Anda di halaman 1dari 22

STUNTING

Chindya Tama Putri K.


22004101019

Lab. Ilmu Kesehatan Anak Kepaniteraan Klinik Madya


RSUD Kanjuruhan Kepanjen
DEFINISI
Stunting (kerdil) merupakan suatu kondisi perawakan pendek dimana perbandingan
tinggi badan dan usia berada dibawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan
normal yang spesifik disebabkan oleh masalah gizi yang kronik.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti:
1. kondisi sosial ekonomi
2. gizi ibu saat hamil
3. kesakitan pada bayi
4. kurangnya asupan gizi pada bayi
Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0-59 bulan di Indonesia tahun 2017 adalah
9,8% dan 19,8%. Kondisi ini meningkat dari tahun sebelumnya. Provinsi dengan prevalensi
tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0-59 bulan tahun 2017 adalah Nusa
Tenggara Timur, sedangkan provinsi dengan prevalensi terendah adalah Bali.
ETIOLOGI
Faktor yang mempengaruhi antara lain :
• Postur tubuh ibu (pendek)
• Jarak kehamilan yang terlalu dekat
• Usia saat hamil (remaja)
Usia <20thn beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang 20%
mempengaruhi terjadinya stunting
• Asupan nutrisi kurang saat kehamilan
Resiko kekurangan energi kronik (KEK) yang dinilai dari angka kecukupan energi (AKE) dan angka
kecukupan protein (AKP)
• Nutrisi yang diperoleh oleh bayi
Berkaitan dengan pemberian ASI, inisiasi menyusui dini (IMD), serta makanan pendamping ASI (MPASI)
• Situasi sosial, ekonomi, dan lingkungan
ETIOLOGI
DAMPAK
Dampak Jangka Pendek
a. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
b. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal
c. Peningkatan biaya kesehatan.

Dampak Jangka Panjang.


a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya)
b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
c. Menurunnya kesehatan reproduksi
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
DIAGNOSIS STUNTING
DIAGNOSIS STUNTING
DIAGNOSIS STUNTING
DIAGNOSIS STUNTING
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan stunting meliputi perbaikan nutrisi, mengatasi infeksi dan


penyakit kronis yang ada, perbaikan sanitasi dan lingkungan, serta edukasi ibu
atau pengasuh utama tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
MP-ASI
WHO/UNICEF dalam ketentuannya mengharuskan bayi usia 6-23 bulan dapat MPASI yang
adekuat dengan ketentuan dapat menerima minimal 4 atau lebih dari 7 jenis makanan, seperti:
1. Serealia/umbi-umbian
2. Kacang-kacangan
3. Produk olahan susu
4. Telur
5. Sumber protein lainnya
6. Sayur dan buah kaya vitamin A
7. Sayur dan buah lainnya

- Minimum Dietary Diversity (MMD)


MP-ASI
Di samping itu, yang diperhatikan juga adalah untuk bayi harus memenuhi ketentuan
Minimum Meal Frequency (MMF), yaitu bayi 6-23 bulan yang diberi atau tidak diberi ASI, dan
sudah mendapat MP-ASI (makanan lunak/makanan padat, termasuk pemberian susu yang tidak
mendapat ASI) harus diberikan dengan frekuesi sebagai berikut:
a. Untuk bayi yang diberi ASI:
• Umur 6-8 bulan: 2 x/hari atau lebih;
• Umur 9-23 bulan: 3 x/hari atau lebih.
b. Untuk bayi 6-23 bulan yang tidak diberi ASI: 4 x/hari atau lebih.
Angka Kecukupan Gizi
PROTEIN HEWANI
Tubuh manusia bisa menyintesis sejumlah asam amino (nonesensial), tetapi asam amino
esensial hanya dapat diperoleh dari makanan.
Asam amino memiliki banyak peran pengaturan dalam pertumbuhan manusia dan
metabolisme, seperti sintesis hormon pertumbuhan (insulin-like growth factor-1 (IGF-1)), dan
hormon tiroid), pengangkut protein membran sel atau reseptor, dan pembentukan tulang
panjang dan sendi.
TINGGI LEMAK
Rekomendasi persentase energi dari lemak pada MPASI adalah 30-45%.

Kualitas lemak pada makanan pendamping ASI sangat penting. Asupan


long‐chain‐polyunsaturated fatty acids, terutama omega 3 dan 6 sangat penting pada tahun-
tahun pertama kehidupan. Asupan lemak yang rendah memiliki efek negatif pada perkembangan
kognitif dan fungsi imun.
SUPLEMENTASI ZINC
Zinc terbukti dapat menurunkan insidensi diare dan pneumonia, mendukung
pertumbuhan linear, dan memiliki efek positif dalam menurunkan angka kematian terkait
penyakit infeksi.
Pada bayi usia 6-23 bulan, suplementasi zinc diberikan rutin selama minimal 2 bulan
setiap 6 bulan sekali. Suplementasi 10 mg zinc setiap hari selama 24 minggu dapat menambah
tinggi badan. Angka kecukupan zinc adalah 3-16 mg/hari.
TERAPI SUPORTIF
• Stimulasi Psikososial
• Perbaikan sanitasi dan lingkungan
• Perilaku hidup bersih dan sehat
• Edukasi tentang asupan gizi

Stunting yang tidak membaik dengan pemberian nutrisi yang adekuat dapat dirujuk ke
dokter spesialis anak untuk evaluasi dan manajemen lebih lanjut. Stunting yang mengarah
pada kelainan endokrinologi atau penyebab nonmalnutrisi lainnya dapat dirujuk ke spesialis
terkait sesuai dengan etiologi yang ada.
PENCEGAHAN
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memenuhi nutrisi pada 1000 hari pertama
sejak masa kehamilan untuk memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup.
PENCEGAHAN
Bagi ibu hamil, upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik
selama masa kehamilan dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat,
yodium yang cukup.
Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
• setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan
• setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun
• setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun
• setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun
Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI
yang memadai. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai