Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA AWAL

Disusun Oleh :
Aulia Faturrohman
NIM. R210415012

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA AWAL

A. Konsep Perkembangan Keluarga Dengan Anak Dewasa Awal


1. Definisi
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Setiadi, 2012). Keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu
bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas
anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh
kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014).
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(launching center family) dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasikan kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak
untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membentuk anak terakhir untul lenih
mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006)
Menurut Fiedman (1998) Merupakan tahap perkembangan keluarga yang
ke VI. Permulaan tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir dengan “rumah kosong” atau ketika anak
terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,
tergantung beberapa banyak anak ada didalam rumah atau beberapa banyak anak
yang belum menikah dan masih tinggal dirumah. Akan tetapi, trend yang meluas
dikalangan dewasa muda yang umumnya menunda perkawinan, hidup terpisah dan
mandiri dalam tatanan hidup mereka sendiri.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak perpisahan dari dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri. Orangtua, karena mereka membicarakan anak
mereka yang pergi, melepaskan 20 tahun peran sebagai orang tua dan kembali pada
pasangan perkawinan mereka yang asli. Tugas-tugas perkembangan menjadi
penting ketika keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga yang dengan
anak-anak kesebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri.
Tujuan utama keluarga adalah pengorganisasian keluarga menjadi sebuah unit yang
tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan
mereka sendiri (Duvall,1977). Selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran
sebagai kakek dan nenek, perubahan lainnya dalam peran maupun citra diri mereka

2. Fungsi Keluarga dengan Anak Dewasa


a. Fungsi Afektif
Fungsi keluarga untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidipan
social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e. Fungsi Pemeiliharaan Kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
memiliki produktivitas yang tinggi
3. Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Awal
a. Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk
memasukan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan anakanaknya.
Ketika anak laki-laki atau perempuan yang dilepas atau menikah, tugas keluarga
adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya kehidupan dari pasangan
tersebut.
b. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan. Dengan emptynest (keluarnya anak dari rumah), orang tua memiliki
lebih banyak waktu untuk aktivitas dan hubungan lainnya.Mereka tidak tumbuh
saling berjauhan dari satu sama lain dimana mereka tidak dapat dimana mereka
tidak dapat melembagakan dan membentuk kembali peran suami-istri yang pernah
mereka lakukan.
c. Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
Perawatan orang tua yang lanjut usia dan atau tidak mandiri bukanlah fungsi yang
diharapkan dari keluarga. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
mulai dari menelpon secara rutin hingga bantuan financial, transportasi, dan
mengunjungi serta merawat orang tua mereka dirumah.

4. Masalah-masalah Kesehatan Keluarga Dewasa Awal


Menurut Friedman (2010) pada tahap perkembangan keluarga dewasa
awal adalah :
a. Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa muda.
b. Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
c. Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
d. Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
e. Perhatian terhadap menopause.
f. Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek diet
yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identifikasi data
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : Nama kepala keluarga
(KK), alamat dan telepon, pekerjaan dan pendidikan KK, komposisi keluarga,
genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga,
status sosial keluarga, status sosial ekonomi keluarga, aktivitas dan reaksi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perekembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, di jelaskan
mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri. (Andarmoyo, 2012).
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
digunakan serta dena rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya
dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari enam bulan
2) Stresor jangka panjang
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
lebih dari enam bulan
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Stresor dikaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stresor.
4) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/stres
5) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stres.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

2. Analisa Data dan Skoring


a. Analisa Data
Data Senjang
Etiologi Masalah Keperawatan
(DS dan DO)
DS :
- Anggota keluarga
meningkatkan tujuan
untuk meningkatkan gaya
hidup sehat
Kesiapan Peningkatan
- Anggota keluarga Meningkatkan
Koping Keluarga
berupaya menjelaskan koping keluarga
D.0090
dampak krisis terhadap
perkembangan
- Anggota keluarga
mengungkapkan minat
dalam membuat kontak
Data Senjang
Etiologi Masalah Keperawatan
(DS dan DO)
dengan orang lain yang
mengalami situasi yang
sama
DS :
Mengekspresikan keinginan
untuk meningkatkan dinamika
keluarga
DO :
- Menunjukkan fungsi
keluarga dalam memenuhi
kebutuhan fisik, social dan Kesiapan Peningkatan
Transisi
psikologis anggota Proses Keluarga
perkembangan
keluarga D.0123
- Terlihat adanya respect
dengan anggota keluarga
- Menunjukkan aktivitas
untuk mendukung
keselamatan dan
pertumbuhan anggota
keluarga

b. Skoring Menurut Teori


No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat Masalah
- Aktual (tidak/kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan krisis atau sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Cukup 1 2
- Tidak dapat 0
3 Potensi masalah dapat dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2 1
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Masalah berat, harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tapi tidak perlu segera 1 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Rumus :
Skor / angka tertinggi x bobot
Note : skor dihitung bersama keluarga

3. Diagnosa Keperawatan
a. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga b.d. meningkatkan koping keluarga
b. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga b.d. transisi perkembangan

4. Perencanaan
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Rencana Rasional
Keperawatan
Hasil Tindakan
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Dukungan
Peningkatan keperawatan selama 1x24 Koping Keluarga
Koping jam koping keluarga O : Identifikasi R/ Untuk
Keluarga meningkat dengan kriteria respons mengetahui
hasil : emosional respon keluarga
Indikator IR ER
Kekhawatiran 4 5 terhadap kondisi
tentang saat ini R/ Untuk
anggota N : Hargai dan menghargai
keluarga dukung koping keluarga
Komitmen 4 5 mekanisme
pada koping adaptif
perawatan/ yang digunakan R/ Untuk
pengobatan E : Informasikan memberi
Komunikasi 4 5 fasilitas informasi
antar anggota perawatan kepada keluarga
keluarga kesehatan yang
tersedia R/ Agar
K : Rujuk untuk keluarga
terapi keluarga, menggunakan
jika perlu koping yang
baik dalam
menghadapi
masalah
Kesiapan Setelah dilakukan tindakan Promosi
Peningkatan keperawatan selama 1x24 Keutuhan
Proses jam koping keluarga Keluarga
Keluarga meningkat dengan kriteria O : Monitor R/ Untuk
hasil : hubungan antar mengetahui
Indikator IR ER anggota keluarga hubungan antar
Adaptasi 4 5 anggota
keluarga keluarga
terhadap N : Fasilitasi R/ Agar
situasi komunikasi keluarga dapat
Kemampuan 4 5 terbuka antar saling
keluarga anggota keluarga berkomunikasi
memenuhi E : Anjurkan R/ Agar
kebutuhan anggota keluarga keluarga
fisik anggota mempertahankan senantiasa
keluarga keharmonisan harmonis
Ketepatan 4 5 keluarga
peran keluarga K : Rujuk terapi R/ Agar
pada tahap keluarga, jika keluarga siap
perkembangan perlu meningkatkan
proses keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Duvall, Evelyn Millis. 1977. Marriage and Family Development, Fifth Edition : J.
B. Lippincott Company Philadelphia.

Friedman, Marylin (1998). Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta :


EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV


Sagung Seto.

Mubarak, W. 2011. Promosi Kesehatan Masyarakat untuk Kebidanan. Jakarta.


Salemba Medika.

Setiadi.(2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. Yogyakarta


: Graha Ilmu.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, persatuan perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, persatuan perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, persatuan perawat Indonesia
DOKUMENTASI

No. Gambar Keterangan


1.

Pengkajian

2.

Pemeriksaan Fisik

3.

Pemeriksaan Fisik
4.

Pendidikan Kesehatan
tentang Hipertensi

5.

Pendidikan Kesehatan
tentang Hipertensi

6.

Pendidikan Kesehatan
tentang Hipertensi
7.

Pendidikan Kesehatan
tentang Hipertensi
Komplikasi Hipertensi
HIPERTENSI
1. Stroke
2. Enyakit jantung coroner
3. Gagal jantung Makanan yang diperbolehkan
4. Penyakit ginjal untuk penderita hipertensi
5. Penyakt pembuuh darah perifer
(misal gejala kesemutan) 1. Sumber protein hewani, meliputi
6. Gangguan gerak dan daging ayam kecuali jeroan, ikan
keseimbangan laut tidak asin, putih telur
7. Kematian 2. Sumber protein nabati meliuti
Diit Hiperteni semua kacang-kacangan yang
diolah tanpa garam
Diet diberikan kepada pasien dengan 3. Sayuran, meliputi semua sayuran
tekanan darah diatas normal hijau dan segar tanpa diawetkan
kecuali daun sigkong, daun melinjo
Tujuan Diit 4. Buah – buahan, meliputi semua
buah segar tanpa diawetkan
1. Membantu menurunkan tekanan kecuali buah durian
darah 5. Minuman meliputi air mineral, teh,
2. Membantu menghilangkan susu rendah lemak Disusun Oleh :
Aulia Faturrohman
penimbunan cairan dalam tubuh NIM. R210415012
.
atau edema (bengkak) Program Studi Profesi Ners
STIKes Indramayu
Apa itu Hipertensi ? Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah 1. Sakit kepala dan pusing


tingg adalah suatu gangguan pada siste 2. Rasa berat ditengkuk
peredaran darah dan seseorang Faktor Pemicu &
3. Mudah marah dan wajah
danggap mengelami hiertensi, apabila Penyebab Hipertnsi
kemerahan
tekanan darah sistoliknya diatas 140 Faktor pemicu dari hipertensi antara lain :
4. Telinga berdenging
 Merokok dan minum alcohol
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 5. Kelelahan
 Stress
90 mmHg. Jika hipertensinya berat dan tidak diobati  Obesitas
maka akan timbul gejala :  Penyakit DM dan jantung
1. Mual dan muntah  Kurang olahraga
2. Sesak nafas  Diet yang tidak seimbang (makanan
Klasifikasi Hipertensi berlemak dan konsumsi garam yang
3. Tengkuk kaku
berlebihan
1. Stadium 1 Hipertensi ringan 14-159 4. Gelisah
Faktor penyebab dari hipertensi adalah
mmHg. 90-99 mmHg 5. Pandangan menjadi kabur.
genetic/keturunan, makanan dan lingkungan,
2. Stadium 2 Hipertensi sedang 160-179
penggunaan hormone estrogen dan penyakit
mmHg, 100-109 mmHg
ginjal.
3. Stadium 3 Hipertensi berat 180-209
mmHg, 110-119 mmHg

Anda mungkin juga menyukai