Anda di halaman 1dari 6

Perancangan dan Implementasi DC – DC Converter Dengan Sumber Panel

Surya dan Baterai untuk Pemenuhan Kebutuhan Daya Listrik Beban :


Literature Review
Dian Ulfaturrohidah

dianulfaturrohdah@gmail.com

Abstrak –Energi terbarukan semakin berkembang pemanfataan energi listrik dari PLTS perlu
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Salah menggunakan konverter yang digunakan untuk
satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya pemenuhan kebutuhan listrik pada beban. Pada
(PLTS) dan didukung dengan Power Electronic sistem yang menggunakan sumber dari PLTS dengan
Converter yang digunakan untuk pengolahan panel surya sebagai sumbernya, dapat menambahkan
energi listrik. Salah satu sistem yang digunakan energi penyimpanan listrik untuk membantu menjaga
adalah beban untuk mendapatkan sumber energi kontinuitas sumber energi listrik ke beban. Energi
listrik langsung dari PLTS. Untuk mengatur penyimpanan listrik yang digunakan adalah baterai.
sumber energy listrik tersebut menggunakan DC- Untuk memenuhi besarnya tegangan pada beban
DC converter yang menerapkan metode maka dibutuhkan converter untuk menyesuaikan
bidirectional. Metode bidirectional pada converter besarnya tegangan tersebut. Selain converter
DC-DC merupakan 1 konverter yang bisa menjadi 2 tersebut, kita juga menggunakan converter untuk
fungsi Mode Buck dan Mode Boost dengan proses pengisian tegangan listrik baterai dan
menggunakan pengaturan otomatis berdasarkan converter dari baterai ke beban apabila saat sumber
tegangan dari panel surya sebagai acuan untuk dari panel surya tidak mampu memberikan daya pada
penentuan Mode pada converter. Dengan beban. Konverter DC-DC ini menggunakan metode
menggunakan metode bidirectional ini kebutuhan bidirectional. Metode bidirectional pada converter
daya beban dapat dipenuhi pada kondisi daya dari DC-DC dapat difungsikan sebagai proses pengisian
panel surya yang dihasilkan berlebih atau saat daya baterai dan sebagai proses penyedia sumber tegangan
yang dihasilkan kurang dan dibantu dari daya pada beban. Pada desain ini menggunakan komponen
baterai. switching dan komponen magnetic pada rangkaian
konverter DC-DC. Untuk mendapatkan daya
Kata kunci :PLTS, DC-DC Bidirectional, Panel maksimal dari panel surya, sistem ini mengunakan
Surya, Baterai . Maximum Power Point Tracking (MPPT). Dengan
menggunakan MPPT diharapkan dapat memaksimal
I. PENDAHULUAN
daya dari panel surya sehingga dapat memenuhi
Kebutuhan energi listrik selalu meningkat dari dalam penyedian daya untuk beban dan pengisian
tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan energi baterai.
listrik tersebut, pemerintah selalu meningkatkan
proses produksi listrik dari berbagai jenis II. TINJAUAN PUSTAKA
pembangkit. Kawasan Indonesia sangat tepat untuk A. Buck Konverter
menerapkan Renewable Energy dengan Konverter Buck adalah salah satu konverter DC-
memanfaatkan sinar matahari karena Indonesia DC yang mampu menyediakan tegangan keluaran
merupakan daerah khatulistiwa yang kaya dengan yang lebih rendah dibandingkan tegangan masukan
sinar matahari. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Vo< Vin) dengan mengatur duty cycle. Pada gambar
(PLTS) sangat tepat diterapkan di Indonesia. PLTS 1 menunjukkan rangkaian buck konverter yang terdiri
menggunakan panel surya untuk merubah sinar dari tegangan masukan (Vin), saklar, dioda, induktor
matahari menjadi energi listrik DC. Proses L, kapasitor C, dan resistansi beban R.
menggunakan konverter buck. Maka dari itu dapat
dicari rumus matematiknya sebagai berikut

Gambar 1. Rangkaian Buck Konverter

Pada buck konverter terdapat dua kondisi


analisis yaitu pada saat saklar dalam kondisi “ON”
yang terlihat pada gambar 2, sehingga arus akan
mengalir ke induktor dan beban.

B. Boost Konverter
Boost konverter adalah salah satu DC – DC
Gambar 2. Rangkaian Buck Konverter saat Kondisi
yang mampu menghasilkan tegangan keluaran yang
“ON”
lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan masukan
Kondisi ini disebut periode pengisian arus
(Vo > Vin). Pada gambar 4 menunjukkan rangkaian
induktor dan diode dalam keadaan reverse bias.
boost konverter yang terdiri dari tegangan masukan
Sehingga dapat dicari rumus matematiknya sebagai
(Vin), saklar, dioda, induktor L, kapasitor C, dan
berikut :
resistansi beban R

Gambar 4. Rangkaian Boost Konverter

Pada converter jenis boost juga memiliki dua


kondisi analisi yaitu pada saat saklar “ON” dan saat
kondisi saklar “OFF”. Pada gambar 5 menunjukkan
rangkaian boost konverter dalam kondisi saklar “ON”,
Untuk analisis pada kondisi “OFF” yang terlihat
maka induktor akan terhubung langsung dengan
pada gambar 3, sehingga diode akan forward bias
sumber atau Vin dan akan mengalami proses
dikarenakan adanya pengosongan dari induktor.
pengisian (charging).

Gambar 3. Rangkaian Buck Konverter saat Kondisi


“OFF”
Arus mengalir dari induktor ke beban Gambar 5. Rangkaian Boost Konverter saat Kondisi
dilanjutkan ke dioda dan kembali lagi ke induktor. “ON”
Karena arus yang mengalir adalah arus pengosongan
induktor saja dan induktor bersifat murni (tidak ada Sehingga untuk mencari rumus matematiknya
resistansi) maka arus akan membentuk kurva linier sebagai berikut :
menurun. Oleh karena ini Vo < Vin dengan
dan meningkatkan efisiensi, tetapi juga meningkatkan
performa pada sistem. Pada sistem energi terbarukan,
multiple-input konverter DC-DC bidirectional
digunakan untuk menggabungkan sumber energi
yang berbeda. Rangkaian konverter DC-DC
bidirectional ditunjukkan pada gambar 7. Pada
Gambar 8 menunjukkan aplikasi dari saklar yang
akan digunakan pada konverter DC-DC bidirectional
sehingga konverter akan dapat bekerja dalam dua
mode, yaitu mode buck dan mode boost. Saklar pada
Selanjutnya adalah analisis pada kondisi saklar konverter harus dapat mengalirkan arus pada kedua
“OFF” seperti pada gambar 6. Tegangan masukan arah. Biasanya menggunakan saklar daya
(Vin) akan terangkai seri dengan induktor dan unidirectional semiconductor seperti MOSFET atau
resistor. Induktor yang semula dalam keadaan IGBT. Oleh karena itu, dengan penambahan dioda
pengisian berubah menjadi pengosongan arus dan yang terpasang seri dengan saklar akan dapat
dalam kondisi ini induktor berfungsi sebagai sumber digunakan untuk mengalirkan arus dua arah.
arus atau sumber tegangan VL dan resistor berfungsi
sebagai beban yang di catu oleh dua sumber tegangan
yaitu Vin dan VL.

Gambar 7. Rangkaian DC – DC Konverter


Bidirectional
Gambar 6. Rangkaian Boost Konverter saat Kondisi
“OFF”

Sehingga untuk mencari rumus matematiknya


sebagai berikut :

Gambar 8. Pemodelan Saklar pada DC – DC


Konverter Bidirectional

III. METODE PENELITIAN

C. DC – DC konverter Bidirectional
DC – DC Konverter Bidirectional beserta
penyimpanan energi menjadi pilihan yang
Gambar 9. Blok Diagram Sistem
menjanjikan bagi banyak sistem yang berhubungan
dengan daya, termasuk kendaraan hibrida, kendaraan
Seperti yang ditunjukan pada blok diagram diatas,
dengan bahan bakar baterai, sistem energi terbarukan,
implementasi dari DC – DC bidirectional converter
dan sebagainya. Selain itu, dengan menggunakan
pada sistem sehingga dapat meminimalkan jumlah
sistem bidirectional tidak hanya mengurangi biaya
converter yang digunakan. DC – DC bidirectional simulasi untuk sistem ini menggunakan software
converter dapat berfungsi sebagai mode buck dan PSIM, seperti ditunjukkan seperti pada gambar 12.
mode boost. Berfungsi sebagai mode buck pada saat
energi listrik yang dihasilkan dari panel surya
jumlahnya berlebih. Saat panel surya menghasilkan
daya yang maksimal sehingga dapat memenuhi daya
beban secara langsung dan sisanya dapat digunakan
untuk proses pengisian baterai. Sedangkan berfungsi
sebagai mode boost pada saat daya yang dihasilkan
dari panel surya tidak mampu memenuhi untuk beban
sehingga baterailah yang akan menjadi sumber
Gambar 12. Rangkaian Simulasi DC – DC
tegangan untuk beban. Untuk aliran daya dapat
Bidirectional Converter
ditunjukkan seperti pada gambar 10.

Terdapat dua kondisi pengujian yang telah


dilakukan. Kondisi pertama adalah jika daya pada
panel surya lebih besar daripada beban yang
digunakan, maka panel surya dapat menyuplai
kebutuhan daya dan melakukan proses charging.
Detail hasil pengujian kondisi ini ditampilkan pada
gambar 13 dan tabel 1.
Gambar 10. Aliran Daya pada DC – DC Bidirectional
Converter

Gambar 13. Hasil Pengujian saat Daya Panel lebih


besar dari Kebutuhan Beban
Gambar 11. Rangkaian DC – DC Konverter
Bidirectional Tabel 1. Data Hasil Pengujian saat Daya Panel Lebih
besar dari Kebutuhan Beban
Dalam pengoperasian bidirectional converter, diatur
dengan menggunakan mikrokontroller ARM STM32.
Mikrokontroler ini digunakan untuk mengatur proses
switching dari converter. Proses switching converter
dilakukan dengan pengaturan PWM (Pulse Width Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada
Modulation) dengan frekuensi tertentu sehingga akan kondisi ini, sistem melakukan charging sehingga
mendapatkan hasil tegangan sesuai yang diharapkan. converter berfungsi sebagai mode buck dimana
converter menurunkan tegangan dari panel surya
IV. PEMBAHASAN untuk menyuplai baterai pada range tegangan 13.5
Bedasarkan desain sistem yang telah diusulkan Volt. Setelah dilakukanproses charging, tegangan
maka dilakukan proses pengujian untuk melihat baterai menjadi lebih dari 12 volt dan terjadi
kehandalan dari sistem bidirectional ini baik pada kenaikan pada SOC baterai. Detail proses charging
kondisi kerja charging maupun discharging. Desain ditampilkan pada gambar 14.
Gambar 14. Hasil Pengujian Proses Charging Baterai

Kondisi selanjutnya adalah apabila daya yang


dibutukan oleh beban lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh panel surya, maka pada kondisi ini
sistem (baterai) melakukan load sharing atau
discharging untuk mencukupi kebutuhan beban.
Detail pengujian pada kondisi ini pada gambar 15 dan
tabel 2.
Gambar 17. Hasil Pengujian Tegangan Beban saat
Proses Discharging (Load Sharing)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi didapat bahwasanya


sistem DC – DC bidirectional converter yang
diusulkan dapat bekerja dengan baik, dimana ketika
Gambar 15. Hasil Pengujian saat Daya Panel lebih daya pada panel surya lebih besar dari pada
kebutuhan beban maka converter secara otomatis
kecil dari Kebutuhan Beban
berubah menjadi mode buck untuk melakukan
proses charging baterai dan menyuplai beban.
Kemudian jika daya pada panel surya lebih kecil dari
kebutuhan beban maka converter berubah menjadi
mode boost baterai untuk mencapai tegangan beban
yang dalam hal ini disebut kondisi load sharing
Tabel 2. Data Hasil Pengujian saat Daya Panel lebih (discharging).
kecil dari Kebutuhan Beban
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa saat
[1] Indhana Sudiharto, Indra Ferdiansyah, Diah
sistem melakukan discharging (load sharing),
Septi Yanaratri Mochamad Abdul Mughis,
konverter berfungsi sebagai mode boost dimana
"Design and Implementation of Partial M-
konverter menaikan tegangan dari baterai sebesar
Type Zero Voltage Resonant Circuit
12volt menjadi 24volt untuk mencapai tegangan pada
Interleaved Bidirectional DC-DC Converter
beban. Hasil kenaikan tegangan dan proses
(Energy Storage and Load Sharing)," in 2018
penurunan SOC baterai ditampilkan pada gambar 16
International Electronics Symposium on
dan gambar 17.
Engineering Technology and Applications
(IES-ETA), Bali, Indonesia, 2018, pp. 123-
128.

[2] Zhaojun Tao, Lei Li, “Control Loop Design


and Bidirectional Control Strategy of a
Gambar 16. Hasil Pengujian Tegangan dan SOC Bidirectional DC/DC Converter”, IECON
Baterai saat Proses Charging (Load Sharing) 2017 - 43rd Annual Conference of the IEEE
Industrial Electronics Society, 2017.
[3] Deepak Ravi1, Bandi Mallikarjuna Reddy, Converter for Vehicle and DC- Microgrid
Shimi S.L., Paulson Samuel, “Bidirectional dc Systems”, Energies (19961073), Sep2015, Vol.
to dc Converters: An Overview of Various 8 Issue 9, p9969-9991. 23p, 2015.
Topologies, Switching Schemes and Control
Techniques”, International Journal of
Engineering & Technology, 7 (4.5) (2018)
pp.360-365, 2018.

[4] Kuei-Hsiang. Tseng, Ming-Chang. Huang ,


Chun-Hao Chao, "Design and implementation
of a Bidirectional DC-DC Converter for
Stand-Alone Photovoltaic Systems,"
Internatonal Journal of Computer, Consumer
and Control (IJ3C), vol. 2, no. 3, 2013.

[5] M.Shahriman M. Sarif, Tan Xin Pei, A.Z.


Annuar, “Modeling, Design and Control of
Bidirectional DC-DC Converter Using State-
Space Average Model”, 2018 IEEE
Symposium on Computer Applications &
Industrial Electronics (ISCAIE), 2018.

[6] Issa Batarseh, Power Electronic Circuits. USA:


John Wiley & Sons, Inc, 2004.

[7] Lee. Kun-Ying and Liao. Kuo-Fu Hsieh. Yao-


Ching, "An Interleaved Bidirectional DC-DC
Converter with Zero-Voltage- Switching," in
IEEE 10th International Conference on Power
Electronics and Drive Systems (PEDS),
Kitakyushu, Japan, 2013. Lee. Kun-Ying and
Liao. Kuo-Fu Hsieh. Yao-Ching, "An
Interleaved Bidirectional DC-DC Converter
with Zero-Voltage- Switching," in IEEE 10th
International Conference on Power Electronics
and Drive Systems (PEDS), Kitakyushu,
Japan, 2013.

[8] Babu P Emmanuel, S Ashok, S Kumaravel


Krishnan K Gokul, "Design and control of
non-isolated bidirectional DC-DC converter
for energy storage application," in 2017 2nd
IEEE International Conference on Recent
Trends in Electronics, Information &
Communication Technology (RTEICT),
Bangalore, India, 2017, pp. 289-293.

[9] Ching Ming Lai, Yuan-Chih Lin, dan Dasheng


Lee, “Study and Implementation of a Two-
Phase Interleaved Bidirectional DC/DC

Anda mungkin juga menyukai