Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok

Mata Kuliah :Inovasi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Eva Nabila 1911010062

Hindun Risna wati 1911010328

Zia Urrohman 1911010486

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TH 2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan nikmat serta hidayah-Nya salah satunya nikmat kesehatan sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar teori
Belajar dan Pembelajaran”.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia. Semoga kita semua mendapatkan syafa’at Beliau di
Yaumil Akhir nanti, Aamiin.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Inovasi
Pembelajaran. Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini
dan penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Lampung, 19 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
A. Pengertian Teori Belajar Dan Pembelajaran.......................................
B. Menganalisis Konsep Dasar Teori Belajar Dan Pembelajaran...........
BAB III PENUTUP......................................................................................
KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori
akan berkaitan dengan sesuatu yang dipandang secara ilmiah. Jika teori
berhubungan dengan konsep maka dalam uraian konsep dasar akan tertuju pada
landasan ilmiah pembelajaran.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (melihat, mengamati dan
memahami sesuatu).
Dapat kita ketahui bahwa indicator belajar ditunjukkan dalam perubahan tingkah
laku. Dan untuk memantapkan fondasi pemahaman akan belajar, tentu kita perlu
mengetahui konsep dan teori belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian konsep dan teori belajar
2. Menganalisis Konsep Dasar Teori Belajar Dan Pembelajaran
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep dan teori belajar
2. Agar dapat memahami konsep dasar teori belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Dan Pembelajaran


Belajar proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yangdisebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, di mana perubahantingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecendrungan respon pembawaan,pemaksaan, atau kondisi sementara (seperti
lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya).
Menurut Morgan menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu
yang realita tetap dari tingkah laku sebagai akibat daripengalaman. Dengan
demikian dapat diketahuibahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan
manusia melalui pengalaman dan latihanuntuk memperoleh kemampuan baru dan
merupakan perubahantingkah laku yang relatif tetap,sebagai akibat dari latihan.
Menurut Hilgard menyatakan belajar merupakan proses perbuatanyang dilakukan
dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,yang
keadaannyaberbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya
Dalam pengertian diatas, tidak berarti semua perubahan berarti belajar,
tetapi dapat dimasukandalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang
mengandung suatu usaha secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu ada 4
pengertian tiori belajar
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentangperubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
lalu berkembang menjadi aliranpsikologi belajar yangberpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikandan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan padaterbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori ini berpandangan tentang belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagaiakibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata
lain belajar adalah perubahanyang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang barusebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon. (Hamzah Uno, 7: 2006).
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orangyang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakanmetode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikanpenguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teoriperilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif
ini memiliki perspektif bahwapara peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir,menyimpan, dan kemudianmenemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru denganpengetahuan yang telah ada.
Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner,
dan Gagne. Dariketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan padaapsek pengelolaan (organizer) yang memiliki
pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerjapada pengelompokkan atau
penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimanapeserta didik
memperoleh informasi dari lingkungan.
Dalam menerapkan teori Belajar Kognitif, Guru perlu fokus pada proses
berpikir siswa dan memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif
mereka. Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi
mereka untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan dan
memperbaikinya berdasarkan, serta merefleksikan diri agar dapat membantu
mereka dalam memahami proses mental.
 Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan
jurnal atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
 Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa
untuk menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa
lainnya untuk mengajukan pertanyaan. 
 Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk
mengembangkan cara berpikir kritis.
 Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang
mereka miliki.
 Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide
bisa terhubung.
 Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan
visualisasi dan permainan dalam menyampaikan materi.
3. Teori Belajar Humanistik
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia.Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif.Kemampuan positif ini yang disebut
sebagaipotensi manusia dan para pendidik yang beraliranhumanisme
biasanyamenfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
yangpositif.Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan
emosi positif yangterdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik
yang sangat kuat yang nampak daripara pendidik beraliran humanisme. Dalam
teori pembelajaran humanistik, belajar merupakanproses yang dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimanamemanusiakan
manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi
diri,pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Aplikasi teori humanisme lebih menonjolkan kebebasansetiap individu
siswa/imemahami materi pembelajaran untuk memperoleh informasi/pengetahuan
baru dengan caranya sendiri, selama proses pembelajaran.dalam teori ini peserta
didik berperan sebagai subjek didik, peran guru dalam pembelajaran humanisme
adalah fasilitator.
Peserta Didik Dalam pembelajaran yang humanis ditempatkan sebagai
pusat (central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam
memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian,peserta didik
diharapkan mampu menemukan potensinya danmengembangkan potensi tersebut
secara memaksimal. Peserta didik bebas berekspresi cara-carabelajarnya sendiri.
Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima informasi
yangdisampaikan oleh guru.
4. Teori Belajar Konstruksivisme
Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih
menekankan padaproses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya
dalam mengkonstruksipengalaman. Dalam proses belajarnya pun, memberi
kesempatan kepada siswa untukmengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannyasehingga siswa menjadi lebih
kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkunganbelajar yang
kondusif.Yang terpenting dalam teori konstruktivistik adalah bahwa dalam proses
pembelajaransiswalah yang harus mendapatkan penekanan.
Merekalah yang harus aktif mengembangkanpengetahuan mereka,
bukannya guru atau orang lain. Peserta didik perlu dibiasakan untukmemecahkan
masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelutdengan
ide-ide. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan
karenakreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri
sendiri dalamkehidupan kognitif siswa
Pembelajaran merupakan aktivitas central dalam kegiatan belajar-
mengajar. Sebagai point utama sebuah kegiatan belajar, adalah penting bagi guru
(pendidik) untuk menguasai dasar daripada kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Pemahaman konsep mengenai dasar atau teori pembelajaran akan membawa guru
untuk lebih mengenal lingkungan belajar, memahami siswa serta menuntun guru
menggunakan metode yang tepat sebagai langkah meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.

B. Menganalisis Konsep Dasar Teori Belajar Dan Pembelajaran


Berkembangnya psikologi dalam bidang pendidikan mempengaruhi
munculnya berbagai teori belajar dan pembelajaran. Diantara berbagai teori
belajar dan pembelajaran, salah satunya yaitu teori behaviorisme yang
mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang dapat diukur melalui
stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon. Teori behaviorisme tidak terlalu
menekankan pada proses dari belajar. Munculnya perilaku sebagai hasil daripada
belajar akan semakin kuat bila diberi reinforcement (penguatan baik posifif
ataupun negatif) dan hukuman. Teori behaviorisme banyak diungkapkan oleh
Thorndike, Watson, Clark Hull dan Skinner. Teori behaviorisme agaknya
menyebabkan siswa sebagai individu yang pasif karena adanya ketergantungan
pada stimulus yang diberikan oleh guru. Pemberian penguatan dan hukuman juga
tidak mutlak menghasilkan kontribusi positif pada perkembangan belajar siswa.
Berbeda dengan teori behaviorisme, teori kognitif lebih mengutamakan
proses belajar. Teori kognitif memiliki pandangan bahwa belajar adalah suatu
proses yang lebih menitikberatkan pada proses membangun ingatan, retensi,
pengolahan informasi dan emosi. Menurut Piaget, tokoh belajar kognitif, bahwa
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik.Teori kognitif memberikan keleluasan kepada peserta didik
untuk menerima pengetahuan sesuai dengan perkembangan kognitifnya melalui
penerimaan informasi (asimilasi) dan peyesuaian struktur koginitif dari informasi
yang diterima (akomodasi). Jean Piaget merupakan tokoh yang paling
berpengaruh pada teori belajar kognitif. Piaget membagi tahap perkembangan
peserta didik (sesuai perkembangan umur) menjadi tahap sensorimotorik,
praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Semakin tinggi tahap
perkembangan kognitif seseorang, semakin teratur dan semakin abstrak cara
berfikirnya. Berdasarkan perkembangan cara berpikir tersebut, maka guru
hendaknya dalam memberikan bahan ajar disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Teori kognitif ini memungkinkan peserta
didik aktif untuk berpikir, namun tidak menutup kemungkinan teori kognitif juga
memiliki kekurangan yaitu penekanannya yang hanya pada rancangan berpikir
tanpa memperhatikan sisi lain seperti moral, sikap, dan sebagainya
Beralih pada teori belajar kontruktivisme yang memandang bahwa belajar
merupakan proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh peserta didik
melalui pengalaman nyata. Peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif dan kritis
terhadap pengetahuannya. Guru hanya berperan untuk membantu agar proses
pengkontruksian pengetahuan peserta didik berjalan dengan lancar melalui
penyediaan lingkungan dan sarana prasarana sebagai tempat menimba
pengalaman nyata sebagai pengetahuannya. Berdasarkan teori ini, maka suatu
lembaga pendidikan hendaknya dapat memberikan sarana memadai yang memacu
siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar nyata.
Teori belajar humanistik agaknya merupakan teori yang lebih
mengungguli dari teori yang lain. Teori ini bertujuan untuk memanusiakan
manusia dalam belajar, oleh karena itu teori ini didasarkan pada berbagai dimensi
manusia baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang akhirnya mengarah pada
pengaktualisasian diri siswa untuk memahami dan merealisasikan dirinya pada
kehidupan nyata. Teori humanistik erat dengan pembahasan mengenai
kepribadian dan filsafat. Sehingga dalam penerapannya teori humanistik
membutuhkan penerjemahan konsep yang tidak mudah untuk dapat diujudkan
dalam langkah-langkah pembelajaran yang nyata.
Berbagai macam teori yang telah dikemukakan tersebut, hendaknya dapat
dijadikan referensi bagi guru (pendidik) untuk memilh metode yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga harus dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk turut serta aktif dalam setiap proses pembelajaran.
Masing-masing teori belajar dan pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu, pemahaman konsep yang mendalam terhadap teori
sangat diperlukan agar guru dapat secara bijak mengaplikasikannya dalam
kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUTP

A. Kesimpulan
Belajar adalah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbantuk kecakapan, ketrampilan
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Jelasnya
menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
Dengan demikian dapatlah dikatakan belajar itu sebagai rangkaian kegiatan
jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Menurut
pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin
mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Sebagai konsekuensi, pengertian
semacam ini dapat membuat suatu kecenderungan anak menjadi pasif, karena
hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.
Sehingga pengajarannya bersifat teacher centered, jadi gurulah yang
memegang posisi kunci dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru
menyampaikan pengetahuan agar anak didik mengetahui tentang pengetahuan
yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, pengajaran seperti ini ada juga
yang menyebutnya dengan pengajaran yang intelektualitas.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk pembelajaran dan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik dengan menoleh dari memperbaiki
kesalahan dalam makalah ini dengan harapan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, Uyoh, Drs. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta.


Salahudin, Drs, M.Pd. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia
https://www.kompasiana.com/amirazhar/5528f7cbf17e6188258b4581/aplikasi-
teori-humanisme-dalam-kegiatan-pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai