Oleh
Lalu sayidiman Huzaif
H1A011039
Pembimbing
PENDAHULUAN
Tumor di otak dapat jinak atau ganas, dan dapat primer atau metastasis dan
semuanya dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial. Sekitar 100.000
pasien di US meninggal akibat masa intracranial yang dapat menyebabkan papil
edema.
Suatu keadaan yang lain juga dapat menyebabkan tahanan pada transport
axoplasma tanpa disertai peningkatan tekanan intracranial. Keadaan seperti ini
terjadi pada tumor meningoma selaput saraf optic, glioma, anterior iskemik optic
neuropati dan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi saraf optk
(Ethambutol).
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Anamnesis
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku : Mbojo
Alamat : Bima
RM :147566
B. Keluhan Utama
Pasien datang ke poli mata RSUP NTB dengan keluhan penglihatan menghilang
mendadak pada ke dua mata sejak satu bulan yang lalu . Keluhan pada pasien disertai dengan
nyeri kepala di bagian kiri yang hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Pasien menjelaskan
pernah terjatuh saat bekerja dengan posisi kepala bagian belakang terbentur. Dua hari setelah
terjatuh pasien menegluh mual, muntah, mata terasa gatal, nyeri, dan bengkak di kedu mata. Satu
minggu kemudian penglihatan pasien tiba-tiba mengilang. Pasien pernah memeriksakan matanya
ke rumah sakit di bima dan diberikan obat oleh dokter mata namun tidak ada perubahan.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
F. Riwayat Alergi
A. Status Generalis
Tanda vital :
Tajam Pengelihatan
Visus naturalis LP + LP +
Cover Test Saat mata kiri ditutup, Saat mata kanan Ortotropia
mata kanan tetap ditutup, mata kiri
fiksasi dan tidak ada tetap fiksasi dan
deviasi tidak ada deviasi
pandang
Subjective
Laki-laki usia 19 tahun mengekuhkan tidak bisa melihat secara mendadak pada kedua matanya.
Pasien memiliki riwayat terjatuh dengan kepala bagian belakang terbentur. Dua hari setelah
terjatuh pasien mengeluh mata bengkak, merah, gatal dan nyeri yang disertai dengan mual,
muntah, dan sakit kepala.
Objective
Midriasis dikedua mata pasien dengan visus LP+ proyeksi buruk.
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan adanya benjolan pada kelopak mata kiri dan
kana, kemerahan.
Penegakan diagnosisn didapatkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dugaan untuk papil
edema dapat disimpulkan dari anamnesis. Selain itu pemeriksaan fundus Pemeriksaan dan CT
scan.
Terapi pada papil edema berhubungan dengan hilangnya visus yang bergantung pada penyebab,
gejala, tanda, dan progesifitas dari masalah yang ada. Bila tumor memungkinkan utntuk
diangkat, maka tindakan surgikal perlu dilakukan.
BAB V
PEMBAHASASAN
Papil edema merupakan suatu pembengkakan diskus saraf optic sebagai akibat skunder
dari peningkatan tekanan intracranial. Berbeda dengan penyebab lain dari pembengkakan diskus
saraf optic. Papil edema selalu timbul sebagai fenomena bilateral dan dapat berkembang dalam
beberapa jam sampai beberapa minggu dan Papil edema dapat terjadi pada usia berapapun.
Patofisiologi utama dari papil edema adalah adanya blokade dari transport axoplasmik, edema,
dan kongesti vaskuler. Transport axoplasmik merupakan suatu aliran material yang
bertanggungjawab untuk memelihara axon, material yang terutama adalah protein dan organel-
organel yang terbentuk di neurolsoma dan ditransportkan di sepanjang axon.word.
Transport axonal ini bergantung pada mikrotubuli-mikrotubuli yang menyerupai
‘railroad tracks’. Transport axoplasmik ortograde dapat terjadi lambat dan cepat. Pada transport
yang lambat, biasanya terjadi 0,5-3,0 mm per hari, dan pada transport yang cepat kecepatan
alirannya adalah 200-1000 mm per hari.word. Baik secara mekanik maupun vaskuler, keduanya
dapat menyebabkan blokade dari aliran axoplasmik ini. Secara mekanik biasanya disebabkan
karena adanya tumor atau massa, sedangkan secara vaskuler dapat terjadi karena perdarahan.
Biasanya blokade mulai terjadi bila terdapat tahanan pada lamina koroidalis atau lamina
skleralis. Tekanna yang terus menerus meningkat akan menyebabkan bendungan dan kerusakan
axon. Secara kllinis, edema pada optik disk dapat pula disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena pada atau dekat dengan lamina kribosa baik secara mekanis atau fisiologis menghambat
aliran axoplasmik.
Untuk mempermudah mengetahui stadium papil edema berdasarkan waktu, maka papil
edema dibedakan menjadi papil edema awal/insipien, fully developed/akut papil edema, kronis
papil edema, dan papil edema lambat. Perkembangan papil edema ini dapat terjadi beberapa hari
hingga beberapa minggu tergantung pada etiologinya. Biasanya edema akan mengenai optik disk
daerah superior dan inferior terlebih dahulu, setelah agak kronis (bulan hingga tahun) baru
mengenai daerah nasal dan kemudian temporal 1,2,3,6
a. Papil edema awal/insipien
Pada keadaan akut disk tampak hiperemis, bengkak, batas dengan margin tidak jelas dan
kekaburan di sekitar nerve fiber layer. Pulsasi vena juga tampak hilang spontan.
a. Funduscopy
Pada pemeriksaan fundus pasien didapatkan hasil papil ODS atrofi akibat edem papil
serta didapatkan macula terletak 3 mm sampai 4 mm arah temporal.
b. CT sacn
Dari hasil CT scan pada pasien dapat terlihat adanya massa intra axial di parieto frontal
dengan ukuran 5 cm x 7 cm dengan suspect glioblastoma multiform yang menyebabkan deviasi
media ke dekstra sejauh 1 cm. Dari hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan baik itu dari
pemeriksaan funduscopy dan CT scan didapatkan dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
tekanan intracranial yang disebabkan oleh adanya masa di intra axial di parieto frontal. Massa
tersebut menyebabkan hambatan aliran axoplasmik dengan edema intraaxonal pada daerah
diskus saraf optikus sehingga menyebabkan pembengkakan di diskus optikus.
Dari hasil anamnesis yang dilakukan pada pasien berupa pandangan yang hilang secara
tiba-tiba pada ke dua mata yang disertai dengan nyeri kepala, mual, muntah, kemudian pada
pemeriksaanfisik mata didapatkan midriasis pada kedua mata dan didapatkan hasil visus pasien
yaitu LP + proyeksi buruk. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan funduscopy dan
CT scan. Dari hasil yang didapatkan bisa ditegakan diagnosis pasien mengalami papil edema
pada kedua mata akibat adanya massa pada intra axial di parieto frontal dengan ukuran 5 cm x 7
cm yang menyebabkan terjadinya penekanan intracranial yang berdampak pada hilangnya
penglihatan pasien.
Terapi pada papil edema berhubungan dengan hilangnya visus yang bergantung pada
penyebab, gejala, tanda, dan progesifitas dari masalah yang ada. Bila tumor memungkinkan
utntuk diangkat, maka tindakan surgikal perlu dilakukan, terapi medikamentosa yang dapat
diberikan sehubungan dengan usaha untuk menurunkan tekanan intrakranial dengan membantu
meningkatkan absorbsi cairan serebrospinal dan menurunkan produksiya, yaitu dengan diuretika,
golongan karbonik anhidrase inhibitor dan acetazolamide.
Untuk komplikasi dapat terjadi kerusakan otak, stroke dan kematian. Pada kasus ini
penglihatan pasien sudah buruk karna didapatkan visus LP + dengan proyeksi yang buruk.
BAB V
PENUTUP
Laki-laki usia 19 tahun mengekuhkan tidak bisa melihat secara mendadak pada kedua
matanya. Pasien memiliki riwayat terjatuh dengan kepala bagian belakang terbentur. Dua hari
setelah terjatuh pasien mengeluh mata bengkak, merah, gatal dan nyeri yang disertai dengan
mual, muntah, dan sakit kepala. Dari hasil anamnesis serta pemeriksaa nfisik mata didapatkan
midriasis pada kedua mata dan didapatkan hasil visus pasien yaitu LP + proyeksi buruk. Pada
pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan funduscopy dan CT scan. Dari hasil yang
didapatkan bisa ditegakan diagnosis pasien mengalami papil edema pada kedua mata akibat
adanya massa pada intra axial di parieto frontal dengan ukuran 5 cm x 7 cm yang menyebabkan
terjadinya penekanan intracranial yang berdampak pada hilangnya penglihata pada kedua mata
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. M, Gsti. Makalah Papil Edema. 2016. Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Diponogoro semarang.
2. Sadun, A.A., 2009., Papil edema and raised intracranial pressure., in:.Yanoff &
Duker Ophthalmology., Boston: Mosby., 3rd Edition., chapter 9.5
3. Lee, A.G., FitzGibbon, E.J., et al., 2015., Papilledema., www.eyewiki.aao.org.,
diunduh tanggal 6 oktober 2020.
4. Gossman, M.V., Giovanni, J., 2014., Papilledema clinical presentation.,
emedicine.medscape.com., diunduh tanggal 7 Oktober 2020.