cianjur 114 118 121
Cilegon 75 74 80
Cimahi 116 119 125
Cirebon 306 321 335
Denpasar 34 35 34
Depok 126 124 126
Garut 136 141 147
Indramayu 155 159 165
Jakarta 598 636 640
Karawang 113 116 110
Kuningan 100 103 106
Majalaya 82 84 86
Majalengka 109 114 119
Makassar 28 30 29
Medan 37 39 41
Palabuhan Ratu 111 114 112
Palembang 32 32 32
Pandeglang 100 101 104
Pangandaran 54 53 46
Pekanbaru 32 31 33
Purwakarta 91 92 90
Rangkasbitung 77 80 78
Semarang 39 43 43
Serang 209 214 228
Subang 111 114 112

107
Wilayah 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Sukabumi 82 83 84
Sumedang 110 113 110
Surabaya 112 113 109
Surakarta 38 38 39
Tangerang 338 353 359
Tasikmalaya 207 215 221
Tegal 47 47 49
Jumlah 7.533 7.640 7.701

Komposisi Karyawan Berdasarkan Unit Kerja

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


Kantor Pusat 1.866 1.987 1.961
Kantor Cabang 3.796 3.737 3.810
Kantor Cabang Pembantu 1.871 1.911 1.916
Jumlah 7.533 7.635 7.687

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Jabatan

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


≥ Manajemen Puncak 46 34 32
Assistant Vice President 151 157 158
Manager 1.114 622 647
Assistant Manager 1.131 1.531 1.419
Assistant (G4-G5) 667 673 588
Staf (G1-G3) 4.424 4.618 4.843
Jumlah 7.533 7.635 7.687

Komposisi Karyawan Menurut Usia

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


> 50 tahun 152 151 187
46 – 50 tahun 199 196 205
41 – 45 tahun 436 425 434
35 – 40 tahun 1.207 1.008 1.032
31 – 35 tahun 3.056 3.059 3.163
26 – 30 tahun 1.946 2.179 2.233
≤25 tahun 537 617 433
Jumlah 7.533 7.635 7.687

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


Strata 3 4 5 2
Strata 2 682 653 621
Strata 1 6.096 6188 6260
Akademi 751 789 804
SD-SMA - - -
Jumlah 7.533 7.635 7.687

Komposisi Karyawan Menurut Status

Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019


Tetap 7.533 7.635 7.687
Kontrak 27 44 19
Jumlah 7.560 7.679 7.706

108
Perseroan telah memenuhi dan mematuhi ketentuan mengenai Upah Minimum baik regional, kota,
maupun sektoral, yang ditentukan oleh setiap peraturan pemerintah daerah di domisili setiap kantor
cabang Perseroan.

Sarana Pendidikan dan Pelatihan

Di seluruh level organisasi Perseroan, setiap pegawai memiliki kesempatan yang setara dalam proses
pengembangan karir sesuai dengan kinerja, kompetensi, pengalaman dan kriteria lainnya yang
ditetapkan serta kesempatan dalam mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Hal ini sesuai dengan
kebijakan terkait pengembangan kompetensi karyawan yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi
No.704/SK-DIR/ET/2014 tanggal 22 September 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Pendidikan dan
Pelatihan (PP).

Program kegiatan Divisi Pendidikan dan Pelatihan Perseroan, baik berupa in house training, public
training/seminar/workshop (dalam negeri maupun luar negeri). Program pendidikan dan pelatihan
tersebut telah diupayakan untuk disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan bidang fokus
pendidikan masing-masing unit kerja.

Sarana Kesejahteraan

Perseroan memiliki sarana kesejahteraan yang diberikan kepada seluruh karyawan meliputi fasilitas
kesehatan, fasilitas olahraga, seni dan hobi, serta fasilitas rekreasi. Dengan adanya sarana kesejahteraan
yang diberikan Perseroan kepada karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas
dari masing-masing karyawan Perseroan.

Tenaga Kerja Asing

Pada tanggal Prospektus diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tenaga kerja asing.

Tenaga Kerja Ahli

Pada tanggal Prospektus diterbitkan, Perseroan tidak memiliki pegawai yang dengan ketidakberadaannya,
akan mengganggu kelangsungan kegiatan operasional/usahanya.

Serikat Pekerja

Perseroan memiliki serikat karyawan yang mengakomodir aspirasi karyawan, yaitu Serikat Karyawan
bank bjb atau disingkat “SEKAR bank bjb” yang didirikan pada tanggal 8 Juni 2007, yang perubahan
anggaran dasar terakhirnya dilakukan berdasarkan Anggaran Dasar Serikat Karyawan bank bjb tanggal
15 Nopember 2013 yang telah dicatat dalam buku daftar Yuniar Ayuning Rahayu, SH, Notaris di Kota
Bandung pada di bawah No.18/W/XI/2014 tanggal 24 Nopember 2014.

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Serikat Karyawan bank bjb Nomor 002/SK-DPP/
SEKAR-bankbjb/01/2021 tentang Susunan Majelis Pertimbangan Organisasi Serikat Karyawan bank bjb
Periode 2021-2023 juncto Surat Keputusan Dewan Pengurus Pusat Serikat Karyawan bank bjb Nomor
001/SK-DPP/SEKAR-bankbjb/01/2021 tentang Susunan Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus
Wilayah Serikat Karyawan bank bjb Periode 2021-2023, susunan Dewan Pengurus Pusat Dan Dewan
Pengurus Wilayah Serikat Karyawan untuk masa bakti tahun 2021 s/d 2023, adalah sebagai berikut:

Susunan Pengurus - Majelis Pertimbangan Organisasi

Ketua : Rachmat Abadi


Anggota : Mario Rahman Prakarsa
: Ivan Susento
: Feri Sonata

109
Susunan Pengurus - Dewan Pengurus Pusat

Ketua Umum : Rahadian Agus Hamdani


Ketua Harian : Sonny Permana
Sekretaris Jenderal : Ferry Firmansyah
Bendahara I : Retno Wulandari
Bendahara II : Khandinar Shidik Megantara
Bidang Organisasi, Kaderisasi & Keanggotaan : Tri Ramadhy
Bidang Advokasi & Hukum : Raden Jocky P. S.
Bidang Usaha : Arief Sofyan
Bidang Komunikasi & Hubungan Antar Lembaga : Agam Gumilar
Bidang Kepedulian Sosial & Kemasyarakatan : Avis Alvian

Susunan Pengurus - Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW)

DPW I (Kanwil I) : Rinda Merindawati


DPW II (Kanwil II) : Hendra Saputra
DPW III (Kanwil III) : Yayat Rukhiyat
DPW IV (Kanwil IV) : Yadi Setia Permana
DPW V (Kanwil V) : Angga Estrio

A.7.
DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN, ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN SAHAM
LAINNYA

Berikut adalah diagram kepemilikan langsung Perseroan kepada Entitas Anak:

Keterangan:
*Pihak Pengendali Perseroan dan Pemilik Manfaat Akhir diwakili oleh Mochamad Ridwan Kamil dalam jabatannya selaku
Gubernur Jawa Barat

110
Keterangan:
____________ Kepemilikan Langsung
-------------------- Penyertaan Saham Lainnya

Pemilik manfaat dari Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 Peraturan Presiden
Republik Indonesia No.13 Tahun 2018 Tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat Dari
Korporasi Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Tindak
Pidana Pendanaan Terorisme dimana Berdasarkan Surat Gubernur Jawa Barat No.255/KU.0402.06/
Bumdinvesadbang tanggal 14 Januari 2022, Perihal Tanggapan kaitan Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk., dinyatakan bahwa Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat diwakili oleh Mochamad Ridwan Kamil dalam Jabatannya selaku Gubernur
Jawa Barat adalah pemilik manfaat (Beneficial Owner) dari Perseroan.

A.8. KETERANGAN MENGENAI ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN SAHAM LAINNYA

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan per tanggal 31 Oktober 2021, tidak ada Entitas
Anak dan Penyertaan Saham Lainnya yang dimiliki langsung yang berkontribusi sebesar 10% (sepuluh
persen) terhadap total aset, total liabilitas atau laba sebelum pajak Perseroan.

(dalam jutaan Rupiah)


Jumlah Aset Kontribusi Dividen
Nama Kegiatan Persentase Tahun Tahun
No. per 31 Terhadap Per 31 Oktober
Perusahaan usaha Kepemilikan Kepemilikan Beroperasi
Oktober 2021 Perseroan (%) 2021
PT Bank BJB
1 Perbankan 99,24% 2010 2010 9.272.692 5,73 -
Syariah*
PT BPR Intan Bank
2 35,33% 2014 2015 246.395 0,15 418
Jabar* Perkreditan
PT BPR Karya Bank
3 29,52% 2014 2015 236.486 0,15 332
Utama Jabar* Perkreditan
4 PT BJB Sekuritas* Sekuritas 78,95% 2020 2021 9.671 0,01 -
PT Asuransi
5 Asuransi 10,82% 2010 1989 2.050.294 1,27 4.514
Bangun Askrida**
PT BPR Serang Bank
6 5,28% 1998 2008 77.869 0,05 326
(Perseroda)** Perkreditan

111
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah Aset Kontribusi Dividen
Nama Kegiatan Persentase Tahun Tahun
No. per 31 Terhadap Per 31 Oktober
Perusahaan usaha Kepemilikan Kepemilikan Beroperasi
Oktober 2021 Perseroan (%) 2021
PT BPR Lebak
Bank
7 Sejahtera 2,63% 1998 2017 7.289 0,00 57
Perkreditan
(Perseroda)**
Bank
8 PD. BPR Berkah** 1,17% 1998 1998 25.384 0,02 38
Perkreditan
PD. BPR LPK Bank
9 8,55% 1998 1999 16.802 0,01 74
Parungpanjang** Perkreditan
PT BPR Cianjur Bank
10 12,25% 2014 2015 20.355 0,01 51
Jabar** Perkreditan
PD BPR LPK Bank
11 7,22% 1998 1998 36.285 0,02 -
Balongan** Perkreditan
PT BPR Wibawa Bank
12 4,27% 2017 1998 10.412 0,01 -
Mukti Jabar** Perkreditan
PT BPR
Bank
13 Cipatujah Jabar 2,39% 2015 2015 37.026 0,02 129
Perkreditan
(Perseroda)**
PT BPR
Artha Galuh Bank
14 4,48% 2017 1998 2.258 0,00 20
Mandiri Jabar Perkreditan
(Perseroda)**
PT BPR Kerta
Bank
15 Raharja Gemilang 1,47% 2017 2008 62.924 0,04 64
Perkreditan
(Perseroda)**
PT BPR
Bank
16 Majalengka Jabar 4,70% 1998 2017 9.278 0,01 3
Perkreditan
(Perseroda)**
Keterangan:
*) Entitas Anak
**) Penyertaan Saham Lainnya

Berikut merupakan keterangan singkat PT Bank BJB Syariah selaku Entitas Anak yang dimiliki secara
langsung oleh Perseroan:

PT Bank BJB Syariah (“BJBS”)

i. Riwayat Singkat

PT Bank Jabar Banten Syariah (“BJBS”), suatu perseroan terbatas yang berkedudukan hukum di Kota
Bandung didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.04 tanggal 15 Januari 2010, yang
dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-04317.
AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No.AHU-0006426.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010 (“Akta Pendirian No.4/2010”).

BJBS merupakan anak perusahaan hasil dari pemisahan (spin off) Perseroan sebagaimana termaktub
dalam Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,
Tbk. ke dalam PT Bank Jabar Banten Syariah No.3 tanggal 15 Januari 2010 yang dibuat di hadapan
Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.

Sejak pendirian, anggaran dasar BJBS telah beberapa kali diubah, dan perubahan terakhir anggaran
dasar BJBS adalah didasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya
No.11 tanggal 7 Desember 2020 yang dibuat di hadapan R. Tendy Suwarman, S.H., Notaris di Kota
Bandung, yang pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
di bawah No.AHU-AH.01.03-0416758 tanggal 8 Desember 2020 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan dengan No.AHU-0206756.AH.01.11.TAHUN 2020 tanggal 8 Desember 2020(“Akta PKR
No.11/2020”), telah dilakukan antara lain perubahan Pasal 4 ayat 2 dan 3 tentang peningkatan modal
ditempatkan dan modal setor, dari anggaran dasar BJBS.

112
ii. Permodalan

Komposisi permodalan BJBS didasarkan dengan Akta PKR No.11/2020 adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Saham: Rp.250,00


Keterangan
Jumlah Saham Nominal (Rp) %
Modal Dasar: 8.000.000.000 2.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
a. Perseroan 7.383.560.496 1.837.890.123.995 99,24
b. PT Banten Global Development 56.000.000 14.000.000.000 0,93
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 7.327.560.496 1.845.890.123.995 100,00
Jumlah saham dalam portepel: 672.439.504 154.109.876.005  

iii. Susunan Kepengurusan

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya No.64 tanggal 29
September 2020 yang dibuat di hadapan R. Tendy Suwarman, S.H., Notaris di Kota Bandung, yang
pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah No.AHU-
AH.01.03-0409306 tanggal 19 Nopember 2020 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan
No.AHU-0193967.AH.01.11.TAHUN 2020 tanggal 19 Nopember 2020 (“Akta PKR No.64/2020”),
juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No.49 tanggal 24
Maret 2021 yang dibuat dihadapan Raden Tendy Suwarman, S.H., Notaris di Kota Bandung, yang
pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah No.AHU-
AH.01.03-0260106 tanggal 23 April 2021 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan
No.AHU-0075431.AH.01.11.TAHUN 2021 tanggal 23 April 2021 (“Akta PKR No.49/2021”), susunan
Dewan Komisaris dan Direksi BJBS adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama Independen : Adang Ahmad Kunandar
Komisaris : Agus Riswanto

Dewan Direksi

Direktur Utama : Indra Falatehan


Direktur : Vicky Fitriadi
Direktur Kepatuhan : Affiatty Sofia Mantini

iv. Perizinan

Dalam menjalankan kegiatan usaha utama yang dijalankan, BJBS telah memiliki izin operasional yaitu
Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/35/KEP.GBI/2010 tanggal 30 April 2010 Tentang
Pemberian Izin Usaha PT Bank Jabar Banten Syariah, yang berisikan mengenai pemberian izin kepada
BJBS untuk melakukan usaha bank umum syariah.

v. Ikhtisar Data Keuangan Penting

LAPORAN POSISI KEUANGAN


(dalam jutaan Rupiah)
31 Oktober 31 Desember
Keterangan
2021 2020 2019
Total Aset 9.273.856 8.884.354 7.723.201
Total Liabilitas 1.739.366 1.425.081 1.281.707
Total Dana Syirkah Temporer 6.322.792 6.251.318 5.573.149
Total Ekuitas 1.211.698 1.207.955 868.345

113
LAPORAN LABA RUGI
(dalam jutaan Rupiah)
31 Oktober 31 Desember
Keterangan
2021 2020 2020 2019
Total Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank
Sebagai Mudharib 601.498 557.472 676.106 683.485
Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah
Temporer (218.673) (260.702) 313.154 (319.510)
Laba Periode/Tahun Berjalan 2.680 26.671 3.682 15.399

vi. Analisis Keuangan

Total Aset

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Total Aset Entitas Anak ini dari untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah
sebesar Rp9.273.856 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp389.502 juta atau 4,38% dibandingkan
dengan tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp8.884.354 juta. Hal ini terutama disebabkan karena
adanya peningkatan pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarakah, peningkatan aset tetap dan
peningkatan investasi sukuk.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Total Aset Entitas Anak ini dari untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp8.884.354 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp1.161.152 juta atau 15,03% dibandingkan
tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp7.723.202 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan
dari surat berharga yang dimiliki.

Total Liabilitas

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Total Liabilitas Entitas Anak ini pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.739.366 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp314.285 juta atau 22% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp1.425.081 juta. Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan pinjaman
yang diterima, peningkatan dana syirkah temporer serta adanya peningkatan liabilitas pasca kerja.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Total Liabilitas Entitas Anak ini pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp 1.425.081 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp143.375 juta atau 11% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2019 sebesar Rp1.281.706 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan pada Dana pihak Ketiga.

Total Dana Syirkah Temporer

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Total Dana Syirkah Temporer Entitas Anak ini dari untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Oktober
2021 adalah sebesar Rp6.332.792 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp71.473 juta atau 1,1%
dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp6.251.318 juta.
Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan giro dan deposito mudharabah nasabah.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Total Dana Syirkah Temporer Entitas Anak ini pada tanggal 31 Desember 2020 adalah sebesar
Rp6.251.318 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp678.169 juta atau 12% dibandingkan dengan
tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp5.573.149 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan
dari seluruh pos Dana Syirkah Temporer.

114
Total Ekuitas

Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2020

Total Ekuitas Entitas Anak ini pada tanggal 31 Oktober 2021 adalah sebesar Rp1.211.697 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp3.743.218 juta atau 0,31% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember
2020 sebesar Rp1.207.955 juta. Hal ini terutama disebabkan karena adanya penurunan defisit saldo
laba yang belum ditentukan penggunanya.

Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2019

Total Ekuitas Entitas Anak ini dari untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 adalah
sebesar Rp1.207.955 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp339.610 juta atau 39% dibandingkan
dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp868.345 juta. Hal ini terutama disebabkan kenaikan dari
Modal Disetor.

Laba Periode/Tahun Berjalan

Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Oktober 2021 Dibandingkan dengan yang Berakhir pada
Tanggal 31 Oktober 2020

Total Laba Entitas Anak ini untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021
adalah sebesar Rp2.679 juta, mengalami penurunan sebesar Rp23.938 juta atau 89,93% dibandingkan
dengan periode yang sama 31 Oktober 2020 sebesar Rp26.617 juta. Hal ini terutama disebabkan
karena adanya peningkatan seluruh beban usaha yang terdiri dari beban tenaga kerja dan tunjangan,
beban umum dan administrasi serta beban penyisihan kerugian aset produktif.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2020 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir
pada Tanggal 31 Desember 2019

Laba Tahun Berjalan Entitas Anak ini untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020
adalah sebesar Rp3.682 juta, mengalami penurunan sebesar Rp11.717 juta atau 76,09% dibandingkan
dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp15.399 juta. Hal ini terutama
disebabkan adanya penurunan dari Pendapatan Operasional pada tahun 2020.

A.9. ASURANSI

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, seluruh aset Perseroan diasuransikan kepada PT Asuransi
Bangun Askrida, PT. Asuransi Cakrawala Proteksi dan PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk.
terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya. Berikut ini adalah polis asuransi yang dimiliki
oleh Perseroan:

1. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk kejadian
property all risks (kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam lainnya), terorisme
dan sabotase yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan inventaris kantor di area kantor
pusat dari kebakaran, kerusakan dan/atau kehilangan berdasarkan Cover Note No.0121/CAB-
BDG/I/2022 tanggal 14 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022 sampai dengan 16 Januari
2023 pada PT. Asuransi Bangun Askrida cabang Bandung dengan nilai pertanggungan sebesar
Rp.310.750.000.000,00

2. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk kejadian
property all risks (kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam lainnya), terorisme
dan sabotase yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan inventaris kantor yang berada
di daerah kerja Kantor Wilayah I dari kebakaran, kerusakan dan/atau kehilangan berdasarkan
Cover Note No.0122/CAB-BDG/I/2022 tanggal 14 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022
sampai dengan 16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Bangun Askrida cabang Bandung dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp.391.666.712.515,00

115
3. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk kejadian
property all risks (kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam lainnya), kerusuhan,
pencurian serta terorisme dan sabotase yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan
inventaris kantor yang berada di daerah kerja Kantor Wilayah II dari kebakaran, kerusakan dan/
atau kehilangan berdasarkan Cover Note No.008/MKT-EWS/CN/ACP/I/2022 tanggal 14 Januari
2022 untuk periode 16 Januari 2022 sampai dengan 16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Cakrawala
Proteksi dengan nilai premi sebesar Rp.768.805.479,00.

4. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk kejadian
property all risks (kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan bencana alam lainnya), terorisme
dan sabotase yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan inventaris kantor yang berada
di daerah kerja Kantor Wilayah IV dari kebakaran, kerusakan dan/atau kehilangan berdasarkan
Cover Note No.0123/CAB-BDG/I/2022 tanggal 14 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022
sampai dengan 16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Bangun Askrida cabang Bandung dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp.195.982.062.827,00

5. Perseroan telah menutup Asuransi Kendaraan Bermotor, asuransi perlindungan untuk kendaraan
bermotor yang dimiliki Perseroan dari kehilangan dan kerusakan berdasarkan Cover Note
No.0124/CAB-BDG/I/2022 tanggal 14 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022 sampai dengan
16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Bangun Askrida cabang Bandung dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp.13.413.975.000,00

6. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk bencana
alam, kerugian harta benda termasuk kerusuhan, pemogokan, kejahatan dan huru hara, banjir dan
kerusakan akibat air yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan inventaris kantor dari
kebakaran, kerusakan dan/atau kehilangan di daerah kerja Kantor Wilayah III, berdasarkan Cover
Note No.CN/003/PROP/I/22 tanggal 21 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022 sampai dengan
16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp.288.799.843.163,00

7. Perseroan telah menutup Asuransi Property All Risk (PAR), asuransi perlindungan untuk bencana
alam, kerugian harta benda termasuk kerusuhan, pemogokan, kejahatan dan huru hara, banjir dan
kerusakan akibat air yang melindungi bangunan kantor, mesin-mesin dan inventaris kantor dari
kebakaran, kerusakan dan/atau kehilangan di daerah kerja Kantor Wilayah V, berdasarkan Cover
Note No.CN/004/PROP/I/22 tanggal 21 Januari 2022 untuk periode 16 Januari 2022 sampai dengan
16 Januari 2023 pada PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp.67.943.933.427,00

Seluruh aset Perseroan yang bersifat material telah diasuransikan dan asuransi tersebut cukup untuk
menutup seluruh kerugian yang mungkin dapat terjadi apabila aset tersebut mengalami kerusakan atau
musnah. Seluruh polis asuransi Perseroan masih berlaku dan mengikat Perseroan.

Perseroan memiliki hubungan afiliasi dengan PT Asuransi Bangun Askrida dimana Perseroan merupakan
salah satu pemegang saham dari PT Asuransi Bangun Askrida.

A.10. ASET TETAP

Sampai dengan tanggal 31 Oktober 2021, Perseroan memiliki dan/atau menguasai aset tetap berupa
tanah, bangunan dan prasarana bangunan, prasarana, peralatan kantor dan kendaraan dengan total
nilai buku sebesar Rp 4.415.348 juta.

Perseroan memiliki secara sah tanah-tanah dengan status Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Milik
(HM) yang dipergunakan sebagai kantor, gudang kantor, rumah dinas, dan ada pula tanah-tanah yang
masih merupakan tanah kosong. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki
aset tetap dengan rincian sebagai berikut:

116
1. Tanah Hak Guna Bangunan (HGB)

Tanah-tanah HGB milik Perseroan yang digunakan sebagai kantor adalah sebagai berikut:

No. No.HGB Tanggal Luas Berakhir Peruntukkan


1. 641/Pabaton 20-9-1994 1.627 19-9-2014*) KC Bogor

*) Proses Peningkatan Sertifikat HGB menjadi Sertifikat HM dengan penunjukan Notaris berdasarkan Perjanjian Kerjasama
No.0101/PLJL-PKS/2018 tanggal 13 April 2018 dengan Sindi Safira Hanum Siregar, SH., Mkn. Berdasarkan Surat Keterangan
No.07/II/N/2022 tanggal 4 Pebruari 2022 yang dikeluarkan oleh Notaris & PPAT Sindi Safira Hanum Siregar, SH., Mkn. dinyatakan
bahwa pada saat ini Sertifikat HGB No.641/Pebaton sedang dalam proses pengurusan pelimpahan aset dari Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Kekayaan Negara (DJKN) Jawa Barat kepada Pemerintah Kota Bogor dikarenakan riwayat
tanah tersebut adalah aset bekas milik asing.

Adapun tanah HGB yang digunakan sebagai gudang kantor, rumah dinas, dan ada pula tanah-tanah
yang masih merupakan tanah kosong adalah sebagai berikut:

No. No.HGB Tanggal Luas Berakhir Peruntukkan


1. 351/Pekiringan 7-5-1994 223 6-5-2014*) Rumah Dinas dari KC Cirebon
2. 352/Pekiringan 7-5-1994 253 6-5-2014*) Rumah Dinas dari KC Cirebon
3. 559/Cibaduyut 15-3-2012 1.214 19-1-2041 Gudang Arsip dari Kantor Pusat
4. 560/Cibaduyut 15-3-2012 972 19-1-2041 Gudang Arsip dari Kantor Pusat
5. 2443/Sukmajaya 29-5-2003 278 5-11-2023 Rumah Dinas dari KC Depok

*) Proses Peningkatan Sertifikat HGB menjadi Sertifikat HM dengan penunjukan Notaris berdasarkan Perjanjian Kerjasama
No.0129/PLJL-PKS/2018 tanggal 16 April 2018 dengan Dian Indrawaty Gunawan SH., Mkn. Berdasarkan Surat Keterangan
No.58/NOT-DIG/I/2022 tanggal 31 Januari 2022 yang dikeluarkan oleh Notaris & PPAT Dian Indrawaty Gunawan SH., Mkn.
dinyatakan bahwa pada saat ini Sertifikat HGB No.351/Pekiringan dan Sertifikat HGB No.352/Pekiringan sedang dalam proses
pembukaan blokir dimana berdasarkan data BPN Cirebon, tanah yang akan dimohonkan untuk peningkatan status hak tersebut
diakui sebagai asset dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

2. Tanah Hak Milik (HM)

Tanah-tanah HM milik Perseroan yang digunakan sebagai kantor adalah sebagai berikut:

No No. HM Tanggal Luas Peruntukkan


1. 1258/Margahayu 9-6-1979 970 bjb Syariah - KCS Bekasi
2. 4086/Cijagra 6-12-2007 675 KC Buah Batu
3. 1068/Mekar Mulya 15-11-2013 80 KCP Gede Bage
4. 630/Kebon Pisang 28-2-2003 921 KCP Asia Afrika
5. 611/Ciamis 2-12-1977 1.917 KC Ciamis
6. 1761/Ciamis 3-1-1992 365
7. 975/Tengah 11-9-1999 3.000 KC Cibinong
8. 656/Karangmekar 18-5-1995 380 KC Cimahi
9. 1246/Kejaksan 22-6-1983 910 bjb Syariah - KCS Cirebon
10. 765/Pakuwon 20-2-2001 2.100 KC Garut
11. 01484/Regol 16-9-1980 289 bjb Syariah - KCS Garut
12. 253/Lemahabang 26-11-1987 1.760 KC Indramayu
13. 558/Lemahabang 20-11-1981 1.208 KCP Pemkab Indramayu
14. 559/Lemahabang 20-11-1981 1.280 KCP Pemkab Indramayu
15. 1869 24-11-2017 4.415 Kantor Pusat
16. 1870 24-11-2017 4.415 Kantor Pusat dan KC Bandung
17. 1884 29-1-2018 7.451 Kantor Pusat
18. 1513/Braga 28-2-2003 820 Kantor Pusat
19. 6755/Dago 17-6-2020 1.969 Kanwil I dan KCP Simpang Dago
20. 86/Lingkar Selatan 16-5-2002 482 bjb Syariah - KCS Bandung
21. 7167 30-1-2018 150 KK Pasar Caringin
22. 4071/Karawang Kulon 12-11-1998 3.125 KC Karawang
23. 03721/Cikampek Selatan 7-9-2020 1.486 KCP Cikampek
24. 3282/Purwawinangun 19-5-2006 396 KC Kuningan
25. 936/Labuan 8-7-1999 840 KC Labuan

117
No No. HM Tanggal Luas Peruntukkan
26. 178/Majalengka Kulon 15-4-1967 875 KC Majalengka
27. 02048/Kabayan 28-10-2019 959 KC Pandeglang
28. 207/Plabuanratu 10-8-1993 200 KC Palabuhan Ratu
29. 731/Plabuanratu 2-8-1993 880 Halaman KC Palabuhan Ratu
30. 02050/Nagritengah 6-6-2020 2.242 KC Purwakarta
31. 268/Sindangkasih 4-2-1985 446 KCP Pasar Simpang
32. 279/Muaraciujung Barat 19-2-1991 1.178 KC Rangkasbitung
33. 382/Cipare 16-12-1985 384 PP Ahmad Yani
34. 752/Cipare 31-3-1981 7.145 eks bjb Syariah - KCS Serang
35. 01759/Rajapolah 3-12-2020 176 KCP Rajapolah
36. 00662/Pamekaran 14-3-2001 4.080 KC Soreang
37. 326/Soreang 18-12-1997 815 bjb Syariah - KCS Soreang
38. 4834/Karanganyar 19-7-2007 1.115 KC Subang
39. 1460/Cikutra 6-10-1997 1.065 KC Suci
40. 1991/Pasteur 24-3-2003 1.171 KC Sukajadi
41. 337/Sumber 19-2-1992 3.000 KC Sumber
42. 1601/Tamansari 24-3-2003 1.181 KC Tamansari
43. 108/Empangsari 24-8-1981 2.590 KC Tasikmalaya
44. 262/Lengkongsari 10-10-1980 561 KK Sutisna Senjaya
45. 1170/Cikarang Kota 7-6-1993 2.015 KC Cikarang
46. 640 30-8-1991 1.405 KC Banjar
47. 808/Cilendek Barat 3-5-2000 516
Kantor Kas Empang
48. 809/Cilendek Barat 3-5-2000 74
49. 490/Kotakulon 14-4-1987 2.080
KC Sumedang
50. 167/Kotakulon 28-11-1991 280
51. 658/Kebonwaru 17-6-2020 780 KCP Cicadas
52. 03560/Pamoyanan 23-1-2019 453 KCP Pemkab Cianjur
53. 4214/Sukmajaya 31-5-2018 6.250 KC Cilegon
54. 3445/Cigending 8-2-2019 592 KCP Ujung Berung
55. 13495/Margahayu 4-7-2018 1.208 KC Bekasi
56. 02309/Muka 7-6-2018 1.840 KC Cianjur
57. 01460/Gunungparang 1-7-2019 2.241 KC Sukabumi
58. 11777/Jatiwaringi 26-6-2018 287 KCP Pondok Gede
59. 3479//Kesenden 19-1-2018 2.190 KC Cirebon

Adapun tanah HM yang digunakan sebagai gudang kantor, rumah dinas, dan ada pula tanah-tanah
yang masih merupakan tanah kosong adalah sebagai berikut:

No No. HM Tanggal Luas Peruntukkan


1. 502/Pabaton 11-3-1986 345 Rumah Dinas dari KC Bogor
2. 607/Menteng 3-5-2000 412 Rumah Dinas dari KC Bogor
3. 608/Menteng 3-5-2000 157 Rumah Dinas dari KC Bogor
4. 808/Cilendek Barat 3-5-2000 516 Rumah Dinas dari KC Bogor
5. 809/Cilendek Barat 3-5-2000 74 Rumah Dinas dari KC Bogor
6. 3582/Lengkong Gudang 27-12-2018 948 Tanah Kosong dari KC BSD
7. 52/Ciamis 1-6-1983 2.200 Rumah Dinas dari KC Ciamis
8. 60/Ciamis/ 14-6-1983 215 Rumah Dinas dari KC Ciamis
9. 884/Bojongherang 4-5-1991 1.386 Rumah Dinas dari KC Cianjur
10. 795/Sawahgede 5-3-1991 172 Rumah Dinas dari KC Cianjur
11. 180/Ciputri 22-5-1991 4.415 Tanah Kosong dari KC Cianjur
12. 00602/Baros 26-6-2001 510 Rumah Dinas dari KC Cimahi
13. 1140/Baros 25-4-2017 438 Rumah Dinas dari KC Cimahi
14. 1307/Sunyaragi 31-2-1986 889 Rumah Dinas dari KC Cirebon
15. 1362/Kotakulon 24-7-1985 141 Rumah Dinas dari KC Garut
16. 4101/Dago 28-2-2003 1.232 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
17. 4105/Dago 24-3-2003 613 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
18. 470/Lingkar Selatan 2-12-2005 183 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
19. 660/Lebakgede 24-3-2003 1.036 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
20. 661/Lebakgede 24-3-2003 602 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
21. 663/Lebakgede 24-3-2003 1.364 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
22. 796/Cihapit 24-3-2003 110 Rumah Dinas dari Kantor Pusat

118
No No. HM Tanggal Luas Peruntukkan
23. 797/Cihapit 24-3-2003 101 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
24. 284/Braga 30-12-1989 757 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
25. 2687/Karasak 29-4-1998 338 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
26. 1083/Cihapit 25-9-2015 721 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
27. 231/Pasirkaliki 31-3-1989 705 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
28. 1605/Lebakgede 10-5-2019 427 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
29. 1606/Lebakgede 10-5-2019 368 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
30. 1607/Lebakgede 10-5-2019 370 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
31. 1608/Lebakgede 16-5-2019 1.578 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
32. 1609/Lebakgede 16-5-2019 237 Rumah Dinas dari Kantor Pusat
33. 1855/Braga 20-3-2017 715 Gedung Arsip Kantor Pusat
34. 4104/Nagasari 30-4-1998 1.000 Rumah Dinas dari KC Karawang
35. 5845/Karawang Wetan 24-3-1998 313 Rumah Dinas dari KC Karawang
36. 482/Cikampek Selatan 30-3-1995 488 Rumah Dinas dari KC Karawang
37.. 5655/Adiarsa 24-3-1998 358 Rumah Dinas dari KC Karawang
38. 1329/Bukit Duri 24-4-2001 639 Rumah Dinas dari KC Jakarta
39. 203/Cijoho 9-12-1980 365 Rumah Dinas dari KC Kuningan
40. 318/Purwawinangun 18-1-1988 272 Rumah Dinas dari KC Kuningan
41. 711/Kuningan 30-10-1986 428 Rumah Dinas dari KC Kuningan
42. 1356/Kuningan 9-12-1980 1.392 Kantor Dispenda Kuningan*)
43. 5025/Kuningan 16-4-2004 410 Kantor Dispenda Kuningan*)
44. 192/Labuan 5-8-2004 369 Rumah Dinas dari KC Labuan
45. 991/Majalengkakulon 15-3-1991 760 Rumah Dinas dari KC Majalengka
46. 1347/Majalengkawetan 3-11-1990 440 Rumah Dinas dari KC Majalengka
47. 424/Cigasong 9-3-1992 1.200 Tanah Kosong dari KC Majalengka
48. 1274/Pandeglang 12-4-1995 1.033 Rumah Dinas dan KC Pandeglang
49. 268/Negritengah 4-2-1985 264 Rumah Dinas dari KC Purwakarta
50. 00917/Cipaisan 3-8-1999 488 Rumah Dinas dari KC Purwakarta
51. 331/Muaraciujung Timur 28-12-1995 293 Rumah Dinas dari KC Rangkasbitung
52. 587/Muaraciujung Barat 23-9-1999 1.100 Rumah Dinas dari KC Rangkasbitung
53. 1956/Cijoropasir 9-8-1990 840 Rumah Dinas dari KC Rangkasbitung
54. 275/Muaraciujung Barat 12-10-1990 789 Lapangan Olahraga dari KC Rangkasbitung
55. 139/Kagungan 28-12-1985 315 Rumah Dinas dari KC Serang
56. 3399/Pasirkareumbi 2-7-2001 228 Rumah Dinas dari KC Subang
57. 458/Pasirkareumbi 10-6-1989 390 Rumah Dinas dari KC Subang
58. 22/Pasirkareumbi 25-6-1980 670 Rumah Dinas dari KC Subang
59. 1021/Sriwidari 16-6-1999 2.430 Rumah Dinas dari KC Sukabumi
60. 368/Kotakulon 28-11-1991 169 Rumah Dinas dari KC Sumedang
61. 398/Kotakulon 28-5-1997 428 Rumah Dinas dari KC Sumedang
62. 820/Kotakulon 28-11-1991 520 Rumah Dinas dari KC Sumedang
63. 312/Suka Asih 14-8-1999 215 Rumah Dinas dari KC Tangerang
64. 313/Suka Asih 21-8-1999 415 Rumah Dinas dari KC Tangerang
65. 917/Sukarasa 25-7-2018 2.682 Tanah Kosong dari KC Tangerang
66. 258/Lengkongsari 24-8-1981 485 Rumah Dinas dari KC Tasikmalaya
67. 261/Lengkongsari 8-10-1980 350 Rumah Dinas dari KC Tasikmalaya
68. 02066/Pekandangan 14-3-2017 171 Rumah Dinas dari KC Indramayu
69. 02067/Pekandangan 14-3-2017 169 Rumah Dinas dari KC Indramayu
70. 1348 8-6-2016 120 Rumah Dimas dari KC Tangerang
71. 124/Negri Tengah 29-9-1981 1.780 Gedung Kosong dari KC Purwakarta
72. 168/Negri Tengah 23-10-1982 404 Gedung Kosong dari KC Purwakarta
73. 13460/Margahayu 21-2-2018 208 Rumah Dinas dari KC Bekasi
74. 1879/Gedepangrango 18-7-2019 4.118 Tanah Kosong dari KC Sukabumi
75. 2332/Muka 27-12-2018 1.536 Gedung Arsip dari KC Cianjur

119
A.11. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK AFILIASI

Dalam kegiatan normal usaha, Perseroan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak Afiliasi
karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak Afiliasi
yang telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama.

No Pihak-Pihak Afiliasi Sifat Hubungan Istimewa Transaksi


1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat Pemegang Saham Perseroan 1. Simpanan
1. Simpanan
2. Manajemen Kunci Hubungan pengendalian kegiatan Perseroan
2. Kredit yang diberikan
1. Simpanan
3. PT Bank BJB Syariah Anak Perusahaan Perseroan
2. Kredit yang diberikan
1. Simpanan
4. PT BPR Intan Jabar Anak Perusahaan Perseroan
2. Kredit yang diberikan
1. Simpanan
5. PT BPR Karya Utama Jabar Anak Perusahaan Perseroan
2. Kredit yang diberikan
1. Simpanan
6. PT BJB Sekuritas Jabar Anak Perusahaan Perseroan
2. Kredit yang diberikan
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Provinsi 1. Simpanan
7. BPR dan PD-LPK
Jawa Barat 2. Kredit yang diberikan
Hubungan kepemilikan melalui Pemerintah Provinsi 1. Simpanan
8. PT Asuransi Bangun Askrida
Jawa Barat 2. Kredit yang diberikan

Perjanjian Pengelolaan Simpanan dengan Pihak Terafiliasi:

1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Kerjasama operasional dengan Pemprov Jawa Barat didasarkan Perjanjian Kerja Sama antara
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan
Banten, Tbk Nomor: 30/HK.03.01/BPKAD juncto 1180/UBA-KOM/PKS/2021 tanggal 31 Desember
2021 tentang Pengelolaan Kas Umum Daerah. Untuk ruang lingkup kerjasamanya adalah:
a. Pengelolaan Rekening Kas Umum Daerah dalam bentuk Rekening Giro dan/atau Deposito,
mencakup:
1) Penunjukkan dan Pengelolaan Rekening;
2) Mekanisme penerimaan dana; dan
3) Mekanisme pengeluaran dana.
b. Penyimpanan dan penyelesaian Retur Dana yang ada di Rekening Titipan Sementara;
c. Pengelolaan Rekening Giro Bendahara;
d. Pengelolaan Rekening Pinjaman Daerah;
e. Kewajiban menyampaikan laporan; dan
f. Tata cara penyelesaian perselisihan.

2. Untuk pembukaan rekening simpanan terhadap pihak terafiliasi lainnya tidak membutuhkan
Perjanjian khusus.

Perjanjian Pemberian Kredit dengan Pihak Terafiliasi:

No Pihak-Pihak Afiliasi Outstanding Kredit (Rp) Nomor Perjanjian


1. PT BPR Intan Jabar 22.058.745.008 No 64 Tanggal 18 Desember 2018
2. PT BPR Karya Utama Jabar 11.666.666.671 No 61 Tanggal 26 November 2021
3. PT BPR Kerta Raharja Gemilang 2.591.505.510 No 390 tanggal 22 September 2016
4. PT BPR Serang 29.170.998.599 No 8 tanggal 21 April 2021
5. PD BPR Berkah 24.824.597.028 No 43 tanggal 18 Mei 2021
6. PT BPR Lebak Sejahtera 6.283.333.330 No 27 tanggal 29 Oktober 2021
7. PT BPR Cianjur Jabar 4.500.000.000 No 109 tanggal 17 November 2021
8. PD BPR PK Balongan 50.491.666.779 No 47 tanggal 27 Desember 2018
9. PT BPR Majalengka Jabar 75.000.017 No 48 tanggal 25 September 2017

120
Tabel berikut ini menunjukkan jumlah agregat dari transaksi pihak Afiliasi (selain manajemen kunci)
dan transaksi dengan manajemen kunci pada tanggal-tanggal 31 Oktober, 31 Desember 2020, dan 31
Desember 2019.

Transaksi Pihak Afiliasi (Selain Manajemen Kunci)

31 Oktober 31 Desember
No Keterangan
2021 2020 2019
1. Persentase total aset pihak berelasi terhadap total aset 3,26% 3,64% 4,42%
Persentase total liabilitas dan dana syirkah temporer pihak berelasi
2. 2,66% 3,00% 3,78%
terhadap total liabilitas dan total dana syirkah temporer
3. Persentase terhadap total pendapatan bunga dan syirkah 1,79% 2,12% 2,71%
4. Persentase terhadap total beban bunga 1,58% 1,83% 2,35%

Transaksi dengan Manajemen Kunci

31 Oktober 31 Desember
No Keterangan
2021 2020 2019
1. Persentase terhadap total aset 0,06% 0,06% 0,08%
2. Persentase terhadap total liabilitas dan dana syirkah temporer 0,07% 0,06% 0,09%
3. Persentase terhadap total pendapatan bunga dan syariah 0,92% 0,62% 0,79%
4. Persentase terhadap total beban bunga dan bonus 2,22% 1,53% 1,56%
5. Persentase terhadap total beban tenaga kerja dan tunjangan karyawan 4,20% 3,65% 3,61%

Adapun seluruh transaksi tersebut di atas, telah atau akan dilakukan secara wajar.

A.12. TRANSAKSI DAN PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA

Selain melakukan transaksi penting dengan pihak Afiliasi, Perseroan juga melakukan sejumlah transaksi
dengan pihak ketiga yang penting bagi Perseroan, antara lain sebagai berikut:

- Perjanjian Kredit

1. Perjanjian Kredit No.28 tanggal 26 Juli 2017 yang dibuat dihadapan Muhamat Hatta, SH, Notaris
di Jakarta, dengan PT Bank Central Asia Tbk., juncto Akta Perubahan Pertama Atas Perjanjian
Kredit No.41 tanggal 27 Maret 2018 yang dibuat dihadapan Karin Christina Basoeki, SH, Notaris di
Jakarta Pusat juncto Akta Perubahan Kedua Atas Perjanjian Kredit No.14 tanggal 17 Oktober 2018
yang dibuat dihadapan Karin Christina Basoeki, SH, Notaris di Jakarta Pusat juncto Perubahan
Ketiga Atas Perjanjian Kredit No.465/Add-KCK/2019 tanggaL 20 Desember 2019 juncto Perubahan
Keempat Atas Perjanjian Kredit No.127/Add-KCK/2020 tanggal 30 April 2020 juncto Akta Perubahan
Kelima Atas Perjanjian Kredit No.174 tanggal 22 Juni 2021 yang dibuat dihadapan Satria Amiputra
A., SE, Akt, SH, MAkt, MH, M.Kn., Notaris di Jakarta, yang terbagi dalam 4 (empat) fasilitas yaitu:
a. Fasilitas Time Loan Non-Revolving 2 maksimal sebesar Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun
Rupiah), yang berlaku hingga tanggal 27 Maret 2022 untuk tujuan pembiayaan modal kerja
dengan suku bunga JIBOR + 1,5% per tahun dengan nilai outstanding per 30 Nopember 2021
adalah sebesar Rp2.000.000.000.000,00 yang berlaku sampai tanggal 27 Maret 2022.
b. Fasilitas Time Loan Non-Revolving 3 maksimal sebesar Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun
Rupiah), yang berlaku hingga tanggal 17 Oktober 2022 untuk tujuan pembiayaan modal kerja
dengan suku bunga sebesar 7,25% per tahun dengan nilai outstanding per 30 Nopember 2021
adalah sebesar Rp2.000.000.000.000,00 yang berlaku sampai tanggal 17 Oktober 2022.
c. Fasilitas Time Loan Non-Revolving 4a maksimal sebesar Rp1.500.000.000.000,00 (satu triliun
lima ratus milyar Rupiah), yang berlaku untuk jangka waktu 2 tahun untuk tujuan pembiayaan
modal kerja dengan suku bunga JIBOR + 1,15% per tahun dengan nilai outstanding per
30 Nopember 2021 adalah sebesar Rp1.500.000.000.000,00 yang berlaku untuk jangka waktu
24 bulan sejak tanggal penarikan.
d. Fasilitas Time Loan Non-Revolving 4b maksimal sebesar Rp200.000.000.000,00 (dua ratus
milyar Rupiah), yang berlaku untuk jangka waktu 2 tahun untuk tujuan pembiayaan modal
kerja dengan suku bunga JIBOR + 1,15% per tahun dengan nilai outstanding per 30 Nopember
2021 adalah sebesar Rp200.000.000.000,00 yang berlaku untuk jangka waktu 24 bulan sejak
tanggal penarikan.

121
2. Akta Perjanjian Kredit Fasilitas Bank Loan No.WCO.KP/346/BL/2020 No.33 tanggal 17 Desember
2020 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang dibuat dihadapan Julius Purnawan, SH, MSi,
Notaris di Jakarta Selatan, untuk tujuan pengembangan ekspansi kredit Perseroan untuk jangka
waktu sampai tanggal 16 Desember 2022, dengan nilai pinjaman Rp1.000.000.000.000,00 dan
suku bunga sebesar 6,75% per tahun dengan nilai outstanding per 30 Nopember 2021 adalah
sebesar Rp1.000.000.000.000,00 yang berlaku sampai tanggal 16 Desember 2022.

3. Perjanjian Kredit No.770/PK/FI/0920 tanggal 28 September 2020 dengan PT Bank Danamon


Indonesia Tbk., untuk tujuan pembiayan umum untuk jangka waktu sampai tanggal 28 September
2022, dengan nilai pinjaman Rp1.000.000.000.000,00 dan suku bunga sebesar 5,60% per tahun
dengan nilai outstanding per 30 Nopember 2021 adalah sebesar Rp1.000.000.000.000,00 yang
berlaku sampai tanggal 28 September 2022.

4. Akta Perjanjian Kredit No. 45 tanggal 27 Agustus 2020 dengan PT Bank ICBC Indonesia, yang
dibuat dihadapan Ashoya Ratam, SH, MKn, Notaris di Kota Administrasi Jakarta Selatan untuk
tujuan pembiayan umum untuk jangka waktu sampai tanggal 1 Maret 2022, dengan nilai pinjaman
Rp800.000.000.000,00 dan suku bunga sebesar 7,00% per tahun dengan nilai outstanding per
30 Nopember 2021 adalah sebesar Rp800.000.000.000,00 yang berlaku sampai tanggal 1 Maret
2022.

- Perjanjian Penting

1. Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Treasury Notional Pooling Rekening Pemerintah Milik


Kementerian Negara/ Lembaga/ Satuan Kerja Pada Bank Umum/ Kantor Pos No.PRJ-73/
PB/2015, 032/PKS/DIR/2015 tanggal 30 April 2015 dengan Direktorat Jenderal Pembendaharaan
- Kementerian Keuangan Republik Indonesia, dengan tujuan kerja sama adalah untuk mengatur
pelaksanaan Treasury Notional Pooling (TNP) pada Perseroan yang berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015. Apabila jangka waktu Perjanjian berakhir dan tidak ada Pihak yang
bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian, maka Para Pihak sepakat bahwa pada setiap tanggal
jatuh tempo jangka waktu Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun berikutnya.

2. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Rekening Pemerintah Milik Kementerian Negara/ Lembaga/


Satuan Kerja Pada Bank Umum/ Kantor Pos No.PRJ-74/PB/2015, 033/PKS/DIR/2015 tanggal
30 April 2015 dengan Direktorat Jenderal Pembendaharaan - Kementerian Keuangan Republik
Indonesia dengan tujuan kerja sama adalah untuk pelaksanaan pengelolaan rekening pemerintah
yang dibuka pada Perseroan yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Apabila
jangka waktu Perjanjian berakhir dan tidak ada Pihak yang bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian,
maka Para Pihak sepakat bahwa pada setiap tanggal jatuh tempo jangka waktu Perjanjian ini
diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya.

3. Nota Kesepahaman Penggunaan Produk, Jasa Dan Layanan Perbankan No.AHU.UM.01.01-764,


No.016/NK/DIR-INS/2016 tanggal 15 Agustus 2016 dengan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan tujuan kerja sama
adalah untuk memenuhi sistem pelayanan jasa perbankan melalui mekanisme pemberian fasilitas
jasa layanan perbankan yang berlaku untuk 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan
dan apabila masing-masing pihak tidak bermaksud untuk mengakhiri nota kesepahaman sampai
batas waktu yang telah ditetapkan maka nota kesepahaman ini secara otomatis akan diperpanjang
secara terus menerus untuk jangka waktu yang sama.

4. Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pada
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia
No.AHU.1UM.01.01-830, No.108/PKS/DIR-INS/2016 tanggal 18 Agustus 2016 dengan Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan tujuan kerja sama adalah untuk mendukung program transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan PNBP atas pelayanan jasa hukum, dimana AHU akan menggunakan
produk dan jasa dari PERSEROAN untuk menyediakan fasilitas perbankan yang berhubungan
dengan Modul Penerimaan Negara (MPN) guna menerima pembayaran tarif PNBP dari masyarakat
yang wajib membayarnya (Wajib Bayar) atas pelayanan jasa hukum dari AHU yang berlaku untuk.

122
1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 18 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 18 Agustus 2017.
Apabila jangka waktu Perjanjian berakhir dan tidak ada Pihak yang bermaksud untuk mengakhiri
Perjanjian, maka Para Pihak sepakat bahwa pada setiap tanggal jatuh tempo jangka waktu
Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya.

5. Nota Kesepahaman Penggunaan Produk, Jasa Dan Layanan Perbankan No.MOU/13/102015, 014/
NK/DIR-INS/2015 tanggal 23 Oktober 2015 dengan BPJS Ketenagakerjaan dengan tujuan kerja
sama adalah untuk Memenuhi sistem pelayanan jasa perbankan melalui mekanisme pemberian
fasilitas jasa layanan perbankan yang berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak
tanggal penandatanganan dan apabila masing-masing pihak tidak bermaksud untuk mengakhiri
nota kesepahaman sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka nota kesepahaman ini secara
otomatis akan diperpanjang secara terus menerus untuk jangka waktu yang sama.

6. Perjanjian Kerjasama Penerimaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Melalui Kantor Bersama Samsat Dan Sentra-Sentra
Pelayanan Samsat Propinsi Jawa Barat No.119/701-DISPENDA/2014, 001/INS-DIR/PKS/2014
tanggal 23 Mei 2014 dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan tujuan kerja sama adalah
untuk Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat meliputi penerimaan pembayaran PKB dan /
atau BBNKB di seluruh kantor bersama Samsat milik Jabar dan sentra-sentra pelayanan Samsat
yang berlaku untuk jangka waktu terus berlaku sampai dengan adanya pemberitahuan untuk
mengakhiri perjanjian atas dasar kesepakatan Para Pihak dengan pemberitahuan tertulis paling
lambat 3 bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.

7. Nota Kesepahaman Penggunaan Produk, Jasa Dan Layanan Perbankan No.3/SKB-32/VIII/2015,


013/NK-INS/2015 tanggal 8 April 2015 dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Jawa Barat dengan tujuan kerja sama adalah untuk Memenuhi sistem pelayanan jasa perbankan
melalui mekanisme pemberian fasilitas jasa layanan perbankan yang berlaku untuk jangka waktu
2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan dan apabila masing-masing pihak tidak
bermaksud untuk mengakhiri nota kesepahaman sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka
nota kesepahaman ini secara otomatis akan diperpanjang secara terus menerus untuk jangka
waktu yang sama.

8. Nota Kesepahaman Penggunaan Produk, Jasa Dan Layanan Perbankan No. 590/1-36/V/2016,
011/NK/DIR-INS/2016 tanggal 16 Mei 2016 dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi Banten dengan tujuan kerja sama adalah untuk Memenuhi sistem pelayanan jasa
perbankan melalui mekanisme pemberian fasilitas jasa layanan perbankan yang berlaku untuk
jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan dan apabila masing-masing
pihak tidak bermaksud untuk mengakhiri nota kesepahaman sampai batas waktu yang telah
ditetapkan maka nota kesepahaman ini secara otomatis akan diperpanjang secara terus menerus
untuk jangka waktu yang sama.

9. Nota Kesepahaman Kerjasama Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat Serta


Pemanfaatan Jasa Layanan Perbankan No. 373/UN6.RKT/MoU/2021,010/NK/DIR-HKE/2021
tanggal 6 Juli 2021 dengan Universitas Padjajaran dengan tujuan kerja sama adalah untuk
Memenuhi sistem pelayanan jasa perbankan melalui mekanisme pemberian fasilitas bagi
pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi dan jasa layanan perbankan yang berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan dan apabila masing-masing pihak
tidak bermaksud untuk mengakhiri nota kesepahaman sampai batas waktu yang telah ditetapkan
maka nota kesepahaman ini secara otomatis akan diperpanjang secara terus menerus untuk
jangka waktu yang sama.

10. Nota Kesepahaman Jasa Layanan Perbankan No. 275/UN58/KS/2016, 010/NK/DIR-INS/2016


tanggal 11 Mei 2016 dengan Universitas Siliwangi dengan tujuan kerja sama adalah untuk Memenuhi
sistem pelayanan jasa perbankan melalui mekanisme pemberian fasilitas jasa layanan perbankan
yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penandatanganan dan
apabila masing-masing pihak tidak bermaksud untuk mengakhiri nota kesepahaman sampai batas
waktu yang telah ditetapkan maka nota kesepahaman ini secara otomatis akan diperpanjang
secara terus menerus untuk jangka waktu yang sama.

123
11. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Sumbangan
Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) Melalui Seluruh Jaringan Kantor Dan
Jaringan Elektronik Bank BJB Serta Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor Pengesahan
STNK Tahunan Di Daerah Hukum Kepolisian Daerah Jawa Barat No.119/2256-Bapenda, B/46/XI/
HUK.1.1/2020, P/33/SP/2020, 006/PKS/HKE-DJ2/2020 tanggal 19 Nopember 2020 dengan Tim
Pembina Samsat Propinsi Jawa Barat dengan tujuan kerja sama adalah untuk Meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pelayanan publik dalam pembayaran PKB dan SWDKLLJ melalui seluruh jaringan
kantor dan jaringan elektronik Perseroan serta Identifikasi Kendaraan Bermotor Pengesahan STNK
Tahunan di Daerah Hukum Kepolisian Daerah Jawa Barat dengan Jangka waktu Perjanjian sampai
dengan tanggal 22 Nopember 2024. Jangka waktu Perjanjian dapat diperpanjang berdasarkan
kesepakatan Para Pihak.

12. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan,Penerimaan Negara
Bukan Pajak Dan Registrasi Dan Identifikasi Kendaraan Bermotor Serta Pengesahan Surat Tanda
Nomor Kendaraan Melalui Seluruh Jaringan Kantor Dan Jaringan Elektronik Bank BJB Pada
Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Banten Di Propinsi Banten No.973/12-BAPENDA/2020, B/285/V/
YAN.1/2020/DITLANTAS, P/SP/27/ 2020, 015/KANWIL IV/2020 tanggal 22 April 2020 dengan Tim
Pembina Samsat Propinsi Banten dengan tujuan kerja sama adalah untuk Pelayanan Pembayaran
Pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLAJ), Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNPB) dan Registrasi Dan Identifikasi Kendaraan Bermotor Serta Pengesahan Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) Pada Wilayah Hukum Kepolisian Daerah Banten Di Propinsi
Banten melalui jaringan kantor dan jaringan elektronik Perseroan dan mitra Perseroan dan Jangka
waktu Perjanjian adalah 3 (tiga) tahun sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang, diubah atau
diakhiri menurut persetujuan Para Pihak.

13.
Nota Kesepahaman No.004/INS-MOU/2019-K.TEL.05-0242/HK.840/DES-B10000000/2019
tanggal 9 Mei 2019 tentang Kerjasama Sinergi Pemanfaatan Produk Dan Jasa dengan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan tujuan kerja sama adalah untuk mempersiapkan hal yang
berkaitan dengan kerja sama pemanfaatan produk dan jasa antara Perseroan dengan Telkom
termasuk anak perusahaan dari masing-masing pihak untuk menciptakan sinergi usaha dengan
prinsip yang saling menguntungkan antara Perseroan dengan Telkom yang berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandanganinya nota kesepahaman ini dan dapat
diperpanjang sesuai kesepakatan Para Pihak untuk jangka waktu yang sama.

14. Perjanjian Kerjasama No.PRJ-104/LMAN/2019, No.079/PKS/DIR-INS/2019 tanggal 29 April 2019


tentang Pengelolaan Dana Pada Giro Dan Deposito dengan Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN) dengan tujuan kerja sama adalah untuk melakukan penempatan dan pemindahbukuan
dana pada rekening Giro dan Deposito atas nama LMAN pada PERSEROAN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak ditandatangani
dan dapat diperpanjang menurut kesepakatan Para Pihak.

15. Perjanjian Kerjasama No.PKS-4/PB/2019, No.100/PKS/DIR-INS/2019 tanggal 23 Mei 2019 tentang


Koordinasi Pengembangan Pelaksanaan Pembayaran Dengan Kartu Kredit Corporate Dalam
Rangka Penggunaan Uang Persediaan, dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan Republik Indonesia dengan tujuan kerja sama adalah untuk menetapkan mekanisme
dan melaksanakan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan untuk mendorong
pengembangan pelaksanaan pembayaran dengan kartu kredit corporate dalam rangka penggunaan
uang persediaanyang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun sejak tanggal ditandatanganinya
Perjanjian dan akan diperpanjang dengan sendirinya untuk jangka waktu yang sama seterusnya
sampai dengan diakhiri oleh Para Pihak atau sampai dengan peraturan yang terkait pembayaran
dengan kartu kredit corporate dalam rangka penggunaan uang persediaan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

124
16. Perjanjian Kerjasama No.211/PKS/DIR-KKR/2019, No.PJ-1279/DS102/SM.08. 02/12/2019 tanggal
23 Desember 2019 tentang Pemberian Fasilitas Kredit Guna Bhakti Dan Bantuan Pembayaran
Kolektif Angsuran Kredit Guna Bhakti dengan Perusahaan Umum (Perum) BULOG dengan
tujuan kerja sama adalah untuk memberikan fasilitas bjb Kredit Guna Bhakti (KGB) kepada
karyawan BULOG (“Debitur”) dengan tujuan multi guna yang berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal
ditandatanganinya Perjanjian.

17. Nota Kesepahaman No.002/HKE-MOU/2020, No.1143/HL.01.02/J.5/2020 tanggal 5 Maret 2020


tentang Jasa Layanan Perbankan dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Banggakencana
Di Propinsi Jawa Barat, dengan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Propinsi
Jawa Barat dengan tujuan kerja sama adalah untuk Melakukan kerja sama dalam berbagai
kegiatan yang saling menunjang tugas pokok fungsi Para Pihak dengan tujuan untuk memberikan
fasilitas jasa layanan perbankan kepada BKKBN dan sebagai salah satu kerjasama kemitraan
dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui Program Banggakencana di Propinsi Jawa Barat
dimana Jangka waktu Perjanjian adalah 5 (lima) tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat
diperpanjang menurut kesepakatan Para Pihak.

18. Perjanjian Kerjasama No.PER/102/052020, No.071/PKS/DIR-HKE/2020 tanggal 20 Mei 2020


tentang BPJS Ketenagakerjaan Service Point Office (BPJS Ketenagakejaan SPO) dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dengan tujuan kerja sama adalah untuk
pemanfaatan fasilitas pelayanan di Perseroan untuk jangka waktu 2 tahun terhitung efektif sejak
tanggal ditandatanganinya Perjanjian.

19. Perjanjian Kerjasama Penerimaan Pembayaran Pajak Daerah Secara Elektronik No.1338/-072,
No 003/PKS/HKE-DJ2/2021 tanggal 22 Juni 2021 dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. dengan tujuan kerja sama adalah untuk Menerima pembayaran Pajak Daerah
oleh Perseroan dan pelimpahan seluruh saldo penerimaan tersebut dari Perseroan kepada Pemda
melalui fasilitas layanan perbankan Perseroan dan Jangka waktu Perjanjian sampai dengan tanggal
22 Juni 2023. Jangka waktu Perjanjian dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

Perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani Perseroan dengan pihak ketiga yang material, termasuk
namun tidak terbatas pada perjanjian-perjanjian kredit, adalah sah dan mengikat Perseroan serta tidak
bertentangan dengan anggaran dasar Perseroan dan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta tidak terdapat pembatasan-pembatasan dari perjanjian-perjanjian material
yang ditandatangani oleh Perseroan dengan pihak ketiga (negative covenants) yang dapat merugikan
hak dan kepentingan dari pemegang saham publik serta tidak akan menghalangi rencana PMHMETD I.

A.13. PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, ENTITAS ANAK, ANGGOTA


DEWAN KOMISARIS, DIREKSI PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Berikut ini adalah perkara-perkara yang dihadapi oleh Perseroan dan Entitas Anak. Adapun detail dari
perkara-perkara tersebut, yaitu:

PERSEROAN

Perkara Perdata

Posisi Materi Nilai Perkara Status


No No. Perkara Pihak Lawan
Perseroan Perkara (Rp,00) Perkara
Material
1. 72/PDT.G/2016/PN.Bjm Tergugat Haryanti Wanprestasi Kasasi
5.200.000.000
Material
500.000.000
2. 663/Pdt.plw/2016/PN.jkBrt Tergugat Irwan Sanjaya Perlawanan Banding
Immaterial
1.000.000.000
Material Peninjauan
3. 20/pdt.g/2018/Pn.Tsm Tergugat Suaebah Habibah PMH
171.050.000 Kembali

125
Posisi Materi Nilai Perkara Status
No No. Perkara Pihak Lawan
Perseroan Perkara (Rp,00) Perkara
Material
Turut 2.903.800.000
4. 58/Pdt.G/2018/PN.Bgr PT Bank BTN PMH Kasasi
Tergugat I Immaterial
10.000.000
Termohon Materil
5 969/PDT.PLW/2018/PN, Tng Maria Liling Kusmiati S Perlawanan Banding
Banding 3.000.000.000
Materil
6 42/PDT.G/2020/PN/Pbr Tergugat CV Rizki Pratama PMH Kasasi
2.001.812.748
PMH = Perbuatan Melawan Hukum

Perkara Pengadilan Niaga

Posisi Materi
No No. Perkara Pihak Lawan Nilai Perkara Status Perkara
Perseroan Perkara
160/Pdt.Sus/PKPU/2017/ Kreditor Sebesar Nilai Putusan
1 PT. Arjuna Finance Kepailitan
PN.Niiaga.Jkt.Pst Separatis Tagihan Piutang Kepailitan
52/Pdt-Sus/PKPU/2018/
PN.JKT.PST, Jo. No. 10/ Kreditor PT. Sunprima Sebesar Nilai Putusan
2 Kepailitan
Pdt-Sus/Pailit/2018/ Separatis Nusantara Pembiayaan Tagihan Piutang Kepailitan
PN.JKT.PST

Perkara Pengadilan Pajak

Nilai Nilai
Pihak
No No. Perkara Pososi Perseroan Materi Perkara Perkara Perkara Status Perkara
Lawan
Awal Saat Ini
Proses
Pemohon Banding
1 005746.15/2019/PP Dirjen Pajak PPh Badan Tahun 2014 38.124 (76,662) Peninjauan
Lebih Bayar
Kembali
Proses
PPh Pasal 4(2) Tahun
2 005747.15/2019/PP Pemohon Banding Dirjen Pajak 21.959 17,631 Peninjauan
2014
Kembali
Proses Sidang
3 000516.15/2020/PP Pemohon Banding Dirjen Pajak PPh Badan Tahun 2016 70.589 70.589
Banding
PPh Pasal 23 Tahun Proses Sidang
4 000515.15/2020/PP Pemohon Banding Dirjen Pajak 612 612
2016 Banding
Proses Sidang
5 000517.15/2020/PP Pemohon Banding Dirjen Pajak PPN 639 639
Banding
Proses Sidang
6 009526.15/2020/PP Pemohon Banding Dirjen Pajak PPh Badan Tahun 2015 66.015 66.015
Banding
Keterangan:
*) Termasuk denda dan pokok (dalam jutaan Rupiah)

PT BANK BJB SYARIAH

a. Perkara Perdata - Ekonomi Syariah

Posisi Materi Nilai Perkara


No No. Perkara Pihak Lawan Status Perkara
Perseroan Perkara (Rp)
Irvan Irvianto Santoso
2169/Pdt.G/2021/
1 Terlawan I Putro Perlawanan Tidak ada Sidang Tingkat I
PA.Badg
Ir. Poetoet Santoso
3258/Pdt.G/2021/
2 Tergugat Louis Dihardja PMH 600.000.000 Sidang Tingkat I
PA.Badg
PMH = Perbuatan Melawan Hukum

126
b. Perkara Perdata

Posisi Materi Nilai Perkara


No No. Perkara Pihak Lawan Status Perkara
Perseroan Perkara (Rp)
1 9/Pdt.G/2021/PN.Cbi Tergugat III Renuk Suistini PMH Tidak Ada Sidang Tingkat I

Pada tanggal Prospektus, Perseroan sedang terlibat dalam 6 perkara perdata, 2 perkara pengadilan
niaga, dan 6 perkara perpajakan, dimana apabila dikemudian hari ternyata badan-badan peradilan
tersebut memutuskan dengan mengalahkan Perseroan, maka tidak ada dari perkara-perkara tersebut
yang akan memberikan dampak negatif yang material terhadap keadaan keuangan dan kelangsungan
kegiatan usaha Perseroan serta tidak akan berakibat menghalangi rencana PMHMETD I dan
Perseroan tidak terdaftar sebagai pemohon untuk diri sendiri dan termohon dalam perkara kepailitan
atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Pengadilan Niaga, namun Perseroan sedang
terlibat dalam perkara kepailitan dalam kedudukannya selaku kreditur separatis.

Pada tanggal Prospektus, PT Bank Jabar Banten Syariah sedang terlibat dalam 2 perkara perdata -
ekonomi syariah dan 1 perkara perdata, dimana apabila dikemudian hari ternyata badan-badan peradilan
tersebut memutuskan dengan mengalahkan PT Bank Jabar Banten Syariah, maka tidak ada dari perkara-
perkara tersebut yang dapat memberikan dampak negatif yang material terhadap kelangsungan dan
kegiatan usaha Perseroan serta tidak akan berakibat menghambat rencana PMHMETD I dan PT Bank
Jabar Banten Syariah tidak terdaftar sebagai pemohon untuk diri sendiri dan termohon dalam perkara
kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Pengadilan Niaga.

Pada tanggal Prospektus, PT BJB Sekuritas Jabar dan seluruh perusahaan terasosiasi tidak sedang
terlibat dalam perkara apapun yang dapat berpengaruh secara material yang negatif terhadap kondisi
keuangan dan kegiatan usaha Perseroan dan dapat berakibat menghambat rencana PMHMETD I, baik
perkara perdata, pidana, tata usaha negara, hubungan industrial, arbitrase dan perpajakan serta tidak
sedang terlibat dalam permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang dan/atau tidak terdaftar
sebagai termohon dalam perkara kepailitan atau telah dinyatakan dalam keadaan pailit dengan pihak
lain di badan-badan peradilan.

Perseroan dan seluruh anak perusahaan serta seluruh perusahaan terasosiasi tidak terlibat dalam suatu
sengketa hukum/perselisihan lain yang terjadi di luar pengadilan dengan atau memperoleh teguran
(somasi) dari pihak ketiga, yang dapat berpengaruh secara material terhadap kondisi keuangan dan
kegiatan usaha Perseroan dan dapat berakibat menghambat rencana PMHMETD I.

Sampai dengan tanggal Prospektus, Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan Direksi dan Dewan
Komisaris seluruh anak perusahaan serta seluruh perusahaan terasosiasi dalam kedudukannya sebagai
pribadi dan sesuai jabatannya masing-masing, tidak sedang terlibat dalam suatu sengketa atau gugatan
di badan-badan peradilan di Indonesia baik untuk perkara pendata dan atau perkara pidana dan atau
perkara tata usaha negara dan atau perkara hubungan industrial/ketenagakerjaan dan atau arbitrase
dan atau perkara perpajakan serta tidak sedang terlibat dalam permohonan penundaan kewajiban
pembayaran utang dan/atau tidak terdaftar sebagai termohon dalam perkara kepailitan atau telah
dinyatakan dalam keadaan pailit dan tidak sedang terlibat dalam suatu sengketa hukum/perselisihan
lain yang terjadi di luar pengadilan dengan atau memperoleh teguran (somasi) dari pihak ketiga, yang
dapat memberikan dampak negatif secara material terhadap kondisi keuangan dan kegiatan usaha
Perseroan dan dapat berakibat menghambat rencana PMHMETD I.

127
B. KEGIATAN USAHA PERSEROAN SERTA KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

B.1. KEGIATAN USAHA

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (”Perseroan”) didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 1960 tentang penentuan perusahaan milik Belanda di Indonesia
yang dikenakan nasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung
yaitu N.V Denis (De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding) terkena ketentuan tersebut dan
diarahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bank telah mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 20 Mei 1961. Perseroan memiliki nasabah utama berupa pegawai negeri
sipil, perorangan, karyawan, koperasi, BUMD, BUMN, beserta institusi lainnya baik Pemerintah maupun
swasta. Sampai dengan 31 Oktober 2021, Perseroan memiliki 5 Kantor Wilayah, 65 Kantor Cabang,
873 Kantor Cabang Pembantu, 6 Kantor Fungsional dan 1.773 Jaringan TPE.

Per tanggal 31 Oktober 2021, total dana pihak ketiga Perseroan dikontribusi oleh dana-dana Pemerintah
yang mencapai 29,1%, dana corporate sebesar 42,6% dan dana retail sebesar 28,3%. Selain itu
Perseroan juga telah menyalurkan pinjamannya kepada 592.530 debitur di seluruh daerah operasional
Perseroan yang terdiri dari 86% debitur kredit konsumer, 1,2% debitur kredit komersial, 6,3% debitur
kredit KPR dan sebesar 6,6% debitur kredit mikro.

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan melakukan kegiatan usaha perbankan sebagai
berikut:

B.1.1. PENGHIMPUNAN DANA

Penghimpunan dana yang diarahkan kepada dana-dana ritel/perorangan disamping mempertahankan


nasabah korporasi maupun instansi dan departemen terkait. Penghimpunan dana dilakukan melalui
produk-produk sebagai berikut:

Giro
Dana pihak ketiga dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya sesuai ketentuan yang ditetapkan Perseroan.
Perseroan memiliki produk giro dengan nama bjb Giro Rupiah dan bjb Giro Valas. Untuk bjb Giro Rupiah
Perorangan dapat diberikan fasilitas kartu ATM.

Tabungan
Untuk meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga, Perseroan menyediakan beberapa pilihan produk
tabungan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah saat ini, tabungan memiliki fasilitas jaringan
lebih dari 23.000 ATM di seluruh Indonesia, dapat melakukan transaksi tarik tunai sampai dengan Rp10
juta, transfer antar bank melalui fasilitas jaringan ATM Bersama dan/atau jaringan ATM Prima sampai
dengan Rp25 juta, dapat dijadikan agunan kredit, fasilitas kartu ATM berfungsi sebagai kartu debit
(Prima Debit) dengan transaksi sampai Rp10 juta, dapat melakukan pembayaran berbagai tagihan
serta suku bunga harian yang kompetitif. Produk tabungan tersebut antara lain sebagai berikut:

 Tabungan bjb Tandamata (Tabungan Anda Masa Datang) adalah produk tabungan yang
diterbitkan oleh Perseroan dalam rangka menjangkau golongan masyarakat kecil dan menengah,
melalui setoran awal yang relatif ringan dan diikutsertakan dalam Undian Berhadiah Perseroan

 Tabungan bjb Tandamata Gold adalah produk tabungan perorangan yang diterbitkan Perseroan
yang bertujuan untuk menjangkau golongan masyarakat menengah keatas dengan beberapa
tambahan fasilitas yang dimiliki diantaranya suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produk tabungan lain, diikutsertakan dalam Undian Berhadiah Perseorangan, fasilitas perlindungan
asuransi untuk nasabah yang mencapai saldo tertentu.

 Tabungan bjb Tandamata Dollar adalah salah satu produk tabungan valuta asing dari 
bank bjb tersedia dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) dan Dollar Singapura (SGD).
Diperuntukan bagi nasabah perorangan, non perorangan maupun joint account.

128
 Tabungan bjb Tandamata Bisnis adalah produk tabungan perorangan yang diterbitkan oleh
Perseroan dengan fasilitas dan informasi yang dibutuhkan untuk menjangkau para pelaku usaha
nasabah perorangan dengan usaha kecil dan menengah serta Optimalisasi Dana Usaha Nasabah
dengan beberapa fasilitas yang dimiliki diantaranya suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan produk tabungan lain, fasilitas autotransfer dari rekening Tandamata Bisnis ke Rekening
Giro yang dimiliki oleh nasabah.

 Tabungan bjb Tandamata Berjangka adalah Tabungan Anda Masa Datang perorangan dalam
mata uang rupiah dengan jumlah setoran bulanan dan jangka waktu tertentu yang disertai dengan
manfaat pertanggungan asuransi sesuai ketentuan bank. Terdapat rekening utama yang berlaku
sebagai rekening sumber dana untuk setoran rutin bjb Tandamata Berjangka yang dilakukan melalui
proses autodebet, yang tanggal pendebetannya dapat dipilih sesuai dengan keinginan nasabah.
Atas saldo bjb Tandamata Berjangka tidak dapat dilakukan pengambilan & penarikan layaknya
tabungan pada umumnya kecuali berniat menutup rekening tersebut. Bjb Tandamata Berjangka
akan berakhir dalam hal telah jatuh tempo / tidak melakukan setoran selama 3 bulan berturut-turut
atau atas permintaan nasabah.

 Tabungan bjb Tandamata Purnabhakti adalah Produk Tabungan yang diperuntukan bagi
nasabah pensiunan dalam mata uang rupiah yang dipergunakan sebagai media penerimaan untuk
pembayaran pensiun kelolaan PT Taspen dan PT Asabri. Diberikan fasilitasi kartu ATM sesuai
dengan permohonan nasabah.

 Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah) adalah produk tabungan bersama yang dikeluarkan
oleh BPD seluruh Indonesia, yang diikutsertakan dalam 2 Undian yaitu BPD seluruh Indonesia dan
Undian Gratis Berhadiah Perseroan. Diberikan fasilitas kartu ATM bagi nasabah Simpeda.

 TabunganKu adalah Tabungan dalam mata uang rupiah dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui budaya menabung. Diperuntukan bagi nasabah perorangan
dan tidak diperbolehkan untuk Badan Usaha/ Badan Hukum maupun Joint Account. Satu orang
nasabah hanya memiliki satu rekening TabunganKu di satu bank untuk produk yang sama, kecuali
bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak yang masih dibawah perwalian sesuai Kartu
Keluarga yang bersangkutan. Diberikan fasilitasi Kartu ATM bagi nasabah TabunganKu.

 Tabungan bjb Tandamata My First adalah Tabungan yang diperuntukan bagi nasabah perorangan
berusia 0-17 tahun dalam mata uang rupiah sebagai tabungan edukasi perbankan sejak dini bagi
anak untuk memulai belajar dan membudayakan menabung. Diberikan fasilitas kartu ATM bagi
nasabah Tandamata My First.

 Simpanan Pelajar (Tabungan Simpel) adalah produk tabungan bersama yang dikeluarkan oleh
OJK yang diperuntukan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia,
dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung. Produk SimPel
hanya dapat dipasarkan secara kolektif yang didahului dengan adanya perjanjian kerjasama (PKS)
antara Sekolah dengan Perseroan, diperuntukan bagi nasabah perorangan WNI yang berusia
dibawah 17 tahun dan belum memiliki KTP. Perseroan dapat melakukan konversi atau perubahan
jenis tabungan SimPel mejadi produk tabungan bank bjb lainya pada saat nasabah mencapai usia
17 tahun ke atas.

 bjb SiMuda adalah Tabungan rencana untuk golongan pemuda/mahasiswa dalam mata uang
rupiah yang dilengkapi dengan sistem Autodebet rekening perbulan dalam jangka waktu tertentu
yang dilengkapi dengan perlindungan asuransi jiwa.

129
Deposito
Seperti kegiatan usaha di setiap bank pada umumnya, Perseroan juga menyediakan produk-produk
deposito yang ditawarkan kepada nasabah antara lain sebagai berikut:

 bjb Deposito Berjangka adalah Simpanan berjangka pihak ketiga baik perorangan maupun non
perorangan dalam mata uang rupiah pada bank yang penarikanya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dengan bank. Pencairan yang dilakukan
sebelum jatuh tempo akan dikenakan biaya penalti berupa tidak dibayarkanya bunga berjalan.
Jangka waktu penempatan bjb deposito berjangkaadalah 1,3,6,12,24 bulan. Terdapat fasilitas
Automatic Roll Over (ARO) yaitu perpanjangan secara sistem pada deposito yang telah jatuh
tempo. Bunga yang diperoleh dapat dipindahbukukan ke rekening bank bjb maupun di transfer ke
rekening bank lain.

 bjb Deposito Suka-Suka adalah Simpanan berjangka pihak ketiga perorangan dalam mata
uang rupiah pada bank yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo tanpa dikenaka biaya penalti,
diperuntukan bagi nasabah perorangan. Jangka waktu penempatan bjb deposito suka-suka adalah
1,3,6,12 bulan. Terdapat fasilitas Automatic Roll Over (ARO) yaitu perpanjangan secara sistem
pada deposito yang telah jatuh tempo. Bunga yang diperoleh dapat dipindahbukukan ke rekening
bank bjb maupun di transfer ke rekening bank lain.

 bjb Deposito Valas adalah Simpanan berjangka pihak ketiga baik perorangan, non perorangan
maupun joint account dalam mata asing (USD,SGD,EUR,JPY) pada bank yang penarikanya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara deposan dengan bank. Jangka
waktu penempatan bjb deposito berjangka adalah 1,3,6,12,bulan. Apabila dicairkan sebelum jatuh
tempo tidak dikenakan biaya penalti, dan bunga berjalan tidak dibayarkan.

 bjb Deposito Diskonto adalah simpanan berjangka atas nama nasabah dengan pembayaran
bungan dibuka yang dikeluarkan oleh bank yang bukti simpananya tidak dapat diperjualbelikan.
Jangka waktu deposito berjangka diskonto adalah 1,3,6,12 bulan.

Berikut ini merupakan pertumbuhan dana pihak ketiga Perseroan per tanggal 31 Oktober 2021:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Giro 27.337.044 19.163.117 20.608.315
Tabungan 21.525.277 22.266.567 20.734.616
Deposito 70.543.302 70.683.597 41.996.786
Total 120.142.212 112.113.281 83.339.717

B.1.2. PENYALURAN DANA

Dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, maka
penyaluran dana lebih diarahkan kepada peningkatan kredit dan pembiayaan ritel yang memberikan
multiplier effect kepada seluruh sektor usaha kecil, serta penyaluran program kredit kepada debitur-
debitur binaan yang prospektif dengan tetap mengatur kesesuaian penyaluran kredit konsumtif dan
produktif secara bertahap. Sedangkan untuk dana-dana yang belum tersalurkan dalam bentuk kredit,
dioptimalkan dalam bentuk penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan memperhatikan
faktor likuiditas, rentabilitas dan risiko.

130
Penyaluran dana Perseroan kepada nasabah dilakukan melalui berbagai produk-produk sebagai
berikut:

Kredit Umum

a. bjb Kredit Modal Kerja Umum (KMKU)


Merupakan kredit yang ditujukan untuk membiayai biaya operasional dan aktiva lancar yang habis
dalam satu siklus usaha yaitu piutang dagang dan persediaan. Plafond maksimum yang dapat
diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku
mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

b. bjb Kredit Investasi Umum (KIU)


Merupakan kredit yang bertujuan untuk membiayai aktiva tetap, dalam rangka rehabilitasi,
modernisasi, ekspansi, relokasi proyek, project financing dan refinancing. Plafond maksimum yang
dapat diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan ketentuan yang
berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

c. bjb Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMKK)


Merupakan kredit yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan modal kerja Kontraktor yang
memperoleh kontrak Pengadaan Barang/Jasa atau penyelesaian suatu proyek dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultasi, atau Jasa Lainnya. Plafond maksimum yang
dapat diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan ketentuan yang
berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

d. bjb Supply Chain Financing


Merupakan fasilitas yang diberikan kepada Principal/Buyer untuk digunakan membayar tagihan
supplier dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa.

e. bjb Pinjaman Daerah


Merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota/Provinsi
untuk membiayai kegiatan investasi maupun deficit cash flow daerah. Untuk Jenis Pinjaman Daerah
dapat berupa Pinjaman Jangka Pendek (Jangka waktu maksimal 1 tahun anggaran), Pinjaman
Jangka Menengah (Jangka waktu dapat lebih dari 1 tahun anggaran dan tidak menghasilkan
penerimaan) dan Pinjaman Jangka Panjang (Jangka waktu lebih dari 1 tahun anggaran dan
menghasilkan penerimaan langsung berupa pendapatan APBD).

f. bjb Kredit Mikro Utama


Fasilitas pinjaman dari bank bjb yang diberikan kepada pelaku usaha berskala mikro kecil dan
menengah (UMKM) baik perorangan maupun badan usaha yang telah menjalankan usahanya
selama minimal 2 tahun dengan plafon pinjaman maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah). Untuk jangka waktu pinjaman yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
- Minimal 12 bulan dan Maksimal 60 bulan untuk kredit modal kerja dan kredit investasi
- Untuk plafond s.d 50 Juta Rupiah,- maksimal jangka waktu 36 bln
- Khusus modal kerja dengan pola siklus jangka waktu maksimal 12 bulan

g. bjb Kredit Usaha Rakyat (KUR)


Merupakan kredit yang mendapatkan Subsidi Bunga dari Pemerintah yang diberikan kepada
pelaku usaha baik perorangan, badan usaha atau Kelompok Usaha dengan skala mikro kecil dan
menengah dengan plafon maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan suku bunga 6%
efektif per tahun. Sasaran untuk bjb KUR adalah tidak sedang memperoleh fasiltas kredit lainya
dan atau subsidi suku bunga kredit dari program kredit lainya kecuali KUR pada bank bjb, Kredit
Kepemilikan Rumah, Kredit atau leasing kendaraan bermotor roda dua untuk tujuan produktif, Kredit
dengan jaminan Surat Keputusan Pensiun, Kartu kredit, Kredit Resi Gudang dan Kredit konsumsi
untuk keperluan rumah tangga dari Bank maupun Lembaga Keuangan Non Bank sesuai dengan
definisi pada peraturan perundang-undangan. Plafond untuk bjb KUR terbagi sebagai berikut :
- KUR Super Mikro s/d Rp. 10.000.000.
- Usaha Mikro: Rp. 10.000.000. s/d Rp. 50.000.000.
- Usaha Kecil: Rp. 50.000.000,- s/d 500.000.000,-.
KUR TKI : Sesuai Cost Structure dengan jumlah paling banyak Rp. 25.000.000,-

131
h. bjb Kredit Usaha Kecil Menengah (KUKM)
adalah fasilitas pinjaman dari bank bjb yang diberikan kepada pelaku UMKM baik perorangan maupun
badan usaha yang telah menjalankan usahanya selama minimal 3 tahun, dengan plafon pinjaman
di atas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan maksimal Rp.2.000.000.000,-
(dua milyar rupiah). Untuk jangka waktu yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
- Kredit Modal Kerja: Minimal 12 bulan dan Maksimal 60 bulan
- Kredit Investasi: Minimal 12 Bulan dan Maksimal 96 Bulan
- Kredit Berjangka dan Kredit Rekening Koran: Maksimal 12 Bulan

i. bjb Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera)


adalah fasilitas pinjaman yang diberikan bank bjb kepada pelaku usaha mikro perorangan
yang belum bankable secara berkelompok dengan plafon maksimal Rp.5.000.000,- per debitur.
Keunggulan produk bjb mesra adalah bunga 0%, tanpa agunan dan bebas biaya provisi. Sasaran
kredit adalah kepada Jamaah dan masyarakat di sekitar rumah ibadah, yang sudah memiliki usaha
mikro atau yang akan menjalankan usaha mikro namun belum bankable terutama untuk masyarakat
prasejahtera. Untuk jangka waktu mulai dari 6 Bulan s/d 12 Bulan.

j. bjb Kredit Skema Subsidi Resi Gudang


adalah Kredit yang mendapatkan Subsidi Bunga dari Pemerintah dengan jaminan Resi Gudang
kepada Petani, Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan Koperasi dengan plafond maksimal
70% dari nilai Resi Gudang atau maksimal Rp75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) per petani.

k. bjb Kredit BPR


adalah kredit yang diberikan kepada Bank Perkreditan Rakyat dalam bentuk fasilitas installment
loan, back to back loan, demand loan dan kredit investasi.

l. bjb Kredit Guna Bhakti (KGB)


adalah Pembiayaan untuk debitur berpenghasilan tetap yang gajinya telah maupun belum
disalurkan melalui Perseroan dan/atau tempat debitur bekerja telah memiliki perjanjian kerjasama
dengan Perseroan dimana sumber pengembaliannya berasal dari gaji debitur yang dipergunakan
untuk keperluan konsumtif.

m. bjb Kredit Koperasi Karyawan


adalah kredit yang diberikan kepada Koperasi Simpan pinjam dan/atau Unit Usaha Simpan Pinjam
dari Koperasi Pegawai/Karyawan/KPRI/KPN dan Koperasi Serba Usaha yang memiliki instansi
atau perusahaan induk.

n. bjb KPR
adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada calon debitur perorangan dengan agunan properti/
properti usaha dengan tujuan pembelian, Multiguna, Take Over X-Tra, membangun dan Top Up.

o. bjb Kredit Kepada Koperasi


adalah kredit yang diberikan kepada Koperasi Simpan Pinjam dan/atau Unit Usaha Simpan Pinjam
dari Koperasi Serba Usaha yang tidak memiliki instansi atau perusahaan induk.

p. bjb Kredit Sindikasi


adalah suatu bentuk kerja sama antara dua lembaga pembiayaan atau lebih dalam memberikan kredit
kepada satu debitur, untuk membiayai proyek atau keperluan yang sama dengan syarat/ketentuan
yang sama bagi para peserta sindikasi, diperjanjikan dalam dokumentasi dan diaministrasikan
oleh Agen Sindikasi. Plafond maksimum yang dapat diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan
dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK).

q. bjb Kredit Ekspor


adalah kredit yang bertujuan memenuhi kebutuhan debitur yang memiliki kegiatan usaha sebagai
eksportir yang meliputi fasilitas kredit modal kerja pre-eksport dan fasilitas kredit modal kerja post-
eksport. Plafond maksimum yang dapat diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan dengan tetap
memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

132
r. bjb Kredit kepada Perusahaan Pembiayaan
adalah kredit yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan modal kerja Lembaga Pembiayaan
dengan pola executing. Plafond maksimum yang dapat diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan
dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK).

s. bjb Kartu Kredit


adalah kartu Kredit yang diterbitkan oleh BNI bekerja sama dengan Perseroan, yang berfungsi
untuk melakukan transaksi pembelanjaan pada tempat-tempat yang memasang logo sebagaimana
tertera pada bjb Credit Card, dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi penarikan uang tunai
melalui mesin ATM.

Berikut ini merupakan pertumbuhan kredit yang diberikan oleh Perseroan per tanggal 31 Oktober 2021:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Modal kerja 20.835.939 17.656.490 15.722.211
Konsumsi 66.672.791 64.717.421 60.724.177
Investasi 1.932.257 1.845.689 1.146.690
Karyawan 2.099.196 1.990.617 1.817.412
Sindikasi 1.222.279 1.682.363 994.197
Program pemerintah 1.770.221 1.203.002 922.404
Total 94.532.683 89.095.582 81.327.091

Prosedur Pengajuan dan Pemberian Kredit

Kebijakan Perseroan dalam proses pemberian kredit dan pengawasan kredit adalah sebagai berikut:

I. Tahap Penetapan Target Market


- Melakukan identifikasi awal terhadap bidang usaha debitur/calon debitur yang potensial yang
akan dibiayai oleh Perseroan.
- Relationship Officer melakukan pemetaan terhadap potensi kredit yang diselaraskan dengan
penetapan target market.
- Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk analisa kredit yang diajukan oleh
debitur/calon debitur.
- Melakukan dokumentasi kredit dan administrasi kredit.

II. Tahap Verifikasi


- Menetapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) sebagai ketentuan minimum yang ditetapkan
sebagai pre-screening calon debitur.
- Melakukan credit checking yang dilakukan oleh Unit Bisnis dan merupakan media verifikasi
mengenai reputasi dan untuk memperoleh keyakinan atas kondisi usaha debitur/calon debitur.
Credit checking dapat dilakukan melalui bank checking, trade checking dan referensi.
- Menerapkan model pemeringkatan (credit rating) yang merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam upaya mitigasi risiko kredit. Untuk kredit komersial, model pemeringkatan
yang digunakan berupa credit rating yang mengurutkan debitur/calon debitur, fasilitas, dan/
atau proyek pekerjaan berdasarkan tingkat risiko terjadinya gagal bayar (probability of default).
Credit rating dilaksanakan oleh Unit Bisnis dan Unit risk reviewer dilakukan review secara
berkala. Apabila terdapat informasi kualitatif yang berdampak signifikan terhadap kondisi
debitur/calon debitur, segera dilakukan review atas credit rating tersebut oleh Unit Bisnis dan
Unit Risk Reviewer untuk melihat dampaknya terhadap credit rating dan/atau rating debitur/
calon debitur.

133
III. Tahap Analisa Kredit
- Melakukan analisa kredit berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan dari debitur/
calon debitur mengggunakan sistem teknologi informasi yaitu LMS (Loan Management
System).
- Ketika data dan informasi debitur/calon debitur telah lengkap, akan dilanjutkan dengan
keputusan kredit yang ditetapkan oleh manajemen Perseroan yang menggunakan four
eyes principle dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian (prudent banking
principles).
- Komite kredit Perseroan akan melakukan evaluasi dan memutuskan permohonan kredit dalam
jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Direksi.
- Selanjutnya Perseroan akan menerbitkan Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) yang
ditujukan kepada calon debitur yang berisi penawaran pemberian fasilitas kredit kepada calon
debitur termasuk di dalamnya syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon debitur
dan bersifat tidak mengikat. SPPK ini dimaksudkan agar calon debitur memahami terlebih
dahulu hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan pemberian kredit dan mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan oleh Perseroan.

IV. Tahap Persetujuan Kredit


- Setelah debitur/calon debitur menyetujui SPPK Perseroan, akan dilanjutkan dengan proses
penerbitan perjanjian kredit dan penandatanganan perjanjian kredit antara Perseroan dengan
debitur/nasabah. Perjanjian kredit ini mengatur hak dan kewajiban para pihak sebagai akibat
adanya pinjam meminjam uang.

Selain penghimpunan dan penyaluran dana, Perseroan melayani jasa-jasa perbankan lainnya antara
lain:
1. bjb digi
2. bjb digicash
3. bjb EDC
4. bjb e-SAMSAT Jabar
5. bjb e-Tax
6. bjb edu-pay
7. bjb Tip FX
8. bjb Deposito on Call
9. bjb Custody
10. bjb Wali Amanat
11. bjb DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)
12. bjb Remittance
13. bjb Quick Cash
14. bjb Bisa (Laku Pandai)
15. bjb Call
16. bjb Cash Management Service
17. Internet Banking Corporate
18. Signal (Samsat Digital Nasional)
19. Jaminan Bank (Garansi Bank)
20. Letter of Credit & SKBDN
21. Pre Post Shipment Financing
22. Inkaso
23. Kiriman Uang
24. Western Union
25. Transfer Kliring Antar Wilayah (Intercity Clearing)
26. BPDnet Online
27. Fasilitas Safe Deposit Box (SDB)
28. Bancassurance
29. Reksadana
30. Produk Treasury

134
31. Mobile Banking (M-ATM Bersama)
32. Layanan bjb Precious
33. Layanan Weekend Banking
34. Layanan Kas Mobil
35. Layanan Penerimaan Pencairan Jaminan dan Pembayaran BUBM BPJS Ketenagakerjaan
36. Layanan Penerimaan Pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan.

B.2. JARINGAN DISTRIBUSI

Pada tanggal 31 Oktober 2021, Perseroan memiliki 5 kantor wilayah dengan dengan rincian sebagai
berikut:

Wilayah Kantor Cabang KCP Kantor Fungsioal


Kantor wilayah I 17 273 2
Kantor wilayah II 17 195 1
Kantor wilayah III 13 232 2
Kantor wilayah IV 10 151 1
Kantor wilayah V 8 22 0
Total 65 873 6

B.3. PEMASARAN

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menghadapi pesaing yang memiliki kegiatan
usaha yang sejenis. Oleh karena itu, Perseroan senantiasa meningkatkan mutu pelayanan dan strategi
pemasaran yang efektif menghadapi pertumbuhan kebutuhan nasabah yang semakin bervariasi. Berikut
ini merupakan strategi pemasaran yang dijalankan oleh Perseroan:

Pemasaran Kredit
1. Meningkatkan pertumbuhan portofolio kredit konsumer dengan mempertahankan dan memperluas
market share kredit.
2. Meningkatkan ekspansi bisnis korporasi & komersial serta UMKM dengan optimalisasi produk
holding melalui sinergi.
3. Melakukan akselerasi bisnis KPR melalui penetrasi relationship dengan developer unggulan di
setiap daerah potensial.
4. Optimalisasi penggunaan limit credit line counterparty bank dan non-bank dengan produk antar
bank berbasis trade finance services.
5. Optimalisasi pelaksanaan risk awereness guna mendukung pertumbuhan kredit yang sehat dan
berkelanjutan.
6. Meningkatkan proses penyelamatan kredit melalui restrukturiasi kredit.
7. Optimalisasi Penyelesaian Kredit bermasalah melalui lelang, cessie dan AYDA
8. Meningkatkan fungsi pembinaan terhadap masyarakat (debitur dan calon debitur) dengan program
PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu) sehingga tercipta engagement dengan
Perseroan.

Pemasaran DPK
• Meningkatkan CASA melalui program B to G, B to B, B to C dan menjadikan bank bjb sebagai bank
transaksional.
• Memperluas layanan bisnis ritel baik QRIS, EDC, bjb digi, digicash maupun agen bjb Bisa untuk
mendukung literasi dan inklusi keuangan.
• Melakukan akselarasi pertumbuhan inklusi & literasi keuangan melalui pembukaan akses keuangan
serta edukasi kepada nasabah dan calon nasabah.
• Meningkatkan akuisisi nasabah ritel melalui optimalisasi layanan, fasilitas dan inovasi saluran
echannel.
• Meningkatkan transactional banking melalui optimalisasi product holding

135
B.4. PROSPEK DAN STRATEGI USAHA

Di tahun 2022 perekonomian Indonesia diharapkan akan membaik sejalan dengan situasi pandemi yang
lebih terkendali sejalan dengan akselerasi program vaksinasi dan program penguatan perekonomian
seperti pemberian insentif, subsidi, dan optimalisasi serta yang dilakukan oleh Pemerintah. Optimisme
tersebut tercermin dalam Nota Keuangan APBN Tahun Anggaran 2022 yang memproyeksikan ekonomi
indonesia mampu tumbuh sebesar 5,2%.

Berdasarkan Nota Keuangan APBN Tahun Anggaran 2022, dalam nota keuangan tersebut juga
menjelaskan, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai penggerak perekonomian
Indonesia di masa sebelum pandemi diperkirakan mampu kembali ke level pertumbuhan normalnya
yaitu 5,1%. Hal ini didorong oleh pola aktivitas dan mobilitas masyarakat yang lebih baik pasca
pemulihan dari eskalasi pandemi Covid-19 baik di tahun 2020 maupun 2021. Sementara itu, konsumsi
Pemerintah pada tahun 2022 mampu tumbuh positif sebesar 3,5% seiring terkendalinya pandemi yang
memungkinkan sebagian besar fungsi pelayanan publik dapat berjalan normal. Investasi atau PMTB,
diprediksi akan tumbuh di kisaran 6,1%. Peningkatan kinerja investasi didorong oleh perbaikan daya
tarik investasi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri (FDI). Sementara itu, kinerja perdagangan
internasional baik ekspor dan impor Indonesia di tahun 2022 diprediksi mampu tumbuh positif seiring
dengan pemulihan kinerja perekonomian global, khususnya pada negara mitra dagang utama. Ekspor
diperkirakan tumbuh 6,7% sementara impor tumbuh sebesar 7,3%. Kinerja ekspor dan impor tahun 2022
juga akan ditopang oleh berbagai kebijakan Pemerintah, terutama yang berkaitan dengan reformasi
struktural untuk perbaikan efisiensi dan daya saing ekonomi, peningkatan nilai tambah produk ekspor
komoditas, serta penguatan industri nasional guna mendorong potensi dan munculnya komoditas
ekspor unggul yang baru.

Berdasarkan Nota Keuangan APBN Tahun Anggaran 2022, untuk laju inflasi selama tahun 2021 bergerak
pada kisaran 1,8 – 2,5% (yoy). Adapun pergerakan laju inflasi 2022 diperkirakan masih dipengaruhi
dinamika pandemi meskipun terdapat ekspektasi yang mulai mereda sehingga diproyeksikan mencapai
3,0% (yoy). Dari sisi nilai tukar, kebijakan PPKM yang ditempuh Pemerintah Indonesia dalam rangka
mengendalikan penyebaran kasus Covid-19 serta konsistensi Pemerintah dalam melakukan percepatan
program vaksinasi dan pengendalian kasus Covid-19 juga akan menjadi salah satu faktor utama yang
memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah. Berdasarkan berbagai macam faktor tersebut, rata-rata nilai
tukar rupiah di sepanjang tahun 2021 berada pada kisaran Rp14.320 per dolar AS. Sedangkan untuk
tahun 2022, secara umum rata-rata nilai tukar rupiah ditargetkan untuk mencapai Rp14.350 per dolar
AS.

Dalam kondisi yang masih memiliki tantangan tersebut, Perseroan tetap memiliki peluang untuk tumbuh.
Peluang yang dimiliki Perseroan antara lain sebegai berikut:

1. Berdasarkan skala pasar, sebagian besar Kantor Cabang bank bjb masih menjadi market nichers
di wilayah operasionalnya sehingga masih memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan
pangsa pasarnya baik dari sisi aset, DPK maupun kredit.
2. Semakin meningkatnya literasi keuangan masyarakat melalui program yang dicanangkan oleh BI
dan OJK dalam rangka menerapkan kebijakan keuangan inklusif sebagai suatu bentuk pendalaman
layanan keuangan (financial service deepening) yang ditujukan kepada masyarakat in the bottom
of the pyramid untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal seperti sarana menyimpan
uang yang aman (keeping), transfer, menabung maupun pinjaman dan asuransi.
3. Kegiatan ekonomi yang cukup tinggi Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta merupakan
potensi pengembangan perkreditan dan pendanaan .
4. Dukungan dari pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan dalam mengembangkan
bank bjb sebagai penggerak dan pendorong laju perekonomian di daerah.
5. Otoritas Jasa Keuangan mengumumkan bahwa penerapan standar industri perbankan sesuai
Basel III Reforms akan ditunda menjadi 1 Januari 2023, kebijakan ini berdampak bagi permodalan
bank bjb. Dengan adanya penundaan ini akan memberikan ruang likuiditas dan permodalan bank
bjb sehingga fungsi utama bank sebagai stabilator sektor keuangan akan tetap terjaga.

136
6. POJK Nomor 11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19 (“POJK No. 11/2020”)., oleh bank merespon dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Direksi tentang Ketentuan Stimulus Perekonomian Nasional
Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 Penyaluran Kredit bank bjb.
7. Potensi yang masih besar pengembangan produk digital untuk menyasar segmen ritel umum.

Berdasarkan hal yang telah dijabarkan di atas, Perseroan optimis untuk dapat senantiasa meningkatkan
kinerja dalam jangka pendek maupun jangka panjang secara berkelanjutan. Hal ini didasarkan pada
kekuatan yang dimiliki oleh Perseroan yaitu:
1. Sebagai institusi pengelola keuangan kas daerah, bank bjb memiliki akses yang luas dalam
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta telah tercatat sebagai perusahaan publik
yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010.
2. Memiliki basis nasabah yang loyal dalam jumlah sangat besar yaitu aparatur sipil negara (ASN),
para pensiunan dan masyarakat lokal, terutama di wilayah Jawa Barat dan Banten.
3. Berada di Provinsi Jawa Barat dan Banten yang mempunyai sumber daya alam yang luas, sumber
daya manusia, dan kawasan industri besar serta kegiatan ekonomi yang terus berkembang.
4. Memiliki jaringan kantor yang relatif menyebar di 14 Provinsi terutama Jawa Barat dan Banten serta
Jakarta yang merupakan pusat perekonomian Indonesia.
5. Telah ditunjuknya bank bjb sebagai bank operasional II (BO II) yang melaksanakan penyaluran gaji
Pemerintahaan Pusat yang ditempatkan di Daerah.
6. Transformasi digital bank bjb melalui pengembangan layanan berbasis digital seperti transaksi
dengan bjb Digi menjadi lebih mudah, karena fitur layanan terintegrasi melalui sistem mobile,
seperti Internet Banking-bjb NET, SMS Banking-bjb SMS, bjb Info.
7. Presensi bank bjb di segmen ASN sudah tinggi sehingga memudahkan dalam pembangunan
ekosistem transaksi.
8. Memiliki program pemberdayaan yang dikenal dengan PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Terpadu) yang mencakup Program Pesat Sehat dan Produkif, Program Pesat Kapasitas Usaha
dan Program Pesat Wirausaha Baru dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas
pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Perseroan senantiasa melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, baik Pemerintah,
BUMN/BUMD maupun swasta. Sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah, Perseroan terus menebarkan
inspirasi kepada setiap generasi dan memantapkan kinerjanya di tengah berbagai tantangan yang
dihadapi terutama pandemic COVID-19.

Strategi Usaha

Adapun Arahan Strategis Direksi Tahunan Perseroan di tahun 2022 diuraikan sebagai berikut:

A. Ekspansi Kredit Yang Berkelanjutan dan Memaksimalkan Potensi Value Chain


1) Ekspansi Pertumbuhan Kredit Produktif Yang Berkelanjutan.
a) Memaksimalkan potensi value chain dari nasabah korporasi melalui akselerasi sektor
kredit produktif secara prudent di sektor industri potensial dan mengoptimalkan ekosistem
korporasi sebagai anchor.
b) Optimalisasi product holding dari segmen kredit korporasi dan komersial.
c) Meningkatkan Customer Engagement UMKM melalui pola kemitraan.
d) Meningkatkan komitmen dalam penerapan praktik keuangan berkelanjutan (sustainable
finance) dalam menjalankan aktivitas bisnis dan operasional bank.
2) Ekspansi Kredit Konsumtif Yang Berkelanjutan.
a) Meningkatkan portofolio kredit konsumer melalui optimalisasi penyerapan ASN payroll
melalui peningkatan hubungan baik dengan Pemda Jabar & Banten, serta penyerapan
pasar konsumer di luar Jawa Barat & Banten.
b) Meningkatkan portofolio kredit ritel melalui pengembangan fitur produk untuk memperkuat
akuisisi debitur ritel.
c) Fokus pada ekspansi KPR melalui kerja sama dengan pengembang yang potensi.
d) Berkontribusi dan berperan aktif dalam program Pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR).

137
3) Menjaga ekspansi kredit yang berkualitas dan berkelanjutan
a) Penyusunan Risk Acceptance Criteria yang dapat menjadi guidance dalam proses
pemberian kredit.
b) Optimalisasi peran aktif Credit Risk sebagai check and balance melalui komite atau Credit
Scoring dalam memitigasi risiko kredit.
c) Peningkatan kualitas dan kuantitas Account Officer diseluruh Kantor Wilayah dan Kantor
Cabang
d) Mendorong pemanfaatan fungsi LMS (Loan Management System) dalam upaya
meningkatkan mitigasi risiko.

B. Peningkatan Dana Pihak Ketiga dan Dana Lainnya Untuk Menjaga Likuiditas
1) Meningkatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) terutama produk CASA pada sektor
ritel melalui optimalisasi bisnis pada segmen Business to Government (B to G), Business to
Business (B to B) dan Business to Customer (B to C) yang bertujuan untuk menjadikan bank
bjb sebagai bank transaksional dan partner bisnis utama nasabah.
2) Meningkatkan market share dan positioning bank bjb melalui pengembangan dan peningkatan
kualitas produk dan layanan yang berbasis customer centric dan digital.
3) Meningkatkan bisnis ritel Treasury khususnya transaksi Surat Berharga kepada nasabah.
4) Memperkuat likuiditas melalui kerja sama bisnis dengan counterparty antara lain Term Loan.

C. Transformasi Layanan Digital Yang Mendukung Peningkatan Kinerja Bank


1) Mendukung transformasi layanan digital sebagai motor penggerak bisnis melalui digitalisasi,
simplifikasi, optimalisasi fungsi dan peran layanan prima
2) Memperluas layanan bisnis ritel baik QRIS, EDC, bjb digi, digicash maupun agen bjb Bisa
untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan.
3) Pengembangan ekosistem bisnis berbasis digital e-commerce melalui kerja sama fintech yang
terkoneksi dengan API services bank bjb.
4) Proaktif dalam penerapan teknologi terkini guna mendukung pengembangan produk dan
layanan one stop solution.
5) Menyediakan platfrom analisis big data yang mampu membantu proses pengambilan keputusan
bisnis.
6) Mendorong dan mendukung pengembangan layanan perbankan dalam rangka menumbuhkan
transactional banking & product holding sebagai gerbang utama bisnis nasabah institusi yang
berbasis digital melalui penerapan platform bjb Go Smart City dalam upaya elektronifikasi
layanan Pemda.
7) Optimalisasi dan pengembangan infrastruktur digital dengan simplikasi proses kredit melalui
Loan on Boarding dan bjb Laku.
8) Penerapan IT Security dan Cyber Defence yang komprehensif, meliputi Confidentialy, Integrity
dan Availability (CIA) terhadap data dan informasi yang dimiliki.

D. Mendorong Profitabilitas Bank Melalui Optimalisasi Pendapatan Bunga dan Non Bunga
Serta Efisiensi Biaya
1) Optimalisasi Pendapatan Bunga dan Non Bunga.
a) Mengoptimalkan pricing policy baik Aset maupun Liabilities untuk mengurangi tekanan
pada margin bisnis sehingga mendorong yield enhancement.
b) Meningkatkan fee based income melalui optimalisasi produk Digital Banking, Administrasi
Kredit & DPK, program Wealth Management, Kustodian, Wali Amanat dan DPLK.
c) Optimalisasi kerja sama bisnis dan peningkatan kualitas layanan dengan counterparty,
nasabah dan agen remiten melalui digitisasi sistem aplikasi trade finance.
d) Menciptakan Trade Ecosystem untuk meningkatkan utilisasi product holding dan fee
based income.
e) Optimalisasi pendapatan dari penerimaan kredit yang telah dihapus buku secara
administratif.
2) Penerapan Cost Efficiency (Efisiensi Biaya).
a) Penutupan jaringan kantor yang kurang produktif dan meningkatkan efektifitas layanan
digital.
b) Optimalisasi Biaya Tenaga Kerja difokuskan untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas,
dan kesejahteraan pegawai.
c) Meningkatkan awareness prioritas biaya operasional bank untuk inisiatif strategis yang
sejalan dengan strategi bank bjb dalam menghasilkan nilai tambah.

138
E. Memperkuat Struktur Modal dan Mendorong Peningkatan Produktivitas SDM Untuk
Mendukung Pertumbuhan Bisnis
1) Menjaga Komposisi Struktur modal secara organik dan anorganik untuk menunjang ekspansi
bisnis.
a) Penguatan struktur permodalan secara organik melalui pertumbuhan profitabilitas.
b) Melaksanakan corporate action untuk penguatan permodalan secara anorganik,
diantaranya melalui Right Issue dan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB).
2) Peningkatan produktivitas sumber daya manusia.
a) Memperkuat fondasi struktur organisasi yang ramping dan agile sebagai pendukung
dalam transformasi perbankan.
b) Pemenuhan sumber daya manusia berkualitas dan efektif sesuai dengan kebutuhan
kompetensi dan perkembangan bisnis.
c) Penajaman performance management system dalam mengoptimalkan budaya berbasis
kinerja yang fair untuk mendorong kinerja yang handal.
d) Membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif dalam memberikan employee
experience melalui peningkatan kesejahteraan pegawai, komunikasi employer branding
yang efektif dan digitalisasi fungsi human capital

F. Meningkatkan Penerapan GRC (Governance, Risk, dan Compliance) Yang Efektif Untuk
Mendukung Bisnis Bank
1) Berperan aktif dalam peningkatan efektivitas tata kelola, manajemen risiko dan internal control
melalui pendekatan risk-based audit berbasis teknologi informasi yang tepat guna.
2) Melaksanakan fungsi pengawasan yang agile dan responsif terhadap dinamika bisnis melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusia serta digitalisasi audit tools.
3) Penguatan budaya kepatuhan melalui program yang komprehensif dan tone at the top untuk
mendukung bisnis yang berkembang serta berkelanjutan.
4) Melaksanakan fungsi penyelarasan kebijakan dan prosedur serta mendukung penerapan
budaya kepatuhan yang handal.
5) Meningkatkan risk awareness melalui implementasi budaya risiko untuk menciptakan
penerapan manajemen risiko yang terukur bagi seluruh unit kerja.
6) Meningkatkan pemahaman, pengelolaan dan pengendalian risiko hukum pada setiap kegiatan
operasional dan aktivitas bisnis bank.
7) Memperkuat sinergitas fungsi audit, manajemen risiko, kepatuhan dan hukum dalam
pengembangan bisnis serta operasional bank.

Kecenderungan Usaha

Pada tanggal laporan keuangan terakhir hingga Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki
kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang dapat diketahui yang dapat
mempengaruhi secara signifikan pendapatan, profitabilitas, likuiditas atau sumber modal, atau peristiwa
yang akan menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi kondisi
keuangan masa datang.

Kebijakan Riset dan Pengembangan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki kebijakan terkait riset dan
pengembangan dalam menjalankan kegiatan usaha utama Perseroan.

B.5. PERSAINGAN USAHA

Perseroan sebagai bank konvensional, secara umum, menghadapi persaingan dengan seluruh bank
umum yang ada di Indonesia dalam menentukan penguasaan pasar. Persaingan usaha tersebut
antara lain dapat dilihat berdasarkan jumlah aset yang dimiliki, jumlah dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun dan jumlah pinjaman yang diberikan oleh Perseroan. Berikut ini tabel pangsa pasar Perseroan
di industri perbankan Indonesia per tanggal 31 Oktober 2021:

139
(dalam miliar Rupiah)
31 Oktober 31 Desember
Kriteria Keterangan
2021 2020 2019
Industri 9.824.498 8.780.681 8.212.586
Jumlah Aset Perseroan 161.819 133.560 116.996
Pangsa Pasar 1,65% 1,52% 1,42%
Industri 7.244.983 6.665.390 5.998.648
Jumlah DPK Perseroan 120.142 99.559 83.340
Pangsa Pasar 1,66% 1,49% 1,39%
Jumlah Kredit Industri 5.707.892 5.547.618 5.683.757
yang Diberikan Perseroan 94.906 89.096 81.515
Pangsa Pasar 1,66% 1,61% 1,43%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) & Laporan Keuangan Publikasi Perseroan

Perbandingan Rasio Keuangan dengan rata-rata industri Bank Umum


(dalam miliar Rupiah)
31 Oktober 31 Desember
Kriteria Keterangan
2021 2020 2019
CAR Industri 25,30% 23,89% 23,40%
Perseroan 17,67% 17,31% 17,71%
BOPO Industri 83,14% 86,58% 79,39%
Perseroan 83,93% 83,95% 84,22%
ROA Industri 1,92% 1,59% 2,47%
Perseroan 1,68% 1,66% 1,68%
LDR Industri 78,09% 82,54% 94,43%
Perseroan 79,23% 86,32% 96,07%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) & Laporan Keuangan Publikasi Perseroan

B.6. KESEHATAN PERSEROAN

Mengacu pada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 14/SEOJK.03/2017 tanggal 17
Maret 2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil
penilaian kondisi Perseroan yang dilakukan terhadap Risiko dan kinerja Perseroan.

Perseroan wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara self assessment untuk posisi
akhir bulan Juni dan Desember. Penilaian Tingkat Kesehatan dengan pendekatan Risiko (Risk-Based
Bank Rating) tersebut dilakukan dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor:
a. Profil Risiko;
b. Tata Kelola;
c. Rentabilitas; dan
d. Permodalan.

Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan analisis yang komprehensif dan
terstruktur dengan memperhatikan materialitas dan signifikansi masing-masing faktor penilaian.

Peringkat Komposi Tingkat Kesehatan Bank dikategorikan sebagai berikut:


a. Peringkat Komposit 1 (PK-1) mencerminkan kondisi Bank yang secara umum Sangat Sehat.
b. Peringkat Komposit 2 (PK-2) mencerminkan kondisi Bank yang secara umum Sehat.
c. Peringkat Komposit 3 (PK-3) mencerminkan kondisi Bank yang secara umum Cukup Sehat.
d. Peringkat Komposit 4 (PK-4) mencerminkan kondisi Bank yang secara umum Kurang Sehat.
e. Peringkat Komposit 5 (PK-5) mencerminkan kondisi Bank yang secara umum Tidak Sehat.

140
Hasil penilaian secara self assessment Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Perseroan per
31 Oktober 2021 adalah sebagai berikut:

Peringkat Komposit
Faktor Penilaian
31 Oktober 2021
Profil Risiko 2
Tata Kelola 2
Rentabilitas 2
Permodalan 2
Peringkat komposit 2

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi 30 Juni 2021 berada pada peringkat komposit 2 (dua).
Peringkat komposit ini mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.
Tercermin dari peringkat faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan Tata Kelola, rentabilitas,
dan permodalan yang juga berada pada peringkat 2 (dua). Dalam hal terdapat kelemahan maka secara
umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

B.7. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (“HAKI”)

1. Hak Merek “SUKA-SUKA” yang terdaftar di bawah No.IDM000318924 tanggal 5 Maret 2020 untuk
kelas 36, untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan (5 Maret 2030);
2. Hak Merek “TANDAMATA” yang terdaftar di bawah No.IDM000318925 tanggal 5 Maret 2020, untuk
jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan (5 Maret 2030);
3. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000410956 tanggal
5 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
4. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000410957 tanggal
5 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
5. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000410959 tanggal
5 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
6. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000410960 tanggal
6 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
7. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000431205 tanggal
15 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
8. Hak Merek “BANK BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000432673 tanggal
5 Desember 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 2 Pebruari 2032;
9. Hak Merek “BJB PRECIOUS”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000459156 tanggal
27 Pebruari 2015 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 14 Agustus 2022;
10. Hak Merek “BJB QUICKCASH - LOGO”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000478736
tanggal 5 Juni 2015 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 30 Juli 2022;
11. Hak Merek “WAROENG BJB”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000483121 tanggal
9 Juli 2015 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 5 Pebruari 2023.
12. Hak Merek “QUICKCASH - LOGO”, yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000491087 tanggal
10 Agustus 2015 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 30 Juli 2022.
13. Hak Merek “bjb Bisa!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000899986 tanggal 15 Oktober
2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
14. Hak Merek “bjb Bisa!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000899987 tanggal 15 Oktober
2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
15. Hak Merek “bjb Bisa!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000930785 tanggal 7 Desember
2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
16. Hak Merek “T-SAMSAT” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000930786 tanggal
7 Desember 2021 untuk kelas 35, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
17. Hak Merek “T-SAMSAT” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000895124 tanggal
29 September 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
18. Hak Merek “T-SAMSAT” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000899564 tanggal
14 Oktober 2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.

141
19. Hak Merek “BJB TANDA MATA MY FIRST!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000886729
tanggal 1 September 2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
20. Hak Merek “BJB TANDA MATA MY FIRST!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000886735
tanggal 1 September 2021 untuk kelas 16, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
21. Hak Merek “BJB TANDA MATA MY FIRST!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000895118
tanggal 29 September 2021 untuk kelas 35, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
22. Hak Merek “BJB TANDA MATA MY FIRST!” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000895119
tanggal 29 September 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
23. Hak Merek “SUKA SUKA” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000904122 tanggal
1 Nopember 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
24. Hak Merek “SUKA SUKA” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000904152 tanggal
1 Nopember 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 16 Juni 2030.
25. Hak Merek “BJB DIGI” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000929970 tanggal
16 Desember 2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Nopember 2030.
26. Hak Merek “BJB DIGI” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000932988 tanggal
14 Desember 2021 untuk kelas 35, yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Nopember 2030.
27. Hak Merek “BJB DIGI CASH” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000937282 tanggal
27 Desember 2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Nopember 2030.
28. Hak Merek “BJB DIGI CASH” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000938107 tanggal
27 Desember 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 26 Nopember 2030.
29. Hak Merek “bank bjb Tandamata Untuk Negeri” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran
IDM000931211 tanggal 8 Desember 2021 untuk kelas 35, yang berlaku sampai dengan tanggal
13 Oktober 2030.
30. Hak Merek “bank bjb Tandamata Untuk Negeri” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran
IDM000914429 tanggal 8 Nopember 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal
14 Oktober 2030.
31. Hak Merek “bjb Disentra” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000940271 tanggal
29 Desember 2021 untuk kelas 9, yang berlaku sampai dengan tanggal 8 Januari 2031.
32. Hak Merek “bjb Disentra” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000940304 tanggal
29 Desember 2021 untuk kelas 35, yang berlaku sampai dengan tanggal 8 Januari 2031.
33. Hak Merek “bjb Disentra” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000940316 tanggal
29 Desember 2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 8 Januari 2031.
34. Hak Merek “bjb LAKU” yang terdaftar dengan No. Pendaftaran IDM000940260 tanggal 29 Desember
2021 untuk kelas 36, yang berlaku sampai dengan tanggal 8 Januari 2031.

142
IX. EKUITAS

Tabel di bawah ini menyajikan posisi ekuitas Perseroan untuk masing-masing periode di bawah ini. Posisi
ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Oktober 2021 diambil dari laporan keuangan auditan Perseroan.

Berikut ini adalah informasi keuangan Perseroan yang dari Laporan Keuangan Audit Perseroan untuk
periode (i) 10 (sepuluh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2021 (ii) tanggal dan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan, firma anggota dari jaringan global RSM (partner
penanggung jawab Dedy Sukrisnadi, CPA) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia, dengan Opini tanpa modifikasian.

(dalam jutaan Rupiah)


KETERANGAN 31 Oktober 2021 31 Desember 2020 31 Desember 2019
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk
Modal saham
nilai nominal Rp250 (nilai penuh) per saham
Modal dasar:
Seri A - 9.600.000.000 saham
Seri B - 6.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
Seri A - 7.414.714.661 saham per 31 Oktober 2021,
31 Desember 2020 dan 2019
Seri B - 2.424.072.500 saham per 31 Oktober 2021, 2.459.697 2.459.697 2.459.697
31 Desember 2020 dan 2019
Tambahan modal disetor 1.058.541 1.058.541 1.058.541
     
Surplus dari revaluasi aset tetap 2.201.402 2.080.964 2.020.781
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset 92.174 116.935
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan (1.514)
komprehensif lain - setelah pajak tangguhan
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja pasti - setelah pajak (145.844) (179.115)
tangguhan (138.470)
Saldo laba    
- telah ditentukan penggunaannya 3.813.887 3.073.730 3.725.378
- belum ditentukan penggunaannya 3.221.303 3.308.127 2.909.072
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 12.701.160 11.959.524 11.992.840
Kepentingan non-pengendali 41.011 46.276 49.789
TOTAL EKUITAS 12.742.171 12.005.800 12.042.629

Setelah tanggal Laporan Keuangan tanggal 31 Oktober 2021 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak
ada perubahan struktur modal yang terjadi.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas dalam rangka menerbitkan PMHMETD I kepada
para pemegang saham Perseroan atas sebanyak-banyaknya 682.656.525 (enam ratus delapan puluh
dua juta enam ratus lima puluh enam ribu lima ratus dua puluh lima) Saham Biasa seri B dengan
nilai nominal Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. HMETD akan dibagikan kepada para
pemegang saham Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 7
Maret 2022 dimana setiap pemilik 1.153 (seribu seratus lima puluh tiga) saham lama Perseroan akan
memperoleh 80 (delapan puluh) HMETD. Setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Baru dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp1.355,- (seribu
tiga ratus lima puluh lima Rupiah) per saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS.
Jumlah dana yang akan diterima Perseroan dari PMHMETD I ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar
Rp924.999.591.375 (sembilan ratus dua puluh empat miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan
juta lima ratus sembilan puluh satu ribu tiga ratus tujuh puluh lima Rupiah).

143
Apabila seluruh Pemegang Saham Perseroan melaksanakan HMETDnya, maka struktur permodalan
dan susunan Pemegang Saham Perseroan dengan memperhitungkan dana setoran modal yang telah
diterima oleh Perseroan setelah PMHMETD I secara proforma adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Posisi Ekuitas per Dana Proforma Ekuitas
Uraian 31 Oktober 2021 Setoran per 31 Oktober 2021
sebelum PMHMETD I Modal setelah PMHMETD I
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk
Modal saham
nilai nominal Rp250 (nilai penuh) per saham
Modal dasar:
Seri A - 9.600.000.000 saham
Seri B - 6.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh:
Seri A - 7.414.714.661 saham per 31 Oktober 2021,
31 Desember 2020 dan 2019
Seri B - 2.424.072.500 saham per 31 Oktober 2021, 2.459.697 2.459.697
31 Desember 2020 dan 2019
Tambahan modal disetor 1.058.541 925.000 1.976.881
 Beban Emisi PMHMETD I (6.660)
Surplus dari revaluasi aset tetap 2.201.402 2.201.402
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset 92.174 92.174
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain - setelah pajak tangguhan
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja pasti - setelah (145.844) (145.844)
pajak tangguhan
Saldo laba
- telah ditentukan penggunaannya 3.813.887 3.813.887
- belum ditentukan penggunaannya 3.221.303 3.221.303
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 12.701.160 918.340 13.619.500
Kepentingan non-pengendali 41.011 41.011
TOTAL EKUITAS 12.742.171 918.340 13.660.511

144
X. KEBIJAKAN DIVIDEN

Perseroan akan membagikan dividen minimum 30% dari laba bersih setiap tahunnya dan tahun-tahun
berikutnya setelah PMHMETD I, dengan dasar perhitungan bahwa Perseroan akan memberikan
keuntungan yang proporsional antara Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan adanya
pertumbuhan Perseroan dimasa yang akan datang yang besarannya akan diputuskan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 6 April 2021, Para
Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui untuk membagikan sebesar Rp941.965.482.794 atau
Rp95,74 per saham atau sebesar 56% dari Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2020 sebagai Dividen Tunai kepada Pemegang Saham.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2020, Para
Pemegang Saham Perseroan telah menyetujui untuk membagikan sebesar Rp925.042.768.877 atau
Rp94,02 per saham atau sebesar 60% dari Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai Dividen Tunai kepada Pemegang Saham.

Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen Perseroan untuk tahun buku 2020 dan
2019, yang masing-masing dibayarkan pada tahun berikutnya:

Jumlah yang Dibayarkan Jumlah dividen kas per saham


Tahun Payout ratio Tanggal Pembayaran
(Rp) (Rp)
2020 941.965.482.794 95,74 56% 10 Mei 2021
2019 925.042.768.877 94,02 60% 20 Mei 2020

Dividen akan dibayarkan dalam Rupiah. Pemegang saham pada tanggal DPS akan memperoleh hak
atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku di Indonesia. Kebijakan dividen Perseroan merupakan pernyataan dari maksud saat ini
dan tidak mengikat secara hukum karena kebijakan tersebut bergantung pada adanya perubahan
persetujuan Pemegang Saham pada RUPS.

Keputusan untuk pembayaran dividen akan mempertimbangkan pada beberapa faktor antara lain:

a. pendapatan dan ketersediaan arus kas Perseroan;


b. proyeksi keuangan dan kebutuhan modal kerja Perseroan;
c. prospek usaha Perseroan;
d. belanja modal dan rencana investasi lainnya;
e. rencana investasi dan pendorong pertumbuhan lainnya.
f. faktor-faktor lain yang dianggap relevan oleh Perseroan

145
XI. PERPAJAKAN

Pajak Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 41 tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan
Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek, dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1%
(satu per seribu) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan dan bersifat final. Penyetoran Pajak
Penghasilan yang terhutang dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara Bursa Efek
melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham.
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
(lima per seribu) dari harga saham pada saat Penawaran Umum Perdana. Penyetoran Pajak
Penghasilan yang terutang dilakukan oleh pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa. Namun apabila pemilik
saham pendiri tidak melakukan penyetoran Pajak Penghasilan dalam jangka waktu tersebut,
maka penghitungan Pajak Penghasilan dikenakan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum
sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang No. 36 tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan.

Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku
untuk Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Pajak Penghasilan Atas Dividen

Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dividen yang berasal dari
dalam negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak:

1. Orang Pribadi Dalam Negeri sepanjang dividen tersebut diinvestasikan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam jangka waktu tertentu; dan/atau
2. badan dalam negeri;

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021 tentang Perlakuan
Perpajakan Untuk Mendukung Kemudahan Berusaha Pasal 2A, berbunyi sebagai berikut:
(1) Pengecualian penghasilan berupa dividen atau penghasilan lain dari objek pajak penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang Pajak Penghasilan berlaku
untuk dividen tau penghasilan lain yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi dan
badan dalam negeri sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja.
(2) Dividen yang dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan
dividen yang dibagikan berdasarkan rapat umum pemegang saham atau dividen interim sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Rapat umum pemegang saham atau dividen interim sebagaiman dimaksud pada ayat (2) termasuk
rapat sejenis dan mekanisme pembagian dividen sejenis.
(4) Penghasilan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penghasilan setelah pajak dari
suatu bentuk usaha tetap di luar negeri dan penghasilan aktif dari luar negeri tidak melalui bentuk
usaha tetap.
(5) Dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak pribadi dalam
negeri atau wajib pajak badan dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf f
angka 1 Undang-Undang pajak penghasilan, tidak dipotong pajak penghasilan.
(6) Dalam hal wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang tidak memenuhi ketentuan investasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) hurut f angka 1 butur a) Undang-Undang Pajak
Penghasilan, atas dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak
orang pribadi dalam negeri terutang Pajak Penghasilan pada saat dividen diterima atau diperoleh.

146
(7) Pajak Penghasilan yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib disetor sendiri oleh
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyetoran sendiri oleh wajib pajak orang pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.

Tidak dikenakan Pajak Penghasilan, adapun syarat dan tata cara pembebasan pajak atas dividen
ini selanjutnya diatur di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.03/2021 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Serta Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK-03/2009 tanggal 29
Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada
Dana Pensiun Yang Dikecualikan Sebagai Objek Dari Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang
diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut
diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada perseroan terbatas
yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

Dividen yang dibayar atau terutang kepada wajib pajak luar negeri akan dikenakan tarif sebesar 20%
(dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen)
dari nilai pari (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara
yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia,
dengan memenuhi Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 25/PJ/2018 tanggal 21 November
2018 Tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, dapat memperoleh
fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Dokumen Surat Keterangan
Domisili (SKD) dengan menggunakan form DGT sebagaimana yang tercantum dalam lampiran
peraturan tersebut, adapun jangka waktu SKD/form DGT sebagaimana dimaksud sebelumnya adalah
sesuai yang tercantum dalam formulir tersebut.

Bea Materai Sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai, dokumen sehubungan
dengan penjualan saham terhutang bea meterai sebesar Rp10.000.

Kewajiban Perpajakan Perseroan

Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh) dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

CALON PEMEGANG HMETD DALAM PMHMETD I INI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI


DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG
TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN HMETD YANG DIPEROLEH
MELALUI PMHMETD I INI.

147
XII. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam PMHMETD I ini adalah sebagai
berikut:

Akuntan : Kantor Akuntan Publik Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan
Publik Plaza Asia, Level 10
Jl. Jend. Sudirman No.59 RT.5/RW.3, Senayan, Jakarta 12190
Indonesia
Nama Rekan : Dedy Sukrisnadi, CPA
No. STTD Pasar Modal : STTD.AP-233/PM.22/2018
Keanggotaan Asosiasi : Keanggotaan Asosiasi Institut Akuntan Publik Indonesia
875
Pedoman Kerja : Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP)
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan Surat No. 08/UMU-PNJ-KAPPUBII/2019 tanggal
6 Desember 2019

Tugas Pokok:
Tugas dan kewajiban pokok Akuntan Publik di dalam Penawaran Umum Terbatas ini
adalah untuk melaksanakan audit dengan berpedoman pada standar auditing yang
ditetapkan oleh IAPI. Menurut standar tersebut, Akuntan Publik diharuskan untuk
merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang materiil. Dalam hal ini, Akuntan
Publik bertanggung jawab penuh atas pendapat yang diberikan terhadap laporan
keuangan yang diauditnya.

Audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan dan juga penilaian atas dasar
standar akuntansi yang dipergunakan dan estimasi yang signifikan yang dibuat
oleh manajemen tentang penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.

Konsultan : HKGM & Partners


Hukum Pondok Indah Plaza 3, Blok E/4 & E/5
Jl. T.B. Simatupang,
Jakarta 12310
Tel: (021) 7590 0215
Fax: (021) 7590 0225

No. STTD : No. STTD.KH-38/PM.22/2018 tanggal 28 Maret 2018. Atas


nama Ruli Fajar Hidayat
Keanggotaan Asosiasi : No Keanggotaan Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum
Pasar Modal (HKHPM): 200134.
Pedoman Kerja : Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran
dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
No.KEP.02/HKHPM/VIII/2018 tanggal 8 Agustus 2018.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 0289/PLJ-
PKS/2021 tanggal 30 September 2021.

Tugas Pokok:
Tugas dan kewajiban pokok Konsultan Hukum selaku profesi penunjang dalam
rangka PMHMETD I ini adalah melakukan pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang
ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berkaitan sebagaimana yang
disampaikan oleh Perseroan ditinjau dari segi hukum. Hasil pemeriksaan dan penelitian
hukum tersebut dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Segi Hukum yang menjadi dasar
dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri, dengan berpedoman
pada kode etik, standar profesi dan peraturan pasar modal yang berlaku.

148
Notaris : Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, SH.
Jl. Panglima Polim V/11, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Tel: (021) 724 4650, 739 2801, 720 9542
Fax: (021) 726 5090
No. STTD Pasar Modal : STTD.N-41/PM.22/2018 tanggal 21 Maret 2018 atas nama
Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H.
Keanggotaan Asosiasi : Ikatan Notaris Indonesia (INI) No. 205.5.041.221146
Pedoman Kerja : Pernyataan Undang-undang No. 30 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan Purchase Order No. 0416/PLJ-PO/2021 tanggal
26 November 2021.

Tugas Pokok:
Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam rangka PMHMETD
I ini antara lain menyiapkan dan membuat akta-akta dalam rangka PMHMETD I,
diantaranya membuat Perjanjian-perjanjian sehubungan dengan PMHMETD I, sesuai
dengan peraturan jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.

Biro : PT Datindo Entrycom


Administrasi Jl. Hayam Wuruk No. 28, Lt. 2
Efek Jakarta 10120
Tel: (021) 3508 077
Fax: (021) 3508 078
No. Izin Bapepam : Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP. 16/PM/1991
tanggal 19-04-1991
Keanggotaan Asosiasi : Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia
Pedoman Kerja : Peraturan Pasar Modal dari Otoritas Jasa Keuangan
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan Purchase Order No. 0415/PLJ-PO/2021 tanggal
19 November 2021.

Tugas Pokok:
Tugas dan tanggung jawab BAE dalam PMHMETD I ini, sesuai dengan peraturan pasar
modal dan Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku, meliputi menyusun DPS yang berhak
atas HMETD, mendistribusikan HMETD dalam bentuk elektronik ke dalam penitipan
kolektif di KSEI, menerbitkan SBHMETD untuk pemegang saham yang sahamnya
masih dalam bentuk Surat Kolektif Saham (SKS), menerima permohonan pelaksanaan
HMETD dan melakukan rekonsiliasi dana atas pembayaran permohonan tersebut
dengan Bank yang ditunjuk oleh Perseroan, melakukan penerbitan dan pendistribusian
saham dalam bentuk SKS maupun bentuk elektronik ke dalam penitipan kolektif di
KSEI serta menerbitkan konfirmasi penjatahan dan pengembalian uang pemesanan
pembelian saham hasil penjatahan pemesanan Saham Tambahan.

Untuk mengurangi interaksi sosial, menjaga jarak fisik (physical distancing) dan
menghindari keramaian untuk meminimalisir penyebaran dan penularan virus corona
(Covid-19), BAE akan mengarahkan Pemegang Saham yang sahamnya masih
dalam bentuk surat kolektif saham (warkat) dapat menghubungi BAE untuk diberikan
pengarahan cara mengkonversi HMETD kedalam sub rekening efek yang dapat dibuka
di perusahaan efek dan atau bank kustodian yang merupakan partisipan dari KSEI.
Sehingga pelaksanaan HMETD dapat dilakukan melalui sistem KSEI.

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam PMHMETD I ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi dengan Perseroan sebagaimana definisi hubungan afiliasi pada UUPM.

149
XIII. TATA CARA PEMESANAN SAHAM

Sehubungan dengan anjuran pemerintah dalam menjaga jarak aman (social distancing) dan menghindari
keramaian guna meminimalisir penyebaran penularan virus Corona (Covid-19), maka Perseroan
membuat langkah-langkah antisipasi sehubungan dengan proses atau mekanisme pemesanan selama
masa Penawaran Umum Terbatas.

Dalam rangka PMHMETD I ini, Perseroan telah menunjuk PT Datindo Entrycom sebagai Pengelola
Administrasi Saham dan sebagai Agen Pelaksana PMHMETD I ini berdasarkan akta Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Saham no. 11 tanggal 11 Januari 2022 juncto addendum akta Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Saham no. 05 tanggal 3 Februari 2022 yang dibuat di depan Ir. Nanette
Cahyanie Handari Adi Warsito, SH., Notaris di Jakarta, sebagaimana termuat dalam Perjanjian
Pengelolaan Administrasi Saham dan Agen Pelaksanaan Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham sehubungan dengan
PMHMETD I Perseroan.

1. PEMESAN YANG BERHAK

Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada penutupan
perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia tanggal 7 Maret 2022, berhak memperoleh
HMETD (“Pemegang Saham Yang Berhak”) untuk mengajukan pemesanan pembelian Saham
dalam rangka PMHMETD I ini dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 1.153 (seribu seratus
lima puluh tiga) Saham Lama, mempunyai 80 (delapan puluh) HMETD dimana setiap 1 (satu)
HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 (satu) Saham Biasa
Seri B dalam PMHMETD I dengan Harga Pelaksanaan Rp1.355,- (seribu tiga ratus lima puluh lima
Rupiah) setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian
Saham Tambahan.

Pemesan yang berhak untuk melakukan pembelian Saham Tambahan adalah:


1) Para pemegang SBHMETD yang namanya tercantum dalam Sertifikat HMETD atau yang
memperoleh HMETD secara sah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; atau
2) Pemegang HMETD elektronik yang tercatat dalam Penitipan Kolektif pada KSEI sampai
dengan periode perdagangan HMETD.

Pemesan dapat terdiri atas perorangan, warga negara Indonesia dan/atau asing dan/atau lembaga
dan/atau badan hukum/badan usaha baik Indonesia/asing sebagaimana diatur dalam UUPM
berikut dengan peraturan pelaksanaannya.

Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak,
maka para pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan
menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan
kepemilikan sahamnya disarankan untuk mendaftar di BAE sebelum batas akhir pendaftaran
pemegang saham yaitu tanggal 7 Maret 2022.

Untuk mengurangi interaksi sosial, menjaga jarak fisik (physical distancing) dan menghindari
keramaian untuk meminimalisir penyebaran dan penularan virus corona (Covid-19), BAE akan
mengarahkan para pemegang saham yang sahamnya masih dalam bentuk surat kolektif saham
(warkat) dapat menghubungi BAE untuk diberikan pengarahan cara mengkonversi HMETD
kedalam sub rekening efek yang dapat dibuka di perusahaan efek dan/atau Bank Kustodian yang
merupakan partisipan dari KSEI. Sehingga pelaksanaan HMETD dapat dilakukan melalui system
KSEI.

150
2. PENDISTRIBUSIAN HMETD, FORMULIR-FORMULIR DAN PROSPEKTUS

Bagi Pemegang Saham Yang Berhak yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif
di KSEI, HMETD akan didistribusikan secara elektronik melalui Rekening Efek masing-masing
Pemegang Saham yang berhak di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal
Pencatatan pada DPS Perseroan yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 8 Maret 2022. Prospektus
dan petunjuk pelaksanaan akan diunggah dalam situs web Perseroan dan situs web Bursa Efek
Indonesia.

Bagi Pemegang Saham Yang Berhak yang sahamnya tidak dimasukkan dalam sistem Penitipan
Kolektif di KSEI, Perseroan akan menerbitkan SBHMETD atas nama Pemegang Saham Yang
Berhak. Para Pemegang Saham Yang Berhak dapat menghubungi BAE melalui email ke dm@
datindo.com dengan menyebutkan (i) nama, (ii) alamat, (iii) nomor rekening bank dari pemegang
saham yang akan digunakan untuk membayar pembelian saham dan melampirkan:
- copy KTP,
- copy surat kolektif saham atas nama pemegang saham.

Biro Administrasi Efek Perseroan


PT Datindo Entrycom
Jl. Hayam Wuruk No. 28, Lantai 2 Jakarta 10120
Telp. +62 21 3508077, Faks. +62 21 3508078
Email: datindo.bjbrput@gmail.com

Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini disarankan agar pemegang saham mengkonversi saham
warkat menjadi saham tanpa warkat dan dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI.

3. PENDAFTARAN/PELAKSANAAN HMETD

Para Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI yang akan melaksanakan HMETD-nya
wajib mengajukan permohonan pelaksanaan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian yang ditunjuk
sebagai pengelola efeknya. Selanjutnya Anggota Bursa/Bank Kustodian melakukan permohonan
atau instruksi pelaksanaan (exercise) melalui sistem Central Depository-Book Entry Settlement
System (“C-BEST”) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh KSEI. Dalam melakukan
instruksi pelaksanaan, Anggota Bursa/Bank Kustodian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. Pemegang HMETD harus menyediakan dana pelaksanaan HMETD pada saat mengajukan
permohonan tersebut; dan
ii. Kecukupan HMETD dan dana pembayaran atas pelaksanaan HMETD harus telah tersedia di
dalam rekening efek Pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan.

1 (satu) Hari Kerja berikutnya KSEI akan menyampaikan daftar Pemegang HMETD dalam Penitipan
Kolektif di KSEI yang melaksanakan haknya dan menyetorkan dana pembayaran pelaksanaan
HMETD tersebut ke rekening Bank Perseroan.

Saham Tambahan hasil pelaksanaan HMETD akan didistribusikan oleh Perseroan/BAE Perseroan
dalam bentuk elektronik ke rekening yang telah ditentukan oleh KSEI untuk selanjutnya didistribusikan
ke masing-masing rekening efek Pemegang HMETD yang bersangkutan yang melaksanakan
haknya oleh KSEI. Saham Tambahan hasil pelaksanaan akan didistribusikan Perseroan/BAE
Perseroan selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan diterima dari KSEI
dan dana pembayaran telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan.

Para Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang akan melaksanakan HMETD-
nya harus mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE Perseroan, dengan
mengirimkan scan copy melalui email kepada BAE dokumen sebagai berikut:
- SBHMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap;
- Bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
dari bank tempat menyetorkan pembayaran yang mencantumkan nama penyetor; dan
- KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi anggaran dasar dan
lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga / badan hukum).

151
Pemegang HMETD akan diarahkan untuk menerima Saham Tambahan hasil pelaksanaan dalam
bentuk elektronik dengan membuka sub rekening efek di perusahaan efek dan/atau bank kustodian
partisipan KSEI dan BAE akan memberikan informasi proses pembukaan sub rekening efek yang
diperlukan.

Perseroan akan menerbitkan saham hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk fisik SKS jika
pemegang SBHMETD tidak menginginkan saham hasil pelaksanaannya dimasukkan dalam
Penitipan Kolektif di KSEI.

Setiap dan semua biaya konversi atas pengalihan saham Perseroan dalam bentuk warkat menjadi
bentuk elektronik dan/atau sebaliknya dari bentuk elektronik menjadi bentuk warkat harus dibayar
dan ditanggung sepenuhnya oleh Pemegang Saham yang bersangkutan.

Pendaftaran pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 9 Maret 2022 sampai dengan 16
Maret 2022 pada hari dan jam kerja (Senin s/d Jumat, 09.00-15.00 WIB).

Bilamana pengisian SBHMETD tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan saham


yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus, maka hal ini dapat mengakibatkan penolakan
pemesanan. HMETD hanya dianggap telah dilaksanakan pada saat pembayaran tersebut telah
terbukti diterima dengan baik (in good funds) di rekening bank Perseroan sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam syarat-syarat pembelian.

4. PEMESANAN SAHAM TAMBAHAN

Pemegang Saham Yang Berhak yang tidak menjual HMETD-nya atau pembeli/pemegang HMETD
yang namanya tercantum dalam SBHMETD atau Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif
di KSEI, dapat memesan Saham Tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi
kolom pemesanan pembelian Saham Tambahan yang telah disediakan pada SBHMETD dan atau
FPPS Tambahan.

Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham Tambahan hasil
pelaksanaannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE Perseroan
melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian. Sedangkan Pemegang HMETD dalam bentuk warkat yang
tetap menginginkan saham hasil pelaksanaannya dalam bentuk warkat/fisik SKS dapat mengajukan
sendiri permohonan kepada BAE Perseroan.

Pada saat Prospektus ini diterbitkan seluruh saham Perseroan telah dimasukkan dalam penitipan
kolektif KSEI.

a. Bagi Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham


Tambahan hasil penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan
kepada BAE Perseroan melalui Anggota Bursa/Bank Kustodian dengan menyerahkan
dokumen sebagai berikut:
- Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
- Asli surat kuasa dari Pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian
untuk mengajukan permohonan pemesanan pembelian Saham Tambahan dan melakukan
pengelolaan efek atas Saham Tambahan hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif di KSEI
dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian
Saham Tambahan atas nama pemberi kuasa;
- Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi
anggaran dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
- Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank
Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran;
- Asli Formulir Penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk
keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE; dan
- Dikenakan biaya konversi sebesar 1 (satu) permil kali nilai nominal saham, minimal
Rp25.000 (dua puluh lima ribu Rupiah) maksimal Rp10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah)
ditambah PPn 10%.

152
b. Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/SBHMETD yang menginginkan Saham Tambahan
hasil penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS harus mengajukan permohonan
kepada BAE Perseroan dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
- Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
- Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan), atau fotokopi
anggaran dasar dan lampiran susunan direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
- Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp10.000 (sepuluh ribu Rupiah)
dilampiri dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa; dan
- Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank
Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.

c. Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS
Tambahan yang telah didistribusikan melalui email ke BAE dengan melampirkan scan copy
dokumen sebagai berikut:
- Instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-BEST
yang sesuai atas nama Pemegang HMETD tersebut (khusus bagi Pemegang HMETD
dalam Penitipan Kolektif di KSEI yang telah melaksanakan haknya melalui sistem
C-BEST);
- Formulir Penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan
pendistribusian Saham Tambahan hasil pelaksanaan oleh BAE; dan
- Bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening bank
Perseroan dari bank tempat menyetorkan pembayaran.

Pembayaran atas pemesanan Saham Tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah
diterima pada rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 23 Maret 2022 dalam
keadaan baik (in good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan
pemesanan dapat mengakibatkan penolakan pemesanan.

5. PENJATAHAN PEMESANAN TAMBAHAN

Penjatahan atas pemesanan Saham Tambahan akan ditentukan pada tanggal 21 Maret 2022
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan Saham Tambahan tidak
melebihi jumlah seluruh Saham Tambahan yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka
seluruh pesanan atas Saham Tambahan akan dipenuhi.
b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan Saham Tambahan melebihi
jumlah seluruh Saham Tambahan yang ditawarkan dalam PMHMETD I ini, maka kepada
pemesan yang melakukan pemesanan Saham Tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan
secara proporsional, berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-
masing pemegang saham yang meminta pemesanan Saham Tambahan.

Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai
kewajiban dari pelaksanaan penjatahan saham dalam PMHMETD I ini sesuai dengan POJK No.
32/2015 dan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VIII.G.12, Lampiran dari Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan
atas Pemesan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sejak Tanggal Penjatahan berakhir.

6. PERSYARATAN PEMBAYARAN

Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PMHMETD I yang permohonan


pemesanannya diajukan langsung kepada BAE Perseroan harus dibayar penuh (in good
funds) dalam mata uang Rupiah pada saat pengajuan pemesanan secara tunai/cek/bilyet giro/
pemindahbukuan/transfer dengan mencantumkan Nomor SBHMETD atau Nomor FPPS Tambahan
dan pembayaran harus dilakukan ke rekening Bank Perseroan sebagai berikut:

153
Bank: Bank BJB
Cabang: Kantor Pusat
No. Rekening: 0000260765360
Atas Nama: Titipan Pembelian Saham

Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan
cek atau wesel bank tersebut ditolak oleh bank yang bersangkutan, maka pemesanan pembelian
Saham Tambahan dianggap batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek/pemindahbukuan/bilyet
giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/
bilyet giro yang dananya telah diterima baik (in good funds) di rekening bank Perseroan tersebut
di atas.

Untuk pemesanan pembelian Saham Tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan
yang mana pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening
bank Perseroan tersebut di atas paling lambat tanggal 18 Maret 2022.

Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham PMHMETD I ini menjadi beban
pemesan. Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.

7. BUKTI TANDA TERIMA PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Perseroan melalui BAE Perseroan yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Saham
Tambahan akan menyampaikan melalui surat elektronik kealamat surat elektronik yang sama
ketika Pemegang HMETD menginstruksikan pelaksanaan HMETD kepada BAE, bukti tanda terima
pemesanan Saham Tambahan yang telah dicap dan ditandatangani kepada pemesan sebagai
tanda bukti pemesanan pembelian Saham Tambahan untuk kemudian dijadikan salah satu bukti
pada saat mengambil Saham Tambahan. Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif di
KSEI akan mendapat konfirmasi atas permohonan pelaksanaan HMETD (exercise) dari C-BEST di
KSEI melalui Pemegang Rekening di KSEI.

8. PEMBATALAN PEMESANAN SAHAM

Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Tambahan, baik sebagian atau secara
keseluruhan dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan mengenai
pembatalan pemesanan Saham Tambahan akan disampaikan dengan surat pemberitahuan
penjatahan dan pengembalian uang pemesanan kepada anggota bursa/Bank Kustodian/pemegang
saham dalam bentuk warkat.

Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan Saham Tambahan antara lain:
a. Pengisian SBHMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat
pemesanan Saham Tambahan yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus.
b. Tidak terpenuhinya persyaratan pembayaran.
c. Tidak terpenuhinya persyaratan kelengkapan dokumen permohonan.

9. PENGEMBALIAN UANG PEMESANAN

Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruhnya dari pemesanan Saham Tambahan dalam
PMHMETD atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan Saham Tambahan, maka Perseroan
akan mengembalikan sebagian atau seluruh uang pemesanan tersebut dalam mata uang Rupiah
dengan mentransfer ke rekening bank atas nama pemesan. Pengembalian uang oleh Perseroan
akan dilakukan pada tanggal 23 Maret 2022. Pengembalian uang yang dilakukan sampai dengan
tanggal 23 Maret 2022 tidak akan disertai bunga.

154
Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang pemesanan melebihi tanggal pengembalian
uang pemesanan yang telah dijadwalkan, maka akan dikenakan denda yang besarnya dihitung
secara harian sama dengan tingkat suku bunga rata-rata deposito berjangka jangka waktu 1 (satu)
bulan bunga Deposito Bank Indonesia.

Bagi Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI yang melaksanakan haknya melalui KSEI
pengembalian uang pemesanan akan dilakukan oleh KSEI.

10. PENYERAHAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PELAKSANAAN HMETD DAN


PENGKREDITAN KE REKENING EFEK

Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai haknya
melalui KSEI, akan dikreditkan pada Rekening Efek selambatnya dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah
permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan
baik di rekening bank Perseroan.

Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi Pemegang HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan
HMETD sesuai haknya akan mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambatnya 2
(dua) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh BAE Perseroan dan dana pembayaran telah
efektif (in good funds) di rekening bank Perseroan.

Adapun Saham hasil penjatahan atas pemesanan Saham Tambahan akan tersedia untuk diambil
SKSnya atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif di KSEI
selambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah penjatahan.

SKS baru hasil pelaksanaan HMETD sesuai hak dapat diambil pada setiap hari kerja (Senin s/d
Jumat, 09.00 - 15.00 WIB) mulai tanggal 11 Maret 2022 hingga 18 Maret 2022, sedangkan SKS
baru hasil penjatahan dapat diambil pada tanggal 21 Maret 2022 atau selambat-lambatnya 2 (dua)
hari kerja setelah proses penjatahan.

Pengambilan dilakukan di BAE Perseroan dengan menunjukkan/menyerahkan dokumen-dokumen


sebagai berikut:
- Asli KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan); atau
- Fotokopi anggaran dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan direksi komisaris atau
pengurus yang masih berlaku;
- Asli surat kuasa yang sah (untuk lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan)
bermeterai Rp10.000 (sepuluh ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS
dari pemberi dan penerima kuasa; dan
- Asli Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian.

155
XIV. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR
PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Bagi pemegang saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD
akan didistribusikan secara elektronik melalui Rekening Efek Anggota Bursa atau Bank Kustodian
masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pencatatan pada
DPS PMHMETD, yaitu tanggal 8 Maret 2022. Prospektus dan petunjuk pelaksanaan tersedia di
BAE Perseroan.

2. Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI,
Perseroan akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham dan pemegang saham
dapat mengirimkan permohonan kepada BAE untuk menerima SBHMETD, Prospektus, FPPS
Tambahan dan formulir lainnya mulai tanggal 8 Maret 2022 dengan melampirkan scan kartu tanda
pengenal yang sah (KTP/Paspor/KITAS) dan scan Surat Kuasa jika permohonannya diwakilkan.

BIRO ADMINISTRASI EFEK


PT DATINDO ENTRYCOM
Jl. Hayam Wuruk No. 28, Lantai 2 Jakarta 10220
Telp. +62 21 3508077, Faks. +62 21 3508078
Email: DATINDO.BJBRPUT@GMAIL.COM

Apabila Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam DPS PMHMETD tanggal 7 Maret 2022
belum menghubungi BAE untuk memperoleh SBHMETD, maka seluruh risiko kerugian bukan menjadi
tanggung jawab PT Datindo Entrycom ataupun Perseroan, melainkan merupakan tanggung jawab para
pemegang saham yang bersangkutan.

156

Anda mungkin juga menyukai