Anda di halaman 1dari 3

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana tercatat sebanyak lebih dari seribu

pulau dimiliki oleh negera kita. Dimana setiap pulaunya memiliki keanekaragaman tersendiri
baik dari segi budaya, adat istiadat, bahasa daerah, dan kepercayaan. Sehingga hal ini membuat
Indonesia menjadi negara yang beragam, unik, dan indah. Keaneka ragaman ini menjadikan
dunia mengenal Indonesia dengan sebutan negara seribu budaya. Contohnya saja pulau Bali yang
mempunyai julukan pulau Dewata. Di Bali, masyarakatnya mayoritas beragama Hindu. Bali
mempunyai bahasa daerah tersendiri yakni bahasa Bali. Tidak hanya itu, mereka juga
mempunyai pakaian adat tesendiri yang disebut dengan Payas Agung untuk busana wanita dan
Safari untuk busana pria. Pakaian adat tersebut digunakan setiap hari Kamis, hari purnama, hari
tilem, dan hari jadi provinsi Bali maupun kabupaten/kota yang ada di Bali. Selain pakaian adat,
masyarakat Hindu Bali juga mempunyai keunikan tersendiri berupa upacara adat pembakaran
mayat atau disebut dengan Ngaben. Masyarakat Hindu percaya bahwa asap yang mengepul di
langit akan mengembalikan roh ke tempat yang tinggi dekat dengan dewa.

Selain Bali Indonesia juga memiliki Papua yang juga menyimpan banyak keberagaman
didalamnya. Masyarakat Papua mempunyai rumah adat yang disebut dengan Honai. Rumah ini
berasal dari kayu dan beratapkan jerami yang merupakan komoditas utama pulau Papua karena
mereka memiliki banyak hutan tropis yang lebat. Selain itu, masyarakat Papua juga memiliki
pakaian adat tersendiri yang disebut dengan Koteka. Bagi masyarakat Papua, Koteka berfungsi
untuk menutupi tubuh bagian bawah, dan tubuh atas dibiarkan telanjang. Koteka sendiri
mempunyai arti pakaian. Karena kebanyakan wilayah Papua masih hutan belantara, maka
masyarakat Papua pandai berburu sehingga mereka mempunyai beberapa senjata unik untuk
berburu diantaranya belati dari tulang kasuri, busur, panah, kapak batu papua, dan tombak.
Semua senjata tersebut mempunyai fungsi yang sama yakni untuk berburu hewan di hutan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi yang pesat membuat
kita semakin mudah untuk berinteraksi dengan dunia luar, maka otomatis kebudayaan luar pun
masuk dengan mudahnya ke dalam negeri. Hal ini mengakibatkan budaya asli Indonesia menjadi
semakin terkubur dan hilang eksistensinya di kalangan masyarakat khususnya generasi muda.
Karena kurangnya perhatian, beberapa budaya Indonesia sampai diakui oleh negara asing.
Seperti dilansir dari berita harian Kompas, bahwa Reog Ponorogo diklaim oleh Malaysia sebagai
kebudayaan miliknya, padahal UNESCO sendiri telah mencatat bahwa Reog Ponorogo adalah
warisan budaya Indonesia sehingga terjadi diskusi panas di meja bundar UNESCO. Selain Reog
Ponorogo, Wayang Kulit juga di klaim oleh perusahaan sepatu terbesar didunia yakni Adidas
sebagai budaya dari Malaysia. Dari kedua hal tersebut, maka jelas bahwa kebudayaan Indonesia
saat ini sangat kritis eksistensinya sehingga dengan mudah diklaim oleh negara asing.

Oleh karena itu, generasi muda memegang peranan yang sangat penting sebagai
guardian of value untuk melestarikan budaya agar dunia luar banyak mengenal kebudayaan
Indonesia. Namun, yang terjadi adalah pemuda kita justru acuh tak acuh terhadap kebudayaan
bangsa. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai budaya itu sendiri.
Karena arus globalisasi, para generasi muda lebih mengenal dan menyukai budaya luar yang
menurut mereka lebih pas untuk mereka kenal. Hal ini tentu menjadi ancaman tersendiri bagi
bangsa kita. Tidak hanya kehilangan identitas, Indonesia juga akan kehilangan citranya sebagai
negara The Power of Cultures di mata dunia internasional, Indonesia juga akan kalah bersaing
dalam bidang kebudayaan, menjadi negara yang homogen dan monoton. Sebagai generasi muda
penerus bangsa, tentu kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Hal itulah yang telah dilakukan
oleh anak-anak bangsa yang tengah menempuh pendidikan di luar negri.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa di era globalisasi seperti sekarang ini
dimana persaingan dalam berbagai hal semakin ketat, maka tak jarang baik Indonesia ataupun
negara luar mengadakan pertukaran pelajar ataupun banyak dari generasi muda yang
memutuskan untuk menimba ilmunya lebih tinggi di luar negeri. Fasilitas pendidikan di negara
luar lebih lengkap sehingga memudahkan untuk pembelajaran, tenaga pendidik yang lebih
kompeten, dan kualitas pendidikan yang jauh lebih bagus dibandingkan Indonesia menjadi alasan
bagi kebanyakan genarasi muda untuk menimba ilmu disana. Perhimpunan Pelajar Indonesia di
Jerman mencatat bahwa total sekitar 8000 mahasiswa Indonesia sedang menempuh pendidikan
di berbagai universitas di Jerman. Mereka yang berada di luar negeri dapat memaksimalkan
perannya sebagai garda terdepan promotor budaya Indonesia.

Promosi budaya yang dilakukan oleh perkumpulan masyarakat Indonesia di Köln, Jerman
bersama dengan PPI Jerman. Meraka melakukan promosi yang dijadikan sebagai event tahunan
dengan mengadakan Pasar Senggol setiap musim panas. Yang dihadiri oleh masyarakat Köln
sendiri dan masyarakat Jerman lainnya. Mereka melakukan promosi dengan menampilkan
kebudayaan Jawa seperti wayang kulit, membuka bazar Indonesia yang berisi tenda-tenda yang
menampilkan makanan tradisional, contohnya klepon dari Jawa dan sate Madura dari Madura.
Selain itu, promosi secara bersama-bersama dilakukan di Dubai. Tepatnya di Dubai Expo yang
berlangsung di Intercontinental Dubai oleh Perkumpulan Pelajar Indonesia di Dubai dan
masyarakat Indonesia di Dubai. Mereka saling bekerja sama mempromosikan kebudayaan
Indonesia dengan menampilkan pertunjukkan drama wayang orang yang berjudul Rama dan
Shinta. Selain itu, mereka membuka tenda-tenda yang berisikan pakaian tradisional Indonesia
yang dapat dicoba oleh seluruh pengunjung. Hal ini membawakan hasil yang luar biasa karena
antusias dari pengunjung yang sangat banyak dan hal ini membuat para pengunjung ingin
mengetahui lebih dalam tentang budaya Indonesia. Jika dilihat sebelah mata, hal ini sangat
sepele tetapi jika kita serius dan maksimal dalam menjalanlankannya maka akan didapat hasil
yang luar biasa. Karena kita mempromosikan dengan cara berinteraksi langsung dengan target.
Sehingga eksistensi budaya Indonesia dapat dikenal langsung oleh masyarakat Internasional dan
hal tersebut bisa membuat mereka berkeinginan untuk berkunjung ke Indonesia yang mana hal
ini akan menguntungkan bagi negara Indonesia, karena kedatangan turis ke Indonesia dapat
menghasilkan devisa yang dapat digunakan untuk menunjang perekonomian Indonesia.

Segala upaya dari orang-orang Indonesia yang berada di luar negeri seperti Perkumpulan
Pelajar Indonesia untuk mempromosikan budaya akan sia-sia jika kita sebagai generasi muda
yang tinggal di Indonesia sendiri tidak melestarikan budaya dan mempertahankannya. Kita tidak
bisa menitikberatkan tanggung jawab dalam melestarikan budaya hanya pada satu sisi. Tetapi
kita harus bersama-sama saling menjaga, melengkapi dan berusaha untuk melestarikan,
mempertahakan, dan mempromosikan budaya baik dari dalam ataupun dari luar negri. Kita yang
berada di Indonesia dapat mendukung promosi mereka yang berada di luar negeri dengan
melestarikan budaya Indonesia seperti mempertahankan kegiatan upacara adat dengan ikut serta
memeriahkannya, mempelajarinya, dan mempraktikkannya. Mengenakan pakaian adat di acara-
acara resmi seperti hari ulang tahun daerah ataupun acara yang memang dikhususkan untuk
mengenakan pakaian adat seperti hari Kartini. Kita juga harus bangga memiliki bahasa
Indonesia, dengan cara menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus saling
menghormati perbedaan budaya antar daerah agar tidak terjadi perpecahan. Selain itu, bangga
dengan produk-produk buatan Indonesia akan membantu memperkuat eksistensi negara
Indonesia di kalangan Internasional karena produk kita tidak kalah saing dan banyak
konsumennya.

Anda mungkin juga menyukai