Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NI PUTU ANGGI PUTRI ARIANI

NPM : 202132121179
KELAS : C3 MANAJEMEN
MATKUL : PENGANTAR EKONOMI MIKRO

1. Definisi Produksi
Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Produksi adalah suatu proses mengubah input
menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di
hasilkan dari suatu proses produksi. Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan konkrit
mengadakan barang-barang dan jasa-jasa. Tanpa kegiatan ini kosonglah arti suatu badan usaha.
Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau
jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor
produksi sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi
kebutuhan pemakainya.
2. Faktor – Faktor Produksi
 Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang terdapat di alam dan manusia data
memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam menjadi faktor
penting dalam produksi karena ketersediaannya mempengaruhi jalannya produksi. Sumber daya
alam yang tidak mendukung kebutuhan perusahaan akan membuat biaya produksi naik dan hal
tersebut mengakibatkan harga jual tinggi dan tidak kompetitif.
Misalkan pabrik pengolahan tambang biasanya tidak jauh letaknya dari pusat penambangan.
Pengolahan kayu biasanya tidak jauh dari hutan. Contoh sumber daya alam seperti air, udara,
hewan, tumbuhan, tambang, minyak bumi, dan gas bumi.
 Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM memegang peranan penting dalam sebuah unit usaha. Produksi tidak akan berhasil jika
tidak didukung oleh SDM yang memiliki skill. Meskipun SDA melimpah tetapi SDM yang ada
tidak mempunyai kemampuan untuk mengolahnya, maka SDA tersebut tidak akan termanfaatkan
dengan optimal. Oleh karena itu, sebelum melakukan produksi, memastikan kemampuan SDM
perusahaan merupakan hal yang penting. SDM yang ditempatkan pada bidang keahliannya akan
membantu kinerja perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Berdasarkan
kualitasnya, SDM dapat terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni:
a. Tenaga kerja terdidik, tenaga kerja yang memiliki pendidikan formal dan resmi dalam
melakukan pekerjaannya. Contoh: dokter, perawat, apoteker, arsitek, dan dosen.
b. Tenaga kerja terampil, tenaga kerja yang memiliki keterampilan tertentu dalam melakukan
pekerjaannya. Keterampilan yang dimiliki ini didapatkan dari seringnya berlatih dan mengasah
kemampuan. Tenaga kerja terampil tidak harus melalui pendidikan formal dalam menjalankan
pekerjaannya. Contoh: penjahit, chef, dan supir.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, tenaga kerja yang selama melaksanakan
pekerjaannya tidak harus melalui pendidikan formal dan harus memiliki keterampilan tertentu.
Contoh: asisten rumah tangga dan petugas kebersihan.
 Sumber Daya Modal
Sumber daya manusia dan juga sumber daya alam sudah tersedia, tetapi masih belum cukup
untuk melahirkan produk yang bagus. Bisa dibilang ini faktor produksi yang tidak lengkap yang
hasilnya juga tidak akan memuaskan.
Dalam pembuatan produk tentu membutuhkan modal produksi. Ini untuk membeli bahan
mentah, alat produksi serta untuk membayar tenaga kerja. Maka dari itu, modal juga perlu
dimasukkan ke dalam faktor produksi. Artinya modal juga berpengaruh pada terciptanya produk
yang berkualitas dan disukai konsumen. Semakin besar modal yang dimiliki, tentu produk lebih
bermutu karena SDM, SDA dan alat produksi yang digunakan tentu juga hebat.
 Kewirausahaan atau Manajerial
Kewirausahaan atau manajerial juga perlu diikutsertakan dalam faktor produksi. Pasalnya,
penentu keberhasilan dari suatu proses produksi tidak hanya produk, tetapi juga strategi, teknik
atau cara, kontrol, perencanaan, dan masih banyak lagi. Aspek ini pun termasuk pembukuan,
pemasaran, distribusi, hingga observasi terkait pasar.
Agar produksi berjalan lancar seseorang diharuskan memiliki keahlian. Setidaknya perusahaan
yang akan melakukan proses produksi perlu memiliki keahlian dalam perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengawasan (controlling).
 Sumber Daya Informasi
Sumber daya informasi menjadi salah satu faktor yang juga penting terutama di jaman global
semacam ini. Yang mana alur lalu lintas informasi semakin cepat dengan adanya internet. Nah,
pihak perusahaan harus mengelola faktor ini dengan baik. Minimal tidak ketinggalan informasi
tentang produk apa yang dibutuhkan masyarakat di saat ini.
3. Fungsi Produksi
 Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan produksi barang atau
jasa pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang telah disusun. Penyusunan
forecast tersebut dilakukan dengan sistem yang terorganisir mulai dari sumber daya manusia,
bahan baku, ketersediaan ruang pada gudang, alat, dan lain-lain.
Perencanaan produksi mempengaruhi besarnya keuntungan yang dicapai oleh sebuah
perusahaan. Karena perencanaan yang baik dapat memperkirakan produksi yang kualitas dan
kuantitasnya tepat dan menjamin keberadaan stock. Tidak kurang dan tidak lebih terlalu banyak.
Stock kurang bisa mengakibatkan konsumen beralih ke produk lain yang sejenis karena
kehabisan. Sementara kelebihan stock berisiko kadaluarsa sementara barang belum terjual habis.
Bisa disimpulkan, perencanaan produksi dilakukan agar perusahaan dapat bekerja secara efektif
dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Karena forecast tersebut
disesuaikan dengan permintaan pasar, maka diharapkan perencanaan dapat menjadikan kinerja
perusahaan lebih baik. Perencanaan produksi perlu mempengaruhi beberapa faktor di bawah ini,
yaitu:
a. Kualitas produk
Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa pasar yang dituju,
keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya. Karena setiap segmen
pasar memiliki standar kualitas yang berbeda.
b. Biaya produk
Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam produksi pasti
memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan produksi agar tidak rugi
(biaya produksi lebih besar dari harga jual).
c. Waktu pengembangan produk
Di awal meluncurkan produk tidak serta merta perusahaan langsung mendapatkan untung.
Terkadang perlu beberapa waktu untuk mencapai balik modal atau yang kita kenal dengan istilah
break event point. Poin ini juga mengisyaratkan ketanggapan perusahaan dalam mengikuti
perkembangan teknologi.
d. Biaya pengembangan produk
Sebuah perusahaan yang tidak melakukan inovasi produk bisa saja mengalami kebangkrutan. Hal
ini sudah banyak tertulis di dalam sejarah. Perusahaan yang dulunya menjadi raksasa merasa
akan menjadi penguasa pasar selamanya sementara dia tidak melakukan inovasi. Pada akhirnya
mereka dikalahkan oleh bisnis-bisnis kecil yang tidak henti melakukan inovasi. Oleh karena itu,
pengembangan produk dilakukan, di antaranya melakukan survei pasar, riset, dan pengujian.
Tentunya hal ini membutuhkan biaya.
e. Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk mengembangkan
produk.
 Pengolahan
Fungsi produksi berikutnya adalah proses pengolahan. Dalam dunia usaha, sering kali proses ini
dianggap sebagai metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan atau input.
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku diolah menjadi
barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.
 Pengendalian dan Perawatan
Pengendalian dan perawatan di sini berfungsi untuk mengevaluasi dan mengawasi jalannya
produksi agar sesuai dengan perencanaan. Di dalam perusahaan, penting sekali untuk melakukan
pembagian tugas antara perencana, pelaksana, dan pengawas agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan standar perusahaan.
 Jasa penunjang
Jasa penunjang merupakan salah satu sarana yang berupaya pengorganisasian yang diperlukan
untuk untuk menetapkan teknik dan metode yang dilakukan. Sehingga dapat mengolah suatu
barang atau jasa dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
4. Perilaku produsen meminimalkan input, memaksimalkan output
PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN LABA
Semua perusahaan harus mengambil beberapa keputusan dasar untuk mencapai hal yang kita
asumsikan sebagai laba utama mereka-keuntungan maksimum. Ada tiga keputusan yang harus
diambil oleh semua perusahaan, yang meliputi:
1. Berapa banyak output yang akan ditawarkan (kuantitas produk)
2. Bagaimana memproduksi output itu (teknik/teknologi produksi apa yang akan digunakan)
3. Berapa banyak tiap input yang diminta
KEUNTUNGAN DAN BIAYA EKONOMIS
Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba (keuntungan)
dan bahwa perilaku perusahaan diarahkan oleh tujuan pemaksimalan laba.
Laba atau keuntungan (Profit) adalah perbedaan antar penerimaan total dan biaya total.
Laba = penerimaan total – biaya total
Penerimaan (revenue) total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk. Nilainya sama
dengan jumlah unit yang terjual (q) dikali harga yang diterima per unit (p). Biaya (cost) total
kurang bisa didefinisikan secara langsung. Kita mendefinisikan biaya total disini dengan
memasukkan; biaya yang sudah dikeluarkandan dan biaya oportunitas total dari semua input atau
factor produksi.
1. Biaya yang sudah dikeluarkandan (out of pocket cost) kadang-kadang disebut juga dengan
biaya ekplisit atau biaya akuntansi.
2. Biaya oportunitas sering disebut dengan biaya implisit.
Biaya ekonomis meliputui biaya peluang total dari segala input. Istilah laba mulai sekarang
berarti keuntungan (profit) ekonomis. Jadi bila kita katakana laba = penerimaan total – biaya
total, yang sebenarnya dimaksudkan adalah Keuntungan ekonomis = penerimaan total – biaya
ekonomis total.
Biaya oportunitas yang terpenting yang dimasukkan dalam biaya ekonomis adalah biaya
oportunitas modal. Cara kita memperlakukan biaya oportunitas modal adalah menambahkan
tingkat penghasilan normal (normal rate f return) sebagai bagian dari biaya ekonomis.
Tingkat penghasilan (rate of return) adalah arus pendapatan bersih tahunan yang dihasilkan
oleh suatu investasi dinyatakan sebagai presentase dari investasi total. Sebagia contoh, jika
seseorang menanamkan investasi $ 100.000 dalam modal untuk memulai restoran kecil dan
restoran itu menghasilkan aliran dana $ 15.000tiap tahun, kita katakan proyek ini memiliki
“tingkat penghasilan” 15 persen. Kadan kita menyebut tigkat penghasilan sebagai hasil investasi.
Tingkat penghasilan normal (normsl rate of return) adalah tingkat yang cukup memadai
untuk membuat pemilik atau investor tetap puas. Jika tingkat penghasilan turun dibawah normal,
akan sulit atau mustahil bagi para manajer untuk menggalang sumber daya yang dibutuhkan
untuk membeli modal baru. Pemilik perusahaan itu akan menerima tingkat penghasilan yang
lebih rendah daripada yang bisa mereka terima di tempat lain dalam perekonomian, dan mereka
tidak akan punya isentif untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
5. Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang
Produksi jangka pendek, adalah suatu perusahaan yang memiliki input tetap dalam
menentukan berapa banyaknya jumlah input variabel yang harus digunakan untuk kegiatan
produksi. Untuk membuat sutau keputusan, seorang pengusaha akan memperhitungkan seberapa
besar dampak penambahan input variabel terhadap produksi total.
Seorang pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
harus menentukan dua macam keputusan yaitu sebagai berikut :
 Berapa output yang harus diproduksi.
 Berapa dan dalam kondisi faktor-faktor produksi (input) digunakan.
Produksi jangka panjang, adalah suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu
tertentu, misalnya 5 tahun, 15 tahun, 20 tahun dan seterusnya. Jangka input yang dipergunakan
untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input
yang tetap.
Ada tiga aspek dalam proses produksi adalah sebagai berikut :
 Kuantitas pelayanan yang baik atau dihasilkan.
 Bentuk pelayanan yang baik atau diciptakan.
 Distribusi spasial temporal dan barang atau jasa yang dihasilkan.
Terdapat dua asumsi dasar untuk menyederhanakan pembahasan secara teoristis, dalam
menentukan keputusan, yaitu sebagai berikut :
 Produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang semaksimum
mungkin.
 Produsen atau pengusaha beroprasi dalam pasar persaingan sempurna.
6. The law of diminishing return jelaskan dengan tabel dan gambar
The Law of Diminishing Returns atau hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun adalah
suatu hukum yang menyatakan bahwa apabila dalam melakukan produksi kita menambah input
secara terus menerus maka pertama-tama output yang dihasilkan adalah meningkat, namun pada
titik tertentu output tersebut akan menurun seiring dengan tetap bertambahnya input.The Law of
Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris, DavidRichardo (1772-
1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-menerus salahsatu unti input dala
jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap, maka mula-mula akan terjadi tambahan
output yang lebih dari proporsional (increasing return), tapi pada titik tertentuhasil lebih yang
kita peroleh akan semakin berkurang (diminshing return).
Hasil penelitian tersebut bisa dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Dari tabel di atas bisa diketahui bahwa jumlah output akan selalu bertambah seiring ditambahnya
jumlah karyawan namun hasil lebihnya tidak selalu sebanding. Hingga akhirnya pada suatu titik
jenuh, outputnya justru akan berkurang. Nilai hasil lebih yang tertinggi ada pada saat perusahaan
memiliki jumlah karyawan sebanyak 5 orang. Sedangkan total produk tertinggi dapat dicapai
pada saat jumlah karyawan sebanyak 8 orang.
Berlakunya The Law of Diminishing Return
Berlakunya the law of diminishing return diperlukan beberapa asumsi.
a. Salah satu faktor produksi (misalnya, tanah pada pertanian atau mesin pada industri) harus
tetap sehingga perbandingannya saja yang berubah.
b. Teknik produksi yang diterapkan dalam proses produksi tetap.
Jika tingkat teknik produksi yang diterapkan lebih canggih berarti dapat mempertinggi
produktivitas setiap tenaga kerja, hukum tersebut tidak berlaku.
c. Daya kerja (produktivitas) faktor produksi yang diubah harus sebanding (sama).
Seandainya faktor produksi yang diubah adalah jumlah tenaga kerja maka tingkat pengetahuan
dan keterampilan tenaga kerja tersebut harus sama terhadap pekerjaan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai