Anda di halaman 1dari 9

Isian Substansi Proposal l

PENELITIAN TESIS MAGISTER (PTM)


Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

Tuliskan judul usulan penelitian


JUDUL USULAN
Analisa Implementasi Program Intervensi Gizi Spesifik dalam Penanganan Stunting Sebelum
dan pada Masa Pandemi di Kabupaten Bangkalan

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Stunting anak adalah salah satu hambatan yang paling signifikan bagi pembangunan
manusia. Stunting terjadi sebagai akibat dari kekurangan asupan zat gizi secara kronis,
terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Secara global, sebesar 22% atau 149,2
juta anak di bawah 5 tahun menderita stunting pada tahun 2020. Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2018 terdapat sebanyak 14 provinsi berada pada batas tinggi termasuk didalamnya
adalah Provinsi Jawa Timur yang juga merupakan salah satu Provinsi yang ada di
Indonesia dengan prevalensi stuntingnya masuk dalam kategori tinggi, yang artinya lebih
dari 20% anak balita di Provinsi Jawa Timur megalami stunting. Hasil Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI) Kabupaten/Kota 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Jawa
Timur menurun menjadi 23,5%. Bersadarkan hasil Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018
Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki
prevalensi stunting sebesar 32,81%. Prevalensi stunting di kabupaten Bangkalan
berdasarkan hasil dari Studi Status Gizi indonesia (SSGI) 2021 sebesar 38,9% dan
merupakan kabupaten tertinggi se Jawa Timur. Pada tahun 2017 sebelum pandemi,
pemerintah Indonesia telah menempatkan masalah stunting menjadi prioritas nasional.
Meski berbagai program pencegahan stunting telah diselenggarakan, masih banyak kendala
yang dihadapi, yang tercermin pada proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, hingga evaluasi. Beberapa kendala tersebut diantaranya intervensi gizi
spesifik yang merupakan upaya dalam mempercepat penurunan dan pencegahan stunting.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Non Alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. Dampak yang terjadi akibat
COVID-19 yaitu kemungkinan jumlah anak stunting (kekurangan gizi kronis) di Indonesia
bertambah . Sehingga target nasional untuk menurunkan angka stunting 14% sulit tercapai.
mengingat Posyandu tidak lagi beroperasi dan metode dalam melakukan intervensi spesifik
mengalami perubahan serta tenaga kesehatan di Puskesmas terkena dampak COVID-19.
Dampak tersebut tentung merata disetiap wilayah termasuk di Kabupaten Bangkalan seperti
ketidak tercapaianya program pemerintah dan adanya dampak dari pandemi covid-19
dengan kendala terlaksananya program intervensi spesifik khususnya di Kabupaten
Bangkalan. Tujuan peneltian ini adalah mempelajari ragam program yang dilakukan dalam
penanganan stunting, mempelajari cakupan kegiatan program intervensi spesifik, kendala
yang dihadapi selama masa pandemi Covid-19 dari setaip kegiatan program intervensi
spesifik dan mengalisis potensi Positif dari implementasi setiap kegiatan program
intervensi spesifik di Kabupaten Bangkalan. Metode penelitian ini yaitu menggunakan
desain penelitian semi kualitatif. Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangkalan dari bulan Januari 2022. Sampel atau informan pada penelitian ini dipilih secara
purposive sampling. Informan yang diwawancarai adalah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangkalan, Kepala Bagian kesehatan keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangkalan, Kepala Puskemas di Kabupaten Bangkalan dan Tenaga Gizi
Puskesmas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara
mendalam (in dept interview). Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah
publikasi pada jurnal internasional bereputasi terindeks scopus (Q3) dan publikasi pada
jurnal nasional terkareditasi SINTA 2. Saat ini berdasarkan track record dan pengalaman
peneliti usulan penelitian berada pada TKT 2, hipotesis dan metodologi telah ditentukan
dengan jelas, dan diharapkan luaran penelitian ini berada di TKT 2. Melalui penelitian
ini diharapkan dapat mendukung salah satu indicator Sustainable Development Goals
(SDGs) ) yaitu kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being

Kata kunci maksimal 5 kata


KATA KUNCI
Implementasi; Intervensi spesifik; Covid-19; Stunting, SDGs

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus dan studi kelayakannya. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi keterkaitan skema dengan bidang fokus atau renstra penelitian PT.
LATAR BELAKANG
Stunting merupakan keadaan balita dengan panjang atau tinggi badan kurang
dibandingkan dengan umur, dimana keadaan ini ukur dari panjang atau tinggi badan yang
lebih dari -2 Standart Deviasi (SD) menurut WHO (1). Stunting anak adalah salah satu
hambatan yang paling signifikan bagi pembangunan manusia (2) Stunting terjadi sebagai akibat
dari kekurangan asupan zat gizi secara kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan
anak. Kekurangan gizi yang terjadi pada masa tersebut mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang irreversible, sehingga tidak dapat mencapai potensi pertumbuhannya
secara maksimal (3).
Secara global, sebesar 22% atau 149,2 juta anak di bawah 5 tahun menderita stunting
pada tahun 2020 (4). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan penurunan prevalensi
stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013)
menjadi 30,8% (2018) dan terdapat sebanyak 14 provinsi berada pada batas tinggi termasuk
didalamnya adalah Provinsi Jawa Timur yang juga merupakan salah satu Provinsi yang ada di
Indonesia dengan prevalensi stuntingnya masuk dalam kategori tinggi, yang artinya lebih dari
20% anak balita di Provinsi Jawa Timur megalami stunting (5). Hasil Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI) Kabupaten/Kota 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Jawa
Timur menurun menjadi 23,5%. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di
Jawa Timur yang memiliki prevalensi stunting sebesar 32,81% (6). Prevalensi stunting di
kabupaten Bangkalan berdasarkan hasil dari Studi Status Gizi indonesia (SSGI) 2021 sebesar
38,9% dan merupakan kabupaten tertinggi se Jawa Timur .
Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia telah menempatkan masalah stunting
menjadi prioritas nasional. Meski berbagai program pencegahan stunting telah
diselenggarakan, masih banyak kendala yang dihadapi, yang tercermin pada proses
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. Beberapa kendala
tersebut diantaranya intervensi gizi spesifik yang merupakan upaya dalam mempercepat
penurunan dan pencegahan stunting. (7). Intervensi gizi spesifik adalah bagian dari sektor
kesehatan dan konstribusinya sebesar 30 persen untuk menyelesaikan masalah stunting.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita,
peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap, penguatan tatalaksana gizi buruk, serta
memberikan pendampingan bagi keluarga 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
Pemerintah menetapkan bahwa Bencana Non Alam sebagai Bencana Nasional
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non Alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional (8). Pandemi COVID-
19 memiliki dampak yaitu kemungkinan jumlah anak stunting (kekurangan gizi kronis) di
Indonesia bertambah . Sehingga target nasional untuk menurunkan angka stunting 14% sulit
tercapai. mengingat Posyandu tidak lagi beroperasi dan metode dalam melakukan intervensi
spesifik mengalami perubahan serta tenaga kesehatan di Puskesmas terkena dampak COVID-
19
Berdasarkan ketidak tercapaianya program pemerintah dan adanya dampak dari
pandemi covid-19 dengan kendala terlaksananya program intervensi spesifik khususnya di
Kabupaten Bangkalan menjadi acuan dasar dilaksanaannya penelitian ini dengan tujuan untuk
mempelajari ragam program yang dilakukan dalam penanganan stunting, mempelajari cakupan
kegiatan program intervensi spesifik, kendala yang dihadapi selama masa pandemi Covid-19
dari settaiap kegiatan program intervensi spesifik dan mengalisis potensi Positif dari
implementasi setiap kegiatan program intervensi spesifik di Kabupaten Bangkalan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam mengoptimalkan hasil
capaian dari kegiatan program intevensi Spesifik dalam upaya penanganan stunting.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti/teknologi yang dikembangkan. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini.
TINJAUAN PUSTAKA
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita karena kekurangan gizi kronis
selama 1,000 hari pertama kehidupannya. Faktor pemberian asupan gizi yang tidak seimbang
menjadi penyebab secara langsung terjadinya stunting. Negara Indonesia menjadi salah satu
negara dengan prevalensi stunting yang masih tinggi. Maslaah stunting di Indonesia jika
dibiarkan akan mempengaruhi kinerja pembangunan di negara ini terutama dampak buruknya
terhadap pembanguna ekonomi, kemiskinan, maupun ketimpangan (1)
UNICEF Indonesia (2012) menuliskan bahwa anak pendek berhubungan dengan
prestasi akademik dan kognitif yang cenderung rendah dibandingkan tidak stunting, sehinggan
akan mengurangi pendapatannya sebagai orang dewasa (9). Selain itu, anak stunting akan
dihadapkan dengan kemungkinan masalah yang lebih besar saat tumbuh menjadi orang dewasa
yang tidak hanya kurang pendidikan, namun juga miskin, kurang sehat, dan lebih rentan
terhadap penyakit menular. Anak stunting merupakan predikator buruk kualitas sumber daya
manusia pada suatu negara dan akan diterima secara luas sebagai akibat penurunan produktif
bangsa di masa yang akan datang (10).
Telah banyak ditemukan pengalaman dan bukti internasional bahwa stunting menjadi
hambatan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas kerja pasar, yang berdampak
pada hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products) serta penurunan pendapatan pekerja
orang dewasa sebanyak 20%. Stunting menjadi penyebab semakin tingginya
kesenjanagn/inequality di masayarakat dan mengurangi 10% total pendapatan seumur hidup
dan kemiskinan antar-generasi (11)
Untuk mengatasi permasalahan gizi ini, pada tahun 2010 PBB telah meluncurkan
program Scalling Up Nutrition (SUN) yaitu sebuah upaya bersama dari pemerintah dan
masyarakat untuk mewujudkan visi bebas rawan pangan dan kurang gizi (zero hunger and
malnutrition), melalui penguatan kesadaran dan komitmen untuk menjamin akses masyarakat
terhadap makanan yang bergizi. Di Indonesia, Gerakan scaling up nutrition dikenal dengan
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan
(Gerakan 1000 HPK) dengan landasan berupa Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun
2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (12).
salah satu yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait menurunkan faktor
risiko diatas adalah intervensi gizi berupa langkah intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi
spesifik (13). Pemerintah Indonesia telah melakukan intervensi gizi spesifik yang ditujukan
untuk menangani penyebab langsung stunting berupa asupan nutrisi dan adanya infeksi. Studi
tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Rina et al, mengatakan bahwa Intervensi program gizi
sensitif dan spesifik telah terbukti mampu menurunkan kejadian stunting dan menangani efek
jangka panjang dari stunting di berbagai negara di Asia dan Indonesia (14).
Hasil dari penelitian yang dilakuakan oleh Khoeroh menunjukkan pada
tahap input yaitu tenaga kesehatan yang terlibat masih memerlukan tambahan, belum ada
tenaga gizi. Pada unsur proses, sebagian program terlaksana dengan baik meliputi program
sehat bagi wanita hamil, pemberian ASI Eksklusif, pemantauan tumbuh kembang, pemberian
makanan tambahan, pemberian vitamin A kecuali program pemberian taburia. Pada
unsur output, cakupan prevalensi stunting di Puskesmas Sirampog Kabupaten Brebes tahun
2015 sebesar 16,74 % (15). Hasil Penelitian lain oleh Muthia et al menunjukan bahwa
Komponen input; tidak ada dana khusus untuk intervensi gizi spesifik, masih kurangnya tenaga
gizi dan belum ada pedoman dan SPO tentang penanganan growth faltering. Komponen
proses; perencanaan belum dilakukan secara buttom up dan belum semua intervensi gizi
spesifik mempunyai pencatatan pelaporan. Komponen output; balita yang mendapat kapsul
vitamin A dan bumil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat PMT sudah memenuhi
target capaian dan masih ada program intervensi gizi spesifik yang dillaksanakan tidak bisa
dievaluasi (16). Sejalan dengan penelitian dengan wawancara mendalam mengatakan bahwa
belum optimalnya perencanaan dan penganggaran, kerjasama lintas sektoral serta pembagian
kewenangan pada jajararan pemerintahan yang dapat menjadi potensi penghambat pada
percepatan pencegahan stunting terutama pada kualitas pelayanan intervensi gizi spesifik
integratif stunting yang dilaksanakan di puskesmas Kecamatan Pademangan (17).
Penelitian yang dilakukan di Lombok Utara yang menunjukan bahwa menunjukkan
bahwa pelaksanaan program gizi belum berjalan maksimal karena kurangnya sosialisasi dalam
bentuk komunikasi antar pejabat terkait, ketersediaan sumber daya yang tidak memadai
(manusia dan anggaran), sikap pelaksana yang tidak konsisten terhadap SOP yang masih
kurang karena lemahnya pengawasan, dan jalur birokrasi (18). Penelitian systematic review
yang dilakukan oleh Zaleha mengenai implementasi Program Stunting di Indonesia yang
menunjukan bahwa hambatan implementasi dai program stunting baik dari ontervensi gizi
spesifik maupun sensitif yaitu kurangnya penerapan sumber daya manusia, kurangnya
kesadaran masyarakat, dan terbatasnya infrastruktur (19). Sejalan dengan penelitian Purwanti
tentang hambatan Implementasi Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu
dikarenakan oleh masih belum adanya keterlibatan pemangku kepentingan, masih
terbatasnya kecukupan dukungan sarana, prasarana, dan tenaga, belum adanya
penganggaran khusus, minimnya monitoring dan evaluasi kegiatan program Gerakan
1000 Hari Pertama Kehidupan (20).
Berdasarkan laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2020 beberapa faktor yang menjadi
hambatan dari salah satu program intervensi spesifik selama masa pandemi COVID-19 yaitu
1) Pelaksanaan Posyandu memiliki hambatan yang dialami oleh kader Posyandu, hal ini
disebabkan karena masyarakat belum sadar untuk menimbang balita. Masyarakat masih
beranggapan penimbangan balita kurang memberikan manfaat bagi pemantauan balita. Selain
itu sebagian masyarakat mempunyai persepsi salah terhadap kegiatan imunisasi di Posyandu,
adanya anggapan demam pasca imunisasi akibat suntik yang mengganggu kesehatan anak. 2)
Belum semua kabupaten/kota melaporkan capaian indikator ke provinsi. 3) Situasi pandemi
COVID-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di berbagai wilayah
Indonesia menghambat pelaksanaan penggerakan Melaksanakan yang menjadi salah satu
kriteria yang harus dipenuhi dalam indikator Persentase Kabupaten/kota yang menerapkan
kebijakan Germas (21). Field Code Changed
Peta jalan penelitian ini selaras dengan pilar utama ilmu gizi yang terdiri atas gizi
kesehatan masyarakat, gizi klinis dan dietetik, dan manajemen pelayanan jasa makanan yang
masing-masing memiliki bidang garap tersendiri.

Gambar 1. Road Map Penelitian


Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang akan dikerjakan selama waktu yang
diusulkan. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, semua
tahapan untuk mecapai luaran beserta indikator capaian yang ditargetkan. Pada bagian ini harus
juga dijelaskan tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang
diusulkan.

METODA
.1 Jenis dan rancang bangun penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian semi kualitatif. Data penelitian ini adalah data narasi
deskriptif yang kemudian dianalisisi menggunakan perhitungan persentase yang merupakan
cara analisis penelitian kuantitatif.

4.2 Kirteria dan cara menetapkan jumlah informan


Sampel atau informan pada penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu
berdasarkan keahlian dari masing masing informan yang dituju untuk melihat implementasi
kegiatan dari program intervensi gizi spesifik dalam beragam perspektif. Informan yang
diwawancarai adalah :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan
2. Kepala Bagian kesehatan keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangkalan
a. Dapat diwakili oleh staf Bagian kesehatan keluarga dan Gizi, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangkalan
3. Kepala Puskemas di Kabupaten Bangkalan
4. Tenaga Gizi
a. Telah melakukan praktek tenaga gizi di puskesmas selama lebih dari 3 (tiga)
tahun

4.3 Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan dari bulan Januari 2022

4.4 Strategi Pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu teknik
pengumpulan data kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan
menggunakan wawancara mendalam (in dept interview).
4.5 Analis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data
kualitatif. Dimana peneliti menggunakan konsep teori dan deskripsi.

Studi Literatur

Pengambilan Data Awal


Penyusunan Proposal
Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Penelitian

Hasil Penelitian

Penyusunan Artikel
Penelitian

Pelaksanaan Hasil Penelitian

Submit Artikel Penelitian

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Tabel 1. Susunan Tugas Tim Penelitian


Nama, Peran Bidang Tugas
Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, Menyusun proposal penelitian, menentukan desain studi dan alur penelitian,
menyusun instrumen penelitian, supervisi pengambilan data dan merancang draft
SKM., M.Kes
manuskrip

Ketua Pengusul
Ulfa Al Uluf, S.Gz Menyusun proposal penelitian, menentukan desain studi dan alur penelitian, menyusun
(Gizi) instrumen penelitian, menyusun ethical clearance, melakukan proses pengumpulan data
dan merancang draft manuskrip

Mahasiswa Bimbingan 1
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi literatur
2 Pengambilan data awal
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Pengajuan etik penelitian
5 Pengumpulan data
6 Analisa Data
7 Penyusunan Laporan
8 Penyusunan Artikel Penelitian
9 Submit artikel Penelitian

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Buletin Stunting [Internet]. Kemenkes RI. 2018. Available from: Formatted: Space After: 8 pt, Line spacing: single
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
Formatted: Font: 11 pt
2. World Health Organization. Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief [Internet].
Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. 2014. Available from:
https://www.who.int/publications/i/item/WHO-NMH-NHD-14.3
3. Trihono D. Pendek (Stunting) di Indonesia dan Solusinya [Internet]. Sudomo M, editor.
Lembaga Penerbit Balitbangkes; 2015. 182 p. Available from:
http://repository.litbang.kemkes.go.id/3512/
4. UNICEF, WHO, Project TWB. Levels and Trends in Child Malnutrition [Internet]. Joint Child
Malnutrition Estimates 2021 edition. 2021. Available from: https://data.unicef.org/wp-
content/uploads/2021/07/JME-2021-United-Nations-regions-v2.pdf
5. Kemenkes RI, BPS. Laporan Pelaksanaan Integrasi Susenas Maret 2019 dan SSGBI Tahun
2019. 2019;69. Available from:
https://stunting.go.id/?smd_process_download=1&download_id=5219
6. Tim Riskesdas 2018. Laporan Provinsi Jawa Timur RISKESDAS 2018 [Internet]. Kementerian
Kesehatan RI. 2018. 191 p. Available from:
https://drive.google.com/drive/folders/1XYHFQuKucZIwmCADX5ff1aDhfJgqzI-l%0A
7. Kementrian PPN/BAPPENAS. PERMEN PPN Nomor 2 Tahun 2021. Bappenas 2021.
8. Presiden Republik Indonesia. KEPPRES NO 12 TH 2O2O Tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Sebagai Bencana Nasional [Internet]. 20 2020
p. 1–3. Available from: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/126579/Keppres Nomor 12
Tahun 2020.pdf
9. Napitupulu YV. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting Pada Anak Di
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara [Internet]. Universitas Sumatera Utara. 2019. Available
from:
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25541/151101047.pdf?sequence=1&isAll
owed=y
10. Mustika W, Syamsul D. Analisis Permasalahan Status Gizi Kurang Pada Balita di Puskesmas
Teupah Selatan Kabupaten Simeuleu. J Kesehat Glob. 2018;1(3):127.
11. Saputri RA, Tumangger J. Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. J Polit Issues
[Internet]. 2019;1(1):1–9. Available from: Telah banyak ditemukan pengalaman dan bukti
internasional bahwa stunting menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
produktivitas kerja pasar, yang berdampak pada hilangnya 11%25 GDP (Gross Domestic
Products) serta penurunan pendapatan pekerja or
12. Rosha BC, Sari K, SP IY, Amaliah N, Utami NH. Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif
dalam Perbaikan Masalah Gizi Balita di Kota Bogor. Bul Penelit Kesehat. 2016;44(2):127–38.
13. WHO, UNICEF & Group WB. Levels and Trends in Child Malnuutrition. 2018;1–16.
14. Atmojo JT, Handayani RT, Darmayanti AT, Setyorini C, Widiyanto A. Intervensi Gizi dalam
Penanganan dan Pencegahan Stunting di Asia: Tinjauan Sistematis. J Keperawatan Glob.
2020;5(1):26–30.
15. Khoeroh H, Handayani OWK, Indriyanti DR. Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog. Unnes J Public Heal. 2017;6(3):189.
16. Muthia G, Edison E, Yantri E. Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting Ditinjau dari
Intervensi Gizi Spesifik Gerakan 1000 HPK Di Puskesmas Pegang Baru Kabupaten Pasaman. J
Kesehat Andalas. 2020;8(4):100–8.
17. Carolina O, Ilyas J. Analisis Pelayanan Intervensi Gizi Spesifik Integratif Stunting di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Pademangan Jakarta Utara. J Med Hutama. 2021;3(1):1372–9.
18. Laksmiwati LG, Ikhsan MA, Warlina L. IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI UNTUK
PENURUNAN STUNTING: Studi Kasus Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara. Sci J
Reflect Econ Accounting, Manag Bus. 2021;4(3):567–77.
19. ZALEHA S, Idris H. Implementasi Program Stunting Di Indonesia: Systematic Review. 2021;
20. Purwanti AD. Hambatan Dalam Implementasi Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan :
A Review. Cerdika J Ilm Indones [Internet]. 2021;1(6):622–31. Available from:
https://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/article/view/113#:~:text=Hambatan dari
implementasi program Gerakan,Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan.
21. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun
2020. Kementeri Kesehat Republik Indones Tahun 2021. 2021;1–224.
1. Kemenkes RI. Buletin Stunting [Internet]. Kemenkes RI. 2018. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html

Anda mungkin juga menyukai