Anda di halaman 1dari 24

KEGIATAN PELAKSANAAN IMUNISASI Di WILAYAH

PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK

LAPORAN HASIL AKHIR KEPANITERAAN


SENIOR STASE PUBLIC HEALTH

OLEH :

Thesa Andria Putri 1610070100024

Preseptor:

dr. Uswatun Hasanah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR PUBLIC HEALTH I

PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk

tugas stase public health 1 dengan judul “Kegiatan Pelaksanaan Imunisasi Di

Wilayah Puskesmas Nan Balimo”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Terima kasih

kepada dr. Uswatun Hasanah selaku pembimbing kami dalam menyelesaikan

makalah ini. 

Kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai

keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat di

selesaikan dengan sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Kami berharap makalah ini

bermanfaat bagi yang membacanya. 

Solok, Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Sampul Depan ................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 3
1.3.3 Manfaat Teoritis ............................................................................. 3
1.3.4 Manfaat Aplikatif ........................................................................... 4
1.3.5 Manfaat Metodologi ...................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 4
2.1 Definisi Imunisasi ...................................................................................... 4
2.2 Tujuan Imunisasi ....................................................................................... 5
2.3 Jenis-Jenis Imunisasi ................................................................................. 5
2.4 Macam-Macam Imunisasi ......................................................................... 5
2.5 Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ..................... 11
2.6 Pemberian Imunisasi Menurut WHO ........................................................ 13
BAB III. HASIL KEGIATAN SUPERVISI ................................................... 16
3.1 Hasil Kegiatan ........................................................................................... 16
3.2 Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................ 16
3.3 Monitoring dan Evaluasi ........................................................................... 18
BAB IV. PENUTUP ....................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19
4.2 Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang

kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan

upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian

imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam

memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep

imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis ,

difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.

Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan

penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang

adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.

Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia

baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi

yang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I)”

Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini

telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT,

TT, Hep.B.

1
1.2 Rumusan Masalah

Pembahasan imunisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :

a. Pengertian Imunisasi

b. Tujuan Imunisasi

c. Jenis-jenis Imunisasi

d. Penyakit yang dapat di vaksinasi

e. Pemberian Imunisasi Menurut WHO

1) Sifat fisik

2) Kontra indikasi

3) Dosis

4) Tempat pemberian

5) Komplikasi

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemudahan Imunisasi Bayi untuk mendapatkan berbagai

pelayanan, baik pelayanan kesehatan maupun pelayanan lainnya yang

dilaksanakan oleh berbagai unsur terkait

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui apakah sudah dilakukan Imunisasi Bayi dengan

prosedur yang sudah ada.

1.3.3 Manfaat Teoritis

Untuk mengetahui prilaku masyarakat terhadap Imunisasi Bayi

2
1.3.4 Manfaat Aplikatif

1. Bagi Puskesmas Nan Balimo

Sebagai masukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan khususnya

dalam penatalaksanaan Imunisasi Bayi

2. Bagi masyarakat wilayah Nan Balimo

Dapat mempermudah masyarakat yang melakukan Imunisasi Bayi

3. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai

pelaksanaan Imunisasi Bayi

1.3.5 Manfaat Metodologi

Dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan penelitian dan evaluasi

terutama mengenai Imunisasi Bayi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan

memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang

sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun

yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan

memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem

kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan

terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan

satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai

penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh.

Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

- Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi

- Potensi antigen yang disuntikkan

- Waktu antara pemberian imunisasi

Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari

factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada

diri anak.

4
2.2 Tujuan Imunisasi

Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.

b. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat

membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian

pada penderitanya.

2.3 Jenis-Jenis Imunisasi

Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

 Imunisasi Aktif

Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi

suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi

spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta

dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka

tubuh secara cepat dapat merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :

a. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di

peroleh sembuh dari suatu penyakit.

b. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi

yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.

Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam

setiap vaksinya anyara lain:

a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau

mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli

sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.

5
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari

tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.

d. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk

meningkatkan imunogenitas antigen.

 Imunisasi Pasif

Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang

dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma

manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga

sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua , yaitu :

a. Imunisasi pasif alamiah

Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu yang

merupakan orang tua kandung , langsung ketika berada dalam kandungan.

b. Imunisasi pasif buatan

Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk

mencegah penyakit tertentu.

2.4 Macam-Macam Imunisasi

Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan

beberapa imunisasi yang dianjurkan :

6
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

1) Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang

ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,

pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang

selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang.

Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang

telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi BCG adalah satu kali

dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi

pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudiaan cara

pemberiaan imunisasi BCG melalui intra derma. Efek samping pada BCG

dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis

regional, dan reaksi panas.

7
2) Kontra Indikasi

1. Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti eksim,

furunkolis, dan sebagainya.

2. Mereka yang sedang menderita TBC.

3) Efek Samping

Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan

yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak

perlu pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan

tanda parut.

Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di

leher, terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di obati akan sembuh dengan

sendirinya

b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung

racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih

dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberiaan

imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud pemberiaan pertama zat anti

8
terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan organ-

organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.

Waktu pemberian imunisasi DPT antar umur 2-11 bulan dengan interval

empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melalui intra muscular.

Efek Samping

Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek

ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam

sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,

kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.

Kontra Indikasi

Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau

gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis.

Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen

pertusis harus dihilangkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan

imunisasinya dapat diberikan DT.

c. Imunisasi Polio

9
Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan

imunisasi polio adalah empat kali. Waktu pemberiaan imunisasi polio pada

umur 0-11 bulan dengan interval pemberiaan empat minggu. Cara pemberiaan

imunisasi polio melalui oral.

Efek Samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping . efek samping berupa

paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull

WHO 66 :1998)

Kontra Indikasi

Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek

yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang

sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis

ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

d. Imunisasi Campak

10
Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan

vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi

campak adalah satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-

11 bulan. Cara pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan

Efek Samping

Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan

panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.

Kontra Indikasi

Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu

yang di duga menderita gangguan respon imun seperti leukemia, lymphoma.

e. Imunisasi Rabies

f. Imunisasi Hepatitis B

g. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)

h. Imunisasi Tiphus Abdominalis

i. Imunisasi Varicella

j. Imunisasi Hepatitis A

k. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)

2.5 Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

a. Tuberculosis

Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya

melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah manusia,

imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.

11
b. Difteri

Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis,

dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala

ringan berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi

obstruksi jalan napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil

dan kelenjar sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk

mencegah penyakit ini adalah DPT.

c. Pertusis

Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet, bahayanya

dapat menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian. Gejala

berupa batuk pilek, untuk mencegah penyakit ini maka kita gunakan imunisasi

DPT.

d. Tetanus

Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal ditunjukkan

dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada penyakit ini hanya

diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan

tidak haya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.

e. Poliomyelitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang myelin

atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam ringan

dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui

droplet atau fekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.

12
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan

vaksinasi polio, bahkan dapat eradikasi dengan cakupan polio 100%.

f. Campak

Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui droplet,

gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada

bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan,

imunisasi yang diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu

terhadap penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.

g. Hepatitis B

Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang

kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara

horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien

hemodialisis. Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan

kadang-kadang ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B

diberikan pada bayi 0-11bulan dengan maksud untuk memutus rantai

penularan dari ibu ke bayi.

h. Rabies

Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang

menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang

disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera)

yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka

13
2.6 Pemberian Imunisasi Menurut WHO

a. Sifat Fisik

Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen

kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna

untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.

Vaksin dibagi menurut :

1) Sensitivitas terhadap suhu

Vaksin yang Sensitive terhadap beku (freeze sensitive = FS), yaitu : DPT,

DT, TT, Hepatitis B dan DPT-HB

Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive = HS), yaitu : vaksin

campak, polio, dan BCG

2) Substrat pembuatannya

Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti :

 Virus campak dalam vaksin campak

 Virus polio dalam sabin pada vaksin polio

 Kuman TBC dalam vaksin BCG

Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :

 Bakteri pertusis dalam DPT

 Virus polio jenis salk dalam vaksin polio

Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :

 Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam DPT

 Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis B

14
b. Kontra Indikasi

Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi

pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak:

- Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius

- Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin virus

hidup

- Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti

sitostatika, transfuse darah, dan immunoglobulin

- Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertusis

c. Dosis

Jenis vaksin Dosis

F BCG 20/Ampul

F DPT 10/Vial

F Polio10/Vial

F Campak 10/Vial

F Hepatitis B uniject 1/Kemasan

F DT 10/Vial

F TT 10/vial

F DPT-HB 5/Vial

d. Tempat Pemberian

Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program

Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000)

Vaksin Dosid Cara dan tempat pemberiaan


BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular

15
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya lengan kiri atas
Hepatitis 0,5 cc Intramuscular pada paha bagian luar
B
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus

e. Komplikasi

Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti

otitis media, konjungtivitis berat, enterititis, dan pneumonia, terlebih pada

anak dengan status gizi buruk.

16
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan uraian mengenai Imunisasi diatas, maka penulis bermaksud

melaporkan hasil kegiatan di Puskesmas pada tanggal 21 Januari 2022. Dari

berbagai macam kegiatan yang umumnya dilakukan di Puskesmas, laporan ini

ditujukan untuk mendeskripsikan kegiatan di Puskesmas tersebut.

Kegiatan imunisasi di puskesmas sangat beragam, salah satunya adalah

vaksin rabies bagi orang yang digigit oleh hewan liar. Alur pelayanan vaksin

rabies di puskesmas Nan Balimo yaitu pasien datang dengan membawa surat dari

UPTD Pusat Kesehatan Hewan sebagai tanda bahwa seseorang sudah digigit oleh

hewan liar yang kemudian hewan liar tersebur lari dan hilang. Pasien yang sudah

membawa surat Keswan akan mendaftar Kemudian pasien masuk ke ruang

imunisasi untuk melalukan vaksin rabies.

Pasien yang digigit oleh hewan liar akan diberikan edukasi tentang vaksin

rabies ini. Setelah di edukasi, petugas vaksinator akan melarutkan Sterilised Water

for injection ke dalam vial PVRV ( Purufied Vero Rabies Vaccine). Kemudian di

injeksikan secara IM di daerah lengan atas sebanyak 0,5 ml. vaksin ini akan

lakukan sebanyak 5 kali pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21 dan hari

ke-28.

Pasien yang sudah di injeksi PVRV akan disuruh menunggu selama 15 menit

untuk melihat apakah ada reaksi efek samping setelah dilakukan injeksi.

Kemudian pasien akan diminta untuk datang lagi pada hari ke 7 setelah di injeksi

vaksin.

17
3.2 Identifikasi Kegiatan

Telah dilakukan Imunisasi Rabies pada :

Tanggal : 21 Januari 2022

Pukul : 09.00 s/d selesai

Lokasi : Puskesmas Nan balimo

Kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas diantaranya:

Gambar 1. Menyerahkan surat Keswan

18
Gambar 2. Injeksi vaksin rabies

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan suatu unit pelaksana

fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal

dalam suatu wilayah tertentu. Bentuk kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Nan

Balimo, Kota Solok adalah Imunisasi vaksin rabies bagi masyarakat yang tergigit

oleh hewan liar. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2022 yang

diikuti oleh 1 orang.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :

1. Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di

kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi

dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.

2. Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang sebenarnya

tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga

masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Imunisasi Lanjutan. 2017


2. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan 1.Jakarta : Buku
Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101
3. Mulyani, S. Pengetahuan Ibu Tentsng Perlengkapan Imunisasi Dasar. 2018

21

Anda mungkin juga menyukai