Anda di halaman 1dari 5

FORMAT PENILAIAN MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Nama Mahasiswa :
Nim :
Mata kuliah :
Tanggal ujian. :
Dosen Penguji :

A. Pengetahuan Kisi-kisi Pengetahuan kritis Nilai (0- Keterangan


(20%) 100)
1. Menjelaskan mekanisme
persalinan
Sub total
Nilai rata-rata

B. Keterampilan Aspek yang dinilai Keterampilan Keterangan


(60%)
Ya Tidak
1. Engangement
Mekanisme ketika bagian terbawah
janin/diameter biparietal-diameter
transversal terbesar pada persentase
janin melewati pintu atas panggul
(PAP) atau menyentuh station 0 atau
lebih.
Kepala janin dapat mengalami
engage selama beberapa terakhir
kehamilan atau tidak mengalami
engage hingga setelah awal
permulaan persalinan. (Primigravida
terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat
terjadi pada awal persalinan)

2. Desensus
Masuknya kepala melewati pintu atas
panggul (PAP) dapat dalam keadaan
sinklitismus atau asinklitismus.
Sinklitismus yaitu bila sutura sagialis
berada di tengah-tengah sumbu
panggul, tepat di antara simfisis dan
promontorium (os parietal depan dan
belakang sama tingginya).
Asinklitismus yaitu jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati
simfisis atau agak ke belakang
mendekati promotorium. Ada 2
jenis asinklitismus yaitu sebagai
berikut :
1. Asinklitismus Posterior ; bila
sutura sagitalis mendekati simfisis
dan os. Parietal belakang lebih
rendah dari os. Parietal depan.
(tulang ubun-ubun bagian
belakang yang lebih dulu turun
oleh karena bagian belakang lebih
luas Dengan adanya Os Sacrum
dan tulang ubun-ubun bagian
depan tertahan oleh pinggir atas
simphisis, sehingga sutura
sagitalis lebih dekat ke simphisis)

2. Asinklitismus Anterior ; bila


sutura sagitalis mendekati
promontorium os parietal depan
lebih rendah dari os.parietal
belakang. (tulang ubun-ubun
bagian depan yang lebih dulu
turun ke pintu bawah
panggul,sedangkan tulang ubun-
ubun bagian belakang tertahan
oleh ujung Os Coccygis sehingga
sutura sagitalis lebih dekat ke
promontorium).
Penurunan kepala lebih lanjut
terjadi pada kala I dan kala II
persalianan. Hal ini disebabkan
karena adanya kontraksi dan
retraksi dari segmen atas rahim,
yang menyebabkan tekanan
langsung fundus pada bokong
janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari
segmen bawah rahim sehingga
terjadi penipisan dan dilatasi
serviks. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke
dalam jalan lahir.
Penurunan kepala ini juga disebabkan
karena tekanan cairan
intrauterin,kekuatan
meneran, atau adanya kontraksi otot-
otot abdomen dan melurusnya badan
janin.
3. Fleksi
Seiring kepala janin yang sedang
dalam tahapan desensus mengalami
hambatan, baik dari serviks, dinding
pelvis atau dasar pelvis, normalnya
kepala akan fleksi.
Dimana bagian dagu akan mengalami
kontak lebih dekat dengan dada janin,
dan diameter
suboksipitobregmatikum yang lebih
pendek menggantikan diameter
oksipitofrontalis yang lebih panjang

4. Rotasi Dalam (Putar Paksi


Dalam)
Setelah Kepala mengalami fleksi dan
sampai dirongga panggul, kepala
mengadakan putaran paksi dalam
dimana oksiput secara bertahap
bergerak kearah simpisis pubis
dibagian anterior dari posisi awal,
atau yang lebih jarang ke arah
posterior menuju lengkungan sakrum.
Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan karena
merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bidang
tengah dan pintu bawah panggul.

5. Ekstensi
Setelah Putar Paksi Dalam, kepala
janin sampai di dasar panggul dan
oksiput. Berada di bawah simfisis,
maka terjadilah ekstensi dari kepala
janin. Hal ini di sebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus
mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Jika kepala yang fleksi
penuh pada waktu mencapai dasar
panggul tidak melakukan ekstensi,
maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat
menebusnya.Suboksiput yang
tertahan pada pinggir bawah simfisis
akan menjadi pusat Pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas
Perineum: sinsiput, dahi, hidung,
mulut, dan dagu bayi dengan gerakan
Ekstensi

6. Rotasi Luar (Putaran Paksi


Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya
mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali kearah punggung
untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam
keadaan miring.

Gerakan ini sesuai dengan rotasi


tubuh janin, sehingga salah satu bahu
terletak anterior dibelakang simpisis
pubis, sedangkan bahu lainnya
terletak diposterior.

Gerakan ini terjadi akibat faktor


pelvis yang sama dengan rotasi
dalam.
Di dalam rongga panggul, bahu akan
menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang di laluinya sehingga di
dasar panggul setelah kepala bayi
lahir, bahu mengalami putaran dalam
di mana ukuran bahu (diameter bisa
kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan
itu kepala bayi juga melanjutkan
putaran hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber iskiadikum
sepihak.

7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar,bahu depan
sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Setelah kedua bahu bayi
lahir,selanjutnya seluruh badan bayi
dilahirkan searah dengan sumbu jalan
lahir.
Selanjutnya tempatkan kedua telapak
tangan biparietal kepala bayi dan
gerakkan ke bawah untuk melahirkan
bahu depan dan gerakkan ke atas
untuk melahirkan bahu belakang.
Sub total
Nilai rata-rata

C. Sikap Kisi-kisi sikap Selalu Sering Kadang Jarang Tidak


(20%) pernah
1. Bekerja secara
sistematis
2. Bekerja
dengan hati-
hati
3. Berkomunikasi
dengan tepat
dan benar
Sub total
Nilai rata-rata

Keterangan Nilai Akhir: (20% xA)+(60%×B)+(20%×C)

Medan,.............20202
Tim penilai (tanda tangan)

(.......................... )

Anda mungkin juga menyukai