Anda di halaman 1dari 3

TERM OF REFERENCE (TOR)

PERINGATAN INTERNATIONAL
WOMEN’S DAY
“TALK SHOW”

Tema :

“Speak Up”, Siapa Takut?

Mari Akhiri Pelecahan dan Kekerasan


Seksual di UINSA!

Narasumber : Inayah Mardiyah, Amd. Keb.


(Ketua II Kopri PC PMII Surabaya)
Hj, Rochimah, M.Fil. I.
(Kepala Pusat Studi Gender dan Anak UINSA)
Keynote Speaker : Saidana Saniyyah El Qory
(Ketua KOPRI PK PMII UINSA)
Moderator : Rahmania Citra
(Koord. Pengembangan Intelektual KOPRI PK PMII UINSA)
Materi : Pengenalan Pusat Studi Gender dan Anak UINSA & Langkah
yang telah dilakukan KOPRI PC dalam Menyelesaikan kasus
Pelecehan dan Kekerasan seksual
Hari, Tanggal : Jum’at, 11 Maret 2022
Waktu Materi : 15.00 – 17.30 WIB
Durasi : 150 menit
Tempat : Zoom Meeting

A. Landasan Pemikiran
Sexual consent adalah istilah yang populer di kalangan aktivis perempuan
(feminisme). Beberapa menyebut sexual consent sebagai pembeda seks yang baik dan
buruk1, pembeda seks menyenangkan dan tidak menyenangkan2, hingga pembeda seks
bermoral dan tidak3. Akan tetapi, masing-masing gagal dalam memberikan indikator
seks baik, menyenangkan, dan bermoral sebagai acuan, melainkan memunculkan
perdebatan baru karenanya.
Persetujuan yang dimaksud pun tidak memiliki kejelasan dimensi psikologis4,
fisiologis5, atau keduanya. Perdebatan selanjutnya, apakah consent diberikan melalui
1
A. Wertheimer, 2003
2
H. Jones, 2003
3
H.M. Hurd, 1996
4
Hurd, 1996
5
D. Archard, 1998; T.A. Ostler, 2003
ucapan atau tindakan6, apakah ditunjukkan ataukah diisyaratkan7. Mereka yang
bersepakat bahwa persetujuan merupakan sikap juga gagal menentukan standar
perilaku yang mengindikasikan adanya persetujuan.
Jadi garis besarnya, konsep kekerasan seksual itu kedaulatan tubuh wanita
bagi dirinya yang diukur dari persetujuannya. Jadi perempuan berhak penuh pada
tubuhnya tanpa intervensi manapun. Padahal sebenarnya hidup ini, utamanya kampus
perlu menghapus tindakan asusila dan kejahatan sekaual. Jadi selain soal menghapus
kekerasan seksual karena tidak disetujui oleh korban juga menghapus kejahatan
seksual karena tidak legal menurut agama dan peraturan perundang-undangan. Jadi
landasannya selain hak individu juga menjaga martabat manusia, norma agama, dan
Pancasila.
B. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan edukasi terhadap rayon di UINSA dalam menangani tindak
pelecehan dan kekerasan seksual.
2. Mengetahui secara nyata langkah dalam menangani tindak pelecehan dan
kekerasan seksual.
3. Mendorong kopri di setiap rayon untuk andil peran menuntaskan kasus.
4. Memberikan perlindungan terhadap korban.
C. Dasar Kegiatan
1. Rapat kerja PMII Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya di GP Ansor Jawa
Timur.
2. Rapat panitia pelaksana talk show pada tanggal 06 Maret 2022 melalui via Google
Meet.
D. Peserta Kegiatan
Adapun kegiatan tersebut secara keseluruhan diikuti oleh mahasiswa yang terdiri
dari:
1. Kader KOPRI UIN Sunan Ampel Surabaya
2. Kader PMII UIN Sunan Ampel Surabaya
3. Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
4. Mahasiswa luar kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.
E. Gambaran Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan membagi ke dalam dua sesi, yakni sebagai

6
Archard, 1998
7
Wertheimer, 1996
berikut:
1. Diskusi Interaktif
Pada sesi ini narasumber di berikan pertanyaan seputar penyelesaian
kekerasan seksual yang telah dilakukan Kopri Pc Surabaya dan pengenalan pusat
studi gender di UINSA dengan dipandu oleh moderator.
2. Dialog Interaktif
Dalam sesi ini moderator mempersilahkan aundiens untuk mengajukan
pertanyaan kepada narasumber dan kemudian ditanggapi langsung oleh
narasumber yang bersangkutan.
F. Penutup
Demikian TOR kegiatan ini dibuat, dengan harapan kegiatan ini dapat
terlaksana dengan baik dan lancar tanpa halangan, sehingga maksud dan tujuan dapat
tercapai dengan sukses. Semoga acara ini mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Atas bantuan serta partisipasinya, kami atas nama pengusul acara ini menghaturkan
banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai