Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

Faqih Ahmad : 21531052


Dyan Farih Azizah : 21531040
Citra Puspa Anindia : 21531028

A. Surah Luqman Ayat 14-17

١٤. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”

١٥. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka
akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
١٦. “(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan
memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.”

١٧. “Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf
dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”

B. Isi Kandungan per ayat


 isi kandungan Surat Luqman ayat 14 

1. Surat Luqman ayat 14 merupakan wasiat dan perintah Allah kepada manusia untuk
berbakti kepada orang tuanya.

2. Seorang anak wajib berbakti kepada kedua orangtuanya. Terutama kepada ibu yang
telah mengandung, melahirkan dan mengasuhnya dengan penuh susah payah.

3. Birrul walidain (berbakti kepada orangtua) merupakan kewajiban utama setelah


bertauhid. Sebaliknya, durhaka kepada orangtua merupakan dosa terbesar setelah
syirik.

4. Wajib bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orangtua.

5. Ayat ini mengingatkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Allah untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia.

 isi kandungan Surat Luqman ayat 15


adalah bahwa wajib untuk mematuhi perintah kedua orangtua namun hanya jika tidak
bertentangan dengan syariat. Apabila bertentangan maka wajib bagi seorang anak tidak
mengikuti perintah tersebut namun dengan cara-cara yang baik.
 isi kandungan Surat Luqman ayat 16
adalah nasehat luqman kepada anaknya. Salah satu nasehat luqman pada anaknya
adalah untuk melakukan kebaikan, karena sekecil apapun kebaikan Allah akan
membalasnya.

 isi kandungan Surat Luqman ayat 17


adalah menjelaskan tentang kewajiban mendirikan shalat. Shalat yang wajib
dilaksanakan sehari semalam adalah 5 waktu yaitu pada waktu dzuhur, ashar, isya,
maghrib dab subuh

C. Tafsif Ibnu Katsir


 Ayat 14

Kemudian sesudah menasihati anaknya agar menyembah Allah semata. Luqman


menasihati pula anaknya agar berbakti kepada dua orang ibu dan bapak. Perihalnya sama
dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra: 23) Di dalam Al-Qur'an
sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata
dan berbakti kepada kedua orang tua.

Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. (Luqman: 14) Mujahid mengatakan, yang
dimaksud dengan al-wahn ialah penderitaan mengandung anak. Menurut Qatadah,
maksudnya ialah kepayahan yang berlebih-lebihan. Sedangkan menurut ‘Atha’Al-
Khurrasani ialah lemah yang bertambah-tambah. Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa:
dan menyapihnya dalam dua tahun. (Luqman: 14) Yakni mengasuh dan menyusuinya
setelah melahirkan selama dua tahun, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (Al-Baqarah: 233), hingga akhir ayat.

Berangkat dari pengertian ayat ini Ibnu Abbas dan para imam lainnya menyimpulkan
bahwa masa penyusuan yang paling minim ialah enam bulan, karena dalam ayat lain Allah
subhaanahu wa ta’aalaa berfirman: Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan. (Al-Ahqaf: 15) Dan sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aalaa
menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaannya dalam mendidik dan mengasuh anaknya,
yang karenanya ia selalu berjaga sepanjang siang dan malamnya. Hal itu tiada lain untuk
mengingatkan anak akan kebaikan ibunya terhadap dia, sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Al-Isra: 24)
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Luqman: 14) Yakni
sesungguhnya Aku akan membalasmu bila kamu bersyukur dengan pahala yang
berlimpah.

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Syaibah dan Mahmud ibnu Gailan.
Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, telah menceritakan
kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa'id ibnu Wahb yang menceritakan bahwa
Mu’adz ibnu Jabal datang kepada kami sebagai utusan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
Lalu ia berdiri dan memuji kepada Allah, selanjutnya ia mengatakan: Sesungguhnya aku
adalah utusan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada kalian (untuk
menyampaikan), "Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu pun. Hendaklah kalian taat kepadaku, aku tidak akan henti-hentinya
menganjurkan kalian berbuat kebaikan. Dan sesungguhnya kembali (kita) hanya kepada
Allah, lalu adakalanya ke surga atau ke neraka sebagai tempat tinggal yang tidak akan
beranjak lagi darinya, lagi kekal tiada kematian lagi.

 Ayat 15

Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Dan jika keduanya memaksamu untuk


mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. (Luqman: 15) Jika keduanya menginginkan dirimu
dengan sangat agar kamu mengikuti agama keduanya (selain Islam), janganlah kamu mau
menerima ajakannya, tetapi janganlah sikapmu yang menentang dalam hal tersebut
menghambatmu untuk berbuat baik kepada kedua orang tuamu selama di dunia.

Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. (Luqman: 15) Yaitu jalannya orang-
orang yang beriman. kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman: 15) Imam Ath-Thabarani mengatakan
di dalam Kitabul 'Isyarh-nya, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman
Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ayyub
ibnu Rasyid, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Alqamah, dari Daud ibnu
Abu Hindun, bahwa Sa'd ibnu Malik pernah mengatakan bahwa ayat berikut diturunkan
berkenaan dengannya, yaitu firman-Nya: Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya. (Luqman: 15), hingga akhir ayat.

Bahwa ia adalah seorang yang berbakti kepada ibunya. Ketika ia masuk Islam, ibunya
berkata kepadanya, "Hai Sa'd, mengapa engkau berubah pendirian? Kamu harus
tinggalkan agama barumu itu (Islam) atau aku tidak akan makan dan minum hingga mati,
maka kamu akan dicela karena apa yang telah kulakukan itu, dan orang-orang akan
menyerumu dengan panggilan, 'Hai pembunuh ibunya!'." Maka aku menjawab, "Jangan
engkau lakukan itu, Ibu, karena sesungguhnya aku tidak bakal meninggalkan agamaku
karena sesuatu." Maka ibuku tinggal selama sehari semalam tanpa mau makan, dan pada
pagi harinya ia kelihatan lemas.

Lalu ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, kemudian pada pagi harinya
kelihatan bertambah lemas lagi. Dan ibuku tinggal sehari semalam lagi tanpa makan, lalu
pada pagi harinya ia kelihatan sangat lemah. Setelah kulihat keadaan demikian, maka aku
berkata, "Hai ibu, perlu engkau ketahui, demi Allah, seandainya engkau mempunyai
seratus jiwa, lalu satu persatu keluar dari tubuhmu, niscaya aku tidak akan meninggalkan
agamaku karena sesuatu. Dan jika engkau tidak ingin makan, silakan tidak usah makan;
dan jika engkau ingin makan silakan makan saja," Akhirnya ibuku mau makan.”

 Ayat 16

Inilah nasihat-nasihat yang besar manfaatnya, dikisahkan oleh Allah subhaanahu wa


ta’aalaa dari apa yang diwasiatkan oleh Luqman, agar manusia mencontohinya dan
mengikuti jejaknya. Untuk itu Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyitir perkataan Luqman:
Hai Anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi. (Luqman: 16)
Yakni sesungguhnya perbuatan aniaya atau dosa sekecil apa pun, misalnya sebesar biji
sawi. Menurut sebagian ulama, damir yang terdapat di dalam firman-Nya, "Innaha,"
adalah damir sya'n dan kisah (alkisah); berdasarkan pengertian ini diperbolehkan
membaca rafa' lafal misqal, tetapi qiraat yang pertama membacanya nasab adalah lebih
utama.

Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: niscaya Allah akan mendatangkannya


(membalasinya). (Luqman: 16) Artinya, Allah pasti menghadirkannya pada hari kiamat di
saat neraca amal perbuatan telah dipasang dan pembalasan amal perbuatan ditunaikan. Jika
amal perbuatan seseorang baik, maka balasannya baik; dan jika amal perbuatan seseorang
buruk, maka balasannya buruk pula, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun. (Al-Anbiya: 47), hingga akhir ayat.

Dan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan
seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
(Az-Zalzalah: 7-8) Seandainya zarrah itu berada di dalam tempat yang terlindungi dan
tertutup rapatyaitu berada di dalam sebuah batu besar, atau terbang melayang di angkasa,
atau terpendam di dalam bumi sesungguhnya Allah pasti akan mendatangkannya dan
membalasinya. Karena sesungguhnya bagi Allah tiada sesuatu pun yang tersembunyi
barang sebesar zarrah pun, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi.

Karena itulah disebutkan oleh firman berikutnya: Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi
Maha Mengetahui. (Luqman: 16) Yakni Mahahalus pengetahuannya. Maka tiada segala
sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya, sekalipun sangat kecil dan sangat lembut. lagi Maha
Mengetahui. (Luqman: 16) Allah Maha Mengetahui langkah-langkah semut di malam
yang gelap gulita. Sebagian ulama berpendapat bahwa makna yang dimaksud dari firman-
Nya: dan berada dalam batu. (Luqman: 16) Yakni batu yang ada di bumi lapis ke tujuh.
Pendapat ini disebutkan oleh As-Suddi berikut sanadnya yang diduga bersumber dari Ibnu
Mas'ud, Ibnu Abbas dan sejumlah sahabat, jika memang sanadnya berpredikat sahih.

Hal yang sama telah diriwayatkan melalui ‘Athiyyah Al-‘Aufi, Abu Malik, Ats-Tsauri,
Al-Minhal ibnu Amr, dan lain-lainnya, hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Yang jelas
seakan-akan riwayat ini dinukil dari kisah Israiliyat yang tidak dapat dibenarkan dan tidak
pula didustakan. Menurut makna lahiriah ayat hanya Allah Yang Maha Mengetahui biji
zarrah yang sangat kecil ini seandainya berada di dalam sebuah batu besar, maka
sesungguhnya Allah akan memperlihatkan dan menampakkannya berkat pengetahuan-Nya
Yang Mahahalus.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ahmad dalam salah satu riwayatnya yang
menyebutkan: telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Daraj, dari Abul Haisam, dari
Abu Sa'id Al-Khudri, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang telah bersabda:
Seandainya seseorang di antara kalian melakukan amal perbuatan di dalam sebuah batu
besar yang tidak ada pintu dan lubangnya, niscaya amal perbuatannya itu akan
ditampakkan kepada manusia seperti apa adanya.
 Ayat 17

Kemudian Luqman mengatakan lagi dalam nasihat berikutnya: Hai Anakku, dirikanlah
salat. (Luqman: 17) sesuai dengan batasan-batasannya, fardu-fardunya, dan waktu-
waktunya. dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar. (Luqman: 17) sesuai dengan kemampuanmu dan menurut
kesanggupan kekuatanmu. dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. (Luqman:
17) Perlu kamu ketahui bahwa dalam mengerjakan amar ma'ruf dan nahi munkar terhadap
manusia, pasti kamu akan beroleh gangguan dan perlakuan yang menyakitkan dari
mereka. Karena itulah kamu harus bersabar terhadap gangguan mereka.

Luqman menasihati anaknya untuk bersabar dalam menjalankan perintah amar ma'ruf
dan nahi munkar itu. Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Sesungguhnya yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Luqman: 17) Sesungguhnya bersikap
sabar dalam menghadapi gangguan manusia benar-benar termasuk hal yang diwajibkan
oleh Allah.

D. Penutup
 Kesimpulan
beberapa aspek yang dapat kita pelajari antara lain :
1. Menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk selalu iman kepada
Allah, dan melarang untuk menyekutukan-Nya.
2. Nasehat Luqman kepada anaknya mengisyaratkan bahwa memdidik
hendaknya senantiasa menasehati peserta didik kita untuk melakukan kebaikan yang
diperintahkan oleh Allah swt dan meninggalkan larangan-Nya.
3. Panggilan Luqman kepada anaknya dengan “anakku sayang” mengisyaratkan bahwa
mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik.
4. Meninggalkan yang buruk, yang puncaknya adalah syirik, lebih utama dari pada
mengamalkan yang baik.
5. Pentingnya air susu ibu (ASI) bagi anak, maka penyususan yang sempurna
adalah dua tahun sejak kelahiran anak.
6. Salah satu hikmah yang tersebar adalah syukur, yakni memfungsikan anugerah yang
diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
7. Tidak dibenarkan mematuhi siapapun, walau ibu bapak, dalam hal-hal yang
bertentangan dengan ajaran agama.
8. Wajib menghormati kedua orang tua kendati mereka non-muslim.
 Saran
Sebagai orangtua, tentunya kita telah mengalami masa kecil atau masa yang sedang
dialami anak-anak kita sekarang. Kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Maka
sebelum ia memasuki usia remaja, kita harus membekalinya dengan pelajaran dasar yang
benar sesuai ajaran agama Islam. Pelajaran itu tidak boleh memaksanya akan tetapi ia
terikat dalam hati dan jiwanya, sehingga pelajaran itu akan selalu menjadi 70
pedomannya. Kita bisa mempelajari al-Qur’an dengan memahami maknanya melalui
kitab-kitab tafsir dengan membaca kitab yang kita pahami bahasanya.
Sebagai anak, hendaknya kita harus semangat belajar, menyerap ilmu yang diberikan
oranglain kepada kita entah itu usianya di atas atau di bawah kita. Akan tetapi kita juga
harus bisa memilah mana yang baik untuk kita yang sesuai dengan norma yang berlaku
dan sesuai dengan ajaran agama. Yang baik menurut oranglain belum tentu baik untuk
kita, begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai