Anda di halaman 1dari 16

Nama : Antholyn Thian Jaya

NIM : B1031201112
Kelas :C
Prodi : Akuntansi Reg A (Pagi)
Mata Kuliah : Pengantar Hukum Bisnis

Ujian Akhir semester Pengantar Hukum Bisnis

1) A. Hukum Badan Usaha / Hukum Perusahaan


 Pengertian:
Hukum Badan Usaha atau Hukum Perusahaan adalah hukum yang mengatur segala jenis
usaha dan bentuk usaha . Pengertian mengenai perusahaan dapat ditemukan pada pasal 1
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982. Yang mana disebutkan bahwa “Perusahaan
adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus menerus didirikan, bekerja, dan berkedudukan di Indonesia dengan tujuan
memperoleh keuntungan atau laba”.

Hukum perusahaan merupakan bentuk pengkhususan dari beberapa bab dalam KUH
Perdata dan KUHD (Kodikasi) ditambah dengan peraturan perundangan lain yang
mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Dengan
perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, sebagian dari hukum perusahaan
merupakan peraturan-peraturan hukum yang masih baru. Apabila hukum dagang
(KUHD) merupakan hukum khusus (lex specialis) terhadap hukum perdata (KUH
Perdata) yang bersifat lex generalis, demikian pula hukum perusahaan merupakan hukum
khusus terhadap hukum dagang.

 Bagian-Bagian:
 Bentuk Usaha
Bentuk Usaha adalah sebuah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha. Bentuk hukum perusahaan diatur/diakui oleh undang-
undang, baik yang bersifat perorangan, persekutuan, atau badan hukum.
1) Perseroan Terbatas (PT)
Adalah satu diantara jenis badan usaha yang dilindungi oleh hukum dengan
modal yang terdiri dari saham. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007, Perseroan Terbatas merupakan suatu badan usaha yang berbentuk badan
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang seluruhnya terbagi dalam saham atau disebut jug dengan
persekutuan modal.

Jenis Perusahaan Perseroan Terbatas:


o Perusahaan Terbatas (PT) Tertutup
Satu diantara ciri khas perusahaan PT tertutup adalah para pemegang
saham yang hanya berasal dari kalangan tertentu atau orang-orang yang
sudah saling mengenal sebelumnya.
o Perseroan Terbatas (PT) Publik
Adalah jenis perseroan yang telah memenuhi kriteria jumlah pemegang
saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturannya.
o Perseroan Terbatas (PT) Terbuka
Merupakan PT yang melakukan penawaran saham secara terbuka.

Dasar Hukum Perseroan Terbatas (PT):


- Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
- Pasal 1 ayat 8 UUPT
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal
- UUPM Pasal 1 ayat 22
- Pasal 1 ayat 7 UUPT

2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Adalah badan usaha yang sebagian atau keseluruhan kepemilikannya dikuasai
negara. Negara dalam hal ini khususnya adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal ini sudah tercantum dalam Undang-Undang, tepatnya pada
Undang-Undang no.19 tahun 2003 pasal 1. Pasal tersebut menyebutkan bahwa
badan usaha milik negara merupakan sebuah badan usaha yang seluruh atau
sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah.

Contoh perusahaan BUMN di Indonesia:


 Bidang pemberdayaan energy : PT. PLN, PT. Perusahaan Gas Negara, PT.
Tambang Bukit Asam.
 Bandar udara : PT. Angkasa Pura
 Angkutan darat : Perum DAMRI, dan PT. Kereta Api Indonesia
 Logistik : PT. Pos Indonesia dan Perum Bulog
 Perbankan : PT. BNI, PT. BRI, PT. BTN, serta PT Bank Mandiri, tbk
 Farmasi : PT. Kimia Farma Tbk serta PT. Bio Farma
 Bidang Asuransi : PT. Asuransi jasa Raharja, PT. Asuransi Jiwasraya, PT.
Taspen,, serta PT. Jamsostek
 Jasa konstruksi : PT. Adhi Karya Tbk, PT. Istaka Karya, PT. Hutama
Karya, serta Perum Pengembangan Perumahan Nasional
 Bidang pelayaran : PT. Pelni atau Pelayaran Nasional Indonesia
 Usaha penerbangan : PT. Garuda Indonesia

Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN adalah:

- Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 23 ayat (4), dan Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Tahun 1945;
- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 -
2004;
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3587);
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

3) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


Menurut Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, BUMD didirikan bertujuan untuk turut melaksanakan
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional
umumnya, untuk memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan
makmur.
Seperti halnya BUMN, BUMD juga merupakan badan usaha yang menyediakan
barang dan jasa untuk mendapatkan laba. Bedanya, modal pada BUMD secara
dominan disokong oleh pemerintah daerah setempat. Hasil laba yang diterima
oleh BUMD atau Perusahaan Daerah (PD) menjadi salah satu unsur dalam
Pengolalaan Asli Daerah (PAD).

Contoh BUMD di Kalimantan Barat:


- Bank Kalbar
- Penjamin Kredit Daerah (JAMKRIDA)
- Aneka Usaha (Perusda)

Dasar Hukum PP 54 tahun 2017 tentang BUMD adalah:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

4) KOPERASI
Dapat diartikan sebagai badan usaha yang dimiliki serta dikelola para
anggotanya. Menurut Bapak Koperasi, Mohammad Hatta koperasi adalah usaha
bersama guna memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau taraf ekonomi
berlandaskan asas tolong menolong.

Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Jenis Usaha:


 Koperasi Produsen : Koperasi yang menyelenggarakan pelayanan di bidang
pengadaan barang produksi. Pada umumnya koperasi produsen
beranggotakan para pengusaha kecil (UMKM = Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan
penolong untuk anggotanya.
 Koperasi Konsumen : koperasi yang menyediakan barang kebutuhan sehari-
hari. Kegiatan utama koperasi konsumen adalah membeli kemudian menjual
kembali barang atau jasa, sehingga koperasi disini berperan sebagai
distributor bagi produsen dan konsumen.
 Koperasi Simpan Pinjam : Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit
adalah koperasi yang menyediakan usaha simpan pinjam yang melayani
anggotanya. Usaha koperasi simpan pinjam bertujuan untuk menolong
anggotanya sehingga memberikan pinjaman dengan bunga ringan. Uang
pinjaman yang diberikan oleh koperasi diharapkan dapat digunakan guna
usaha produktif dan kesejahteraan anggotanya.
 Koperasi Jasa : Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha
yang bergerak di bidang jasa. Contoh dari jenis koperasi ini adalah koperasi
angkutan, dan koperasi listrik.

Jenis-jenis Koperasi Berdasarkan Tingkatan:


 Koperasi Primer :  Jenis koperasi yang anggotanya terdiri dari minimal 20
orang. Selain harus memenuhi syarat anggaran dasar, dalam koperasi primer
masing-masing anggota juga harus memiliki tujuan yang sama.
 Koperasi Sekunder :  Jenis koperasi yang anggotanya terdiri dari gabungan
badan-badan koperasi primer serta memiliki cakupan daerah kerja yang lebih
luas. Sama seperti koperasi primer dimana setiap anggota harus memiliki
tujuan yang sama, disini tiap koperasi juga harus memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama pula. Dengan begitu, kegiatan yang dilakukan akan bisa
lebih efisien.

Dasar Hukum Koperasi:


Dasar hukum Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian
adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (4) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;.

5) Yayasan
Yayasan merupakan entitas non-pemerintah yang didirikan sebagai perusahaan
nirlaba atau kepercayaan amal, dengan tujuan utama membuat hibah organisasi
terkait, lembaga atau individu untuk ilmiah, pendidikan, budaya, agama, atau
tujuan amal lain. Terdapat dua macam Yayasan, sebuah yayasan yang didirikan
oleh pemerintah tentunya mendapatkan dana dari Negara sedangkan yayasan
swasta biasanya memperoleh pemasukan dari sumbangan keluarga, individu,
ataupun perusahaan.

Jenis-Jenis Yayasan:
antara lain adalah yayasan pendidikan, yayasan kesehatan, yayasan
pemberdayaan masyarakat. Masing – masing yayasan memiliki fungsi dan
peran yang berbeda berdasarkan aspek yang dikaji.

Dasar Hukum Yayasan:


- Undang – Undang No.28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
- Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-
undang tentang Yayasan.

B. Hukum persaingan usaha tidak sehat dan larangan anti monopoli


 Pengertian:
- Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
- Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku
usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang
dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum.
- Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.

 Bagian lembaga yang menaungi persaingan anti monopoli di Indonesia:


- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Adalah lembaga independen yang dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan UU no. 5
tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Yang mana ini bertugas untuk mengawasi persaingan perusahaan domestik agar
tidak terjadi persaingan tidak sehat. KPPU juga bertanggung jawab kepada Presiden.

 Pertimbangan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli


dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah:
- bahwa pembangunan bidang ekonomi harus diarahkan kepada terwujudnya
kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
- bahwa demokrasi dalam bidang ekonomi menghendaki adanya kesempatan yang
sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi di dalam proses produksi dan
pemasaran barang dan atau jasa, dalam iklim usaha yang sehat, efektif, dan efisien
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya ekonomi pasar
yang wajar.
- bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam situasi
persaingan yang sehat dan wajar, sehingga tidak menimbulkan adanya pemusatan
kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu, dengan tidak terlepas dari
kesepakatan yang telah dilaksanakan oleh negara Republik Indonesia terhadap
perjanjian-perjanjian internasional.
- bahwa untuk mewujudkan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, atas usul inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat perlu disusun Undang-Undang
Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

 Dasar Hukum:
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah Pasal 5 Ayat (1), Pasal 21 Ayat (1), Pasal 27
Ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

 Contoh kasus:
Sedangkan bentuk-bentuk persaingan usaha tidak sehat dapat dilihat di dalam keputusan
KPPU. Salah satu bentuknya adalah apa yang disebut dengan persekongkolan dalam
tender (bid rigging) sebagaimana terdapat di dalam keputusan KPPU Nomor 07/KPPU-
LI/2001 tentang pengadaan Sapi Bakalan Kereman Impor. Perkara berawal dari lelang
yang dilakuakn oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Dalam proses
penyelidikannya, terbukti adanya persekongkolan antara Koperasi Pribumi Indonesia
(KOPI) dengan Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, sehingga lelang dimenangkan oleh
KOPI, meskipun tidak memenuhi persyaratan RKS (Rencana 32Ibid., 33Ibid., Kerja dan
Syarat-syarat) pelelangan. KPPU memutuskan bahwa KOPI melanggar ketentuan pasal
22 UU No 5/1999, yaitu “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”

Dalam penyelidikannya, KPPU berhasil membuktikan bahwa KOPI melakukan


perjalanan bersama-sama pihak terkait dalam pelelangan atas beban biaya Dinas
Peternakan, sebelum dinyatakan sebagai pemenang tender.

C. Hukum Perlindungan Konsumen


 Pengertian:
Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas –asas dan kaidah yang mengatur
dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan
produk konsumen antara penyedia dan penggunaanya daam bermasyarakat

Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, hukum konsumen adalah keseluruhan asas-
asas dan kaidah – kaidah yang mengatur hubungan dan masalah penyediaan dan
penggunaan produk barang dan/atau jasa, antara penyedia dan penggunaannya, dalam
kehidupan bermasyarakat. Sedangkan batasan berikutnya adalah batasan hukum
perlindungan konsumen, sebagai bagian khusus dari; hukum konsumen, dan dengan
penggambaran masalah yang terlah diberikan dimuka, adalah “keseluruhan asas- asas dan
kaidah – kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah
penyediaan dan penggunaan produk konsumen antara penyedia dan penggunaannya,
dalam kehidupan bermasyarakat”

 Bagian-bagian:
Terdapat kelembagaan yang mengurus perlindungan konsumen yaitu:
- Badan perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) merupakan lembaga yang
dibentuk guna membantu upaya pengembangan perlindungan konsumen dalam skala
nasional.
- Lembaga Perlindungin Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) merupakan
lembaga non-Pemerintah yang terdaftar dan telah diakui oleh Pemerintah dan
mempunyai kegiatan menangani perlindungan konsumen.

 Dasar Hukum:
Dasar hukum UU 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah Pasal 5 Ayat (1),
Pasal 21 Ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Beberapa Undang-Undang yang materinya melindungi kepentingan konsumen:

a. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang Barang, menjadi Undang-
undang;
b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene;
c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;
d. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal;
e. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan;
f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
g. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan;
h. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri;
i. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
j. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Agreement Establishing The World
Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
k. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;
l. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;
m. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
n. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-undang Hak
Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987;
o. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten;
p. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 19 Tahun 1989 tentang Merk;
q. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
r. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran;
s. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan;
t. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

 Contoh kasus:
Kasus Biskuit Beracun Yaitu ammonitum bikarbonat (bahan pembuat biskuit upaya
renyah) tertukar dengan sodium nitrit (sejenis bahan berbahaya) pada waktu pemindahan
bahan-bahan tersebut (Oktober 1989) Korban: 106 selamat dan 35 orang meninggal dunia
tersebar pada beberapa tempat (Tangerang, Tegal, Palembang, dan Jambi).

Bentuk penyelesaiannya: Pengurus dan karyawan CV. Gabisco (Pelaku Usaha dijatuhi
hukuman 6 bulan dengan masa percobaan 1 (satu) tahun. Putusan Mahkamah Agung
tanggal 8 September 1994 No. 675 K/PID.B.1990/TN/TNG. Tanggal 1 Agustus 1990.

D. Hukum Asuransi

 Pengertian
Hukum asuransi adalah aturan tertulis yang mengikat peserta dan perusahaan asuransi
untuk menaati perjanjian yang sudah disepakati. Perjanjian tersebut biasanya terdiri dari
hak peserta mendapatkan perlindungan dan sebagai gantinya peserta membayar premi
kepada perusahaan asuransi.  

Hukum asuransi mengatur hak dan kewajiban peserta asuransi meupun perusahaan
asuransi, baik itu asuransi jiwa atau asuransi umum. Yang mana peserta bisa
mendapatkan haknya jika memenuhi semua kewajiban yang sudah ditetapkan perusahaan
asuransi, misalnya pembayaran premi. Begitu pula dengan perusahaan asuransi yang
memiliki kewajiban untuk memberikan penggantian kerugian jika peserta sudah
memenuhi syarat dan kewajiban yang ditetapkan. Perusahaan asuransi juga berhak untuk
menolak kepersetaan maupun klaim jika syarat-syarat dan kewajiban yang sudah
ditetapkan perusahaan asuransi tidak dipenuhi peserta.

 Bagian-bagian:
Asuransi Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia yang
merupakan cikal bakal dari perusahaan asuransi jiwa milik Belanda yakni NILLMIJ van
1859, yang pada akhirnya dinasionalisasikan dan menjadi milik negara pada tahun 1960.
Setelah beberapa kali mengalami perubahan nama, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
merupakan satu-satunya perusahaan Asuransi Jiwa milik pemerintah Republik Indonesia
(BUMN) dan saat ini merupakan perusahaan Asuransi Jiwa lokal terbesar di Indonesia.

 Hukum Asuransi Menurut Undang-Undang


Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang asuransi dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha Perasuransian:
- Pasal 1 disebutkan bahwa Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

 Dasar Hukum:
- UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 1320 dan Pasal 1774
- Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab 9 Pasal 246
- Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 1992 PP Nomor 63 Tahun 1999

 Contoh Kasus:
Pak Mamat merupakan seorang WNI yang telah mendaftar rumahnya kepada lembaga
asuransi. Sehingga Pak Mamat telah mengikat dirinya dengan aturan hukum negara.
Suatu hari rumah Pak Mamat mengalami kebakaran dan menghanguskan seluruh harta
benda Pak Mamat. Oleh karena itu, pihak lembaga penanggung asuransi Pak Mamat
harus dan segera memberi kompensasi kepada nasabah-nya sebagai wujud pelaksanaan
dan penerapan hukum asuransi

E. Hukum surat berharga


 Surat bergarga:
Surat berharga atau commercial paper adalah dokumen yang mempunyai nilai berharga
berupa uang yang sudah diakui dan bahkan dilindungi oleh hukum untuk keperluan
transaksi pembayaran, perdagangan, penagihan, atau jenis lainnnya.

 Unsur-Unsur Surat Berharga:


- Surat Bukti Tuntutan Utang
- Pembawa Hak
- Mudah dijual belikan

 Jenis-Jenis Surat Berharga:


1. Jenis Surat Berharga Berdasarkan KUHD
 Wesel: surat berharga yang didalamnya terdapat kata wesel dan memiliki
kandungan perintah untuk melakukan pembayaran sesuai syarat yang sudah
ditetapkan dalam KUHD.
 Cek: suatu surat yang di dalamnya terdapat kata cek dan dikeluarkan pada
tanggal dan tempat tertentu serta memiliki perintah tanpa syarat dari pihak
nasabah kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang sudah tertulis di
dalamnya atau kepada pihak pembawa cek tersebut.
 Surat Sanggup atau Promes: surat kontrak yang didalamnya terdapat janji yang
detail dari suatu pihak atau pembayar guna membayarkan sejumlah uangnya
kepada pihak lain. Kewajiban ini bisa timbul karena adanya kewajiban
pelunasan atas suatu utang. Surat sanggup ini memiliki jatuh tempo paling lama
satu tahun, sehingga dinilai sebagai salah satu instrumen investasi jangka
pendek.
 Kwitansi dan Promes Atas Tunjuk: surat yang sudah diberikan tanggal dan juga
dikeluarkan oleh sang penandatangan kepada orang lain untuk membayarkan
sejumlah uang yang sebelumnya sudah ditentukan di dalamnya kepada
penunjuk pada waktu yang sudah tertulis.
2. Jenis Surat Berharga Di Luar KUHD:
 Bilyet Giro: Satu diantara surat perintah nasabah yang sebelumnya sudah
diberikan standarisasi bentuk kepada bank penyimpan dana untuk
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan ke rekening
pihak yang namanya sudah tertulis di dalam bilyet giro tersebut pada bank yang
sama atau bank yang berbeda.
 Commercial Paper: Satu diantara instrumen utang jangka pendek tanpa adanya
jaminan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan bukan bank, lalu
diperjualbelikan melalui bank atau suatu perusahaan efek dengan jangka waktu
pendek dan sistem diskonto.
 Surat Saham: surat berharga yang dijadikan sebagai bukti penyertaan modal
dalam suatu perusahaan perseroan yang dibuktikan dengan surat saham sebagai
suatu surat resmi yang di dalamnya berisi bahwa pemegang saham adalah orang
atau badan hukum yang memiliki hak atas dividen, hak suara, dan hak lainnya.
 Obligasi: jenis sertifikat bukti utang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
atau badan pemerintah sebagai pihak yang nantinya akan berhutang dan berjanji
untuk membayarnya dengan bunga dan pokok utang dalam kurun waktu tertentu
kepada pemilik obligasi.
 Delivery Order: suatu bentuk dokumen yang memiliki fungsi sebagai surat
pengantar atas suatu barang yang di dalamnya tercantum dan ditujukan kepada
pembeli atau penerima yang sudah ditentukan oleh pembeli serta dilindungi
hukum legalitas yang dibutuhkan di jalan raya, mulai dari mereka keluar
perusahaan hingga tiba di wilayah pembeli.
 Surat Utang Negara (SUN): Satu diantara bentuk surat utang berharga negara
yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah. Surat utang negara ini merupakan
suatu surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah ataupun dalam valuta
asing yang dijamin dengan suatu pembayaran bunga dan pokoknya oleh
pemerintah negara sesuai dengan masa berlakunya surat tersebut.

 Dasar hukum surat berharga:


a. Pengaturan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang:
I. Surat wesel: dalam Buku I title ke 6 bagian 1-12 Pasal 100-173 KUHD
II. Surat sanggup: dalam Buku I title ke 6 bagian ke 13 Pasal 174-177 KUHD
III. Surat cek: dalam Buku I title ke 7 bagian 1-10 178-229 KUHD
IV. Kwitansi-kwitansi dan promes atas tunjuk: dalam Buku I title ke 7 bagian ke 11
Pasal 229 d-229 k KUHD
b. Pengaturan surat berharga di luar Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yaitu;
Bilyet Giro:
I. Surat Edaran Bank Indonesia nomor SE 4670UPPBPbB mengatur tentang bilyet
giro
II. Surat Edaran Bank Indonesia nomor SE128UPPB mengatur tentang cekbilyet
giro kosong

 Contoh Kasus:
Penggunaan surat berharga wesel, saham, dll dalam perusahaan berguna bagi operasional
bisnis. Saham maupun wesel yang diberikan kepada perusahaan lain akan bersifat sebagai
surat berharga karena memiliki nilai investasi perusahaan.

2. Dalam kacamata hukum dan bisnis, menurut saya kondisi pembangunan Indonesia saat ini
mengalami keterhambatan. Hal ini semakin diperparah dengan adanya pandemic Covid-19 yang
berujung pada anjloknya kondisi perekonomian nasional beserta kondisi politik yang tidak
menentu. Hal ini tentu saja membawa dampak negatif bagi negara berupa banyaknya kerugian
negara baik secara aset yang hilang maupun aset yang berjalan tidak maksimal. Disamping itu
pandemi juga mengakibatkan banyaknya perencanaan politik yang berubah.
Perkembangan pembangunan Indonesia juga bisa dilihat dari segi hukum, sepert kebijakan baru
pemerintah mengenai pembangunan selama kondisi pandemi yang mewabah khususnya di
Indonesia saat ini. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu saja bertujuan untuk mempertahankan
keberlangsungan pembangunan bangsa dan negara.
Saat ini pemerintah mengeluarkan perencanan yang tidak sejalan dengan kondisi penyebaran
wabah corona (covid-19) saat ini. Hal ini tentu saja menyebabkan banyaknya proyek-proyek negara
yang tertunda akibat kondisi pandemi yang mungkin saja meledak kapan saja dengan kondisi
positif covid yang terus bertambah.
Menurut saya target perencanaan pembangunan nasional masih kurang tepat sasaran. Yang mana
kurang mempertimbangkan faktor kondisi lingkungan masyarakat nasional dan internasional. Disisi
lain, pemerintah sendiri masih kurang tanggap dalam mengatasi penyebaran wabah Covid-19 di
Indonesia. Hal ini tentu saja berpengaruh buruk pada proses pembangunan nasional yang sedang
digencarkan pada saat ini. Saran yang dapat saya sampaikan mengenai pembangunan nasional dari
segi hukum adalah dengan menanggulangi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia terelebih
dahulu sehingga hal tersebut tidak akan menghambat pembangunan nasional lagi. Langkah yang
dapat diterapkan oleh pemerintah adalah dengan mengetatkan pengawasan Covid-19, seperti
memberikan sanksi yang berat pagi para pelanggar prokes (protocol kesehatan) sehingga
menimbulkan efek jera. Selain itu pemerintah juga diharapkan untuk meperketat pengawasan
negara melalui badan imigrasi pemerintah terhadap pergerakan masyarakat, baik secara domestik
maupun internasional.
Pemberlakuan hukum dalam masyarakat tentu berpengaruh dalam penanggulangan penyebaran
virus Covid-19 dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Contohnya seperti pemberlakuan larangan
keluar terutama pada jam malam yang mana pada jam tersebut bukanlah jam produktif untuk
bekerja. Hal ini bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga tanggung
jawab dari pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
mengendalikan mobilitas dari masyarrakat disuatu wilayah sehingga penyebaran virus ini dapat
dikendalikan atau bahkan mungkin dapat dihentikan.
Perencanaan pembangunan pemerintah juga harus lebih difokuskan pada pengembangan disektor
kesehatan agar penangangan penyakit dari virus Covid-19 menjadi lebih efektif. Selain itu
pemerintah juga harus dapat memberikan jaminan berupa jaminan hukum kepada masyarakat
berupa pemberlakuan hukum asuransi bagi para tenanga kerja yang terdampak kasus Covid-19 di
Indonesia, khususnya pagi para tenaga medis yang harus berjuang di garda depan. Hal ini bertujuan
agar para masyarakat usia produktif dan tenaga kerja merasa lebih aman dalam menjalakan tugas
pekerjaannya.
Apabila dikaji dari dari perspektif perekonomian Pembangunan nasional Indonesia mengalami
keterhambatan, yang mana hal ini diakibatkan oleh pendapatan negara yang berkurang. Wabah
Covid-19 ini jelas menyebabkan daya beli dari masyarakat menurun dan pendapatan perkapita
masyarakat Indonesia merosot tajam dalam satu tahun terakhir. Dilihat darikondisi perekonomian
Indonesia dalam tiga tahun terakhir, tahun 2020 merupakan tahun dimana kondisi perekonomian
Indonesia merosot tajam dibandingkan tahun-tahun lainnya yang cenderung berjalan lancar dan
efektif. Hal ini terjadi akbiat pemberlakuan lockdown dalam skala nasional sehingga terjadi
pengurangan pemasukan dalam beberapa sektor.
Pembangunan-pembangunan terhambat akibat faktor ekonomi dimasa pandemi yang mana negara
saat ini mengalami kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan pembangunan negara. Banyaknya
proyek besar seperti proyek pembangunan ibu kota baru juga ikut terhambat akibat dana yang
dialihkan untuk menanggulangi gejolak pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
Kritik yang dapat saya sampaikan pada kondisi pembangunan negara dari kacamata perekonomian
negara adalah terlalu banyak proyek nasional yang dibangun dimasa pandemi seperti saat ini
terpecah-pecah kepada banyaknya elemen kenegaraan lainnya, sehingga pemerintah dinilai terlalu
boros dalam menggunakan kas negara terutama dimasa pandemi seperti saat ini. Hal ini tentu saja
berpengaruh pada kondisi keuangan negara yang akan terus terkuras namun tidak diiringi dengan
pendapatan yang seimbang. Pemerintah dapat dinilai lengah dalam mengawasi penggunaan kas
negara. Bahkan dikala pandemi seperti sekarang masih sering terdengar kasus-kasus korupsi yang
dilakukan oleh oknum tertentu, seperti yang terjadi pada kasus suap benih lobster yang dilakukan
oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Pandemi yang terjadi tidak hanya mengganggu kondisi perekonomian Indonesia namun juga
perekonomian dunia. Ini mengakibatkan harga dari produk-produk meningkat drastis yang
berujung mempengaruhi kondisi pembangunan nasional kita.
Dalam beberapa waktu terakhir pemerintah Indonesia hanya mengandalkan pendapatan yang
didapat dari hutang negara kepada Bank Dunia (World Bank) dan negara lain selaku investor
dikarenakan kerugian yang dialami Indonesia selama pandemi. Akan tetapi pemerintah
mengalokasikan dana tersebut pada proyek negara yang terlalu banyak serta memakan dana
banyak, hal ini mengakibatkan hutang negara menjadi terus membengkakPembangunan nasional
mungkin dapat diselesaikannamun penanggulangan terhadap daya beli masyarakat untuk
menggunakan fasilitas yang bangun belum teratasi. Akibatnya hutang negara yang diterima negara
saat ini akan menjadi beban dikedepannya jika tidak diimbangi dengan pendapatan negara yang
meningkat.
Proyek pembangunan nasional yang berlebih juga dapat berimbas pada rusaknya lingkungan alam.
Yang mana proyek pembangunan akan melakukan eksploitasi alam dengan pemenuhan lahan
kosong yang seharusnya konservatif. Pembangunan nasional juga diharapkan untuk memberikan
lapangan kerja bagi masyarakat, namun faktanya proyek pembangunan nsional tidak banyak
menyerap tenaga kerja secara maksimal sehingga masalah pengangguran tidak begitu teratasi dan
banyak masyarakat usia produktif masih menganggur.
Pengangguran yang meningkat akibat kondisi perekonomian Indonesia yang merosot selama
pandemi Covid-19 sehingga hal ini juga turut mengakibatkan keterhambatan pembangunan proyek
nasional. Hal ini dapat kita nilai dari sisi nilai ekonomis yang kekurangan sumber pendapatan
perkapita hingga kekurangan sumber daya manusia pada perusahaan baik negeri maupun swasta
yang turut andli dalam proses pembangunan.
Oleh karena itu, saran yang dapat saya sampaikan agar proses pembangunan di Indonesia dapat
berjalan lebih lancar maka harus meningkatlan kestabilan perekonomian bangsa. Dilakukannya
pemulihan ekonomi nasional tidak hanya berfokus pada sektor usaha besar seperti pemerintahan
dan perusahaan besar, namun juga pada sektor Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM). Cara
yang dapat dilakukan bermacam-macam, mulai dari subsidi hingga penggalakkan kampanye untuk
mengajak masyarakat untuk menukung perekonomian bangsa dengan membeli produk-produk
lokal.
Dari sektor pemerintahan sendiri, pemerintah dapat menggalakkan kinerja BUMN dan BUMD
kepada pasar nasional, daerah, bahkan internasional. Subsidi kepada BUMN dan BUMD dinilai
penting agar keberlangsungan perusahaan negara dapat memberikan kemajuan dalam menghasilkan
pemasukan kas negara. Selain itu pembangunan dalam negeri yang dinaungi oleh perusahaan
pemerintah harus dapat menyerap tenaga kerja lebih maksimal sehingga angka pengangguran akan
berkurang dan daya beli masyarakat dapat meningkat. Dengan begitu dalam waktu tiga tahun yang
akan datang diharapkan bahwa perekonomian Indonesia dapat pulih dan terus mengalami
peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai