Anda di halaman 1dari 29

BAB V

HASIL PENELITIAN STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap perawat pada dua
pasien yang meliputi asuhan keperawatan pemberian teknik self awareness skill
untuk mengatasi koping individu tidak efektif pada pasien hipertensi, dengan
didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Kasus 1 (Tn. S)

Pasien 1 (Tn. S) dilakukan pengkajian dan pemeriksaan pada tanggal 18


April 2018 oleh perawat, pasien menderita hipertensi kurang lebih selama 4 tahun,
pasien berumur 44 tahun, berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah dan memiliki
dua orang anak perempuan, pasien bekerja sehari-hari sebagai seorang tukang
jahit.

a. Pengkajian

Peneliti mengobservasi perawat ketika melakukan pengkajian dan


pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 18 April 2018. Dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh perawat kepada pasien, didapat hasil sebagai
berikut:

1) Data Subjektif, diperoleh dari hasil pengamatan peneliti

a) Pasien mengatakan “saya mengalami tensi tinggi itu sekitar kurang lebih 4
tahunan”

b) Pasien mengatakan “saya sering merasa tegang dan kadang-kadang degdegan”

c) Pasien mengatakan “saya kadang merasa gelisah ketika ada masalah”

d) Pasien mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat dengan biaya sekolah anak
dan biaya hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah dan khawatir”

e) Pasien mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit menemukan
jalan keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”
f) Pasien mengatakan “ketika saya menghadapi suatu masalah terutama keadaan
ekonomi, pasti saya cepat sekali marah-marah. Ya lebih sensitif”

2) Data Objektif, diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
perawat

a) Pasien terlihat gelisah dan sering beberapa kali menggaruk kepalanya.

b. Diagnosa

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan oleh


perawat, maka selanjutnya perawat menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang dirumuskan pada pasien 1 adalah koping individu tidak efektif
berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi stresor diitandai dengan tekanan
darah pasien 140/90 mmHg, nadi pasien 110 x permenit, pasien terlihat gelisah
dan sering menggaruk kepalanya, Pasien mengatakan “saya mengalami tensi
tinggi itu sekitar kurang lebih 4 tahunan”, Pasien mengatakan “saya sering merasa
tegang dan kadang-kadang degdegan”, Pasien mengatakan “saya kadang merasa
gelisah ketika ada masalah”, Pasien mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat
dengan biaya sekolah anak dan biaya hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah
dan khawatir”, Pasien mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit
menemukan jalan keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”, Pasien mengatakan
“ketika saya menghadapi suatu masalah terutama keadaan ekonomi, pasti saya
cepat sekali marah-marah. Ya lebih sensitif”.

c. Intervensi

Setelah perawat merumuskan diagnosa, tindakan perawat selanjutnya


adalah menentukan intervensi. Adapun intervensi yang ditentukan yaitu
pemberian terapi self awareness skill selama 3x20 menit dengan tujuan dan
kriteria hasil sebagai berikut :

1) Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif dan penurunan tingkat stres

2) Melaporkan penurunan stres

3) dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan stres


4) melaporkan kesadaran diri saat melakukan aktifitas sehari-hari

5) dapat mengaplikasikan Self awareness skill untuk mengatasi koping tidak


efektif

d. Implementasi

Setelah perawat menentukan intervensi, tindakan selanjutnya dari perawat


ialah melakukan implementasi. Peneliti mengobservasi implementasi keperawatan
yang diberikan kepada Tn.S menggunakan lembar observasi terapi self awareness
skill untuk mengatasi koping tidak efektif. Terapi self awareness skill diberikan
sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 18 april, 19 april dan 20 april 2018, dengan
durasi waktu 15-20 menit setiap kali diberikannya terapi.

Pelaksanaan implementasi pertama dilakukan pada tanggal 18 April 2018


pada pukul 10.00 WITA. Peneliti mengobservasi tindakan terapi Self awareness
skill yang dilakukan oleh perawat menggunakan lembar observasi dengan hasil :

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan evaluasi dan validasi

Pasien mengatakan “iya memang benar saya menderita tensi tinggi”

3) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

4) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

5) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop, lampiran skala


FDC, dan lembar observasi

6) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop
Pasien mengatakan “saya terakhir memeriksa tensi itu hari yang lalu, dan saat
itu masih tinggi hehehe (tertawa kecil)”

7) Mengkaji tingkat ketidakefektifan koping melalui konseling dengan


menggunakan skala FDC (Functional Dimension Coping scale) dan lembar
penilaian Koping Tidak Efektif.

Pasien mengatakan “saya sangat sulit untuk memecahkan masalah, apalagi


ketika masalah yang dating lebih dari satu aduhhh saya bisa-bisa ngomel-
ngomel seharian, terutama masalah keuangan”

8) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “masalah yang paling sering mengganggu pikiran saya itu
ya keadaan ekonomi saya”

9) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.

Pasien mengatakan “kegiatan yang saya lakukan itu saya tidak ingat betul
semuanya hehehe. Tapi saya ingat Cuma beberapa”

10) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).

Pasien mengatakan “saya ingat tadi pagi saya mandi pukul 08.00 WITA tapi
lupa dengan warna gayung yang saya gunakan hehehe”

11) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang
tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.
Pasien mengatakan “saya lupa berapa menit tepatnya saya mandi tadi, tapi saya
rasa sekitar 10 menit itu, kalau berapa gayung air yang saya pakai saya benar-
benar tidak ingat hehehe”

12) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, tetapi saya
kurang menyadari apa yang saya lakukan”

13) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

14) Merapikan alat-alat

15) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien 1,
perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang dirasakan
pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan hasil
wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa lebih enakan, padahal tadi setelah
diperiksa tensi saya merasa agak tegang hehehe (tertawa kecil)”

b) Pasien mengatakan “sangat sulit bagi saya untuk mengingat sesuatu secara
detail seperti yang diajarkan di terapi tadi, tapi saya akan lebih berusaha lagi
(tersenyum)”

c) Pasien mengatakan “saya masih sedikit khawatir sih, tetapi tidak terlalu
bermasalah bagi saya”

2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak terlalu sering menggaruk kepalanya lagi.


Terapi selanjutnya dilakukan oleh perawat pada tanggal 19 April 2018
pukul 11.00 WITA menggunakan lembar observasi dengan hasil sebagai berikut:

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

4) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop

5) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop

Pasien mengatakan “saya rasa tensi saya sudah menurun hehehe”

6) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “sama seperti kemarin, masalah yang paling sering


mengganggu pikiran saya itu ya keadaan ekonomi saya”

7) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.

Pasien mengatakan “saya kali ini lebih sadar ketika ingin melakukan sesuatu,
jadi lebih bisa mengingat kegiatan yang saya lakukan walaupun tidak
berurutan”

8) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).
Pasien mengatakan “saya ingat hari ini saya makan pagi pukul 07.30 WITA”

9) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang


tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.

Pasien mengatakan “saya ingat saya makan itu sekitar 4 menitan menggunakan
piring berwarna putih motif bunga, saya makan sebanyak 2 sendok nasi”

10) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, karena saya
telah menyadari apa yang saya akan lakukan”

11) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

12) Merapikan alat-alat

13) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien
1, perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang
dirasakan pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan
hasil wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa lebih enakan, padahal tadi setelah
diperiksa tensi saya merasa agak tegang hehehe (tertawa kecil)”

b) Pasien mengatakan “sangat sulit bagi saya untuk mengingat sesuatu secara
detail seperti yang diajarkan di terapi tadi, tapi saya akan lebih berusaha lagi
(tersenyum)”

c) Pasien mengatakan “saya masih sedikit khawatir sih, tetapi tidak terlalu
bermasalah bagi saya”
2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak terlalu sering menggaruk kepalanya lagi.

Terapi terakhir dilakukan oleh perawat pada tanggal 20 April 2018 pukul
11.00 WITA menggunakan lembar observasi dengan hasil sebagai berikut:

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

4) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop

5) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop

Pasien mengatakan “hari ini saya merasa lebih baikan, mungkin tensinya sudah
normal nih hehehe (tertawa kecil)”

6) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “sama seperti kemarin, masalah yang paling sering


mengganggu pikiran saya itu ya keadaan ekonomi saya. Tapi sudah dapat saya
tangani kok sekarang, kebetulan pesanan jahitan baju lagi banyak hehehe
(tertawa kecil)”

7) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.
Pasien mengatakan “saya kali ini lebih sadar ketika ingin melakukan sesuatu,
jadi lebih bisa mengingat kegiatan yang saya lakukan, untuk urutannya yah
saya cukup ingat juga”

8) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).

Pasien mengatakan “saya ingat hari ini saya menjahit pada pukul 05.00 WITA”

9) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang


tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.

Pasien mengatakan “saya ingat saya menjahit itu sekitar 30 menitan, saya
menjahit baju kebaya berwarna hijau saat itu”

10) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, karena saya
telah menyadari apa yang saya akan lakukan”

11) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

12) Merapikan alat-alat

13) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien 1,
perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang dirasakan
pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan hasil
wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh lebih baik, sudah dapat mengatasi
masalah yang saya hadapi dan stress sudah berkurang hehehe(tertawa kecil)”

b) Pasien mengatakan “sekarang setiap kegiatan yang saya lakukan atas dasar
kesadaran saya (tersenyum)”

c) Pasien mengatakan “saya tidak khawatir lagi, sudah tenangan karena saya sadar
setiap harinya ketika melakukan sesuatu”

d) Pasien mengatakan “ya ketika saya ada masalah saya sudah tidak marah-marah
lagi karena saya tau itu tindakan salah”

e) Pasien mengatakan “yaa saya akan melanjutkan terapi ini di rumah setaip hari,
agar saya bisa sadar ketika mengatasi masalahnya”

2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak menggaruk kepalanya lagi.

b) Pandangan pasien lurus dan sesekali tersenyum

e. Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi, perawat melakukan evaluasi terhadap


tujuan yang telah dibuat. Didapatkan hasil evaluasi, yaitu : tujuan 1 sampai tujuan
5 sudah tercapai, dibuktikan dengan data :

1) Tujuan 1 : Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif dan penurunan


tingkat stress.

Pasien mengatakan “sekarang setiap kegiatan yang saya lakukan atas dasar
kesadaran saya (tersenyum)”, Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh
lebih baik, sudah dapat mengatasi masalah yang saya hadapi dan stress sudah
berkurang hehehe(tertawa kecil)”

2) Tujuan 2 : Melaporkan penurunan stres

Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh lebih baik, sudah dapat mengatasi
masalah yang saya hadapi dan stress sudah berkurang hehehe(tertawa kecil)”
3) Tujuan 3 : Dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan stres

Pasien mengatakan “ya ketika saya ada masalah saya sudah tidak marah-marah
lagi karena saya tau itu tindakan salah”,

4) Tujuan 4 : Melaporkan kesadaran diri dalam melakukan aktifitas sehari-hari

Pasien mengatakan “saya tidak khawatir lagi, sudah tenangan karena saya
sadar setiap harinya ketika melakukan sesuatu”

5) Tujuan 5 : Dapat mengaplikasikan Self awareness skill untuk mengatasi koping


tidak efektif

Pasien mengatakan “yaa saya akan melanjutkan terapi ini di rumah setaip hari,
agar saya bisa sadar ketika mengatasi masalahnya”, Tekanan darah pasien
normal 120/80 mmHg, Pasien tampak tidak menggaruk kepalanya lagi,
Pandangan pasien lurus dan sesekali tersenyum.

2. Kasus 2 (Ny.N)

Pasien 2 (Ny. N) dilakukan pengkajian pada tanggal 18 April 2018, pasien


menderita hipertensi kurang lebih selama 5 tahun, pasien berumur 56 tahun,
berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki dua orang anak , pasien
bekerja sehari-hari sebagai seorang penjual nasi di pasar.

a. Pengkajian

Peneliti mengobservasi perawat ketika melakukan pengkajian yang


dilakukan pada tanggal 18 April 2018. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
perawat kepada pasien, didapat hasil sebagai berikut:

1) Data Subjektif diperoleh dari wawancara

a) Pasien mengatakan “saya mengalami tensi tinggi itu sekitar kurang lebih 5
tahunan”

b) Pasien mengatakan “saya sering merasa tegang dan kadang-kadang degdegan”

c) Pasien mengatakan “saya kadang merasa gelisah ketika menghadapi masalah”


d) Pasien mengatakan “jika saya ingat-ingat dengan biaya sekolah anak dan biaya
hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah dan khawatir”

e) Pasien mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit menemukan
jalan keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”

f) Pasien mengatakan “ketika saya menghadapi suatu masalah terutama keadaan


ekonomi, pasti saya cepat sekali ngomel-ngomel. Yang sering kena omel sih
suami saya. Dan saya juga jadi lebih sensitif”

3) Data Objektif diperoleh dari dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
perawat

a) Tekanan darah pasien 150/90 mmHg

b) Nadi pasien 112 x permenit.

c) Pasien terlihat gelisah dan sering beberapa kali menggaruk kepalanya.

d) Pandangan pasien kemana-mana

b. Diagnosa

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan oleh


perawat, maka selanjutnya perawat menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan yang dirumuskan pada pasien 2 adalah koping individu tidak efektif
berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi stresor diitandai dengan tekanan
darah pasien 150/90 mmHg, nadi pasien 112 x permenit, pasien terlihat gelisah
dan sering menggaruk kepalanya, pandangan pasien kemana-mana, Pasien
mengatakan “saya mengalami tensi tinggi itu sekitar kurang lebih 5 tahunan”,
Pasien mengatakan “saya sering merasa tegang dan kadang-kadang degdegan”,
Pasien mengatakan “saya kadang merasa gelisah ketika ada masalah”, Pasien
mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat dengan biaya sekolah anak dan biaya
hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah dan khawatir”, Pasien mengatakan
“kalau saya ada masalah, saya sangat sulit menemukan jalan keluar, bahkan
hampir tidak terpikirkan”, Pasien mengatakan “ketika saya menghadapi suatu
masalah terutama keadaan ekonomi, pasti saya cepat sekali ngomel-ngomel. Yang
sering kena omel sih suami saya. Dan saya juga jadi lebih sensitif”
c. Intervensi

Setelah perawat merumuskan diagnosa, tindakan perawat selanjutnya


adalah menentukan intervensi. Adapun intervensi yang ditentukan yaitu
pemberian terapi self awareness skill selama 3x20 menit dengan tujuan dan
kriteria hasil sebagai berikut :

1) Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif dan penurunan tingkat stress

2) Melaporkan penurunan stress

3) dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan stress

4) melaporkan kesadaran diri saat melakukan aktifitas sehari-hari

5) dapat mengaplikasikan Self awareness skill untuk mengatasi koping tidak


efektif

d. Implementasi

Setelah perawat menentukan intervensi, tindakan selanjutnya dari perawat


ialah melakukan implementasi. Peneliti mengobservasi implementasi keperawatan
yang diberikan kepada Ny. N menggunakan lembar observasi terapi self
awareness skill untuk mengatasi koping tidak efektif. Terapi self awareness skill
diberikan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 18 april, 19 april dan 20 april
2018, dengan durasi waktu 15-20 menit setiap kali diberikannya terapi.

Pelaksanaan implementasi pertama dilakukan pada tanggal 18 April 2018


pada pukul 10.30 WITA. Peneliti mengobservasi tindakan terapi Self awareness
skill yang dilakukan oleh perawat menggunakan lembar observasi dengan hasil :

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan evaluasi dan validasi

Pasien mengatakan “iya memang benar saya menderita tensi tinggi”


3) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

4) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

5) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop, lampiran skala


FDC, dan lembar observasi

6) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop

Pasien mengatakan “saya terakhir memeriksa tensi itu 2 hari yang lalu”

7) Mengkaji tingkat ketidakefektifan koping melalui konseling dengan


menggunakan skala FDC (Functional Dimension Coping scale) dan lembar
penilaian Koping Tidak Efektif.

Pasien mengatakan “saya sangat sulit untuk memecahkan masalah, ketika ada
masalah, memikirkannya saja saya sudah gelisah tak karuan”

8) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “masalah yang paling sering mengganggu pikiran saya itu
ya keadaan ekonomi saya”

9) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.

Pasien mengatakan “kegiatan yang saya lakukan itu saya tidak ingat betul
semuanya. Tapi saya ingat Cuma beberapa”

10) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).

Pasien mengatakan “saya ingat tadi pagi memasak pukul 04.00 WITA”

11) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang
tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.

Pasien mengatakan “saya lupa berapa menit tepatnya saya memasak tadi, kira-
kira kalau tidak salah itu 2 jam karena saya memasak untu dijual jadi agak
lama hehehe (tertawa kecil)”

12) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, tetapi saya
kurang menyadari apa yang saya lakukan”

13) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

14) Merapikan alat-alat

15) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien 1,
perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang dirasakan
pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan hasil
wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa lebih enakan, padahal tadi setelah
diperiksa tensi saya merasa agak tegang hehehe (tertawa kecil)”
b) Pasien mengatakan “sangat sulit bagi saya untuk mengingat sesuatu secara
detail seperti yang diajarkan di terapi tadi, tapi saya akan lebih berusaha lagi
(tersenyum)”

c) Pasien mengatakan “saya masih sedikit khawatir sih, tetapi tidak terlalu
bermasalah bagi saya”

2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak terlalu sering menggaruk kepalanya lagi.

Terapi selanjutnya dilakukan oleh perawat pada tanggal 19 April 2018


pukul 09.00 WITA menggunakan lembar observasi dengan hasil sebagai berikut:

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

4) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop

5) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop

Pasien mengatakan “saya tidak yakin berapa tensi saya sekarang”

6) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “sama seperti kemarin, masalah yang paling sering


mengganggu pikiran saya itu ya keadaan ekonomi saya”

7) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.
Pasien mengatakan “saya kali ini lebih sadar ketika ingin melakukan sesuatu,
jadi lebih bisa mengingat kegiatan yang saya lakukan walaupun tidak
berurutan”

8) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).

Pasien mengatakan “saya ingat hari ini saya makan pagi pukul 07.30 WITA”

9) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang


tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.

Pasien mengatakan “saya ingat saya makan itu sekitar 5 menitan menggunakan
piring berwarna biru, saya makan sebanyak 2 sendok nasi”

10) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, karena saya
telah menyadari apa yang saya akan lakukan”

11) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

12) Merapikan alat-alat

13) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien
1, perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang
dirasakan pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan
hasil wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa lebih baik dari sebelumnya”

b) Pasien mengatakan “untuk mengingat kegiatan saya sudah ingat dengan


urutannya”

c) Pasien mengatakan “saya merasa sudah tidak terlalu sering mengalami rasa
khawatir”

2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak terlalu sering menggaruk kepalanya lagi.

Terapi terakhir dilakukan oleh perawat pada tanggal 20 April 2018 pukul
11.00 WITA menggunakan lembar observasi dengan hasil sebagai berikut:

1) Mengucapkan salam terapeutik

Pasien menngatakan “selamat pagi (tersenyum)”

2) Melakukan kontrak

Pasien mengatakan “baiklah saya bersedia”

3) Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

Pasien mengatakan “iya, saya mengerti”

4) Mempersiapkan alat: Sphygmomanometer aneroid, stetoskop

5) Mengukur tekanan darah mengganakan Sphygmomanometer aneroid dan


stetoskop

Pasien mengatakan “hari ini saya merasa lebih baikan”

6) Melakukan konsling dengan pasien mengenai masalahnya

Pasien mengatakan “sama seperti kemarin, masalah yang paling sering


mengganggu pikiran saya itu ya keadaan ekonomi saya. Tetapi saya sekarang
sudah bisa menanganinya”
7) Mengajarkan pasien teknik Self awareness skill dengan cara Pertama, individu
harus ingat, dari sudut pandang orang ke-3, setiap peristiwa melalui hari yang
tepat urutan waktu bahwa hal itu terjadi, seolah-olah ia bisa melihat kejadian
tersebut seperti dalam sebuah “film”.

Pasien mengatakan “saya kali ini lebih sadar ketika ingin melakukan sesuatu,
jadi lebih bisa mengingat kegiatan yang saya lakukan, urutan kegiatannya juga
saya ingat”

8) Individu harus mengingat setiap peristiwa melalui hari dalam waktu urutan
yang tepat bahwa hal itu terjadi. Untuk memudahkan mengingat, peristiwa
dikategorikan sebagai berikut: diet ,misalnya, “Apa yang saya makan atau
minum untuk sarapan?”, Olahraga (dijadwalkan atau tidak), tidur (waktu, jam
tidur, dll).

Pasien mengatakan “saya ingat hari ini saya mencuci pakaian pada pukul 06.00
WITA”

9) Pada langkah berikutnya, individu diminta untuk memilih peristiwa yang


tampaknya penting untuk dia / dia dan mengingat semua rincian mendampingi
mereka (misalnya, jumlah yang tepat dari makanan saat sarapan). Untuk
kategori diet, olahraga dan tidur, rincian yang sederhana.

Pasien mengatakan “saya ingat saya mencuci baju itu sekitar 15 menitan. Baju
yang saya cuci sekitar 10 baju dan 3 celana”

10) Langkah terakhir, dari setiap peristiwa ajukan pertanyaan : “Apakah apa yang
saya lakukan salah? Adakah yang saya dilakukan dengan benar? Apa yang
harus saya hilangkan dan apa yang saya seharusnya lakukan?”

Pasien mengatakan “menurut saya, yang saya lakukan tidak salah, karena saya
telah menyadari apa yang saya akan lakukan”

11) Melakukan pencatatan dan dokumentasi

12) Merapikan alat-alat


13) Mencatat tindakan yang dilakukan dan mencatat respon pasien setelah
dilakukan teknik self awareness skill

Setelah perawat selesai melakukan terapi Self awareness skill pada pasien 1,
perawat melakukan wawancara kepada pasien untuk mengetahui yang dirasakan
pasien setelah diberikannya terapi self awareness skill . Berdasarkan hasil
wawancara serta observasi, didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Data subjektif

a) Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh lebih baik, sudah dapat mengatasi
masalah yang saya hadapi dan stress sudah berkurang”

b) Pasien mengatakan “sekarang setiap kegiatan yang saya lakukan atas dasar
kesadaran saya (tersenyum)”

c) Pasien mengatakan “saya tidak khawatir lagi, sudah tenangan karena saya sadar
setiap harinya”

d) Pasien mengatakan “ya ketika saya ada masalah saya sudah tidak marah-marah
lagi karena saya tau itu tindakan salah. Apalagi saya sering melampiaskannya
ke suami saya”

e) Pasien mengatakan “yaa saya akan melanjutkan terapi ini di rumah setaip hari,
agar saya bisa sadar ketika mengatasi masalahnya”

2) Data objektif

a) Pasien tampak tidak menggaruk kepalanya lagi.

b) Pandangan pasien lurus dan sesekali tersenyum

e. Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi, perawat melakukan evaluasi terhadap


tujuan yang telah dibuat. Didapatkan hasil evaluasi, yaitu : tujuan 1 sampai tujuan
5 sudah tercapai, dibuktikan dengan data : .

1) Tujuan 1 : Mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif dan penurunan


tingkat stress.
Pasien mengatakan “sekarang setiap kegiatan yang saya lakukan atas dasar
kesadaran saya (tersenyum)”, Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh
lebih baik, sudah dapat mengatasi masalah yang saya hadapi dan stress sudah
berkurang hehehe(tertawa kecil)”

2) Tujuan 2 : Melaporkan penurunan stres

Pasien mengatakan “saya sudah merasa jauh lebih baik, sudah dapat mengatasi
masalah yang saya hadapi dan stress sudah berkurang hehehe(tertawa kecil)”

3) Tujuan 3 : Dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan stres

Pasien mengatakan “ya ketika saya ada masalah saya sudah tidak marah-marah
lagi karena saya tau itu tindakan salah”,

4) Tujuan 4 : Melaporkan kesadaran diri dalam melakukan aktifitas sehari-hari

Pasien mengatakan “saya tidak khawatir lagi, sudah tenangan karena saya
sadar setiap harinya ketika melakukan sesuatu”

5) Tujuan 5 : Dapat mengaplikasikan Self awareness skill untuk mengatasi koping


tidak efektif

Pasien mengatakan “yaa saya akan melanjutkan terapi ini di rumah setaip hari,
agar saya bisa sadar ketika mengatasi masalahnya”, Tekanan darah pasien
normal 130/80 mmHg, Pasien tampak tidak menggaruk kepalanya lagi,
Pandangan pasien lurus dan sesekali tersenyum.

B. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan peneliti akan membahas hal-hal berikut:

1. Pengkajian

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan terfokus yang dilakukan pada pasien


1 (Tn. S) didapatkan Tekanan darah pasien 140/90 mmHg, pasien tampak tegang,
nadi 110x/menit, pasien mengatakan sudah menderita hipertensi kurang lebih
selama 4 tahun, pasien mengatakan sering merasa gelisah karena memikirkan
masalah perekonomian keluarganya, pasien mengatakan khawatir dengan kondisi
perekonomiannya yang semkin menurun, rasa khawatirnya hampir setiap hari,
pasien juga mengeluh sulit dapat memecahkan masalah yang dialaminya, terutama
masalah keluarga dan masalah perekonomian. Pasien mengaku ketika ia
mendapatkan masalah maka akan bingung dan lebih sensitif, serta lebih suka
marah-marah dibandingkan dengan menyelesaikan masalahnya

Sedangkan berdasarkan dari hasil pemeriksaan terfokus yang dilakukan


pada pasien 2 (Ny. N) didapatkan Tekanan darah pasien 150/90 mmHg, pasien
tampak tegang, nadi 112x/menit, pasien mengatakan sudah menderita hipertensi
kurang lebih selama 5 tahun, pasien mengatakan sering merasa gelisah karena
memikirkan masalah perekonomian keluarganya, pasien mengatakan khawatir
dengan kondisi perekonomiannya. Pasien juga mengeluh sulit dapat memecahkan
masalah yang dialaminya, terutama masalah keluarga dan masalah perekonomian.
Pasien mengaku ketika ia mendapatkan masalah maka akan bersedih bingung dan
lebih sensitif serta mudah tersinggung, serta lebih suka marah-marah
dibandingkan dengan menyelesaikan masalahnya.

Hasil data yang di dapatkan sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh
Rose Schnabel dari University of Toronto, Kanada pada tanggal 1-3 Mei 2017
tentang pengaruh kesadaran diri dalam mengontrol dan mengendalikan stresor
agar tidak menyebabkan ketidakefektifan koping, disebutkan bahwa sikap sadar
diri dapat mengendalikan stresor seseorang jika terus dilatih secara
berkesinambungan. Kemudian penelitian lainnya dilakukan oleh Chistina Darviri.

Pada proses pengkajian anatara Pasien 1 dan Pasien 2 belum sesuai dengan
kajian teori yang digunakan oleh peneliti yakni pada saat dilakukannya
pengkajian yang seharusnya mendalam oleh perawat, belum dapat dilakukan
secara maksimal dikarenakan pengajian pada penelitian ini terbilang kompleks.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka Diagnosa


keperawatan yang dirumuskan pada pasien 1 adalah koping individu tidak efektif
berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi stresor ditandai dengan tekanan
darah pasien 140/90 mmHg, nadi pasien 110 x permenit, pasien terlihat gelisah
dan sering menggaruk kepalanya, Pasien mengatakan “saya mengalami tensi
tinggi itu sekitar kurang lebih 4 tahunan”, Pasien mengatakan “saya sering merasa
tegang dan kadang-kadang degdegan”, Pasien mengatakan “saya kadang merasa
gelisah ketika ada masalah”, Pasien mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat
dengan biaya sekolah anak dan biaya hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah
dan khawatir”, Pasien mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit
menemukan jalan keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”, Pasien mengatakan
“ketika saya menghadapi suatu masalah terutama keadaan ekonomi, pasti saya
cepat sekali marah-marah. Ya lebih sensitif”.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada pasien 2 adalah koping


individu tidak efektif berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi stresor
diitandai dengan tekanan darah pasien 150/90 mmHg, nadi pasien 112 x permenit,
pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk kepalanya, pandangan pasien
kemana-mana, Pasien mengatakan “saya mengalami tensi tinggi itu sekitar
kurang lebih 5 tahunan”, Pasien mengatakan “saya sering merasa tegang dan
kadang-kadang degdegan”, Pasien mengatakan “saya kadang merasa gelisah
ketika ada masalah”, Pasien mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat dengan
biaya sekolah anak dan biaya hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah dan
khawatir”, Pasien mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit
menemukan jalan keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”, Pasien mengatakan
“ketika saya menghadapi suatu masalah terutama keadaan ekonomi, pasti saya
cepat sekali ngomel-ngomel. Yang sering kena omel sih suami saya. Dan saya
juga jadi lebih sensitif”

Hasil data yang diperoleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rose Schnabel dan Christina Darviri dimana diagnose yang
dirumuskan pada pasien adalah koping yang tidak efektif.

dari hasil data yang diperoleh peneliti sesuai dengan kajian teori yang
menunjang. Hal ini dibuktikan dengan teori yang menyatakan diagnose yang
ditegakkan pada penelitian ialah koping individu tidak efektif berhubungan
dengan Ketidakcukupan kekuatan untuk menghadapi stresor ditandai dengan data
objektif dan subjektif yang didapatkan pada saat penelitian.
3. Perencanaan

Tahap perencanaan pada kasus 1 (Tn. S) dan kasus 2 (Ny. N) prioritas


utama adalah Koping individu tidak efektif. Tujuan yang diharapkan
menunjukkan mekanisme koping yang efektif, dengan kriteria hasil stres yang
dilaporkan terkontrol, pasien menyatakan rasa nyaman setelah diberikan teknik
self awareness skill, pasien tidak tegang. Pada kasus 1 (Tn. S) dan kasus 2 (Ny. N)
diberikan terapi self awareness skill sebagai media untuk mengatasi koping
individu tidak efektif pada pasien hipertensi.

Hasil yang didapatkan oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang


dilakukan oleh Rose Schnabel dan Christina Darviri yang memerlukan waktu
sekitar 15-20 menit setiap kali diadakan terapi, serta langkah-langkah yang
dialkukan selama proses Terapi Self awareness skill.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sudah sesuai dengan kajian teori
yang terkait. Dibuktikan dengan tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti
telah sesuai dengan teori. Dimulai dari langkah perkenalan, kerja serta terminasi
yang dilakukan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada kasus 1 (Tn. S) dilakukan pada tanggal 18 s/d 20 April


2018 dengan diagnosa Koping individu tidak efektif dilakukan tindakan berupa
pengkajian, meliputi : membina hubungan saling percaya dan menjelaskan tujuan
penelitian, meminta pasien menandatangani informed consent untuk menjadi
responden dan kontrak waktu selanjutnya untuk dilakukan pengkajian, Melakukan
pengkajian keperawatan pada Tn. S mengukur tanda-tanda vital sebelum
diberikan terapi, mengkaji koping yang digunakan sebelum diberikan teknik self
awareness skill, memberikan teknik self awareness skill selama 15-20 menit,
kemudian mengukur kembali tanda-tanda vital pasien, setelah itu mengkaji pasien
setelah diberikan teknik self awareness skill, dan menentukan kontrak pertemuan
selanjutnya dengan pasien.

Pelaksanaan pada kasus 2 (Ny.N) dilakukan pada tanggal 18 s/d 20 April


2018 dengan diagnosa Koping individu tidak efektif dilakukan tindakan berupa
pengkajian, meliputi : membina hubungan saling percaya dan menjelaskan tujuan
penelitian, meminta pasien menandatangani informed consent untuk menjadi
responden dan kontrak waktu selanjutnya untuk dilakukan pengkajian, Melakukan
pengkajian keperawatan pada mengukur tanda-tanda vital sebelum diberikan
terapi, mengkaji koping yang digunakan sebelum diberikan teknik self awareness
skill, memberikan teknik self awareness skill selama 15-20 menit, kemudian
mengukur kembali tanda-tanda vital pasien, setelah itu mengkaji pasien setelah
diberikan teknik self awareness skill, dan menentukan kontrak pertemuan
selanjutnya dengan pasien

Terdapat perbedaan antara Penelitian yang telah dilakukan oleh Rose


Schnabel dari University of Toronto, Kanada menggunakan 36 responden dan
melakukan evaluasi respon setelah dilakukan terapi self awareness skill dengan
penelitian yang telah dilakukan. Pada penelitian, peneliti menggunakan 2
responden karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif, serta
melakukan evaluasi setelah 3 hari dilakukannya terapi. Peneliti menemukan
temuan baru berupa penelitian yang menggunakan 2 subjek penelitian serta
melakukan penelitian selama 3 hari.

Penelitian yang dilakukan peneliti sesuai jika dikaitkan dengan teori yang
menunjang. Dapat dibuktikan dengan pelaksanaan yang dilakukan peneliti sesuai
dengan teori dimana disetiap kali dilakukannya tindakan Self awareness skill
selanjutnya menilai respon pasien. Dilakukan tahapan Terapi self awareness skill
secara lengkap dan sistematis sesuai dengan teori.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan evaluasi pada pasien 1 oleh perawat didapatkan hasil


evaluasi, yaitu sebelum dilakukannya terapi : Tekanan darah pasien 140/90
mmHg, pasien tampak tegang, nadi 110x/menit, pasien mengatakan sudah
menderita hipertensi kurang lebih selama 4 tahun, pasien mengatakan sering
merasa gelisah karena memikirkan masalah perekonomian keluarganya, pasien
mengatakan khawatir dengan kondisi perekonomiannya yang semkin menurun,
rasa khawatirnya hampir setiap hari, pasien juga mengeluh sulit dapat
memecahkan masalah yang dialaminya, terutama masalah keluarga dan masalah
perekonomian. Pasien mengaku ketika ia mendapatkan masalah maka akan
bingung dan lebih sensitif, serta lebih suka marah-marah dibandingkan dengan
menyelesaikan masalahnya.

Setelah dilakukan terapi self awareness skill selama 20 menit yang


dilakukan secara rutin selama 3 hari pasien Pasien mengatakan mampu
menggaunakan mekanisme koping adaptif, Pasien melaporkan bahwa sudah dapat
mengatasi stres, Pasien mampu menyatakan stres sudah berkurang, Pasien tampak
mampu menggunakan teknik self awareness skill untuk mengatasi koping tidak
efektif, Tekanan darah normal 120/80 mmHg, Nadi normal 60-100x/menit,
Melaporkan penurunan stres, dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan
stres, melaporkan kesadaran diri saat melakukan aktifitas sehari-hari.

Sedangkan evaluasi yang dilakukan pada pasien 2 didapatkan hasil


evaluasi, yaitu sebelum dilakukannya terapi : Tekanan darah pasien 150/90
mmHg, pasien tampak tegang, nadi 112x/menit, pasien mengatakan sudah
menderita hipertensi kurang lebih selama 5 tahun, pasien mengatakan sering
merasa gelisah karena memikirkan masalah perekonomian keluarganya, pasien
mengatakan khawatir dengan kondisi perekonomiannya, pasien mengeluh kurang
dapat beristirahat karena harus bekerja dari pagi dan hanya mendapatkan istirahat
pada siang hari sedangkan malam harus bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari pasien. pasien juga mengeluh sulit dapat memecahkan masalah yang
dialaminya, terutama masalah keluarga dan masalah perekonomian. Pasien
mengaku ketika ia mendapatkan masalah maka akan bersedih bingung dan lebih
sensitive serta mudah tersinggung, serta lebih suka marah-marah dibandingkan
dengan menyelesaikan masalahnya.

Setelah dilakukan terapi self awareness skill selama 20 menit yang


dilakukan secara rutin selama 3 hari Pasien mengatakan mampu menggaunakan
mekanisme koping adaptif, Pasien melaporkan bahwa sudah dapat mengatasi
stress, Pasien mampu menyatakan stres sudah berkurang, Pasien tampak mampu
menggunakan teknik self awareness skill untuk mengatasi koping tidak efektif,
Tekanan darah dalam rentang normal 130/80 mmHg, Nadi normal 60-100x/menit,
Melaporkan penurunan stres, dapat memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan
stress, melaporkan kesadaran diri saat melakukan aktifitas sehari-hari

Penelitian yang dilakukan oleh Rose Schnabel dari University of Toronto,


Kanada pada tanggal 1-3 Mei 2017 tentang pengaruh kesadaran diri dalam
mengontrol dan mengendalikan stresor agar tidak menyebabkan ketidakefektifan
koping, disebutkan bahwa sikap sadar diri dapat mengendalikan stresor seseorang
jika terus dilatih secara berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan hasil evaluasi
yang di dapatkan oleh peneliti dimana ketika dilakukan terapi secara
berkesinambungan akan dapat mengatasi koping yang tidak efektif pada pasien.

Pada tahapan evaluasi yang dilakukan pengecekan yang dimulai dengan


mengukur koping pada pasien sampai menginstruksikan pasien untuk mengulangi
teknik self awareness skill sesuia dengan teori yang terkait. Dalam hal ini kedua
pasien mengalami perubahan yang signifikan terhadap kesehatannya baik fisik
maupun psikis.

C. KETERBATASAN

Peneliti mengalami keterbatasan yaitu :

1. Data yang disediakan di tempat penelitian kurang lengkap dan kurang tersusun
secara sistematis yang membuat peneliti kesulitan untuk mencari data di tempat
penelitian.

2. Penelitian ini awalnya hanya menggunakan metode pengumpulan data


observasi dan studi dokumentasi tetapi karena terbatasnya data yang
didapatkan dengan menggunakan metode tersebut, maka peneliti juga
menggunakan metode wawancara.

3. Peneliti hanya menggunakan dua subjek penelitian, namun akan lebih baik jika
menggunakan lebih dari dua subjek.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada Bab ini kesimpulan yang dapat ditarik yaitu:

a. Pengkajian yang dilakukan pada Pasien A dan Pasien B terdapat beberapa


ketidaksesuaian yang terjadi yaitu pada saat dilakukannya pengkajian yang
seharusnya mendalam oleh perawat, belum dapat dilakukan secara maksimal
dikarenakan pengajian pada penelitian ini terbilang kompleks. Penelitian yang
dilakukan sesuai dengan teori yang terkait.

b. Diagnos yang dirumuskan pada kedua subjek penelitian adalah koping individu
tidak efektif berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi stresor ditandai
dengan pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk kepalanya, Pasien
mengatakan “saya mengalami tensi tinggi itu sekitar kurang lebih 4 tahunan”,
Pasien mengatakan “saya sering merasa tegang dan kadang-kadang degdegan”,
Pasien mengatakan “saya kadang merasa gelisah ketika ada masalah”, Pasien
mengatakan “terkadang jika saya ingat-ingat dengan biaya sekolah anak dan
biaya hidup sehari-hari pasti saya merasa gelisah dan khawatir”, Pasien
mengatakan “kalau saya ada masalah, saya sangat sulit menemukan jalan
keluar, bahkan hampir tidak terpikirkan”, Pasien mengatakan “ketika saya
menghadapi suatu masalah terutama keadaan ekonomi, pasti saya cepat sekali
marah-marah. Ya lebih sensitif”. Penyebab dari diagnose yang dirumuskan
ialah factor yang dialami oleh kedua subjek penelitian

c. Perawat akan melakukan teknik self awareness skill selama 15-20 menit kepada
pasien A dan pasien B. Sesuai dengan hasil penelitian Rose dan Christina,
penelitian ini perencanaan disusun sistematis. Terkait dengan teori yang
menunjang penelitian, penelitian yang dilakukan akan dilakukan secara
berkesinambungan selama 3 hari

d. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 18, 19, dan 20 April 2018.
Dilakukan terapi self awareness skill selama 15-20 menit setiap pertemuan
dengan tahapan yang sistematis kepada kedua subjek penelitian. Didapatkan
perbedaan hasil penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh Rose yaitu
dari jumlah subjek yang digunakan rose sebanyak 36 subjek.

e. Kedua pasien mengalami perubahan yang signifikan terhadap kesehatannya


baik fisik maupun psikis dengan hasil data : Pasien mengatakan mampu
menggaunakan mekanisme koping adaptif, Pasien melaporkan bahwa sudah
dapat mengatasi stress, Pasien mampu menyatakan stres sudah berkurang,
Pasien tampak mampu menggunakan teknik self awareness skill untuk
mengatasi koping tidak efektif, Melaporkan penurunan stres, dapat
memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan stress, melaporkan kesadaran diri
saat melakukan aktifitas sehari-hari. Dengan demikian tujuan dari penelitian
tercapai sesuai dengan kriteria.

B. SARAN

1. Bagi Tempat Penelitian

Untuk menambah wawasan tenaga kesehatan di puskesmas mengenai


asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan koping individu tidak efektif,
dengan pemberian teknik non farmakologi (teknik self awareness skill) untuk
mengatasi koping individu tidak efektif.

Selain daripada itu diharapkan agar dalam pendokumentasian dilakukan


secara lengkap dan sistematis, sehingga dalam pencarian data lebih mudah untuk
didapatkan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian studi


kasus pemberian terapi self awareness skill pada pasien hipertensi dengan koping
individu yang tidak efektif dengan menggunakan lebih dari dua responden.

Anda mungkin juga menyukai