Anda di halaman 1dari 5

MATERI

KE: V PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Deskripsi

Pancasila memiliki predikat (sebutan) berbagai macam diantaranya adalah Pancasila


sebagai filsafat atau pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa,
Pancasila sebagai kepribadian bangsa, Pancasila sebagai ideologi nasional dan yang paling
terkenal dan paling pokok adalah Pancasila sebagai dasar Negara. Pada bagian ini (Materi: V)
akan dibahas tentang Pancasila sebagai dasar Negara yang mencakup: pemahaman Pancasila
sebagai dasar negara, arti, peran dan kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara.

Kompetensi
Mahasiswa memahami kedudukan, fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara sehingga mampu
membedakan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila Sebagai Ideologi nasional, menganalisis
berbagai permasalahan dalam kehidupan negara dan bangsa Indonesia

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara.


Secara etimologis istilah dasar Negara maknanya identik dengan istilah grundnorm
(norma dasar) rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita Negara), Philosophy groundslag (dasar
filsafat Negara) (Ristekdikti:2016). Setiap Negara memiliki dasar negaranya atau ideologinya
masing-masing. Pertanyaan penting yang dapat diajukan terkait dengan ini adalah :”Dari mana
kita memahami Pancasila sebagai dasar Negara? Ada beberapa sumber
(1) dari sejarah
(2) dari Pembukaan alinea ke-4 UUD 1945
(3) dari Mukadimah kalimat ke-3 Konstitusi RIS
(4) dari Mukadimah kalimat ke-3 UUDS 1950
(5) Tap MPR RI No:XVIII/1998
Ad.1. Dari Sejarah
Pancasila dirumuskan di forum yang dinamai BPUPKI. Forum ini dibentuk Jepang untuk
mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Semula memang
Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia, oleh karena itulah maka dibentuk badan
untuk persiapan itu. Di BPUPKI inilah dirumuskan dua hal penting yaitu pertama dasar Negara
yang saat ini dikenal dengan nama Pancasila dan Rancangan Hukum Dasar yang sekarang
dikenal dengan UUD 1945 itu. Bermula pada sidang BPUPKI Periode yang I dimana ketua
BPUPKI Dr, Radjiman Widiyodiningrat bertanya kepada forum mengenai:” Apa dasar Negara
Indonesia merdeka?”Pertanyaan itu oleh anggota BPUPKI dirasa sebagai pertanyaan yang
foundamental sehingga banyak yang tidak cepat menjawabnya. Namun demikian berturut turut
tiga anggota merespon untuk menjawabnya melalui pidato, yaitu (1) Muh Yamin (2) Soepomo
dan (3) Soekarno. Dari tiga pidato itu, pidato Soekarnolah yang mengemukakan istilah Pancasila
untuk memberi nama lima prinsip yang diajukan sebagai rencana dasar Negara, disamping itu
juga pidato Soekarnolah yang diterima oleh forum BPUPKI untuk kemudian menjadi bahan
untuk merumuskan dasar Negara melalui sidang-sidang selanjutnya yang kemudian
menghasilkan rumusan dalam Piagam Jakarta yang kemudian rumusan finalnya ada di dalam
Pembukaan UUD 1945 yang oleh PPKI disahkan sebagai dasar negarayang rumusannya seperti
yang kita pahami saat ini yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ad. 2. Pembukaan UUD 1945


Di dalam alinea ke-4 disebutkan:

”…. Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam sebuah Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada….”

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, sangat jelas pada kata-kata di atas, Pancasila
sebagai dasar Negara. Walaupun di dalam Pembukaan UUD 1945 tidak ada kata Pancasila tetapi
Negara yang dimaksud adalah Negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…….
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ad.3.Konstitusi RIS
Dalam mukadimah konstitusi RIS kalimat ketiga yang berbunyi:
”……maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalamsuatu piagam
Negara yang berbentuk rapublik federasi, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang
Maha Esa, peri kemanusiaan, Peri Kebangsaan,Kerakyatan dan Keadilan sosial untuk
mewujudkan kebahagiaan, Kesejahteraan, Perdamaian, dan kemerdekaan dalam
masyarakat Negara hukum Indonesia merdeka yang berdaulat sempurna.”

Walaupun rumusan sila-sila Pancasila berbeda dengan yang terdapat dalam pembukaan
UUD1945, namun esensinya Pancasila pada masa itu dan di dalam Konstitusi RIS, dasar
negaranya tetap.

Ad. 4. UUDS 1950.


Dalam mukadimah UUDS 1950, alinea 3, menyatakan :

”…maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam Negara
yang berbentuk republik, kesatuan berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa,
peri kemanusiaan, Peri Kebangsaan,Kerakyatan dan Keadilan sosial untuk
mewujudkan kebahagiaan, Kesejahteraan, Perdamaian, dan kemerdekaan untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan,perdamaian dan kemerdekaan, dalam
masyarkat Negara hukum Indonesia merdeka yang berdaulat sempurna.”

Dalam UUDS 1950 ini rumusan sila-sila Pancasila sama dengan yang terdapat dalam konstitusi
RIS, walaupun rumusannya berbeda dengan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945,
namun esensi Pancasila juga tetap sebagai dasar Negara.
Jadi dari empat dokumen di atas baik itu dari sudut historis maupun dokumen-dokumen
seperti Pembukaan UUD 1945, Konstitusi RIS dan UUDS 1950 kedudukan Pancasila tetap
sebagai dasar Negara.
Tap MPR RI No:XVIII/MPR/1998
Dalam Tap MPR RI No:XVIII/MPR/1998 Pasal:1 ini berisi pencabutan kembali TAP MPR
No:II/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) serta penegasan
kembali Pancasila sebagai dasar Negara. Pasal I Tap MPR RI No:XVIII/MPR/1998 ini
menegaskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara sehingga jelas akan memperkuat
kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara ke depan.
B. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara
(1) memperkuat berdirinya Negara Indonesia : dalam konteks ini Negara dapat
dianalogikan rumah. Maka untuk kuatnya rumah itu supaya tidak gampang roboh, rumah
perlu fondasi (dasar yang kuat). Negara juga begitu memerlukan fondamen/dasar yang
kuat yang disepakati oleh semua untuk di atas didirikan Negara Indonesia (NKRI).
Pancasila telah menjadi pilihan dan kesepakatan melalui forum BPUPKI dan PPKI
sebagai dasar Negara.
(2). Menjadi dasar penyelenggaraan kehidupan bernegara. Negara adalah organisasi
yang membutuhkan dasar untuk menyelenggarakan jalannya kehidupan organisasi yang
namanya Negara itu. Pancasila diharapkan dapat menjadi pedoman dan membimbing
jalannya kehidupan Negara Indonesia (NKRI).
(3). Menjadi sumber hukum nasional. Sumber hukum yang dimaksud di sini yaitu sebagai
faktor filosofis yang ikut membentuk hukum positip (hukum yang berlaku dalam
Negara), meliputi suasana kebatinan (geistlichen hintergrund) dari UUD 1945 dan
mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Dalam Tap MPR No:III/MPR/2000 dijelaskan bahwa:
(a) sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan.
(b) sumber hukum dalam arti tertulis dan tidak tertulis.
Catatan Penutup
Pancasila sebagai dasar negara sangat berkaitan dengan hukum dan perundang-undangan
yang berlaku di dalam negara. Melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara adalah
melaksanakan melalui hukum-hukum dan undang-undang yang berlaku di dalam negara.
Pelaksanan Pancasila yang demikian sering disebut dengan istilah pelaksanaan pancasila secara
objektif. Pancasila dalam kaitannya dengan hukum dan perundangan yang berlaku disebut cita-
cita hukum, yaitu berada di kawasan nilai (abstrak) seperti Katuhanan,kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
Daftar Pustaka:

Kemenristek, (2016), Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Jakarta, Direktorat Jenderal


Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Karno, Bung, 1958, Lahirnya Pancasila, Jakarta, BPN, N.V
Tim Dosen (2013),Pancasila: Materi Pengayaan Matakuliah Pancasila, Salatiga, Tisara
Grafika.
Soekarno, Pancasila Dasar Filsafah Negara, Jakarta, Departemen Penerangan RI.

Anda mungkin juga menyukai