Anda di halaman 1dari 18

TUGAS GIZI

MASYARAKAT

Oleh : Ulfa Al Uluf (102014153015)


Identitas Jurnal
Judul jurnal :
Acculturation and sugar-sweetened beverage
consumption among Hispanic adolescents: The
moderating effect of impulsivity

Penulis :
Christopher M. Johansen, Kim D. Reynolds,
Bin Xie, Jennifer B. Unger dan Susan L. Amesa

Badan jurnal :
Appetite

Volume dan Tahun :


134 (2019) Hal (142-147)
Table of Contents

01 Introduction 02 Methodology

Results
03 04 Conclusion
Analysis
Introducti
on
 Proporsi pemuda di Amerika Serikat yang kelebihan berat badan atau obesitas tinggi
(34,5%)

 Prevalensi kelebihan berat badan remaja dan obesitas lebih tinggi di antara orang
Hispanik AS (38,6%) dibandingkan dengan orang kulit putih non-Hispanik (31,2%)

 Peningkatan tingkat obesitas remaja berkaitan dengan peningkatan konsumsi minuman


manis

 Salah satu korelasi yang berpotensi signifikan dengan konsumsi minuman manis
adalah akulturasi

 Moderasi akulturasi dan konsumsi minuman manis impulsif


Hipotesis
penelitian

akan ada interaksi yang signifikan


akulturasi akan berhubungan positif antara akulturasi dan impulsif,
dengan porsi harian minuman sehingga impulsif akan dikaitkan
manis. dengan lebih banyak asupan minuman
manis dan persentase kalori dari gula
tambahan
METODE
PARTICIPAN
T
 Remaja (n = 198) dari 18 sekolah menengah umum California Selatan
 Kriteria inklusi untuk remaja adalah:
(a) berusia 14 sampai 17 tahun
(b) mampu berbicara dan menulis bahasa Inggris,
(c) bebas dari penyakit berat,
(d) tidak sedang menjalani pengobatan untuk obesitas atau gangguan makan, dan
(e) dapat melakukan perjalanan ke lokasi penilaian dengan orang tua/wali
Remaja yang berpartisipasi dalam penelitian diharuskan memiliki satu orang tua atau
wali yang berbicara bahasa Inggris atau Spanyol.

 Remaja yang berpartisipasi dalam penelitian diharuskan memiliki satu orang tua atau wali yang
berbicara bahasa Inggris atau Spanyol.
 367 siswa memenuhi kriteria kelayakan dan menjadwalkan janji temu, 200 siswa menyelesaikan
penilaian dan 167 siswa tidak hadir (tingkat respons 54,5%), dan 2 siswa dikeluarkan.
METODE
Procedures

 Penilaian dilakukan di Claremont Graduate University.


 Informed consent
 Staf peneliti terlatih mengukur tinggi dan berat badan remaja secara langsung.
 Remaja kemudian menyelesaikan penilaian laporan diri tentang asupan makanan, pesta makan
(makan dalam jumlah besar), akulturasi, demografi, tingkat pendidikan ibu dan ayah, dan
serangkaian tugas kinerja neurokognitif.
METODE
mesuares
Asupan diet
Remaja

 Asupan makanan dinilai dengan Kuesioner Remaja/Remaja (YAQ) dirancang untuk remaja usia 9
hingga 18 tahun,
 YAQ menanyakan tentang asupan 132 jenis makanan selama tiga bulan terakhir.
 Konsumsi minuman berpemanis gula dihitung dengan menjumlahkan asupan enam item minuman
yang ditambahkan gula (yaitu, soda non-diet, limun atau minuman buah nonkarbonasi lainnya, es
teh, kopi, milkshake, atau minuman energi) dan menghitung rata rata jumlah porsi harian yang
dikonsumsi.
 Persentase kalori yang dikonsumsi dari gula tambahan dihitung dengan mengurangkan total dari
total persen kalori dari gula alami, dan membagi jumlah total kalori dari gula tambahan yang
dikonsumsi dengan total asupan energi dalam kalori peserta.
METODE
mesuares
Akulturasi

 Akulturasi remaja dinilai dengan 8-item Akulturasi, Kebiasaan dan Minat Skala multikultural untuk
Remaja (AHIMSA)
 Skala penilaian terdiri dari bahasa, kebiasaan dan minat untuk masing-masing dari delapan item
(misalnya "Saya paling nyaman bersama orang-orang dari”),
 Dengan 4 opsi respon “Amerika Serikat”, “negara asal keluarga saya”, “keduanya”, dan “tidak dua
duanya”.
METODE
mesuares
Impulsif

 Go/No-Go task digunakan untuk menilai impulsivitas


 Tugas terdiri dari 200 percobaan masing-masing disajikan dalam empat blok dari 50 percobaan.
 Gagal menahan respons no Go adalah alarm false
 Skor jumlah alarm false adalah indikator impulsif dengan jumlah alarm false yang lebih tinggi
menunjukkan tingkat impulsif yang lebih tinggi.

demografi

 Usia, jenis kelamin, persentil BMI, dan status sosial ekonomi


 Status sosial ekonomi (SES) dinilai dengan menggunakan tingkat pendidikan kedua orang tua.
METODE
mesuares
Analisis Statistik

 Data dianalisis menggunakan SAS 9.3


 regresi menguji hubungan akulturasi dan impulsivitas dan interaksi akulturasi × ​impulsif
dengan masing-masing variabel dependen: jumlah porsi minuman berpemanis gula per hari dan
persentase kalori dari gula tambahan
RESULT
Karakteristik peserta

 usia rata-rata 15,9 tahun dan ratarata IMT 25,7 kg/m2


(SD=6.2); 57,8% adalah perempuan.
 Nilai rata-rata akulturasi adalah 4.37 (SD=2.29)
 Proporsi alarm palsu di semua uji coba untuk Go/No-
Go adalah 0,023 (SD=.029).
 Proporsi alarm palsu yang lebih tinggi menunjukkan
tingkat impulsif yang lebih tinggi.
 Rata-rata jumlah porsi harian minuman manis yang
dikonsumsi adalah 1,03 (SD=0,89).
 Persentase rata-rata kalori dari gula tambahan yang
dikonsumsi adalah 12% (SD=4,03).
RESULT
Impulsivitas dan Hubungannya
dengan Diet

 Dengan meningkatnya akulturasi, jumlah porsi


minuman manis yang dikonsumsi per hari meningkat
(=0.43; p<.01).
 Interaksi akulturasi dengan impulsivitas juga
signifikan (=.42, p<.01).
RESULT

 semakin tinggi tingkat impulsivitas, efek akulturasi


terhadap minuman manis semakin kuat.
 Saat impulsif meningkat, para pemuda yang lebih
berakulturasi mengkonsumsi lebih banyak porsi
minuman manis.
 hubungan positif antara akulturasi dan minuman manis
semakin kuat seiring meningkatnya impulsivitas.
DISCUSS
 dalam kondisi impulsif dan akulturasi yang tinggi, seorang remaja akan bereaksi terhadap penurunan
kontrol sosial dan lingkungan dengan lebih banyak mengonsumsi minuman manis
 Akulturasi secara positif terkait dengan konsumsi minuman manis oleh remaja Hispanik, menambah
bukti yang dipublikasikan dari sampel wanita dan anak-anak Hispanik (Beck, Tschann, Butte, Penilla,
& Greenspan, 2014; Himmelgreen et al., 2005; Wiley dkk., 2014).
 Efek utama memang lebih ke arah konsumsi gula tambahan yang lebih tinggi di antara mereka yang
tingkat akulturasinya lebih tinggi.
 Jangkauan akulturasi yang lebih luas mungkin diperlukan untuk mendeteksi suatu efek.
KESIMPUL
SARAN
AN
 Penelitian ini mereplikasi penelitian  Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
sebelumnya tentang efek akulturasi untuk menggambarkan perubahan
pada konsumsi minuman manis pada spesifik dalam lingkungan fisik dan sosial
remaja yang dihasilkan dari akulturasi dan untuk
 memperluas literatur dengan menguji sejauh mana mereka memediasi
menunjukkan efek moderasi untuk hubungan antara akulturasi dan asupan
impulsif. makanan.
TAKE HOME
MESSAGE
 Pengurangan sikap impulsif pada remaja dengan memberikan paparan pengetahuan tentang efek
konsumsi minuman manis bagi kesehatan dan efek pada diri sendiri dimasa depan mungkin bisa
menjadi solusi. Seperti tidak dapat mengontrol diri dari makanan dan minuman yang tidak sehat
 Pemahaman remaja untuk lebih mengenali diri sendiri dan lebih menyadari kesaah dalam
mengkonsumsi minuman manis akibat sikap impulsif, serta pengambilan keputusan atau langkah
kecil dalam menahan sikap impulsif.
 Dukungan orang tua dalam mengontrol sikap impulsif remaja dalam memilih makana atau minuman
yang lebih sehat
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai