Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NUR FADILAH TUGAS

NIM : 1961253

PRODI : MANAJEMEN KS2A 2019

MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING : Bambang Suntowo S.E.,M.Si

STRUKTUR APBN DAN APBD

 APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
Pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.

STRUKTUR APBN

Pendapatan
Pajak
Pendapatan
Negara Penerimaan
Negara Bukan
Pajak (PNBP)

Belanja
Pemerintah
Pusat
APBN Belanja Negara
Transfer ke
Daerah

Pembiayaan
Dalam Negeri
Pembiayaan
Pembiayaan Luar
Negeri

1. PENDAPATAN NEGARA

Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan


pajak. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

 indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi;
 kebijakan pendapatan negara;
 kebijakan pembangunan ekonomi;
 perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum;
 kondisi dan kebijakan lainnya.

a) Pendapatan Pajak

 Pendapatan Pajak Dalam Negeri

 pendapatan pajak penghasilan (PPh).


 pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah.
 pendapatan pajak bumi dan bangunan.
 pendapatan cukai.
 pendapatan pajak lainnya

 Pendapatan Pajak Internasional

 pendapatan bea masuk.


 pendapatan bea keluar.

b) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

 Penerimaan sumber daya alam

 penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA
migas).
 penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA
nonmigas)

 Pendapatan bagian laba BUMN

 pendapatan laba BUMN perbankan.


 pendapatan laba BUMN non perbankan

 PNBP lainnya
 pendapatan dari pengelolaan BMN
 pendapatan jasa
 pendapatan bunga
 pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana korupsi
 pendapatan pendidikan
 pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi
 pendapatan iuran dan denda

 pendapatan BLU
 pendapatan jasa layanan umum
 pendapatan hibah badan layanan umum
 pendapatan hasil kerja sama BLU
 pendapatan BLU lainnya

2. BELANJA NEGARA

Besaran belanja negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

 asumsi dasar makro ekonomi;


 kebutuhan penyelenggaraan negara;
 kebijakan pembangunan;
 risiko (bencana alam, dampak krisis global)
 kondisi dan kebijakan lainnya.

 Belanja Pemerintah Pusat

Belanja pemerintah pusat menurut fungsi adalah:

1. fungsi pelayanan umum


2. fungsi pertahanan
3. fungsi ketertiban dan keamanan
4. fungsi ekonomi
5. fungsi lingkungan hidup
6. fungsi perumahan dan fasilitas umum
7. fungsi kesehatan
8. fungsi pariwisata
9. fungsi agama
10. fungsi pendidikan
11. fungsi perlindungan sosial

Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis adalah

1. belanja pegawai
2. belanja barang
3. belanja modal
4. pembayaran bunga utang
5. subsidi
6. belanja hibah
7. bantuan sosial
8. belanja lain-lain

 Transfer ke Daerah

Rincian anggaran transfer ke daerah adalah:

 Dana Perimbangan
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
4. Dana Otonomi Khusus
 Dana Otonomi Khusus
 Dana Penyesuaian

3. PEMBIAYAAN

Besaran pembiayaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

 asumsi dasar makro ekonomi;


 kebijakan pembiayaan;
 kondisi dan kebijakan lainnya.

 Pembiayaan Dalam Negeri


Pembiayaan Dalam Negeri meliputi:

 Pembiayaan perbankan dalam negeri


 Pembiayaan nonperbankan dalam negeri
1. Hasil pengelolaan aset
2. Surat berharga negara neto
3. Pinjaman dalam negeri neto
4. Dana investasi pemerintah
5. Kewajiban penjaminan

 Pembiayaan Luar Negeri


Pembiayaan Luar Negeri meliputi:

1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan


Pinjaman Proyek
2. Penerusan pinjaman
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo
dan Moratorium.
 APBD

Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011, APBD adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah daerah dan DPRD, serta
ditetapkan dengan peraturan daerah.

APBD merupakan instrument kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Anggaran
daerah juga digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran.

STRUKTUR APBD

Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah. Adapula keterkaitan ketiga struktur APBD, dirangkum dari laman Kemenkeu,
sebagai berikut:

 Penganggaran pendapatan dan belanja


Anggaran ini disajikan terlebih dahulu sebelum anggaran belanja. Pendapatan
daerah dikurangi dengan belanja daerah. Hasil yang didapat bisa surplus atau defisit. 
Jika surplus yang didapat berarti pendapatan lebih besar dari pada belanja.
Sedangkan defisit berarti belanja lebih besar dibandingkan pendapatan. 

 Penggaran pembiayaan.
Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Selanjutnya, penerimaan dikurangi dengan pengeluaran yang kemudian
disebut dengan pembiayaan neto.
Kemudian pembiayaan neto ditambah dengan surplus atau defisit. Hasil
penjumlahan tersebut disebut dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA).

Anda mungkin juga menyukai